Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN MAGANG

MANAJEMEN PUSKESMAS SUDIANG RAYA

KOTA MAKASSAR

OLEH:

WILANDO PRATAMA UTUNG, S.KM.

NIM. 021160036

PROGRAM PASCASARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)

YAYASAN PENDIDIKAN TAMALATEA

MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehaditar Tuhan Yang Maha Esa, atas

kasih dan rahmatNya sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Hasil Magang

Manajemen Puskesmas Sudiang Raya ini dengan baik.

Laporan Hasil Magang Manajemen Puskesmas ini merupakan salah satu

mata kuliah praktik pada Pascasarjana STIK Tamalatea Makassar sebagai salah

satu syarat penyelesaikan proses Pendidikan magister.

Laporan ini disusun berdasarkan hasil studi lapangan yang dilakukan

selama kurang lebih dua bulan. Penyusunan laporan ini tentu tidak terlepas dari

dukungan pihak-pihak terkait. Oleh karena itu kami menghaturkan ucapan terima

kasih kepada:

1. Dr. Andi Yusuf, S.Kep., S.KM., M.Kes. selaku Direktur Pascasarjana STIK

Tamalatea Makassar sekaligus dosen pengampu mata kuliah Magang

Manajemen Puskesmas

2. Dr. Muh. Ilyas, S.KM., M.Adm.Kes. selaku tim dosen pengampu mata kuliah

Magang Manajemen Puskesmas

3. Kapala Dinas Kesehatan Kota Makassar

4. Kepala Puskesmas Sudiang Raya beserta Keluarga Besar Puskesmas Sudiang

Raya atas bantuan dan kerjasamanya selama proses Magang berlangsung


Penulis menyadari bahwa Laporan Hasil Magang Manajemen Puskesmas ini

masih jauh dari kata sempurna, olehkarena itu mohon saran dan masukan guna

penyempurnaan penulisan laporan kedepannya.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca dan pihak terkait guna pengembangan ilmu, pelayanan, kinerja, dan

penelitian.

Makassar, 20 Januari 2023

Wilando Pratama Utung, S.KM.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup

manusia, karena dengan kondisi yang sehat maka manusia dapat melakukan

aktivitas dengan baik. Kesehatan juga merupakan salah satu aspek penting

dalam pembangunan suatu bangsa, oleh karena itu sangatlah perlu

terselengaranya berbagai upaya kesehatan (Permenkes No. 75, 2014). Undang-

Undang No. 36 th 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa sehat adalah

keadaan sejahtera dari badan, jiwa yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial, dan ekonomis yang memiliki arti sehat bukan hanya

sehat jasmani tetapi juga rohani (Undang-undang No. 36, 2009).

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesehatan, kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu upaya mewujudkan derajat

kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan upaya kesehatan dengan

pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan

penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan kesehatan

(rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan

berkesinambungan (Permenkes No. 75, 2014).


Sarana kesehatan yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit dan Pusat Kesehatan Mayarakat atau

biasa disebut dengan Puskesmas (Undang-undang No. 36, 2009). Puskesmas

berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh

derajat kesehatan yang optimal. Tujuan Puskesmas adalah mendukung

tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang

bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujudnya derajat

kesehatan yang setinggi tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat

2010. Fungsi Puskesmas yaitu sebagai pusat penggerak pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakata serta

pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Agar upaya kesehatan terselenggara

secara optimal, maka Puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik

(Depkes, 2004).

Manajemen merupakan proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui

pemanfaatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber lainnya (Rosady,

1998). Sumber lain menyebutkan manajemen adalah ilmu terapan yang dapat

dimanfaatkan di dalam berbagai jenis organisasi untuk membantu manajer

memecahkan masalah organisasi (Muninjaya, 2004). Fungsi dari manajemen

sendiri adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan,


pengasawan, dan penilaian. Manajemen kesehatan adalah penerapan

manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga

yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem yang berlangsung

(Natoatmodjo, 2007). Ruang lingkup manajemen kesehatan secara garis besar

dapat dibagi menjadi manajemen sumber daya manusia, manajemen

keuangan, manajemen logistik (berkaitan dengan kefarmasian dan sarana

prasarana), manajemen informasi, dan manajemen pelayanan kesehatan

(Herlambang & Murwani, 2012).

Manajemen pelayanan kesehatan berarti penerapan prinsip manajemen

dalam pelayanan kesehatan untuk sistem dan pelaksanaan pelayanan

kesehatan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur, teratur,

menempatkan orang yang terbaik dibidang pekerjaanya, efisien, dan membuat

konsumen puas terhadap pelayanan kesehatan. Rumah Sakit dan Puskesmas

merupakan sub sistem pelayanan kesehatan yang pada dasarnya melaksanakan

dua jenis pelayanan yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.

(Suryadi, 2011). Sistem manajemen pelayanan Puskesmas adalah rangkaian

kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik untuk menghasilkan luaran

Puskesmas secara efektif dan efisien, sehingga tercipta masyarakat yang sehat

dan produktif, tidak gampang terjangkit penyakit dan selalu menjaga

kesehatannya dengan baik (Depkes, 2004).

Puskesmas Sudiang adalah salah satu Puskemas yang berada diwilayah

Kota Makassar yang terletak di kecamatan Biring Kanaya. Untuk menunjang

kualitas dan mutu pelayanan puskesmas perlu adanya pelayanan yang baik
untuk mengoptimalkan derajat kesehatan masyarakat dan memuaskan pasien

di wilayah kerja Puskesmas Sudiang Raya. Kinerja pelayanan Puskesmas

Sudiang Raya dapat diamati melalui kinerja para petugas kesehatan maupun

non kesehatan dan dapat dilihat dari program kegiatan yang selama ini

berjalan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan pengamatan mengenai sistem manajemen pelayanan Puskesmas

Sudiang Raya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada pelaksanaan kegiatan Magang

Manajemen Puskesmas ini adalah untuk melihat bagaimanakah sistem

manajemen kesehatan Puskesmas Sudiang Raya sebagai penyelenggara

layanan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui sistem manajemen Puskesmas Sudiang Raya sebagai

penyelenggara pelayanan di wilayah kerjanya.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran umum Puskesmas Sudiang Raya.

b. Mengetahui sistem manajemen Puskesmas Sudiang Raya secara umum

c. Mengetahui sistem manajemen dalam upaya kesehatan wajib

Puskesmas Sudiang Raya


d. Mengetahui sistem manajemen dalam upaya kesehatan pengembangan

Puskesmas Sudiang Raya

D. Manfaat

a. Bagi Akademisi dan Mahasiwa

Dapat memberikan gambaran terkait manajemen pelayanan Puskesmas

Sudiang Raya dan mampu menganalisis hasil capaian puskesmas guna

penentuan arah kebijakan serta peningkatan dan pengembangan mutu

pelayanan Kesehatan di Puskesmas Sudiang Raya.

b. Bagi Pusat pelayanan Kesehatan Terkait

Dapat melakukan peningkatan dan pengembangan mutu pelayanan

berdasarkan kebijakan dan program dari hasil analisis terhadap manajemen

pelayanan puskesmas yang dilakukan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat

pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk

mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya di wilayah

kerjanya (Permenkes No.75, 2014). Sebagai unit pelaksana teknis kesehatan

Kabupaten/Kota, Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas

teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit

pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di

Indonesia. Tujuan Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan

pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di

wilayah kerja Puskesmas agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi

tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010 (Depkes, 2004).

Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas merupakan pelayanan

yang menyeluruh meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif

(pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan

kesehatan). Dalam upaya menyelenggarakan pembangunan kesehatan,

Puskesmas memiliki program kesehatan wajib dan pengembangan Puskesmas

(Effendi, 2009).
1. Visi dan Misi Puskesmas

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas

adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.

Indikator Kecamatan Sehat yaitu (Depkes, 2004):

a. Lingkungan sehat.

b. Perilaku sehat.

c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.

d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Sedangkan misi dari Puskesmas yaitu (Depkes, 2004):

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

kerjanya.

b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan, dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan

masyarakat beserta lingkungannya.

2. Prinsip Penyelenggaraan, Tugas, dan Fungsi Puskesmas

a. Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas

Menurut Pasal 3 Permenkes No. 75 tahun 2014 prinsip

penyelenggaraan Puskesmas meliputi paradigma sehat, pertanggung

jawaban wilayah, kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi


tepat guna, dan keterpaduan kesinambungan.

1) Prinsip paradigma sehat: Puskesmas mendorong seluruh pemangku

kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan

mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

2) Pertanggung jawaban wilayah: Puskesmas menggerakkan dan

bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya.

3) Kemandirian masyarakat : Puskesmas mendoron kemandirian

hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

4) Pemerataan: Puskesmas menyelenggarakan pelayanan kesehatan

yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di

wilayah kerjanya secara adil.

5) Teknologi tepat guna : Puskesmas menyelenggarakan pelayanan

kesehatan dengan manfaat teknologi tepat guna yang sesuai dengan

kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak

berdampak buruk bagi lingkungan.

6) Keterpaduan dan kesinambungan : Puskesmas mengintegrasikan

dan mengkoordinasikan penyelenggaraan Unit Kesehatan

Masyarakat (UKM) dan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) lintas

program dan lintas sektor serta melaksanakan sistem rujukan yang

didukung dengan manajemen Puskesmas.


b. Tugas Puskesmas

Menurut Pasal 4 Permenkes No. 75 Tahun 2014, Puskesmas

mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam

rangka mendukung terwujudnya Kecamatan sehat.

c. Fungsi Puskesmas

Fungsi Puskesmas terbagi menjadi dua yaitu penyelenggaraan

UKM dan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya (Permenkes

No. 75, 2014).

1) Penyelenggaraan UKM Tingkat Pertama

a) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah

kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang

diperlukan.

b) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan

pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.

d) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor

lain terkait.

e) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan

dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.

f) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia


Puskesmas.

g) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan

kesehatan.

h) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap

akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan

i) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan

masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan

dini dan respon penanggulangan penyakit.

2) Penyelenggaraan UKP Tingkat Pertama

a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar

secara komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu.

b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan

upaya promotif dan preventif.

c) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

d) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan

keamanan dan keselamatan pasien, petugas, dan pengunjung.

e) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip

koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi.

f) Melaksanakan rekam medis.

g) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap

mutu dan akses pelayanan kesehatan.

h) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.


B. Sistem Manajemen Pelayanan Kesehatan

Manajemen merupakan proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui

pemanfaatan SDM dan sumber lainnya (Rosady, 1998). Manajemen adalah

ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di dalam berbagai jenis organisasi

untuk membantu manajer memecahkan masalah organisasi (Muninjaya, 2004).

Apabila batasan ini ditetapkan dalam bidang kesehatan masyarakat, maka

dapat dikatakan manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni

untuk mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna

meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. Fungsi dari

manajemen sendiri adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

pelaksanaan, pengasawan, dan penilaian (Natoadmojo, 2007).

Manajemen kesehatan adalah penerapan manajemen umum dalam sistem

pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga yang menjadi objek atau sasaran

manajemen adalah sistem yang berlangsung (Natoatmodjo, 2007). Manajemen

pelayanan kesehatan berarti penerapan prinsip manajenem dalam pelayanan

kesehatan untuk sistem dan pelaksanaan pelayanan kesehatan dapat berjalan

dengan baik sesuai dengan prosedur, teratur, menempatkan orang yang terbaik

dibidang pekerjaanya, efisien, dan membuat konsumen puas terhadap

pelayanan kesehatan. Rumah Sakit dan Puskesmas merupakan sub sistem

pelayanan kesehatan yang pada dasarnya melaksanakan dua jenis pelayanan

yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan


yang diberikan adalah pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,

rehabilitasi medik, dan pelayanan keperawatan. Pelayanan yang dilakukan di

Rumah Sakit meliputi; gawat darurat, rawat jalan dan rawat inap, sedangkan di

Pukesmas hanya pelayanan; gawat darurat (kearah pertolongan pertama) dan

rawat jalan (Suryadi, 2011).

Puskesmas memiliki manajemen kesehatan tersendiri dalam upaya

pengembangan pelayanan kesehatan secara optimal. Manajemen Puskesmas

digambarkan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergis,

sehigga menghasilkan keluaran yang efektif dan efisien. Manajemen tersebut

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta pengawasan dan

pertanggungjawaban. Berikut beberapa model manajemen dan fungsi

penjabarannya (Natoadmojo, 2007):

a. Model PIE (planning, implementation, evaluation)

b. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)

c. Model P1-P2-P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan,

pengawasan-pengendalian-penilaian)

d. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum

komunikasi)

e. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi,

monitoring, evaluasi)

Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi

manajemen yang sama. Setiap Puskesmas bebas menentukan model

manajemen yang ingin diterapkan. Prinsip manajemen Puskesmas adalah


sebagai berikut (Depkes RI, 2004):

a. Perencanaan (P1)

1) Rencana Usulan Kegiatan (RUK) sama dengan Plan of Action (POA)

atau rencana kerja yang biasanya disusun menjelang pergantian tahun

anggaran kegiatan baru.

2) Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) merupakan pengembangan dari

RUK setelah ada perbaikan tata cara pembuatan anggaran kegiatan

dalam setiap unit Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).

3) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) setelah disusun rencana kegiatan

kemudian dibuat strategi pelaksanaan secara terpadu.

4) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) merupakan kelanjutan dari RKA

yang telah disetujui sebagai pedoman pelaksanaan penggunaan anggaran

kegiatan.

b. Pengaturan (P2)

1) Penggerakan: Mini Lokakarya Lintas Program dilaksanakan Puskesmas

setiap sebulan sekali untuk mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan.

2) Pelaksanaan: Mini Lokakarya Lintas Sektoral (MinLok) dilaksanakan

Puskesmas setiap tiga bulan sekali dengan melibatkan instansi terkait

seperti Dinas Kesehatan, Kecamatan, Kelurahan dan lainnya sesuai porsi

kegiatan Puskesmas.

c. Penilaian (P3)

1) Pengawasan (Monitoring) merupakan kegiatan pelayanan yang diawasi

pelaksananya agar mencapai target yang telah di tetapkan.


2) Pengendalian (Controlling) merupakan pengendalian pelayanan yang

sudah optimal agar tidak menyimpang dari tujuan kegiatan.

3) Penilaian (Evaluation) merupakan evaluasi setiap hasil kegiatan sebagai

bentuk pertanggung jawaban institusi terhadap publik dan pemerintah

daerah.

C. Program Kesehatan Pokok dan Pengembangan Puskesmas

Program Puskesmas dibedakan menjadi program kesehatan pokok dan

program pengembangan. Program kesehatan pokok adalah program minimal

yang harus dilaksanakan oleh tiap Puskesmas atau biasa disebut dengan istilah

basic six adalah sebagai berikut (Depkes, 2001).

1. Promosi kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dalam

berbagai tatanan, dengan membuka jalur komunikasi, menyediakan

informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap

dan prilaku. Tujuan dari promosi kesehatan ini yaitu perubahan dari prilaku

individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara prilaku

sehat, serta dapat berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal. Sasaran dan contoh kegiatan dari promosi kesehatan adalah

sebagai berikut (Depkes, 2001):

a. Pelaksanaan Posyandu dan pembinaan kader


b. Penyuluhan kesehatan baik di dalam gedung ataupun luar gedung,

penyuluhan kelompok seperti kelompok Posyandu, anak sekolah,

masyarakat

c. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

d. Advokasi program kesehatan dan program prioritas seperti

pemberitahuan program prioritas vitamin A, narkoba, P2M demam

berdarah, Human Imune Virus (HIV), malaria dan diare

e. Promosi tentang jamkesmas dan pembinaan dana sehat/jamkesmas

2. Kesehatan Lingkungan

Upaya kesehatan lingkungan sangat penting dilakukan karena

lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh paling besar

terhadap status kesehatan masyarakat disamping faktor pelayanan kesehatan

genetik dan prilaku. Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan

oleh para staf Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan

aktif dalam pelaksanaanya harus mengikut sertakan masyarakat sejak

perencanaan sampai pemeliharaan (Depkes, 2004).

Tujuan umum upaya kesehatan lingkungan yaitu terwujudnya kualitas

lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala

kemungkinan resiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan

bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang

lebih baik, sedangkan tujuan khususnya adalah meningkatkan mutu

lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai derajat kesehatan


yang optimal, terwujudnya pemberdayaan masyarakat dan keikutsertaan

sektor lain yang bersangkutan, serta bertanggung jawab atas upaya

peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup, terlaksananya peraturan

perundangan tentang penyehatan lingkungan dan pemukiman yang berlaku,

terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegiatan dalam

peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman, terlaksananya

pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan, kelompok

masyarakat, tempat pembuatan makanan, perusahaan daan dan tempat

umum (Depkes, 2001).

Kegiatan kesehatan lingkungan yang harus dilakukan di Puskesmasn

yaitu (Depkes, 2001):

a. Penyehatan air

b. Penyehatan makanan dan minuman

c. Pengawasan pembuangan kotoran manusia

d. Pengawasan dan pembuangan sampah dan limbah

e. Penyehatan pemukiman

f. Pengawasan sanitasi tempat umum

g. Pengamanan polusi industri

h. Pengamanan pestisida

i. Klinik sanitasi

3. Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular

Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi


atau toksinnya, yang berasal dari sumber penularan atau reservoir, yang

ditularkan/ditansmisikan kepada pejamu (host) yang rentan (Depkes, 2001).

Kejadian kesakitan atau kematian yang menarik perhatian umum dan

mungkin menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat, atau menurut

pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti

(bermakna) dari kejadian kesakitan/kematian tersebut kepada kelompok

penduduk dalam kurun tertentu disebut dengan Kejadian Luar Biasa (KLB),

sedangkan kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat

yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan

yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan

malapetaka merupakan wabah penyakit menular (Undang-undang No.

4,1984).

Upaya pencegahan agar penyakit menular tidak menyebar di dalam

masyarakat, yang dilakukan antara lain dengan memberikan kekebalan

kepada host melalui kegiatan penyuluhan kesehatan dan imunisasi.

Beberapa cara penularan penyakit menular yaitu penularan secara kontak,

penularan melalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang

tercemar, penularan melalui vektor, penularan melalui suntikan,

transfusi, tindik dan tato. Pengumpulan data penyakit menular perlu

dilakuiakn untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan (Surveillance

for Action), beberapa program yang biasa dilakukan yaitu (Depkes, 2001)

a. Program imunisasi

b. Program TB paru dengan kegiatan penemuan penderita TBC


c. Program malaria dengan Angka Insiden Malaria (AMI)

d. Program ISPA dengan frekuensi penemuan dan penanggulangan

pneumonia

e. Program diare meliputi frekuensi penanggulangan diare

f. Program rabies

g. Program Surveilans

h. Pemberantasan P2B2 demam berdarah

4. Kesehatan Keluarga dan Reproduksi

Kesehatan Keluarga adalah wujud keluarga sehat, kecil bahagia dan

sejahtra dari suamiistri, anak dan anggota keluarga lainnya (Undang-

undang No. 23, 1992), sedangkan kesehatan reproduksi adalah

kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh. Bukan hanya bebas dari

penyakit dan kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan

sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Depkes, 2001).

Indikator keberhasilan program kesehatan keluarga dan reproduksi

dinilai dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu (AKI),

persentase ibu hamil yang mempunyai berat badan dan tinggi yang normal,

persentase ibu hamil dengan anemia, persentase balita dengan berat

badan dan tinggi sesuai umur kesehatan ibu dan anak (Depkes, 2001).

Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan upaya kesehatan primer yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu dalam menjalankan

fungsi reproduksi yang berkualitas serta upaya kelangsungan hidup,


pengembangan dan perlindungan bayi, anak bawah lima tahun (BALITA)

dan anak usia pra sekolah dalam proses tumbuh kembang. Prioritas

pelayanan KIA dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan

anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak. Pelayanan

KIA Puskesmas terdiri dari (Depkes, 2001):

a. Pelayanan kesehatan asuhan kebidanan di wilayah Puskesmas

b. Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak pra sekolah

Tujuan program KIA yaitu terciptanya pelayanan berkualitas dengan

partisipasi penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa

setiap ibu mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu dan jarak

antar kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman dalam lingkungan yang

kondusif sehat, denagn asuhan antenatal yang ade kuat, dengan gizi serta

persiapan menyusui yang baik (Undang-undang No. 23, 1992)

Kesehatan anak usia sekolah merupakan upaya terpadu lintas program

dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta

membentuk prilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada disekolah

dan perguruan agama anak usia sekolah (7-21 tahun) sesuai proses tumbuh

kembang di bagi 3 subkelompok yaitu pra- remaja (7-9 tahun), remaja

(10-19 tahun), dewasa Muda (20-21 tahun). Tujuan dari kegiatan kesehatan

anak usia sekolah yaitu derajat kesehatan peserta didik, sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan

optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya (Depkes,

2001).
Kesehatan Remaja merupakan pembinaan yang meliputi perencanaan,

penilaian, pembimbingan dan pengendalian segala upaya untuk

meningkatkan status kesehatan remaja dan peningkatan peran serta aktif

remaja dalam perawatan kesehatan diri dan kesehaatan keluarga, dengan

dukungan kerjasama lintas program dan lintas sectoral Undang- undang No.

23, 1992).

Tujuan kegiatan kesehatan remaja adalah meningkatnya kemampuan

hidup sehat remaja sebagai unsur kesehatan keluarga, guna membina

kesehatan diri dan lingkungannya dalam rangka meningkatkan ketahanan

diri, prestasi dan peran aktifnya dalam pembangunan. Menurunnya angka

kehamilan dikalangan remaja, menurunnya angka kematian bayi dan ibu

akibat kehamilan remaja, menurunnya angka kejadian penyakit akibat

hubungan seksual (PHS) di kalangan remaja (Depkes, 2001).

Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya kesehatan primer yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur

dalam menjalankan fungsi reproduksi yang berkualitas. Prioritas pelayanan

KB dewasa ini adalah meningkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur

dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu

kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran

nasional. Tujuan kegaitan KB adalah terciptanya pelayanan yang berkualitas

dengan penuh pengguna jasa pelayanan dan keluarganya dalam

mewujudkan bahwa setiap pasangan usia subur mempunyai kesempatan

yang terbaik dalam mengatur jumlah, waktu dan jarak antar kehamilan guna
merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga kecil, bahagia dan sejahtera

(Undang-undang No. 23, 1992).

Sasaran pelayanan KB adalah pasangan usia subur, calon pasangan usia

subur, pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki masa

menopause, keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja Puskesmas,

Wanita Usai Subur (WUS) yang datang pada pelayanan rawat jalan

Puskesmas yang dalam fase intervensi pelayanan KB (Depkes, 2001).

5. Perbaikan Gizi masyarakat

Kegiatan perbaikan gizi masyarakat yaitu mengupayakan peningkatan

status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari berbagai

profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat. Tujuan

kegiatan perbaikan gizi yaitu meningkatkan kemampuan dan peran serta

masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mewujudkan prilaku

gizi yang baik dan benar sesuai dengan gizi seimbang. Sasaran upaya

perbaikan gizi adalah bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak usia

sekolah, WUS, calon pengantin (cantin), ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui,

dan usia lanjut (usila), semua penduduk rawan gizi (endemik), semua anak

dan dewasa mempunyai masalah gizi, pekerja penghasilan rendah. Program

Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas meliputi (Depkes, 2004) :

a. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)

b. Upaya Perbaikan Gizi Institusi (UPGI)

c. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi


1) Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan

Yodium (GAKY)

2) Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)

3) Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi

4) Protein (KEP) Dan KurangEnergi Kronis (KEK)

5) Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)

6) Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Kekurangan Gizi Mikro

Lain

7) Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih

d. Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG)

6. Pengobatan Dasar

a. Pelayanan Medis Rawat Jalan

Pelayanan medik rawat jalan merupakan pelayanan medik yang

dilakukan oleh pelaksana pelayanan (dokter) baik secara sendiri ataupun

atas koordinasi bersama dengan sesama profesi maupun pelaksana

penunjang pelayanan kesehatan lain sesuai dengan wewenangnya, untuk

menyelesaikan masalah kesehatan dan menyembuhkan penyakit yang

ditemukan dari pengguna jasa pelayanan kesehatan, dengan tidak

memandang umur dan jenis kelamin, yang dapat diselenggarakan pada

ruang praktek. Tujuan pelayanan medik rawat jalan adalah terwujudnya

pengguna jasa dan keluarga yang partisipatif, sehat sejahtera, badan,

jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap anggota keluarga hidup


produktif secara sosial dan ekonomi dengan baik (Depkes, 2004).

b. Pelayanan Kedaruratan Medik

Merupakan pelayanan medik terdepan yang merupakan

penatalaksanaan kecelakaan dan keadaan kedaruratan medik berkenaan

dengan perubahan keadaan baik fisiologik, anatomik dan mental

psikologikal dari pengguna jasa pelayanan, yang terjadi mendadak, yang

tindakan mengatasinya harus segera dilaksanakan di mulai dari tempat

kejadian sampai dengan pelayanan medik untuk menyelamatkan

kehidupan. Tujuan pelayanan kecelakaan dan kedaruratan medik adalah

memberikan pertolongan medik segera dengan menyelesaikan masalah

kritis yang ditemukan untuk mengambil fungsi vital tubuh serta

meringankan penderitaaan dari pengguna pelayanan (Depkes, 2004)

c. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pelaksana pelayanan medis

ataupun kesehatan yang berwenang dalam bidang kesehatan gigi dan

mulut, dilaksanakan sendiri atau bersama menurut fungsinya masing-

masing, guna mengantisipasi proses penyakit gigi dan mulut dan

permasalahannya secara keseluruhan, yang dapat dilaksanakan dalam

prosedur pelayanan di kamar praktek dan pembinaan kesehatan wilayah

setempat. Tujuan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah


meningkatkannya partisipasi anggota masyarakat dan keluarganya untuk

bersama-sama mewujudkan tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut

masyarakat yang optimal. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut meliputi

(Depkes, 2007):

1) Pelayanan kesehatan gigi dasar paripurna yang terintegrasi dengan

program-program lain di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan gigi

esensial yang terbanyak dibutuhkan oleh masyarakat dengan

mengutamakan upaya peningkatan dan pencegahan penyakit gigi.

2) Pelayanan kesehatan gigi khusus adalah upaya perlindungan khusus,

tindakan, pengobatan, dan pemulihan masalah kesehatan gigi dan

mulut serta pelayanan asuhan sistemik kesehatan gigi dan mulut.

Selain keenam program kesehatan dasar tersebut, tiap Puskesmas

dapat megembangkan program lain sesuai dengan situasi, kondisi,

masalah, dan kemampuan Puskesmas setempat. Program lain diluar enam

program kesehatan dasar disebut sebagai program kesehatan

pengembangan (Depkes, 2001).

D. Badan Layanan Umum Daerah

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat

Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan

pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa

mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatan


didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Puskesmas yang telah

manjadi BLUD menggunakan standar pelayanan minimum yang ditetapkan

oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Walikota sesuai dengan

kewenangannya, harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan

kesetaraan layanaan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan.

Standar pelayanan minimal Puskesmas ditetapkan Kepada Daerah dengan

Peraturan Kepala Daerah. Standar pelayanan minimal Puskesmas harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut (Peraturan Mendagri No. 61, 2007):

1. Fokus pada jenis pelayanan yaitu mengutamakan kegiatan pelayanan yang

menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLUD.

2. Terukur yaitu pencapaian kegiatan dapat dinilai dengan standar yang telah

ditetapkan.

3. Dapat dicapai yaitu kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat

pencapainnya, rasional sesuai kemampuan, dan tingkat pemanfaatannya.

4. Relevan dan dapat diandalkan yaitu kegiatan yang sejalan, berkaitan, dan

dapat dipercaya untuk menujang tugas dan fungsi BLUD.

5. Tepat waktu yaitu kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang

telah ditetapkan.

Penggelolaan keuangan dipengaruhi oleh status Puskesmas. Pengelolaan

keuangan Puskesmas non BLUD mengikuti pada ketentuan pengelolaan

keuangan negara pada umumnya, seluruh pendapat yang diperoleh

Puskesmas harus disetor ke kas daerah, kemudian dialokasikan kembali ke

Puskesmas sebagai bagian dari rencana kerja yang diusulkan SKPD, alokasi
dana yang diterima Puskesmas dapat tidak sesuai dengan skala prioritas yang

telah direncanakan oleh Puskesmas yang bersangkutan. Sedangkan Puskesmas

berstatus BLUD pengelolaan keuangannya lebih fleksibel. Fleksibelitas yang

diberikan berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek bisnis yang sehat

untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, selain itu Puskesmas

memiliki kesempatan untuk memperkerjakan tenaga profesional non PNS

serta pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya

(Peraturan Mendagri No. 61, 2007).

Puskesmas yang telah menjadi BLUD dapat memungut biaya kepada

masyarakat sebagai imbalan atas barang jasa pelayanan yang diberikan.

Imbalan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar

perhitungan biaya perunit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan

disusun oleh Puskesmas kepada Menteri Keuangan/ Menteri Kesehatan/

Kepala SKPD sesuai kewenangannya, kemudian ditetapkan dengan peraturan

Kepala Daerah. Tarif layanan tersebut harus mempertimbangkan beberapa hal

yaitu kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas

keadilan, dan kepatutan dan kompetisi yang sehat (Peraturan Mendagri No.61,

2007).

1. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus

oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan


kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri

Sipil (PNS), penerima dana pensiun PNS dan TNI/POLRI veteran, perintis

kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat

biasa.

Kelas untuk peserta BPJS terbagi menjadi tiga, sesuai dengan iuran

yang dibayarkan yaitu Rp25.500,- (dua puluh lima ribu lima ratus rupiah)

per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas

III, Rp51.000,- (lima puluh satu ribu rupiah) per orang per bulan dengan

manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II, dan Rp80.000,- (delapan

puluh ribu rupiah) per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang

perawatan Kelas I

Berdasarkan undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, BPJS

terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan

menyelenggarakan program jaminan kesehatan, sedangkan BPJS

Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,

jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian Peserta kelompok

BPJS dibagi menjadi dua kelompok, yaitu (Undang-undang No. 24, 2011):

a. Penerima Bantuan Iuran (PBI) yaitu peserta jaminan kesehatan bagi

fakir miskin dan orang tidak mampu yang diamanatkan undang- undang

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang iurannya dibayarkan oleh

pemerintah sebagai program jaminan kesehatan.

b. Bukan PBI jaminan kesehatan yaitu peserta jaminan kesehatan yang

tidak menerima bantuan iuran dari pemerintah.


Mekanisme asuransi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) bersifat

wajib bagi seluruh rakyat Indonesia. Tujuan SJSN yaitu untuk memenuhi

kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada

setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh

Pemerintah. Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS kesehatan

yaitu (Buku Jaminan Kesehatan Nasional, 2014):

a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (pelayanan non spesialistik)

1) Adminitrasi pelayanan

2) Pelayanan promotif dan preventif

3) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi medis

4) Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif

5) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

6) Transfusi darah sesuai kebutuhan medis

7) Pemeriksaan penunjang diagnosis laboratorium tingkat pertama

8) Rawat inap tingkat pertama sesuai indikasi

b. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut

1) Rawat jalan, meliputi:

a) Administrasi pelayanan

b) Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter

spesialis dan sub spesialis

c) Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis

d) Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

e) Pelayanan alat kesehatan implant


f) Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan

indikasi medis

g) Rehabilitasi medis

h) Pelayanan darah

i) Pelayanan kedokteran forensik

j) Pelayanan jenazah di fasilitasi kesehatan

2) Rawat inap, meliputi:

a) Perawatan inap non intensif

b) Perawatan inap di ruang intensif

c) Pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh Menteri.

E. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas

Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu tatanan

manusia dan/atau peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu

proses manajemen Puskesmas mencapai sasaran kegiatannya. SIMPUS dulu

dikenal dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Tujuan dari SIMPUS adalah sebagai berikut (Pusat Data dan Informasi, 2011):

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas secara lebih berhasil

guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP

maupun informasi lainnya yang menunjang kegiatan pelayanan

2. Tujuan Khusus:

a. Sebagai pedoman penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas


(PTP) dan pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas melalui MinLok.

b. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan

Puskesmas.

c. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok

Puskesmas.

SIMPUS dapat menangani berbagai macam kegiatan operasional

Puskesmas. Kegiatan Puskesmas yang mampu ditangani oleh SIMPUS

adalah (Pusat Data dan Informasi, 2011) :

1. Pengelolaan informasi riwayat medis pasien perindividu

2. Pengelolaan informasi kunjungan pasien ke Puskesmas.

3. Pengelolaan informasi kegiatan pelayanan kesehatan dalam

gedung, meliputi:

a. Pelayanan rawat jalan (poliklinik umum, gigi, KIA, imunisasi)

b. Pelayanan UGD

c. Pelayanan rawat inap

4. Pengelolaan informasi pemakaian dan permintaanobat/farmasi

di Puskesmas, pos obat desa.

5. Pengelolaan informasi tenaga kesehatan Puskesmas.

6. Pengelolaan informasi sarana dan peralatan (inventaris)

Puskesmas.

7. Pengelolaan informasi kegiatan luar gedung, meliputi:

a) Kegiatan Pustu, Pusling, Bidan Desa, Posyandu, Polindes,

Poskesdes, Poskestren.
b) Pengelolaan informasi pembiayaan kesehatan masyarakat dan

keuangan Puskesmas.

c) Pengelolaan informasi gizi masyarakat.

d) Pengelolaan informasi surveilans (pengendalian penyakit).

e) Pengelolaan informasi promosi kesehatan.

f) Pengelolaan informasi kesehatan lingkungan.

8. Pengelolaan pelaporan internal dan ekternal

SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam pengembangan

sistem informasi kesehatan yang lebih cepat dan akurat. Pada potensi

yang dimilikinya sebenarnya SIMPUS dapat menggantikan SP2TP.

SIMPUS merupakan hasil dari pengolahan berbagai sumber informasi

seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas sektor, dan laporan sarana

kesehatan swasta. Seiring kemajuan teknologi, SIMPUS pun

dikembangkan melalui sistem komputerisasi dalam suatu software yang

bekerja dalam sebuah sistem operasi. Tetapi kendala SIMPUS masih

belum berjalan secara optimal di daerah (Pusat Data dan Informasi,

2011).

Primary Care (P-Care) di Puskesmas Somba Opu Kabupaten

Gowa terlaksana sejak awal tahun 2014. Sesuai dengan namanya maka

P–Care atau Primary Care ditujukan bagi pelayanan primer

(Puskesmas) dan di dalamnya melakukan pengolahan data mulai dari

pendaftaran, bagian penegakan diagnosis, pemberian terapi, hingga

pemeriksaan laboratorium. P–Care merupakan sistem informasi


pelayanan pasien yang ditujukan untuk pasien berstatus BPJS Kesehatan

berbasis komputer dan online via internet.

BAB III

ANALISIS SITUASI MANAJEMEN PUSKESMAS

A. Gambaran Umum

Puskesmas Sudiang Raya dibangun pada tahun 2003 Atas bantuan Rotary

Club of Leiden yang diresmikan pada tanggal 9 Desember 2003 oleh Walikota

Makassar dengan pihak donatur. Puskesmas ini memiliki bangunan seluas

1.300 m2 dengan luas 3.600 m2 serta mempunyai daya listrik 6.300 watt.

Puskesmas Sudiang Raya merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan

masyarakat di kecamatan Biringkanaya, yang beralamat di jl. Perumnas Raya

No.5 Bumi Sudiang Permai. Selain memiliki fasilitas layanan standar

Berdasarkan Permenkes No. 75 Tahun 2014, Puskesmas Sudiang Raya juga

memiliki Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi dan Mulut. Pelayanan Kesehatan

Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, pelayanan Laboratorium dan

Pelayanan Obat (Apotek). Puskesmas Sudiang Raya dilengkapi dengan 1 unit

mobil ambulance, 1 unit mobil Dottorota, 5 Sepeda Motor. Rata-rata

kunjungan ke Puskesmas Sudiang Raya sekitar ± 200 orang perhari, dengan

jadwal buka pukul 08.00 sampai dengan 14.000 WIB.


Puskesmas Sudiang Raya terletak di Kelurahan Sudiang Raya Kecamatan

Biringkanaya dengan berbatasan wilayah :

Sebelah utara :Berbatasan dengan Kelurahan Pai

Sebelah selatan :Berbatasan dengan Kelurahan Paccerakkang

Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kelurahan Bira

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Mandai/Maros

Luas Wilayah : 1,459 Ha , Puskesmas Sudiang Raya terdiri dari 2

kelurahan yaitu Kelurahan Sudiang Raya(480 Ha) dan Kelurahan Laikang

(398 Ha).

B. Data Demografi

1. Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya

Data jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya

Tahun 2018 – 2020

Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk


Keluraha Jumlah Penduduk
Laki-Laki Perempuan
n
2018 2019 2020 2018 2019 2020 2018 2019 2020
Kel.
12.14 12.46 12.57 11.64 11.94 23.78 24.41 24.73
Sudiang 12.16
4 8 5 4 8 8 6 5
Raya
Kel. 14.71 15.22 15.68 14.83 15.13 15.89 29.54 30.36 31.58
Laikang 3 8 9 1 6 5 4 4 4
26.85 27.69 28.26 26.47 27.08 28.05 53.33 56.31
Jumlah 54.78
7 6 4 5 4 5 2 9
Sumber : Jumlah penduduk pada Badan pusat Statustik tahun 2020
Untuk Tahun 2020 Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya Sekaran
menjadi 2 Kelurahan Yaitu :Kel. Sudiang Raya dan Kel. Laikang

2. Jumlah RT/RW Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya


Data Jumlah RW dan RT di Wlayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya

tahun 2017– 2019

Tahun
Kelurahan 2018 2019 2020
RT RW RT RW RT RW
Kel. Sudiang
24 123 11 56 11 56
Raya
Kel. Laikang     13 69 13 69
Jumlah 24 123 24 125 24 125
Sumber : Kantor kelurahan Sudiang Raya, Kl. Laikang dan Kel. Daya
tahun 2020

3. Jumlah Pusat Pendidikan Wilayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya

Data Sarana Pendidikan di Wlayah Kerja Puskesmas Sudiang Raya

Periode 2018 – 2020

Jumlah
Jenjang Sekolah
2018 2019 2020
TK 43 28 28
SD/MI 19 12 12
SMP/MTsN 6 6 6
SMA/MA 8 7 7
Universitas/PT 0 0 0
Jumlah 76 53 53
Sumber : Kantor kelurahan Sudiang Raya, Kl. Laikang dan Kel. Daya
tahun 2020
C. Data Sumber Daya Manusia

Data Sumber Daya Manusia Puskesmas Sudiang Raya Tahun 2020

Jumlah
Jenis Tenaga
Kesehatan PN
Sukarela Jumlah
S
Dokter Umum 2 0 2
Dokter Gigi 1 0 1
Bidan 4 3 7
Perawat 7 2 9
Perawat Gigi 1 1 2
Laboratoran 1 1 2
Apoteker 1 0 1
Asisten Apoteker 0 1 1
Manajemen 1 0 1
Sanitarian/Kesling 2 0 2
Sopir 0 1 1
Ahli Gizi 2 1 3
Tata Usaha 1 0 1
Cleaning Service 0 1 1
Administrator
Kesehatan 2 0 2
Security 0 1 1
Kesehatan Masyarakat 0 4 4
Jumlah 25 16 41

D. Data Sarana Penunjang

1. Data Sarana Penunjang Pelayanan


Jumlah/Tahun
Sarana Pelayanan
2018 2019 2020
Puskesmas Induk 1 1 1
Puskesmas Pembantu 2 2 1

2. Data Sarana Transportasi


Jumlah/Tahun
Nama Fasilitas
2018 2019 2020
Mobil Ambulance 1 1 1
Sepeda Motor 5 5 5
Mobil Dottorotta 1 1 1
BAB IV

KEGIATAN UPAYA KESEHATAN

A. Nilai Pokok Puskesmas

1. Visi Puskesmas

“Mewujudkan Puskesmas Sudiang Raya yang bermutu menuju masyarakat

Sehat 2025”

2. Misi Puskesmas

a. Meningkatkan Pelayanan yang cepat, tepat dan terjangkau

b. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai untuk menciptakan

pelayanan yang lebih baik

c. Meningkatkan peran aktif masyarakat dan LintasSektor

d. Memberikan pelayanan tanpa diskriminasi

3. Tata Nilai Puskesmas

“SEHAT”

Sigap : Cepat dan tanggap dalam memberikan Pelayanan

Empati : Peduli dengan tetap mengutamakan sikap Profesional

Harmoni : Kerjasama untuk mencapai Tujuan

Akuntabilitas : Dapat dipertanggung jawabkan

Terampil : Bekerja sesuai dengan SOP

4. Motto Puskesmas

“ Sehat untuk Semua “


5. Tujuan Puskesmas

Peningkatan kinerja dan kualitas pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan

standar pelayanan dalam meningkatkan “ peran aktif “ masyarakat di

wilayah kerja.

B. Upaya Kesehatan Wajib

Pemeriksaan wajib dilakukan setiap hari oleh dokter puskesmas.

Pemerikasaan dilakukan dengan anamnesis terlebih dahulu kemudian

pemeriksaan lanjutan dan penentuan diagnose pasien. Adapun data 10

penyakit tertinggi untuk tahun 2022 sebagai berikut:

Nama Penyakit Jumlah Kasus


Hipertensi 1523
Infeksi Saluran napas bagian atas (CC) 1072
Diabetes Mellitus 847
Gastritis 624
Arthritis 515
Dermatitis 421
Infeksi akut lainnya (ISPA) 259
Luka 189
Penyakit gusi dan gigi 129
Faringitis 123
Total 5702
Sumber: Data puskesmas sudiang raya 2022

C. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Perbaikan Gizi

a. Peningkatan Pendidikan gizi

b. Peningkatan surveilans gizi

2. Kesehatan Lingkungan
a. Penyuluhan Kesehatan Lingkungan

b. Pendataan Jumlah TTU, TPM baru

c. Inspeksi Sarana air bersih

d. Kaporisasi

e. Klinik Sanitasi

f. Pemicuan Stop BABS

g. Sosialisasi program STBM di lorong

h. Pengawasan Sarana Kesehatan (Klinik, Apotik,

i. Dokter Praktek)

j. Sosialisasi masalah DBD PemantauanJentik

k. Pembinaan Kelurahan Siaga (Lorong Siaga)

l. Pengawasan Sanitasi Kantin Sekolah

m. Pembinaan Program Kelurahan Sehat

n. Pengambilan Sampel Damiu

o. Pencatatan / pelaporan

3. Pengendalian Penyakit (P2)

a. P2 TB

b. P2 TB MDR

c. P2 Kusta

d. P2 Thypoid

e. P2 Diare

f. P2 Kecacingan

g. P2 Kematian
h. Imunisasi

4. Program KIA dan KB

a. Pelayanan Antenatal.

b. Penjaringan / Deteksi Dini Bumil Resti

c. Kunjungan rumah ibu hamil

d. Kunjungan Rumah p4K dan Pemasangan Stiker

e. Pelayanan Ibu Nifas ( KF ) Dan Neonatus

f. Pelayanan Imunisasi

g. Pelayanan Kesehatan Dan Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi dan

Balita

h. SDIDTK

i. Kelas ibu hamil

j. Pelayanan KB

k. Penyuluhan Kesehatan Reproduksi

l. Pembinaan keluarga siaga

5. Promosi Kesehatan

a. Kegiatan di Kelurahan Siaga

b. Kegiatan Posyandu

c. Pembinaan Toga

d. Pembinaan UKBM

e. Pengadaan

6. Laboratorium

a. Melakukan Pemeriksaan laboratorium


b. Menjadi Puskesmas Rujukan Mikroskopis BTA

c. Membawa Laporan Croscek Triwulan Dan Slide Croscheck BTA

7. Farmasi

Pengambilan dan Konsultasi Obat di Gudang Farmasi

8. Kesehatan Kerja

a. Pembinaan POS UKK dan Informal

b. Pelacakan TempatKerja / Industri

9. Kesehatan Olahraga

a. Pelacakan tempat–tempat Olahraga

b. Pemeriksaan Kesehatan dan Kebugaran

c. Cetak Kartu Menuju Bugar

d. Senam Prolanis

10. Kesehatan Jiwa

Sosialisasi Kesehatan jiwa

11. Kesehatan Mata

Sosialisasi Kesehatan mata

12. Upaya Program Usila

a. Pendataan Sasaran Usila

b. Posyandu bagi Usila

c. Penyuluhan Bagi Usila

d. Kunjungan Rumah

e. Puskel Usila

f. Senam Usila
13. UKS

a. Sosialisasi UKS

b. Penyuluhan di Sekolah

c. Pembinaan / Pengawasan Warung Sekolah

d. Pengawasan Sanitasi Sekolah

e. Penjaringan Anak Sekolah

f. Penyegaran Dokter Kecil / Kader Kesehatan

g. Remaja

14. UKGMD

a. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di Posyandu

b. Puskel Gigi

c. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada kelompok Lansia

d. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada kelompok kesehatan kerja

e. Sosialisasi Kader tentang Kesehatan Gigi dan Mulut

15. UKGS

a. Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah

b. Pembinaan / Penyegaran Dokter kecil

c. Melakukan Sikat Gigi Massal Sekolah/ APRAS

d. Melakukan penyuluhan pada APRAS / SEKOLAH

D. Kegiatan Pengembangan Puskesmas


1. Kegiatan Puskesmas

a. Sosialisasi Program Puskesmas

b. Kunjungan Rumah

c. Penyuluhan Penyakit Tidak Menular (PTM)

d. Penyuluhan Penyakit Menular

2. Program Kerja Desa Siaga

a. Pelaksanaan SMD

b. MMD : Transport dan Snack

c. Penyuluhan Kesehatan : Bumil, Bayi dan Balita, Kesling

d. Pembinaan Kader

3. Peran Serta Masyarakat

a. Kunjungan dan Pembinaan Kelompok PHBS /

b. Kelurahan Siaga

c. Pelatihan dan Penyegaran Kader

d. Pertemuan Lintas Sektor

e. Penyuluhan Luar Gedung

f. Melaksanakan Puskesmas Keliling

g. Pencatatan dan Pelaporan

4. Kegiatan Penunjang

a. Musrengbang Kelurahan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat

kelurahan dilaksanakan setiap awal tahun. Musrenbang kelurahan

menghadirkan Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda,


Tokoh Perempuan serta keterwakilan Kelompok Disabilitas. Hasil

Musrenbang kelurahan dibawa ke Musrenbang kecamatan sebagai

bahan untuk didiskusikan di tingkat kecamatan.

b. Lokmin Bulanan Puskesmas

Lokakaryamini bulanan lintas program Puskesmas dilaksanakn setiap

bulan di puskesmas, dengan tujuan :

1. Menggalang kerjasama tim yang baik lintas program

2. Memantau pelaksanaan POA puskesmas

3. Mengidentifikasi masalah dan hambatan dalam pelaksanaa

kegiatan

4. Mencari upaya pemecahan masalah

5. Tersusun Rencana tindak lanjut (RTL)

c. Lokmin Triwulan Lintas Sektor

Lokakaryamini Lintas Sektor dilaksanakan setiap 3 bulan di Kantor

Camat. Secara umum tujuan lokakarya tribulanan lintas sector adalah

untuk mengkaji hasil kegiatan kerja sama lintas sektor dan tersusunnya

rencana kerja tribulan berikutnya. Sedangkan tujuan khusus antara lain

untuk membahas masalah dan hambatan dan untuk merumuskan

mekanisme /rencana kerja lintas sektoral yang baru untuk tribulan

yang akan datang.


5. Alur Pelayanan Puskesmas
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi sistem manajemen pelayanan Puskesmas

di Puskesmas Sudiang Raya dapat disimpulkan bahwa:

1. Puskesmas Susiang Raya merupakan salah satu puskesmas yang berada di

Kota Makassar dengan wilayah kerja yang cukup luas.

2. Manajemen sarana dan prasarana Puskesmas Sudiang Raya cukup

memadai, sehingga seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Sudiang Raya dapat mengakses tempat pelayanan kesehatan dengan

mudah. Sumber Daya Manusia (SDM) Puskesmas Sudiang raya juga

sudah memenuhi kriteria secara kuantitas, namun masih perlu dibenahi

dari segi proporsional job description dan bidang ilmu sesuai dengan tugas

dan tanggung jawabnya. Sistem manajemen pelayanan Puskesmas

Sudiang Raya pada umumnya sudah cukup baik dengan mengacu pada

Plan of Action (POA).

3. Manajemen upaya Kesehatan wajib di Puskesmas Sudiang raya sudah

cukup baik dengan memberikan pelayanan yang baik dan santun kepada

para pasien dengan system alur pelayanan yang jelas

4. Manajemen upaya Kesehatan pengembangan sudah sesuai dengan standar

pelayanan puskesmas dengan program yang baik. Namun tidak dapat


dipungkiri bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam

pelaksanaannya yang perlu diperbaiki terutama konsistensi pelaksanaan

pekayanan dan pengumpulan serta kelengkapan pelaporan dari setiap

program yang dijalankan.

B. Saran

1. Perlu adanya perombakan struktur jabatan dan pemegang program yang

disesuaikan dengan latar belakang ilmu dan keahlian masing-masing

tenaga Kesehatan

2. Perlu adanya peningkatan dan pengembangan pelayanan masyarakat

melalui inovasi yang baru

Anda mungkin juga menyukai