Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara soSial dan ekonomi.
Sedangkan istilah sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk
menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja secara normal.
Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I
Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatanbadan (jasmani), rohani
(mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat,
dan

kelemahan.

Pembangunan

kesehatan

sebagai

salahsatu

upaya

pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan


kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi
dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit
merupakan hal yang tidak bias ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah
atau dihindari (Soejoeti,2012).
Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,.
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup secara produktif secara social dan
ekonomi.Sedang, menurut WHO, kesehatan adalah kondisi dinamis meliputi
kesehatan jasmani, rohani, sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit,
cacat, dan kelemahan.(Prasetyawati,2013).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (Menkes,2004). Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping

memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di


wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya (Hatmoko,2006).
Penyelenggaraan

puskesmas

di

era

desentralisasi

hanya

dapat

digolongkan menjadi program kesehatan dasa rdan program kesehatan


pengembangan. Program kesehatan dasar puskesmas yang ditetapkan
berdasarkan

kebutuhan

sebagian

besar

masyarakat

Indonesia

serta

mempunyai daya ungkit tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan


nasional dan internasional yang berkaitan dengan kesakitan, kecacatan dan
kematian. Program kesehatan dasar tersebut meliputi: promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, KIA/KB, perbaikan gizi, P2M, dan pengobatan.
Sedangkan program kesehatan pengembangan hendaknya disesuaikan dengan
permasalahan kesehatan masyarakat setempat terutama yang bersifat KLB
atau sesuai dengan tuntutan masyarakat sebagai program inovatif dengan
mempertimbangkan ketersediaan dan kemampuan sumber daya setempat
serta dukungan dari masyarakat.
Puskesmas lepo-lepo merupakan salah satu puskesmas di Sulawesi
Tenggara, khususnya kota Kendari dan merupakan salah satu puskesmas
perawatan (Kebidanan dan Unit Gawat Darurat) yang berlokasi di Jl. Cristina
M. Tiahahu No. 117 kota kendari Telpon (0401) 3195398. Pada tahun 2007
dilakukan rehabilitasi fisik untuk peningkatan menjadi rawat inap penuh
(Khususnya rawat inap umum), dengan jumlah tempat tidur sebanyak 12
buah.

B. Visi dan Misi Puskesmas Lepo-Lepo


Adapun visi dan misi Puskesmas Lepo-Lepo adalah sebagai berikut :

1. Visi
Menjadi puskesmas andalan bagi masyarakat menuju kota kendari sehat
tahun 2015
2. Misi
a. Menyelengarakan pelayanan kesehatan berkualitas yang terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarkat khususnya dalam wilayah kecamatan baruga
dan kota kendari pada umumnya.
b. Menggerakan masyarakat

untuk berpartisipasi dalam pembangunan

kesehatan
c. Memperdayakan potensi keluaga dan masyarakat untuk mampu
berperan aktif dalam upaya mewujudkan keluarga sehat mandiri
d. Memelihara

dan

memperdayakan

meningkatkan

derajat

kesehatan

dengan

individu, keluarga dan masyarakat melalui program

keluarahan siaga.
e. Menggalang kemitraan dengan selruh potensi masyarakat dalam wilayah
kerja puskesmas yakni kecamatan baruga dalam rangka mendukung
kota kendari sehat pada tahun 2015.
f. Menerapakan

transparansi

dan

akuntabilitas

internal

organisasi

puskesmas dan eksternal dengan organisasi lainnya baik secara vertikal


maupun horizontal.
C. Motto Puskesmas Lepo-lepo
CEMPAKA :
Cepat, Empati, Mutu, Peduli, Aman, Keterbukaan dan Akuntabilitas
D. Tujuan
Adapun tujuan dari Manajemen Puskesmas ini adalah :
3

1. Tujuan Umum
Untuk Mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah-

masalah yang ada pada Puskesmas Lepo- Lepo


2. Tujuan Khusus
a. Mengumpulkan data di tiap bagian program puskesmas
b. Menyesuaikan dengan Standar Pelayanan Medik
c. Menentukan Prioritas masalah yang ada di puskesmas
d. Mampu menganalisis masalah
e. Mampu menyusun rencana kegiatan puskesmas secara sistematik
berdasarkan

permasalahan

yang

ada

dan

diharapkan

dapat

meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan dan


peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit agar mencapai
masyarakat sehat yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata
kemasyarakatan.

E. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas


1. Tugas Pokok Puskesmas Lepo-Lepo
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat dalam
bentuk pelayanan kesehatan

yang komperhensif yang terdiri dari

promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif


b. Memberikan pelayanan 24 jam yang meliputi pelayanan gawat dasar,
rawat inap umum dan rawat inap kebidanan.
c. Membina peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan dalam
wilayah kerja puskesmas yakni dalam wilayah administratif kecamatan
baruga kota kendari.
2. Fungsi Puskesmas Lepo-Lepo
a. Sebagai motivator dan fasilitator pembangunan kesehatn masyarakat
dalam wilayah kerja puskesmas ( Wilayah administratif kecamatan
baruga) melalui upaya penggerakan dan memntau penylenggaraan dan

pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha


sehingga berwawasan serta mendukung

pembangunan kesehatan

disamping itu puskesmas aktif menyelenggarakan setiap program


pembangunan. Upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaiakan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
b. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakt dalam arti masyarakat baik
perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat
termasuk dunia usaha memliki kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarskat untuk berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Mengidentifikasi,
merencanakan dan melakukan pemecahan masalah kesehatan dalam
wilayah kerja puskesmas ( Kecamatan Baruga) denan memanfaatkan
potensi setempat dan fasilitas yang ada.
c. Menyelenggarakan

pelayanan

kesehatan

yang

bersifat

holistik,

Komperhensif, integratif dan berkesinambungan.


d. Melaksanakan urusan tata usaha yang meliputi pencatatan dan pelaporan
kegiatan, pengelolaan keuangan dan penataan kepegawaian.

F. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan Manajemen puskesmas ini selama satu bulan
dilaksanakan dari tanggal 18 Januari 2016 - 20 Februari 2016 di wilayah kerja
puskesmas Lepo-lepo Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Jl. Christina M.
Tiahahu no. 117.

G. Metodologi

Adapun metode pengambilan data dalam Laporan Manajemen Puskesmas


ini yaitu dengan metode wawancara dan pengolahan data sekunder puskesmas
Lepo-lepo pada bulan Januari Tahun 2016.

BAB II

ANALISIS SITUASI
A. Lingkungan
1. Keadaan dan Kondisi Geografis
a. Wilayah kerja terdiri dari 4 kelurahan (lepo- lepo, wundudopi, baruga,
watubangga) yang merupakan wilayah administratif kecamtan baruga.
b. Luas wilayah kerja : 13.130 Ha
c. Batas batas wilayah:
1) Sebelah utara : Kecamatan wua-wua dan kecamatan kadia
2) Sebelah timur : Kecamatan poasia
3) Sebelah selatan : Kecamatan konda (kab. konsel)
4) Sebelah barat : Kecamatan ranomeeto (kab Konsel) dan
Kecamatan mandonga kota kendari
d. Keadaan Alam : 80% daratan dan 20% perbukitan
e. Prasarana Transportasi : 75% jalan aspal dan 25% jalan berbatu dan
tanah
2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Wilayah kerja Puskesmas Lepo-lepo pada tahun
2016 sebanyak 22.437 yang tersebar di 4 kelurahan ( Lepo-lepo,
Wundudopi, Baruga, Watubangga).
Distribusi penduduk per kelurahan disajikan pada tabel.
No
1
2
3
4

Nama Kelurahan
L
P
Jumlah Jiwa
Lepo- lepo
2,378
2,554
4,932
Wundudopi
1,764
1,862
3,626
Baruga
4,503
4,139
8,642
Watubangga
2,613
2,624
5,237
Jumlah
22.437
Tabel 1. Jumlah dan keadaan penduduk per kelurahan tahun 2016
Berdasarkan tabel 1 terlihat jumlah penduduk terbayak di kelurahan
baruga yaitu 8.642 jiwa dan yang paling sedikit di kelurahan Wundudopi
yaitu 3.626 jiwa.

B. Input
1. Sumber Daya Manusia

Dalam menjalankan fungsinya sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat,


Puskesmas lepo-lepo memiliki beberapa sebagai pelaksana tugasnya yang
masing-masing bekerja sesuia dengan bidang tugasnya masing-masing.
Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas lepo-lepo pada
tahun 2015 sebanyak orang dengan uraian sebagai berikut:
No

Jenis Tenaga

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjan Keperawatan
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Sarjana Kebidanan
Sarjana Kesehatan lingkungan
Apoteker
Ahli Madya Keperawatan
Ahli Madya Kebidanan
Ahli Madya Gizi
Ahli Kesehatan Lingkungan
Ahli madya Analis Kesehatan
Perawat
Perawat Gigi
Bidan
SPAG
SPPH
SMF
Tenaga Administrasi
Supir
Petugas Kebersihan
Tukang Masak dan Tukang

23

Cuci
SMU

PNS
3
1
9
17
3
1
2
16
17
3
1
1
9
2
4
1
2
1
3
1
-

Status
Honor Sukarela
11
1
18
12
2
1
1
1
-2
2
1
-

Jumlah
3
1
20
18
3
1
2
134
29
5
2
3
9
2
4
1
2
1
5
1
2
1

Jumlah
97
6
46
149
Tabel 2. Jumlah tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas lepo-lepo pada
tahun 2015
Berdasarkan tabel 2 ,terlihat bahwa pengawai yang berstatus sebagai
pengawai negri sipil (PNS) sebanyak 97 orang, tenaga kebidanan dan
analisis Kesahatan yang berstatus sukarela sebagian besar ditempatkan
pada pelayanan Unit Gawat Darurat dan Laboratorium, jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk dalam wilayah (22.437)

maka rasio dokter

umum 1: 7479 jiwa , dokter gigi 1 : 22437 jiwa, rasio perawat dan jumlah
penduduk adalah 1 : 660 jiwa dan rasio perawat gigi 1: 11219 jiwa
penduduk.
2. Saran dan Prasarana
a) Sarana Transpostasi
Sarana transportasi yang digunakan di Puskesmas lepo-lepo adalah
kendaraan roda 4 yang berjumlah 2, 1 unit ambulance dan 1 unit nya
dipersiapkan untuk kegiatan luar gedung apabila ambulance sedang
tidak ditempat.
b) Sarana Sosial
Sarana pendidikan yang ada di Wilayah kerja Kecamatan Baruga terdiri
dari :
1) Taman Kanak- kanak berjumlah 14 unit
2) Sekolah Dasar berjumlah 11 unit, yang berlokasi di kelurahan lepolepo 2 unit, di kelurahan Baruga 5 unit, kelurahan Watubangga 2 unit
dan di kelurahan Wundudopi 2 unit
3) Sekolah Menengah Pertama berjumlah 7 unit, yang berlokasi di
kelurahan baruga 3 unit, kelurahan Wundudopi 2 unit, kelurahan
Watubangga 1 unit, dan Lepo-lepo 1 unit
4) Sekolah Menengah Umum berjumlah 5 unit, yang berlokasi di
kelurahan lepo-lepo 1 unit, dikelurahan Watubangga 1 unit dan di
kelurahan Baruga 3 unit
5) Sekolah Luar Biasa Negeri berjumlah 1 unit di kelurahan baruga
6) Perguruan Tinggi berjumalh 3 unit, berlokasi di kelurahan
Wundudopi 1 unit dan kelurahan Baruga 2 unit
7) Sarana sosial berupa panti asuhan berjumlah 2 unit, yang berlokasi di
kelurahan Baruga 1 unit dan kelurahan Watubangga 1 unit
8) Lembaga Permasyarakat 1 unit, berlokasi di kelurahan Baruga
c) Sarana Kesehatan
1. Sarana Kesehatan Pemerintah
a. Puskesmas Induk : 1 unit yang merupakan Puskesmas Perawatan
(menyelenggarakan rawat jalan, rawat inap umum dan kebidanan
serta Unit Gawat Darurat 24 jam) , berlokasi di kelurahan lepolepo
b. Puskesmas Pembantu : 2 unit masing-masing terletak di kelurahan
Watubangga dan Kelurahan Baruga
c. Rumah sakit pemerintah sebanyak 1 unit di kecamatan Baruga
9

2. Poskeskel: 2 unit , masing-masing terletak di kelurahan Baruga dan


Kelurahan Watubangga
3. Sarana Kesehatan Swasta
a. Rumah Bersalin : 2 unit, yang berlokasi di kelurahan Wundudopi
dan kelurahan Baruga
b. Rumah sakit umum 2 unit yang berlokasi di kelurahan
Wundudopi dan kelurahan Watubangga
c. Praktek dokter berkelompok: 1 unit , berlokasi di kelurahan
Wundudopi
d. Praktek dokter perorangan : 5 unit
d) Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
a. Posyandu : 18 unit , berlokasi di kelurahan lepo-lepo 4 unit , di
kelurahan Baruga 4 unit, di kelurahan Watubangga 6 unit, dan di
kelurahan Wundudopi 4 unit
b. Pos Lansia : 3 unit , berlokasi di kelurahan Lepo-lepo 1 unit , di
kelurahan Baruga 1 unit dan di kelurahan Watubangga 1 unit
3. Pendanaan
Definisi pembiayaan kesehatan adalah besarnya dana yang harus
disediakan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk menyediakan dan
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan perseorangan,
keluarga, kelompok maupun masyarakat. Di negara berkembang seperti
Indonesia beaya pelayanan kesehatan masih belum bisa lepas dari campur
tangan pemerintah baik dalam penyelenggaraan maupun pemanfaatannya.
Sumber pembiayaan upaya pelayanan kesehatanantara lain:
a. Sepenuhnya bersumber dari pemerintah
b. Sebagian ditanggung masyarakat
c. Sepenuhnya ditanggung oleh pihak ketiga baik itu swasta maupun
bantuan luar negeri
Pada era desentralisasi, fungsi pembiayaan usaha pelayanan kesehatan
yang dilakukan pemerintah memiliki pembagian yang terperinci antara
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Puskesmas memiliki sumber
pembiayaan antara lain:
a. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun kota
10

b. Pendapatan puskesmas melalui retribusi yang besarnya ditentukan


pemerintah kabupaten atau kota setempat
c. Sumber lain dari BPJS Kesehatan.
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan pemerintah
datang dari APBD.Selain itu Puskesmas juga menerima pendanaan dari
alokasi APBD provinsi dan APBN (Biaya Operasional Kesehatan/BOK).
Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua macam, yakni
dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,
pengadaan peralatan serta pengadaan obat, dan dana anggaran rutin yang
mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian
barang habis pakai serta biaya operasional.
Anggaran tersebut disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk
diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan (DUK)

kepemerintah

kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersama DPRD kabupaten/kota.


Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua
anggaran tersebut melalui dinaskesehatan kabupaten/Kota. Anggaran yang
telah disetujui tercantum dalam dokumen keuangan diturunkan secara
bertahap ke Puskesmas melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk
beberapa mata anggaran tertentu, misalkan pengadaan obat dan
pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola
langsung oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau oleh pemerintah
kabupaten/kota.
Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima Puskesmas
adalah kepala Puskesmas sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh
pemegang keuangan Puskesmas yakni staf yang ditetapkan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota atas usulan kepala Puskesmas. Penggunaan dana
sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang belaku.
Retribusi puskesmas terbanyak bersumber dari dana kapitasi BPJS
rawat jalan berjumlah Rp 1.340.434.000, urutan kedua bersumber dari

11

dana BPJS rawat inap perawatan sebesar Rp. 112.200.000. Ketiga, rawat
inap umum Rp 109 965.000, urutan keempat bersumber dari BOK yang
berjumlah sebesar Rp 100.000.000 dari seluruh PAD puskesmas, serta
urutan kelima bersumber dari jampersal yang berjumlah 96.010.000 dari
seluruh PAD puskesmas.

C. Metode
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota

yang

bertanggung

jawab

terhadap

kesehatan diwilayah kerjanya. Agar upaya kesehatan


terselenggara secara optimal, maka puskesmas harus
melaksanakan

manejemen

dengan

baik.Menajemen

puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan


secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas
yang efektif dan efisien.Manajemen puskesmas tersebut
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta
pengawasan dan pertanggung jawaban.Seluruh kegiatan
diatas merupakan suatu kesatuan yang saling terkait dan
berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas diartikan sebagai proses
penyusunan rencana kegiatan puskesmas pada tahun yang
akan datang yang dilakukan secara sistematis untuk
mengatasi masalah atau sebagian masalah kesehatan
masyarakat

diwilayah

kerjanya.

Perencanaan

tingkat

puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan


yang ada diwilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib,
upaya lesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang.Perencanaan
kebutuhan

satu

puskesmas

tahun

agar

ini

disusun

puskesmas

untuk
mampu

12

melaksanakannya

secara

efektif,

efisien

dan

dapat

dipertanggung jawabkan.Perencanaan tingkat puskesmas


disusun melalui 4 tahap yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang
terlibat dalam proses penyusunan perencanaan tingkat
puskesmas agar memperoleh kesamaan pandangan dan
pengetahuan

untuk

melaksanakan

tahap-tahap

perencanaan.
2. Tahap Analisa Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi
puskesmas elalui proses analisis terhadap data yang
dikumpulkan.

Tim

yang

telah

pengumpulan

data.Terdapat

disusun

dua

data

melakukan
yang

perlu

dikumpulkan yaitu data umum dan data khusus.Data


umum

berupa

pelayanan,

peta

data

wilayah

kerja

sumberdaya,

data

serta

fasilitas

peran

serta

masyarakat, data penduduk dan sasaran program, data


sekolah, data kesehatan lingkungan.Data khusus berupa
status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program
pelayanan kesehatan, hasil survey.
Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan
berbagai

faktor

yang

berkaitan

dengan

masalah

kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta


potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan
untuk

melakukan

intervensi.

Langkah

ini

dilakukan

dengan mengumpulkan dan menganalisis data atau


fakta

yang

berkaitan

dengan

masalah

kesehatan

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.


3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan

13

Penyusunan rencana usulan kegiatan puskesmas harus


memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku baik
secara global, nasional maupun daerah sesuai dengan
hasil

kajian

data

dan

puskesmas.Rencana

informasi

usulan

yang

kegiatan

tersedia
juga

di

harus

dilengkapi dengan usulan pembiayaan untuk kebutuhan


rutin,

sarana

dan

prasarana

serta

operasional

puskesmas.Rencana usulan kegiatan (RUK) yang disusun


merupakan RUK tahun mendatang (H+1). Penyusunan
RUK disusun pada januari tahun berjalan dan diharapkan
proses penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan pada
akhir bulan januari tahun berjalan (H).
Penyusunan usulan kegiatan terdiri dari dua langkah
yaitu

analisis

kegiatan.

masalah

Penyusunan

dan
RUK

penyusunan

rencana

dilaksanakan

dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:


a. Menyusun RUK bertujuaan untuk mempertahankan
kegiatan yang sudah dicapai pada periode sebelumnya
dan memperbaiki program yang masih bermasalah.
b. Menyusuk rencana kegiatan baru yang disesuaikan
dengan kondisi kesehatan diwilayah tersebut dan
kemampuan puskesmas.

4. Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)


Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik
untuk

upaya

kesehatan

wajib,

upaya

kesehatan

pengembangan, upaya kesehatan penunjang maupun


upaya kesehatan inovasi dilaksanakan secara bersama,
terpadu dan terintegrasi. Langkah-langkah penyusunan
RPK adalah:

14

a. Mempelajari alokasi kegiatan dan biaya yang sudah


disetujui.
b. Membandingkan alokasi kegiatan yang telah disetujui
dengan

Rencana

Usulan

Kegiatan

(RUK)

yang

diusulkan dan situasi pada saat oenyusunan RPK.


c. Menyusun

rancangan

awal

rincian

dan

volume

kegiatan yang akan dilaksanakan serta sumber daya


pendukung mneurut bulan dan alokasi pelaksanaan.
d. Mengadakan

lokakarya

mini

tahunan

untuk

membahsa kesepakatan RPK


e. Membuat RPK yang telah disusun dalam bentuk
matriks.
2. Penggerakan Dan Pelaksanaan (P2)
Sesuai dengan yang tersebut dalam Sistem Kesehatan
Nasional (SKN) 2004 bahwa puskesmas merupakan unit
pelaksana

pelayanan

pertama.Puskesmas

kesehatan

mempunyai

tingkat

kewenangan

untuk

melakukan pengelolaan program kegiatannya, untuk itu


perlu

didukung

kemampuan

manejeman

yang

baik.Manejemen puskesmas merupakan suatu rangkaian


kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi
perencanaan,
pengendalian,

penggerakan
pengawasan

pelaksanaan
dan

serta

penilaian.Penerapan

manejemen penggerakaan pelaksanaan

dalam bentuk

forum pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya Mini.


Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan
antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan
sektor

terkait

(lintas

sektoral)

untuk

meningkatkan

kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas


serta membina peran serta masyarakat secara terpadu

15

agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas. Adapun tujuan


dilaksanakannya lokakarya mini adalah :
1. Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas
dalam

rangka

pemantauan

hasil

kerja

petugas

puskesmas dengancara membandingkan rencana kerja


bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya
dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah
binaan dengan targentnya serta tersusunnya rencana
kerja bulan berikutnya.
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas bulan lalu
b. Disampaikannya

hasil

rapat

dari

kabupaten/kota,

kecamatan dan berbagai kebijakan serta program


c. Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaan
kegiatan bulan lalu
d. Ditemukannya cara pemecahan masalah
e. Disusunnya rencana kerja bulan baru.
Lokakarya mini bulanan puskesmas diselenggarakan dalam
dua tahap yaitu:
1. Lokakarya Mini bulanan yang pertama
Lokakarya mini bulanan yang pertama merupakan
lokakarya penggalangan tim diselenggarakan dalam
rangka pengorganisasian untuk dapat terlaksananya
rencana

kegiatan

puskesmas

(RPK).

Pelaksanaan

lokakarya mini bulanan yang pertama adalah sebagai


berikut:
a. Masukan

16

1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok


tentang

peran,

tanggung

jawab

staf

dan

kewenangan puskesmas
2) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep
baru berkaitan dengan puskesmas
3) Informasi tentan tata cara penyusunan kegiatan
(Plan Of Action = POA) puskesmas
b. Proses
1) Inventarisasi

kegiatan

puskesmas

termasuk

kegiatan lapangan/daerah binaan


2) Analisis beban kerja tiap petugas
3) Pembinaan

tugas

baru

termasuk

pembagian

tanggung jawab daerah binaan


4) Penyusunan POA puskesmas tahunan berdasarkan
RPK
c. Keluaran
1) Rencana kegiatan (POA) puskesmas tahunan
2) Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan POA
3) Matriks pembagian tugas dan daerah binaan
2. Lokakarya Mini bulanan rutin
Lokakarya

mini

bulanan

puskesmas

ini

diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari lokakarya


mini bulanan yang pertama.Lokakarya mini bulanan rutin
ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA
puskesmas yang dilakukan setiap bulan secara teratur.
Pelaksanaan lokakarya mini bulanan rutin puskesmas
adalah sebagai berikut:
a. Masukan
1) Laporan kegiatan bulan lalu

17

2) Informasi tentang hasil rapat di kabupaten/kota


3) Informasi tentang hasil rapat di kecamatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep
baru
b. Proses
1) Analisis hambatan dan masalah antara lain dengan
menggunakan PWS
2) Analisis

sebab

dikaitkan

masalah,

dengan

khusus

kepatuhan

untuk

terhadap

mutu
standar

pelayanan
3) Merumuskan alternative pemecahan masalah
c. Keluaran
1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
2) Rencana kerja bulanan yang baru
Lokakarya mini tribulanan lintas sector
Adapun tujuan dilaksanakannya lokakarya mini tribulanan
lintas sector adalah
1. Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral
dalam rangka mengkaji hasil kegiatan kerjasama lintas
sektoral

dan

tersusunnya

rencana

kerja

tribulanan

berikutnya.
2. Tujuan khusus
a. Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral
masalah dan hambatan yang dihadapi
b. Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral
yang baru
Lokakarya mini tribulanan lintas sector dilaksanakan dalam
dua tahap yaitu:

18

1. Lokakarya mini tribulanan yang pertama


Lokakarya mini tribulanan yang pertama merupakan
lokakarya

penggalangan

tim

diselenggarakan

dalam

rangka pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan


sebagai penentu penanggung jawab dan pelaksanan setiap
kegiatan

untuk

satuan

wilayah

kerja.

Pelaksanaan

lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut:


a. Masukan
1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika
kelompok
2) Informasi tentang program lintas sector
3) Informasi tentang program kesehatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
b. Proses
1) Inventarisasi peran bantu masing-masing sector
2) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing
sector
3) Pembagian peran dan tigas masing-masing sector

c. Keluaran
1) Kesepakatan

tertulis

lintas

sector

terkait

dalam

mendukung program kesehatan


2) Rencana kegiata masing-masing sector
2. Lokakarya mini tribulanan rutin
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari lokakarya
penggalangan

kerjasama

lintas

sektoral

yang

telah

dilakukan dan selanjutnya dilakukan setiap tribulan secara


tetap.Penyelenggaraan

dilakukan

oleh

camat

dibantu

19

sector terkait dikecamatan. Lokakarya tribulanan lintas


sector dilaksanakan sebagai berikut:
a. Masukan
1) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan
dukungan sector terkait
2) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing
sector dalam pelaksanaan program kesehatan
3) Pemberian iformasi baru
b. Proses
1) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program
kesehatan
2) Analisis

hambatan

dan

masalah

dukungan

dari

masing-masing sector
3) Merumuskan cara penyelesaian masalah
4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan
untuk tribulan baru
c. Keluaran
1) Rencana kerja tribulanan yang baru
2) Kesepakatan bersama
3. Pengawasan, Pengendalian Dan Penilaian (P3)
Penilaian kinerja puskesmas adalah suatu upaya untuk
melakukan

penilaian

hasil

kerja

prestasi

puskesmas.Adapun aspek penilaian meliputi pencapaian


cakupan
pelayanan

dan

manajemen

puskesmas

kegiatan

atas

termasuk

perhitungan

mutu
seluruh

puskesmas.Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas


meliputi

penilaian

penvapaian

hasil

pelaksanaan

kesehatan, manajemen puskesmas, dan mutu pelayanan.


Secara garis besar lingkup penilaian kinerja puskesmas

20

tersebut

berdasarkan

upaya-upaya

puskesmas

dalam

menyelenggarakan:
1. Pelayanan kesehatan yang meliputi:
a. Upaya

kesehatan

nasional

dimana

wajib

sesuai

penetapan

dengan

jenis

kebijakan

pelayanannya

disusun oleh dinas kesehatan kabupaten / kota


b. Upaya

kesehatan

penambahan

pengembangan

upaya

kesehatan

antara

atau

lain

penerapan

pendekatan baru upaya kesehatan dalam pelaksanaan


pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan
dipuskesmas.
2. Pelaksanaan

manajemen

puskesmas

dalam

menyelenggarakan kegiatan, meliputi:


a. Proses

penyusunan

perencanaan,

pelaksanaan

lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerja


b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat,
obat, keuangan, dll.
3. Mutu pelayanan puskesmas, meliputi:
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang
ditetapkan
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat
kepauhan terhadap standar pelayanan yang telah
ditetapkan
c. Penilaian

out-put

pelayanan

berdasarkan

upaya

kesehatan yang diselenggarakan. Dimana masingmasing program mempunyai indicator tersendiri


d. Penilaian out-come pelayanan
Pelaksanaan penilaian kinerja puskesmas dimulai sejak
awal tahun anggaran pada saat penyusunan rencana

21

pelaksanaan

kegiatan

puskesmas.Penilaian

kinerja

puskesmas meliputi puskesmas dan jaringannya yaitu


puskesmas, pustu, bidan desa serta berbagai UKBM dan
upaya

pemberdayaan

masyarakat

lainnya.

Adapun

pelaksanaan penilain kinerja puskesmas adalah sebagai


berikut:
1. Penetapan target puskesmas
Target puskesmas yaitu tolak ukur dalam bentuk
angka nominal atau persentase yangakan dicapai pada
akhir tahun. Penetapan besar target bersifat spesifik dan
berlaku

untuk

berdasarkan

puskesmas

pembahasan

yang

bersama

bersangkutan
antara

dinas

kesehatan kabupaten/kota dengan puskesmas pada saat


penyusunan rencana kegiatan puskesmas. Penetapan
target puskesmas dengan mempertimbangkan:
a. Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing
puskesmas
b. Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/kota
c. Keberhasilan tahun lalu dalam menghadapi masalah
d. Kendala-kendala

maupun

masalah

dalam

penanganannya
e. Ketersediaan sumberdaya
f. Lingkungan baik fisik maupun non fisik
g. Target puskesmas yang sebenarnya
2. Pengumpulan data hasil kegiatan
Maksud hasil kegiatan puskesmas di sini adalah
puskesmas beserta jaringannya yaitu pustu, puskesmas
keliling

dan

pemberdayaan

bidan

desa

serta

masyarakat.Hasil

pembinaan
kegiatan

dan
yang

diperhitungkan adalah hasil kegiatan pada periode waktu

22

tertentu. Penetapan periode ini ditentukan oleh dinas


kesehatan kabupaten/kota bersama puskesmas.
Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari
SP2TP dan pencatatan hasil kegiatan yang ada atau
dibuat puskesmas, tidak hanya terbatas pada laporan
SP2TP yang dikirim ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

23

Anda mungkin juga menyukai