Anda di halaman 1dari 167

LAPORAN

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN BLOK 6

OBSERVASI MANAJEMEN PUSKESMAS

DI PUSKESMAS KARANGDORO

KOTA SEMARANG

Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Belajar Lapangan

Disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :

Kelompok 9

1. Ayu Silvi Endiarama (H2A018002)


2. Intan Pandini (H2A018066)
3. Zaki Mubarok (H2A018071)
4. Cici Rezkika Nasution (H2A018076)
5. Farda Amelia (H2A018081)
6. Naili Syafa’atur Rohmah (H2A018112)
7. Abel Larasati Sholicha Dynanti (H2A018117)
8. Yusri Candra Alim (H2A018122)
9. Adinda Dewi Rahmawati (H2A018137)
10. Dandi Ilham Anindya (H2A018147)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) adalah suatu kesatuan


organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok, serta
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama di wilayah kerjanya pada satu atau bagian
wilayah kecamatan.

Puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang


memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat; mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu; hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat kesehatan
yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Selain
itu Puskesmas memiliki tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
tercapainya kecamatan sehat.
Untuk memenuhi tuntutan belajar sepanjang hayat, maka
mahasiswa dituntut untuk lebih maju dengan cara meningkatkan kualitas
Sumber Daya yang mutlak harus dimiliki mahasiswa salah satu
perwujudannya melalui program Praktik Belajar Lapangan (PBL). Praktik
Belajar Lapangan (PBL) mahasiswa yang dilaksanakan di Puskesmas akan
sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah kecakapan,
profesionalisme, personal, dan sosial mahasiswa. Melaui kegiatan ini juga
mahasiswa berkesempatan untuk mengembangkan pola pikir, memberikan
ide-ide yang berguna serta dapat menambah pengetahuannya serta
bermanfaat bagi sesama
Pada semester II blok 6, mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Semarang melaksanakan Praktik Belajar
Lapangan (PBL) di Puskesmas Karangdoro dengan judul “Kegiatan Dasar
Kedokteran Keluarga Dan Komunitas di Puskesmas Karangdoro”. Hasil
pengamatan di lapangan akan dibandingkan dengan teori yang telah
didapatkan pada pembekalan dan belajar mandiri.

B. Tujuan Praktik Belajar Lapangan


1. Tujuan Umum

Pada akhir kegiatan diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan


manajemen upaya kesehatan di Puskesmas melalui kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dengan kenyataan yang ada di Puskesmas.

2. Tujuan Khusus

Pada akhir kegiatan diharapkan mahasiswa dapat:

a. Memperoleh pengalaman dan pemahaman sehingga dapat


menjelaskan konsep public health dan manajemen puskesmas dengan
cara membuat laporan praktik belajar lapangan di puskesmas.
b. Membina dan meningkatkan kerjasama antara FK Unimus dengan
puskesmas tempat mahasiswa melaksanakan kegiatan.

C. Manfaat Praktik Belajar Lapangan


Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan Praktik Belajar Lapangan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa mengerti dan memahami manajemen Puskesmas;
b. Mahasiswa memiliki wawasan dan pengalaman tentang manajemen
Puskesmas untuk menjadi dokter yang profesional;
c. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan praktik di
lapangan;
d. Mahasiswa mendapatkan gambaran mengenai cara kerja Puskesmas
dalam menjalankan manajemen dan upaya kesehatan Puskesmas.
e. Mahasiswa menjalin kerjasama dan tanggung jawab antar anggota
kelompok.

2. Bagi Puskesmas
a. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara Puskesmas dengan institusi pendidikan
b. Dapat memanfaatkan pengetahuan mahasiswa baik dalam kegiatan
manajemen maupun kegiatan operasional selama praktek belajar
lapangan berlangsung.

D. Ruang lingkup
Ruang lingkup laporan Praktik Belajar Lapangan di Puskesmas
Karangdoro Semarang, mahasiswa melakukan observasi mengenai
manajemen Puskesmas yang berkaitan dengan UKM, UKP dan
Administrasi yang dilakukan Puskesmas Karangdoro dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat.

E. Metode Pengumpulan Data


1. Metode Observasi
Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung, observasi
dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekam
suara. Wawancara merupakan pertemuan antara dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Dari hasil observasi kita akan memperoleh gambaran yang jelas
tentang masalahnya dan mungkin petunjuk-petunjuk tentang cara
pemecahannya
2. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan wawancara atau tanya jawab dengan pihak
yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang ditinjau.
Metode ini untuk mendapatkan data primer
Data primer yang digunakan berupa observasi dan wawancara
langsung dengan pihak-pihak terkait yaitu kepala puskesmas dan
tenaga kesehatan di Puskesmas Karangdoro.

3. Metode Dokumen
Metode dokumen adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengambil data-data yang diperlukan dari dokumen yang
berkaitan. Metode dokumen ini untuk mendapatkan data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
dengan baik oleh pihak pengumpulan data primer atau pihak lain.
Data sekunder diperoleh melalui metode studi dokumen

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. [permenkes no.75 tahun 2014 Pasal 1 ayat 2]
Menurut Departemen Kesehatan tahun 2011, Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kabupaten atau kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas
kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.[permenkes no.44 tahun 2016]
B. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN), sistem kesehatan kabupaten atau kota dan sistem
[kepmenkes RI No 128/Menkes/SK/II/2004 Tentang
pemerintah daerah, yaitu sebagai berikut
Kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat] :

1. Sistem Kesehatan Nasional


Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan dan upaya
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi
pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta seperti praktik dokter, praktik dokter gigi, praktik
bidan, poliklinik, dan balai kesehatan masyarakat terdapat di wilayah
kerja Puskesmas. Kedudukan Puskesmas di antara berbagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah
kerja Puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis
dan bersumber daya masyarakat seperti Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Pondok Bersalin Desa (Polindes), pos obat desa dan pos
Usaha Kesehatan Keluarga (UKK). Kedudukan Puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya
masyarakat adalah sebagai pembina.

C. Visi dan Misi Puskesmas


1. Visi
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya
Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat
kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya. [kepmenkes no.128 tahun 2004]
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4
indikator utama yakni: [kepmenkes no.128 tahun 2004]
a. Lingkungan sehat,
b. Perilaku sehat,
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta
d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
2. Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional. Misi tersebut adalah : [kepmenkes no.128 tahun 2004]
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembngunan sektor
lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan
aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan
prilaku masyarakat.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin
berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan, menuju kemandirian untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana,
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perseorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal
di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan penerapan
kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan sesuai. Upaya pemeliharaan
dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek
lingkungan dari yang bersangkutan.

D. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


1. Berdasarkan Prinsip paradigma sehat Puskesmas mendorong seluruh
pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Berdasarkan prinsip pertanggung jawaban wilayah, Puskesmas
menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
3. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas mendorong
kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
4. Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
5. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna Puskesmas menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
6. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas
mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan
yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
E. Tujuan Puskesmas
Tujuan Puskesmas menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 Pasal 2 yaitu :
(1) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang :
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
(2) Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mendukung terwujudnya kecamatan
sehat. [permenkes no.75 tahun 2014 pasal 2]

Sedangkan tujuan Puskesmas menurut Permenkes No. 75 Tahun 2014 Pasal 4


yaitu :

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk


mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

F. Fungsi Puskesmas
1. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,
keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggungjawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.[Permenkes No. 75

Tahun 2014]
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Permenkes No.
75 Tahun 2014 Pasal 4 Puskesmas menyelenggarakan fungsi :

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan


b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

G. Organisasi Puskesmas
1. Struktur Organisasi
Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas. Struktur
organisasi Puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja puskesmas.
Penetapannya sendiri dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan
dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
[Permenkes No.75 Tahun 2014]

a. Kepala puskesmas
Merupakan seorang tenaga kesehatan dengan kriteria sebagai berikut :
1) Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki
kompetensi manajemen kesehatan masyarakat;
2) Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
3) Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas

Kepala Puskesmas bertanggungjawab atas seluruh kegiatan di


Puskesmas. Dalam menjalankan tanggung jawabnya tersebut, Kepala
Puskesmas merencanakan dan mengusulkan kebutuhan sumber daya
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pada
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil tidak tersedia
seorang tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah
sarjana, maka Kepala Puskesmas merupakan tenaga kesehatan dengan
tingkat pendidikan paling rendah Diploma tiga.

b. Unit tata usaha yang bertanggungjawab membantu kepala puskesmas


dalam pengelolaan :
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan pengawasan
c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas :
1) Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKBM
2) Upaya kesehatan perseorangan
d. Jaringan pelayanan puskesmas :
1) Unit Puskesmas Pembantu
2) Unit Puskesmas Keliling
3) Unit Bidan di Desa/Komunitas
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
puskesmas. Khusus untuk Kepala Puskesmas kriteria tersebut
dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.[Kepmenkes No.128 Tahun 2004]
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan
kesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut
dan besarnya peran kepala puskesmas dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan maka jabatan Kepala
Puskesmas setingkat dengan eselon III-B. [Kepmenkes No.128 Tahun 2004]
Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk
menjabat jabatan eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara sesuai dengan
kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana dibidang kesehatan yang
kurikulum pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat,
dengan kewenangan yang setara dengan pejabat tetap. [Kepmenkes No.128 Tahun
2004]
H. Tata Kerja Puskesmas
1. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang deselenggarakan di
tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian.
Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumber daya masyarakat oleh
puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan
fasilitas. [kepmenkes no.128 tahun 2004]
2. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota. Dengan demikian secara teknis dan administratif,
puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota bertanggung jawab
membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada
puskesmas. [kepmenkes no.128 tahun 2004]
3. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
oleh lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama
termasuk penyelanggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan teknis,
pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan. [kepmenkes no.128 tahun 2004]
4. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perseorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. [kepmenkes no.128 tahun 2004]
Untuk upaya kesehatan perseorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
perseorangan seperti rumah sakit (kabupaten/kota), dan berbagai balai
kesehatan masyarakat seperti BP4 (balai pengobatan penyakit paru paru),
BKMM (balai pengobatan mata masyarakat), BKKM (balai kesehtan
kerja masyarakat), BKOM (balai kesehatan olahraga masyarakat), BKJM
(balai kesehatan jiwa masyarakat), BKIM (balai kesehatan indra
masyarakat). [kepmenkes no.128 tahun 2004]
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat
rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, BTKL (balai teknik
kesehatan lingkungan), BLK (balai laboratorium kesehatan) serta
berbagai balai kesehatan masyarakat. [kepmenkes no.128 tahun 2004]
Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan konsep
rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. [kepmenkes no.128 tahun 2004]
5. Dengan Lintas Sektor
Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. [kepmenkes no.128 tahun 2004]
Untuk hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan
kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai lintas
sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. [kepmenkes no.128 tahun 2004]
Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor
terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh
sektor lain di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor
lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan. [kepmenkes
no.128 tahun 2004]

6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif
[kepmenkes no.128
dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.
tahun 2004]
Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan konsil
kesehatan kecamatan, yang menghimpun berbagai potensi masyarakat,
seperti: tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi masyarakat,
serta dunia usaha. Konsil kesehatan tersebut berperan sebagai mitra
[kepmenkes
puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
no.128 tahun 2004]

I. Upaya Kesehatan di Puskesmas


Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika
ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua
yakni:[permenkes No. 75 Tahun 2014]
1. Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya kesehatan masyarakat meliputi upaya kesehatan masyarakat
esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

1) Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh


setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar minimal
pelayanan kabupaten atau kota di bidang kesehatan. Berikut macam-
macam upaya kesehatan masyarakat esensial :

a. Promosi Kesehatan
 Pengertian

Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam


mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai
keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi
kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan.
Suatu program perubahan perilaku masyarakat yang
menyeluruh dalam konteks masyarakatnya, bukan hanya
perubahan perilaku saja, tetapi juga terjadinya perubahan
lingkungan. Promosi Kesehatan merupakan program yang
dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia,
organisasi, masyarakat dan lingkungan.

 Sasaran Promosi Kesehatan


a) Sasaran Primer
Sesuai misi pemberdayaan. Misalnya : Kepala keluarga, ibu
hamil/menyusui, anak sekolah.
b) Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misalnya: Tokoh masyarakat,
tokoh adat, tokoh agama.
c) Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi. Misalnya: Pembuat kebijakan mulai
dari pusat sampai ke daerah.
 Kegiatan Pokok
a) Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b) Sosialisasi program kesehatan.
c) Perwatan kesehatan masyarakat.
d) Program hidup sehat dan bersih.
 UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)

UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) adalah


salah satu wujud nyata peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Terbagi atas:

a) Masyarakat desa
(1) Posyandu Balita
(2) Posyandu Lansia
(3) Pos Pelayanan Khusus ( Rumah Sosial)
(4) Pos UKK ( Upaya Kesehatan Kerja)
(5) Pengembangan Desa Siaga
b) Masyarakat Sekolah
(1) Pelatihan kader kesehatan / dokter kecil
(2) Pembinaann guru UKS
(3) Lomba Dokter Kecil
(4) Lomba Sekolah Sehat
(5) Pelatihan Kader Poskestren
(6) Penyuluhan Kesehatan di Sekolah dan Ponpes
(7) Penjaringan Kesehatan
(8) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
b. Program Kesehatan Lingkungan
1) Tujuan
a) Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
seoptimal mungkin dalam rangka mencapai kualitas yang
setinggi-tingginya dalam wujud upaya kesehatan lingkungan
dan pelestarian lingkungan yang dinamis serta meningkatkan
dan memupuk peran serta dalam meningkatkan upaya
kesehatan lingkungan.
b) Tujuan Khusus
Mengubah dan mengendalikan atau menghilangkan
kebiasaan buruk di kalangan masyarakat yang dapat
berpengaruh terhadap rendahnya kualitas kesehatan
lingkungan mereka.
2) Kegiatan Pokok:
a) Klinik sanitasi Puskesmas
(1) Klinik sanitasi (konseling)
(2) Kunjungan rumah
b) Pengamanan tempat pengelolaan pestisida
(1) Inspeksi tempat sarana pengelolaan pestisida.
(2) Pengawasan tempat dan prosedur pengelolaan
pestisida.
(3) Pembinaan kepada masyarakat tentang penggunaan
pestisida.
c. Upaya KIA
1) Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang


kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah.

a) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA)
adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu
dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
(2) Tujuan Khusus
(a) Meningkatnya kemampuan ibu
(pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10
keluarga, Posyandu dan sebagainya.
(b) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan
balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam
lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah
Taman Kanak-Kanak atau TK.
(c) Meningkatnya jangkauan pelayanan
kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, dan ibu meneteki.
(d) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi
dan anak balita.
(e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta
masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,
anak prasekolah, terutama melalui peningkatan
peran ibu dan keluarganya.
b) Program pokok
(1) Pembinaan kesehatan ibu
(2) Pelayanan ibu resiko tinggi berupa cakupan
pelayanan konseling penanganan dan rujukan
(3) Persalinan oleh tenaga kesehatan
(4) Cakupan peserta KB aktif
(5) Pelayanan neonatus, bayi dan anak balita
(6) Perawatan ibu nifas
(7) Prinsip Pengelolaan Program KIA.
2) Pelayanan dan jenis Indikator KIA
a) Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah prosentasi ibu hamil pertama
kali yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan
untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat.
b) Deteksi dini ibu hamil berisiko
Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah:
(1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun
(2) Anak lebih dari 4
(3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang
kurang 2 tahun ataulebih dari 10 tahun
(4) Tinggi badan kurang dari 145 cm
(5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan
atas kurang dari 23,5 cm
(6) Riwayat keluarga mendeita kencing manis,
hipertensi dan riwayat cacat kengenital.
(7) Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang
belakang atau panggul.
3) Pelayanan Neonatus, Bayi dan Balita
a) Pelayanan Neonatus
(1) Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari.
(2) Pelayanan kesehatan dasar berupa ASI ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali
pusar, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak
diberikan pada saat lahir, hepatitis B (bila tidak
diberikan pada saat bayi lahir), manajemen tepadu
bayi muda.
(3) Pelayanan neonatus yang sesuai dengan standar
yaitu minimal 3x, pada 6-24 jam setalah kelahiran,
3-7 hari setelah kelahiran dan pada hari ke 28 yang
difasilitasi kesehatan atau kunjungan ke rumah.
b) Pelayanan Bayi
Setiap bayi berhak mendapat pelayanan kesehatan
minimal 4 kali yaitu pada 29 hari-3 bulan, 3-6 bulan, 6-9
bulan dan terakhir 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan dasar
berupa imunisasi yang wajib yaitu BCG, campak,
DPT/HB1-3, polio 1-4, dan stimulasi deteksi intervensi
dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi. Dosis imunisasi yaitu : 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio,4 dosis hepatitis B, dan
1 dosis campak.
c) Pelayanan Balita
(1) Setiap anak usia 12-59 bulan berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan 8x dalam setahun, yang
tecatat dalam kohrt anak balita prasekolah, buku
KIA/KMS, dan buku pencatatan.
(2) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
setiap usia 12-59 bulan, dilaksanakan minimal 2x
dalam setahun.
(3) Suplementasi vitamin A dosis tinggi (200.000 IU)
pada usia 12-59 bulan, yang dilakukan 2x pertahun
pada bulan februari dan agustus.
(4) Posyandu balita menggunakan sistem lima kerja :
(a) Meja 1: Pendaftaran dilakukan oleh kader.
(b) Meja 2: Penimbangan bayi dan anak balita
dilakukan oleh kader.
(c) Meja 3: Pengisian KMS dilakukan oleh kader.
(d) Meja 4: Penyuluhan kepada ibu- ibu yang
mempunyai anak balita.
(e) Meja 5: Pelayanan imunisasi, untuk vitamin
warna merah (balita uasia 1 tahun-5 tahun).
Sedangkan kapsul biru (usia 6 bulan-11
bulan). Serta diberikan pemberian makanan
tamba han bayi dan balita.
d) MTBS (Manajemen terpadu Bayi Sakit)
MTBS merupakan suatu manajemen melalui
pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita
sakit yang datang ke pelayanan kesehatan baik mengenai
beberapa klasifikasi penyakit, status gizi, status
imunisasi, maupun penanganan balita sakit tersebut dan
konseling yang diberikan.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau
Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)
adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan
anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.
e) Pelayanan nifas
(1) Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai 42 hari
pasca persalinan.
(2) Ibu yang mendapatkan pelayanan nifas pertama
kali sesuai standar adalah 6 jam sampai 7 hari
pasca persalinan.
(3) Pelayanan nifas yang sesuai standar yaitu
pemberian vitamin A dua kali dan atau persiapan
pemasangan KB pasca persalinan.
(4) Cakupan pelayanan nifas yang sesuai, 3 kali
minimal yaitu pada 6 jam – 7 hari pasca persalinan,
minggu ke- 2 dan minggu ke-6.
d. KB
1) Pengertian
KB adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan
hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara
kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat
dicegah apabila jumlah anak telah tercapai yang diinginkan
untuk membina keluarga yang sehat dan sebaik-baiknya.
Menuju Normal Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
2) Sasaran
Pasangan usia subur, dengan istri usia anatara 15-49
tahun.
3) Langkah pelaksanaan program KB
a) Pendataan sasaran PUS
b) Konseling KB untuk PUS
c) Pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan standar.
d) Pengadaan alat dan obat kontrasepsi.
e) Pelatihan klinis pelayanan KB.
f) Pelatihan peningkatan kinerja program KB
g) Penguatan sistem informasi pelayanan KB.
h) Evaluasi dan monitoring.
e. Upaya Perbaikan Gizi
1) Pola Makan
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, pola
diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola makan yang sehat
dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk
melakukan kegiatan makan secara sehat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pola makan:
a) Agama/Kepercayaan
b) Budaya
c) Status sosial ekonomi
d) Personal preference
e) Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang
f) Kesehatan
2) Pedoman Pola Makan Sehat
Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan
pesan-pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan
mencapai gizi seimbang guna menghasilkan kualitas sumber
daya manusia yang andal. Garis besar pesan-pesan tersebut
seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI (1997)
antara lain :
a) Makanlah makanan yang beraneka ragam harus
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan bahkan serat makanan.
b) Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi.
c) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi.
d) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat
dari kecukupan energi. Konsumsi lemak dan minyak
berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan,
dapat beresiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-
orang yang mempunyai kecenderungan ke arah tersebut.
e) Gunakan garam beryodium. Penggunaan garam
beryodium dapat mencegah Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY).
f) Makanlah makanan sumber zat besi.
g) Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan.
h) Biasakan makan pagi.
i) Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air
minum harus bersih dan bebas kuman.
j) Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur.
k) Hindari minum minuman beralkohol.
l) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
m) Bacalah label pada makanan yang dikemas Selain itu,
konsumen dapat menilai halal tidaknya makanan
tersebut.
3) Gizi Seimbang
a) Pengertian gizi seimbang
Gizi seimbang adalah konsumsi makanan sehari-hari
yang sesuai dengan kebutuhan gizi agar tumbuh sehat
dan cerdas.
b) Gizi seimbang untuk bayi
Makanan seimbang untuk bayi dan anak sampai
umur 2 tahun terdiri dari Air Susu Ibu (ASI) dan
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI
adalah makanan yang diberikan pada bayi/anak
disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-
ASI harus diberikan pada umur 6 bulan. Tujuan
Pemberian Makanan Kepada Bayi dan Anak Umur 0-24
bulan: agar bayi dan anak tumbuh sehat dan cerdas, bayi
dan anak memiliki daya tahan tubuh yang maksimal,
membentuk perilaku pemberian makanan yang baik dan
benar sejak dini.
c) Persyaratan Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak
(1) Sesuai dengan kebutuhan gizi bayi dan anak (Gizi
Seimbang)
(2) Konsistensi Makanan Pendamping ASI disesuaikan
dengan umur dan kemampuan daya cerna
bayi/anak (cair, lumat, lembik, makanan keluarga)
(3) Mengutamakan pemberian ASI eksklusif sampai
bayi umur 6 bulan, MP-ASI dimulai diberikan saat
bayi berumur 6 bulan dan ASI diteruskan, aman,
yaitu bebas dari bahan berbahaya.
d) Tahapan Pemberian Makanan Dengan Gizi Seimbang
(1) Umur 0-6 bulan (ASI Eksklusif)
(2) Umur 6-9 bulan
(3) Umur 9-12 bulan
(4) Umur 1-2 tahun
(5) Gizi seimbang untuk balita
Zat gizi utama yaitu karbohidrat, lemak,
protein, serat, vitamin dan mineral. Asupan
makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-
15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya
karbohidrat. Setiap kg berat badan anak
memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena
struktur utama pembentuk otak adalah lemak.
Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari
minyak dan margarin.
(6) Gizi seimbang untuk ibu hamil
Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi
khusus. Namun, terkadang diperlukan tambahan
makanan, bahkan suplemen sesuai kebutuhan.
Berikut adalah beberapa syarat makanan sehat bagi
ibu hamil:
(a) Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk
kebutuhan kesehatan
(b) Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi
(c) Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi
bayi
(d) Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam
memelihara berat badan sehat, kadar gula
darah, dan tekanan darah.
(7) Gizi Ibu menyusui
Makanan Ibu bisa mempengaruhi bayi lewat
pemberian ASI (terutama pada rasa ASI). Hindari
makanan berbumbu tajam atau pedas juga kafein
karena bisa menjadi stimulan bagi bayi seperti
kembung, diare, alergi atau masalah lain.
f. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
1) Pengertian
Pemberantasan penyakit menular adalah upaya untuk
menurunkan dan mengurangi angka kesakitan dan angka
kematian akibat penyakit menular yang banyak menyerang
bayi, anak-anak, ibu, dan angkatan kerja. Secara
epidemiologis pemberantasan penyakit menular harus
memperhatikan faktor-faktor: host, agent, environment dan
time, place, person, sehingga upaya pemberantasan harus
dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit.
2) Tujuan
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian serta
mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit.
b) Mengkoordinir penyakit yang telah dapat dikendalikan.
3) Kegiatan Pokok
a) Surveilans epidemiologi, meliputi pengamatan penyakit
menular, pemantauan wilayah setempat, pengamatan
vektor dan pemeriksaan laboratorium.
b) Pengobatan penderita, baik yang bersifat pencegahan
atau penyembuhan dalam rangka memutuskan rantai
penularan.
c) Pemberantasan vektor secara mekanis, kimiawi dan
biologi.
d) Imunisasi untuk mencegah penyakit: TB paru, difteria,
pertusis, tetanus, campak, polio, dan hepatitis B.
e) Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah
penyakit seperti: diare, malaria, demam berdarah, rabies,
dan lain-lain.
4) Pelaksanaan kegiatan :
a) Surveilans Epidemiologi
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis
secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit
atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan. Tujuan
surveilans adalah:
(1) Menentukan data dasar/besarnya masalah
kesehatan
(2) Memantau atau mengetahui kecenderungan
penyakit
(3) Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
(4) Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau
evaluasi program kesehatan.
Pengobatan terhadap penderita penyakit menular
harus dilakukan secepatnya agar penyakit tidak sempat
menular secara luas. Pengobatan yang cepat dan tepat
bukan hanya dapat menyembuhkan saja, tetapi dapat
mencegah menularnya penyakit yang berarti
memutuskan mata rantai penularan.
b) Pemberantasan Vektor Penyakit
Dilakukan dengan cara:
(1) Mekanis: pemasangan kelambu pada rumah –
rumah yang berada di daerah endemis penyakit
malaria atau daerah yang sering mengalami
ledakan penyakit DHF (Dengue Hemorragic
Fever). Pemasangan kawat kasa atau plastik
strimin (biasanya untuk membuat kritik) pada
lubang angin di dinding rumah setidaknya dapat
mengurangi jumlah nyamuk yang masuk ke dalam
rumah.
(2) Kimiawi: Penyemprotan rumah – rumah dengan
racun serangga dapat dilakukan secara swadaya
masyarakat atau menunggu bila dari dinkes
melakukan penyemprotan.
(3) Biologis: Penebaran ikan kepala timah atau jenis
lain yang senang memakan jentik – jentik pada
kolam – kolam tempat genangan air bila tidak
dimanfaatkan harus dikeringkan.

c) Penanggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa) dan Wabah


Penyakit
Kejadian luar biasa adalah timbulnya suatu kejadian
kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu
kejadian/kesakitan yang bermakna secara epidemiologis
pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu.
Kriteria kerja KLB, meliputi:
(1) Timbulnya suatu penyakit menular yang
sebelumnya tidak ada/tidak dikenal di suatu
daerah.
(2) Adanya peningkatan kejadian kesakitan dua kali
(2x) atau lebih dibandingkan dengan jumlah
kesakitan/kematian yang biasa terjadi pada kurun
waktu sebelumnya, tergantung dari jenis
penyakitnya.
(3) Adanya peningkatan kejadian kesakitan atau
kematian selama tiga kurun waktu berturut-turut
sesuai dengan penyakitnya.
d) Penyuluhan kesehatan dalam penanggulangan KLB atau
wabah dititik beratkan pada gerakan untuk
menanggulangi penyakit misalnya:
(1) Gerakan Pemberantasan sarang nyamuk
(2) Gerakan Kebersihan Lingkungan
(3) Gerakan Imunisasi masal
(4) Gerakan Penemuan penderita demam (Mass Fever
Survey)
Ada beberapa unsur yang dapat dipergunakan dalam
kegiatan surveilans epidemiologi di Puskesmas, dan
unsur tersebut dipilih karena sudah tersedianya data serta
adanya kemampuan Puskesmas untuk melaksanakannya.
Adapun unsur-unsur tersebut ialah data kesakitan dapat
diperoleh dari laporan bulanan data kesakitan Puskesmas
yang memuat hampir semua penyakit yang diderita
penduduk. Diambil penyakit menular yang biasanya
menimbulkan maasalah didaerah, baik karena jumlah
penderitanya yang banyak maupun yang menimbulkan
banyak kematian. Menurut penggolongan dalam daftar
tabulasi data (DTD) penyakit-penyakit yang perlu
diamati secara terus-menerus.
5. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang
sifatnya inovatif dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi
pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di
masing-masing Puskesmas.
Upaya kesehatan masyarakat pengembangan yang dilakukan oleh
Puskesmas antara lain pelayanan kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan
gigi masyarakat, pelayanan kesehatan tradisional komplementer,
pelayanan kesehatan olahraga, pelayanan kesehatan indera, pelayanan
kesehatan lansia, pelayanan kesehatan kerja, dan pelayanan kesehatan
lainnya.
a. Pelayanan kesehatan jiwa
Pelayanan kesehatan jiwa meliputi promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif upaya promotif merupakan suatu kegiatan
dan/atau rangkaian kegiatan penyelenggaraan pelayanan
Kesehatan Jiwa yang bersifat promosi Kesehatan Jiwa.
1) Promotif
Upaya promotif Kesehatan Jiwa ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan derajat Kesehatan Jiwa
masyarakat secara optimal, menghilangkan stigma,
diskriminasi, pelanggaran hak asasi ODGJ sebagai bagian
dari masyarakat, meningkatkan pemahaman dan peran serta
masyarakat terhadap Kesehatan Jiwa, dan meningkatkan
penerimaan dan peran serta masyarakat terhadap Kesehatan
Jiwa. Upaya promotif dilaksanakan di lingkungan keluarga,
lembaga pendidikan, tempat kerja, masyarakat, fasilitas
pelayanan kesehatan, media massa, lembaga keagamaan dan
tempat ibadah, dan lembaga pemasyarakatan dan rumah
tahanan.
2) Preventif
Upaya preventif kesehatan jiwa ditujukan untuk
mencegah terjadinya masalah kejiwaan, mencegah timbulnya
dan/atau kambuhnya gangguan jiwa, mengurangi faktor
risiko akibat gangguan jiwa pada masyarakat secara umum
atau perorangan, dan/atau mencegah timbulnya dampak
masalah psikososial. Upaya preventif kesehatan jiwa
dilaksanakan di lingkungan keluarga, lembaga, dan
masyarakat.
a) Upaya preventif di lingkungan keluarga dilaksanakan
dalam bentuk pengembangan pola asuh yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan jiwa, komunikasi,
informasi, dan edukasi dalam keluarga dan kegiatan lain
sesuai dengan perkembangan masyarakat.
b) Upaya preventif di lingkungan lembaga dilaksanakan
dalam bentuk menciptakan lingkungan lembaga yang
kondusif bagi perkembangan kesehatan jiwa,
memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi
mengenai pencegahan gangguan jiwa, dan menyediakan
dukungan psikososial dan kesehatan jiwa di lingkungan
lembaga.
c) Upaya preventif di lingkungan masyarakat dilaksanakan
dalam bentuk menciptakan lingkungan masyarakat yang
kondusif, memberikan komunikasi, informasi, dan
edukasi mengenai pencegahan gangguan jiwa, dan
menyediakan konseling bagi masyarakat yang
membutuhkan.
3) Kuratif
Upaya kuratif merupakan kegiatan pemberian pelayanan
kesehatan terhadap ODGJ yang mencakup proses diagnosis
dan penatalaksanaan yang tepat sehingga ODGJ dapat
berfungsi kembali secara wajar di lingkungan keluarga,
lembaga, dan masyarakat. Upaya kuratif Kesehatan Jiwa
ditujukan untuk penyembuhan atau pemulihan, pengurangan
penderitaan, pengendalian disabilitas, dan pengendalian
gejala penyakit. Proses penegakan diagnosis terhadap orang
yang diduga ODGJ dilakukan untuk menentukan kondisi
kejiwaan, dan tindak lanjut penatalaksanaan. Penegakan
diagnosis dilakukan berdasarkan kriteria diagnostik oleh
dokter umum, psikolog atau dokter spesialis kedokteran jiwa.
Penatalaksanaan kondisi kejiwaan pada ODGJ dilakukan
di fasilitas pelayanan di bidang kesehatan jiwa.
Penatalaksanaan kondisi kejiwaan pada ODGJ dilaksanakan
melalui sistem rujukan. Penatalaksanaan kondisi kejiwaan
pada ODGJ dapat dilakukan dengan cara rawat jalan, atau
rawat inap.
4) Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif kesehatan jiwa merupakan kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan jiwa yang
ditujukan untuk mencegah atau mengendalikan disabilitas,
memulihkan fungsi sosial, memulihkan fungsi okupasional,
dan mempersiapkan dan memberi kemampuan ODGJ agar
mandiri di masyarakat.
Upaya rehabilitatif ODGJ meliputi rehabilitasi psikiatrik
dan/atau psikososial, dan rehabilitasi sosial. Rehabilitasi
psikiatrik dan/atau psikososial dan rehabilitasi sosial ODGJ
dapat merupakan upaya yang tidak terpisahkan satu sama lain
dan berkesinambungan. Upaya rehabilitasi psikiatrik dan/atau
psikososial dilaksanakan sejak dimulainya pemberian
pelayanan kesehatan jiwa terhadap ODGJ. Upaya rehabilitasi
sosial dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif, atau
koersif, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun panti
sosial.
Upaya rehabilitasi sosial ini diberikan dalam bentuk
motivasi dan diagnosis psikososial, perawatan dan
pengasuhan, pelatihan vokasional dan pembinaan
kewirausahaan, bimbingan mental spiritual, bimbingan fisik,
bimbingan sosial dan konseling psikososial, pelayanan
aksesibilitas, bantuan sosial dan asistensi sosial, bimbingan
resosialisasi, bimbingan lanjut, dan/atau rujukan.
b. Pelayanan kesehatan kerja
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan, yang meliputi
pekerja di sektor formal dan informal. Upaya kesehatan kerja juga
berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di
lingkungan tempat kerja, dan bagi kesehatan pada lingkungan
tentara nasional Indonesia baik darat, laut, maupun udara serta
kepolisian Republik Indonesia.
Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja
dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung
jawab atas terjadinya kecelakaan kerja, dan bertanggung jawab
atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengelola
tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan
pemulihan bagi tenaga kerja. Pekerja wajib menciptakan dan
menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan menaati peraturan
yang berlaku di tempat kerja. Dalam penyeleksian pemilihan
calon pegawai pada perusahaan/instansi, hasil pemeriksaan
kesehatan secara fisik dan mental digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
c. Pelayanan Kesehatan Tradisional
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan salah satu dari 17
upaya kesehatan sebagaimana dimaksud oleh ketentuan Pasal 48
dalam UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, bahwa
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan
melalui pendekatan upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diselenggarakan secara terpadu, menyeluruh
dan berkesinambungan.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan
nasional bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
sosial dan ekonomis. Pembangunan kesehatan sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional dilaksanakan melalui berbagai
upaya dalam bentuk pelayanan pada Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
Pelayanan kesehatan tradisional sebagai bagian dari upaya
kesehatan yang menurut sejarah budaya dan kenyataan hingga
saat ini banyak dijumpai di Indonesia bersama pelayanan
kesehatan konvensional diarahkan untuk menciptakan masyarakat
yang sehat, mandiri dan berkeadilan. Riset Kesehatan Dasar 2010
menyebutkan bahwa 59,12% semua kelompok umur, laki-laki dan
perempuan, baik di pedesaan maupun diperkotaan 5
menggunakan jamu, yang merupakan produk obat tradisional asli
Indonesia. Berdasarkan riset tersebut 95,60% merasakan manfaat
jamu. Dari berbagai kekayaan aneka ragam hayati yang berjumlah
sekitar 30.000 spesies, terdapat 1.600 jenis tanaman obat yang
berpotensi sebagai produk ramuan kesehatan tradisional atau pada
gilirannya sebagai obat modern. Bersamaan dengan
keanekaragaman hayati tersebut di atas, terdapat ratusan jenis
keterampilan pengobatan/perawatan tradisional khas Indonesia.
Ramuan dan keterampilan tersebut akan dikembangkan untuk
menjaga dan meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kondisi sakit, dan meningkatkan kualitas hidup yang
sejalan dengan paradigma sehat, sejalan dengan upaya
pengobatan. Pemerintah mengembangkan pelayanan kesehatan
tradisional yang didasarkan pada pohon keilmuan (body of
knowledge) berdimensi holistik biokultural menjadi suatu sistem
pelayanan kesehatan tradisional Indonesia yang sesuai dengan
norma agama dan kebudayaan masyarakat.
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan suatu sistim
pengobatan/perawatan yang berlandaskan filosofi dan konsep
dasar manusia seutuhnya, sehingga pasien/klien yang dipandang
secara holistik, kultural akan diperlakukan lebih manusiawi.
Dengan pendekatan filosofis ini pelayanan kesehatan tradisional
akan melengkapi pelayanan kesehatan modern yang lebih
menitikberatkan pada pendekatan biomedik sehingga terjadi
sinergitas dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.
d. Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
pasal 93 dan 94, menyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan
mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi,
pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan
pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu,
terintegrasi dan berkesinambungan dan dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi
masyarakat, usaha kesehatan gigi sekolah, serta pemerintah dan
pemerintah daerah wajib menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas
pelayanan, alat dan obat kesehatan gigi dan mulut dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman,
bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Dua halangan utama dalam menggabungkan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut dalam sistem PHC adalah orientasi
kedokteran gigi konvensional yang masih diarahkan pada
pelayanan individual, bukan pendekatan komunitas dan karakter
teknisnya dibandingkan dengan sosial dan perilaku sertar filosofi
kedokteran gigi konvensional yang harus diubah menjadi
perawatan yang tidak terlalu membutuhkan teknologi, kontrol dan
pencegahan untuk mengatasi kebutuhan perawatan kesehatan gigi
dan mulut komunitas. Upaya Pelayanan kesehatan gigi di
Indonesia dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun swasta.
Upaya pelayanan kesehatan gigi yang dilaksanakan oleh
pemerintah selama ini mengacu pada pendekatan level of care
(kebijakan WHO) yang meliputi tindakan promotif, preventif, 4
deteksi dini, kuratif dan rehabilitatif yaitu merumuskan pelayanan
kesehatan berjenjang untuk memberikan pelayanan yang
menyeluruh dikaitkan dengan sumber daya yang ada.
Pendekatan WHO saat ini untuk upaya pelayanan kesehatan
gigi dilakukan dengan pendekatan Basic Package of Oral Care
(BPOC) atau Paket Dasar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
Puskesmas, yang terdiri dari:
1) Penanganan Kegawatdaruratan Gigi dan Mulut (Oral Urgent
Treatment/OUT) yang terdiri atas 3 elemen mendasar
2) Tersedianya Pasta Gigi yang mengandung fluoride dengan
harga terjangkau (Affordable Fluoride Toothpaste/AFT) dan
3) Penambalan gigi dengan invasi minimal (tanpa
bur)/Atraumatic Restorative Treatment (ART).
Promosi kesehatan gigi dan mulut merupakan komponen integral
dari BPOC (Basic Package Oral Care) untuk meningkatkan
kepedulian akan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Keberhasilan diperkenalkannya BPOC pada masyarakat
bergantung pada komunikasi yang baik dari seluruh sektor yang
terlibat. Tidak terdapat satu model atau metode tertentu yang
dapat diaplikasikan secara universal. Tiap daerah atau negara
harus mengembangkan metode BPOC mereka sendiri berdasarkan
kebutuhan populasi dan dengan menggunakan struktur pelayanan
kesehatan yang telah ada. Sudah terlalu banyak program
kesehatan gigi dan mulut yang mengalami kegagalan karena
masalah manajemen, logistik dan finansial karena dijalankan
secara terpisah dari PHC yang telah ada.
e. Pelayanan Kesehatan Lansia
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan
paripurna dasar dan menyeluruh dibidang kesehatan usia lanjut
yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan
dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa
dilaksanakan di Puskesmas-Puskesmas ataupun Rumah Sakit
serta panti-panti dan institusi lainya.
Teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan usia lanjut
adalah teknologi yang mengacu pada masa usia lanjut setempat,
yang didukung oleh sumber daya yang tersedia di masyarakat,
terjangkau oleh masyarakat diterima oleh masyarakat sesuai
dengan azas manfaat. Peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan usia lanjut adalah peran serta masyarakat baik sebagai
pemberi pelayanan kesehatan maupun penerima pelayanan yang
berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam pemecahan
masalah usia lanjut setempat dan dalam bentuk pelaksanan
pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut
setempat. Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya-upaya
antara lain:
1) Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi
usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik
P2 bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya
promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana
penyuluhan masyarakat usia lanjut merupakan hal yang
penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan
usia lanjut.
2) Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap
kemungkinan terjadinya penyakit maupun kompilikasi
penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
3) Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan
dapat berupa kegiatan:
a) Pelayanan kesehatan dasar
b) Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
4) Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ
yang telah menurun. Yang dapat berupa kegiatan :
a) Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan
tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya alat
pendengaran dan lain-lain agar usia lanjut dapat
memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai
kebutuhan dan kemampuan. .
b) Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan
memperkuat mental penderita.
c) Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi,
aktifitas di dalam maupun diluar rumah.
d) Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang
diderita.
e) Perawatan fisioterapi.
f. Pelayanan kesehatan olahraga
Kesehatan olahraga adalah suatu bentuk olahraga untuk
tujuan kesehatan, dengan kegiatan olahraga yang melibatkan raga
dan jasmani manusia. Kesehatan olahraga diperlukan untuk
tercapainya derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat
yang optimal dengan melakukan olahraga atau latihan fisik secara
baik, benar, terukur dan teratur serta berkesinambungan untuk
meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja sumber daya
manusia. Kesehatan olahraga meliputi pelayanan kesehatan pada
kegiatan olahraga dan pemanfaatan olahraga untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan kebugaran jasmani yang diselenggarakan
secara terpadu dan menyeluruh melalui berbagai pendekatan,
seperti promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh
Puskesmas bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
mempertimbangkan masukan dari Badan Penyantun Puskesmas
(BPP). Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya
kesehatan wajib Puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam
arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah
tercapai.
Pada keadaan tertentu, upaya kesehatan pengembangan
Puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Apabila Puskesmas belum mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan, padahal
menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bertanggungjawab dan wajib
menyelenggarakannya. Untuk itu Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional
lainnya.[Permenkes No.44 Tahun 2016]
2. Upaya Kesehatan Perseorangan
Upaya kesehatan perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderita akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan. Dimana Puskesmas sebagai UKP
strata utama yang merupakan UKP tingkat dasar, yaitu yang
mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar yang
ditujukan kepada penanganan. Penyelenggara UKP strata pertama adalah
pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai
bentuk pelayanan profesional, seperti praktik bidan, praktik perawat,
praktik dokter, praktik dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan, praktik
dokter/klinik 24 jam, praktik bersama, dan rumah bersalin.
UKP strata pertama diselenggarakan pemerintah dan juga Puskesmas.
Dengan demikian Puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan, yakni
pelayanan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perseorangan.
Untuk meningkatkan cakupan, Puskesmas dilengkapi dengan Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Pondok Bersalin Desa, dan Pos Obat
Desa. Dalam UKP strata pertama juga termasuk pelayanan pengobatan
tradisional dan alternatif, serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika.
Untuk menjamin dan meningkatkan mutu UKP strata pertama perlu
dilakukan berbagai program kendali mutu, baik yang bersifat prospektif
meliputi lisensi, sertifikasi, dan akreditasi, maupun yang bersifat
retrospektif seperti gugus kendali mutu. Untuk masa mendatang, apabila
sistem jaminan kesehatan nasional telah berkembang, pemerintah tidak
lagi menyelenggarakan UKP strata pertama melalui Puskesmas.
Penyelenggaraan UKP strata pertama akan diserahkan kepada masyarakat
dan swasta dengan menerapkan konsep dokter keluarga, kecuali di daerah
yang sangat terpencil masih dipadukan dengan pelayanan Puskesmas.
Menurut Permenkes 75 tahun 2014 pada pasal 35 menyatakan bahwa
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama yang
dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
dilaksanakan dalam bentuk:

1. Rawat jalan
Rawat jalan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat umum yang dilaksanakan pada pemberian
pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk keperluan observasi,
diagnosis, pengobatan dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.
Komponen tarif pelayanan rawat jalan tingkat pertama terdiri atas
tarif atas jasa sarana dan jasa pelayanan kesehatan. Tarif atas jasa
sarana merupakan biaya yang dibayarkan untuk penggunaan sarana di
PPK tingkat pertama, bahan dan alat habis pakai serta obat-obatan.
Tarif atas jasa pelayanan merupakan biaya jasa pemberian pelayanan
kesehatan perorangan atau keluarga yang meliputi pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Rawat jalan tingkat lanjutan merupakan upaya pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik
yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan,
dan rawat inap di ruang perawatan khusus. Biaya pelayanan rawat
jalan tingkat lanjutan ditetapkan berdasarkan tarif paket dan tarif luar
paket.
Tarif pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan meliputi tarif jasa
sarana dan jasa pelayanan. Tarif atas jasa sarana merupakan biaya
penggunaan sarana dan fasilitas Balkesmas dan Rumah Sakit, bahan
dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan dalam rangka
observasi, diagnosis, pengobatan, perawatan rehabilitasi dan/atau
pelayanan medis lainnya, serta untuk pelaksana administrasi
pelayanan. Tarif atas jasa pelayanan meliputi biaya untuk pemberi
pelayanan dalam rangkaobservasi, diagnosis, pengobatan, perawatan,
konsultasi, visite, rehabilitasi medis, dan/atau pelayanan medis
lainnya, serta untuk pelaksana administrasi pelayanan.
Jenis pelayanan yang dapat diberikan di Balkesmas dan Rumah
Sakit meliputi pelayanan Paket Pemeriksaan (P I), Paket Pemeriksaan
Laboratorium (P II A), Paket Pemeriksaan Radiogiagnostik (P II B),
Paket Pemeriksaan Elektromedik (P II C), Paket Tindakan Medis (P
III), dan pelayanan kesehatan luar paket. Besarnya tarif pelayanan di
Balkesmas disetarakan dengan besaran tarif pelayanan di Balksesmas
disetarakan dengan besaran tarif pelayanan Rumah Sakit Daerah kelas
D.
2. Pelayanan gawat darurat
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mengurangi risiko
kematian atau cacat, tanpa memperhitungkan jumlah kunjungan dan
pelayanan yang diberikan kepada peserta atau anggota keluarganya.
Tujuan dari pelayanan gawat darurat adalah tercapainya suatu
pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap
anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Upaya
pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya
mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan
sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang
mungkin terjadi.
Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:

a. Penanggulangan penderita di tempat kejadian


b. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian
kesarana kesehatan yang lebih memadai.
c. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan
penanggulangan penderita gawat darurat.
d. Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli
e. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat rujukan
(Unit Gawat Darurat dan ICU).
f. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.
3. Pelayanan satu hari (one day care)
Pelayanan satu hari (one day care) adalah pelayanan yang
dilakukan untuk penderita yang sudah ditegakkan diagnosa secara
definitif dan perlu mendapat tindakan atau perawatan semi intensif
(observasi) setelah 6 jam sampai 24 jam.
Biaya pelayanan satu hari (one day care) dibayarkan untuk biaya
akomodasi. Untuk biaya tindakan pada pelayanan satu hari (one day
care) dibayarkan sesuai dengan tarif tindakan. Tarif paket pelayanan
meliputi tarif atas jasa sarana dan jasa pelayanan.
Apabila dalam satu hari perawatan/observasi tersebut pasien
belum ada perubahan kondisi yang lebih baik maka pasien dianjurkan
untuk rawat inap. Pelayanan (one day care) bekerjasama dengan
instalasi rawat jalan untuk proses observasi yang lebih baik.
4. Home care
Home care adalah suatu layanan perawatan pasien di rumah.
Yang membutuhkan perawatan di rumah baik pasien yang masih sehat
sampai yang sakit, pasien dengan berbagai kondisi jenis penyakit
dengan berbagai latar belakang yang melandasi keputusan untuk
menggunakan jasa ini di lingkungan keluarga.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan
kesehatan di rumah adalah:
a. Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan
memandirikan klien dan keluarganya.
b. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien
denganmelibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang
ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan.
c. Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek
administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir
berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non
profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan.
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
Rawat inap tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat umum dan dilaksanakan pada Puskesmas
perawatan, untuk keperluan observasi, perawatan, diagnosis,
pengobatan, dan/atau pelayanan medis lainnya, dimana peserta atau
anggota keluarganya dirawat inap paling singkat 1 (satu) hari.
Pelayanan rawat inap tingkat pertama bagi peserta dapat
dilakukan di Puskesmas perawatan. Dalam hal Puskesmas perawatan
tidak mempunyai kemampuan pelayanan untuk memberikan
pelayanan kesehatan atau tindakan medis bagi peserta, maka wajib
dirujuk ke PPK Tingkat Lanjutan.
Tarif rawat paket inap tingkat pertama meliputi tarif jasa sarana
dan jasa pelayanan. Tarif atas jasa sarana merupakan biaya
penggunaan sarana dan fasilitas Puskesmas rawat inap, akomodasi,
obat-obatan, bahan dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan
dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, perawatan, dan
pelayanan media lainnya. Tarif atas jasa pelayanan meliputi biaya
untuk pemberi pelayanan dalam rangka observasi, diagnosis,
pengobatan, perawatan, konsultasi, visite, dan pelayanan medis
lainnya, serta untuk pelaksanaan administrasi pelayanan.
6. Laboratorium
Pelayanan laboratorium diPuskesmas harus memenuhi kriteria
ketenagaan, sarana, prasarana, perlengkapan dan peralatan. Pelayanan
laboratorium di Puskesmas sebagaimana dimaksud adalah
dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Manfaat Laboratorium Puskesmas
1) Pemantapan dan penyempurnaan dan metode pemeriksaan
dengan mempertimbangkan aspek analik dan klinis.
2) Mempertinggi kesiagaan tenaga, sehingga pengeluaran hasil
yang salah tidak terjadi dan perbaikan penyimpanan dapat
dilakukan segera.
3) Memastikan bahwa dari proses mulai dari persiapan pasien,
pengambilan, pengiriman, penyimpanan, pengolahan dan
pemeriksaan spesimen sampai dengan pencacatan dan
pelaporan telah dilakukan dengan benar.
4) Mendeteksi penyimpangan dan mengetahui sumbernya.
5) Membantu perbaikan pelayanan kepada pelanggan.
b. Sarana
Sarana laboratorium merupakan segala sesuatu yang
berkaitan dengan fisik bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri,
dalam lingkup ini adalah ruangan laboratorium Puskesmas.
c. Prasarana
Prasarana laboratorium merupakan jaringan atau instalasi
yang membuat suatu sarana yang ada bias berfungsi sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
d. Perlengkapan dan peralatan
1) Perlengkapan
a) Meja pengambilan sampel darah
b) Loket pendaftaran, penerimaan sampel urin dan dahak
pengambilan hasil
c) Kursi petugas laboratorium dan pasien
d) Bak cuci
e) Meja pemeriksaan
f) Lemari pendingin (refrigerator)
g) Lemari alat
h) Rak reagen
2)
Jenis dan jumlah dan perlatan laboratorium Puskesmas
tergantung dari metode pemeriksaan, jenis, program
pemeriksaan Puskesmas.[Permenkes No. 44 Tahun 2016]

PIS-PK

Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan puskesmas yang


menggabungkan upaya kesehatan perseorangan (UKP) dan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) tingkat pertama secara berkesinambungan dengan didasarkan
kepada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.

PIS-PK memiliki 12 indikator, yaitu:


1. Keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB)
Jika keluarga merupakan pasangan usia subur, maka suami atau
istri ataupun keduanya terdaftar secara resmi seabgai peserta/akseptor
kb dan/atau menggunakan alat kontrasepsi.
2. Ibu melakukan persalinan difasilitas kesehatan
Jika dikeluarga terdapat ibu pasca bersalin (usia bayi 0-12 bulan),
persalinan tersebut dilakukan dirumah sakit atau Puskesmas atau
klinik.
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Jika dikeluarga terdapat anak (usia 1-2 tahun) telah mendapatkan
imunisasi HB0, BCG, DPT-HB1, DPT-HB2, DPT-HB3, POLIO 1,
POLIO 2, POLIO 3, POLIO 4, dan Campak.
4. Bayi mendapat ASI eksklusif
Jika dikeluarga terdapat bayi usia >6-18 bulan, bayi tersebut
selama 6 bulan pertama (usia 0-6 bulan) hanya diberi ASI saja (ASI
Eksklusif)
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
Jika dikeluarga terdapat balita, balita tersebut bulan sebelumnya
ditimbang berat badannya untuk dicatat diposyandu.
6. Penderita Tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar.
Jika dikeluarga terdapat anggota keluarga usia <15 tahun
menderita batuk sudah 2 minggu berturut turut belum sembuh atau
didiagnosis sebagai penderita tuberculosis paru, penderita tersebut
berobat sesuai dengan petunjuk dokter/petugas kesehatan
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
Jika dikeluarga terdapat anggota keluarga usia <15 tahun, yang
berdasar pengukuran adalah penderita tekanan darah tinggi
(Hipertensi), ia berobat sesuai dengan petunjuk dokter/petugas
kesehatan.
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan
Jika dikeluarga terdapat anggota keluarga yang menderita
gangguan jiwa berat, penderita tersebut diobati/tidak diterlantarkan
dan/atau dipasung
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
Jika tidak ada seorangpun anggota keluarga yang sering atau
kadang-kadang menghisap rokok atau produk lain dari tembakau.
Termasuk disini adalah jika anggota keluarga tidak pernah atau sudah
berhenti dari kebiasaan menghisap rokok atau produk lain dari
tembakau.
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Jika seluruh anggota keluarga memiliki kartu keanggotaan BPJS
Kesehatan dan/atau kartu kepesertaan asuransi kesehatan lainnya.
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
Jika keluarga memiliki akses air leding, PDAM atau sumur
pompa, atau sumur gali, atau mata air terlindung untuk keperluan
sehari-hari.
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Jika keluarga memiliki atau menggunakan sarana untuk
membuang air besar (kakus) berupa kloset atau leher angsa atau
plengsengan.

J. Azas Penyelenggaraan Puskesmas


Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan puskesmas tersebut dikembangkan dari
ketiga fungsi Puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya menerapkan
prinsip dasar dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap
upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah :
[kepmenkes Nomor 128 Tahun 2004]

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah


Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya. Untuk ini puskesmas harus melaksanakan berbagai
kegiatan, anatara lain sebagai berikut : [kepmenkes no.128 tahun 2004]
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas


pembantu, puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai upaya
kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya (outreach activities) pada
dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas pertanggungjawaban
wilayah. [kepmenkes no.128 tahun 2004]

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat


Azas penyelenggarakan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan,
keluarga dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan
setiap upaya puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu
dihimpun melalui pembentukan badan penyantunan puskesmas (BPP).[128]
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam
rangka pemberdayaan masyarakat antara lain: [kepmenkes no.128 tahun 2004]
a. Upaya kesehatan ibu dan anak : posyandu, polindes, bina keluarga
balita (BKB).
b. Upaya pengobatan : posyandu, pos obat (POD).
c. Upaya kesehatan gizi : posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar
gizi (kadarzi)
d. Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan guru dan orang
tua/wali murid, saka bakti husada (SBH), pos kesehatan pesantren
(poskestren).
e. Upaya kesehatan lingkungan: kelompuk pemakai air (pokmair), desa
percontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
f. Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu lansia, panti wreda.
g. Upaya kesehatan kerja: pos upaya kesehatan kerja (pos UKK).
h. Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa
masyarakat (TPKJM)
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional : taman obat keluarga
(TOGA), pembinaan pengobatan tradisional (battra)
j. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif ): dana sehat,
tabungan ibu bersalin (tabulin), mobilisasi dan keagamaan.
3. Azas Keterpaduan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah keterpaduan.
Untuk mengatasi keterbatasan sumbe rdaya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan
secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua
[Kepmenkes No.128 Tahun
macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yakni :
2004]

a. Keterpaduan lintas program


Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggungjawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara
lain :
1) Manajemen terpadu balita sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
2) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) : keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi,
kesehatan reproduksi remaja, dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling (Pusling) : keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, gizi, promosi kesehatan, kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M, kesehatan
jiwa, promoai kesehatan.[Kepmenkes No.128 Tahun 2004]
b. Keterpaduan lintas sektor

Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan


penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi)
dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan,
termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh
keterpaduan lintas sektor antara lain :

1) Upaya Kesehatan Sekolah : keterpaduan sektor kesehatan


dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
2) Upaya promosi kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
3) Upaya kesehatan ibu dan anak : keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi
kemasyarakatan, PKK, PLKB.
4) Upaya perbaikan gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama,
koperasi, dunia usaha, PKK, PLKB.
5) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan : keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja,
koperasi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan.
6) Upaya kesehatan kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan
[Kepmenkes
camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.
No.128 Tahun 2004]

4. Azas Rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan
kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai
masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap upaya (wajib, pengembangan, dan inovasi) harus
ditopang oleh azas rujukan. [Kepmenkes No.128 Tahun 2004]
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horizontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.
[Kepmenkes No.128 Tahun 2004]

Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh


puskesmas, ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal
maupun vertikal). Sebaliknya pasien paska rawat inap yang hanya
[Kepmenkes No.
memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.
128 Tahun 2004]

Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas 3 macam :


1) Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medic (biasanya operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan ilmu pengetahun antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan kepada
tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan
medik di puskesmas [Kepmenkes No. 128 Tahun 2004]
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat
juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah
menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, maka puskesmas wajib
merujuknya ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.[Kepmenkes No. 128 Tahun

2004]

Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:


1). Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat
audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai dan
bahan makanan.
2). Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah
hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena
bencana alam.
3). Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian masalah
kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya
Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air
bersih) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Rujukan
operasional diselenggarakan apabila puskesmas tidak mampu.
[Kepmenkes No. 128 Tahun 2004]

K. Manajemen Puskesmas
1. Administrasi Manajemen
a. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas:
1) Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan
untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
2) Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
[Permenkes No. 75 Tahun
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
2014]

3) Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi
[Permenkes No. 75 Tahun
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2014]

4) Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi,
agama, budaya, dan kepercayaan. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
5) Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak
buruh bagi lingkungan. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
6) Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor
serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dilakukan
dengan mempertimbangkan :
a) Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan Puskesmas
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan Puskesmas
diidentifikasi dan tercermin dalam upaya Puskesmas. Peluang
untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan diidentifikasi
dan dituangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
b) Akses dan Pelaksanaan Kegiatan
Strategi perbaikan yang berkesinambungan diterapkan agar
penyelenggaraan pelayanan tepat waktu, dilakukan secara
profesional dan memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat,
serta tujuan Puskesmas.
Evaluasi dilakukan terhadap efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan pelayanan, apakah sesuai dengan rencana
dan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna
pelayanan.
[Permenkes No. 75
7) Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
Tahun 2014]

a) Persyaratan Puskesmas sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan


Tingkat Pertama. Puskesmas harus memenuhi persyaratan
lokasi, bangunan dan ruang, prasarana, peralatan, dan
ketenagaan.
b) Persyaratan Ketenagaan Puskesmas harus memenuhi jenis dan
jumlah ketenagaan yang dipersyaratkan dalam peraturan
perundangan.
c) Kegiatan Pengelolaan Puskesmas
Pengelola Puskesmas menjamin efektivitas dan efisiensi dalam
mengelola program dan kegiatan sejalan dengan tata nilai, visi,
misi, tujuan, tugas pokok dan fungsi Puskesmas.
d) Hak dan Kewajiban Pengguna Puskesmas
Adanya kejelasan hak dan kewajiban pengguna Puskesmas
e) Kontrak Pihak Ketiga
Jika sebagian kegiatan dikontrakkan kepada pihak ketiga,
pengelola menjamin bahwa penyelenggaraan oleh pihak ketiga
memenuhi standar yang ditetapkan.
f) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Sarana dan peralatan Puskesmas harus dipelihara agar dapat
digunakan sesuai kebutuhan dan sesuai peraturan yang berlaku
8) Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
Perbaikan mutu dan kinerja puskesmas konsisten dengan
tata nilai, visi, misi dan tujuan puskesmas, dipahami dan
dilaksanakan oleh pimpinan puskesmas, penanggungjawab upaya
puskesmas dan pelaksana. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
9) Kategori Puskesmas
Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas adalah
satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari
satu Puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar
Puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah
(desa/kelurahan atau RW). Masing-masing Puskesmas tersebut
secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
Dalam pasal 21 karakteristik wilayah kerjanya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20, Puskesmas dikategorikan menjadi :
[Permenkes No. 75 Tahun 2014]

1. Puskesmas kawasan perkotaan

Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan


yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria
kawasan perkotaan sebagai berikut : [Permenkes No. 75 Tahun 2014]

a) Aktivitas lebih dari 50% penduduknya pada sector non agraris,


terutama industri, perdagangan, dan jasa;
b) Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,
pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurang dari 5
km, bioskop, atau hotel;
c) Lebih dari 90% rumah tangga memiliki listrik; dan/atau
d) Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas
perkotaan sebagai mana yang dimaksud pada nomor 2.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh puskesmas kawasan
[Permenkes No. 75
perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut :
Tahun 2014]

a) Memprioritaskan pelayanan UKM;


b) Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat;
c) Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
atau masyarakat;
d) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan/atau
e) Pendekatan pelayanan yang diberikan berdasarkan kebutuhan
dan permasalahan yang sesuai dengan pola kehidupan
masyarakat perkotaan.

2. Puskesmas kawasan pedesaan


Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan
yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria
kawasan pedesaan sebagai berikut : [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
a) Aktifitas lebih dari 50% penduduk pada sector agraris;
b) Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius
lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop dan
hotel;
c) Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90%; dan
d) Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas sebagai
mana dimaksud pada nomor 2.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan
pedesaan memiliki karakteristik sebagai berikut : [Permenkes No. 75 Tahun
2014]

a) Pelayanan UKM dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi


masyarakat;
b) Pelayanan UKP dilaksanakan oleh Puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat;
c) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
d) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan
pola kehidupan masyarakat perdesaan.

3. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil


Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan
dengan kriteria sebagai berikut : [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
a) Berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana,
pulau kecil, gugus pulau, atau pesisir;
b) Akses transportasi umum rutin satu kali dalam satu minggu,
jarak tempuh pulang pergi dari ibukota kabupaten memerlukan
waktu lebih dari 6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-
waktu dapat terhalang iklim atau cuaca; dan
c) Kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang
tidak stabil.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan oleh Puskesmas kawasan
terpencil dan sangat terpencil memiliki karakteristik sebagai
[Permenkes No. 75 Tahun 2014]
berikut :
a) Memberikan pelayanan UKM dan UKP dengan penambahan
kompetensi tenaga kesehatan;
b) Dalam pelayanan UKP dapat dilakukan penambahan
kompetensi dan kewenangan tertentu bagi dokter, perawat, dan
bidan;
c) Pelayanan UKM diselenggarakan dengan memperhatikan
kearifan lokal;
d) Pendekatan pelayanan yang diberikan menyesuaikan dengan
pola kehidupan masyarakat di kawasan terpencil dan sangat
terpencil;
e) Optimalisasi dan peningkatan kemampuan jaringan pelayanan
Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan; dan
f) Pelayanan UKM dan UKP dapat dilaksanakan dengan pola
gugus pulau/cluster dan/atau pelayanan kesehatan bergerak
untuk meningkatkan aksesibilitas.
10) Persyaratan Pendirian Puskesmas
(1) Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
(2) Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat
didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas.
(3) Kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan,
jumlah penduduk dan aksesibilitas.
(4) Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan,
kefarmasian dan laboratorium. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan
antara lain : [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
a) Geografis
Puskesmas tidak didirikan di lokasi berbahaya, yaitu :
[Permenkes No. 75 Tahun 2014]

i. Tidak di tepi lereng;


ii. Tidak dekat kaki gunung yang rawan terhadap tanah
longsor;
iii. Tidak dekat anak sungai, sungai atau badan air yang
dapat mengikis pondasi;
iv. Tidak diatas atau dekat dengan jalur patahan aktif;
v. Tidak di daerah rawan tsunami;
vi. Tidak di daerah rawan banjir;
vii. Tidak dalam zona topan;
viii. Tidak di daerah rawan badai, dan lain-lain.
b) Aksesibilitas untuk jalur transportasi
Puskesmas didirikan di lokasi yang mudah dijangkau oleh
masyarakat dan dapat diakses dengan mudah menggunakan
transportasi umum. Tersedia jalur untuk pejalan kaki dan
jalur-jalur yang eksesibel untuk penyandang disabilitas.
[Permenkes No. 75 Tahun 2014]

c) Kontur tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada
perencanaan struktur, dan harus dipilih sebelum perencanaan
awal dapat dimulai. Selain itu kontur tanah juga berpengaruh
terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap
tapak bangunan dan lain-lain. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
d) Fasilitas parkir
Perencangan dan perencanaan prasarana parkir cukup
penting karena prasarana parkir kendaraan akan menyita
banyak lahan. Kapasitas parkir harus memadai, menyesuaikan
dengan kondisi lokasi, social dan ekonomi daerah setempat.
[Permenkes No. 75 Tahun 2014]

e) Fasilitas keamanan
Perancangan dan perencanaan prasarana keamanan sangat
penting untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan
[Permenkes No. 75 Tahun
keamanan minimal menggunakan pagar.
2014]

f) Ketersediaan utilitas public


Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
membutuhkan air bersih, pembuangan air kotor/limbah,
listrik, dan jalur telepon. Pemerintah daerah harus
mengupayakan utilitas tersebut selalu tersedia untuk
kebutuhan pelayanan dengan mempertimbangkan berbagai
sumber daya yang ada pada daerahnya. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
g) Pengelolaan kesehatan lingkungan
Puskesmas harus menyediakan fasilitas khusus untuk
pengelolaan kesehatan lingkungan antara lain air bersih,
pengelolaan limbah B3 seperti limbah padat dan cair yang
bersifat infeksius serta pemantauan limbah gas/udara dari
emisi incinerator dan genset. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
h) Kondisi lain
Puskesmas tidak didirikan di area Saluran Udara Tegangan
Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Ekstra Tinggi ( SUTET).
Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang
meliputi : [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
a) Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja, serta persyaratan teknis bangunan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b) Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
c) Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan
keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan
khusus, anak-anak dan lanjut usia.
d) Struktur bangunan Puskesmas harus direncanakan kuat atau
kokoh dan stabil dalam menahan beban atau kombinasi beban,
baik beban muatan tetap maupun beban muatan sementara
yang timbul, antara lain beban gempa dan beban angin, dan
memenuhi aspek pelayanan (service ability) selama umur
layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi
bangunan.

Jumlah dan jenis ruang di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu


ditentukan melalui analisis kebutuhan ruang berdasarkan pelayanan
yang diselenggarakan dan ketersediaan sumber daya. Tabel
dibawah ini menunjukkan program ruang minimal pada Puskesmas
Rawat Inap, Puskesmas Non Rawat Inap dan Puskesmas Pembantu,
sebagai berikut berikut : [Permenkes No. 75 Tahun 2014]

a. Puskesmas Non Rawat Inap

No. Nama Ruang Keterangan


Ruang Kantor
1. Ruangan administrasi kantor
2. Ruangan kepala puskesmas
3. Ruangan rapat Dapat digunakan untuk
kegiatan lain dalam
mendukung pelayanan
kesehatan (ruang
multifungsi)
Ruang pelayanan
4. Ruangan pendaftaran dan
rekam medic
5. Ruangan tunggu
6. Ruangan pemeriksaan umum
7. Ruangan tindakan Ruangan tindakan juga
digunakan untuk
pelayanan gawat darurat
8. Ruangan KIA, KB, dan
imunisasi
9. Ruangan kesehatan gigi dan
mulut
10. Ruangan ASI
11. Ruangan promosi kesehatan Dapat dipergunakan untuk
konsultasi dan konseling
12. Ruangan farmasi - Sesuai dengan Standar
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.

- Ruang penerimaan resep


dsapat digabungkan
dengan ruang penyerahan
obat dan dirancang agar
tenaga kefarmasian dapat
bertatap muka dengan
pasien
13. Ruangan persalinan
14. Ruangan rawat pasca Hanya 1 tempat tidur
persalinan
15. Laboratorium Sesuai dengan Standar
Pelayanan Laboratorium
di Puskesmas.
16. Ruangan sterilisasi
17. Ruangan penyelenggaraan Dapat memiliki fungsi
makanan hanya sebagai tempat
penyajian makanan.
18. Kamar mandi/WC pasien Dikondisikan untuk dapat
(laki-laki dan perempuan digunakan oleh
terpisah) penyandang disabilitas.
19. KM/WC untuk persalinana Dikondisikan untuk dapat
digunakan oleh
penyandang disabilitas.
20. KM/WC untuk petugas Dikondisikan untuk dapat
digunakan oleh
penyandang disabilitas.
21. Gudang umum
Pendukung
22. Rumah dinas tenaga Merupakan rumah jabatan
kesehatan tenaga kesehatan yang
berjumlah paling sedikit 2
(dua) unit.
23. Parkir kendaraan roda 2 dan
4 serta garasi untuk ambulans
dan Puskesmas keliling

b. Puskesmas Rawat Inap


No Nama Ruang Keterangan
Ruang kantor
1. Ruangan administrasi kantor
2. Ruangan kepala puskesmas
3. Ruangan rapat Dapat digunakan untuk
kegiatan lain dalam
mendukung pelayanan
kesehatan (ruang
multifungsi)
Ruang pelayanan
4. Ruangan pendaftaran dan
rekam medik
5. Ruangan tunggu
6. Ruangan pemeriksaan umum
7. Ruangan gawat darurat
8. Ruangan kesehatan anak dan
imunisasi
9. Ruangan kesehatan ibu dan
KB
10. Ruangan kesehatan gigi dan
mulut
11. Ruangan ASI
12. Ruangan promosi kesehatan Dapat dipergunakan untuk
konsultasi dan konseling
13. Ruang farmasi Sesuai dengan Standar
Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas.

- Ruang penerimaan resep


dsapat digabungkan
dengan ruang penyerahan
obat dan dirancang agar
tenaga kefarmasian dapat
bertatap muka dengan
pasien
14. Ruangan persalinan Letak ruang bergabung di
area rawat inap.
15. Ruang pasca persalinan Hanya satu tempat tidur,
letak ruang bergabung di
area rawat inap.
16. Ruangan tindakan
17. Ruangan rawat inap Dibedakan antara laki-
laki, perempuan dan anak.
18. Kamar mandi/WC pasien Dikondisikan untuk dapat
(laki-laki dan perempuan digunakan oleh
terpisah) penyandang disabilitas.
19. Laboratorium Sesuai dengan Standar
Pelayanan Laboratorium
di Puskesmas.
20. Ruangan cuci linen
21. Ruangan sterilisasi
22. Ruangan penyelenggaraan Memiliki fungsi sebagai
makanan tempat pengolahan dan
penyajian makanan.
23. KM/WC untuk rawat inap Dikondisikan untuk dapat
digunakan oleh
penyandang disabilitas.
24. KM/WC petugas Dikondisikan untuk dapat
digunakan oleh
penyandang disabilitas.
25. Ruangan jaga petugas
26. Gudang umum
Pendukung
27. Rumah dinas tenaga Rumah dinas merupakan
kesehatan rumah jabatan tenaga
kesehatan yang berjumlah
paling sedikit 2 (dua) unit.
28. Parkir kendaraan roda 2 dan
4 serta garasi untuk ambulans
dan puskesmas keliling

c. Puskesmas Pembantu
No. Nama Ruang Keterangan
Ruang pelayanan
1. Ruangan pendaftaran dan
administrasi
2. Ruangan tunggu
3. Ruangan pemeriksaan
umum
4. Ruangan KIA/KB Dapat digunakan untuk
promosi kesehatan
5. KM/WC petugas & pasien Dikondisikan untuk dapat
digunakan oleh penyandang
disabilitas.
Pendukung
6. Rumah dinas tenaga Rumah dinas merupakan
kesehatan rumah jabatan tenaga
kesehatn yang berjumlah
paling sedikit 1 (satu) unit.
7. Parkir

Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit


terdiri atas : [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
a. Sistem penghawaan (ventilasi)
Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas dapat berupa ventilasi
alami dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak
kurang dari 15% terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan
ventilasi. Sedangkan system ventilasi mekanis diberikan jika ventilasi
alami yang memenuhi syarat tidak memadai.
b. Sistem pencahayaan
Sistem pencahayaan pada bangunan Puskesmas harus mempunyai
pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan. Pencahayaan harus
terdistribusikan rata dalam ruangan, serta lampu-lampu yang
digunakan diusahakan dari jenis hemat energi.
c. Sistem sanitasi
Sistem sanitasi Puskesmas terdiri dari system air bersih, sistem
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.
d. Sistem kelistrikan
Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah dioperasikan,
diamati, dipelihara, tidak membahayakan, tidak menggamggu
lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lain. Sumber daya listrik
normal dengan daya paling rendah 2200VA.
e. Sistem komunikasi
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan atau komunikasi
dilingkup dan keluar Puskesmas, dalam mendukung pelayanan di
Puskesmas. Alat komunikasi berupa telepon kabel, seluler, radio
komunikasi, ataupun alat komunikasi lainnya.
f. Sistem gas medik
Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah oksigen (O2).
Sistem gas medik harus direncanakan dan diletakkan dengan
mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi penggunanya.
g. Sistem proteksi petir
Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari
bangunan Puskesmas, termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan
instalasi serta peralatan lainnya terhadap kemungkinan bahaya
sambaran petir.
h. Sistem proteksi kebakaran
Sistem proteksi kebakaran bangunan Puskesmas harus menyiapkan
alat pemadam kebakaran untuk memproteksi kemungkinan terjadinya
kebakaran. Alat pemadam kebakaram minimal 2kg, dan dipasang 1
buah untuk setiap 15 m2.
i. Sistem pengendalian kebisingan
Intensitas kebisingan equivalent (leq) diluar bangunan Puskesmas
tidak lebih dari 55 dBA dan didalam bangunan Puskesmas tidak lebih
dari 45 dBA
j. Sistem transporatasi vertikal untuk bangunan lebih dari satu lantai;
k. Kendaraan puskesmas keliling;
l. Kendaraan ambulans;
Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan :
a. Standar mutu, keamanan, keselamatan;
b. Memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangan-
undangan; dan
c. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang.
Alat kesehatan yang harus ada pada puskesmas non rawat inap antara
lain: [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
a. Peralatan pemeriksaan umum
b. Peralatan tindakan medis/gawat darurat
c. Peralatan pemeriksaan kesehatan Ibu
d. Peralatan pemeriksaan kesehatan Anak
e. Peralatan pelayanan KB
f. Peralatan Imunisasi
g. Peralatan kesehatan Gigi dan mulut
h. Peralatan ASI
i. Peralatan promosi kesehatan
j. Peralatan farmasi
k. Peralatan Obstetri dan Ginekologi
l. Peralatan Insersi dan Ekstraksi AKDR
m. Peralatan Resusitasi Bayi
n. Peralatan perawatan pasca persalinan
o. Peralatan Laboratorium
p. Peralatan Sterilisasi
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan
dan Tenaga Non Kesehatan. Tenaga Kesehatan di Puskesmas harus
bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, Standar
Operasional Prosedur (SOP), etika profesi, menghormati hak pasien, serta
mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan
memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap
Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus memiliki Surat Izin
Praktik (SIP) sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Jenis
Tenaga Kesehatan terdiri atas : [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
a. dokter atau dokter layanan primer;
b. dokter gigi;
c. perawat;
d. bidan;
e. tenaga kesehatan masyarakat;
f. tenaga kesehatan lingkungan;
g. ahli teknologi laboratorium medik;
h. tenaga gizi; dan
i. tenaga kefarmasian.
Sedangkan tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan
ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan
operasional lain di Puskesmas. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
Pelayanan laboratorium di Puskesmas harus memenuhi kriteria
ketenagaan, sarana, prasana, perlengkapan dan peralatan. Setiap
puskesmas wajib memiliki izin untuk menyelenggarakan pelayanan
kesehatan. Izin sebagaimana dimaksud yaitu diberikan oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. Izin berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun
dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan. Perpanjangan izin
sebagaimana dimaksud yaitu dilakukan dengan mengajukan permohonan
perpanjangan selambat – lambatnya 6 (enam) bulan sebelum habis masa
berlakunya izin. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud yaitu Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan permohonan tertulis kepada
Bupati/Walikota melalui satuan kerja pada pemerintah daerah
kabupaten/kota yang menyelenggarakan perizinan terpadu dengan
melampirkan dokumen: [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
a. Fotokopi sertifikat tanah atau bukti lain kepemilikan tanah yang sah
b. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan(IMB)
c. Dokumen pengelolaan lingkungan sesuai ketentuan peraturan
perundang – undangan
d. Surat keputusan dari Bupati/Walikota terkait kategori Puskesmas
e. Studi kelayakan untuk Puskesmas yang baru akan didirikan atau akan
dikembangkan
f. Profil Puskesmas yang meliputi aspek lokasi, bangunan, parasarana,
peralatan kesehatan, ketenagaan, dan pengorganisasian untuk
Puskesmas yang mengajukan permohonan perpanjangan izin, dan
g. Persyaratan lainnya sesuai dengan peraturan daerah setempat

Satuan kerja pada pemerintah daerah harus menerbitkan bukti


penerimaan berkas permohonan yang telah lengkap atau memberikan
informasi apabila berkas permohonan belum lengkap kepada pemohon
yang mengajukan permohonan izin sebagaimana dimaksud yaitu dalam
jangka waktu paling lama 6 (enam) hari kerja sejak berkas permohonan
diterima. Dalam hal berkas permohonan belum lengkap sebagaimana
dimaksud yaitu pemohon harus mengajukan permohonan ulang kepada
pemberi izin. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah
bukti penerimaan berkas diterbitkan, pemberi izin harus menetapkan untuk
memberikan atau menolak permohonan izin. Jika terdapat masalah yang
tidak dapat diselesaikan dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud,
pemberi izin dapat memperpanjang jangka waktu pemrosesan izin paling
lama 14 (empat belas) hari kerja dengan menyampaikan pemberitahuan
tertulis kepada pemohon. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]

Penetapan pemberian atau penolakan permohonan izin dilakukan


setelah pemberi izin melakukan penilaian dokumen dan peninjauan
lapangan. Jika permohonan izin ditolak, pemberi izin harus memberikan
alasan penolakan yang disampaikan secara tertulis kepada pemohon.
Apabila pemberi izin tidak menerbitkan izin atau tidak menolak
permohonan hingga berakhirnya batas waktu maka permohonan izin
dianggap diterima. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]

Setiap puskesmas yang telah memiliki izin wajib melakukan


registrasi. Registrasi sebagaimana dimaksud, diajukan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota kepada Menteri setelah memperoleh
rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi. Registrasi diajukan dalam
jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah izin Puskesmas
ditetapkan. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan surat


pemohonan rekomendasi registrasi puskesmas kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dengan melampirkan izin puskesmas berdasarkan
karakteristik wilayah kerjanya dan kemampuan penyelenggraan rawat
inapnya. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]

Dinas kesehatan provinsi melakukan verifikasi dan penilaian


kelayakan Puskesmas dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah surat permohonan rekomendasi registrasi puskesmas
diterima. Dalam hal puskesmas memenuhi penilaian kelayakan, dinas
kesehatan provinsi memberikan surat rekomendasi Registrasi
Puskesmas, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah melakukan
penilaian. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan surat
permohonan registrasi Puskesmas kepada Menteri sebagaimana berikut :
[Permenkes No. 75 Tahun 2014]

a. Fotokopi izin puskesmas


b. Profil puskesmas
c. Laporan kegiatan Puskesmas sekurang – kurangnya 3 (tiga) bulan
terakhir
d. Surat keputusan dari Bupati/Walikota terkait kategori Puskesmas, dan
e. Rekomendasi dinas kesehatan provinsi

Menteri menetapkan nomor registrasi berupa kode puskesmas


paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak surat permohonan
registrasi puskesmas diterima. Kode Puskesmas diinforasikan kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota dan dinas kesehatan provinsi. [Permenkes No. 75
Tahun 2014]

Puskesmas dapat ditingkatkan menjadi menjadi rumah sakit milik


Pemerintah Daerah. Dalam hal puskesmas dijadikan rumah sakit,
Pemerintah Daerah wajib mendirikan puskesmas baru sebagai pengganti di
wilayah tersebut. Pendirian puskesmas baru dilakukan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]

L. Landasan Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Fasilitas Kesehatan Strata Pertama.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 44 tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas.
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien.

Landasan hukum tersebut merupakan pedoman yang digunakan oleh


puskesmas sebagai fasilitas kesehatan strata pertama dalam menjalankan
program pelayanan kesehatan masyarakat sesuai dengan wilayah kerja
masing-masing puskesmas.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

A. Tujuan Puskesmas
a) Tujuan Umum
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :
1. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat;
2. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
b) Tujuan jangka panjang (5 tahun)
1. Pencapaian target SDG’S di bidang kesehatan sampai tahun 2017
mencakup penurunan kematian ibu dan bayi, serta penurunan
angka penyakit menular seperti : TB, HIV dan AIDS.
2. Pencapaian AKI dsri 228/100.000 kelahiran menjadi
102/100.000kelahiran pada tahun 2015
3. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui
program kesehatan masyarakat, program keluarga berencana dan
sarana kesehatan ibu
4. Fokus prioritas pembangunan kesehatan
i. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan KB
ii. Perbaikan status gizi masyarakat
iii. Pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular dan
penyehatan lingkungan
iv. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan pemerataan,
keamanan, mutu, penggunaan obat dan pengawasan obat
v. Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan
vi. Peningkatan pelayanan kesehatan primer
c) Tujuan jangka pendek (1 tahun)
1. Menurunkan angka kematian ibu, bayi melalui : Bimtek WUS/PUS
dan balita : kelas balita
2. Menurunkan angka kesakitan TB, DBD, Pneumonia, Diare dan
HIV
3. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat melalui :
FKK, Puskesmas, Posyandu, Penjaringan anak sekolah, SDIDTK,
Pembinaan Dokcil (Dokter kecil)
4. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular melalui
penyehatan lingkungan dan promosi kesehatan
5. Peningkatan pelayanan kesehatan melalui pelatihan dan evalusi
dari Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Visi Puskesmas Karangdoro


Terwujudnya masyarakat Kecamatan Semarang Timur yang
mandiri untuk hidup sehat tahun 2021
Misi Puskesmas Karangdoro
1. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan
kesehatan dan mendorong kemandirian masyarakat, kelompok,
individu untuk hidup sehat.
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan lingkungan dan
pelayanan kesehatan yang bermutu,merata,terjangkau.

Dalam menjalankan visi dan misi ini, segenap jajaran


pimpinan dan karyawan Puskesmas Karangdoro mempunyai moto
“Kinerja beres, Akreditasi sukses, Inovasi tersebar luas dan
bermanfaat” di dalam menjalankan tugasnya masing-masing.
Puskesmas Karangdoro juga memiliki Tata Nilai yang harus
dipegang teguh dalam menjalankan tugasnya untuk melayani
masyarakat, yaitu “Prestasi (Profesional, Rapi, Empati, Sopan,
Tanggung Jawab, Agamis, Senyum, Ikhlas)”.

B. Prinsip Puskesmas, Tujuan Puskesmas, Fungsi Puskesmas dan


Kewenangan Puskesmas
a) Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
7. Berdasarkan Prinsip paradigma sehat Puskesmas mendorong
seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi kesehatan yang dihadapi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
8. Berdasarkan prinsip pertanggung jawaban wilayah, Puskesmas
menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
9. Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat, Puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
10. Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
11. Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna Puskesmas
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,
mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
12. Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas
mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM
dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
b) Tugas Puskesmas
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

c) Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugas Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama di wilayah kerjanya ; dan
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
d) Kewenangan Puskesmas
Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas Karangdoro mempunyai kewenangan untuk :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sector lain
terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
6. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
7. Melaksanakan peningkatan kompentensi sumber daya manusia
Puskesmas;
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Perorangan


Puskesmas Karangdoro mempunyai kewenangan untuk :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif;
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerjasama inter dan antar profesi;
6. Melaksanakan rekam medis;
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan;
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.
C. Persyaratan mendirikan Puskesmas, Peralatan kesehatan Puskesmas
dan Sumber Daya Manusia di Puskesmas
a) Persyaratan mendirikan Puskesmas
Menurut Permenkes No 75 tahun 2014 Pendirian Puskesmas
harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,prasarana, peralatan
kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.

Lokasi Puskesmas Karangdoro


a. Geografi
Puskesmas Karangdoro merupakan Pusat Kesehatan
Masyarakat yang mempunyai pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat
inap umum dan rawat bersalin. Letak Puskesmas Karangdoro berada
di Kecamatan Semarang Timur, tepatnya Jl. Raden Patah 178
Semarang. Disebelah Barat berbatasan dengan kelurahan
Purwodinatan (Kecamatan Semarang Tengah). Sebelah timur
berbatasan dengan Kelurahan Gayamsari. Sebelah utara berbatasan
dengan Kelurahan Tanjung Mas (Kecamatan Semarang Utara) dan
sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Mlatiharjo (Kecamatan
Semarang Timur).

Puskesmas Karangdoro mempunyai 3 Kelurahan Binaan yaitu :


1. Kelurahan Rejomulyo
2. Kelurahan Kemijen
3. Kelurahan Mlatibaru

Wilayah kerja Puskesmas mempunyai luas sebesar 2.772,5 Ha,


seluruhnya terdiri dari dataran rendah dan sebagian merupakan daerah
air pasang dan banjir.
Gambar geografi Puskesmas Karangdoro

b. Demografi
Jumlah penduduk 3 kelurahan sebanyak 27.419 jiwa dengan
penduduk laki-laki sebanyak 13.474 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 11.856 jiwa.
 Jumlah Penduduk masing-masing kelurahan :
1. Kelurahan Rejomulyo 4.122 jiwa
- Laki-laki 2.033 jiwa
- Perempuan 2.089 jiwa
2. Kelurahan Mlatibaru 8.944 jiwa
- Laki-laki 4.328 jiwa
- Perempuan 4.616 jiwa
3. Kelurahan Kemijen 14.353 jiwa
- Laki-laki 7.113 jiwa
- Perempuan 7. 240 jiwa
 Jumlah KK :
1. Kelurahan Rejomulyo 1.252 KK
2. Kelurahan Mlatibaru 2.020 KK
3. Kelurahan Kemijen 3.908 KK
Jumlah : 7.180 KK
 Kepadatan Penduduk 989 jiwa/km²
c. Aksesibilitas untuk jalur transportasi
Jalur transportasi ke kelurahan- kelurahan diwilayah kerja
Puskesmas Bulu Lor pada umumnya terjangkau oleh kendaraan roda
empat. Jarak antara kelurahan dengan Puskesmas :
 Kelurahan Rejomulyo – Puskesmas Karangdoro – 250 m ditempuh
dengan waktu 1 menit dengan perjalanan lancar melewati Jl.Raden
Patah
 Kelurahan Mlatibaru – Puskesmas Karangdoro – 1,2 km ditempuh
dengan waktu 3 menit dengan perjalanan lancer melewati Jl.Raden
Patah, Jl.Widoharjo, Jl.Mlaten Trenggulun
 Kelurahan Kemijen –Puskesmas Karangdoro – 1,1 km ditempuh
dengan waktu 4 menit dengan perjalanan lancer melewati Jl.
Pengapon
d. Kontur Tanah
Wilayah Puskesmas Karangdoro merupakan wilayah yang
berkontur dataran rendah dan sebagian merupakan daerah air pasang
dan banjir, dengan ketinggian 50-90 meter dari permukaan air laut.
Beberapa daerah sering mengalami banjir karena dilalui oleh sungai-
sungai yang cukup besar, terutama di wilayah Kelurahan Kemijen.
e. Fasilitas Parkir
Puskesmas Karangdoro memiliki fasilitas parkir memadai,
lahan parkir Puskesmas Karangdoro cukup luas untuk kendaraan roda
2 maupun untuk kendaraan roda 4.
f. Fasilitas Keamanan
Puskesmas Karangdoro memiliki fasilitas keamanan yang
memadai. Yaitu satu penjaga di Puskesmas Karangdoro
g. Ketersediaan Utilitas Publik
Puskesmas Karangdoro terdapat fasilitas umum yang dapat
mendukung berjalanannya pelayanan Puskesmas. Terdapat 1
kendaraan Puskesmas keliling dan 1 kendaraan ambulan.
h. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Karangdoro untuk pengelolaan kesehatan
lingkungan menerapkan program pemilahan sampah di Puskesmas
dan kegitan composting di Puskesmas. Pemilahan Sampah dapat
diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari
sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara
efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan,
pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan
organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu lingkungan bebas
sampah.

Bangunan Puskesmas Karangdoro

JUMLAH
NO RUANGAN LUAS
RUANG
Ruang Pemeriksaan Gigi dan
1 1 5,6 x 3,6 m²
Mulut
2 Ruang KIA 1 5,6 x 3,6 m²
3 Ruang Konseling Sehat 1 4 x 3,2 m²
4 Ruang Tunggu Rawat Inap 1 5,7 x 3,8 m²
5 Ruang MTBS 1 3 x 2,2 m²
6 Ruang Laboratorium 1 3,7 x 3,2 m²
7 Ruang Pemeriksaan Umum 1 5,7 x 2,9 m²
8 Ruang RGD 1 5,7 x 2,9 m²
9 Ruang Kepala Puskesmas 1 4,5 x 3,3 m²
10 Ruang Dapur 1 2,1 x 6 m²
Ruang Kepala TU dan
11 1 4,5 x 3,3 m²
Administrasi
12 Ruang VK 1 5,1 x 2,9 m²
13 Ruang Laktasi 1 5,1 x 1,5 m²
14 Ruang Rawat Inap Perempuan 1 5,7 x 5,7 m²
15 Ruang Rawat inap Laki-laki 1 5,7 x 5,7 m²
16 Ruang Farmasi 1 3,2 x 6,8 m²
17 Ruang Aula 1 6,3 x 9,9 m²
18 Ruang Pendaftaran 1 2,8 x 6,8 m²
19 Mushola 1 4,4 x 6 m²
Ruang Jaga Petugas Rawat
20 1 5,7 x 3,8 m²
Inap
21 Kamar Mandi Pegawai 1 1,5 x 1,6 m²
22 Kamar Mandi Pasien 1 1,5 x 1,6 m²
23 Kamar Mandi Rawat Inap 4 1,2 x 1,6 m²
24 Gudang Farmasi 1 3,2 x 6,8 m²
25 Ruang Penyimpan Barang 1 2,1 x 6 m²

Tabel diatas merupakan ruang- ruang yang ada di dalam


bangunan Puskesmas Karangdoro, selain itu bangunan Puskesmas
juga harus memenuhi persyaratan yang meliputi :

 Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan


kerja, serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
 Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
 Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan
keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus,
anak-anak dan lanjut usia.

Gambar luas bangunan Puskesmas Karangdoro

Prasarana Puskesmas Karangdoro

Menurut Permenkes no 75 tahun 2014, Puskesmas harus memiliki


prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri atas:

a. Sistem penghawaan (ventilasi);


Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas Karangdoro
tergolong cukup dikarenakan sebagian ruangan menggunakan fasilitas
AC yang dimana tidak terdapat ventilasi.
b. Sistem pencahayaan;
Sistem pencahayaan pada bangunan Puskesmas Karangdoro
mempunyai pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Pencahayaan alami untuk saat ini masih dalam kategori seaadanya
dikarenakan bangunan Puskesmas Karangdoro masi dalam tahap
renovasi, diperkirakan setelah renovasi selesai sistem pencahayaan
alami kondisinya baik dan cukup. Sedangkan untuk sistem
pencahayaan buatan kondisinya baik dan lampu-lampu yang
digunakan cukup untuk menerangi ruangan.
c. Sistem sanitasi;
Puskesmas Karangdoro memiliki 6 (enam) buah Kamar Mandi
(WC) , satu merupakan kamar mandi pegawai, satu kamar mandi
pasien, dan 4 kamar mandi rawat inap dengan kondisi air bersih cukup
baik. Puskesmas Karangdoro belum mempunyai sistem IPAL (
Instalasi Pengolahan Air Limbah).
d. Sistem kelistrikan;
Sistem kelistrikan Puskesmas Karangdoro cukup baik dan
tidak ada kendala, sistem kelistrikan mencapai 23.000 W.
e. Sistem komunikasi;
Alat komunikasi diperlukan untuk hubungan komunikasi baik
dilingkup maupun diluar Puskesmasuntuk mendukung pelayanan di
Puskesmas. Sistem komunikasi Puskesmas Karangdoro baik dilingkup
maupun diluar Puskesmas selain menggunakan nomor telepon juga
menggunakan media social yaitu Whatsapp dengan menggunakan
fitur grup.
f. Sistem gas medik;
Sistem gas medik Puskesmas Karangdoro menggunakan
oksigen (O₂) dengan jumlah sebanyak 2 tabung oksigen.
g. Sistem proteksi petir;
Pada Puskesmas Karangdoro tidak terdapat sistem proteksi
petir untuk melindungi semua bagian dari bangunan Puskesmas,
termasuk manusia yang ada didalamnya, dan instalasi serta peralatan
lainnya.
h. Sistem proteksi kebakaran;
Sistem proteksi kebakaran Puskesmas Karangdoro berdasarkan
rekomendasi dari Dinas Pemadam Kebakaran pemasangan alat
proteksi kebakaran berupa alat pemadam api ringan sebanyak 7
tabung dan alarm kebakaran sebanyak 1 titik.
i. Sistem pengendalian kebisingan;
Pada Puskesmas Karangdoro tidak terdapat sistem
pengendalian kebisingan untuk meredamkan suara bising.
j. Sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu)
lantai;
Pada Puskesmas Karangdoro tidak terdapat transportasi
vertical antar lantai dikarenakan Puskesmas Karangdoro hanya
memiliki satu lantai, sehingga tidak memerlukan sistem trasportasi
vertical.
k. Kendaraan Puskesmas keliling;
Puskesmas Karangdoro mempunyai 1 kendaraan Puskesmas
keliling
l. Kendaraan ambulans;
Puskesmas Karangdoro mempunyai 1 kendaraan ambulans
untuk mengantar pasien yang membutuhkan bantuan ambulans

Kefarmasian Puskesmas Karangdoro

Tabel beberapa contoh obat yang ada di Puskesmas Karangdoro

KODE NAMA OBAT


010006E ALBENDAZOL TABLET 400 MG
01007F ALLUPURINOL 100 MG
01008D AMINOFILIN TABLET 200 MG
01011.07.3 AMOKSILIN SYR 125 MG/ML
01013H AMOKSILIN KAPSUL 500 MG
01019G ANTASIDA DOEN TAB KOMB
01021.07.3 ANTI HAEMORRHOID SUPP
01021C ANTI HAEMORRHOID DOEN KOMB
01022B ANTIFUNGI DOEN KOMBINASI
01028E ASAM ASKORBAT TAB 50 MG
01033.07.3 ATROPIN SULFAS INJEKSI
01037G ASAM MEFENAMAT 500 MG
01048E AMPISILIN INJ
01049C ACYCLOVIR TABLET 400 MG
01051F ASAM FOLAT TAB
01065C AMLODIPIDN TAB 10 MG
01067A ANTASIDA DOEN SYRUP 60 ML
1069 ASETOSAL TABLET 80 MG
01070B AMLODIPINE TAB 5 MG
1073 ATTAPULGITE TAB 10 MG
1096 AMOKSILIN DROP 100 MG/ML
02004C BETAMETASON KRIM 0,1%
02019A.07.3 BISACODIL 10 MG SUPP ADUT
2022 BISACODIL SUP 5 MG
02022A BISACODIL 5 MG SUPP
02023.07.3 BISACODIL 5 MG TABLET
04002D DEXAMETASONE INJ 5 MG/ML - 1 ML
04003.07.3 DEXAMETASONE TABLET

Laboratorium Puskesmas Karangdoro

Alat -alat yang terdapat pada laboratorium Puskesmas Karangdoro diantaranya :

NO ALAT – ALAT KONDISI


Hematology
1 Baik
Analyzer
2 Spektrofotometer Baik
3 Sentrifuge Baik
4 Mikroskop Baik
5 Mikro Pipet Baik
6 Sterilisator Baik
7 Spuit Baik
8 Vacutainer Needle Baik
9 Alcohol Swab Baik
10 Plasterin Baik
11 Handscoon Baik
12 Masker Baik
13 Jas Lab Baik
14 Lanset Baik
15 Stick Urin Baik

Jenis pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium Puskesmas


Karangdoro diantaranya :
a. Haematologi :
- Hemoglobin
- Hit jumlah eritrosit
- Hit jumlah leukosit
- Hit jenis leukosit
- Trombosit
- Hematokrin
- MCV
- MCH
- MCHC
- Golongan darah
b. Kimia darah :
- Gula darah puasa
- Gula darah 2 JPP
- Gula sewaktu
- Chiesterol
- Asam urat
- Trigliserida
c. Serologi :
- Widal serotipe O
- Widal serotipe H
- Widal serotipe AH
- HbsAg
- HIV
- Syphilis
d. Urinalisis :
- pH
- Reduksi
- Alumni
b) Peralatan kesehatan
Ketersediaan dan Kondisi Peralatan Puskesmas
NO NAMA ALAT KONDISI
1 Sterilisator Kurang Baik
2 Mouth Mirror Kurang Baik
3 Ninor Surgocal Kurang Baik
4 ECG 1 Channel Kurang Baik
5 Water Dath Kurang Baik
6 Microscope Kurang Baik
7 Two Basin Stand Kurang Baik
8 Luope Kurang Baik
9 Nirbekhem Kurang Baik
10 Scaler Kurang Baik
11 Emergency Kit Kurang Baik
12 Blood Presure Meter/Tensimeter Kurang Baik
13 Sterilisator Kurang Baik
14 Weighing Scale Kurang Baik
15 Trocart Kurang Baik
16 Nirbekhem Kurang Baik
17 Nirbekhem Kurang Baik
18 Ointmen Can Kurang Baik
19 Schoder Vulseum Forceps Kurang Baik
20 Timbangan badan Kurang Baik
21 Record Syringe Kurang Baik
22 Nurse set Kurang Baik
23 Nurse set Kurang Baik
24 Partus set Kurang Baik

25 IUD Remover Forceps Baik


26 Box Baby Baik
27 Doppler Baik
28 Dental Unit Baik
29 Implant Kit Baik
30 Scale for New Born Baby Casity 15 Kgs Baik
31 Bed Pan For Adult 310 mm Complete Baik
32 Blood Presure Meter/Tensimeter Baik
33 Sterilisator Baik
34 Stetoscope Baik
35 Tensi Meter Baik
36 Dental Cabinet Baik
37 Doopler Baik
38 Obgyn Bad Baik
39 Tensimeter mercuri complete Baik
40 Tensimeter mercuri complete Baik
41 Tensimeter mercuri complete Baik
42 Tensimeter mercuri complete Baik
43 Bed Pan For Adult 310 mm Complete 100x200cm
44 Bed Pan For Adult 310 mm Complete Baik
45 Bed Pan For Adult 310 mm Complete Baik
46 Troly Baik
47 Thermometer Digital Baik
48 Generator Set Baik
49 Stetoscope Baik
50 Timbangan badan Baik
51 Tabung Oksigen Baik
52 Bein Kohler Baik
53 Tang Gigi Baik
54 Lampu Sorot Baik
55 Troly Baik
56 Troly Baik
57 HB. Meter Baik
58 Korem tang Baik
59 Dental Sunceon Set Baik
60 Doopler Baik
61 Santrifuge Biasa Baik
62 Mouth Mirror Kurang Baik
63 Binoculer Microscope Kurang Baik

c) Sumber Daya Manusia


Jumlah pegawai Puskesmas Karangdoro pada tahun 2019
sebanyak 42 orang, yang terdiri dari 25 orang PNS, 14 orang Tenaga
BLUD, dan 3 orang tenaga BOK, berdasarkan analisa kebutuhan
pegawai, masih ada beberapa kekurangan tenaga PNS yang perlu
dipenuhi oleh Pemerintah Kota Semarang, untuk menjalankan
program dan kegiatan di Puskesmas Karangdoro. Kebutuhan Tenaga
PNS tersebut adalah :

KEBUTUHA
KEADAAN N
KEKURANGAN
JENIS RIIL PER (ABK+Menpa
NO KETERANGAN
TENAGA TAHUN n No.26/2011 +
2019 KMK No.
75/2014)
Kepala
1. 1 1 0 ASN
Puskesmas
Kepala Tata
2. 1 1 0 ASN
Usaha
Pengadminis
3. 1 3 2 Non ASN (1 org)
trasi Umum
4. Pengemudi 1 2 1 Non ASN (1 org)
Petugas
5. 1 1 0 Non ASN (1 org)
Keamanan
Petugas ASN (1 org),
6. 2 2 0
Loket Non ASN (1 org)
7. Akuntansi 1 1 0 Non ASN (1 org)
Pengadminist
8. rasi 1 1 0 Non ASN (1 org)
Kepegawaian
Petugas
9. 2 4 2 Non ASN (2 org)
Kebersihan
Dokter
10. 3 6 3 ASN (3 org)
Umum
11. Dokter Gigi 1 1 0 Non ASN (1 org)
Perawat ASN (4 org) +
12. 5 8 3
Non ASN (1 org)
Perawat
13. 1 1 0 ASN (1 org)
Gigi
Bidan 7 ASN, 4 Non
14. 11 11 0
ASN
15. Apoteker 1 1 0 ASN
Asisten
16. 1 1 0 ASN
Apoteker
17. Epidemiolog 1 1 0 Non ASN (1 org)
i Kesehatan
Penyuluh
18. 0 1 1
Kesehatan
19. Sanitarian 1 1 0 ASN
20. Nutrisionis 1 1 0 ASN
Analis
Kesehatan
21. 3 3 0 ASN
(Pranata
Laborat)
Perekam
22. 1 1 0 Non ASN (1 org)
Medis
Promosi
23. 1 1 0 Non ASN (1 org)
Kesehatan
TOTAL 42 54 12

Kebutuhan diatas juga telah di perhitungkan berdasarkan


kenutuhan tenaga yang telah dipersyaratkan didalam Peraturan
Menteri Kesehatan no.75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Pemenuhan kebutuhan tambahan tenaga tersebut telah
diusulkan ke Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kesehatan.
Dan telah ditindak lanjuti dengan proses perekrutan tenaga BLUD
Non ASN. Melalui perekrutan tersebut Puskeasmas Karangdoro
mendapatkan tambahan 17 Tenaga BLUD, yang dibiayai oleh
anggaran APBD II dan BLUD dan BOK Puskesmas Karangdoro.

D. Kategori Puskesmas

Puskesmas Karangdoro merupakan kategori perkotaan, karena


memenuhi kriteria kawasan perkotaan sebagai berikut:
a) 50%≤ penduduknya bekerja sebagai buruh pabrik
b) Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah terdekat dari
Puskesmas Karangdoro adalah:
1. SD Xaverius berjarak 1,8 km
2. SD Nusa Putra berjarak 2 km
3. SDN Gabahan 02 berjarak 2,1 km
4. SD Dagu Scho Semarang berjarak 900 m
5. SD Kanisius Kobong berjarak 100 m
6. SMP N 4 berjarak 1,8 km
7. SMP N 6 berjarak 700 m
8. SMA Nusaputera berjarak 2 km
9. SMA Kebondalem berjarak 2,1 km
10. SMA Kolese Loyola berjarak 2,3 km
c) Puskesmas Karangdoro berjarak :
1. 170 m ke pasar Kobong
2. 160 m ke pasar Rejomulyo.
d) Puskesmas Karangdoro berjarak :
1. 850 m ke Rs. Panti Wilasa Citarum
2. 1,1 km ke Rs. Pantiwilasa Dr Cipto
3. 3,1 km ke Rs. Sultan Agung
e) Fasilitas perkotaan lain yaitu seperti
1. bioskop yang berjarak 2,8 km
2. hotel yang berjarak 750 m.
f) Puskesmas Karangdoro terletak di Jl. Raden patah, maka dilalui:
1. 15 trayek bus kota semarang
2. Bus Trans Semarang Koridor III
g) Masyarakat sekitar Puskesmas karangdoro sudah 100%
menggunakan listrik dan kebetulan dekat dengan Pembangkit
listrik tenaga uap yaitu PT. Indonesia Power.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
kawasan perkotaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Memprioritaskan pelayanan UKM


Di puskesmas Karangdoro terdapat Ukm seperti:
a. UKM Esensial
- Promosi kesehatan
- Program Kesehatan Lingkungan
- Program Keperawatan Kesehatan Masyarakat
- Program KB/KIA
- Perbaikan Gizi
- P2P
b. UKM Pengembangan
- Kesehatan Kerja
- Pelayanan Lansia
2. Pelayanan UKP seperti:
- Loket Pendaftaran
- Pelayanan UGD
- Poli Umum
- Poli Gigi
- Poli KIA/KB
- Pelayanan MTBS
- Konseling Gizi
- Laboratorium
- Farmasi
- Pelayanan VCT
- Konseling Sanitasi
- Pelayanan Rawat Inap
3. Sedangkan , jejaring fasilitas kesehatan tidak bekerja secara
optimal karena kurangnya prasarana, akan tetapi pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat sudah bagus.
4. Pendekatan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sudah
diberikan sesuai kebutuhan dan permasalahan masyarakat
perkotaan seperti imunisasi, Kia, posyandu dan ada juga program
dari dinas kesehatan seperti BIAS.
E. Perizinan Puskesmas Karangdoro
a. Setiap Puskesmas wajib memiliki izin untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan.
b. Izin berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
selama memenuhi persyaratan.
Dokumen persyaratan Izin Operasional Puskemas Karangdoro,
ant ara lain:
a. Surat Permohonan Kepala Puskesmas bermaterai Rp.6000
b. Fc. Sertifikat Tanah atau Bukti Lain Kepemilikan Tanah
yang Sah
c. Fc. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
d. dokumen Izin Lingkungan
e. Surat Keputusan dari Bupati terkait dari Kategori
Puskesmas
f. Study kelayakan untuk Puskesmas yang baru akan didirikan
atau dikembangkan
g. Profil Puskesmas
h. Data Ketenagaan (Struktur Organisasi Pengurusan Tenaga
Kesehatan)
i. Data Kelengkapan Puskesmas
j. Denah Lokasi
k. Dokumen UKL/UPL
l. Fc. Kartu Keanggotaan dari masing-masing profesi
m. Fc. kartu Tanda Penduduk
n. Pas Photo berwana ukuran 4x6 (2 lembar) dan 3x4
sebanyak (2 lembar)
o. Semua Persyaratan masing-masing dibuat 2 (dua) rangkap
kecuali surat permohonan dan pas photo

Surat Izin Operasional Puskesmas Karangdoro


Registrasi Puskesmas
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan surat
permohonan rekomendasi registrasi Puskesmas kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi dengan melampirkan seluruh data dukung
sebagaimana terlampir. Provinsi melakukan verifikasi dan penilaian
kelayakan
2. Dinas Kesehatan Puskesmas dengan memeriksa seluruh data dukung
yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Adapun format penilaian dokumen yang digunakan sesuai dengan
Formulir Verifikasi dan Penilaian Kelayakan Registrasi Puskesmas
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengajukan surat
permohonan registrasi Puskesmas kepada Menteri dengan melampirkan
a. Fotokopi izin Puskesmas.
b. Surat keputusan dari Bupati/Walikota terkait kategori
Puskesmas, dan Surat rekomendasi dinas kesehatan provinsi
dengan lampiran hasil
c. Penilaian Kelayakan Registrasi Verifikasi pengisian Formulir
dan Puskesmas

Dokumen Pendukung Untuk Proses Verifikasi Kelayakan Registrasi

1. Fotokopi izin Puskesmas


2. Surat keputusan Bupati/Walikota terkait kategori Puskesmas
3. Profil Puskesmas
4. Laporan 3 bulan terakhir.
F. Penyelenggaraan Puskesmas meliputi Kedudukan dan Organisasi,
Upaya Kesehatan, Akreditasi, Jaringan Pelayanan, Jejaring
Pelayanan Fasilitas Kesehatan dan Sistem Rujukan.
a) Kedudukan dan organisasi
Kedudukan Puskesmas adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) kesehatan dibidang pelayanan kesehatan dasar, yang
bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan yang merupakan sarana layanan kesehatan strata pertama
yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya.
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, yang kemudian diatur dalam Peraturan
Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum,
yang diubah dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2012, serta
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah, lembaga-lembaga pelayanan social milik pemerintah baik di
Provinsi/Kabupaten/Kota dapat mengubah statusnya dari Lembaga
Birokratis menjadi Badan Layanan Umum(BLU) yang merupakan
suatu badan yang memiliki otonomi atau semi otonomi dalam
pengelolaan keuangannya.
Terkait dengan adanya PP Nomor 23 Tahun 2005 dan
perubahannya serta Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tersebut,
maka dalam upaya untuk pengusulan dan penetapan satuan kerja
Instansi Pemerintah untuk menerapkan PPK-BLU, Puskesmas
Karangdoro termasuk salah satu instansi pelayanan kesehatan yang
juga berkewajiban memenuhi persyaratan pada peraturan tersebut.
Dengan pengelolaan Badan Layanan Umum, diharapkan Puskesmas
Karangdoro akan lebih mampu bersaing dengan competitor yang saat
ini sudah jauh melangkah kedepan, disamping juga akan lebih leluasa
dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen bisnis guna menjawab
tuntutan pelayanan kepada masyarakat yang paripurna dan prima.
Penetapan tujuan dan sasaran organisasi didasarkan pada factor
factor kunci keberhasilan yang dilakukan setelah penetapan visi dan
misi. Tujuan dan sasaran dirumuskan dalam bentuk yang lebih tepat
dan terarah dalam rangka mencapai visi dan misi suatu organisasi.
Program kerja (rencana strategi) sebagai penentuan tindakan untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, sehingga program
merupakan suatu jenis rencana yang disusun lebih konkrit didalamnya
terkandung sekumpulan kegiatan ang berbeda-beda, akan tetapi
menuju pada satu tujuan yang sama

Dalam menjalankan tugasnya, Puskesmas Karangdoro


mempunya Visi Misi yang digunakan sebagai penuntun arah kegiatan
yang akan dilaksanakan.

Visi Puskesmas Karangdoro


Terwujudnya masyarakat Kecamatan Semarang Timur yang mandiri untuk hidup
sehat tahun 2021
Misi Puskesmas Karangdoro
1. Menggerakkan pembangunan kecamatan yang berwawasan
kesehatan dan mendorong kemandirian masyarakat, kelompok,
individu untuk hidup sehat.
2. Memelihara dan meningkatkan kesehatan lingkungan dan
pelayanan kesehatan yang bermutu,merata,terjangkau.
Dalam menjalankan visi dan misi ini, segenap jajaran
pimpinan dan karyawan Puskesmas Karangdoro mempunyai moto
“Pelayanan kami bentuk rasa syukur atas nikmat Tuhan Yang Maha
Esa” di dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Selain itu
keluarga besar Puskesmas Karangdoro juga memiliki Tata Nilai yang
harus dipegang teguh dalam menjalankan tugasnya untuk melayani
masyarakat, yaitu “Prestasi (Profesional, Rapi, Empati, Sopan,
Tanggung Jawab, Agamis, Senyum, Ikhlas)”.
Untuk mengatur dan mengendalikan tugas dan fungsi
pelayanan kepada masyarakat, Puskesmas Karangdoro mempunyai
struktur organisasi yang telah disusun menurut Peraturan Walikota
Semarang tentang Pola Tata Kelola Badan Pelayanan Umum :
NO NAMA JABATAN TUGAS POKOK

1 Kepala Puskesmas 1. Melaksanakan kegiatan penyusunan sasaran kerja


pegawai dan penilaian kinerja pegawai,
(dr. Wahyudi )
mendistribusikan, memberikan petunjuk dan
penyeliaan tugas bawahan;
2. Merencanakan program, kegiatan, anggaran kebutuhan
dan pemeliharaan prasarana dan sarana UPTD
Puskesmas;
3. Melaksanakan koordinasi dengan perangkat daerah
lainnya dan instansi terkait;
4. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan
laporan kegiatan usaha pencegahan dan
pemberantasan penyakit termasuk imunisasi;
5. Menyusun pedoman pelayanan, monitoring, evaluasi,
pelaporan pelaksanaan pelayanan, pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan secara paripurna
kepada masyarakat;
6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan
laporan peningkatan kesehatan dan kesehatan keluarga
melalui kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana (KB), perbaikan gizi dan usia lanjut;
7. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan
laporan pemulihan dan rujukan melalui kegiatan
pengobatan termasuk pelayanan darurat karena
kecelakaan serta kesehatan gigi dan mulut;.
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan
laporan pelayanan khusus melalui kegiatan upaya
kesehatan mata, jiwa dan kesehatan lain;
9. Melaksanakan kegiatan penyusunan , pelayanan data
dan informasi dari UPTD Puskesmas di wilayah
kerjanya
10. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan
laporan kegiatan laboratorium dan pengelolaan obat-
obatan;
11. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan
laporan kegiatan perawatan inap karena diperlukan
perawatan lanjut guna percepatan penyembuhan
penyakit;
12. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan penyusunan
laporan kesehtan lingkungan , penyuluhan dan peran
serta serta masyarakat melalui kegiatan penyehatan
lingkungan, upaya kesehatan institusi dan olah raga,
penyuluhan kesehatan masyarakat dan perkesmas;
13. Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pertanggung
jawaban keuangan di UPTD Puskesmas.

2 Ka. Sub. Bag Tata 1. Menyiapkan kegiatan pengelolaan Sistem Informasi


Usaha komunikasi
2. Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
(Enik Suryaningsih, penatausahaan kepegawaian
SKM) 3. Menyiapkan penyusunan rencana kegiatan dan
anggaran
4. Menyiapkan kegiatan penyusunan kebijakan
5. Menyiapkan kegiatan fungsi lain yang diberikan
atasan sesuai tupoksi
6. Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
penatausahaan keuangan
7. Menyiapkan kegiatan tatakelola persuratan, kearsipan,
perpustakaan, dokumentasi, keprotokolan dan
kehumasan UPTD Puskesmas
8. Menyiapkan kegiatan pelaksanaan koordinasi
9. Mengelola urusan rumah tangga dan perlengkapan

3 Penanggungjawab 1. Melakukan penyusunan rencana kerja kegiatan


Administrasi Dan ADMEN
Manajemen 2. Melakukan koordinasi antar unit ADMEN
(ADMEN) 3. Menggerakan pelaksanaan kegiatan ADMEN
4. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
(Enik Suryaningsih, kegiatan dan kinerja ADMEN
SKM) 5. Melakukan penilaian kinerja ADMEN

4 Manajer Keuangan 1. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Bisnis


Anggaran
(Enik Suryaningsih, 2. Menyiapkan DPA-BLUD
SKM) 3. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya
4. Menyelenggarakan pengelolaan kas
5. Melakukan pengelolaan utang piutang
6. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, asset tetap,
dan investasi
7. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen
keuangan
5 Dokter Gigi UPTD 1. Melakukan pelayanan medik gigi & mulut konsul
Puskesmas pertama
Karangdoro 2. Melakukan tindakan khusus medik gigi & mulut
tingkat sedang
(drg. Cherly Hayati 3. Melakukan pemeliharaan kes. Gigi & mulut :
NF) Penjaringan, UKGS tahap II, UKGS tahap III
4. Melakukan penyuluhan kes. Gigi & mulut : Pelatihan
dokter kecil, Gosok Gigi Massal
5. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
6. Melayani/ menerima konsultasi dari atau keluar
7. Melayani/ menerima konsultasi dari dalam

Dokter
1. 6 Madya 1. Melakukan Pelayanan Medik Umum
UPTD Puskesmas 2. Melakukan Tindakan khusus oleh dokter Umum
6 Karangdoro 3. Melakukan tindakan darurat medik / P3K komplek
tingkat Sederhana
( dr. Nur Anggraini) 4. Melakukan kunjungan atau visite pada pasien Rawat
Inap
5. Melakukan pemulihan fisik tk. Sederhana
6. Melakukan Pemeliharan Kesehatan Anak
7. Melakukan Penyuluhan medic
8. Membuat catatan medik pasien rawat inap
9. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
10. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
11. Menguji kesehatan individu
12. Pemulihan mental tingkat sederhana
13. Melakukan Pemeliharaan Kesehatan ibu
14. Melayani Konsultasi dari luar / keluar
15. Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Bayi dan Balita

7 Bidan Penyelia 1. Melaksanakan konseling KIE pada klien /pasien


Ruang Kesehatan kebidanan fisiologi bermasalah
Ibu dan KB 2. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan pada kasus
fisiologi bermasalah
3. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada
klien/pasien fisiologi bermasalah
(Wenni Ida 4. Mempersiapkan pelayanan kebidanan
Candrawati, 5. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada
S.Tr.Keb) kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
6. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien
pada kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
7. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada
klien/pasien kasus patologis bermasalah
8. Melakukan tugas jaga di tempat Puskesmas
9. Melakukan pembinaan posyandu dan dasa wisma
10. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan pada kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan

8 Bidan Penyelia 1. Melaksanakan askeb pada kasus patologis


Ruang Kesehatan kegawatdaruratan kebidan
Ibu dan KB 2. Melakukan persiapan pelayanan kebidanan
3. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus
(Ida Royani, kegawatdaruratan kebidanan
S.Tr.Keb) 4. Melakukan rujukan klien/pasien patologis
5. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada
kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
6. Menyusun rencana operasional kebidanan kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan
7. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien pada kasus
patologis kegawatdaruratan kebidanan
8. Mempersiapkan alat dan obat kasus patologis
kegawatdaruratan kebidanan
9. Melakukan konseling pada klien/pasien patologis
kegawatdaruratan kebidanan
10. Membuat diagnosa kebidanan sesuai dengan hasil
pengkajian pada kasus patologis kegawatdaruratan
kebidanan

9 Perawat Penyelia 1.Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan


pada individu
(Leni Siti S, 2. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada
Amd.Kep) tahap diagnosa keperawatan
3. mengatur posisi netral kepala, leher, punggung untuk
menormalisasi gangguan neurologis
4. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada kelompok
5. Melaksanakan pengkajian keperawatan dasar pada
keluarga
6. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan
aman
7. Menyusun rencana kegiatan individu perawat (Harian)
8. Melaksanakan bantuan partisipasi kesehatan ( P 3 K)
9. Melaksanakan pertolongan kesehatan dalam situasi
gawat darurat/ bencana
10. Melaksanakan komunikasi terapeutik dalam
pemberian askep
11. Manajemen Nyeri pada setiap kondisi

10 Perawat Mahir di 1. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan


Ruang Rawat Inap aman
2. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
(Eliana Sari, individu
S.Kep.Ners) 3. Melakukan dokumentasi pada perencanaa
keperawatan
4. Melakukan dokumentasi pada pelaksanaan tindakan
keperawatan
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
6. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
7. Merumuskan diagnosa keperawatan individu
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu
9. Merumuskan tindakan keperawatan pada individu
10. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi
11. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada
individu

11 Perawat Gigi 1. Melaksanakan penambalan sementara dua bidang


Pelaksana Lanjutan 2. Pembersihan karang gigi
3. Melaksanakan kegiatan penyuluhan individu /
(Siti Robiah, kelompok
AMKG) 4. Melakukan pencabutan gigi sulung dengan infiltrasi
anastesi
5. Pemeriksaan subyektif pada pasien di pelayanan
tingkat dasar dan rujukan
6. Melakukan pengawasan hygiene sanitasi ruangan
7. Mengelola permintaan kebutuhan alat, obat dan bahan
perbulan
8. Melakukan pengawasan sterilisasi alat dan bahan
9. Menyusun rencana kerja bulanan
10. Melakukan pengelolaan limbah medis

12 Nutrisionis Pertama 1. Melaksanakan pelayanan Gizi (Penyuluhan Gizi)


2. Penanggulangan masalah gizi (pengumpulan data
(Agavita Cendy Gizi: PKG,PSG,Kadarzi,GaramYodium dl)
Agustien) 3. Menyusun perencanaan diet sesuai penyakit (2
komplikasi)
4. Inventarisasi fisik bahan materi pangan, peralatan,
sarana pelayanan gizi,mengumpukan
5. data deteksi dini vitamin A
6. Memantau pengukuran Lila, IMT, Palpasi
7. Melakukan evaluasi di bidang gizi (Evaluasi hasil
kegiatan gizi)
8. Mengumpulkan data Pravalensi anemia gizi
9. Melakukan palpasi (TGR)
10. Melakukan Konsultasi diet khusus dan KEP
11. Menyusun rencana bulanan

13 Apoteker Ahli 1. Menelaah atau mengkaji data


Madya 2. Melakukan uji mutu secara organoleptis
3. Memeriksa perbekalan farmasi
(Dyah Yantiningrum 4. Mengelompokkan Perbekalan Famasi
S.Farm., Apt) 5. Mengkaji permintaan perbekalan farmasi
6. Membuat jadwal penghapusan obat ED
7. Penyusunan lap keg pengelolaan perbekalan farmasi
8. Mengkaji resep
9. Memeriksa obat
10. Melakukan Visite keruang rawat Inap
11. Melakukan Pelayanan informasi obat

14 Sanitarian Penyelia 1. Membuat perencanaan pemberdayaan masyarakat


dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan
(Charis Fauzi, SKM) (pemberdayaan individu)
2. Membuat perencanaan pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan
(mengembangkan materi)
3. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan
(pengambilan sampel obyek kelompok II)
4. Melakukan pengawasan kesehatan lingkungan
(pemeriksaan obyek kelompok II)
5. Membuat perencanaan pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan (melatih
kader)
6. Membuat perencanaan pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan
(membina kader)
7. Menyusun rencana kegiatan 3 (tiga) bulanan
penyehatan lingkungan
8. Menyusun kegiatan bulanan penyehatan lingkungan
9. Menyusun rencana tahunan penyehatan lingkungan
tingkat kecamatan/Puskesmas
15 Pranata Lab kes 1. Menyusun rencana kegiatan (bulanan, Tribulan,
Pelaksana Lanjutan Tahunan) untuk pengadaan alat Reagen, bahan habis
pakai
(Hartini, Am.AK) 2. Mengambil spesimen / sampel secara sederhana dan
khusus (jml pasien) dan penanganan dan pengelolaan
(sampel,centrifuge,menyaring,menyimpan)
3. Melakukan pemeriksaan secara uji kepekaan difusi
atau setara menggunakan fotometer dan manual
(accutrend / semi spektro / kimia klinik )
4. Melakukan Pemeriksaan secara RIA / setara,
aglunitasi, (widal,VDRL,Golda) dan metode cepat (tes
kehamilan, Stick Urine)
5. Melakukan pemeriksaan secara elektroforesis /setara,
makroskopik ( urine, tinja, dahak, ) dan mikroskopik (
leko, trombo,diff,BTA )
6. Melakukan validai hasil pemeriksaan
7. Membuat laporan hasil pemeriksaan (jumlah spesimen
/ pasien )
8. Memelihara fungsi peralatan laboratorium
(spektro,sentrifuge,mikroskop dsb )
9. Menerima dan atau mengeluarkan peralatan / bahan
penunjang ( Reagen, habis pakai, alat )
10. Membuat bahan uji untuk pemantapan mutu internal
laboratorium secara sederhana.

16 Bidan Pelaksana 1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan


2. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan pada kasus
(Erni Budihartini, patologis kegawatdaruratan kebidanan
Amd.Keb) 3. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada
klien/pasien kasus patologis bermasalah
4. Melakukan tugas jaga ditempat Puskesmas
5. Melakukan pembinaan Posyandu dan Dasa Wisma
6. Melaksanakan asuhan kebidanan pada klien/pasien
pada kasus patologis kegawatdaruratan kebidanan
7. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan
kebidanan pada kasus patologis kegawatdaruratan
kebidanan
8. Melaksanakan konseling/KIE pada klien/pasien
kebidanan kasus fisiologis bermasalah
9. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan pada kasus
fisiologis bermasalah
10. Melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan pada
klien/pasien fisiologis bermasalah

17 Perawat Pelaksana 1. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan


aman
(Iswati, S.Kep.,Ners) 2. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
individu
3. Melakukan dokumentasi pada perencanaa
keperawatan
4. Melakukan dokumentasi pada pelaksanaan tindakan
keperawatan
5. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
asuhan keperawatan
6. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
7. Merumuskan diagnosa keperawatan individu
8. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu
9. Merumuskan tindakan keperawatan pada individu
10. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi
11. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada
individu

18 Petugas Kebersihan 1. Menyiapkan perlengkapan kebersihan


Rawan Jalan 2. Membersihkan, menyapu dan mengepel lantai
3. Membersihkan kaca jendela
(Nur Azizah) 4. Membersihkan furniture
5. Membuang sampah
6. Membersihkan KM, WC
7. Menata ruangan
8. Mengisi ulang bahan habis pakai kebersihan
9. Merawat perlengkapan kebersihan
10. Menyiapkan aula untuk kegiatan
11. Membuat daftar permintaan bahan habis pakai untuk
kebersihan Jumlah

19 Pengadministrasi 1. Menyiapkan Peralatan dan blanko pendaftaran


Umum 2. Mengambil catatan medis pasien yang akan berobat
3. Memanggil dan mendaftar pasien yang akan berobat
(Santoso) 4. Mengirim catatan medis pasien ke ruang pemeriksaan
5. Mengembalikan catatan medis pasien ke rak
6. Mencatat data pasien ke buku kunjungan pasien

20 Staf (Pengemudi) 1. Mempelajari dan menjabarkan petunjuk, disposisi


atasan guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas
(Defri Yanuar)
2. Memeriksa keadaan kendaraan seperti rem, radiator,
accu, dan oli serta bahan bakar agar mobil siap pakai

3. Menghidupkan dan memanaskan mesin sesuai


keperluan
4. Mengemudikan mobil sehubungan dengan tugas
kedinasan dan berdasarkan perintah atasan serta
mentaati peraturan lalu lintas
5. Merawat mobil dengan cara membersihkan mobil dan
memperbaiki kerusakan ringan
6. Membuat laporan perjalanan berdasarkan data sebagai
masukan kepada atasan
7. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada atasan baik
secara lisan maupun tertulis perihal bidang tugasnya
8. Memberikan saran pertimbangan kepada atasan baik
secara lisan maupun tertulis perihal tugasnya
9. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan
sehubungan dengan pelaksanaan tugas kedinasan

21 Pengadministrasi 1. Melakukan pelayanan administrasi pasien


Umum 2. Mengumpulkan data dari layanan kesehatan dalam
gedung
(Dyna Puji Prastiwi) 3. Mengumpulkan data dari layanan kesehatan luar
gedung
4. Mengolah data dalam bentuk tabulasi
5. Menghadiri pertemual lintas sektor dan lintas program
6. Menjalankan tugas lain yang ditugaskan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya
22 Bidan Penyelia 1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan
2. Melaksanakan anamnesa klien / pasien pada kasus
(Mursini, Amd.Keb) patologi kegawat daruratan kebidanan
3. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada
kasus fisiologi patologi kegawat daruratan
4. kebidanan
5. Melakukan kolaborasi dg tim kesehatan lain klien
patologi kegawat daruratan kebidanan
6. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada
kasus patologi kegawat daruratan
7. Melaksanakan persiapan pelayanan askeb klien
patologi kegawat daruratan kebidanan
8. Mempersiapkan alat dan obat klien patologi kegawat
daruratan kebidanan
9. Dokumentasi pelayanan kebidanan pada kasus
patologi kegawat daruratan
10. Melaksanakan tugas jaga/shif di Puskesmas
11. Melakukan pembinaan posyandu dan dasa wisma

23 Perawat Non ASN 1. Melakukan kegiatan kompres hangat atau dingin


2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian
(Choironi Adi asuhan keperawatan
Kurniawan, 3. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada
Amd.Kep) tahap terampil tindakan keperawatan
4. Mempertahankan posisi anatomis pasien
5. Melakukan pengukuran antoprometi
6. Memberikan kebutuhan hidup dasar
7. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan
kondisi (melakukan pemeriksaan fisik, keadaan
pasien)
8. Pemenuhan kebutuhan oksigenisasi sederhana
9. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada
individu

24 Perekam Medis 1. Mengambil rekam medis dan menata kembali


2. Mengentri pendaftaran Pasien
(Isha Puspita Sari, 3. Mengelola Pendaftaran Online
Amd.RMIK) 4. Mengantar rekam medis ke ruang pelayanan
5. Membantu Program KS dan Penyusunan Profil
6. Menjalankan tugas lain yang diberikan atasan
25 Bidan Pelaksana 1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan
2. Melaksanakan anamnese klien kasus fisiologis
(Nadia Nurfa’ida, 3. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien kasus fisiologis
Am.Keb) 4. Pelaksanaan kolaborasi dg tim kesehatan lain
fisiologis
5. Melaksanakan asuhan kebidanan reproduksi, remaja
dan KB
6. Melakukan konseling pada klien kasus patologis
7. Melakukan rujukan klien kasus fisiologis
8. Melakukan rujukan klien kasus patologis
9. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan fisiologis
10. Melakukan dan mencatat deteksi dini resiko
kebidanan

26 Petugas Kebersihan 1. Menyiapkan perlengkapan kebersihan


Rawat Inap 2. Membersihkan, menyapu dan mengepel lantai
3. Membersihkan kaca dan jendela
(Yayuk Suraningsih) 4. Membersihkan furniture
5. Membuang sampah
6. Membersihkan KM/WC
7. Menata ruangan
8. Mengisi ulang bahan habis pakai kebersihan
9. Membersihkan telpon
10. Merawat perlengkapan kebersihan
11. Menyiapkan ruangan untuk kegiatan
12. Membuat daftar permintaan bahan habis pakai untuk
kebersihan

27 Analis 1. Menyusun rencana bulanan dan tahunan program


analis
(Lailatul Mahmudah, 2. Mempersiapkan pasien secara sederhana
S.ST) 3. Mengambil specimen dan menerima specimen dengan
tindakan sederhana
4. Membuat dan mewarnai sediaan
5. Melakukan pemeriksaan secara
macroskopik/organoleptic
6. Melakukan pemeriksaan sederhana secara
microskopik
7. Melakukan pemeriksaan dengan metode cepat
8. Melakukan pemeriksaan secara kualitatif dan semi
kuantitatif
9. Melakukan pemeriksaan secara fotometri /secara
manual
10. Melakukan pencatatan hasil pemeriksaan

28 Penyuluh Kesehatan 1. Melaksanakan penyuluhan individu


Masyarakat 2. Melaksanakan penyuluhan kelompok
3. Melakukan pertemuan linsek tingkat kelurahan dan
(Dian Ariestina, kecamatan
SKM, M.Kes) 4. Melaksanakan penyuluhan tidak langsung melalui
komputer/internet
5. Menyusun materi penyuluhan untuk media tatap muka

6. Mengumpulkan data primer dengan cara wawancara


potensi wilayah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan
7. Menyusun materi penyuluhan untuk media leaflet

29 Bidan Pelaksana 1. Mempersiapkan pelayanan Kebidanan


2. Melaksanakan anamnesa klien / pasien pada kasus
(Warsiah, Amd. fisiologi bermasalah
Keb) 3. Melaksanakan Pemeriksaan fisik klien / pasien pada
kasus fisiologi bermasalah
4. Membuat diagnosa kebidanan sesuai hasil pengkajian
klien / pasien pada kasus fisiologi bermasalah
5. Menyusun rencana operasional asuhan kebidanan pada
kasus fisiologi bermasalah
6. Melaksanakan persiapan pelayanan askeb klien
fisiologi bermasalah
7. Mempersiapkan alat dan obat klien fisiologi
bermasalah
8. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain klien
fisiologi bermasalah
9. Melakukan pembinaan Posyandu dan dasa wisma
30 Penjaga Kantor 1. Membuat jadwal petugas jaga
2. Membuat buku kegiatan petugas jaga
(Suharno Hadi 3. Mencatat semua kejadian di buku laporan
Prabowo) 4. Mengecek seluruh wilayah kantor
5. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada pimpinan
6. Melaksanakan koordinasi dengan atasan dan
pelaksana kegiatan lain

31 Bidan Pelaksana 1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan


Ruang Kesehatan 2. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pd kasus
Ibu dan KB fisiologis tanpa masalah
3. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien pd kasus
(Rohayati, AM.Keb) fisiologis tanpa masalah
4. Membuat diagnosa kebidanan sesuai hsl pengkajian
klien/ pasien pd kasus fisiologi tanpa masalah
5. Menyusun rencana operasional askeb kasus fisiologi
tanpa masalah
6. Melaksanakan askeb klien fisiologis tanpa masalah
pada kespro remaja, manopouse, klimakterium, bayi,
anak, KB AKDR
7. Melaksanakan askeb klien/ pasien pd kasus fisiologi
bermasalah ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, KB
sederhana, hormonal oral & suntik
8. Melaksanakan evaluasi askeb klien/ pasien pd kasus
fisiologi tanpa masalah
9. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan fisiologis
tanpa masalah
10. Melakukan dan mencatat deteksi dini resiko
kebidanan

32 Epidemiologi 1. Sebagai Koordinator Gasurkes P2


2. Melaksanakan Investigasi Kasus
(Sundari Sukoco, 3. Melaksanakan Pelacakan KSS Triple Eliminasi
SKM) 4. Membentuk Paguyuban PMO
5. Melakukan Analisis Situasi (Minimal TBC dan HIV)
6. Melaksanakan Kolekting data kasus berdasarkan
kewilayahan
7. Mendorong DPPM yang belum berjejaring
8. Laporan - laporan yang bersifat surveilans

33 Bidan Pelaksana 1. Mempersiapkan pelayanan kebidanan


Rawat Inap dan IGD 2. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pd kasus
fisiologis tanpa masalah
(Dea Putri 3. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien pd kasus
Agustiyaningsih) fisiologis tanpa masalah
4. Membuat diagnosa kebidanan sesuai hsl pengkajian
klien/ pasien pd kasus fisiologi tanpa masalah
5. Menyusun rencana operasional askeb kasus fisiologi
tanpa masalah
6. Melaksanakan askeb klien fisiologis tanpa masalah
pada kespro remaja, manopouse, klimakterium, bayi,
anak, KB AKDR
7. Melaksanakan askeb klien/ pasien pd kasus fisiologi
bermasalah ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, KB
sederhana, hormonal oral & suntik
8. Melaksanakan evaluasi askeb klien/ pasien pd kasus
fisiologi tanpa masalah
9. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan fisiologis
tanpa masalah
10. Melakukan dan mencatat deteksi dini resiko
kebidanan

34 Bidan Pelaksana 1. Menyusun rencana tahunan dan bulanan


Rawat Inap dan IGD 2. Mempersiapkan pelayanan kebidanan
3. Melaksanakan anamnese klien kasus fisiologis
(Nur Imah, 4. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien kasus fisiologis
Amd.Keb)
5. Melaksanakan kolaborasi dg tim kesehatan lain
fisiologis
6. Melaksanakan asuhan kebidanan reproduksi remaja
dan KB
7. Melakukan konseling pada klien kasus patologis
8. melakukan rujukan klien kasus fisiologis
9. Melakukan krujukan klien kasus patologis
10. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan fisiologis

11. Melakukan dan mencatat deteksi dini resiko


kebidanan
35 Bidan 1. Menyusun rencana tahunan dan bulanan
2. Mempersiapkan pelayanan kebidanan
 Jumrotun, 3. Melaksanakan anamnese klien kasus fisiologis
Amd.Keb 4. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien kasus fisiologis
 Riska
Candrawuni 5. Melaksanakan kolaborasi dg tim kesehatan lain
Fatona, fisiologis
Amd.Keb 6. Melaksanakan asuhan kebidanan reproduksi remaja
 Bilqis dan KB
Umayanuha, 7. Melakukan konseling pada klien kasus patologis
Amd.Keb
8. melakukan rujukan klien kasus fisiologis
9. Melakukan krujukan klien kasus patologi
10. Melakukan dokumentasi asuhan kebidanan fisiologis

11. Melakukan dan mencatat deteksi dini resiko


kebidanan
36 Pengadministrasian 1. Mencatat kinjungan pasien rawat jalan di buku register
Umum
2. Memasukkan data kunjungan pasien rawat jalan ke
(Dewi Nilasari, simpus DKK
Amd) 3. Menghitung jumlah pendapatan rawat jalan

4. Merekapitulasi biaya pemeriksaan (laboratorium,


KIA, BP, BP Gigi)
5. Mengambil dan menata kembali data rekam medik
pasien rawat jalan
6. Menghitung jumlah kunjungan pasien rawat jalan

37 Petugas Loket 1. Melakukan pelayanan administrasi pasien


Pendaftaran 2. Mengumpulkan data dari layanan kesehatan dalam
gedung
(Firda Permata Sari) 3. Mengumpulkan data dari layanan kesehatan luar
gedung
4. Mengolah data dalam bentuk tabulasi
5. Menghadiri pertemual lintas sector dan lintas program
6. Menjalankan tugas lain yang ditugaskan oleh atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.

38 Akuntansi UPTD 1. Menyusun rencana anggaran tahunan


Puskesmas 2. Membuat lembar kerja (LK) bulanan Anggaran BLUD
Karangdoro 3. Membuat laporan keuangan BLUD
4. Menyusun laporan pertanggung jawaban keuangan
(Nofi (SPJ) BLUD
Afifaturrohmah ) 5. Melengkapi laporan penerimaan keuangan BLUD
6. Menyiapkan berkas pembayaran pajak dan
menyetorkannya.
7. Menerima dan mengoreksi SPJ BOK
8. Mengentri laporan BLUD ke aplikasi E – BLUD,
untuk menyusun CALK
9. Mengentri SIRUP
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
b) Upaya Kesehatan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 Tahun
2014, Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Dalam melaksanakan tugas Puskesmas menyelanggarakan fungsi :
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama di wilayah kerjanya ; dan
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.

Upaya Kesehatan Masyarakat

Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan


Masyarakat, Puskesmas Karangdoro mempunyai kewenangan untuk :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sector lain
terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
6. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
7. Melaksanakan peningkatan kompentensi sumber daya manusia
Puskesmas;
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat meliputi upaya kesehatan masyarakat


esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.

 Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial


1. Promosi Kesehatan
- Input
1) Man
Pertanggungjawaban dalam program Promosi
Kesehatan di Puskesmas Karangdoro diberikan
kepada satu orang tenaga kesehatan.
2) Money
Pendanaan mengenai program Promosi Kesehatan
bersumber dari BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan).
3) Material
Alat-alat yang dipakai dalam program Promosi
Kesehatan seperti leaflet, PPT, flipchart, film dan
didukung dengan sarana pendukung seperti gedung
dalam Puskesmas dan luar Puskesmas serta buku
pedoman dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan.
4) Method
Dalam Promosi Kesehatan dilakukan dengan kegiatan
seperti penyuluhan, kunjungan rumah, survey PHBS
(tatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan,
tatanan sarana pelayanan kesehatan, tatanan TTU),
intervensi PHBS (tatanan rumah tangga, tatanan
institusi pendidikan, tatanan sarana pelayanan
kesehatan, tatanan TTU).
5) Marketing
Sasaran dari program Promosi Kesehatan adalah
seluruh masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas
Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan Mlatibaru,
Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
2. Program Kesehatan Lingkungan
- Input
1) Man
Pertanggungjawaban dalam program Kesehatan
Lingkungan di Puskesmas Karangdoro diberikan
kepada satu orang tenaga kesehatan.
2) Money
Pendanaan mengenai Kesehatan Lingkungan
bersumber dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
3) Material
Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan program
kesehatan lingkungan berupa buku pedoman tata
laksana kesehatan di lingkungan sekolah, masyarakat,
dan buku pedoman dalam penentuan kualitas air. Selain
itu alat yang dibutuhkan dalam kegiatan kesehatan
lingkungan seperti alat pembawa sampel, tempat
sampah, tempat sampah composting dan brosur
kesehatan lingkungan.
4) Method
Cara melaksanakan program Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Karangdoro dilakukan dengan cara
melaksanakan kegiatan survei atau kunjungan langsung
ke rumah warga. Kegiatan yang dilakukan dengan
metode ini diantaranya kunjungan atau pemeriksaan
sanitasi di lintas sektor contohnya di sekolah dan
tempat-tempat umum lainnya, seperti pengawasan dan
pengendalian kualitas air, pengawasan dan
pengendalian TTU/TPM, pengawasan dan
pengendalian lingkungan pemukiman, inspeksi depot
air minum, pengambilan sampel depot air minum,
pengambilan sampel jajanan anak sekolah, PJB rumah
dan sekolah, klinik sanitasi, STBM, pelatihan
pengelolaan sampah rumah tangga, verifikasi kelurahan
STBM, pengelolaan limbah medis.
5) Marketing
Sasaran dari program Kesehatan Lingkungan adalah
seluruh masyarakat dan lingkungan di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdeoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
3. Program Keperawatan Kesehatan Masyarakat
- Input
1) Man
Pertanggungjawaban dalam program Keperawatan
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Karangdoro
diberikan kepada satu orang tenaga kesehatan.
2) Money
Pendanaan mengenai program Keperawatan Kesehatan
Masyarakat bersumber dari BOK (Bantuan Operasional
Kesehatan).
3) Material
Sarana dan prasarana yang dipakai dalam program
Keperawatan Kesehatan Masyarakat antara lain ATK
(Alat Tulis Kantor), serta laporan.
4) Method
Dalam program Keperawatan Kesehatan Masyarakat
dilakukan dengan kegiatan seperti peningkatan
kemampuan perawat dalam pelaksanaan perkesmas,
pengumpulan data sasaran, pembentukan tim
perkesmas, home care (kunjungan pasien Diabetes
Melitus dan Hipertensi).
5) Marketing
Sasaran dari program Keperawatan Kesehatan
Masyarakat adalah seluruh masyarakat di wilayah
Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di
Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan
Kemijen.
4. Program KB/KIA
- Input
1) Man
Pertanggungjawaban dalam program KB/KIA di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Pendanaan mengenai program KB/KIA bersumber dari
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
3) Material
Alat-alat yang dipakai dalam program KB/KIA seperti
spygmomanometer, timbangan, stetoskop, doppler,
midline, microtoise, stiker P4K, buku KIA, PPT,
leaflet, alkon KB, form MTBM, form MTBS.
4) Method
Pada kegiatan KB/KIA di Puskesmas Karangdoro
dilakukan berbagai kegiatan seperti pendataan sasaran
(bumil, PUS), pelayanan kesehatan bumil dan
pemeriksaan kehamilan, pelaksanaan P4K
(Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
pada ibu), pelaksanaan kelas bumil, kunjungan bumil
resiko tinggi, kunjungan rumah bufas dan bufas resiko
tinggi, pelayanan safari KB, pelayanan KB gratis setiap
Selasa pertama, otopsi verbal maternal perinatal,
kunjungan fasilitator PMB, kunjungan neonatus resti,
kunjungan bayi resti, kunjungan balita resti,
pengambilan vaksin di IF, pendataan imunisasi dan
bias, pengambilan vaksin bias campak, sweeping bias
campak, biar DT-TD, sweeping bias DT-DTD,
pelacakan KIPI, penyuluhan imunisasi, pelayanan
imunisasi, pertemuan PWS imunisasi, pengambilan
data cakupan ke BPM.
5) Marketing
Sasaran dari program KB/KIA adalah ibu hamil, ibu
nifas, bayi, balita, SD/MI, BPM dan PUS (Pasangan
Usia Subur) di wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro
yaitu penduduk di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan
Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
5. Perbaikan Gizi
- Input
1) Man
Pertanggungjawaban dalam program Perbaikan Gizi di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Pendanaan mengenai Perbaikan Gizi bersumber dari
BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
3) Material
Alat-alat yang dipakai dalam program Perbaikan Gizi
antara lain timbangan, KMS balita, alat antropometri
untuk anak, midline, buku pedoman vitamin A merah
dan biru, tablet Fe, biskuit bumil, MP-ASI, IODINA,
leaflet, food model.
4) Method
Dalam Perbaikan Gizi dilakukan berbagai program
antara lain pertemuan kader, analisis status gizi,
pemberian garam yodium, konseling gizi, penanganan
KEK, mengantarkan balita gizi buruk ke rumah gizi,
upaya pencegahan stunting (cespleng) dan gizi buruk,
kelas ibu hamil dan balita, operasi timbang, posyandu,
pemberian PMT, peningkatan sarana ruang laktasi.
5) Marketing
Sasaran dari program Perbaikan Gizi adalah ibu hamil,
balita, kader di wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro
yaitu penduduk di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan
Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
6. P2P (Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)
- Input
1) Man
Pertanggungjawaban dalam program P2P (Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) di Puskesmas
Karangdoro diberikan kepada satu orang tenaga
kesehatan.
2) Money
Pendanaan mengenai P2P (Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit) bersumber dari BOK (Bantuan
Operasional Kesehatan).
3) Material
Sarana dalam upaya pelaksanaan P2P (Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) adalah alat
pengambilan sampel, ATK (Alat Tulis Kantor),
laporan.
4) Method
Upaya yang dilakukan Puskesmas Karangdoro dalam
P2P (Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)
antara lain penanganan TB paru, penanganan kusta,
penanganan DHF, penanganan P2TVZ (Pengendalian
Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis), penanganan
ISPA, penanganan HIV, penanganan campak,
penanganan diare, penanganan malaria, kegiatan
posbindu, kegiatan prolanis, pendataan masyarakat
dengan obesitas, pendataan orang merokok pada
penduduk umur <18 tahun.
5) Marketing
Sasaran dari program P2P (Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit) adalah seluruh masyarakat di
wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk
di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo,
Kelurahan Kemijen
 Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1. Kesehatan Kerja
- Input
1) Man
Pertanggungjawaban dalam program Kesehatan Kerja
di Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Pendanaan mengenai program Kesehatan Kerja
bersumber dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
3) Material
Sarana dalam upaya pelaksanaan program Kesehatan
Kerja antara lain ATK (Alat Tulis Kantor) serta
laporan.
4) Method
Upaya yang dilakukan Puskesmas Karangdoro dalam
program Kesehatan Kerja antara lain penyuluhan upaya
kesehatan kerja, sosialisasi ruang ASI, pembentukan
pos UKK, pembinaan pos UKK, pencatatan dan
pelaporan pos UKK.
5) Marketing
Sasaran dari program Kesehatan Kerja adalah seluruh
masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro
yaitu penduduk di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan
Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
2. Pelayanan Lansia
- Input
1) Man
Pertanggungjawaban dalam program Pelayanan Lansia
di Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Pendanaan mengenai program Pelayanan Lansia
bersumber dari BOK (Bantuan Operasional Kesehatan).
3) Material
Sarana dalam upaya pelaksanaan program Pelayanan
Lansia antara lain spygmomanometer, microtoise,
timbangan, alat lab, sound system, ATK (Alat Tulis
Kantor), LCD, leaflet, lembar balik, poster, CD, serta
laporan.
4) Method
Upaya yang dilakukan Puskesmas Karangdoro dalam
program Pelayanan Lansia antara lain pendataan
sasaran lansia, sosialisasi pembentukan posyandu
lansia, pembentukan posyandu lansia baru, pembinaan
posyandu lansia, penyuluhan kesehatan lansia, PMT
lansia, senam lansia, refreshing lansia, pemeriksaan tes
kesehatan, lomba senam lansia, siraman rohani,
pencatatan, pelaporan dan evaluasi.
5) Marketing
Sasaran dari program Pelayanan Lansia adalah lansia,
pra lansia, kader posyandu, lintas sektoral di wilayah
Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di
Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan
Kemijen.

Upaya Kesehatan Perseorangan

Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan Perorangan


Puskesmas Karangdoro mempunyai kewenangan untuk :

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara


komprehensif, berkesinambungan dan bermutu;
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
upaya promotive dan preventif;
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
4. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;
5. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerjasama inter dan antar profesi;
6. Melaksanakan rekam medis;
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan;
8. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
9. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
10. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.

Upaya Kesehatan Perseorangan di Puskesmas Karangdoro terdiri dari:

1. Loket Pendaftaran
1) Man
Pertanggungjawaban pada Loket Pendaftaran di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Loket Pendaftaran bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan di dalam Loket Pendaftaran
antara lain seperti computer, printer, CM (Catatan
Medis), buku registrasi pendaftaran, nomor antrian,
buku rekam medis, microphone, sound system.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Loket Pendaftaran antara
lain pendaftaran poli, pendaftaran rawat inap,
pembayaran pendaftaran rawat jalan.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan Loket Pendaftaran adalah
seluruh masyarakat kota Semarang khususnya
masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro
yaitu penduduk di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan
Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
2. Pelayanan UGD
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan UGD di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan UGD bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan di dalam pelayanan UGD antara
lain seperti stetoskop, spygmomanometer, telepon,
tabung oksigen dan regulator, standard infus, ventilator,
termometer.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di pelayanan UGD antara lain
pertolongan pertama pasien dengan kegawatdaruratan,
rawat inap pasien umum untuk anak dan dewasa,
observasi pasien rawat inap, melakukan rujukan kasus
pasien gawatdarurat.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan UGD adalah seluruh masyarakat
kota Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
3. Poli Umum
1) Man
Pertanggungjawaban pada Poli Umum di Puskesmas
Karangdoro diberikan kepada satu orang tenaga
kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Poli Umum bersumber dari BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada Poli Umum antara lain
spygmomanometer, stetoskop, handscoon, termometer,
pinset, scalpel, komputer, tong spatel, timbangan,
microtoise, ATK, buku ishihara.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Poli Umum antara lain
memberikan pelayanan pengobatan umum, perawatan
luka, memberikan surat keterangan sakit dan surat
keterangan sehat, surat rujukan.
5) Marketing
Sasaran dari Poli Umum adalah seluruh masyarakat
kota Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
4. Poli Gigi
1) Man
Pertanggungjawaban pada Poli Gigi di Puskesmas
Karangdoro diberikan kepada satu orang tenaga
kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Poli Gigi bersumber dari BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan di Poli Gigi antara lain dental
cabinet, tang gigi, dental sunceon set, dental unit,
mouth mirror, sterilisator, pinset.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Poli Umum antara lain
memberikan pelayanan pemeriksaan gigi, pengobatan
gigi, cabut gigi, tambal gigi, scalling (pembersihan
karang gigi).
5) Marketing
Sasaran dari poli gigi adalah seluruh masyarakat kota
Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
5. Poli KIA/KB
1) Man
Pertanggungjawaban pada Poli KIA/KB di Puskesmas
Karangdoro diberikan kepada satu orang tenaga
kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Poli KIA/KB bersumber dari BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada Poli KIA/KB antara lain
sphygmomanometer, stetoskop, doppler, timbangan,
midline, microtoise, termometer, spuit, handscoon, alat
kontrasepsi.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Poli KIA/KB antara lain
memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC),
perawatan rawat jalan ibu nifas (PNC), tes kehamilan,
Tes IVA, pap smear, control kehamilan, pemasangan
KB, memberikan pelayanan pemeriksaan kepada
capeng, pelayanan balita.
5) Marketing
Sasaran dari Poli KIA/KB adalah seluruh masyarakat
kota Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
6. Pelayanan MTBS
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan MTBS di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan MTBS bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada pelayanan MTBS antara
lain stetoskop, baby scale, midline, microtoise,
termometer, pengukur panjang badan bayi.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di pelayanan MTBS antara
lain memberikan pelayanan pemeriksaan balita, tindik
bayi,
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan MTBS adalah seluruh
masyarakat kota Semarang khususnya masyarakat di
wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk
di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo,
Kelurahan Kemijen.
7. Konseling Gizi
1) Man
Pertanggungjawaban pada Konseling Gizi di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Konseling Gizi bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada Konseling Gizi antara lain
midline, baby scale, papan panjang badan bayi, food
model, KMS balita.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Konseling Gizi antara lain
memberikan pelayanan konseling gizi, konsultasi gizi
pasien rawat inap dan rawat jalan.
5) Marketing
Sasaran dari Konseling Gizi adalah seluruh masyarakat
kota Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
8. Laboratorium
1) Man
Pertanggungjawaban pada Laboratorium di Puskesmas
Karangdoro diberikan kepada satu orang tenaga
kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Laboratorium bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan di Laboratorium antara lain
hematology analyzer, spektrofotometer, sentrifuge,
mikroskop, mikro pipet, sterilisator, spuit, vacutainer
needle, alcohol swab, plasterin, handscoon, masker, jas
lab, lanset, stick urine.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Laboratorium antara lain
melakukan pelayanan laboratorium sesuai indikasi
dokter seperti tes kehamilan, tes Hb, tes gula darah,
tes kolesterol, tes asam urat, tes golongan darah, tes
dahak, tes IMS, tes VCT.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan Laboratorium adalah seluruh
masyarakat kota Semarang khususnya masyarakat di
wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk
di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo,
Kelurahan Kemijen.
9. Farmasi
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan Farmasi di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan Farmasi bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada pelayanan Farmasi antara
lain gelas ukur, label, kertas puyer, kulkas, aquades,
botol obat, timbangan mikro, corong.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan Farmasi
antara lain pengkajian resep, pemberian informasi
obat, penyerahan obat, pemantauan efek samping
obat, pemantauan terapi obat.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan Farmasi adalah seluruh
masyarakat kota Semarang khususnya masyarakat di
wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk
di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo,
Kelurahan Kemijen.
10. Pelayanan VCT
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan VCT di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan VCT bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada pelayanan VCT antara
lain lembar balik, ATK (Alat Tulis Kantor).
4) Method
Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan VCT antara
lain memberikan konseling serta pengisian form.

Sasaran dari pelayanan VCT adalah seluruh masyarakat


kota Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
11. Konseling Sanitasi
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan Konseling
Sanitasi di Puskesmas Karangdoro diberikan kepada
satu orang tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan Konseling Sanitasi
bersumber dari BLUD (Badan Layanan Umum
Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada pelayanan Konseling
Sanitasi antara lain media penyuluhan, ATK (Alat Tulis
Kantor), daftar pertanyaan untuk wawancara.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan Konseling
Sanitasi antara lain mewawancarai dan memberikan
penyuluhan kepada pasien serta janji kunjungan rumah.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan Konseling Sanitasi adalah
seluruh masyarakat kota Semarang khususnya
masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro
yaitu penduduk di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan
Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
12. Pelayanan Rawat Inap
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan Rawat Inap di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan Rawat Inap bersumber
dari BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada pelayanan Rawat Inap
antara lain bed pasien, tabung oksigen beserta
regulator, obat-obatan injeksi, syringe pump, infus set,
alat-alat resusitasi set, inkubator, stetoskop,
spygmomanometer, termometer.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan Rawat Inap
antara lain melakukan pelayanan perawatan pasien.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan Rawat Inap adalah seluruh
masyarakat kota Semarang khususnya masyarakat di
wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk
di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo,
Kelurahan Kemijen.

c) Akreditasi
Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama
terhadap competitor pelayanan sejenis di Kota Semarang, Puskesmas
Karangdoro berusaha memenangkan persaingan dengan cara menjaga
mutu layanan melalui peningkatan SDM dan sarana prasarana,
mewujudkan pelayanan yang terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Pada tahun 2016, Puskesmas Karangdoro telah
mengajukan akreditasi Puskesmas ke Komite Akreditasi Nasional
untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, dan mendapat predikat
Akreditasi Dasar. Akreditasi ini merupakan salah satu upaya kongkrit
yang dilakukan oleh Puskesmas Karangdoro untuk melakukan
evaluasi dalam penyelenggaraan pelayanan public yang selanjutnya
digunakan sebagai feedback dalam upaya penyempurnaan
penyelenggaraan layanan public.

d) Jejaring

NO JEJARING JUMLAH
1 KLINIK 3
2 APOTEK 0
3 DOKTER PRAKTEK MANDIRI 2
DOKTER GIGI PRAKTEK
4 2
MANDIRI
5 PRAKTEK MANDIRI BIDAN 2

JADWAL TINDAK
NO JEJARING PJ HASIL PEMBINAAN
PEMBINAAN LANJUT

1 KLINIK Dr.Nur 10 Juni 2019 Surat ijin ada dan Pengadaan


KIMIA Anggraini masih berlaku,obat obat
FARMA emergency blm emergency,
masih ada yg pemasanga
kurang, tabung n tabung
pemadam blm pemadam
terpasang,papan dan papan
nama blm terpasang nama

2 KLINIK Dr.Nur 11 Juni 2019 Surat ijin ada dan Pengadaan


DWI Anggraini masih obat
PUSPITA berlaku,Administrasi emergency,
lengkap dan rapi pengadaan
tiang infus
Ruangan sudah
dan plastik
terpisah,tempat
sampah
sampah blm diberi
medis dan
plastik,obat
non medis
emergency blm
ada,tiang infus blm
ada

3 KLINIK Dr.Nur 12 Juni 2019 Surat ijin ada dan Pertahanka


NAWANG Anggraini masih berlaku n dan
MEDISTA tingkatkan
Administrasi
pelayanan
lengkap dan rapi

Ruangan sudah
terpisah

4 dr. B dr.Nur 13 Juni 2019 Surat ijin belum Pengadaan


Waluya Anggraini ketemu,oksigen blm oksigen,pe
Husada ada,obat emergency ngadaan
blm tersedia,Infus obat
set blm ada,buku emergency,
register blm ada infus set
dan buku
register

5 dr. Sriyati dr.Nur 14 Juni 2019 Surat ijin ada dan Melengkap
Anggraini masih berlaku i obat
emergency
Emergency kit
kit
belum lengkap

6 drg. drg. 15 Juni 2019 Surat ijin ada dan Pertahanka


Hapsari Yulida masih berlaku n dan
Budiarti Zakiyana tingkatkan
Administrasi
lengkap dan rapi pelayanan

7 drg. drg. 17 Juni 2019 Surat belum Perpanjang


Hardiman Yulida ketemu,obat an
Zakiyana emergency msh SIP,pengad
kurang lengkap aan obat
emergency
Administrasi
lengkap dan
rapi,Ruangan sudah
terpisah

8 PMB Uut Wenni Ida 18 Juni 2019 Surat ijin ada dan Pertahanka
Sri Rahayu C,S.Tr.Ke masih n dan
b berlaku,kohort bayi tingkatkan
blm ada, pelayanan

Ruangan sudah Pengadaan


terpisah buku
kohort bayi

9 PMB Wenni Ida 19 Juni 2019 Surat ijin ada dan Pengadaan
Martina C,S.Tr.Ke masih buku
b berlaku,Administrasi kohort ibu
kurang lengkap dan bayi
kohort ibu dan bayi
Dibuat
blm ada,,Ruangan
jadwal
kurang bersih dan
pembersiha
rapi n ruangan

e) Sistem rujukan
Untuk sistem rujukan di Puskesmas Karangdoro ini sendiri, secara
garis besar dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu :
1. Sistem rujukan BPJS , untuk sistem rujukan yang memakai jasa pelayanan
BPJS ini tidak dapat memilih rumah sakit atau jenis pelayanan kesehatan
secara mandiri melainkan melalui prosedur yang telah ditetapkan . Terkait
prosedurnya yaitu pasien diarahkan untuk melakukan tahap pendaftaran
terlebih dahulu setelah itu diarahkan menuju POLI sesuai dengan diagnosis
masing-masing dari pasien tersebut. Setelah itu dibagian POLI nantinya
pasien akan mendapatkan selembar kartu rujukan (kartu BPJS) menuju rumah
sakit yang telah menjalin kerja sama dengan pihak Puskesmas Karangdoro .
Pasien rujukan dengan menggunakan BPJS terlebih dahulu harus dirujuk ke
RS tipe C, hanya pasien dengan penyakit tertentu seperti TBC MDR yang
dapat dirujuk ke RS tipe A, untuk pasien yang dapat dirujuk ke RS tipe B
yaitu pasien dengan kondisi TBC tipe 1 ataupun sejenisnya.

2. Sistem rujukan UMUM, untuk sistem rujukan dengan rujukan umum ini
jelas berbeda dengan Sistem rujukan BPJS sebab disistem ini pasien yang
datang berhak untuk memilih jenis pelayanan atau dapat dikatakan dapat
memilih jenis pelayanan secara mandiri , terkait prosedurnya hampir sama
dengan Sistem rujukan BPJS bedanya yaitu pasien dengan rujukan UMUM
diberi kebebasan ingin dirujuk ke RS manapun selagi masih menjalin
hubungan kerja sama dengan pihak Puskesmas Karangdoro .
Terkait jumblah Pasien Rujukan dari Puskesmas Karangdoro ke RS, dapat
dilihat melalui tabel dibawah ini :

JML JML
PASIEN PASIEN JML
NO TAHUN PERSENTASE(%)
RAWAT RAWAT RUJUKAN
JALAN INAP
1 2015 23.203 651 2497 10.47%
2 2016 23.983 612 1932 7.86%
3 2017 24.132 741 1867 7.50%
4 2018 25.578 506 5459 30.13%

Dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah rujukan dari tahun ke


tahun trendnya semakin menurun. Hal ini menunjukan bahwa semakin
banyak kasus penyakit yang mampu ditangani oleh Puskesmas
Karangdoro. Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia, ada sekitar
144 diagnosa penyakit yang menjadi kompetensi dan bisa ditangani oleh
Dokter yang ada di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama. Hal ini menjadi
prioritas utama dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Karangdoro.

Untuk Tata Cara Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang di


Puskesmas Karangdoro ini sendiri dibagi menjadi 5 yaitu :

1) Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang sesuai


dengan kebutuhan medis, antara lain :

a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama oleh fasilitas kesehatan


tingkat pertama
b. Jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat
dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua

c. Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat


diberikan atas rujukan dari faskes primer

d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga di faskes tersier hanya dapat diberikan


atas rujukan dari faskes sekunder dan faskes primer

2) Pelayanan kesehatan di faskes primer yang dapat dirujuk langsung ke faskes


tersier hanya untuk kasus yang sudah ditegakkan diagnosis dan rencana
terapinya, merupakan pelayanan berulang dan hanya tersedia di faskes tersier.

3) Ketentuan pelayanan rujukan berjenjang dapat dikecualikan dalam kondisi :

a. Terjadi keadaan gawat darurat, kondisi dimana


kegawatdaruratan mengikuti ketentuan yang berlaku

b. Bencana, kriteria bencana ditetapkan oleh Pemerintah Pusat


dan atau Pemerintah Daerah

c. Kekhususan permasalahan kesehatan pasien,untuk kasus yang


sudah ditegakkan rencana terapinya dan terapi tersebut hanya
dapat dilakukan di fasilitas kesehatan lanjutan

d. Pertimbangan geografis

e. Pertimbangan ketersediaan fasilitas

4) Pelayanan oleh bidan dan perawat

a. Dalam keadaan tertentu,bidan atau perawat dapat memberikan pelayanan


kesehatan tingkat pertama sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

b. Bidan dan perawat hanya dapat melakukan rujukan ke dokter dan/atau


dokter gigi pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama kecuali dalam
kondisi gawat darurat dan kekhususan permasalahan kesehatan pasien,
yaitu kondisi di luar kompetensi dokter dan/atau dokter gigi pemberi
pelayanan kesehatan tingkat pertama.

5) Rujukan Parsial

a. Rujukan parsial adalah pengiriman pasien atau spesimen ke pemberi


pelayanan kesehatan lain dalam rangka menegakkan diagnosis atau
pemberian terapi, yang merupakan satu rangkaian perawatan pasien di
Faskes tersebut.

b. Rujukan parsial dapat berupa :

i. Pengiriman pasien untuk dilakukan pemeriksaan penunjang


atau tindakan

ii. Pengiriman spesimen untuk pemeriksaan penunjang

c. Apabila pasien tersebut adalah pasien rujukan parsial, maka penjaminan


pasien dilakukan oleh fasilitas kesehatan perujuk.
Rujukan Online Berjenjang BPJS

Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit Tipe A


Primer RS Amino Gondohutomo <
Puskesmas Karangdoro <
Dokter Keluarga< RSUP dr.Kariadi <
Klinik Swasta<
RS Ginjal Hipertensi <

RUJUK
RUJUK

Rumah Sakit Tipe D Rumah Sakit Tipe B


Balkesmas < RSUD KRMT
BKIM <
RS Banyumanik < Wongsonegoro <
RS Ginjal Hipertensi < RS Telogorejo <
RSI Sultan Agung <
RS ST.Elisabeth <
RS Colombia Asia <

RUJUK

RUJUK
Rumah Sakit Tipe C
RS Permata Medika <
RS William Booth <
RSPW Citarum <
RSPW Dr.Cipto <
RS Bhayangkara <
Keterangan :
RS Pelita Anugrah <

Rujukan Balik RS Roemani <


RS Nasional Diponegoro <
RST Bhakti Wira Tamtama <
RS Hermina <
f) Pendanaan

SUMBER 2016 2017 2018 2019


DANA
ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN REALISASI ANGGARAN

489.015.000 455.665.752 233.291.000 219.730.632 294.603.500 282.372.208 221.582.000


APBD II
93.18% 94.19% 95.85%
201.000.000 201.000.000 310.500.000 310.500.000 378.000.000 378.000.000 440.000.000
BOK
100% 100% 100%
665.107.180 630.372.448 1.052.136.000 997.434.813 1.626.250.000 1.624.585.253 1.304.168.000
BLUD
94.78% 94.80% 99%
1.355.122.180 1.287.038.200 1.595.927.000 1.527.665.445 2.298.853.500 2.284.957.461 1.965.750.000
TOTAL
94.98% 95.72% 99.39%

g) Sistem informasi

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) merupakan program


aplikasi komputer yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan Puskesmas
dalam hal data dan informasi seperti register pasien, register penyakit, laporan
kunjungan, laporan penyakit, laporan obat, dan sebagainya. Program ini dirancang
untuk memudahkan Puskesmas dalam pengelolaan data dan informasi dengan
input seminim mungkin dan output semaksimal mungkin.

Tujuan SIMPUS

1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil
dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) maupun informasi
lainnya yang menunjang kegiatan pelayanan.
2. Tujuan Khusus :
a. Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas
(PTP) dan pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas melalui mini
lokakarya (minlok).
b. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan
Puskesmas
c. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok
Puskesmas

SISTEM INFORMASI PUSKESMAS

DKK

Sistem
Informasi
Puskesmas

Pelayanan
Pelayanan Farmasi / obat Rekam Data Rekam Data Pelayanan
Dalam Keuangan
Luar Gedung Dasar Keluarga Rawat Inap
Gedung

Biaya
Pelayanan Pelayanan Retribusi
tindakan
KIA Laboratorium

Pelayanan
Pelayanan Biaya Rawat
Gizi
KIA Inap
Posyandu

Imunisasi Poli Umum

Kes.
Lingkungan & Poli Gigi
PHBS

Pencegahan &
Pemberantasan Pelayanan KB
Penyakit

SISTEM INFORMASI PUSKESMAS

Sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas


Yaitu pencatatan dan pelaporan yang harus dibuat oleh Puskesmas dan
direkapitulasi disetiap tingkat dengan waktu tertentu. Peraturan mengenai Sistem
Informasi Puskesmas (Simpus) terdapat di Bab VIII Sistem Informasi Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat. Dalam Bab VIII pasal 43 dan 44 yang berbunyi :

Pasal 43 :

1) Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi Puskesmas


2) Sistem informasi Puskesmas sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat
diselenggarakan secara elektronik atau non elektronik
3) Sistem Informasi Puskesmas paling sedikit mencakup :
a. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya
b. Survei lapangan
c. Laporan lintas sectoral terkait, dan
d. Laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya

Pasal 44 :

1) Sistem Informasi Puskesmas merupakan bagian dari sistem informasi


kesehatan kabupaten/kota
2) Dalam menyelanggarakan sistem informasi Puskesmas, Puskesmas
wajib menyampaikan laporan kegiatan berkala kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota
3) Laporan kegiatan Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan sumber data dari pelaporan data kesehatan prioritas yang
diselenggarakan melalui komunikasi data
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Sistem Informasi Puskesmas sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tujuan dari dibuatnya sistem informasi Puskesmas agar Dinas


Kabupaten/Kota dapat mengetahui dan memantau setiap data yang masuk di
masing-masing Puskesmas. Dalam menginput data per unit kerja setiap bulannya,
Puskesmas Karangdoro memberi batas maksimal sebelum tanggal 5 pada bulan
berikutnya.

Sistem ini mempunyai satu kesatuan yang terdiri dari komponen yang saling
berkaitan, berintegrasi, dan punya tujuan tertentu, merupakan gabungan berbagai
macam kegiatan upaya yankes Puskesmas untuk meringankan beban kerja
Puskesmas

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3)/ SPP =

1. SPP di Loket Pendaftaran

2. SPP di Pengobatan

3. SPP LB_1 = data kesakitan

4. SPP LB_2 dan LPLPO

5. SPP LB_3 = KIA

6. SPP LB_3 = Imunisasi

7. SPP LB_4 = Kegiatan Puskesmas

8. SPP LB_1S = Sentinel


Aplikasi SIMPUS

Pelayanan kesehatan di Puskesmas :

1. Pelayanan dalam gedung : SIMPUS V.5.


Registrasi pasien, pemasukan data rekam medik, laporan-laporan distribusi
situasi penyakit
2. Pelayanan luar gedung (Pustu, Posyandu) :
Mortalitas, morbiditas, pencatatan imunisasi, dan pelayanan KIA

Gambaran umum Sistem Pencatatan Pasien Rawat Jalan Puskesmas

 SIMPUS V.02 (DKK Semarang) :

1. Pencatatan pasien dengan modul registrasi

2. Pasien mendapatkan pelayanan di poli-poli

3. DRM (Digital Right Management) dikirim ke poli yang dituju oleh


petugas

4. Pasien mendapat pelayanan DRM dikembalikan ke petugas (unit RM


/ loket)

5. Pemasukan data RM (Rekam Medik) ke SIMPUS oleh petugas 


melalui modul CM (Catatan Medis) (isi :daftar no. Indeks pasien)

6. Penyimpanan data di komputer (database)

7. SIMPUS = berbagai pengolahan data yang memudahkan stake holder :


melihat distribusi situasi penyakit yang sedang terjadi; pelaporan
morbiditas di wilayah Puskesmas
Contoh Sistem Informasi yang terdapat dalam Puskesmas
Karangdoro :
ANGKA KESAKITAN
KUNJUNGAN PASIEN PUSKESMAS KARANGDORO
Menurut hasil rekapitulasi laporan kunjungan pasien di Puskesmas
Karangdoro, 10 besar penyakit terbanyak yang ditangani pada tahun 2017
adalah sebagai berikut :

10 BESAR PENYAKIT TAHUN 2017


2463
2500

2000

1500 1317

1000
579 521 481 411 393 346
500 316 269

0
J02 I10 J06 M62 M13 J00 Z27 K25 E11 G44

Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. I10 Hipertensi esnsial (primer)
3. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
4. M62 Gangguan – gangguan otot yang lain
5. M13 Arthritis lainnya
6. J00 Nasofaringitis akut
7. Z27 Kebutuhan akan imunisasi terhadap beberapa penyakit infeksi
8. K25 Tukak lambung
9. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
10. G44 Syndrome nyeri kepala lainnya

10 BESAR PENYAKIT TAHUN 2018


3825
4000
3536
3500

3000

2500
1992
2000
1406
1500 1139 1133
938 922 879
1000
448
500

0
J02 J06 I10 K25 E11 K04 R05 M13 J00 M62

Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
3. I10 Hipertensi esnsial (primer)
4. K25 Tukak lambung
5. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
6. K04 Penyakit pulpa dan periapikal (jaringan sekitar akar gigi)
7. R05 Batuk
8. M13 Arthritis lainnya
9. J00 Nasofaringitis akut
10. M62 Gangguan – gangguan otot yang lain
10 BESAR PENYAKIT BULAN JANUARI 2019
800

700
709
600

500
477
400

300

200 246

100 157 150


119
94 80 73 68
0
J02 J06 I10 K04 E11 M13 Z34 Z27 K25 Z30

Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
3. I10 Hipertensi esensial (primer)
4. K04 Penyakit pulpa dan periapikal (jaringan sekitar akar gigi)
5. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
6. M13 Arthritis lainnya
7. Z34 Pengawasan kehamilan normal
8. Z27 Kebutuhan akan imunisasi terhadap beberapa penyakit infeksi
9. K25 Tukak lambung
10. Z30 Pengelola kontrasepsi
10 BESAR PENYAKIT BULAN FEBRUARI 2019
800
710
700

600 536

500

400

300
184
200 132 114 101 91 79 63 61
100

0
J02 J06 I10 M13 K04 E11 Z27 Z34 K25 K05

Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
3. I10 Hipertensi esensial (primer)
4. M13 Arthritis lainnya
5. K04 Penyakit pulpa dan periapikal (jaringan sekitar akar gigi)
6. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
7. Z27 Kebutuhan akan imunisasi terhadap beberapa penyakit infeksi
8. Z34 Pengawasan kehamilan normal
9. K25 Tukak lambung
10. K05 Penyakit gusi dan jaringan periodontal
10 BESAR PENYAKIT BULAN MARET 2019
1200

1000
976
800

600

400

325
200 267
171 161 129 111 108 73 73
0
J02 J06 I10 Z00 M13 E11 Z27 Z34 K05 K25

Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
3. I10 Hipertensi esensial (primer)
4. Z00 Penelitian dan pemeriksaan umum terhadap orang tanpa
keluhan dan laporan diagnosis
5. M13 Arthritis lainnya
6. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
7. Z27 Kebutuhan akan imunisasi terhadap beberapa penyakit infeksi
8. Z34 Pengawasan kehamilan normal
9. K05 Penyakit gusi dan jaringan periodontal
10. K25 Tukak lambung
10 BESAR PENYAKIT BULAN APRIL 2019
900
801
800
700
600
500
400
274 272 256
300
200 116 96 84 77 76 71
100
0
J02 J06 N20 I10 Z34 E11 Z00 L23 K04 K25

Keterangan :

1. J02 Faringitis akut


2. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
3. N20 Batu ginjal dan Ureter
4. I10 Hipertensi esensial (primer)
5. Z34 Pengawasan kehamilan normal
6. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
7. Z00 Penelitian dan pemeriksaan umum terhadap orang tanpa
keluhan dan laporan diagnosis
8. L23 Dermatitis kontak alergik
9. K04 Penyakit pulpa dan periapikal (jaringan sekitar akar gigi)
10. K25 Tukak lambung

Dari tabel diatas terlihat bahwa penyakit menular yang berupa Faringitis akut
selalu menempati tempat teratas sebagai penyakit terbanyak yang diderita oleh
masyarakat Karangdoro. Oleh karenanya penerapan pola hidup sehat perlu untuk
lebih disosialisasikan pada masyarakat.

Kunjungan rawat jalan tahun 2014 - 2018


45000

40000 41731
38942
35000
34534
30000 31852
31382
25000
25972 25273 25813
20000 23116

15000 17672
15759
10000
9261
5000 7560
6039 5444
0
2014 2015 2016 2017 2018

Baru Lama Total

Kunjungan rawat jalan Januari – Maret 2019


9000 8283
8000

7000 6464

6000

5000

4000

3000
1819
2000

1000

0
2019(Jan-Mar)

Baru Lama Total


Dari data rekapitulasi pasien rawat jalan setiap tahunnya terlihat menurun. Hal ini
diperkirakan akibat hubungan antara siklus penyakit lima tahunan, berhubungan
dengan keberhasilan Upaya Promotif dan Preventif, atau berhubungan dengan
mutu pelayanan yang diberikan. Bila ini berhubungan dengan keberhasilan Upaya
Promotif dan Preventif, maka upaya ini perlu terus ditingkatkan guna menunjang
peningkatan derajat kesehatan di masyarakat.

h) Pembinaan dan pengawasan


Pembinaan Puskesmas harus dilakukan secara terus menerus. Pembinaan
dapat dilakukan secara berjenjang oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kepala
Puskesmas, maupun penanggung jawab program.
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi 2, yaitu pengawasan internal
dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilaukan oleh
Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun setiap
penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program. Adapun pengawasan
eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, institusi lain selain Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan/Masyarakat. Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif,
sumber daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Apabila
ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar, peraturan
perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan
pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan dilakukan melakui
kegiatan supervisi yang dapat dilakukan secara terjadwal atau sewaktu waktu.
Tujuan dari pengawasan dan pengendalian adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan kesehatan, apakah sesuai
dengan standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah ada dan
digunakan sesuai dengan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
2. Mengetahui adanya kendala, hambatan/tantangan dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditetapkan pemecahan masalah sedini
mungkin.
3. Mengetahui adanya penyimpangan pada pelaksanaan pelayanan kesehatan
sehingga dapat segera dilakukan klarifikasi.
4. Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang adanya
penyimpangan dan penyebabnya, sehingga dapat mengambil keputusan
untuk melakukan koreksi pada pelaksanaan kegiatan atau program terkait,
baik yang sedang berjalan maupun pengembangannya di masa mendatang.
5. Memberikan informasi atau laporan kepada pengambil keputusan tentang
adanya perubahan-perubahan lingkungan yang harus ditindak lanjuti
dengan penyesuaian kegiatan.
6. Memberikan informasi tetang akuntabilitas pelaksanaan dan hasil
kinerjanprogram/kegiatan kepada pihak yang berkepentingan, secara
kontinyu dan dari waktu ke waktu.
BAB IV

PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
No. Komponen Pengamatan Tidak Keterangan
Sesuai
Sesuai
1 Tujuan Puskesmas 
2 Prinsip Puskesmas 
3 Tugas Puskesmas 
4 Fungsi Puskesmas 
5 Kewenangan Puskesmas 
Persyaratan Mendirikan
6 
Puskesmas
7 Peralatan Kesehatan 
8 SDM Puskesmas 
9 Kategori Puskesmas 
Tidak Sesuai
dengan pasal 28
Perizinan dan Registrasi ayat 1 Permenkes
10 
Puskesmas No. 45 tahun 2014.
Tentang Registrasi
Puskesmas
11 Kedudukan dan Organisasi 
12 Upaya Kesehatan 
13 Akreditasi 
14 Jaringan Pelayanan 
15 Jejaring Pelayanan 
16 Sistem Rujukan 
17 Pendanaan 
18 Sistem Informasi Puskesmas 
19 Pembinaan dan Pengawasan 
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Setelah kami melakukan kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL),
Puskesmas Karangdoro Semarang mempunyai Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Esensial yang terdiri dari promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, KIA/KB, P2P, perbaikan gizi, keperawatan
kesehatan masyarakat (perkesmas). Selain Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Esensial, Puskesmas Krangdoro juga memiliki Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Pengembangan yang terdiri dari pelayanan lansia dan
kesehatan kerja. Puskesmas Karangdoro juga memiliki Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) yang terdiri dari pelayanan loket pendaftaran,
pelayanan UGD, pelayanan poli umum, pelayanan poli gigi, pelayanan
farmasi, pelayanan laboratorium, pelayanan MTBS, pelayanan KIA/KB,
pelayanan rawat inap, pelayanan konseling gizi, pelayanan konseling
sanitasi, pelayanan VCT.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil pengamatan praktik belajar lapangan di Puskesmas
Karangdoro, program dan pelayanan secara keseluruhan sudah baik, tetapi
ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Meningkatkan pengelolaan pelayanan, sarana prasarana dan
ketenagaan.
2. Memperluas hubungan kerja puskesmas kepada jaringan puskesmas
agar tercipta aksesibilitas pelayanan yang merata.
3. Menata kembali petugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
agar tercipta lingkungan yang terstruktur dan kondusif.
4. Melakukan Kalibrasi berkala fasillitas (sarana dan prasarana) yang
dimiliki Puskesmas Karangdoro agar tetap terjaga mutu pelayanan.
5. Meningkatkan program upaya kesehatan Puskesmas, terutama upaya
kesehatan masyarakat agar bisa lebih maksimal untuk melayani
masyarakat di wilayah kerjanya maupun luar wilayah kerjanya.
Sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya.
6. Meningkatkan program inovasi agar pelayanan Puskesmas bisa lebih
maksimal untuk masyarakat dalam wilayah maupun luar wilayah,
terlebih untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerja Puskesmas Karangdoro.
7. Meningkatkan kualitas kerja tenaga medis dan staf serta karyawan
Puskesmas Karangdoro, agar terwujudnya pelayanan kesehatan yang
bermutu.
8. Melakukan pelengkapan fasilitas puskesmas agar memenuhi syarat
standar akreditasi.
9. Menyelesaikan perencanaan program yang hingga saat ini sama sekali
belum terlaksana.

Anda mungkin juga menyukai