Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pusat kesehatan masyarakat yang disingkat puskesmas adalah

organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan

yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan

terjangkau oleh masyarakat, dengan peran aktif masyarakat dan

menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

tepat guna dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan

masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan

menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna

mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu

pelayanan kepada perorangan. Puskesmas merupakan unit

pelaksana teknis kesehatan dibawah supervisi dinas kesehatan

kabupaten/kota. Secara umum mereka harus memberikan pelayanan

preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitas baik melalui

upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan

masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan

rawwat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh

puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan. Dalam

memberikan pelayanan dimasyarakat, puskesmas biasanya memiliki

subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas keliling,

STIFA PM PALU 2021 Page 1


posyandu, pos kesehatan desa maupun pos persalinan desa

(polindes) 8

PKL adalah proses belajar mengajar yang merupakan sarana

pengenalan kerja dan informasi bagi peserta didik serta dapat

melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi yang ada di

masyarakat. PKL meliputi berbagai kegiatan antara lain :Proses

produksi, pendistribusian, Administrasi dan pengawasan mutu

sediaan farmasi, makanan, minuman, dan alat kesehatan BPOM,

Serta penyuluhan kepada masyarakat sehingga peserta didik dapat

pengalaman yang nyata langsung pada satuan kerja kesehatan. 1

1.2 Tujuan PKL Farmasi Klinik

Adanya Praktek Kerja Lapangan Farmasi Klinik diharapkan

dapat dihasilkan tenaga kesehatan dibidang farmasi tingkat S1 yang

mampu bekerja dalam sistem pelayanan kesehatan. Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan Farmasi Klinik pada prinsipnya mempunyai

tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatkan, memperluas dan keterampilan yang membentuk

kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki

lapangan kerja sesuai kebutuhan program pendidikan yang

ditetapkan.

2. Mengenai kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program

kesehatan masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari

aspek administrasi, teknis maupun sosial budaya.

STIFA PM PALU 2021 Page 2


3. Memberikan kesempatan kerja yang nyata dan langsung serta

terpadu dalam melaksanakan kegiataan pelayanaan kesehatan

dibidang farmasi puskesmas.

4. Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap etis,

profesionalisme dan nasionalisme yang diperlukan peserta didik

untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.

5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

memasyarakatkan diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja

yang sebenarnya.

6. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses

penyerapan teknologi baru dari lapangan kerja ke kampus dan

sebaliknya.

7. Memperoleh masukan dan umpan balik, guna memperbaiki dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan

pendidikan sekolah tinggi ilmu farmasi.

8. Memberikan kesempatan penempatan kerja kepada peserta

didik. 1

1.3 Tujuan Pembuatan Laporan

Tujuan pembuatan laporan peserta Praktek Kerja Lapangan

Farmasi Klinik antara lain sebagai berikut:

1. Peserta PKL-FK mampu memahami, memantapkan dan

mengembangkan pelajaran yang diperoleh dikampus dan

diterapkan dilapangan kerja.

STIFA PM PALU 2021 Page 3


2. Peserta PKL-FK mampu mencari alternatif pemecahan masalah

yang ditemukan di lapangan.

3. Mengumpulkan data guna kepentingan institusi pendidikan

maupun peserta didik yang bersangkutan.

4. Menambah perbendaharaan perpustakaan sekolah untuk

menunjang peningkatan pengetahuan peserta didik angkatan

berikutnya.

STIFA PM PALU 2021 Page 4


BAB II

URAIAN UMUM PUSKESMAS

2.1 Uraian Umum Puskesmas

2.1.1 Definisi Puskesmas

Menurut Depkes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana

teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Ada beberapa hal yang berkaitan dengan puskesmas, antara lain:

1. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

(UPTD) puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari

tugas teknis operasional dinas kesehatan kbupaten/kota dan

merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak

pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Sebagai pembangunan kesehatan yang merupakan

penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa indonesia untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal.

3. Sebagai penanggungjawab utama dalam penyelenggaraan

seluruh upaya pembangunan kesehatan diwilayah

kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,

sedangkan dipuskesmas bertanggung jawab hanya untuk


STIFA PM PALU 2021 Page 5
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh

dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuanya

2.1.2 Organisasi Puskesmas

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

128/Menkes/RI/SK/II/2004, struktur organisasi puskesmas tergantung

dari kegiatan dan beban tugas masing-masing puskesmas.

Penyusunan struktur organisasi puskesmas disuatu kabupaten/kota

dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan

penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.Sebagai acuan

dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai

berikut 5 :

1. Kepala Puskesmas

2. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala

Puskesmas dalam pengelolaan :

a. Data dan informasi.

b. Perencanaan dan penilaian

c. Keuangan.

d. Umum dan pengawasan

3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas

a. Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan

terhadap UKBM

b. Upaya kesehatan perorangan

4. Jaringan pelayanan puskesmas:


STIFA PM PALU 2021 Page 6
a. Unit puskesmas pembantu.

b. Unit puskesmas keliling.

c. Unit bidan di desa/komunitas

2.2. Tugas dan fungsi puskesmas

2.2.1 Tugas puskesmas

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.128/Menkes/SK/II/2004, tujuan pembangunan kesehatan yang

diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya

tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar

terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka

mewujudkan Indonesia sehat.

2.2.2 Fungsi puskesmas

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI

No.128/Menkes/SK/II/2004 adalah :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan

memantau penyelenggaraan pembangunan oleh sektor lain,

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, serta secara

aktif melaporkan dampak dari penyelenggaraan pembanganan

di wilayah kerjanya terhadap kesehatan. Khusus pembangunan

kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah


STIFA PM PALU 2021 Page 7
mengutamakan pemeliharaan kesehatan pencegahan penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan.

2. Pusat Pemberdaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan, keluarga

dan masyarakat termasuk dunia usaha untuk memiliki

kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan

masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam

memperjuangan kepentingan kesehatan termasuk sumber

pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan

memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan ini

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,

khususnya sosial budaya masyarakat setempat .

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelanggarakan

pelayanan kesehatantingkat pertama secara menyeluruh,

terpadu dan berkesinambungan, meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan atau privat goods adalah

pelayanan yang bersifat pribadi, dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan

dan pencegahan penyakit. Pelayanan kesehatan mencakup

rawat jalan dan rawat inap

STIFA PM PALU 2021 Page 8


b. Pelayanan kesehatan atau public goods adalah pelayanan

bersifat publik dengan tujuan utama memelihara dan

meningkatkan kesehatan publik, mencegah penyakit tanpa

mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan

kesehatan.5

2.3. Apotek/ kamar obat

Kamar obat merupakan suatu tempat untuk mengadakan dan

menyimpan obat-obatan, gas medik alat-alat kesehatan serta bahan

kimia yang bukan berdiri sendiri tetapi merupakan suatu organik yang

tidak terpisahkan dari keseluruhan organisasi puskesmas. 3

Apotek merupakan suatu sarana pelayanan kesehatan yaitu

suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian

dan penyaluran perbekalan farmasi (obat, bahan obat, obat

tradisional, bahan obat tradisional, alat kesehatan, dan kosmetika)

kepada masyarakat. Apotek dipimpin oleh seorang apoteker

pengelola apotik (APA) yang telah diberi izin mengelolah apotek.

Dalam mengelolah apotek, apoteker dibantu beberapa Tenaga


3
Teknis Kefarmasian (TTK).

2.3.1 Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai.

Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan

salah satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari

perencanaan, permintaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta

STIFA PM PALU 2021 Page 9


pemantauan dan evaluasi. Tujuannya adalah untuk menjamin

kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan obat dan bahan

medis habis pakai yang efisien, efektif dan rasional, meningkatkan

kompetensi/kemampuan tenaga kefarmasian, mewujudkan sistem

informasi manajemen, dan melaksanakan pengendalian mutu

pelayanan.4

Kegiatan pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai meliputi:

1. Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai .

Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi obat dan

bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah

obat dalam rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. 6

Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:

a. Perkiraan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis

pakai yang mendekati kebutuhan;

b. Meningkatkan penggunaan obat secara rasional; dan

c. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat.

Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis

pakai di puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh ruang

farmasi di puskesmas. Proses seleksi obat dan bahan medis

habis pakai dilakukan dengan mempertimbangkan pola

penyakit, pola konsumsi obat periode sebelumnya, data mutasi

obat, dan rencana pengembangan. Proses seleksi obat dan

bahan medis habis pakai juga harus mengacu pada daftar obat

STIFA PM PALU 2021 Page 10


esensial nasional (doen) dan formularium nasional. Proses

seleksi ini harus melibatkan tenaga kesehatan yang ada di

puskesmas seperti dokter, dokter gigi, bidan, dan perawat, serta

pengelola program yang berkaitan dengan pengobatan. 4

Proses perencanaan kebutuhan obat per tahun dilakukan

secara berjenjang (bottom-up). Puskesmas diminta

menyediakan data pemakaian obat dengan menggunakan

laporan pemakaian dan lembar permintaan obat

(LPLPO).Selanjutnya instalasi farmasi kabupaten/kota akan

melakukan kompilasi dan analisa terhadap kebutuhan obat

puskesmas di wilayah kerjanya, menyesuaikan pada anggaran

yang tersedia dan memperhitungkan waktu kekosongan obat,

buffer stock, serta menghindari stok berlebih.4

2. Permintaan obat dan bahan medis habis pakai

Tujuan permintaan obat dan bahan medis habis pakai

adalah memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai

di puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang

telah dibuat. Permintaan diajukan kepada dinas kesehatan

kabupaten/kota, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dan kebijakan pemerintah daerah setempat. 4

3. Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai

Penerimaan obat dan bahan medis habis pakai adalah suatu

kegiatan dalam menerima obat dan bahan medis habis pakai

STIFA PM PALU 2021 Page 11


dari instalasi farmasi kabupaten/kota sesuai dengan

permintaan yang telah diajukan. Tujuannya adalah agar obat

yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan

permintaan yang diajukan oleh puskesmas. 4

4. Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai

Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai

merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap obat yang

diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik

maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan. Tujuannya adalah agar mutu obat

yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai

dengan persyaratan yang ditetapkan.4

Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai dengan

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Bentuk dan jenis sediaan;

b. Stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);

c. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan

d. Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.

5. Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai

Pendistribusian obat dan bahan medis habis pakai

merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat dan

bahan medis habis pakai secara merata dan teratur untuk

memenuhi kebutuhan sub unit/satelit farmasi puskesmas dan

STIFA PM PALU 2021 Page 12


jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan

obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja

puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.4

Sub-sub unit di Puskesmas dan jaringannya antara lain:

a. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan

Puskesmas;

b. Puskesmas pembantu;

c. Puskesmas keliling;

d. Posyandu; dan

e. Polindes.

Pendistribusian ke sub unit (ruang rawat inap, UGD, dan

lain-lain) dilakukan dengan cara pemberian obat sesuai resep

yang diterima (floor stock), pemberian obat per sekali minum

(dispensing dosis unit) atau kombinasi, sedangkan

pendistribusian ke jaringan puskesmas dilakukan dengan cara

penyerahan obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock).5

6. Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai

Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai adalah

suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang

diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah

ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan

kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan

STIFA PM PALU 2021 Page 13


dasar.Tujuannya adalah agar tidak terjadi kelebihan dan

kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. 4

Pengendalian obat terdiri dari:

a. Pengendalian persediaan;

b. Pengendalian penggunaan; dan

c. Penanganan obat hilang, rusak, dan kadaluwarsa.

7. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan

Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan

rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat dan

bahan medis habis pakai secara tertib, baik obat dan bahan

medis habis pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan

digunakan di puskesmas atau unit pelayanan lainnya. 4

Tujuan pencatatan, pelaporan dan pengarsipan adalah:

a. Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis

pakai telah dilakukan;

b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan

pengendalian;

c. Sumber data untuk pembuatan laporan.

8. Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan medis

habis pakai

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat dan bahan

medis habis pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan

untuk:

STIFA PM PALU 2021 Page 14


a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam

pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai sehingga

dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan.

b. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan obat dan

bahan medis habis pakai.

c. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan.


4

2.3.2 Pelayanan Farmasi Klinik

Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung

dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan

Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk

meningkatkan mutu kehidupan pasien. 5

Pelayanan farmasi klinik meliputi:

1. Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi

obat.

Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi

persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik dan

persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat

jalan.9

Persyaratan Administrasi meliputi:

a. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.

b. Nama, dan paraf dokter.

c. Tanggal resep.

STIFA PM PALU 2021 Page 15


d. Ruangan/unit asal resep.

Persyaratan Farmasetik meliputi:

a. Bentuk dan kekuatan sediaan.

b. Dosis dan jumlah obat.

c. Stabilitas dan ketersediaan.

d. Aturan dan cara penggunaan.

e. Inkompatibilitas (ketidakcampuran obat).

Persyaratan klinis meliputi:

a. Ketepatan indikasi, dosis dan waktu penggunaan obat.

b. Duplikasi pengobatan.

c. Alergi, interaksi dan efek samping obat.

d. Kontra indikasi.

e. Efek adiktif.

Kegiatan penyerahan (dispensing) dan pemberian

informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai

dari tahap menyiapkan/meracik obat, memberikan label/etiket,

menyerahan sediaan farmasi dengan informasi yang memadai

disertai pendokumentasian.

Tujuan kegiatan penyerahan (dispensing):

a. Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan

klinis/pengobatan.

b. Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi

intruksi pengobatan.

STIFA PM PALU 2021 Page 16


2. Pelayanan informasi obat (PIO)

Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh

Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan

terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan

lainnya dan pasien.

Tujuan pelayanan informasi obat:

a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga

kesehatan lain di lingkungan puskesmas, pasien dan

masyarakat.

b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang

berhubungan dengan obat (contoh: kebijakan permintaan

obat oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas,

harus memiliki alat penyimpanan yang memadai).


5
c. Menunjang penggunaan obat yang rasional.

STIFA PM PALU 2021 Page 17


BAB III

URAIAN KHUSUS

3.1 Puskesmas Talise

Puskesmas Talise adalah suatu kesatuaan organisasi

fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyuluruh

kepada masyarakat dalam satu wilayah kerjanya dalam bentuk

bentuk usaha – usaha kesehatan pokok. Puskesmas Talise

mempunyai wewenang dan tanggungjawab yang besar dalam

memelihara kesehatan masyarakat di wilayah kerja dalam rangka

meningkatkan status kesehatan masyarakat seoptimal mungkin 2.

Puskesmas memiliki 3 fungsi pokok yaitu :

1. Sebagai pusat penggembangan kesehatan masyarakat diwilayah

kerjanya. Puskesmas berada di tengah-tengah masyarakat yang

dengan cepat dapat menggetahui keberhasilan dan kendala yang

dihadapi dalam pembangunan kesehatan dalam menentukan

target kegiatan yang sesuai kondisi daerah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan

terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Maksudnya

adalah pelayanan kesehatan diberikan kepada semua orang

STIFA PM PALU 2021 Page 18


tanpa memandang golongan, suku, jenis kelamin, baik sejak

dalam kandungan hingga tutup usia.

3.1.1 Penyelengaraan Kefarmasian Puskesmas Talise

Kefarmasian adalah merupakan satu kegiatan yang tidak

terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam

upaya melindungi masyarakat dari penggunaan obat, karna

penggunaan obat tujuannya adlah untuk kesembuhan pasien,

namun dapat juga menimbulkan efek samping yang dapat

merugikan kesehatan dan keamanan masyarakat bila terjadi

kesalahan penggunaan atau penyalagunaan obat dan bahan

berbaya.

1. Ketesediaan Obat Generik

Untuk meningkatkan pemerataan penyebaran obat dan

keterjangkauan oleh masyarakat, dilaksanakan

permasyarakatan obat generik berlogo (OGB) sesuai nama

resmi yang ditetapkan dalam farmakope indonesia dan

internasional “Non Propietterry Names” (INN).

2. Pengelolaan Obat

Pengelolaan obat harus ditingkatkan untuk memenuhi

kebutuhan program pelayanan kesehatan dasar di puskesmas

dan jaringannya. Baik dari aspek logistik, informasi obat,

supervisi dan pengendalian ke arah penggunaaan obat yang

rasional.

STIFA PM PALU 2021 Page 19


3. Penulisan Resep

Urusan puskesmas sangat di upayakan agar pasien yang

berkunjung dapat pelayanan resep yang rasional dan

mengutamakan penggunaan obat generik karna obat generik

cukup tersedia di UPTD urusan puskesmas talise untuk

pengobatan tingkat dasar.

Puskesmas Talise telah menyelenggarakan pelayanan

kefarmasiaan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Puskesmas Talise

dipimpin langsung kepala UPTD urusan Puskesmas Talise dan

Kepala Puskesmas membawahi Kasubag Tata Usaha, Mutu

Layanan, UKM Esensial, UKM Pengembangan, UKP, Farmasi, Lab,

dan Jaringan Pelayanan Puskesmas. Kasubag Tata Usaha

membawahi Kepegawaian, Aset, SP 2 TP, dan Keuangan dalam

Puskesmas. kemudian Mutu Layanan membawahi dua unit yaitu

Akreditasi dan Layanan Pengaduan.

Proses permintaan obat di Puskesmas Talise berdasarkan

LPLPO Dinas Kesehatan di Gudang Farmasi Kota (GFK), adapun

proses permintaan obat di Puskesmas Talise meliputi pengecekan

jumlah dan jenis barang ED (Expire Date), stabilitas obat dan BMHP

(Bahan Medis Habis Pakai) yang tertera di LPLPO (Laporan

Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat). Penyimpanan obat di

Puskesmas Talise yaitu di dalam gudang yang terhindar dari cahaya

langsung agar sediaan farmasi tidak mudah rusak, berdasarkan

STIFA PM PALU 2021 Page 20


bentuk sediaan, secara alfabetis agar mempermudah dalam

pencarian obat, berdasarkan sistem first expired first out (FEFO)

dimana obat kadaluarsa lebih awal harus dikeluarkan terlebih

dahulu. Untuk sediaan psikotropika dilakukan oleh apoteker selaku

penanggung jawab obat, kemudian surat tersebut diserahkan ke

DINKES dan gudang farmasi kota. Kemudian untuk pendistribusian

ke kamar obat asisten apoteker mengecek obat – obat apa saja

yang kurang di kamar obat dan yang paling banyak dibutuhkan, dan

mengisi kartu stok untuk pengeluaran obat dari gudang obat di

Puskesmas Talise, untuk pendistribusian ke pustu penanggung

jawab pustu memberikan laporan untuk obat – obat apa saja yang

dibutuhkan kemudian diserahkan kepada penanggung jawab kamar

obat di puskesmas.

Penyimpanan obat di Puskesmas Talise yaitu di dalam gudang

yang terhindar dari cahaya langsung agar sediaan farmasi tidak

mudah rusak, berdasarkan bentuk sediaan, secara alfabetis agar

mempermudah dalam pencarian obat, berdasarkan sistem first

expired first out (FEFO) dimana obat kadaluarsa lebih awal harus

dikeluarkan terlebih dahulu. Untuk sediaan psikotropika dilakukan

oleh apoteker selaku penanggung jawab obat, kemudian surat

tersebut diserahkan ke DINKES dan gudang farmasi kota.

Kemudian untuk pendistribusian ke kamar obat asisten apoteker

mengecek obat – obat apa saja yang kurang di kamar obat dan

STIFA PM PALU 2021 Page 21


yang paling banyak dibutuhkan, dan mengisi kartu stok untuk

pengeluaran obat dari gudang obat di Puskesmas Talise, untuk

pendistribusian ke pustu penanggung jawab pustu memberikan

laporan untuk obat – obat apa saja yang dibutuhkan kemudian

diserahkan kepada penanggung jawab kamar obat di puskesmas.

Pengendalian obat – obat di Puskesmas Talise yaitu berdasarkan

laporan pemakaian dari puskesmas pembantu yang terbagi di

beberapa kelurahan.

Puskesmas Talise selalu melakukan pencatatan pada saat

penerimaan dan pengeluaran obat, pencatatan dilakukan di kartu

stok yang sudah tersusun rapi pada masing – masing obat dalam

etalase di gudang obat. Pencatatan ini guna sebagai sumber data

untuk pembuatan laporan. Proses laporan diselengarakan tiap bulan

sekali, berupa laporan dari Puskesmas Pembantu (PUSTU),

Polindes, Poskesdes, dan klinik yang berada di puskesmas,

kemudian diserahkan ke penanggung jawab apotek setelah direkap

laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) ditujukan

ke dinas kesehatan dan gudang farmasi kota.

Proses penyaluran perbekalan farmasi yang bermutu disertai

dengan pemberian informasi obat kepada masyarakat, pelayanan

informasi obat dilakukan pada saat penyerahan obat pada pasien,

pemberian informasi obat ini untuk mencegah kemungkinan terjadi

STIFA PM PALU 2021 Page 22


kesalahan dalam penggunaan obat, tugas dan fungsi instalasi

farmasi sudah sesuai dengan tanggung jawab yang telah diberikan.

3.1.2 Gambaran Umum Puskesmas Talise

Puskesmas Talise berada di wilayah kecamatan Palu Timur

yang memiliki luas wilayah 82.53 km2 dan secara atministratif

pemerintahan terdiri atas 4 kelurahan, 29 RW serta 102 RT. Wilayah

kerja Puskesmas Talise mencakup empat kelurahan yaitu :

a. Kelurahan Talise

b. Kelurahan Valangguni

c. Kelurahan Tondo

d. Kelurahan Layana

Adapun penyebaran jumlah RW dan RT dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 3.1 luas wilayah , RT dan RW di rinci menurut kelurahan UPTD

Urusan Puskesmas Talise

No Kelurahan Luas Wilayah (km2) RW RT


1 Talise 8 km2 4 23

2 T. Valangguni 8,47 km2 4 22

3 Tondo 55,16 km2 15 38

4 Layana Indah 15,00 km2 6 19

Puskesmas Talise 82,53 km2 29 102

STIFA PM PALU 2021 Page 23


Adapun tenaga yang ada di wilayah UPTD Urusan Puskesmas

Talise Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2 Tabel tenaga kesehatan yang ada di wilayah UPTD Urusan
Puskesmas Talise tahun 2019
No Kategori Ketenagaan Kesehatan Jumlah
1 Dokter Umum 4
2 Dokter Gigi 1
3 Kesehatan Masyarakat 3
4 Perawat 10
5 Bidan
D3 9
D1 2
D4 9
6 Perawat Gigi 2
7 Sanitasi 3
8 Akademi Gizi 1
9 Farmasi
(D3) 3
SMF 0
Apoteker 1

10 Analisis / SMAK 1
11 SMA 2
Jumlah 51

3.2 Visi dan Misi Puskesmas

3.2.1 Visi puskesmas

Terwujudnya Pelayanan Bermutu, Adil, dan Merata Menuju

Kecamatan Mantikulore yang Lebih Sehat.

STIFA PM PALU 2021 Page 24


3.2.2 Misi puskesmas

1. Mendorong kemandirian masyarakat di bidang kesehatan melalui

kerjasama lintas sektor.

2. Meningkatkan akses kesehatan yang adil dan merata serta

terjangkau oleh semua lapisan .

3. Mendorong masyarakat berperilaku bersih dan sehat di

lingkungannya baik secara perorangan dan kelompok.

4. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM serta sarana

dan prasarana Puskesmas berdasarkan IPTEK dan IMTAK

5. Meningkatkan Mutu Layanan dan kesejahteraan pegawai.

STIFA PM PALU 2021 Page 25


BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Puskesmas

Berikut merupakan data yang diperoleh di Puskesmas Talise

meliputi data poli klinik, data rekam medik, data laboratorium, data

apotek dan data gudang penyimpanan obat periode bulan 03 Mei –

29 Mei tahun 2021.

4.1.1 Poli Klinik

Tabel 4.1 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise

berdasarkan jenis kelamin 03 Mei – 29 Mei 2021 .

No Jenis kelamin Jumlah Presentase


1 Laki – Laki 471 41.54%

2 Perempuan 663 58.46%


Total 1.134 100%

700 Jenis Kelamin


600
500
400
300
200
100
0
Laki – Laki Perempuan

STIFA PM PALU 2021 Page 26


Grafik 4.1 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise

berdasarkan jenis kelamin 03 Mei – 29 MeiTahun 2021

Tabel 4.2 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise

berdasarkan rentang umur 03 Mei – 29 Mei 2021.

Rentang umur Jumlah Persentase


Bayi (<1 Tahun) 24 2,11%
Balita (1-4 Tahun) 60 5,30%
Anak (5-14 Tahun) 110 9,70%
Dewasa (15-65 Tahun) 813 71,70%
Lansia (> 65Tahun) 127 11,19%
Total 1.134 100%

Rentang Umur
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0

Grafik 4.2 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise

berdasarkan rentang umur 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021.

Tabel 4.3 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise

berdasarkan jenis penyakit 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021.

No Jenis Penyakit Jumlah Peresentase

STIFA PM PALU 2021 Page 27


1 Hiperlipidemia 200 Pasien 20,10%
2 ISPA 180 pasien 18,09 %
3 Gastritis 128 pasien 12,86%
4 Hipertensi 110 Pasien 11,05%
5 Dermatitis 106 Pasien 10,65%
6 Common Cold 82 Pasien 8,24%
7 Diabetes Melitus 67 Pasien 6,73%
8 Myalgia 50 pasien 5,02%
9 Obervasi Febris 42 Pasien 4,22%
10 Dypepsia 30 Pasien 3,01%
Total 995 100%
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
ia A tis i tis ld us ia is ia
m ISP tri ns Co lit alg br ps
e s r te ati e y e e
id Ga pe rm on M iF p
r lip Hi De m tes
M
v as Dy
ipe Co
m e er
H ab Ob
Di

4.1.2 Kelompok Laboratorium

Grafik 4.3 jumlah kunjungan pasien poliklinik Puskesmas Talise

berdasarkan jenis penyakit 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021

4.1.2 Kelompok Laboratorium

Tabel 4.4 jumlah kunjungan pasien Puskesmas Talise berdasarkan

pemeriksaan periode 03 Mei – 29 Mei 2021

STIFA PM PALU 2021 Page 28


No Jenis pemeriksaan Jumlah Persentase %
1 Kolesterol 58 14,32%
2 Gula Darah Puasa 50 12,34%
3 Hemoglobin 50 12,34%
4 Asam Urat 40 9,87%
5 Spilis 37 9,13%
6 Urin Reduksi 33 8,14%
7 HBsAG 32 7,90%
8 Urin Protein 26 6,41%
9 HIV 23 5,67%
10 Pret 22 5,43%
11 Rapid Antigen 17 4,19%
12 Malaria/RDT 15 3,70%
13 Hemaotlogi 2 0,49%
Jumlah 405 100%

Jenis Pemeriksaan
60
50
40
30
20
10
0
ro
l sa in rat lis si G in HI
V et n T gi
te Pua glob U Spi duk BsA ote Pr tige /RD tlo
s Pr o
le h o am Re H An laria ma
Ko ara em As r in r in p id a He
D H U U M
la Ra
Gu

STIFA PM PALU 2021 Page 29


Grafik 4.4 jumlah kunjungan pasien Puskesmas Talise berdasarkan

pemeriksaan 03 Mei – 29 Mei Tahun 2021.

4.1. 3 Kelompok Apotek

Tabel 4.5 distribusi penggunaan obat Puskesmas Talise

berdasarkan jenis pembayaran periode Mei 2021.

TIDAK
URAIAN UMUM BPJS Total
BAYAR
Jumlah Lembar Resep 407 225 595 1.227
Jumlah Lembar Resep
325 140 492 957
Generik
Jumlah R/ Dalam
1.159 582 1.709 3.450
lembar resep
Jumlah R/ Generik
1.095 497 1.602 3.194
Dalam Lembar Resep

Tabel 4.6 Distribusi penggunaan obat Pasien Puskesmas Talise

berdasarkan Kelengkapan Resep periode 03 Mei – 29 Mei Tahun

2021

No Kelengkapan Resep Penerimaan Keterangan


Resep (√) (lengkap/tidak
lengkap)
1. Tanggal penulisan resep √ Lengkap

2. TTD atau paraf dokter √ Tidak Lengkap


penulis

3. Nama Pasien √ Lengkap

4. Umur Pasien √ Lengkap

STIFA PM PALU 2021 Page 30


5. Alamat Pasien √ Tidak Lengkap

6. Jenis Kelamin Pasien √ Lengkap

7. Berat Badan √ Tidak Lengkap

8.. Nama Obat √ Lengkap

9, Dosis √ Lengkap

10 Jumlah permintaan √ Lengkap


.
11 Cara pemakaian yang √ Lengkap
. jelas

4.1.4 Kelompok Gudang

Tabel 4.7 penerimaan obat di gudang Puskesmas Talise periode

03 Mei – 29 Mei 2021

No Nama Obat Jumlah Persentase


1. Asetil sistein 1200 1,87%
2. Ambroxol tab 3000 4,68%
3. Alopurinol 5000 7,80%
4. Amoxcicilin 500 mg 5000 7,80%
5. Amlodipin 5mg 900 1,40%
6. Antasida Doen Tablet 3000 4,68%
7. Antihemeroid 100 0,15%
8. Asam Mefenamat 500 mg 2000 3,12%
9. Aqua Pro Injeksi Steril 20 0,03%
10 Betahistin 1000 1,56%
.
11 Calsium Lactat 3000 4,68%
.

STIFA PM PALU 2021 Page 31


12 Captopril 25 mg 2000 3,12%
.
13 Cetrizine Syrup 100 0,15%
.
14 Cloramfenikol salep kulit 240 0,37%
.
15 CTM 4 mg 5000 7,80%
.
16 Dexametason 5000 7,80%
.
17 Garam Oralit 500 0,78%
.
18 Loratadin 5000 7,80%
.
19 Nat. Diclofenac 25 mg 2800 4,37%
.
20 Nat. Diclofenac 50 mg 2800 4,37%
.
21 Pridoksin HCL tab 10 mg 3000 4,68%
.
22 Ranitidin 150 mg 3000 4,68%
.
23 Simvastatin 10 mg 2100 3,27%
.
24 Taracol 3000 4,68%
.
25 Tablet Tambah Darah 300 0,46%
.
26 Vitamin B. Kompeks tablet 5000 7,80%
.
Jumlah 64.060 100%

4.2 Pembahasan

Praktek Kerja Lapangan Farmasi Klinik I merupakan salah

satu sarana Praktek Kerja untuk membina dan melatih mahasiswa


STIFA PM PALU 2021 Page 32
STIFA PELITA MAS Palu menjadi tenaga kesehatan yang terlatih,

terampil, dan profsional di Bidang Kefarmasian serta merupakan

salah satu syarat bagi mahasiswa untuk memenuhi 1 SKS mata

kuliah Farmasi Klinik. Praktek Kerja Lapangan tahun 2021 ini

dilaksanakan di Puskesmas Talise selama 4 minggu, dari tanggal

03 Mei – 29 Mei Tahun 2021.

Selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Farmasi

Klinik I di Puskesmas Talise mahasiswa PKL melakukan beberapa

kegiatan. Minggu pertama dibagi menjadi 3 unit kerja, yaitu apotik,

laboratorium,dan loket.Sedangkan minggu kedua sampai minggu

keempat pembagian unit kerja hanya di tempatkan di apotik. Di

apotik mahasiswa PKL melakukan pelayanan kefarmasian dengan

alur penerimaan resep meliputi penerimaan resep dari pasien BPJS

dan pasien umum. Untuk pasien BPJS dan umum, setelah

melakukan pendaftaran di loket kemudian melakukan pemeriksaan

kedokter sesuai dengan penyakit yang di derita. Setelah itu pasien

diberikan resep oleh dokter kemudian pasien memberikan resep

tersebut kepada petugas farmasi di apotik, lalu melakukan skrining

(menelaah) resep meliputi skrining administrasi, farmasetik, dan

klinis. Apa bila resep sudah sesuai, maka resep akan di layani.

Kemudian menyiapkan obat-obatan sesuai dengan permintaan

dalam resep, selanjutnya menuliskan etiket. Adapun etiket yang

ada di apotik Puskesmas Talise yaitu etiket warna putih (untuk

STIFA PM PALU 2021 Page 33


pengunaan oral) dan biru (untuk penggunaan luar/sistemik).

Setelah obat selesai di siapkan, kemudian melakukan pemeriksaan

kembali pada obat dan etiket. Selanjutnya menyerahkan dan

memberikan pelayanan informasi obat (pio) pada pasien.

Jumlah kunjungan pasien Poli klinik Puskesmas Talise

berdasarkan jenis penyakit periode 03 Mei – 29 Mei tahun 2021

salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak adalah hyperlipidemia.

Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kelebihan lemak dalam

sirkulasi darah. Dapat disebut juga dengan hiperlipoproteinemia

karena substansi lemak yang mengalir di peredaran darah terikat

oleh protein karena lemak merupakan partikel yang tidak larut air.

Hiperlipidemia dapat terjadi karena dua mekanisme. Mekanisme

pertama adalah kelebihan produksi FLDL oleh hati sebagai akibat

dari kenaikan asam lemak bebas yang melewati hati. Mekanisme

kedua adalah adanya gangguan pada pemecahan CLDL dan

kilomikron oleh lipoprotein lipase. Ketika aktifitas lipoprotein lipase

menurun, trigliserida gagal di hidrolisa, di ubah, ataupun dai

hancurkan, dan metabolisme kilomikron serta FLDL remnan

tertunda. 9

Salah satu terapi farmakologi yang dapat diberikan kepada

penderita hyperlipidemia adalah Simvastatin. Simvastatin

merupakan senyawa yang di isolasi dari jamur Penicillium citrinum,

senyawa ini memiliki struktur yang mirip dengan HMG-CoA

STIFA PM PALU 2021 Page 34


reduktase. Mekanisme kerja simvastatin yaitu dengan cara

menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada proses

sintesis kolesterol di hati. Simvastatin akan menghambat HMG-CoA

reduktase mengubah asetil-CoA menjadi asam mevalonat.

Simvastatin menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan

afinitas tinggi. Efek tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL

oleh hati, sehingga mengurangi simpanan LDL plasma. Indikasi

simvastatin yaitu untuk mengurangi kadar kolesterol total dan LDL

pada penderita hiperkolesterolemia primer maupun sekunder.

Kontraindikasi pada obat simvastatin yaitu pada wanita hamil,

menyusui, pasien yang mengalami gagal fungsi hati atau pernah

mengalami gagal fungsi hati, pasien yang mengalami peningkatan


10
jumlah serum transaminase yang abnormal, pecandu alcohol.

Data kelompok laboratorium jumlah kunjungan pasien

Puskesmas Talise berdasarkan jenis pemeriksaan periode 03 Mei –

29 Mei tahun 2021 diantaranya ada pemeriksaan Kolesterol, Gula

Darah Puasa, hemoglobin, asam urat, spilis, urine reduksi, HBsAG,

urin protein, HIV, pret, rapidantigen, malaria/RDT dan hematologi.

Jumlah pemeriksaan terbanyak yaitu pemeriksaan Kolesterol

dengan range 14,32% hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang

melakukan pengontrolan terhadap kadar kolesterol dalam darah

dan pemeriksaan kolesterol dapat memberikan hasil yang akurat.

STIFA PM PALU 2021 Page 35


Pada pelaksanaan praktek kerja lapangan farmasi klinik 1 di

Puskesmas Talise sebagai mahasiswa PKL-FK 1 kami

mendapatkan masalah yaitu pertama dalam pelayanan resep tidak

adanya dicantumkan berat badan pasien. Hal ini dapat berakibat

fatal, karena dalam penetuan dosis diperlukan berat badan agar

mendapatkan dosis yang tepat. Kedua yaitu tidak adanya tanda

tangan dokter, dimana tanda tangan dokter merupakan pembuktian

bahwa resep yang diberikan kepada pasien adalah resep yang asli.

Ketiga yaitu tidak dicantumkannya alamat dari si pasien dimana jika

terdapat hal-hal yang tidak di inginkan pihak puskesmas dapat

segera memberitahukannya kepada keluarga pasien, sebagai

contoh beberapa pasien memiliki nama yang sama atau ada obat

yang salah diberikan (tertinggal). Selanjutnya adalah masalah

fasilitas penyimpanan (lemari) obat psikotropika yang tidak sesuai

dengan standar atau ketentuan yang ditetapkan, dimana lemari

penyimpanan obat psikotropik terlihat lapuk dan kotor. Selain itu

masalah yang kami temukan terkait proses pengadaan obat, yaitu

ada beberapa obat yang tidak disediakan, contohnya Ambroxol dan

Cefadroxil. Ambroxol adalah obat yang memecah dahak, digunakan

dalam pengobatan penyakit pernapasan yang berhubungan dengan

lendir kental atau berlebihan.11 Cefadroxil merupakan antibiotik

yang akan menghambat perkembangan bakteri. Seperti antibiotik

pada umumnya, cefadroxil hanya boleh dikonsumsi sesuai resep

STIFA PM PALU 2021 Page 36


dokter. Untuk mencegah bakteri menjadi kebal dengan cefadroxil di

kemudian hari, cefadroxil perlu dihabiskan sesuai dengan yang

diresepkan oleh dokter walaupun gejala sudah mereda. 12

Adapun alternatif pemecahan masalah yang ditemukan di

Puskesmas Talise yaitu pertama karena tidak adanya dicantumkan

berat badan pasien, alternatifnya yaitu menggunakan umur pasien

untuk menentukan dosis atau mengkonsultasikannya kepada

dokter. Kedua seharusnya dokter memberikan tanda tangan agar

resep yang diberikan keasliaanya dapat dipercaya. ketiga Apoteker

berkomunikasi dengan dokter untuk mengkosultasikan dan

mengajukan penggantian obat yang tertera dalam resep untuk

diganti dengan obat lain yang sejenis, misalnya Ambroxol di

gantikan dengan Gliceril Glucoate dan Cefadroxil digantikan

dengan amoxcicilin. Untuk selanjutnya sebaiknya perlu diadakan

permintaan pengadaan obat tersebut agar kedepannya pelayanan

resep sesuai dengan obat yang ada dalam resep.

STIFA PM PALU 2021 Page 37


BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

1. Pada pelaksanaan praktek kerja lapangan farmasi klinik 1 di

Puskesmas Talise sebagai mahasiswa PKL-FK 1 kami

mendapatkan masalah berupa pengadaan obat, yaitu ada

beberapa obat yang tidak disediakan, contohnya Ambroxol dan

Cefadroxil.

2. Pemecahan masalah yang ditemukan di Puskesmas Talise yaitu

Apoteker berkomunikasi dengan dokter untuk mengkosultasikan

dan mengajukan penggantian obat yang tertera dalam resep

untuk diganti dengan obat lain yang sejenis, misalnya Ambroxol

di gantikan dengan Gliceril Glucoate dan Cefadroxil digantikan

dengan amoxcicilin.

5.2 SARAN

1. Agar Puskesmas Talise tetap mempertahankan dan lebih

meningkatkan manajemen pengelolaan obat dan alat

kesehatan serta pelayanan kefarmasian yang sudah ada.


STIFA PM PALU 2021 Page 38
2. Agar Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Pelita Mas (STIFA) tetap

mempertahankan efisiensi mahasiswanya dan lebih

ditingkatkan lagi dalam hal pengetahuan khususnya di bidang

farmasi klinik.

3. Untuk calon PKL selanjutnya agar lebih dipersiapkan lagi baik

secara akademis maupun secara moral.

STIFA PM PALU 2021 Page 39


DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2021. Buku Panduan Pelaksana Praktek Kerja Lapangan

Farmasi Klinik I. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Pelita Mas Palu.

2. Anonim, 2019, Profil Puskesmas Talise, Palu

3. Anonim, 2019, Prosedur Kerja dan Instruksi Kerja Kamar Obat,

Palu

4. Depkes RI. 2003. Pedoman Pengelolaan dan Pembekalan

Kesehatan di Puskesmas. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia: Jakarta.

5. Departemen kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 “Tentang

Puskesmas”

6. Permenkes RI No. 30 tahun 2014 “Standar Pelayanan Kefarmasian

di Puskesmas”.

7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun

2016 “Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas”

8. Hidayah.2016.Pengertian Puskesmas.di https://aepnurulhidayat-

wordpress-com.cdn.ampproject.org. di akses pada 24 Mei 2021

9. https://www.halodoc.com/kesehatan/kolesterol

10. https://www.alodokter.com/simvastatin

STIFA PM PALU 2021 Page 40


11. ttps://www.alodokter.com/ambroxol

12. https://www.alodokter.com/cefadroxil

STIFA PM PALU 2021 Page 41

Anda mungkin juga menyukai