DI PUSKESMAS KARANGDORO
KOTA SEMARANG
Disusun oleh :
Kelompok 9
FAKULTAS KEDOKTERAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2. Tujuan Khusus
2. Bagi Puskesmas
a. Menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat
antara Puskesmas dengan institusi pendidikan
b. Dapat memanfaatkan pengetahuan mahasiswa baik dalam kegiatan
manajemen maupun kegiatan operasional selama praktek belajar
lapangan berlangsung.
D. Ruang lingkup
Ruang lingkup laporan Praktik Belajar Lapangan di Puskesmas
Karangdoro Semarang, mahasiswa melakukan observasi mengenai
manajemen Puskesmas yang berkaitan dengan UKM, UKP dan
Administrasi yang dilakukan Puskesmas Karangdoro dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat.
3. Metode Dokumen
Metode dokumen adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengambil data-data yang diperlukan dari dokumen yang
berkaitan. Metode dokumen ini untuk mendapatkan data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan
dengan baik oleh pihak pengumpulan data primer atau pihak lain.
Data sekunder diperoleh melalui metode studi dokumen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya. [permenkes no.75 tahun 2014 Pasal 1 ayat 2]
Menurut Departemen Kesehatan tahun 2011, Puskesmas adalah unit
pelaksana teknis dinas kabupaten atau kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dinas
kesehatan kabupaten/kota, sehingga dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, akan mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Lima Tahunan dinas kesehatan kabupaten/kota.[permenkes no.44 tahun 2016]
B. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN), sistem kesehatan kabupaten atau kota dan sistem
[kepmenkes RI No 128/Menkes/SK/II/2004 Tentang
pemerintah daerah, yaitu sebagai berikut
Kebijakan dasar Pusat Kesehatan Masyarakat] :
F. Fungsi Puskesmas
1. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta
mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu Puskesmas aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan Puskesmas adalah
mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan
melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan,
keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggungjawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab Puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat
pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk Puskesmas tertentu
ditambah dengan rawat inap.
b. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.[Permenkes No. 75
Tahun 2014]
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Permenkes No.
75 Tahun 2014 Pasal 4 Puskesmas menyelenggarakan fungsi :
G. Organisasi Puskesmas
1. Struktur Organisasi
Puskesmas dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas. Struktur
organisasi Puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja puskesmas.
Penetapannya sendiri dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan
dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :
[Permenkes No.75 Tahun 2014]
a. Kepala puskesmas
Merupakan seorang tenaga kesehatan dengan kriteria sebagai berikut :
1) Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan memiliki
kompetensi manajemen kesehatan masyarakat;
2) Masa kerja di Puskesmas minimal 2 (dua) tahun; dan
3) Telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif
[kepmenkes no.128
dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.
tahun 2004]
Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan konsil
kesehatan kecamatan, yang menghimpun berbagai potensi masyarakat,
seperti: tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi masyarakat,
serta dunia usaha. Konsil kesehatan tersebut berperan sebagai mitra
[kepmenkes
puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
no.128 tahun 2004]
a. Promosi Kesehatan
Pengertian
a) Masyarakat desa
(1) Posyandu Balita
(2) Posyandu Lansia
(3) Pos Pelayanan Khusus ( Rumah Sosial)
(4) Pos UKK ( Upaya Kesehatan Kerja)
(5) Pengembangan Desa Siaga
b) Masyarakat Sekolah
(1) Pelatihan kader kesehatan / dokter kecil
(2) Pembinaann guru UKS
(3) Lomba Dokter Kecil
(4) Lomba Sekolah Sehat
(5) Pelatihan Kader Poskestren
(6) Penyuluhan Kesehatan di Sekolah dan Ponpes
(7) Penjaringan Kesehatan
(8) Pemeriksaan Kesehatan Berkala
b. Program Kesehatan Lingkungan
1) Tujuan
a) Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
seoptimal mungkin dalam rangka mencapai kualitas yang
setinggi-tingginya dalam wujud upaya kesehatan lingkungan
dan pelestarian lingkungan yang dinamis serta meningkatkan
dan memupuk peran serta dalam meningkatkan upaya
kesehatan lingkungan.
b) Tujuan Khusus
Mengubah dan mengendalikan atau menghilangkan
kebiasaan buruk di kalangan masyarakat yang dapat
berpengaruh terhadap rendahnya kualitas kesehatan
lingkungan mereka.
2) Kegiatan Pokok:
a) Klinik sanitasi Puskesmas
(1) Klinik sanitasi (konseling)
(2) Kunjungan rumah
b) Pengamanan tempat pengelolaan pestisida
(1) Inspeksi tempat sarana pengelolaan pestisida.
(2) Pengawasan tempat dan prosedur pengelolaan
pestisida.
(3) Pembinaan kepada masyarakat tentang penggunaan
pestisida.
c. Upaya KIA
1) Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak
a) Tujuan
(1) Tujuan Umum
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA)
adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu
dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan
bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
(2) Tujuan Khusus
(a) Meningkatnya kemampuan ibu
(pengetahuan, sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan
menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya
pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10
keluarga, Posyandu dan sebagainya.
(b) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan
balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam
lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah
Taman Kanak-Kanak atau TK.
(c) Meningkatnya jangkauan pelayanan
kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, dan ibu meneteki.
(d) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan
ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki, bayi
dan anak balita.
(e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta
masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya
untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,
anak prasekolah, terutama melalui peningkatan
peran ibu dan keluarganya.
b) Program pokok
(1) Pembinaan kesehatan ibu
(2) Pelayanan ibu resiko tinggi berupa cakupan
pelayanan konseling penanganan dan rujukan
(3) Persalinan oleh tenaga kesehatan
(4) Cakupan peserta KB aktif
(5) Pelayanan neonatus, bayi dan anak balita
(6) Perawatan ibu nifas
(7) Prinsip Pengelolaan Program KIA.
2) Pelayanan dan jenis Indikator KIA
a) Pelayanan Antenatal
Pelayanan antenatal adalah prosentasi ibu hamil pertama
kali yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan
untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal serta
kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat.
b) Deteksi dini ibu hamil berisiko
Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah:
(1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari
35 tahun
(2) Anak lebih dari 4
(3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang
kurang 2 tahun ataulebih dari 10 tahun
(4) Tinggi badan kurang dari 145 cm
(5) Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan
atas kurang dari 23,5 cm
(6) Riwayat keluarga mendeita kencing manis,
hipertensi dan riwayat cacat kengenital.
(7) Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang
belakang atau panggul.
3) Pelayanan Neonatus, Bayi dan Balita
a) Pelayanan Neonatus
(1) Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari.
(2) Pelayanan kesehatan dasar berupa ASI ekslusif,
pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali
pusar, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak
diberikan pada saat lahir, hepatitis B (bila tidak
diberikan pada saat bayi lahir), manajemen tepadu
bayi muda.
(3) Pelayanan neonatus yang sesuai dengan standar
yaitu minimal 3x, pada 6-24 jam setalah kelahiran,
3-7 hari setelah kelahiran dan pada hari ke 28 yang
difasilitasi kesehatan atau kunjungan ke rumah.
b) Pelayanan Bayi
Setiap bayi berhak mendapat pelayanan kesehatan
minimal 4 kali yaitu pada 29 hari-3 bulan, 3-6 bulan, 6-9
bulan dan terakhir 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan dasar
berupa imunisasi yang wajib yaitu BCG, campak,
DPT/HB1-3, polio 1-4, dan stimulasi deteksi intervensi
dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi. Dosis imunisasi yaitu : 1 dosis
BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio,4 dosis hepatitis B, dan
1 dosis campak.
c) Pelayanan Balita
(1) Setiap anak usia 12-59 bulan berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan 8x dalam setahun, yang
tecatat dalam kohrt anak balita prasekolah, buku
KIA/KMS, dan buku pencatatan.
(2) Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
setiap usia 12-59 bulan, dilaksanakan minimal 2x
dalam setahun.
(3) Suplementasi vitamin A dosis tinggi (200.000 IU)
pada usia 12-59 bulan, yang dilakukan 2x pertahun
pada bulan februari dan agustus.
(4) Posyandu balita menggunakan sistem lima kerja :
(a) Meja 1: Pendaftaran dilakukan oleh kader.
(b) Meja 2: Penimbangan bayi dan anak balita
dilakukan oleh kader.
(c) Meja 3: Pengisian KMS dilakukan oleh kader.
(d) Meja 4: Penyuluhan kepada ibu- ibu yang
mempunyai anak balita.
(e) Meja 5: Pelayanan imunisasi, untuk vitamin
warna merah (balita uasia 1 tahun-5 tahun).
Sedangkan kapsul biru (usia 6 bulan-11
bulan). Serta diberikan pemberian makanan
tamba han bayi dan balita.
d) MTBS (Manajemen terpadu Bayi Sakit)
MTBS merupakan suatu manajemen melalui
pendekatan terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita
sakit yang datang ke pelayanan kesehatan baik mengenai
beberapa klasifikasi penyakit, status gizi, status
imunisasi, maupun penanganan balita sakit tersebut dan
konseling yang diberikan.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau
Integrated Management of Childhood Illness (IMCI)
adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam
tatalaksana balita sakit dengan fokus pada kesehatan
anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh.
e) Pelayanan nifas
(1) Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai 42 hari
pasca persalinan.
(2) Ibu yang mendapatkan pelayanan nifas pertama
kali sesuai standar adalah 6 jam sampai 7 hari
pasca persalinan.
(3) Pelayanan nifas yang sesuai standar yaitu
pemberian vitamin A dua kali dan atau persiapan
pemasangan KB pasca persalinan.
(4) Cakupan pelayanan nifas yang sesuai, 3 kali
minimal yaitu pada 6 jam – 7 hari pasca persalinan,
minggu ke- 2 dan minggu ke-6.
d. KB
1) Pengertian
KB adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan
hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antara
kelahiran diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat
dicegah apabila jumlah anak telah tercapai yang diinginkan
untuk membina keluarga yang sehat dan sebaik-baiknya.
Menuju Normal Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
2) Sasaran
Pasangan usia subur, dengan istri usia anatara 15-49
tahun.
3) Langkah pelaksanaan program KB
a) Pendataan sasaran PUS
b) Konseling KB untuk PUS
c) Pelayanan kontrasepsi yang sesuai dengan standar.
d) Pengadaan alat dan obat kontrasepsi.
e) Pelatihan klinis pelayanan KB.
f) Pelatihan peningkatan kinerja program KB
g) Penguatan sistem informasi pelayanan KB.
h) Evaluasi dan monitoring.
e. Upaya Perbaikan Gizi
1) Pola Makan
Berdasarkan kamus besar Bahasa Indonesia, pola
diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk
melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola makan yang sehat
dapat diartikan sebagai suatu cara atau usaha untuk
melakukan kegiatan makan secara sehat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pola makan:
a) Agama/Kepercayaan
b) Budaya
c) Status sosial ekonomi
d) Personal preference
e) Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyang
f) Kesehatan
2) Pedoman Pola Makan Sehat
Pedoman 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang menyampaikan
pesan-pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan
mencapai gizi seimbang guna menghasilkan kualitas sumber
daya manusia yang andal. Garis besar pesan-pesan tersebut
seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI (1997)
antara lain :
a) Makanlah makanan yang beraneka ragam harus
mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dan bahkan serat makanan.
b) Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi.
c) Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi.
d) Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat
dari kecukupan energi. Konsumsi lemak dan minyak
berlebihan, khususnya lemak/minyak jenuh dari hewan,
dapat beresiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-
orang yang mempunyai kecenderungan ke arah tersebut.
e) Gunakan garam beryodium. Penggunaan garam
beryodium dapat mencegah Gangguan Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY).
f) Makanlah makanan sumber zat besi.
g) Berikan ASI saja pada bayi sampai berumur 4 bulan.
h) Biasakan makan pagi.
i) Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya. Air
minum harus bersih dan bebas kuman.
j) Lakukan kegiatan fisik atau olah raga yang teratur.
k) Hindari minum minuman beralkohol.
l) Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
m) Bacalah label pada makanan yang dikemas Selain itu,
konsumen dapat menilai halal tidaknya makanan
tersebut.
3) Gizi Seimbang
a) Pengertian gizi seimbang
Gizi seimbang adalah konsumsi makanan sehari-hari
yang sesuai dengan kebutuhan gizi agar tumbuh sehat
dan cerdas.
b) Gizi seimbang untuk bayi
Makanan seimbang untuk bayi dan anak sampai
umur 2 tahun terdiri dari Air Susu Ibu (ASI) dan
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). MP-ASI
adalah makanan yang diberikan pada bayi/anak
disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-
ASI harus diberikan pada umur 6 bulan. Tujuan
Pemberian Makanan Kepada Bayi dan Anak Umur 0-24
bulan: agar bayi dan anak tumbuh sehat dan cerdas, bayi
dan anak memiliki daya tahan tubuh yang maksimal,
membentuk perilaku pemberian makanan yang baik dan
benar sejak dini.
c) Persyaratan Pemberian Makanan Pada Bayi dan Anak
(1) Sesuai dengan kebutuhan gizi bayi dan anak (Gizi
Seimbang)
(2) Konsistensi Makanan Pendamping ASI disesuaikan
dengan umur dan kemampuan daya cerna
bayi/anak (cair, lumat, lembik, makanan keluarga)
(3) Mengutamakan pemberian ASI eksklusif sampai
bayi umur 6 bulan, MP-ASI dimulai diberikan saat
bayi berumur 6 bulan dan ASI diteruskan, aman,
yaitu bebas dari bahan berbahaya.
d) Tahapan Pemberian Makanan Dengan Gizi Seimbang
(1) Umur 0-6 bulan (ASI Eksklusif)
(2) Umur 6-9 bulan
(3) Umur 9-12 bulan
(4) Umur 1-2 tahun
(5) Gizi seimbang untuk balita
Zat gizi utama yaitu karbohidrat, lemak,
protein, serat, vitamin dan mineral. Asupan
makanan sehari untuk anak harus mengandung 10-
15% kalori, 20-35% lemak, dan sisanya
karbohidrat. Setiap kg berat badan anak
memerlukan asupan energi sebanyak 100 kkal.
Asupan lemak juga perlu ditingkatkan karena
struktur utama pembentuk otak adalah lemak.
Lemak tersebut dapat diperoleh antara lain dari
minyak dan margarin.
(6) Gizi seimbang untuk ibu hamil
Seorang ibu hamil memiliki kebutuhan gizi
khusus. Namun, terkadang diperlukan tambahan
makanan, bahkan suplemen sesuai kebutuhan.
Berikut adalah beberapa syarat makanan sehat bagi
ibu hamil:
(a) Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk
kebutuhan kesehatan
(b) Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi
(c) Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi
bayi
(d) Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam
memelihara berat badan sehat, kadar gula
darah, dan tekanan darah.
(7) Gizi Ibu menyusui
Makanan Ibu bisa mempengaruhi bayi lewat
pemberian ASI (terutama pada rasa ASI). Hindari
makanan berbumbu tajam atau pedas juga kafein
karena bisa menjadi stimulan bagi bayi seperti
kembung, diare, alergi atau masalah lain.
f. Upaya Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
1) Pengertian
Pemberantasan penyakit menular adalah upaya untuk
menurunkan dan mengurangi angka kesakitan dan angka
kematian akibat penyakit menular yang banyak menyerang
bayi, anak-anak, ibu, dan angkatan kerja. Secara
epidemiologis pemberantasan penyakit menular harus
memperhatikan faktor-faktor: host, agent, environment dan
time, place, person, sehingga upaya pemberantasan harus
dapat memutuskan mata rantai penularan penyakit.
2) Tujuan
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian serta
mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit.
b) Mengkoordinir penyakit yang telah dapat dikendalikan.
3) Kegiatan Pokok
a) Surveilans epidemiologi, meliputi pengamatan penyakit
menular, pemantauan wilayah setempat, pengamatan
vektor dan pemeriksaan laboratorium.
b) Pengobatan penderita, baik yang bersifat pencegahan
atau penyembuhan dalam rangka memutuskan rantai
penularan.
c) Pemberantasan vektor secara mekanis, kimiawi dan
biologi.
d) Imunisasi untuk mencegah penyakit: TB paru, difteria,
pertusis, tetanus, campak, polio, dan hepatitis B.
e) Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan wabah
penyakit seperti: diare, malaria, demam berdarah, rabies,
dan lain-lain.
4) Pelaksanaan kegiatan :
a) Surveilans Epidemiologi
Surveilans epidemiologi adalah kegiatan analisis
secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit
atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut, agar
dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif
dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan. Tujuan
surveilans adalah:
(1) Menentukan data dasar/besarnya masalah
kesehatan
(2) Memantau atau mengetahui kecenderungan
penyakit
(3) Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa
(4) Membuat rencana, pemantauan, penilaian atau
evaluasi program kesehatan.
Pengobatan terhadap penderita penyakit menular
harus dilakukan secepatnya agar penyakit tidak sempat
menular secara luas. Pengobatan yang cepat dan tepat
bukan hanya dapat menyembuhkan saja, tetapi dapat
mencegah menularnya penyakit yang berarti
memutuskan mata rantai penularan.
b) Pemberantasan Vektor Penyakit
Dilakukan dengan cara:
(1) Mekanis: pemasangan kelambu pada rumah –
rumah yang berada di daerah endemis penyakit
malaria atau daerah yang sering mengalami
ledakan penyakit DHF (Dengue Hemorragic
Fever). Pemasangan kawat kasa atau plastik
strimin (biasanya untuk membuat kritik) pada
lubang angin di dinding rumah setidaknya dapat
mengurangi jumlah nyamuk yang masuk ke dalam
rumah.
(2) Kimiawi: Penyemprotan rumah – rumah dengan
racun serangga dapat dilakukan secara swadaya
masyarakat atau menunggu bila dari dinkes
melakukan penyemprotan.
(3) Biologis: Penebaran ikan kepala timah atau jenis
lain yang senang memakan jentik – jentik pada
kolam – kolam tempat genangan air bila tidak
dimanfaatkan harus dikeringkan.
1. Rawat jalan
Rawat jalan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat umum yang dilaksanakan pada pemberian
pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk keperluan observasi,
diagnosis, pengobatan dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.
Komponen tarif pelayanan rawat jalan tingkat pertama terdiri atas
tarif atas jasa sarana dan jasa pelayanan kesehatan. Tarif atas jasa
sarana merupakan biaya yang dibayarkan untuk penggunaan sarana di
PPK tingkat pertama, bahan dan alat habis pakai serta obat-obatan.
Tarif atas jasa pelayanan merupakan biaya jasa pemberian pelayanan
kesehatan perorangan atau keluarga yang meliputi pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Rawat jalan tingkat lanjutan merupakan upaya pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik
yang meliputi rawat jalan tingkat lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan,
dan rawat inap di ruang perawatan khusus. Biaya pelayanan rawat
jalan tingkat lanjutan ditetapkan berdasarkan tarif paket dan tarif luar
paket.
Tarif pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan meliputi tarif jasa
sarana dan jasa pelayanan. Tarif atas jasa sarana merupakan biaya
penggunaan sarana dan fasilitas Balkesmas dan Rumah Sakit, bahan
dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan dalam rangka
observasi, diagnosis, pengobatan, perawatan rehabilitasi dan/atau
pelayanan medis lainnya, serta untuk pelaksana administrasi
pelayanan. Tarif atas jasa pelayanan meliputi biaya untuk pemberi
pelayanan dalam rangkaobservasi, diagnosis, pengobatan, perawatan,
konsultasi, visite, rehabilitasi medis, dan/atau pelayanan medis
lainnya, serta untuk pelaksana administrasi pelayanan.
Jenis pelayanan yang dapat diberikan di Balkesmas dan Rumah
Sakit meliputi pelayanan Paket Pemeriksaan (P I), Paket Pemeriksaan
Laboratorium (P II A), Paket Pemeriksaan Radiogiagnostik (P II B),
Paket Pemeriksaan Elektromedik (P II C), Paket Tindakan Medis (P
III), dan pelayanan kesehatan luar paket. Besarnya tarif pelayanan di
Balkesmas disetarakan dengan besaran tarif pelayanan di Balksesmas
disetarakan dengan besaran tarif pelayanan Rumah Sakit Daerah kelas
D.
2. Pelayanan gawat darurat
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan kesehatan tingkat
lanjutan yang harus diberikan secepatnya untuk mengurangi risiko
kematian atau cacat, tanpa memperhitungkan jumlah kunjungan dan
pelayanan yang diberikan kepada peserta atau anggota keluarganya.
Tujuan dari pelayanan gawat darurat adalah tercapainya suatu
pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap
anggota masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Upaya
pelayanan kesehatan pada penderita gawat darurat pada dasarnya
mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus dikembangkan
sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang
mungkin terjadi.
Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:
PIS-PK
4. Azas Rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan.
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang
dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan
kesehatannya. Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai
masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka
penyelenggaraan setiap upaya (wajib, pengembangan, dan inovasi) harus
ditopang oleh azas rujukan. [Kepmenkes No.128 Tahun 2004]
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal
balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan
kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara
horizontal dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama.
[Kepmenkes No.128 Tahun 2004]
2004]
K. Manajemen Puskesmas
1. Administrasi Manajemen
a. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas:
1) Paradigma sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan
untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
2) Pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
[Permenkes No. 75 Tahun
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
2014]
3) Kemandirian masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi
[Permenkes No. 75 Tahun
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2014]
4) Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi,
agama, budaya, dan kepercayaan. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
5) Teknologi tepat guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak
buruh bagi lingkungan. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
6) Keterpaduan dan kesinambungan
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan
penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor
serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dilakukan
dengan mempertimbangkan :
a) Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan Puskesmas
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan Puskesmas
diidentifikasi dan tercermin dalam upaya Puskesmas. Peluang
untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan diidentifikasi
dan dituangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
b) Akses dan Pelaksanaan Kegiatan
Strategi perbaikan yang berkesinambungan diterapkan agar
penyelenggaraan pelayanan tepat waktu, dilakukan secara
profesional dan memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat,
serta tujuan Puskesmas.
Evaluasi dilakukan terhadap efektivitas dan efisiensi
penyelenggaraan pelayanan, apakah sesuai dengan rencana
dan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pengguna
pelayanan.
[Permenkes No. 75
7) Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP)
Tahun 2014]
c) Kontur tanah
Kontur tanah mempunyai pengaruh penting pada
perencanaan struktur, dan harus dipilih sebelum perencanaan
awal dapat dimulai. Selain itu kontur tanah juga berpengaruh
terhadap perencanaan sistem drainase, kondisi jalan terhadap
tapak bangunan dan lain-lain. [Permenkes No. 75 Tahun 2014]
d) Fasilitas parkir
Perencangan dan perencanaan prasarana parkir cukup
penting karena prasarana parkir kendaraan akan menyita
banyak lahan. Kapasitas parkir harus memadai, menyesuaikan
dengan kondisi lokasi, social dan ekonomi daerah setempat.
[Permenkes No. 75 Tahun 2014]
e) Fasilitas keamanan
Perancangan dan perencanaan prasarana keamanan sangat
penting untuk mendukung pencegahan dan penanggulangan
[Permenkes No. 75 Tahun
keamanan minimal menggunakan pagar.
2014]
c. Puskesmas Pembantu
No. Nama Ruang Keterangan
Ruang pelayanan
1. Ruangan pendaftaran dan
administrasi
2. Ruangan tunggu
3. Ruangan pemeriksaan
umum
4. Ruangan KIA/KB Dapat digunakan untuk
promosi kesehatan
5. KM/WC petugas & pasien Dikondisikan untuk dapat
digunakan oleh penyandang
disabilitas.
Pendukung
6. Rumah dinas tenaga Rumah dinas merupakan
kesehatan rumah jabatan tenaga
kesehatn yang berjumlah
paling sedikit 1 (satu) unit.
7. Parkir
L. Landasan Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan No. 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
Fasilitas Kesehatan Strata Pertama.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimum Bidang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 44 tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas.
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien.
A. Tujuan Puskesmas
a) Tujuan Umum
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang :
1. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat;
2. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
3. hidup dalam lingkungan sehat; dan
4. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
b) Tujuan jangka panjang (5 tahun)
1. Pencapaian target SDG’S di bidang kesehatan sampai tahun 2017
mencakup penurunan kematian ibu dan bayi, serta penurunan
angka penyakit menular seperti : TB, HIV dan AIDS.
2. Pencapaian AKI dsri 228/100.000 kelahiran menjadi
102/100.000kelahiran pada tahun 2015
3. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan melalui
program kesehatan masyarakat, program keluarga berencana dan
sarana kesehatan ibu
4. Fokus prioritas pembangunan kesehatan
i. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan KB
ii. Perbaikan status gizi masyarakat
iii. Pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular dan
penyehatan lingkungan
iv. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan pemerataan,
keamanan, mutu, penggunaan obat dan pengawasan obat
v. Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan
vi. Peningkatan pelayanan kesehatan primer
c) Tujuan jangka pendek (1 tahun)
1. Menurunkan angka kematian ibu, bayi melalui : Bimtek WUS/PUS
dan balita : kelas balita
2. Menurunkan angka kesakitan TB, DBD, Pneumonia, Diare dan
HIV
3. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat melalui :
FKK, Puskesmas, Posyandu, Penjaringan anak sekolah, SDIDTK,
Pembinaan Dokcil (Dokter kecil)
4. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular melalui
penyehatan lingkungan dan promosi kesehatan
5. Peningkatan pelayanan kesehatan melalui pelatihan dan evalusi
dari Dinas Kesehatan Kota Semarang.
c) Fungsi Puskesmas
Dalam melaksanakan tugas Puskesmas menyelenggarakan fungsi:
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama di wilayah kerjanya ; dan
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah kerjanya.
d) Kewenangan Puskesmas
Dalam menyelenggarakan fungsi Upaya Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas Karangdoro mempunyai kewenangan untuk :
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sector lain
terkait;
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
6. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan;
7. Melaksanakan peningkatan kompentensi sumber daya manusia
Puskesmas;
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
b. Demografi
Jumlah penduduk 3 kelurahan sebanyak 27.419 jiwa dengan
penduduk laki-laki sebanyak 13.474 jiwa dan penduduk perempuan
sebanyak 11.856 jiwa.
Jumlah Penduduk masing-masing kelurahan :
1. Kelurahan Rejomulyo 4.122 jiwa
- Laki-laki 2.033 jiwa
- Perempuan 2.089 jiwa
2. Kelurahan Mlatibaru 8.944 jiwa
- Laki-laki 4.328 jiwa
- Perempuan 4.616 jiwa
3. Kelurahan Kemijen 14.353 jiwa
- Laki-laki 7.113 jiwa
- Perempuan 7. 240 jiwa
Jumlah KK :
1. Kelurahan Rejomulyo 1.252 KK
2. Kelurahan Mlatibaru 2.020 KK
3. Kelurahan Kemijen 3.908 KK
Jumlah : 7.180 KK
Kepadatan Penduduk 989 jiwa/km²
c. Aksesibilitas untuk jalur transportasi
Jalur transportasi ke kelurahan- kelurahan diwilayah kerja
Puskesmas Bulu Lor pada umumnya terjangkau oleh kendaraan roda
empat. Jarak antara kelurahan dengan Puskesmas :
Kelurahan Rejomulyo – Puskesmas Karangdoro – 250 m ditempuh
dengan waktu 1 menit dengan perjalanan lancar melewati Jl.Raden
Patah
Kelurahan Mlatibaru – Puskesmas Karangdoro – 1,2 km ditempuh
dengan waktu 3 menit dengan perjalanan lancer melewati Jl.Raden
Patah, Jl.Widoharjo, Jl.Mlaten Trenggulun
Kelurahan Kemijen –Puskesmas Karangdoro – 1,1 km ditempuh
dengan waktu 4 menit dengan perjalanan lancer melewati Jl.
Pengapon
d. Kontur Tanah
Wilayah Puskesmas Karangdoro merupakan wilayah yang
berkontur dataran rendah dan sebagian merupakan daerah air pasang
dan banjir, dengan ketinggian 50-90 meter dari permukaan air laut.
Beberapa daerah sering mengalami banjir karena dilalui oleh sungai-
sungai yang cukup besar, terutama di wilayah Kelurahan Kemijen.
e. Fasilitas Parkir
Puskesmas Karangdoro memiliki fasilitas parkir memadai,
lahan parkir Puskesmas Karangdoro cukup luas untuk kendaraan roda
2 maupun untuk kendaraan roda 4.
f. Fasilitas Keamanan
Puskesmas Karangdoro memiliki fasilitas keamanan yang
memadai. Yaitu satu penjaga di Puskesmas Karangdoro
g. Ketersediaan Utilitas Publik
Puskesmas Karangdoro terdapat fasilitas umum yang dapat
mendukung berjalanannya pelayanan Puskesmas. Terdapat 1
kendaraan Puskesmas keliling dan 1 kendaraan ambulan.
h. Pengelolaan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Karangdoro untuk pengelolaan kesehatan
lingkungan menerapkan program pemilahan sampah di Puskesmas
dan kegitan composting di Puskesmas. Pemilahan Sampah dapat
diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejak dari
sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara
efektif yang diawali dari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan,
pengolahan, hingga pembuangan, melalui pengendalian pengelolaan
organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapai
tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu lingkungan bebas
sampah.
JUMLAH
NO RUANGAN LUAS
RUANG
Ruang Pemeriksaan Gigi dan
1 1 5,6 x 3,6 m²
Mulut
2 Ruang KIA 1 5,6 x 3,6 m²
3 Ruang Konseling Sehat 1 4 x 3,2 m²
4 Ruang Tunggu Rawat Inap 1 5,7 x 3,8 m²
5 Ruang MTBS 1 3 x 2,2 m²
6 Ruang Laboratorium 1 3,7 x 3,2 m²
7 Ruang Pemeriksaan Umum 1 5,7 x 2,9 m²
8 Ruang RGD 1 5,7 x 2,9 m²
9 Ruang Kepala Puskesmas 1 4,5 x 3,3 m²
10 Ruang Dapur 1 2,1 x 6 m²
Ruang Kepala TU dan
11 1 4,5 x 3,3 m²
Administrasi
12 Ruang VK 1 5,1 x 2,9 m²
13 Ruang Laktasi 1 5,1 x 1,5 m²
14 Ruang Rawat Inap Perempuan 1 5,7 x 5,7 m²
15 Ruang Rawat inap Laki-laki 1 5,7 x 5,7 m²
16 Ruang Farmasi 1 3,2 x 6,8 m²
17 Ruang Aula 1 6,3 x 9,9 m²
18 Ruang Pendaftaran 1 2,8 x 6,8 m²
19 Mushola 1 4,4 x 6 m²
Ruang Jaga Petugas Rawat
20 1 5,7 x 3,8 m²
Inap
21 Kamar Mandi Pegawai 1 1,5 x 1,6 m²
22 Kamar Mandi Pasien 1 1,5 x 1,6 m²
23 Kamar Mandi Rawat Inap 4 1,2 x 1,6 m²
24 Gudang Farmasi 1 3,2 x 6,8 m²
25 Ruang Penyimpan Barang 1 2,1 x 6 m²
KEBUTUHA
KEADAAN N
KEKURANGAN
JENIS RIIL PER (ABK+Menpa
NO KETERANGAN
TENAGA TAHUN n No.26/2011 +
2019 KMK No.
75/2014)
Kepala
1. 1 1 0 ASN
Puskesmas
Kepala Tata
2. 1 1 0 ASN
Usaha
Pengadminis
3. 1 3 2 Non ASN (1 org)
trasi Umum
4. Pengemudi 1 2 1 Non ASN (1 org)
Petugas
5. 1 1 0 Non ASN (1 org)
Keamanan
Petugas ASN (1 org),
6. 2 2 0
Loket Non ASN (1 org)
7. Akuntansi 1 1 0 Non ASN (1 org)
Pengadminist
8. rasi 1 1 0 Non ASN (1 org)
Kepegawaian
Petugas
9. 2 4 2 Non ASN (2 org)
Kebersihan
Dokter
10. 3 6 3 ASN (3 org)
Umum
11. Dokter Gigi 1 1 0 Non ASN (1 org)
Perawat ASN (4 org) +
12. 5 8 3
Non ASN (1 org)
Perawat
13. 1 1 0 ASN (1 org)
Gigi
Bidan 7 ASN, 4 Non
14. 11 11 0
ASN
15. Apoteker 1 1 0 ASN
Asisten
16. 1 1 0 ASN
Apoteker
17. Epidemiolog 1 1 0 Non ASN (1 org)
i Kesehatan
Penyuluh
18. 0 1 1
Kesehatan
19. Sanitarian 1 1 0 ASN
20. Nutrisionis 1 1 0 ASN
Analis
Kesehatan
21. 3 3 0 ASN
(Pranata
Laborat)
Perekam
22. 1 1 0 Non ASN (1 org)
Medis
Promosi
23. 1 1 0 Non ASN (1 org)
Kesehatan
TOTAL 42 54 12
D. Kategori Puskesmas
Dokter
1. 6 Madya 1. Melakukan Pelayanan Medik Umum
UPTD Puskesmas 2. Melakukan Tindakan khusus oleh dokter Umum
6 Karangdoro 3. Melakukan tindakan darurat medik / P3K komplek
tingkat Sederhana
( dr. Nur Anggraini) 4. Melakukan kunjungan atau visite pada pasien Rawat
Inap
5. Melakukan pemulihan fisik tk. Sederhana
6. Melakukan Pemeliharan Kesehatan Anak
7. Melakukan Penyuluhan medic
8. Membuat catatan medik pasien rawat inap
9. Membuat catatan medik pasien rawat jalan
10. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
11. Menguji kesehatan individu
12. Pemulihan mental tingkat sederhana
13. Melakukan Pemeliharaan Kesehatan ibu
14. Melayani Konsultasi dari luar / keluar
15. Melakukan Pemeliharaan Kesehatan Bayi dan Balita
1. Loket Pendaftaran
1) Man
Pertanggungjawaban pada Loket Pendaftaran di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Loket Pendaftaran bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan di dalam Loket Pendaftaran
antara lain seperti computer, printer, CM (Catatan
Medis), buku registrasi pendaftaran, nomor antrian,
buku rekam medis, microphone, sound system.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Loket Pendaftaran antara
lain pendaftaran poli, pendaftaran rawat inap,
pembayaran pendaftaran rawat jalan.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan Loket Pendaftaran adalah
seluruh masyarakat kota Semarang khususnya
masyarakat di wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro
yaitu penduduk di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan
Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
2. Pelayanan UGD
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan UGD di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan UGD bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan di dalam pelayanan UGD antara
lain seperti stetoskop, spygmomanometer, telepon,
tabung oksigen dan regulator, standard infus, ventilator,
termometer.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di pelayanan UGD antara lain
pertolongan pertama pasien dengan kegawatdaruratan,
rawat inap pasien umum untuk anak dan dewasa,
observasi pasien rawat inap, melakukan rujukan kasus
pasien gawatdarurat.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan UGD adalah seluruh masyarakat
kota Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
3. Poli Umum
1) Man
Pertanggungjawaban pada Poli Umum di Puskesmas
Karangdoro diberikan kepada satu orang tenaga
kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Poli Umum bersumber dari BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada Poli Umum antara lain
spygmomanometer, stetoskop, handscoon, termometer,
pinset, scalpel, komputer, tong spatel, timbangan,
microtoise, ATK, buku ishihara.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Poli Umum antara lain
memberikan pelayanan pengobatan umum, perawatan
luka, memberikan surat keterangan sakit dan surat
keterangan sehat, surat rujukan.
5) Marketing
Sasaran dari Poli Umum adalah seluruh masyarakat
kota Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
4. Poli Gigi
1) Man
Pertanggungjawaban pada Poli Gigi di Puskesmas
Karangdoro diberikan kepada satu orang tenaga
kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Poli Gigi bersumber dari BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan di Poli Gigi antara lain dental
cabinet, tang gigi, dental sunceon set, dental unit,
mouth mirror, sterilisator, pinset.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Poli Umum antara lain
memberikan pelayanan pemeriksaan gigi, pengobatan
gigi, cabut gigi, tambal gigi, scalling (pembersihan
karang gigi).
5) Marketing
Sasaran dari poli gigi adalah seluruh masyarakat kota
Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
5. Poli KIA/KB
1) Man
Pertanggungjawaban pada Poli KIA/KB di Puskesmas
Karangdoro diberikan kepada satu orang tenaga
kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Poli KIA/KB bersumber dari BLUD
(Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada Poli KIA/KB antara lain
sphygmomanometer, stetoskop, doppler, timbangan,
midline, microtoise, termometer, spuit, handscoon, alat
kontrasepsi.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Poli KIA/KB antara lain
memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan (ANC),
perawatan rawat jalan ibu nifas (PNC), tes kehamilan,
Tes IVA, pap smear, control kehamilan, pemasangan
KB, memberikan pelayanan pemeriksaan kepada
capeng, pelayanan balita.
5) Marketing
Sasaran dari Poli KIA/KB adalah seluruh masyarakat
kota Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
6. Pelayanan MTBS
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan MTBS di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan MTBS bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada pelayanan MTBS antara
lain stetoskop, baby scale, midline, microtoise,
termometer, pengukur panjang badan bayi.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di pelayanan MTBS antara
lain memberikan pelayanan pemeriksaan balita, tindik
bayi,
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan MTBS adalah seluruh
masyarakat kota Semarang khususnya masyarakat di
wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk
di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo,
Kelurahan Kemijen.
7. Konseling Gizi
1) Man
Pertanggungjawaban pada Konseling Gizi di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Konseling Gizi bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada Konseling Gizi antara lain
midline, baby scale, papan panjang badan bayi, food
model, KMS balita.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Konseling Gizi antara lain
memberikan pelayanan konseling gizi, konsultasi gizi
pasien rawat inap dan rawat jalan.
5) Marketing
Sasaran dari Konseling Gizi adalah seluruh masyarakat
kota Semarang khususnya masyarakat di wilayah Kerja
Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk di Kelurahan
Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo, Kelurahan Kemijen.
8. Laboratorium
1) Man
Pertanggungjawaban pada Laboratorium di Puskesmas
Karangdoro diberikan kepada satu orang tenaga
kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan Laboratorium bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan di Laboratorium antara lain
hematology analyzer, spektrofotometer, sentrifuge,
mikroskop, mikro pipet, sterilisator, spuit, vacutainer
needle, alcohol swab, plasterin, handscoon, masker, jas
lab, lanset, stick urine.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan di Laboratorium antara lain
melakukan pelayanan laboratorium sesuai indikasi
dokter seperti tes kehamilan, tes Hb, tes gula darah,
tes kolesterol, tes asam urat, tes golongan darah, tes
dahak, tes IMS, tes VCT.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan Laboratorium adalah seluruh
masyarakat kota Semarang khususnya masyarakat di
wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk
di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo,
Kelurahan Kemijen.
9. Farmasi
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan Farmasi di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan Farmasi bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada pelayanan Farmasi antara
lain gelas ukur, label, kertas puyer, kulkas, aquades,
botol obat, timbangan mikro, corong.
4) Method
Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan Farmasi
antara lain pengkajian resep, pemberian informasi
obat, penyerahan obat, pemantauan efek samping
obat, pemantauan terapi obat.
5) Marketing
Sasaran dari pelayanan Farmasi adalah seluruh
masyarakat kota Semarang khususnya masyarakat di
wilayah Kerja Puskesmas Karangdoro yaitu penduduk
di Kelurahan Mlatibaru, Kelurahan Rejomulyo,
Kelurahan Kemijen.
10. Pelayanan VCT
1) Man
Pertanggungjawaban pada pelayanan VCT di
Puskesmas Karangdoro diberikan kepada satu orang
tenaga kesehatan.
2) Money
Sumber pendanaan pelayanan VCT bersumber dari
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
3) Material
Sarana yang digunakan pada pelayanan VCT antara
lain lembar balik, ATK (Alat Tulis Kantor).
4) Method
Kegiatan yang dilakukan pada pelayanan VCT antara
lain memberikan konseling serta pengisian form.
c) Akreditasi
Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama
terhadap competitor pelayanan sejenis di Kota Semarang, Puskesmas
Karangdoro berusaha memenangkan persaingan dengan cara menjaga
mutu layanan melalui peningkatan SDM dan sarana prasarana,
mewujudkan pelayanan yang terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat. Pada tahun 2016, Puskesmas Karangdoro telah
mengajukan akreditasi Puskesmas ke Komite Akreditasi Nasional
untuk Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, dan mendapat predikat
Akreditasi Dasar. Akreditasi ini merupakan salah satu upaya kongkrit
yang dilakukan oleh Puskesmas Karangdoro untuk melakukan
evaluasi dalam penyelenggaraan pelayanan public yang selanjutnya
digunakan sebagai feedback dalam upaya penyempurnaan
penyelenggaraan layanan public.
d) Jejaring
NO JEJARING JUMLAH
1 KLINIK 3
2 APOTEK 0
3 DOKTER PRAKTEK MANDIRI 2
DOKTER GIGI PRAKTEK
4 2
MANDIRI
5 PRAKTEK MANDIRI BIDAN 2
JADWAL TINDAK
NO JEJARING PJ HASIL PEMBINAAN
PEMBINAAN LANJUT
Ruangan sudah
terpisah
5 dr. Sriyati dr.Nur 14 Juni 2019 Surat ijin ada dan Melengkap
Anggraini masih berlaku i obat
emergency
Emergency kit
kit
belum lengkap
8 PMB Uut Wenni Ida 18 Juni 2019 Surat ijin ada dan Pertahanka
Sri Rahayu C,S.Tr.Ke masih n dan
b berlaku,kohort bayi tingkatkan
blm ada, pelayanan
9 PMB Wenni Ida 19 Juni 2019 Surat ijin ada dan Pengadaan
Martina C,S.Tr.Ke masih buku
b berlaku,Administrasi kohort ibu
kurang lengkap dan bayi
kohort ibu dan bayi
Dibuat
blm ada,,Ruangan
jadwal
kurang bersih dan
pembersiha
rapi n ruangan
e) Sistem rujukan
Untuk sistem rujukan di Puskesmas Karangdoro ini sendiri, secara
garis besar dapat dibedakan menjadi 2 kategori yaitu :
1. Sistem rujukan BPJS , untuk sistem rujukan yang memakai jasa pelayanan
BPJS ini tidak dapat memilih rumah sakit atau jenis pelayanan kesehatan
secara mandiri melainkan melalui prosedur yang telah ditetapkan . Terkait
prosedurnya yaitu pasien diarahkan untuk melakukan tahap pendaftaran
terlebih dahulu setelah itu diarahkan menuju POLI sesuai dengan diagnosis
masing-masing dari pasien tersebut. Setelah itu dibagian POLI nantinya
pasien akan mendapatkan selembar kartu rujukan (kartu BPJS) menuju rumah
sakit yang telah menjalin kerja sama dengan pihak Puskesmas Karangdoro .
Pasien rujukan dengan menggunakan BPJS terlebih dahulu harus dirujuk ke
RS tipe C, hanya pasien dengan penyakit tertentu seperti TBC MDR yang
dapat dirujuk ke RS tipe A, untuk pasien yang dapat dirujuk ke RS tipe B
yaitu pasien dengan kondisi TBC tipe 1 ataupun sejenisnya.
2. Sistem rujukan UMUM, untuk sistem rujukan dengan rujukan umum ini
jelas berbeda dengan Sistem rujukan BPJS sebab disistem ini pasien yang
datang berhak untuk memilih jenis pelayanan atau dapat dikatakan dapat
memilih jenis pelayanan secara mandiri , terkait prosedurnya hampir sama
dengan Sistem rujukan BPJS bedanya yaitu pasien dengan rujukan UMUM
diberi kebebasan ingin dirujuk ke RS manapun selagi masih menjalin
hubungan kerja sama dengan pihak Puskesmas Karangdoro .
Terkait jumblah Pasien Rujukan dari Puskesmas Karangdoro ke RS, dapat
dilihat melalui tabel dibawah ini :
JML JML
PASIEN PASIEN JML
NO TAHUN PERSENTASE(%)
RAWAT RAWAT RUJUKAN
JALAN INAP
1 2015 23.203 651 2497 10.47%
2 2016 23.983 612 1932 7.86%
3 2017 24.132 741 1867 7.50%
4 2018 25.578 506 5459 30.13%
d. Pertimbangan geografis
5) Rujukan Parsial
RUJUK
RUJUK
RUJUK
RUJUK
Rumah Sakit Tipe C
RS Permata Medika <
RS William Booth <
RSPW Citarum <
RSPW Dr.Cipto <
RS Bhayangkara <
Keterangan :
RS Pelita Anugrah <
g) Sistem informasi
Tujuan SIMPUS
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil
dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem
pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP) maupun informasi
lainnya yang menunjang kegiatan pelayanan.
2. Tujuan Khusus :
a. Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat Puskesmas
(PTP) dan pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas melalui mini
lokakarya (minlok).
b. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan
Puskesmas
c. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok
Puskesmas
DKK
Sistem
Informasi
Puskesmas
Pelayanan
Pelayanan Farmasi / obat Rekam Data Rekam Data Pelayanan
Dalam Keuangan
Luar Gedung Dasar Keluarga Rawat Inap
Gedung
Biaya
Pelayanan Pelayanan Retribusi
tindakan
KIA Laboratorium
Pelayanan
Pelayanan Biaya Rawat
Gizi
KIA Inap
Posyandu
Kes.
Lingkungan & Poli Gigi
PHBS
Pencegahan &
Pemberantasan Pelayanan KB
Penyakit
Pasal 43 :
Pasal 44 :
Sistem ini mempunyai satu kesatuan yang terdiri dari komponen yang saling
berkaitan, berintegrasi, dan punya tujuan tertentu, merupakan gabungan berbagai
macam kegiatan upaya yankes Puskesmas untuk meringankan beban kerja
Puskesmas
2. SPP di Pengobatan
2000
1500 1317
1000
579 521 481 411 393 346
500 316 269
0
J02 I10 J06 M62 M13 J00 Z27 K25 E11 G44
Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. I10 Hipertensi esnsial (primer)
3. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
4. M62 Gangguan – gangguan otot yang lain
5. M13 Arthritis lainnya
6. J00 Nasofaringitis akut
7. Z27 Kebutuhan akan imunisasi terhadap beberapa penyakit infeksi
8. K25 Tukak lambung
9. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
10. G44 Syndrome nyeri kepala lainnya
3000
2500
1992
2000
1406
1500 1139 1133
938 922 879
1000
448
500
0
J02 J06 I10 K25 E11 K04 R05 M13 J00 M62
Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
3. I10 Hipertensi esnsial (primer)
4. K25 Tukak lambung
5. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
6. K04 Penyakit pulpa dan periapikal (jaringan sekitar akar gigi)
7. R05 Batuk
8. M13 Arthritis lainnya
9. J00 Nasofaringitis akut
10. M62 Gangguan – gangguan otot yang lain
10 BESAR PENYAKIT BULAN JANUARI 2019
800
700
709
600
500
477
400
300
200 246
Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
3. I10 Hipertensi esensial (primer)
4. K04 Penyakit pulpa dan periapikal (jaringan sekitar akar gigi)
5. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
6. M13 Arthritis lainnya
7. Z34 Pengawasan kehamilan normal
8. Z27 Kebutuhan akan imunisasi terhadap beberapa penyakit infeksi
9. K25 Tukak lambung
10. Z30 Pengelola kontrasepsi
10 BESAR PENYAKIT BULAN FEBRUARI 2019
800
710
700
600 536
500
400
300
184
200 132 114 101 91 79 63 61
100
0
J02 J06 I10 M13 K04 E11 Z27 Z34 K25 K05
Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
3. I10 Hipertensi esensial (primer)
4. M13 Arthritis lainnya
5. K04 Penyakit pulpa dan periapikal (jaringan sekitar akar gigi)
6. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
7. Z27 Kebutuhan akan imunisasi terhadap beberapa penyakit infeksi
8. Z34 Pengawasan kehamilan normal
9. K25 Tukak lambung
10. K05 Penyakit gusi dan jaringan periodontal
10 BESAR PENYAKIT BULAN MARET 2019
1200
1000
976
800
600
400
325
200 267
171 161 129 111 108 73 73
0
J02 J06 I10 Z00 M13 E11 Z27 Z34 K05 K25
Keterangan :
1. J02 Faringitis akut
2. J06 Infeksi saluran nafas atas akut pada banyak tempat tidak dapat
dispesifikasi
3. I10 Hipertensi esensial (primer)
4. Z00 Penelitian dan pemeriksaan umum terhadap orang tanpa
keluhan dan laporan diagnosis
5. M13 Arthritis lainnya
6. E11 Diabetes mellitus tidak bergantung insulin
7. Z27 Kebutuhan akan imunisasi terhadap beberapa penyakit infeksi
8. Z34 Pengawasan kehamilan normal
9. K05 Penyakit gusi dan jaringan periodontal
10. K25 Tukak lambung
10 BESAR PENYAKIT BULAN APRIL 2019
900
801
800
700
600
500
400
274 272 256
300
200 116 96 84 77 76 71
100
0
J02 J06 N20 I10 Z34 E11 Z00 L23 K04 K25
Keterangan :
Dari tabel diatas terlihat bahwa penyakit menular yang berupa Faringitis akut
selalu menempati tempat teratas sebagai penyakit terbanyak yang diderita oleh
masyarakat Karangdoro. Oleh karenanya penerapan pola hidup sehat perlu untuk
lebih disosialisasikan pada masyarakat.
40000 41731
38942
35000
34534
30000 31852
31382
25000
25972 25273 25813
20000 23116
15000 17672
15759
10000
9261
5000 7560
6039 5444
0
2014 2015 2016 2017 2018
7000 6464
6000
5000
4000
3000
1819
2000
1000
0
2019(Jan-Mar)
PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
No. Komponen Pengamatan Tidak Keterangan
Sesuai
Sesuai
1 Tujuan Puskesmas
2 Prinsip Puskesmas
3 Tugas Puskesmas
4 Fungsi Puskesmas
5 Kewenangan Puskesmas
Persyaratan Mendirikan
6
Puskesmas
7 Peralatan Kesehatan
8 SDM Puskesmas
9 Kategori Puskesmas
Tidak Sesuai
dengan pasal 28
Perizinan dan Registrasi ayat 1 Permenkes
10
Puskesmas No. 45 tahun 2014.
Tentang Registrasi
Puskesmas
11 Kedudukan dan Organisasi
12 Upaya Kesehatan
13 Akreditasi
14 Jaringan Pelayanan
15 Jejaring Pelayanan
16 Sistem Rujukan
17 Pendanaan
18 Sistem Informasi Puskesmas
19 Pembinaan dan Pengawasan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Setelah kami melakukan kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL),
Puskesmas Karangdoro Semarang mempunyai Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Esensial yang terdiri dari promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, KIA/KB, P2P, perbaikan gizi, keperawatan
kesehatan masyarakat (perkesmas). Selain Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Esensial, Puskesmas Krangdoro juga memiliki Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) Pengembangan yang terdiri dari pelayanan lansia dan
kesehatan kerja. Puskesmas Karangdoro juga memiliki Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) yang terdiri dari pelayanan loket pendaftaran,
pelayanan UGD, pelayanan poli umum, pelayanan poli gigi, pelayanan
farmasi, pelayanan laboratorium, pelayanan MTBS, pelayanan KIA/KB,
pelayanan rawat inap, pelayanan konseling gizi, pelayanan konseling
sanitasi, pelayanan VCT.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil pengamatan praktik belajar lapangan di Puskesmas
Karangdoro, program dan pelayanan secara keseluruhan sudah baik, tetapi
ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Meningkatkan pengelolaan pelayanan, sarana prasarana dan
ketenagaan.
2. Memperluas hubungan kerja puskesmas kepada jaringan puskesmas
agar tercipta aksesibilitas pelayanan yang merata.
3. Menata kembali petugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
agar tercipta lingkungan yang terstruktur dan kondusif.
4. Melakukan Kalibrasi berkala fasillitas (sarana dan prasarana) yang
dimiliki Puskesmas Karangdoro agar tetap terjaga mutu pelayanan.
5. Meningkatkan program upaya kesehatan Puskesmas, terutama upaya
kesehatan masyarakat agar bisa lebih maksimal untuk melayani
masyarakat di wilayah kerjanya maupun luar wilayah kerjanya.
Sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi tingginya.
6. Meningkatkan program inovasi agar pelayanan Puskesmas bisa lebih
maksimal untuk masyarakat dalam wilayah maupun luar wilayah,
terlebih untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerja Puskesmas Karangdoro.
7. Meningkatkan kualitas kerja tenaga medis dan staf serta karyawan
Puskesmas Karangdoro, agar terwujudnya pelayanan kesehatan yang
bermutu.
8. Melakukan pelengkapan fasilitas puskesmas agar memenuhi syarat
standar akreditasi.
9. Menyelesaikan perencanaan program yang hingga saat ini sama sekali
belum terlaksana.