Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat diperlukan oleh masyarakat dalam kehidupan. Memiliki
hidup yang sehat merupakan suatu kebutuhan seseorang dapat menjalani dan melakukan aktivitasnya
dengan lancar. Selain upaya kesehatan dari diri sendiri dibutuhkan juga upaya yang menunjang pelayan
kesehatan antara lain yakni puskesmas, posyandu, apotek, balai pengobatan, dan tembat-tempat lainnya
yang menyediakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesejahteran masyarakat terutama dalam bidang
kesehatan.

Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (UU Kesehatan Nomor 23
tahun 1992). Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai program/kegiatan telah dan akan
dilaksanakan/dikembangkan baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat.

Salah satu bidang kesehatan atau pelayanan kesehatan yaitu puskesmas. Dimana puskesmas sangat
berfungsi selaku untuk penjaminan kesehatan masyarakat. Pelayanan teknis sendiri berkaitan dengan
kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan terutama untuk menunjang upaya pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat. Pelaksanaan teknis dilakukan dengan sangat teliti supaya
hasil yang didapatkan dapat benar-benar bermanfaat untuk masyarakat.

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyuluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI,1991). Menurut
Kepmenkes RI No.128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas merupakan Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.

Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan
kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public
goods). Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk
usaha pembangunan kesehatan.

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan
secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha
kesehatan pokok. Jenis pelayan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan puskesmas, namun terdapat

1
upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan
pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan puskesmas.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatau pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak
diharapkan tenaga kerja dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman serta mencapai ketahanan
fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Promosi kesehatan merupakan bagian dari program pemerintah yang ada di bawah koordinasi
Kementerian Kesehatan khususnya Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Terdapat
petugas promosi kesehatan yang ditempatkan di setiap puskesmas sebagai lembaga pelayanan kesehatan
yang berinteraksi langsung dengan tingkatan masyarakat.

Promosi kesehatan merupakan cara seseorang menawarkan / menjual produk yang berhubungan dengan
kesehatan, atau sama saja seperti pendidikan kesehatan / penyuluhan pada masyarakat yang sering
dilakukan para tenaga kesehatan terdahulu apabila ada program yang harus disebar luaskan. Hal tersebut
tidak sepenuhnya salah bila dikaikan dengan arti promosi dan kesehatan itu sendiri, namun sebenarnya ada
beberapa hal yang menjadi kesepakatan bersama dan poin yang patut kita pahami agar tidak salah kaprah
dalam pelaksanaanya.

Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat merupakan sarana kesehatan yang
sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu peranan puskemas hendaknya
tidak lagi menjadi sarana pelayanan pengobatan dan rehabiliatif saja tetapi juga lebih ditingkatkan pada
upaya promotif dan preventif. Oleh karena itu promosi kesehatan (promkes) menjadi salah satu upaya wajib
di puskesmas. Promosi kesehatan di puskesmas merupakan upaya puskesmas dalam memberdayakan
pengunjung dan masyarakat baik didalam maupun di luar puskesmas agar berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) untuk mengenali masalah kesehatan, mencegah dan menanggulanginya. Dengan promosi
kesehatan juga menjadikan lingkungan puskesmas lebih aman, nyaman, bersih dan sehat dalam mendukung
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Promosi kesehatan dipuskesmas merupakan tanggung jawab bersama antara petugas, pengunjung
maupun masyarakat. Petugas puskesmas diharapkan menjadi teladan perilaku sehat dimasyarakat dan
melahirkan gerakan pemberdayaan masyarakat. Sedang para pengunjung puskesmas yaitu para pasien dan
keluarganya dapat menerapkan perilaku sehat juga aktif menjadi penggerak atau kader kesehatan
dimasyarakat. Upaya dimaksud juga menjadi tangung jawab pemerintah kabupaten/kota beserta jajaran
sektor terkait untuk memfasilitasi puskesmas agar dapat melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas.
(Susilo, 2014)

Dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan mahasiswa dapat belajar langsung serta dapat memahami
program promosi kesehatan di puskesmas. Sehingga mahasiswa dapat menerapkan kecakapan dan

2
kompetensi yang didapat dalam perkuliahan. Pelaksanaan praktek kerja lapangan ini juga sangat bermanfaat
bagi mahasiswa karena mereka dapat langsung memahami kinerja yang dilakukan di dunia kerja.

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum mahasiswa mempuyai kemamuan untuk melakukan promosi
kesehatan.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktikum dilahan, mahasiswa mampu :
a. Memahami perilaku kesehatan.
b. Memahami metode dan media promosi kesehatan.
c. Melakukan pengkajian kebutuhan promosi kesehatan.
d. Melakukan perancangan kegiatan promosi kesehatan.

C. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan

1. Waktu
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dimulai tanggal 11 November 2019 dan berakhir pada tanggal
22 November 2019. PKL dimulai pada hari senin sampai kamis pukul 07.15 sampai 14.15 WIB,
kemudian pada hari jumat pukul 07.15 sampai 11.00 WIB, hari sabtu pukul 07.15 sampai 13.00
WIB.

2. Tempat
Pelaksanaan PKL bertempat di Puskesmas Kebonarum, Klaten. Dengan alamat Jl. Nila Pluneng,
Dawe, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57486.

D. Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1. Manfaat Umum
Program PKL diharapkan dapat bermafaat bagi pihak-pihak yang terlibat, seperti mahasiswa,
program Diploma III Analis Farmasi Makanan dan Minuman, dan Puskesmas Kebonarum.

2. Manfaat Khusus
a. Mahasiswa dapat memahami perilaku hidup sehat sesuai program promosi kesehatan yang di
lakukan oleh puskesmas.
b. Mahasiswa dapat menerapkan metode dan media promosi kesehatan.
c. Mahasiswa dapat mengkaji promosi kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat.
d. Mahasiswa melakukan promosi kesehatan sesuai dengan pembelajaran di kampus.

3
BAB II

TINJAUAN UMUM

A. Puskesmas Kebonarum

4
Puskesmas Kebonarum berdiri sejak tahun 1979, dan kini telah berusia 39 tahun. Lokasi bangunan
gedung Puskesmas Kebonarum berada di tengah pusat Kota Kecamatan, tipe Puskesmas adalah
Puskesmas Perkotaan dengan produk “Jasa Pelayanan Kesehatan Dasar “ sebagai Puskesmas Rawat Jalan.
Dan lebih dikenal dengan nama “Puskesmas Kebonarum” dengan Luas wilayah : 966.5582Ha, dan jumlah
penduduk : 21.488 jiwa, (10.477/L dan 11.011/P).

Pada tahun 1990 dengan terbentuknya Kota Administrasi Kecamatan Kebonarum dipecah menjadi dua
yaitu Kecamatan Kebonarum dan Klaten Selatan, dengan demikian Puskesmaspun di bagi menjadi dua.
Dengan pembagian wilayah Kecamatan Kebonarum 7 desa Kecamatan Klaten Selatan 12 Desa.

Puskesmas Kebonarum dalam program perluasan jangkauan pelayanan kesehatan pada masyarakat,
maka pada tahun 1991 di wilayah kerja Puskesmas dibangun sebuah Puskesmas Pembantu di Desa
Ngrundul, lokasi gedung berada di sebelah belakang Balai Desa, dan telah berjalan selama 27 tahun. Dan
tahun ini (2018) telah dibangun gedung Puskesmas dari Rumah Dinas Kepala Puskesmas di rubah untuk
gedung IGD dan Pelayanan.

Berikut Visi, Misi, Tujuan, Nilai Dasar Dan Motto Puskesmas Kebonarum :

1) VISI

“ Terwujudnya puskesmas dengan pelayanan bermutu dan profesional menuju masyarakat


kebonarum yang sehat dan mandiri ”

2) MISI

a. Memberikan pelayanan sesuai kompetensi dan standar puskesmas.


b. Meningkatkan SDM yang profesional
c. Meningkatkan pengetahuan dan peran serta masyarakat dibidang kesehatan.
d. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat

5
e. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai sesuai standar.

3) TUJUAN

Menurunkan angka kesakitan dan kematian dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan secara berkelanjutan yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan serta memanfaatkan
sumber daya secara efektif dan efisien menuju kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.

4) FUNGSI

a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.


b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka kemampuan untuk hidup
sehat.
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di wilayah kerjanya.

5) TATA NILAI

Tata Nilai Puskesmas Kebonarum

“ARUM”

A : Aman; dalam melaksanakan tugas selalu berpedoman pada SOP serta perundang-undangan yang
berlaku dan bekerja secara profesional sehingga memberikan rasa aman bagi pelanggan maupun
bagi petugas sendiri

R : Ramah; memberikan pelayanan dengan sopan dan menerapkan prinsip 3 S (Senyum, salam,
sapa)

U : Unggul; memberikan pelayanan prima kepada pelanggan

M : Memuaskan; memberikan pelayanan yang memberikan kepuasan pada pelanggan

B. Struktur Organisasi

1. Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi dan mengendalikan


Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada masyarakat dalam
wilayah kerjanya.

6
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Urusan Tata Usaha mempunyai tugas pokok melaksanaìkan pengelolaan urusan Kepegawaian,
Keuangan, Perlengkapan, Surat menyurat, Humas dan Urusan-urusan umum, perencanaan serta
pelaporan. Mengkoordinir kegiatan admen dan membantu Kepala Puskesmas.

3. Penanggung Jawab UKM

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan yang dijadikan unggulan di Puskesmas Kebonarum


adalah Pelayanan kesehatan reproduksi remaja. Sedangkan pelayanan upaya kesehatan masyarakat
pengembangan yang lain dijadikan sebagai kegiatan, misalnya : usaha kesehatan sekolah, pelayanan
kesehatan lansia dan prolanis.

4. Penanggung Jawab UKP Kefarmasian dan Laboratorium

Upaya kesehatan perorangan tingkat pertama baik pelayanan rawat jalan dan pelayanan gawat
darurat. Pelayanan upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan di Puskesmas Kebonarum meliputi:

a. Pelayanan Umum
b. Pelayanan Gigi dan Mulut
c. Pelayanan KIA KB
d. Pelayanan Imunisasi
e. Pelayanan Gizi/ Laktasi
f. Pelayanan Tindakan Sederhana
g. Pelayanan Kefarmasian
h. Pelayanan Laboratorium
i. Pelayanan Fisioterapi
j. Pelayanan Sanitasi
5. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

a. Puskesmas Pembantu
b. Bidan Desa/ PKD (7 DESA)
c. Puskesmas Keliling
d. Jejaring Fasilitas Kesehatan

7
Daftar Pegawai Puskesmas Kbonarum

No. Nama Jabatan


1 Mutmainah, S. SiT. M. Kes Kepala Puskesmas
2 Dr. Dessy Kurniasari Dokter Umum (Induk)
3 Rochmi Setyowati, Am.Keb Bidan Koordinator.
4 Daryanto, S.Sos Ka Sub. Bag. TU, Pj Admen
5 drg.Isti Ken Utami Dokter Gigi,Pj Ketua Tim Mutu
6 Saptaningsih, SKM Sanitarian
7 Sri Sulistiyawati,Am.K Perawat Induk / Pj. UKS / Pj. Jurim
8 Agus Sri Raharjo, Am.K Perawat Induk / Pj. Perkesmas
9 Nuning Widiyaningrum, Am.AK Analis Kesehatan
10 Risfajani, S.ST Bidan Desa
11 Sri Handayani, Am.Keb Bidan Desa, Anggota Tim UKM
12 Sri Hastuti, Am.Keb Bidan Desa, Anggota Tim UKM
13 Mulyadi, S.Sos Staf TU, Amin Simaksi, Sekretaris
Akreditasi
14 Anggraini Linda P, Am.Keb Bidan Desa
15 Sulasmi, Amd.Keb Bidan Desa
16 Puji Rahayu,AMKG Perawat Gigi, Bendahara JKN
17 A.Krisna Beti Admin Simpus / Pendaftaran
18 Siswantiningsih Pendaftaran dan RM
19 Nanik Budilestari,Am.Fis Fisioterapi, Bendahara BLUD
20 Suratman,Am.GZ Pelaksana Gizi, Bendahara Barang
21 M.A. Endang H, Am.Keb Bidan Desa
22 Semi Ota Priyani,Am.Keb Bidan Desa
23 Kristina Widiyawati, AmKL Pj. PROMKES / Bend. BLUD
24 Merry Irawati, Amd.Fam Pj. Farmasi
25 Sih Murni, AmK Perawat Pustu, Pj. P2P
26 Vitri Ratna Sari,SE Administrasi / Pj Sekretaris Admen
27 Ari Kuncoro Pembersih
28 Mulyadi Penjaga
29 Muklinatus Sa’adah, Am.K Pj. P. Care

C. Tim Mutu

1. Kepala Puskesmas

8
Kepala Puskesmas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasi dan mengendalikan
Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada masyarakat dalam
wilayah kerjanya. Berikut uraian kegiatan yang dilakukan :

a. Melaksanakan tugas fungsi management


b. Mengkoordinir kegiatan UKP dan UKM
c. Mengkoordinir kegiatan pembinaan dan peranserta masyarakat internal dan external
d. Menerima konsultasi semua kegiatan Puskesmas
e. Mengevaluasi kinera Puskemas secara continue

2. Tim Keselamatan Pasien

Berikut tugas dan tanggung jawab Tim Mutu Klinis dan keselamatan pasien

a. Membantu Kepala Puskesmas dalam hal menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan mutu
klinis dankeselamatan pasien.
b. Memberikan pengarahan dan pelaksanaan tentang sasaran Keselamatan pasien di Puskesmas
c. Mengembangkan program peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas
d. Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program peningkatan mutu klinis dan keselamatan
pasien di Puskesmas.
e. Menjalankan peran dan melakukan : motivator, edukator, konsultasi, monitoring dan evaluasi
implementasi programmutu klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas.
f. Melakukan pencatatan, pelaporan dan analisa masalah terkait dengan kejadian tidak diharapkan
(KTD), kejadian nyaris cedera (KNC) dan kejadian potensial cidera (KPC).
g. Secara berkala membuat laporan kegiatan

3. Tim PPI

Pedoman PPI di Fasilitas Pelayanan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di
fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga melindungi sumber daya manusia kesehatan, pasien dan
masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Sasaran Pedoman PPI di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan disusun untuk digunakan oleh seluruh pelaku pelayanan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang meliputi tingkat pertama, kedua, dan ketiga.

Organisasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) disusun agar dapat mencapai visi,misi dan
tujuan dari penyelenggaraan PPI. PPI dibentuk berdasarkan kaidah organisasi yang miskin struktur dan
kaya fungsi dan dapat menyelenggarakan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara efektif dan
efisien. Efektif dimaksud agar sumber daya yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan dapat
dimanfaatkan secara optimal.

9
4. Tim Mutu

Berikut kebijakan mutu yang dilakukan :

a. Menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada pelanggan


b. Memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
c. Melakukan Peningkatan kualitas yg berkesinambungan
Adapun tugas dari penanggung jawab mutu atau ketua pelaksanaan mutu antara lain :
a. Menjamin sistem dilaksanakan secara efektif pada semua fungsi.
b. Menjamin sistem manajemen mutu diperbaiki terus menerus.
c. Melaporkan hasil/ kinerja sistem manajemen mutu kepada Kepala Puskesmas
d. Mengupayakan peningkatkan kesadaran/ pemahaman karyawan dalam sistem manajemen mutu
e. Mengkoordinasikan kegiatan internal audit

5. Tim Audit Internal

Berikut adalah tugas dari Tim Audit Internal :

a. Menyusun program Audit


b. Mengkoordinasi rapat Audit (Ruang lingkup, metode, teknik, kriteria dan aturan )
c. Mempersiapkan data / dokumen pendukung dan pertanyaan untuk audit.
d. Melaksanakan audit sesuai dengan rencana.
e. Melakukan audit sesuai ruang lingkup audit yang ditetapkan.
f. Mencatat bukti-bukti ketidaksesuaian terhadap Sistem Manajemen Mutu.
g. Menginformasikan kepada auditee terkait tentang ketidaksesuaian dan keadaan yang tidak
memuaskan selama pelaksanaan audit mutu internal.
h. Membuat laporan pelaksanaan audit.

D. Program Kegiatan Promosi Kesehatan Di Puskesmas Kebonarum Bulan November 2019

1. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) adalah suatu program pemerintah yang
menyelenggarakan imunisasi ulangan pada siswa SD pada suatu wilayah kerja pada bulan tertentu
yang ditentukan oleh pemerintah setempat. Tujuan diadakannya BIAS ini tentunya untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat yang nantinya akan menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas.Setelah mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada saat bayi, seorang anak
membutuhkan imunisasi lanjutan pada saat usia sekolah dasar.

10
Pemberian imunisasi diberikan dalam kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yaitu
imunisasi Campak dilaksanakan pada bulan Agustus sedangkan imunisasi vaksin DT (Difteri
Tetanus) kelas 1 SD dan TD (Tetanus Difteri) pada bulan November kelas 2 – 3 SD. Dalam
perkembangannya, terjadi perubahan jadwal dan jenis imunisasi dalam program BIAS dari tahun ke
tahun.

2. Forum Kesehatan Desa (FKD)

Pengertian dari Forum Kesehatan Desa (FKD) adalah sebuah forum yang menampung
aspirasi masyarakat terhadap penemuan masalah kesehatan dan cara mengatasi masalah tersebut.
Dengan adanya Forum Kesehatan Desa (FKD) ini bisa meningkatkan kesehatan warga
masyarakat. Forum Kesehatan Desa (FKD) merupakan bentuk upaya untuk menjadi Desa Siaga.
(Durotun,dkk. 2018)

Pemberdayaan Forum Kesehatan Desa (FKD) secara empiris dapat berkontribusi untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya dalam mempromosikan program
kesehatan melalui pengembangan desa siaga. FKD menjadi wahana efektif dalam melakukan
upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan.

3. Posyandu Lansia

Pemerintah Indonesia pada tahun 2010, khusus melayani serta menangani berbagai keluhan
masyarakat mengenai kesehatan pada lanjut usia. Program tersebut ditunjukan agar para lansia
yang rentan terkena penyakit dapat hidup sehat, mandiri serta berdaya guna agar tidak menjadi
beban bagi keluarga maupun masyarakat sekitar. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 43 tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lanjut
Usia. Kesejahteraan sosial adalah bagian tak terpisahkan dari cita-cita kemerdekaan dan muara
dari agenda pembangunan ekonomi. Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lansia dilakukan melalui
serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terkoordinasi, antara pemerintah dan masyarakat
untuk memberdayakan lanjut usia agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Posyandu lansia menurut UU No. 13 tahun 1998 merupakan wadah pelayanan kepada lansia
di masyarakat yang menitikberatkan pelayanan kesehatan, psikologis, rohani, pemenuhan gizi
agar lansia dapat memenuhi kebutuhannya dan kesejahteraan sosial yang memadai. Kegiatan
posyandu lansia diadakan setiap satu bulan satu kali. Kegiatan yang di lakukan posyandu lansia
meliputi :

a. Pelayanan kesehatan agar lansia dapat mengetahui kondisi tubuhnya dan melakukan
pencegahan apabila sudah terdapat gejala suatu penyakit. Kegiatan pelayanan kesehatan

11
seperti contohnya pengukuran tinggi dan berat badan, cek tensi darah, dll. yang dilakukan
oleh dokter dari puskesmas.
b. Pelayanan psikologis merupakan pelayan yang bertujuan untuk membuat psikologis lansia
selalu bahagia dan senang sehingga selalu percaya diri, dan tidak merasa takut, stress, dan
depresi agar tidak mudah sakit.
c. Pelayanan rohani adalah pemberian bimbingan rohani yang lakukan dengan sistem tutor
sebaya.
d. Pelayanan pemenuhan gizi yaitu dengan pemeberian makanan dan minuman tambahan
kepada lansia.
Pelayanan yang dilakukan oleh posyandu lansia dilakukan agar para lansia merasa
mendapat penghargaan oleh orang-orang di sekitarnya dan dapat menerapkan prinsip
kemandirian (Self-reliance) agar terbebas dari sifat ketergantungan.

4. Jumantik

Pola hidup sehat tentunya dipengaruhi oleh pola keseharian dari anak tersebut. Pola
keseharian yang bersih tentu akan menyebabkan kehidupan anak tersebut juga semakin sehat
(Suharjana, 2012). Salah satu usaha dalam menjaga pola hidup sehat tersebut adalah dengan cara
pencegahan penyakit demam berdarah. Penyuluhan dan pelatihan JUMANTIK cilik ini juga
tidak luput dari pematerian pencegahan demam berdarah secara sederhana, yaitu dengan 3M
bahkan diberi tambahan (plus). Menutup, menguras, mengubur, ditambah tindakan Penyuluhan
JUMANTIK (Ichsan Luqmana Indra Putra) | 13 2019 Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil
Pengabdian kepada Masyarakat - ISSN: 2580-2569; e-ISSN: 2656-0542 pencegahan seperti
menggunakan obat anti nyamuk, menanam pohon atau memelihara binatang yang dapat
mengusir nyamuk, dan mengatur pencahayaan dalam rumah.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingya dalam menjaga kebersihan tempat


penampungan air menjadi salah satu faktor utama penyebab meningkatnya kejadian Demam
Berdarah Dengue (DBD) dewasa ini. Selain itu, semakin berkurangnya ruang terbuka hijau yang
diakibatkan karena beralih fungsinya lahan menjadi bangunan perumahan juga menjadi faktor
yang menyebabkan meningkatnya kasus DBD. Kedua faktor tersebut menjadi kendala dalam
upaya mengurangi angka kejadian penyakit DBD di Indonesia.( Ichsan,dkk. 2019)

12
BAB III

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

Hasil kegiatan promosi kesehatan selama melakukan praktek kerja lapangan yang dilakakukan di
Puskesmas Kebonarum mulai tanggal 11 November 2019 dan berakhir pada tanggal 22 November 2019
antara lain :

1. BIAS ( Bulan Imunisasi Anak Sekolah )

Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan republik indonesia Nomor


1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi. Bulan imunisasi anak
sekolah yang selanjutnya disebut BIAS adalah bentuk operasional dari imunisasi lanjutan pada anak
sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap tahunnya dengan sasaran semua anak kelas 1,2
dan 3 di seluruh Indonesia.

Kegiatan BIAS dilaksanakan selama satu minggu penuh dari hari senin,11 November 2019
sampai dengan hari sabtu, 16 November 2019. Pemberian imunisasi diberikan dalam kegiatan Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yaitu imunisasi vaksin DT (Difteri Tetanus) kelas 1 SD dan TD
(Tetanus Difteri) pada bulan November kelas 2 – 3 SD. Beberapa Sekolah Dasar di Kecamatan
Kebonarum menjadi sasaran dari kegiatan ini. Sekolah Dasar yang dituju antara lain yaitu :

a. MI M Progsus dan Reguler Basin


b. SD N Menden
c. SD N Malangjiwan
d. SD N 1 Karangduren
e. SD N 2 Karangduren
f. SD N Basin
g. SD N 1 Gondang
h. SD N 2 Gondang
i. SD N 1 Ngrundul
j. SD N 2 Ngrundul
k. SD N 1 Pluneng
l. SD N 2 Pluneng
Dalam kegiatan BIAS mahasiswa membantu para bidan desa untuk kelancara kegiatan tersebut.
Mengingat acara dilaksanakan selama satu minggu penuh dan merupakan acara wajib di puskesmas,
guna melaksanakan peraturan kesehatan yaitu penguntikan iminisasi anak sekolah yaitu imunisasi
vaksin DT ( Difteri Tetanus ) untuk kelas 1 SD dan TD ( Tetanus Difteri ) untuk kelas 2 dan 3 SD.

13
2. FKD ( Forum Kesehatan Desa )

Pengertian dari Forum Kesehatan Desa (FKD) adalah sebuah forum yang menampung aspirasi
masyarakat terhadap penemuan masalah kesehatan dan cara mengatasi masalah tersebut. Dengan
adanya Forum Kesehatan Desa (FKD) ini bisa meningkatkan kesehatan warga masyarakat. Forum
Kesehatan Desa (FKD) merupakan bentuk upaya untuk menjadi Desa Siaga. (Durotun,dkk. 2018)

Kegiatan Forum Kesehatan Desa dilaksanakan selama dua minggu penuh dimulai pada hari
senin 11 November 2019 sampai dengan hari sabtu jumat 22 November 2019. Adapun kegiatan FKD
ini bertujuan untuk membantu meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya dalam
mempromosikan program kesehatan melalui pengembangan desa siaga. Kegiatan FKD dilakukan di
desa – desa di Kecamatan Kebonarum, Klaten. Berikut desa – desa yang diadakan penyuluhan oleh
mahasiswa berkaitan dengan materi pintar memilah jajanan sehat dan bahan berbahaya dalam
kosmetik, antara lain :

a. Desa Gondang
b. Desa Ngrundul
c. Desa Karangduren
d. Desa Basin
Pada kegiatan FKD mahasiswa diberikan waktu untuk melakukan penyuluhan pada warga
berkaitan dengan materi pintar memilah jajanan sehat dan bahan berbahaya dalam kosmetik. Respon
dari audiens baik sekali dan sangat menerima materi yang diberikan. Sangat aktif dengan
mengajukan beberapa pertanyaan.

3. Posyandu Lansia

Posyandu lansia menurut UU No. 13 tahun 1998 merupakan wadah pelayanan kepada lansia di
masyarakat yang menitikberatkan pelayanan kesehatan, psikologis, rohani, pemenuhan gizi agar
lansia dapat memenuhi kebutuhannya dan kesejahteraan sosial yang memadai

Kegiatan Posyandu Lansia dilaksanakan selama dua minggu penuh. Kegiatan ini berlangsung
setiap satu bulan sekali di setiap Desa. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri
para lansia untuk menjadi lansia yang mandiri sesuai dengan tujuan pemerintah. Berikut beberapa
desa yang acara posyandu lansia diikuti oleh mahasiswa guna untuk melakukan penyuluhan
berkaitan dengan bahan berbahaya dalam jamu. Berikut desa – desa yang diadakan penyuluhan oleh
mahasiswa, antara lain :

a. Desa Ngrundul
b. Desa Karangduren

14
c. Desa Menden
Pada kegiatan posyandu lansia mahasiswa diberikan wktu untuk melakukan penyuluhan
berkaitan dengan bahan berbahaya dalam jamu. Mengingat biasanya banyak lansia yang
mengonsumsi jamu. Audien juga sangat aktif dengan memberikan berbagai peranyaaan yang
berkaitan dengan materi yang diberikan.

BAB IV

15
PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) untuk memenuhi praktikum mata kuliah K3 dan
Promkes yang dilaksanakan di Puskesmas Kebonarum, Kecamatan Kebonarum,Klaten pada tanggal 11
November sampai 22 November 2019, mahasiswa banyak mendapatkan pelajaran dan pengalaman yang
sangat membantu untuk menambah wawasan agar dapat menjadi Analis Farmasi dan Makanan yang
baik serta dapat mengikuti perkembangan teknologi.

Berdasarkan kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa :

1. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas Kebonarum dapat mencapai tujuan praktik mata
kuliah K3 dan Promkes di luar kampus.
2. Kegiatan yang dilakukan di Puskesmas Kebonarum sangat membantu mahasiswa Analisis Farmasi
dan Makanan dalam meningkatkan kemampuan melakukan Promosi Kesehatan di lingkungan
masyarakat.
3. Meningkatkan kemampuan dan keberanian public speaking mahasiswa dalam melakukan promosi
kesehatan di masyarakat.
4. Puskesmas Kebonarum sangat membantu peningkatan kesehatan masyarakat terutama di lingkungan
Kecamatan Kebonarum.
B. Saran

Penulis memberikan saran untuk puskesmas Kebonarum antara lain yaitu harapan untuk :

1. Tetap mempertahankan kualitas pelayanan serta tetap selalu berusaha untuk memperbaiki tata kekola
sesuai dengan perkembangan terutama bidang kesehatan.
2. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan perkembangan dunia kesehatan dan meningkakan
kesehatan masyarakat dengan kegiatan yang dilakukan di luar puskesmas.
3. Tetap membuka kesempatan untuk mahasiswa PKL mendapatkan ilmu berkaitan dengan dunia kerja
sesuai bidang yang mereka tekuni.

Penulis memberikan saran untuk pihak Jurusan Anafarma Poltekkes Kemenkes Surakarta antara lain
yaitu:

1. Untuk lebih mempersiapkan segala kegiatan terutama PKL untuk memenuhi praktikum mata kuliah
K3 dan Promkes
2. Untuk menyediakan buku panduan praktikum yang bisa dijadikan pedoman bagi institusi dan
mahasiswa ketika melakukan PKL diluar kampus.

16
3. Tetap melaksanakan kegiatan praktek di lahan untuk mahasiswa agar dapat meningkatkan potensi
dalam mata kuliah yang dipraktekkan.

DAFTAR PUSTAKA

17
Anonim. 2018. Profil Puskesmas Kebonarum Terbaru Tahun 2018. Puskesmas Kebonarum. Klaten.

Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya. 2008. Formalin. Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia. Jakarta.
Durotun,dkk. 2018. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ichsan,dkk.2019. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian kepada Masyarakat. Semarang.

Kemenkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Kemenkes RI.
Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2016. Rencana Aksi Nasional
Pengendalian Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Merkuri Tahun 2016-2020. Kementrian Kesehatan
RI. Jakarta.
Rejeki. 2016. Keselamatan Kerja. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Susilowati. 2016. Promosi Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Suharjana. (2012), Kebiasaan berperilaku hidup sehat dan nilai-nilai pendidikan karakter, Jurnal Pendidikan
Karakter,
II(2): 189-201.
.

18

Anda mungkin juga menyukai