PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan pada Program Studi D-III Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Tanjungkarang difokuskan untuk menghasilkan lulusan
yang siap pakai, sehingga beroperasi pada bidang terapan sebagaimana
diamanatkan pada undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional. Dengan demikian, pada kurikulum pendidikan Politeknik
terdapat muatan - muatan yang bertujuan untuk mendekatkan kompetensi
peserta didik dengan tuntutan dunia kerja yang kelak akan dihadapi setelah
menyelesaikan pendidikannya. Pengalaman kerja di Puskesmas, merupakan
suatu hal yang penting dan harus dirasakan oleh setiap peserta didik.
1
melalui upaya perbaikan lingkungan/ sanitasi dasar dan perubahan
perilaku ke arah yang lebih baik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu menerapkan program kesehatan lingkungan di
Puskesmas Palapa
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa mengetahui Gambaran Umum Puskesmas Rawat
Palapa.
b. Agar mahasiswa mengetahui program Kesehatan Lingkungan
Mengetahui di Puskesmas Palapa
c. Agar mahasiswa mengetahui program Klinik Sanitasi di Puskesmas
Palapa.
C. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
a. Bagi puskesmas sebagai bahan masukan untuk melakukan peningkatan
kualitas program sanitasi dipuskesmas.
b. Bagi puskesmas praktik klinik sanitasi dapat diupayakan dalam
penambahan program dalam mengatasi masalah di masyarakat
terutama adalah masalah penyakit yang berbasis lingkungan dan lainya
serta sebagai salah satu layanan masyarakat di puskesmas yang
mengintegrasikan antara upaya kuratif, promotif dan preventif yang
berperan sebagai pusat informasi, pusat rujukan dan fasilitator
dibidang kesehatan lingkungan dan penyakit yang berbasis lingkungan
demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan sanitasi puskesmas.
b. Bagi mahasiswa yang melaksanakan Klinik Sanitasi dapat digunakan
untuk menambah pengalaman secara langsung di lapangan
2
(dimasyarakat) dan ilmu yang didapat. Selain itu, mahasiswa dapat
mengetahui secara langsung tentang penyakit yang berbasis
lingkungan dan masalah kesehatan lainya di puskesmas sehingga
mahasiswa di tuntut untuk dapat bekerjasama dengan dokter,
paramedis dalam menangani penyakit tersebut, mampu menganalisis
faktor risiko, mampu menjadi konsultan di puskesmas, mampu
memperdayakan masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan
masyarakat serta permasalahan-permasalahan kesehatan lainya.
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat terutama adalah pasien atau klien Klinik Sanitasi dapat
digunakan sebagai pelayanan untuk memperoleh informasi tentang
masalah kesehatan dan penyakit yang berbasis lingkungan dan membantu
mengatasi masalah tentang masalah kesehatan lingkunga dengan
memberikan beberapa alternatif dan masukan guna memecahkan masalah
kesehatan yang dihadapi terutama adalah masalah penyakit yang berbasis
lingkungan dengan harapan dapat menurunkan angka kejadian penyakit
berbasis lingkungan.
D. Lokasi
Berlokasi di Puskesmas Rawat Jalan Palapa yang beralamatkan di Jl. Cut
Nyakk Dien, Gg. Hidayat, No. 11, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung.
E. Tanggal Pelaksanaan
Hari : Senin s.d Sabtu
Tanggal : 01 – 13 Januari 2021
Pukul : Senin s.d Kamis 08.00 s.d 14.00 WIB
Jumat 08.00 s.d 12.00 WIB
Sabtu 08.00 s.d 13.00 WIB
3
F. Peserta Praktik
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
A. Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
5
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis, dan keadaan
infrastruktur di wilayah tersebut (Efendi, 2009).
B. Fungsi Puskesmas
6
a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakatyang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;
e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya
kesehatan berbasis masyarakat;
f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu,
dan cakupan pelayanan kesehatan; dan
i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat,termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan
respon penanggulangan penyakit.
7
dan bahagia. Ada 2 upaya dasar yang dilakukan di bidang kesehatan
lingkungan yaitu:
8
Klinik Sanitasi lingkungan merupakan suatu upaya/kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif dan kuratif
yang difokuskan pada penduduk yang menderita penyakit berbasis lingkungan
dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan oleh
petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara aktif
dan pasif di dalam dan di luar puskesmas (Depkes, 2002).
9
Secara umum tujuan klinik sanitasi yaitu meningkatkanderajat kesehatan
masyarakat melalui upaya preventif dan kuratif yangdilakukan secara terpadu,
terarah dan terus menerus.
1. Pasien
Penderita yang diduga berkaitan dengan kesehatan lingkungan yang
dirujuk oleh petugas medis keruang sanitasi.
2. Klien
Merupakan masyarakat umum bukan penderita penyakit yang dapat ke
puskesmas untuk berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan.
3. Ruang Klinik Sanitasi
Adalah suatu ruangan atau tempat yang dipergunakan oleh
sanitarian/tenaga kesling/tenaga pelaksana kegiatan sanitasi untuk
melakukan fungsi penyuluhan, konsultasi, konseling, pelatihan
perbaikan sarana sanitasi dan sebagainya.
4. Konseling
Adalah kegiatan wawancara mendalam dan penyuluhan yang bertujuan
untuk mengenali masalah lebih rinci kemudian diupayakan
pemecahanya yang dilakukan oleh tenaga sanitarian/tenaga pelaksana
klinik sanitasi, sehubungan dengan konsultasi penderita atau klien
datang kepuskesmas.
10
perhatian dan penerimaan melalui tingkah laku verbal dan non-verbal
yang akan memperngaruhi keberhasilan pertemuan tersebut. Tujuan
diadakanya konseling di klinik sanitasi adalah:
11
lokakarya puskesmas yang melibatkan seluruh penanggungjawab
kegiatan dan di laksanakan sebulan sekali.
2. Kegiatan Luar Gedung
Kegiatan luar gedung merupakan tindak lanjut dari kegiatan konseling
berupa kunjungan rumah. Pada kunjungan rumah ini dilakukan inspeksi
sanitasi terhadap kondisi lingkungan tempat tinggal pasien serta
penyuluhan yang lebih terarah, baik kepada pasien, keluarga pasien
maupun tetangga sekitar.
Kunjungan ini merupakan kegiatan rutin yang tertajam sasarannya, karena
saat kunjungan petugas telah mempunyai data tentang sarana sanitasi
lingkungan yang bermasalah yang perlu di periksa dan faktor-faktor
perilaku yang berperan besar dalam terjadinya penyakit. Apabila dalam
kunjungan tersebut perlu dilakukan suatu perbaikan atau pembangunan
sarana sanitasi dasar dengan biaya besar, maka petugas dapat
mengusulkan kepada instansi terkait (Depkes RI, 2002).
12
Pada tahun 2006, sekitar 55 kasus yang terkontaminasi dan 45
meninggal (CFR 81,8%, Sedangkan tahun 2007- 12 Februari dinyatakan
9 kasus yang terkonfirmasi dan diantaranya 6 meninggal (CFR 66,7 %).
Adapun hal-hal yang masih dijadikan tantangan yang perlu ditangani
lebih baik oleh pemerintah yaitu terutama dalam hal survailans,
penanganan pasien/penderita, penyediaan obat, sarana dan prasarana
rumah sakit.
13
Akan tetapi secara umum manusia dapat juga menjadi
sumber penularan dari orang ke orang. Selain itu, makanan juga
dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen akibat
lingkungan yang tidak sehat, di mana-mana ada mikroorganisme
patogen, sehingga menjaga makanan kita tetap bersih harus
diutamakan . cara penularan melalui:
14
Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan.
Cuci tangan denagn sabun setelah buang air besar.
Minum air putih yang sudah dimasak.
Menutup makanan dengan tudung saji.
Cuci alat makan dengan iar bersih.
Jangan makan jajanan yang kurang bersih.
Bila yang diare bayi, cuci botol dan alat makan bayi
dengan air panas/mendidih.
d) Intervensi pada faktor lingkungan dapat dilakukan antra lain
melalui:
Perbaikan sanitasi lingkungan dan pemberantasan
vektor secara langsung.
Perbaikan sanitasi dapat dihadapkan mampu
mengurangi tempat perindukan lalat. Cara yang bisa
diambil di antaranya adalah menjaga kebersihan
kandung hewan, buang air besar di jamban yang sehat,
pengelolaan sampah yang baik dans ebagainya
(Ike,2014).
b. ISPA
15
pada kematian. ISPA merupakan penyakit yang mudah sekali
menular. Orang-orang yang memiliki kelainan sistem kekebalan
tubuh dan orang-orang lanjut usia akan lebih mudah terserang
penyakit ini. Seseorang bisa tertular ISPA ketika dia menghirup
udara yang mengandung virus atau bakteri.
16
respons terhadap racun yang dikeluarkan oleh virus atau bakteri
yang menempel di saluran pernapasan. Contoh-contoh gejala
ISPA antara lain:
a) Sering bersin
b) Hidung tersumbat atau berair.
c) Para-paru terasa terhambat.
d) Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit.
e) Kerap merasa kelelahan dan timbul demam.
f) Tubuh terasa sakit.
Pusing
Kesulitan bernapas.
Demam tinggi dan menggigil.
Tingkat oksigen dalam darah rendah.
Kesadaran menurun dan bahkan pingsan.
2) Penyebab ISPA
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ISPA ditularkan
oleh virus dan bakteri. Berikut ini adalah beberapa
mikroorganisme yang menjadi penyebab munculnya ISPA:
17
a) Adenovirus. Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis,
dan pneumonia bisa disebabkan oleh virus yang memiliki
lebih dari 50 jenis ini.
b) Rhinovirus. Virus ini menyebabkan pilek. Tapi pada anak
kecil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, pilek
biasa bisa berubah menjadi ISPA pada tahap yang serius.
c) Pneumokokus. penyakit meningitis disebabkan oleh virus
jenis ini. Bakteri ini juga bisa memicu gangguan pernapasan
lain, seperti halnya pneumonia.
Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam
melawan infeksi virus maupun bakteri terhadap tubuh manusia.
Risiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika
kekebalan tubuh lemah. Hal ini cenderung terjadi pada anak-
anak dan orang yang lebih tua, serta siapa pun yang memiliki
penyakit atau kelainan dengan sistem kekebalan tubuh yang
lemah. ISPA juga akan lebih mudah menjangkiti orang yang
menderita penyakit jantung atau memiliki gangguan dengan
paru-parunya. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi
saluran pernapasan akut dan cenderung lebih sulit untuk pulih
dari kondisi ini.
3) Cara Mendiagnosis ISPA
Diagnosis ISPA umumnya ditegakkan melalui anamnesa
(wawancara seputar riwayat penyakit dan gejala), pemeriksaan
fisik, dan apabila diperlukan, pemeriksaan laboratorium. Pada
pemeriksaan fisik, suara napas Anda akan diperiksa untuk
mengetahui apakah ada penumpukan cairan atau terjadinya
peradangan pada paru-paru. Hidung dan tenggorokan juga akan
diperiksa. Pemeriksaan tambahan yang mungkin dilakukan
adalah prosedur pulse oxymetry. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
memeriksa seberapa banyak oksigen yang masuk ke paru-paru,
18
dan biasanya dilakukan pada pasien yang mengalami kesulitan
bernafas. Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan untuk
melakukan pengambilan sampel dahak untuk diperiksa di
laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan jenis
virus atau bakteri penyebab ISPA. Apabila infeksi dicurigai telah
masuk sampai ke dalam paru-paru, maka pemeriksaan dengan X-
Ray atau CT scan mungkin akan direkomendasikan oleh dokter.
Kedua jenis pemeriksaan ini dilakukan untuk mengamati kondisi
paru-paru Anda.
4) Pengobatan yang Dilakukan pada ISPA
Belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus
yang menyerang manusia. Pengobatan yang dilakukan selama ini
biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat
infeksi virus.Istirahat yang cukup dan mengonsumsi banyak air
mineral bisa membantu meredakan gejala itu. Beberapa jenis
obat yang sering diberikan dokter untuk meredakan gejala-gejala
ISPA diantaranya:
19
Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik yang paling tepat
untuk membasmi bakteri penyebab infeksi. Agar tidak
menimbulkan efek samping yang berbahaya, antibiotik harus
sesuai dengan resep dokter. Jika dibiarkan tanpa penanganan,
komplikasi yang terjadi akibat ISPA sangat serius dan bisa
berakibat fatal. Komplikasi yang sering kali terjadi bersamaan
dengan ISPA adalah gagal napas dan gagal jantung kongestif.
5) Pencegahan ISPA
Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA.
Berikut ini adalah beberapa pola hidup higienis yang bisa
dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap ISPA.
a) Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas
di tempat umum.
b) Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung,
dan mata dengan tangan agar Anda terlindung dari
penyebaran virus dan bakteri.
c) Hindari merokok.
d) Perbanyak konsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
e) Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau
tangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit kepada orang lain.
f) Berolahraga secara teratur juga bisa membantu
meningkatkan kekebalan tubuh dan mengurangi risiko
penularan infeksi. Semakin sering berolahraga,
semakin kecil pula risiko tertular ISPA.
c. Tuberculosis (TBC)
20
TBC atau tuberculosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang dan merusak jaringan tubuh manusia.
Bakteri tersebut dapat ditularkan melalui saluran udara.
TBC biasanya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyebar ke
tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung, dan organ
lainnya. Jenis tuberkulosis yang diderita oleh pasien sering kali
merupakan infeksi TBC laten, di mana terdapat bakteri TBC yang
“tertidur” atau belum aktif secara klinis. Bakteri TBC akan aktif dan
mulai menunjukkan gejala setelah periode waktu tertentu, beberapa
minggu bahkan beberapa tahun, tergantung kondisi kesehatan dan
daya tahan pasien. Jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang
melemah (misalnya pada penderita HIV, kanker, atau pasien yang
menjalani kemoterapi), maka TBC akan berkembang lebih cepat.
21
g) Perilaku:
Menutup mulut bila batuk
Membuang ludang pada tempatnya
Jemur peralatan dapur
Jaga kebersihan diri
Istirahat yang cukup
Makan-makan bergizi
Tidur terpisah dari penderita (Prabu, 2008).
22
nyamuk menggigit orang sehat akan menularkan virus
dengue.
c) Virus dengue tetap berada dalam tubuh nyamuk sehingga
dapat menularkan kepada orang lain dan seterusnya.
3) Cara efektif mencegah penyakit Demam Berdarah (berdasarkan
faktor penyebab penyakit) sebagai berikut:
a) Lingkungan rumah kurang baik
Menutup tempat penampungan air
Menguras bak mandi 1 minggu sekali
Memasang kawat kasa pada ventilasi dan lubang
penghawaan
Membuka jendela dan pasang genting kaca agar terang
dan tidak lembab.
b) Lingkungan sekitar rumah tidak terawat:
Seminggu sekali mengganti air tempat minum burung
dan vas bunga.
Menimbun ban, kaleng dan botol/gelas bekas.
Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air
yang jarang di kuras atau memelihara ikan pemakan
jentik.
c) Perilaku tidak sehat:
Melipat dan menurunkan kain/baju yang bergantungan
(Ike,2014).
e. Kecacingan
Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi
masalahkesehatan masyarakat yang berhubungan erat dengan
23
kondisi lingkungan. Penyebaran kecacingan ini melalui kontaminasi
tanah oleh tinja yang mengandung telur cacing. Telur tumbuh dalam
tanah, dengan suhu optimal ± 30° C. lnfeksi cacing terjadi bila telur
yang infektif masuk melalui mulut bersama makanan atau
minuman yang tercemar atau melalui tangan yang kotor (Depkes
RI, 2007;WHO, 2011).
1) Cacing kremi
Cacing ini merupakan jenis cacing gelang. Bentuknya sangat
kecil, tidak berbahaya, tetapi sangat umum menginfeksi orang
dewasa, terlebih anak-anak. Cacing kremi tinggal di usus besar
dan rektum. Cara penularan ke manusia adalah ketika manusia
menyentuh telur-telur tersebut lalu tertelan. Saking kecilnya,
telur cacing kremi mudah terbang dan terhirup oleh manusia.
2) Cacing pita
Selama ini banyak orang yang tahu bahwa cacing pita hanya
menular melalui konsumsi daging yang kurang matang. Namun,
cacing pita juga bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui air
minum yang telah terkena kontaminasi telur atau larva cacing
pita. Cacing pita ini terbilang mengerikan karena bisa tumbuh di
dalam tubuh manusia sampai berukuran 15 cm dan hidup selama
30 tahun.
3) Cacing gelang
Cacing gelang merupakan salah satu penyebab cacingan
pada orang dewasa, yang menular melalui makanan yang sudah
terkena kontaminasi telur cacing, lalu dimakan oleh manusia.
Cacing-cacing ini dapat berkembang biak hingga dalam jumlah
banyak di dalam tubuh manusia.
4) Cacing pipih
Cacing ini hidup di darah, usus, atau jaringan tubuh
manusia. Sebenarnya cacing pipih lebih banyak menginfeksi
24
hewan daripada manusia. Namun, jika Anda sering
mengonsumsi sayuran mentah, terutama selada air, Anda
berisiko terinfeksi cacing ini. Telur cacing pipih juga bisa masuk
ke dalam tubuh manusia melalui air minum yang terkontaminsi
telur cacing.
5) Cacing tambang
Telur cacing tambang bisa masuk ke dalam tubuh manusia
melalui pori-pori kulit. Karenanya, jika Anda berjalan tanpa alas
kaki di atas tanah atau media yang menjadi habitat larva cacing
tambang, kesempatan cacing untuk masuk ke dalam tubuh Anda
dengan menembus kulit sangat besar.
6) Cacing trikinosis
Jenis cacing ini terdapat pada daging matang yang sudah
dihinggapi larva cacing. Setelah masuk ke dalam tubuh, larva
berdiam di usus manusia dan tumbuh menjadi dewasa. Setelah
itu larva akan berkembang biak dan berpindah dari usus ke otot
atau jaringan tubuh yang lain.
Cara ekektif mencegah penyakit kecacingan (berdasarkan
faktor penyebab penyakit):
25
Menutup makanan pakai tudung saji
d) Perilaku tidak hygiene maka diperlukan:
Cuci tangan pakai sabun sebelum makan
Cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar
Gunakan selalu alas kaki
Potong pendek kuku
Tidak gunakan tinja segar untk pupuk tanaman (Prabu,
2008).
f. Penyakit kulit
26
Potong pendek kuku jari tangan
c) Perilaku tidak hygiene maka diperlukan:
Peralatan tidur dijemur
Tidak menggunakan handuk dan sisir secara bersamaan
Sering menggantin pakaian
Pakaian sering dicuci
Buang air besra di jamban
Istirahat yang cukup
Makan makanan bergizi (Prabu, 2008).
g. Keracunana makanan
1) Cara efektif mencegah keracunan makanan, berdasarkan faktor
penyebab penyakit:
1) Makanan rusak atau kadaluarsa maka:
Pilih bahan makanan yang baik dan utuh
Makanan yang sudah rusak/ kadaluarsa tidak dimakan
2) Pengolahan makanan tidak akurat
Memasak dengan matang dan panas yang cukup
Makan makanan dalam keadaan panas/hangat
Panaskan makanan bila akan dimakan
3) Lingkungan tidak bersih/hygiene
Tempat penyimpanan makanan matang dan mentah
terpisah
Simpan makanan pada tempat yang tertutup
Kandang ternak jauh dari rumah
Tempat sampah tertutup
4) Perilaku tidak hygienes
Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makan
Cuci tangan pakai sabun sesudah BAB
27
Bila sedang sakit jangan menjamah makanan atau
pakaian tutup mulut (Prabu,2008).
h. Penyakit Malaria
1) Cara efektif mencegah penyakit malaria, berdasarkan faktor
penyebab penyakit sebagai berikut:
a) Lingkungan rumah/ventilasi kurang baik, maka diperlukan:
Memasang kawat kasa pada ventilasi/ lubang
penghawaan
Jauhkan kandang ternak dari rumah ayam membuat
kandang kolektif
Buka jendela atau buka genting kaca agar terang dan
tidak lembab.
b) Lingkungan sekitar rumah tidak terawat, maka diperlukan:
Sering membersihkan rumput/semak disekitar rumah dan
tepi kolam
Genangan air dialirkan atau ditimbun
Memelihara tambak ikan dan memebersihkan rumput
Menebar ikan pemakan jentik
c) Perilaku tidak sehat
Melipat dan menurunkan kain/baju yang bergantungan
Tidur dalam kelambu
Pada malam hari berada dalam rumah (Prabu, 2008).
28
BAB III
29
1. Kelurahan Sumber Rejo
2. Kelurahan Langkapura
3. Kelurahan Kemiling Permai
Kemudian berdasarkan Perda No.04 tahun 2012 pada bulan september 2012
Pemerintah Kota Bandar Lampung mengadakan pemekaran wilayah lagi,
Kecamatan Kemiling menjadi 2 Kecamatan yaitu :
1. Kecamatan Kemiling
2. Kecamatan Langkapura
1. Dp. Karyadi, Bp Suparji, Bp. Sumardi, Bp. Kandar, Bp. Komari, Bp.
Fatullah Amir, Bp. Suratman s/d tahun 1984. *)sumber Ny. Fatimah, tokoh
mayarakat Kemiling
2. Renny Ginting dari tahun1984 s/d 1986.
3. dr. Firhat Esfandiari dari tahun 1986 s/d tahun 1988.
4. dr. H. M. Harun Akid dari tahun 1988 s/d 1995
5. dr. Gomal Marpaung dari tahun 1995 s/d 1996.
30
6. dr. Endang Sri Handayani dari tahun 1996 s/d 1997.
7. drg. Lis Yunita Pohan dari tahun 1997 s/d 1998.
8. drg. Rekso dari tahun 1998 s/d Agustus 2006.
9. dr. Endang Rosanti M.Kes. dari Agustus 2006 s/d Juni 2019
10. dr. Hany Musliha dari Juni 2019 s/d sekarang.
3. Keadaan Geografis
31
Data Luas Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling Tahun 2018
No KELURAHAN LUASWILAYAH PROSENTASE
(Ha)
c. Data Penduduk
Data penduduk Sasaran Program Kesehatan diwilayah kerja UPT Puskesmas Rawat
Inap Keimiling pada tahun 2018 berdasarkan hasil P4B KBL TH 2017 dapat dilihat
dilihat pada tabel berikut
32
Tabel 2.
Data Penduduk Sasaran Program Kesehatan
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling Tahun 2018
NO KELURAHAN JUMLAH KK RU IBU BAYI BBLR
PENDUDUK
MA HAM
LK PR JML H IL LK PR JML K L PR JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 13 14
1 SUMBER 6205 5919 12124 2210 1979 235 10 10 213 1 2 12 24
9 4
REJO
2 KEMILING 6472 7196 13668 3232 3073 265 11 12 241 1 2 13 25
PERMAI 4 7
3 KEMILING 3390 3207 6597 2883 2499 128 60 57 117 6 6 12
RAYA
4 S. REJO 3041 2944 5985 2363 2277 116 54 52 106 6 6 12
SEJAHTERA
JUMLAH 1910 19266 38374 1068 9829 744 33 34 677 3 6 37 73
8 8 7 0
33
1
272 25 530 220 205 425 52 52 104 160 154 314 229 213 442
8
1710 16 3396 1381 1342 2723 325 338 663 1004 1006 2010 1439 1396 2835
86
REMAJA 10-12 USIA SEKOLAH PUS BULIN BURIST BUSUI USILIA (45-59 TH)
TH I
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
504 471 975 954 897 1851 2062 225 47 425 1001 953 1954
526 573 1099 994 1090 2084 2324 253 53 480 1044 1158 2202
276 255 531 521 486 1007 1121 122 26 231 547 516 1063
247 234 481 467 446 913 1017 111 23 210 491 474 965
1553 1533 3086 2936 2919 5855 6524 711 149 1346 3083 3101 6184
34
Tabel 3.
Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling Tahun 2018
No Tingkat Pendidikan Jumlah Total
Laki laki Perempuan
1 Sarjana 1073 1090 2162
2 Sarjana Muda 568 576 1144
3 SLTA 5509 5516 11025
4 SLTP 4238 3736 7975
5 SD 5472 5567 11039
6 TK 1452 1483 2935
7 Buta Huruf 0 0 0
8 Belum Sekolah 1053 1041 2094
Jumlah 19365 19009 38374
Data penduduk menurut tingkat pendidikan di wilayah kerja UPT Puskesmas Rawat
Inap Kemiling Tahun 2018 dari sarjana sampai belum sekolah dengan jumlah
penduduk laki – laki 19365 dan jumlah penduduk perempuan 19009, dengan jumlah
keseluruhan 38374.
Tabel 4.
Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling Tahun 2018
No Mata Pencaharian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 7138
2 TNI atau POLRI 229
3 Dagang 1722
4 Tani 1766
35
5 Tukang 1267
6 Pensiunan 254
7 Swasta 2043
8 Buruh 1385
9 Lain – lain 7080
10 Belum Bekerja 15490
Jumlah 38374
Data Penduduk Menurut Mata Pencarian Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Rawat Inap Kemiling Tahun 2018 dari Pegawai Negeri sampai dengan Belum
Bekerja dengan Jumlah Keseluruhan Mata Pencarian yaitu 38374.
Tabel 5.
Data Penduduk Menurut Agama
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling Tahun 2018
No Agama Laki Perempan Jumlah
1 Islam 18638 18927 37564
2 Kristen 161 164 325
3 Kristen Katolik 200 204 404
4 Hindu 22 23 46
5 Budha 17 18 36
Jumlah 19038 19336 38374
Data Penduduk Menurut Agama di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap
Kemiling tahun 2017 dari Agama Islam sampai dengan Agama Budha dengan jumlah
penduduk laki – laki 18710 dan jumlah penduduk penduduk perempuan 19002,
dengan jumlah keseluruhan 37712.
36
Tabel 6.
Jumlah Penduduk Miskin
Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling Tahun 2018
No Kelurahan Jumlah
KK Jiwa Bulin
1 Sumber Rejo 941 3372 86
2 Sumber Rejo Sejahtera 937 3370 81
3 Kemiling Permai 1595 5725 65
4 Kemiling Raya 422 1518 60
Jumlah 3895 13985 292
Data Penduduk Miskin di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Rawat Inap Kemiling
Tahun 2018 terdiri dari 4 Kelurahan yaitu Kelurahan Sumber Rejo, Kelurahan
Sumber Rejo Sejahtera, Kelurahan Kemiling Permai, dan Kelurahan Kemiling Raya
dengan jumlah keseluruhan KK dari 4 Kelurahan 3895, jumlah keseluruhan Jiwa dari
4 Kelurahan 13985 dan jumlah keseluruhan Bulin dari 4 Kelurahan 292.
B. Morbiditas
Data 10 besar penyakit di Puskesmas Rawat Inap Kemiling tahun 2017
NO JENIS PENYAKIT/KODE PENYAKIT JUMLAH
KASUS
1 Nasopharyngitis (Commond Cold) 11555
2 Pharingitis akut 5248
3 Hipertensi esensial 5043
4 Dispepsia (ganguan fungsi lambung) 4604
5 Diabetes Mellitus tidak tergantung 4360
insulin (NIDDM)
6 Febris 3602
7 Dermatitis kontak alergi 3267
8 Mialgia 3103
37
9 Konsilitis akut 2583
10 Hyper kolestrol 1676
Data 10 besar penyakit di Puskesmas Rawat Inap Kemiling tahun 2018 yaitu penyakit
Nasopharyngitis (Commond Cold), Pharingitis akut, Hipertensi esensial, Dispepsia
(ganguan fungsi lambung), Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM),
febris, Dermatitis kontak alergi, Mialgia, Konsilitis akut, Hyper kolestrol, dengan
jumblah keseluruhan penyakit 10 besar yaitu 45,041.
38
PELAYANAN PERORANGAN
1. Poli Umum
Pemeriksaan Pasien
Pengobatan
Pemeriksaan kesehatan (KIR)
Pemeriksaan Buta Warna
Pemeriksaan haji
2. Poli Gigi
Pemeriksaan karang gigi
Cabut gigi dewasa
Cabut gigi susu
Tambal sinar
Tambal sementara
Tambal tetap
3. Poli KIA
Periksaan ibu hamil
Persalinan
Pemeriksaan bayi dan balita
Konseling remaja
Imunisasi bayi
Imunisasi catin
Pelayanan KB
4. Farmasi
Pelayanan obat
5. Laboratorium
Pemeriksaan pp test
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan widal, malaria, HbsAg, HIV, TPHA, GO
Sputum tersangan TB Paru
Pemeriksaan fungsi hati dan ginjal, pemeriksaan gula darah, asam
urat, kolesterol, golongan darah.
6. Klinik Sanitasi
7. Konseling Gizi
8. PAL (practical approach to lung health)
9. Klinik VCT/IMS
39
2. Pelayan Gizi
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pencegaham dan pengendalian penyakit
Penyakit menular
Penyakit tidak menular
Survailends
5. Promkes
Misi :
40
3) Menerapakan system manajemen yang profesional, transfaran dan
akuntable.
4) Meningkatkan sumberdaya manusia profesional.
5) Membangun Puskesmas yang aman dan nyaman.
6) Menjadi puskesmas dengan program anak.
Motto :
41
BAB IV
A. Penyehatan Lingkungan
1. Air Bersih
Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia
dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-
bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat
yang mutlak bagi setiap mahluk hidup dan kebersihan air adalah syarat
utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981).
a. Persyaratan Fisik
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik,
diantaranya air terlihat jernih dan tidak terlihat keruh kekuning-
kuningan atau semacamnya. Air terutama sebagai air minum
sangatlah melihat persyaratan fisik ini. Karena apabila air terlihat
42
keruh, berarti terdapat senyawa yang tidak baik dan dapat
mengganggu kesehatan.
Syarat fisik yang kedua adalah ditinjau dari segi rasa. Air yang
lolos syarat fisik haruslah memiliki rasa yang tawar. Karena air
yang memiliki rasa pahit, asin, manis atau lainya kemungkinan
tercampur senyawa yang tidak baik untuk kesehatan.
Syarat fisik yang lain adalah tidak berbau. Syarat bersih sebuah air
adalah air tersebut tidak berbau saat dicium dari dekat maupun
dari kejauhan. Namun apabila air beraroma tidak sedap saat
dicium berarti terdapat senyawa-senyawa yang mengendap pada
air tersebut.
b. Persyaratan Mikrobiologi
Persyaratan berdasarkan mikrobiologi adalah air tidak
mengandung zat-zat yang dapat mengganggu kesehatan seperti
disentri, tipus, kolera, dan bakteri pathogen penyebab penyakit.
c. Persyaratan Kimia
Syarat kimia yang harus dipenuhi pertama adalah terdapatnya
kandungan pH atau derajat keasaman yang tidak lebih kurang
ataupun lebih besar yang berakibat merubah senyawa dalam air
menjadi zat beracun yang dapat mengganggu kesehatan.
Selain itu kandungan besi dalam air juga tidak boleh melebihi
0,1 mg/l. Jika kandungan besi dalam air terlalu tinggi maka warna
air akan berubah menjadi kekuningan dan rasanya pun seperti ada
logam besi dalam air.
Jika kesemua syarat di atas telah dipenuhi maka air tersebut
layak dikonsumsi untuk diminum. Jangan lupa jika and ingin
ketersediaan air tercukupi dalam jangka waktu yang lama maka
43
jika melakukan pengelolaan air harus melakukan filter air secara
benar tana merusak alam.
2. Air Limbah
Air Limbah adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air
beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun
terlarut dalam air.
a. Secara alami
Pengolahan air limbah secara alami dapat dilakukan dengan membuat
kolam stabilisasi. Di kolam ini, air limbah dinetralisasi dulu dari zat-zat
pencemar sebelum dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum
digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air
limbah yang tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi
(pemusnahan mikroorganisme patogen). Cara ini juga cukup murah, jadi
kamu bisa mencoba membuatnya sendiri di sekitar rumah.
b. Secara bantuan
Pengolahan cara ini biasa dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). Petugas menggunakan untuk menetralisasi air limbah
melalui 3 tahapan, yaitu primary treatment (pengolahan pertama),
secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary treatment
44
(pengolahan lanjutan). Dengan ketiga tahap ini, air limbah akan
ternetralisasi dengan baik, sehingga dapat langsung dialirkan ke sungai.
3. Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3
Limbah B3 merupakan singkatan dari Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun.
45
4. Sampah Domestik
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga).
46
2) Langit – langit
a) Langit – langit harus kuat, berwarna terang,dan mudah
dibersihkan.
b) Ketinggian langit – langit dari lantai minimal 2,8m
47
5) Mudah di bersihkan tanpa merusak lantai.
6. Linen
Kain kotor yang ada di puskesmas dicuci oleh petugas linen dan ada
sebagian kain kotor yang dibawa pulang oleh petugas linen untuk dicuci di
rumahnya.
48
untuk mencegah dan mengurangi timbulnya resiko kesehatan dari air minum
DAM Serta memelihara dan mempertahankan kualitas air minum yang
dihadirkan DAM sesuai ketentuan permenkes agar masyarakat yang
mengonsumsi nya dapat terjamin kesehatannya. Setelah melakukan sosialisasi
kami melakukan survey atau turun ke lapangan dan melihat kondisi Depot Air
Minum yang sesungguhnya, dengan menggunakan Checklist.
49
50
CHECKLIS PENGUMPULAN DATA DEPOT AIR MINUM (DAM)
TAHUN 2019
I. Tempat
51
retak,tidak menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta
warna yang terang dan cerah
II. Peralatan
52
17 2 Tandon air baku harus tertutup dan terlindungi
III. Penjamah
53
30 2 Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi
100
Petunjuk Pengisian :
54
I. CARA PENGISIAN : Obyek yang memenuhi syarat diberikan tanda
(√) pada kolom “Tanda” yang tersedia
II. CARA PENILAIAN : Penilaian adalah merupakan jumlah obyek
yang memenuhi syarat yaitu dengan cara menjumlahkan nilai yang bertanda
(√)
1. Jika nilai pemeriksaan mencapai 70 atau lebih, maka dinyatakan
memenuhi persyaratan kelaikan fisik
2. Jika nilai pemeriksaan dibawah 70 maka dinyatakan belum memenuhi
persyaratan kelaikan fisik,dan kepada pengusaha diminta segera
memperbaiki obyek yang bermasalah
3. Jika nilai telah mencapa 70 atau lebih, tetapi pada obyek nomor 38 tidak
memenuhi syarat, berarti DAM yang bersangkuan tidak memenuhi syarat
kesehatan.
55
72
6 10/12/2019 Casmandi Sumberagung Rt 03 LK II Pernapasan
Tahun
7
7 10/12/2019 Maysya Pinang 3 No 22 Tipus
Tahun
Ganesha 7 Jl. Marga Sinar Banten, Sumberejo LK
8 10/12/2019 Perut
Hoki S Tahun II Rt 03
6
9 10/12/2019 Ragil Jl. Kurungan Nyawa Kemling Alergi
Tahun
80
10 10/12/2019 Sena Griya Kencana Blok 5 No 5 TB Paru
Tahun
Adi 34
11 11/12/2019 Jl imam bonjol gang terong TB Paru
Saputra Tahun
Nur 19
12 11/12/2019 Jl ngurai D2 no 5 TB paru
Hasanah Tahun
15
13 11/12/2019 Helmi Panti sosisal Jl pramuka (PRSPD) Pernapasan
Tahun
M.
14 11/12/2019 3 Bulan BKP Blok K No 74 Dermatitis
Sawqi.S
2 Jl, Catur Tunggal Perum Wisma Mas 2
15 11/12/2019 Jerri Dermatitis
Tahun Blok 5 No 16
Biang
16 11/12/2019 M Faiz 8 Bulan Batu Putu
Keringat
3
17 11/12/2019 Genzo Jl. Marga Prum Blok A No A3 Diare
Tahun
19
18 11/12/2019 Bagus ISPA
Tahun
5 Jl. Imba Kusuma Ratu gg. Sawah
19 12/12/2019 M Hafiz Diare
Tahun Kemiling
1
20 12/12/2019 Aulia Kemiling Raya Diare
Tahun
Gatel dan
21 12/12/2019 Putra 7 Bulan Jl. T.C Ditiro gg. Mawar 1 Sumberejo
Diare
45
22 12/12/2019 Gapar Jl. Nuri Wana Asri Cacar Air
Tahun
62 Jl. Imam Bonjol Gg. Pemancar
23 12/12/2019 Hj. Erna Asma
Tahun Sumebrejo NO 19
50
24 12/12/2019 Sudaryanto Jl. Pramuka Gg. Alpukat Dermawan 5 TB Paru
Tahun
15
25 12/12/2019 Rosdalina Jl. Melaway Blok 1 No 18 Paru -Paru
Tahun
4 Sesak
26 12/12/2019 Arka Jl. Sumberejo Kemiling
Tahun Napas
6
27 12/12/2019 Aktar Perum Bukit Bingin Raya Cacar
Tahun
56
28 12/12/2019 Azanea 3 Bulan Jl kemiling gang kulit furunkel
40
29 13/12/2019 Sumami Perum Wisma Mas Blok 5 TB Tulang
Tahun
67 Jl. Perum Sakura Residence Kedaung
30 13/12/2019 Zulkarnain Kulit
Tahun Kemiling
62 Sesak
31 13/12/2019 Baronsyah OKT Blok T
Tahun Napas
54 Jl. Ri Kesuma Ratu Gg. Sakura
32 13/12/2019 Rubiah Pernapasan
Tahun Kemiling
Dimas 19 Jl. Imam Bonjol Gg. Walu No 80
33 13/12/2019 TBC
Aditia Tahun Kemiling
M Aldi 2
34 13/12/2019 Raden Imba Kusuma Kemiling Permai Diare
Putra Tahun
Gatal –
35 13/12/2019 M Wildan 6 Bulan Jl. Randu
gatal
2 Gatal –
36 13/12/2019 Kanza Jl. Purna Wirawan LK 3 No 6
Tahun gatal
40 Gatal –
37 16/12/2019 Leni BKP Blok B 49
Tahun gatal
21
38 16/12/2019 Kiara Sumberejo Diare
Bulan
TK Al Tk al-huda kelurahan sumber rejo RT
39 16/12/2019 - + jentik
Huda 05 LK 02
40 16/12/2019 Tamrin - kelurahan sumber rejo RT 05 LK 02 + jentik
Agus
41 16/12/2019 - kelurahan sumber rejo RT 05 LK 02 + jentik
Kuswadi
Darma
42 16/12/2019 - kelurahan sumber rejo RT 05 LK 02 + jentik
Wati
Nur 70 Sesak
43 17/12/2019 Perumahan Bayangkara
Kholila Tahun Napas
9 Jl. Batu Alam 66 Bukit Ampit
44 17/12/2019 Naura Kulit
Tahun Langkapura
45 18/12/2019 Abiyu 11 Bl Jl.Persada No 2 Kemiling Diare
2 Th 2 Jl.Nangka Blok O 19 Perum Beringin
46 18/12/2019 Airani DBD
Bl Raya Kemiling
9
47 18/12/2019 Salwa Perum BKP blok P No 318 Kulit
Tahun
3 hari
Dimas 4
48 18/12/2019 Jl pancasila skti gang sadar panas +
Raditia Tahun
mutah
7
49 18/12/2019 Aulia dwi Gang pemancar Kulit
Tahun
Riko 38 Sesak
50 18/12/2019 Bayur kemiling
efendi Tahun napas
57
2
51 18/12/2019 Alvin BKP Cacar
Tanun
(sumber : Data Sekunder di UPT Puskesmas Rawat Inap Satelit Tahun 2019)
Berdasarkan hasil data klinik sanitasi diatas terdapat 51 orang terkena penyakit
berbasis lingkungan. Dari 51 orang di atas yang terkena penyakit berbasis lingkungan
terdapat 7 orang yang kami kunjungi kerumah yaitu :
1. Pasien Jeri terkena penyakit kulit (Dermatitis)
58
I. DATA UMUM
Nama : Jeri
Umur : 2 tahun 2 bulan
Nama orang tua/KK : oyon
Pekerjaan : proyek
Alamat RT/RW/RK : Depan gereja sebelum SPN Kemiling
59
a. Lebih dari 10 meter
b. Kurang dari 10 meter
6. Apakah pasien mandi pakai sabun
a. Ya
b. tidak
c. kadang-kadang
7. Bagai mana pola penggunaan handuk (handuk mandi digunakan sendiri)
a. Ya
b. tidak
8. Apakah sabun yang digunakan untuk mandi digunakan
a. Bersama-sama
b. Masing-masing orang satu sabun
9. Apakah pasien berkuku pendek dan bersih
a. Ya
b. tidak
10. Apakah pasien sebagai karyawan pabrik yang selalu kontak langsung dengan
bahan-bahan kimia
a. Ya
b. tidak
III. DUGAAN PENYEBAB:
Dari hasil wawancara penybab penyakit kulit di duga :
IV. SARAN
Diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku
60
PANDUAN KUNJUNGAN LAPANNGAN
I. PERSIAPAN
1. mempelajari hasil wawancara\konseling di puskesmas
2. Formulir inspeksi sanitasi (IS) menurut jenis sarana
3. Formulir Kunjungan Lapangan
4. Sanitarian Kit
Sanitarian Field Kit
Water Test Kit
5. Bahan Penyuluhan
6. Bahan Pendukung Lainnya
61
a. berbau : ya,tidak
b. berasa : ya,tidak
c. jernih : ya,tidak
d. keruh : ya,tidak
5. apakah sumber air bersih yang ada mencukupi kebutuhan
a. cukup
b. kurang
6. apakah tersedia sabun mandi di rumah
a. ya
b. tidak
7. hasil IS terhadap sarana ABPL, skor resiko pencemaran
a. amat tinggi
b. tinggi
c. sedang
d. rendah
8. kebersihan pakaian
a. bersih
b. kotor/bau
9. keadaan tempat tidur (sprei, bantal dan guling )
a. bersih
b. kotor
III. KESIMPULAN HASIL KUNJUNGAN
Dari hasil observasi yang dilakuakan di simpulkan penyebab kasuus adalah;
a. Lingkaran
b. Perillaku
62
V. SARAN DAN TINDAK LANJUT:
.Saran kepada pasien (klien), keluarga
.tindak lanjut program yang bisa dilakukan petugas
Berdasarkan hasil survey yang telah dilaksanakan bahwa keadaan air di rumah
pasien tidak keruh,tidak berbau, dan tidak berasa. Untuk kondisi kamar tidur pasien
dalam keadaan bersih serta kasur dijemur satu dua minggu sekali dan masih memiliki
balita. Setelah kami wawancarai ternyata ibunya terkena penyaki diare serta bapak
dan adik balita terkena gatal-gatal.
63
I. DATA UMUM :
Nama anak / balita :Rubiah
Umur : 54 tahun
Nama ayah :-
Nama ibu :-
Pendidikan ayah :-
Pendidikan ibu :-
Pekerjaan ayah :-
Alamat RT/RW/RK : JL. R.I Kusuma Ratu GG.Sskura LK 1 RT 031/000
Kelurahan/Desa :sumberejo sejahtera
II. IDENTIFIKASI :
1. Apakah terdapat batuk dan atau kesulitan bernafas?
a. Ya
b. Tidak
2. Telah berapa lama menderita batuk – batuk seperti ini?.......seminggu...............
3. Berapa orang yang sakit seperti ini di dalam keluarga?..............hanya saya.......
4. Apakah pada siang hari di dalam rumah dalam keadaan gelap?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah di rumah terdapat atap tembus cahaya (kaca, fiber atau plastik tembus
cahaya, dan lainnya) yang memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam
rumah?
a. Ya, ada
b. Tidak ada
6. Apakah dirumah terdapat pintu atau jendela yang tembus cahaya (kaca, fiber
plastik, dan lainnya?
a. Ya.
b. Tidak ada
7. Apakah penderita berada di dalam rumah dalam keadaan panas (sumuk/gerah)
pada siang hari?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah rumah penderita terdapat lubang hawa atau lubang angin?
a. Ya
b. Tidak
64
9. Luas rumah?
a. Kurang 8m2/orang
b. 8m2/orang
c. Lebih 8m2/orang
10. Bahan bakar apa yang digunakan untuk memasak?
a. Gas
b. Minyak tanah
c. Arah
d. Kaya aktif
11. Apakah di dapur terdapat cerobong asap atau atau lubang tempat asap?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah penderita tidur setempat tidur satu kamar tidur atau sekamar dengan
orang lain (istri/suami, anak, dan lainnya)?
a. Ya
b. Tidak
13. Jika batuk kemanakan ludah / riak batuk di buang?
a. Sembarang tempat
b. Kamar mandi/wc/jamban
c. Tempat khusus ludah/riak (paidon)
14. Apakah setiap kali batuk penderita menutup mulut?
a. Ya
15. Apakah anggota keluarga sering memasak sambil momng anak?
a. Ya
b. Tidak
IV. SARAN :
Disarankan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan prilaku
65
I. PERSIAPAN :
1. Mempelajari hasil wawancara/konselingdi puskesmas
2. Formulir kunjungan lapangan
3. Menyiapkan peralatan pengukuran intensitas cahaya (LUXMETER)
4. Menyiapkan alatukur panjang (METERAN)
5. Menyiapkan peralatan pengambilan sampel udararuangan (bila perlu)
6. Bahan penyuluhan
7. Bahan pendukung lainnya
66
Keadaan kamar mandi Keadaan dapur di rumah
pasien pasien
PANDUAN WAWANCARA
P2 DIARE DI KLINIK SANITASI
67
I. DATA UMUM :
Nama : M. Aldi Putra
Umur : 2 tahun 2 bulan
Nama orang tua/KK : Maryanto
Pekerjaan : Buruh
Alamat RT/RW : Jl.Imba Kesuma
Kelurahan/Desa : Kemiling
68
10. Bila memiliki jamban apakah jamban tersebut memenuhi syarat
(mempunyai tempat penampung kotoran seperti septic tank ?
a. Ya
b. Tidak
11. Dimanakah anggota keluarga biasanya berak ?
a. Kakus/WC sendiri
b. Kakus/WC umum
c. Sungai
d. Kebun
e. Empang
f. Lain-lain, sebutkan
12. Bagaimana kebiasaan membuang tinja bayi/anak kecil?
a. Dikemas lalu dibuang dalam kakus/WC (Bagi bayi)
b. Berak sendiri di kakus/WC (bagi anak kecil)
c. Berak sembarang
d. Dibuang sembarang
13. Jika pasien adalah bayi yang masih menyusu, ditanyakan tentang susu
yang diminumnya?
a. Menyusu ibunya : ya (...), tidak (√), jika tidak
b. Apakah menyusu dengan botol? Ya (...) tidak (√) jika ya
c. Tanyakan cara mencuci botol susu dan cara penyajiannya?
d. Lain-lain jawaban sebutkan
14. Apakah anggota keluarga bisa melakukan cuci tangan dengan sabun
sesudah berak?
a. Ya
b. Tidak
III. DUGAAN PENYEBAB
Dari hasil wawancara penyebab penyakit diare
diduga..................................................................................................................
IV. SARAN
Saran diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan
perilaku...............................................................................................................
V. RENCANA TINDAK LANJUT
Kesepakatan untuk kunjungan lapangan.
Diisi dengan kesepakatan yang diambil antara petugas dengan pasien untuk
tindakan lebih lanjut.
69
I. PERSIAPAN
1. Formulir inspeksi sanitasi menurut jenis sarana\
2. Sanitarian Kit :
Sanitarian Field Kit
Water Test Kit
Bahan-bahan pendukung lainnya
3. Bahan penyuluhan :
Materi dan jenis media disesuaikan dengan masalah yang ada
II. OBSERVASI LAPANGAN
1. Sumber air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari :
a. Ledeng/PDAM
b. SGL/SPT
c. Perlindungan mata air (PMA)
d. Air hujan
e. Sungai
f. Lain-lain,sebutkan
2. Bila menggunakan SGL/SPT,jaraknya dengan jamban keluarga :
a. Kurang dari 10 meter
b. Lebih dari 10 meter
3. Bila menggunakan mata air,apakah mata air tersebut terlindung?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah air minum yang dipergunakan sehari-hari dimasak?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah air yang sudah dimasak disimpan dalam wadah yang tertutup ?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah wadah tersebut dalam keadaan bersih ?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah dirumah memiliki jamban ?
a. Ya
b. Tidak
70
a. Kakus/WC sendiri
b. Kakus/WC umum
c. Sungai
d. Kebun
e. Wmpang
f. Lain-lain,sebutkan......
10. Bagaimana kebiasaan membuang tinja bayi/anak kecil ?
a. Dikemas lalu dibuang dalam kakus/WC (Bagi bayi)
b. Berak sendiri di kakus/WC (bagi anak kecil)
c. Berak sembarang
d. Dibuang sembarang
11. Jika pasien adalah bayi yang masih menyusu, ditanyakan tentang susu
yang diminumnya?
a. Menyusu ibunya : ya (...), tidak (√), jika tidak
b. Apakah menyusu dengan botol? Ya (...) tidak (√) jika ya
c. Tanyakan cara mencuci botol susu dan cara penyajiannya?
d. Lain-lain jawaban sebutkan
12. Apakah anggota keluarga bisa melakukan cuci tangan dengan sabun
sesudah berak?
a. Ya
b. Tidak
III. KESIMPULAN HASIL KUNJUNGAN
Dari hasil observasi yang dilakukan disimpulkan penyebab kasus adalah?
a. Lingkungan
b. Perilaku
IV. PENGAMBILAN SAMPLE
Bila dari hasil observasi jumla penderita di daerah tersebut banyak jumlahnya,
ambil sample air atau makanan yang dicurigai sebagai penyebab
V. SARAN DAN TINDAK LANJUT
- Saran kepada pasien (klien) keluarga : ...................................................
- Tindak lanjut program yang bisa dilakukan petugas : ............................
71
Keadaan ruang tamu Keadaan dapur di rumah
dirumah pasien pasien
DI KLINIK SANITASI
72
I. DATA UMUM :
Nama : Salwa
Umur : 9 Tahun
Nama orang tua/KK : Edi Turyanto
Pekerjaan : Swasta :
Alamat RT/RW/RK : Perum BKP Blok P No.318
73
5. Berapa jarak sumber air dengan pembuangan sampah
a. Lebih dari 10 meter
b. Kurang dari 10 meter
6. Apakah pasien mandi pakai sabun
a. Ya
b. Tidak
c. kadang-kadang
7. Bagai mana pola penggunaan handuk (handuk mandi digunakan sendiri)
a. Ya
b. tidak
8. Apakah sabun yang digunakan untuk mandi digunakan
a. Bersama-sama
b. Masing-masing orang satu sabun
9. Apakah pasien berkuku pendek dan bersih
a. Ya
b. Tidak
10. Apakah pasien sebagai karyawan pabrik yang selalu kontak langsung
dengan bahan-bahan kimia
a. Ya
b. Tidak
III.DUGAAN PENYEBAB:
Dari hasil wawancara penybab penyakit kulit di duga :
IV.SARAN
Diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku
74
Diisi dengan kesepakatan yang diambil antara petugas dengan pasien untuk
tindak lebih lanjut
I. PERSIAPAN
1. mempelajari hasil wawancara\konseling di puskesmas
2. Formulir inspeksi sanitasi (IS) menurut jenis sarana
3. Formulir Kunjungan Lapangan
4. Sanitarian Kit
Sanitarian Field Kit
Water Test Kit
5. Bahan Penyuluhan
6. Bahan Pendukung Lainnya
75
f. Empang
g. Lain- lain, sebutkan
4. keadaan fisik air bersih yang digunakan
a. berbau : ya,tidak
b. berasa : ya,tidak
c. jernih : ya,tidak
d. keruh : ya,tidak
5. apakah sumber air bersih yang ada mencukupi kebutuhan
a. cukup
b. kurang
6. apakah tersedia sabun mandi di rumah
a. ya
b. tidak
7. hasil IS terhadap sarana ABPL, skor resiko pencemaran
a. amat tinggi
b. tinggi
c. sedang
d. rendah
8. kebersihan pakaian
a. bersih
b. kotor/bau
9. keadaan tempat tidur (sprei, bantal dan guling )
a. bersih
b. kotor
76
Bila dari hasil observasi observasi jumlah penderita di daerah tersebut
banyak jumlahnya, ambil sampel air untuk diperiksa di laboratium
77
I. DATA UMUM :
Nama anak / balita : Hj. Erna
Umur : 62 tahun
Nama ayah :-
Nama ibu :-
Pendidikan ayah :-
Pendidikan ibu :-
Pekerjaan ayah :-
Alamat RT/RW/RK : JL.Imam Bonjol gg pemancar sumber rejo no 19
Kelurahan/Desa :Sumber Rejo
II. IDENTIFIKASI :
1. Apakah terdapat batuk dan atau kesulitan bernafas?
a. Ya
b. Tidak
2. Telah berapa lama menderita batuk – batuk seperti ini? seminggu
3. Berapa orang yang sakit seperti ini di dalam keluarga? satu
4. Apakah pada siang hari di dalam rumah dalam keadaan gelap?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah di rumah terdapat atap tembus cahaya (kaca, fiber atau plastik tembus
cahaya, dan lainnya) yang memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam
rumah?
a. Ya, ada
b. Tidak ada
6. Apakah dirumah terdapat pintu atau jendela yang tembus cahaya (kaca, fiber
plastik, dan lainnya?
a. Ya.
b. Tidak ada
7. Apakah penderita berada di dalam rumah dalam keadaan panas (sumuk/gerah)
pada siang hari?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah rumah penderita terdapat lubang hawa atau lubang angin?
a. Ya
b. Tidak
78
9. Luas rumah?
a. Kurang 8m2/orang
b. 8m2/orang
c. Lebih 8m2/orang
10. Bahan bakar apa yang digunakan untuk memasak?
a. Gas
b. Minyak tanah
c. Arah
d. Kaya aktif
11. Apakah di dapur terdapat cerobong asap atau atau lubang tempat asap?
a. Ya
b. Tidak
12. Apakah penderita tidur setempat tidur satu kamar tidur atau sekamar dengan
orang lain (istri/suami, anak, dan lainnya)?
a. Ya
b. Tidak
13. Jika batuk kemanakan ludah / riak batuk di buang?
a. Sembarang tempat
b. Kamar mandi/wc/jamban
c. Tempat khusus ludah/riak (paidon)
14. Apakah setiap kali batuk penderita menutup mulut?
a. Ya
15. Apakah anggota keluarga sering memasak sambil momng anak?
a. Ya
b. Tidak
IV. SARAN :
Disarankan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan prilaku
79
I. PERSIAPAN :
1. Mempelajari hasil wawancara/konselingdi puskesmas
2. Formulir kunjungan lapangan
3. Menyiapkan peralatan pengukuran intensitas cahaya (LUXMETER)
4. Menyiapkan alatukur panjang (METERAN)
5. Menyiapkan peralatan pengambilan sampel udararuangan (bila perlu)
6. Bahan penyuluhan
7. Bahan pendukung lainnya
80
Keadaan di ruang tamu rumah
pak Gapar
81
I. DATA UMUM :
Nama : gapar
Umur : 54 tahun
Nama orang tua/KK : gapar
Pekerjaan : PNS
Alamat RT/RW/RK :jalan nuri wanaasri
82
b. Kurang dari 10 meter
5. Berapa jarak sumber air dengan pembuangan sampah
a. Lebih dari 10 meter
b. Kurang dari 10 meter
6. Apakah pasien mandi pakai sabun
a. Ya
b. Tidak
c. kadang-kadang
7. Bagai mana pola penggunaan handuk (handuk mandi digunakan sendiri)
a. Ya
b. tidak
8. Apakah sabun yang digunakan untuk mandi digunakan
a. Bersama-sama
b. Masing-masing orang satu sabun
9. Apakah pasien berkuku pendek dan bersih
a. Ya
b. tidak
10. Apakah pasien sebagai karyawan pabrik yang selalu kontak langsung
dengan bahan-bahan kimia
a. Ya
b. tidak
III. DUGAAN PENYEBAB:
Dari hasil wawancara penybab penyakit kulit di duga :.................................
IV. SARAN
Diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku
83
Kesepakatan untuk kunjungan lapangan awal. Diisi dengan kesepakatan yang
diambil antara petugas dengan pasien untuk tindak lebih lanjut
I. PERSIAPAN
1. mempelajari hasil wawancara\konseling di puskesmas
2. Formulir inspeksi sanitasi (IS) menurut jenis sarana
3. Formulir Kunjungan Lapangan
4. Sanitarian Kit
Sanitarian Field Kit
Water Test Kit
5. Bahan Penyuluhan
6. Bahan Pendukung Lainnya
84
e. Sungai
f. Empang
g. Lain- lain, sebutkan
4. keadaan fisik air bersih yang digunakan
a. berbau : ya,tidak
b. berasa : ya,tidak
c. jernih : ya,tidak
d. keruh : ya,tidak
5. apakah sumber air bersih yang ada mencukupi kebutuhan
a. cukup
b. kurang
6. apakah tersedia sabun mandi di rumah
a. ya
b. tidak
7. hasil IS terhadap sarana ABPL, skor resiko pencemaran
a. amat tinggi
b. tinggi
c. sedang
d. rendah
8. kebersihan pakaian
a. bersih
b. kotor/bau
9. keadaan tempat tidur (sprei, bantal dan guling )
a. bersih
c. kotor
85
IV. PENGAMBILAN SAMPEL:
Bila dari hasil observasi observasi jumlah penderita di daerah tersebut
banyak jumlahnya, ambil sampel air untuk diperiksa di laboratium
86
I. DATA UMUM
Nama : adi saputra
Umur : 35
Nama orang tua :-
Pekerjaan : kuli bangunan
Alamat RT/RW/RK : jl imam bonjol gang terong
Kelurahan/Desa :-
87
7. Apakah lantai rumah terbuat dari tanah ?
a.Ya
b. Tidak
8. Apakah sauadara tidur sekamar atau sekamar dengan orang lain
(istri/suami, anak, dan lainnya) ?
a.Ya
b. Tidak
9. Jika batuk, dibuang ditempat khusus ludah/riak (paidon, kamar mandi,
atau WC/Jamban) ?
a.Ya
b. Tidak
10. Apakah setiap kali batuk penderita menutup mulut ?
a.Ya
b. Tidak
11. Apakah penggunaan alat makan saudara dipisahkan dengan anggota
keluarga?
a.Ya
b. Tidak
III.DUGAAN PENYEBAB
Dari hasil wawancara penyebab penyakit TB-Paru diduga : .................................
IV. SARAN :
Diarahkan kepada pesan penyuluhan yang berkaitan dengan perilaku.
89
III.KESIMPULAN HASIL KUNJUNGAN :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, disimpulkan penyebab kasus
adalah :
a. Lingkungan .................................................................................................
b. Perilaku ......................................................................................................
90
Meskipun dalam skala yang tidak terlalu besar, namun dalam kegiatan ekonomi
ini secara tidak langsung membuka lapangan pekerjaan untuk sanak saudara
ataupun tetangga di kampung halamannya. Dengan begitu, usaha perusahaan
kecil ini otomatis bisa membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi
angka pengangguran. Lagi, jumlah penduduk miskinpun akan dapat berangsur
menurun. Untuk mempunyai lokasi yang strategis untuk tempat berkembangnya
usaha jenis rumahan ini tidak terlepas dari berkembangnya virus
enterpreneur/kewirausahaan yang dapat berperan membuka pola pikir ke depan
masyarakat bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal namun dapat
digunakan juga sebagai tempat mencari penghasilan. Oleh sebab itu home
industri/ perusahaan kecil dirumah-rumah harus memiliki syarat sanitasi higiene
yang baik, di salah satu daerah kemiling permai memiliki home industry yang
menjual kue/roti-roti dan sebagainya.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan yang kami lakukan di Puskesmas Rawat Inap Kemiling berupa
kegiatan:
1. Klinik Sanitasi
Kegiatan ini berupa kegiatan wawancara dengan pasien penderita dengan
menanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan
penularan penyakit dan memberikan saran untuk mencegah terjadinya
penularan ke manusia lain dan agar pasien dapat mencegah penyakit. Alur
dalam kegiatan klinik sanitasi adalah rujukan dari Poli umum, MTBS,
PAL, KIA lalu masuk ke dalam ruang klinik sanitasi.
93
3. Penyediaan air
Puskesmas Rawat Inap Kemiling saat ini menggunakan sumur bor untuk
kebutuhan aktivitas sehari – hari, dan menggunakan sumber air kemasan
untuk air minum.
4. Puskesmas Rawat Inap Kemiling rutin melakukan kunjungan ke Home
Industry yang ada di wilayah kerja Puskesmas
5. Puskesmas Rawat Inap Kemiling rutin melakukan penyuluhan tentang
penyakit berbasis lingkungan di posyandu wilayah kerja PuskesmSSSas.
94
DAFTAR PUSTAKA
Buharnuddin (2013) Instrumen Penelitian. Diakses dari halaman web pada tanggal 17
Mei 2019 dari
http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-data-dan-
instumen-penelitian-3/
Depkes RI. 2002. Cheklist Penilaian Rumah Sehat. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta
95
Suharsimi. (2005). ManajemenPenelitian. Jakarta: RinekaCipta. Diakses pada tanggal
17 Mei 2019.
World Health Organization. Definisi Sehat WHO: WHO; 1947 [cited 2016 20
February]. Available from: www.who.int.
96