Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam sistem organisasi kesehatan diberbagai negara, puskesmas merupakan


local health unit yang perannya sebagai pelaksana dalam pelayanan kesehatan secara
langsung kepada masyarakat. Sebagai unit pelaksana terdepan dari lembaga kesehatan di
suatu negara kehadirannya ditengah masyarakat tidak hanya berlaku sebagai pusat
pelayanan bagi kesehatan masyarakat, namun lebih daripada itu juga dapat merupakan
sebagai pusat komunikasi masyarakat atau komuniti senter. Tugas kedua ini justru lebih
dirasakan dinegara-negara yang sedang berkembang. Karena pada negara-negara yang
sedang berkembang yang latar belakang masyarakat pada umumnya masih tergolong
rendah, maka kehadiran puskesmas disuatu daerah digunakan pula bagi usaha-usaha
pembaharuan. Tidak saja dibidang kesehatan melainkan juga kenyataan bagi usaha
modernisasi kehidupan masyarakat desa sekitarnya.
Didalam tata pandangan masyarakat secara sosiologis menyatakan bahwa aspek
kesehatan bagi masyarakat traditional, masih merupakan sesuatu hal yang relatif
kehadirannya sudah diterima lama di tengah-tengah masyarakat untuk berbagai jenis
kesehatan. Kebutuhan kesehatan sebagai kebutuhan fisik minimum sejak lama diakui oleh
masyarakat traditional sebagaimana yang pernah kita rasakan terhadap peranan ibu bidan
atau pak mantri. Oleh karena itu kami membuat makalah tentang puskesmas untuk lebih
memahami tentang konsep tentang puskesmas.
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan menurut di wilayah kerja.
Pelayanan puskesmas diharapkan dapat memberikan bantuan, bimbingan, penyuluhan,
pengawasan dan perlindungan kepada individu, keluarga, kelompok khusus serta
masyarakat. Bantuan diberikan untuk memecahkan masalah yang dilakukan diakibatkan
karena faktor ketidaktahuan, ketidakmampuan ataupun karena faktor ketidakmampuan
dengan menggunakan metode proses keperawatan.

1
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengaplikasiakan konsep dasar-dasar masyarakat sebagai
penunjang Praktek Keperawatan Kesehatan Masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal sesuai dengan kemampuan dan sumber daya
yang dimiliki.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Definisi Puskesmas
b. Mengetahui Visi dan Misi Pusekesmas
c. Mengetahui peran puskesmas
d. Mengetahui fungsi puskesmas
e. Mengetahui struktur organisai puskesmas
f. Menegtahui tata kerja puskesmas
g. Menegetahui penyelenggaraan dan pelayanan kesehatan oleh puskesmas
( program wajib dan pengembangan)
h. Mengetahui azas penyelenggaraan puskesmas
i. Mengetahui dan mengidentifikasi factor-faktor penyebab terjadinya masalah-
masalah dilingkup puskesmas.
j. Mengidentifikasi solusi dan penyelesaian masalah

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi, Visi&Misi, Strategi Puskesmas


1. Definisi

2
a. Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang
mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu
(Muninjaya:1999).
b. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja (DEPKES RI:2006).
2. Visi & Misi
a. Visi

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah


tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.Kecamatan
Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
b. Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah:
Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembngunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak
negative terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan
prilaku masyarakat.
Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya.Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin
berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan, menuju kemandirian untuk hidup sehat.

3
Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.Puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan
pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana,
sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.Puskesmas akan selalu berupaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal
di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan penerapan
kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan sesuai. Upaya pemeliharaan dan
peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek
lingkungan dari yang bersangkutan.
3. Strategi Puskesmas
Adapun strategi puskesmas yaitu:
a. Mengembangkan dan menetapkan pendekatan kewilayahan dan mantap di
tingkat kecamatan, agar pembangunan berwawasan kesehatan selalu
diterpkan dalam pembangunan di segala bidang.
b. Mengembangkan dan menerapkan azas kemitraan serta pemberdayaan
masyarakat dan keluarga.
c. Meningkatkan profesionalisme petugas agar dapat mewujudkan pelayanan
yang efektif, efisien dan berkualitas.
d. Mengembangkan kemandiarian puskesmas sesuia dengan kewenangan yang
di berikan oleh dinas kesehatan kabupaten.

B. Fungsi Puskesmas dan program Puskesmas


1. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :

4
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu
berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas
sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh ,
terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas adalah :
Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan
yang bersifat pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan penegahan penyakit.
Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang
bersifat public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan:
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
o Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri
o Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
o Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan
o Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat

5
o Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanankan program puskesmas.
2. Program Puskesmas
a. Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Esensial
o Perkesmas
o Pemberantasan penyakit menular
o KIA/KB
o Surveylans
o Kesehatan jiwa
o Usila
Program Pengembangan
o Kesehatan lingkungan
o Perbaikan Gizi
o Promkes
o Pelayanan pembinaan pengobatan tradisional
o Program imunisasi
o UKS
o Pelayanan kesehatan olahraga
o Kesehatan indra
o Kesehatan kerja
o Kesehatan gigi dan mulut
b. Upaya Kesehatan Perorangan

Mencakup upaya promosi kesehatan

Pengobatan rawat jalan

Home care

Pelayanan gawat darurat

Pengobatan rawat inap

Pelayanan 1 hari

C. Kedudukan, organisasi dan tata kerja Puskesmas


1. Kedudukan Puskesmas

6
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan SKN
(sistem kesehatan nasional), system kesehatan kabupaten/kota dan system
pemerintah daerah:
a. System kesehatan nasional
System kesehatan nasional adalah sebagai sarana pelayanan
kesehatan strata pertama yang bertangguangjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
b. System kesehatan kabupaten/kota
Kedudukan puskesmas dalam system kesehatan kabupaten/kota
adalah sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggaarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
c. Sistem pemerintah daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah
sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit struktural Pemerintah Daerah/Kota bidang kesehatan di
tingkat kecamatan.
d. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan starata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik
dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai
sarana pelayanan kesehatan strata ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja
puskesmas terdapat pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan
bersumberdaya masyarakat seperti posyandu, polindes, POD (pos obat
desa) dan Pos UKK (upaya kesehatan kerja). Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumber daya
masyarakat adalah Pembina.
2. Organisasi Puskesmas
a. Unsur pimpinan
Kepala puskesmas
b. Unsur tata usaha:
Data informasi
7
Perencanaan dan penilaian
Keuangan
Kepegawaian
c. Unsur pelaksana teknis fungsional puskesmas:
Upaya kesehatan masyarakat
Upaya kesehatan perorangan
d. Jaringan pelayanan puskesmas
Unit puskesmas pembantu
Puskesmas keliling
Bidan desa/komunitas
3. Tata Kerja Puskesmas
a. Dengan kantor kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang deselenggarakan di
tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencekup perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian.
Dalam hal pelaksanaan fungsi penggalian sumberdaya masyarakat oleh
puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan
fasilitas.
b. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dengan demikian secara teknis dan administratif,
puskesmas bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab membina
serta memberikan bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.
c. Dengan jaringan pelayanan kesehatan strata pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
oleh lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama
termasuk penyelanggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan teknis,
pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
d. Dengan jaringan pelayanan kesehatan rujukan

8
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan,
jalinan kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan perorangan seperti Rumah sakit (Kabupaten/Kota),
dan berbagai balai kesehatan masyarakat seperti BP4 (balai pengobatan
penyakit paru paru), BKMM (balai pengobatan mata masyarakat), BKKM
(balai kesehtan kerja masyarakat), BKOM (balai kesehatan olahraga
masyarakat), BKJM (balai kesehatan jiwa masyarakat), BKIM (balai
kesehatan indra masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan
masyarakat, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai sarana
pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, BTKL (balai teknik kesehatan lingkungan), BLK (balai
laboratorium kesehatan) serta berbagai balai kesehatan masyarakat.
Kerjasama tersebut diselenggarak`n melalui penerapan konsep rujukan yang
menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
e. Dengan lintas sector
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang optimal,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat
dikoordinasikan dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat
kecamatan. Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor
terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh
sektor lain di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor
lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap kesehatan.
f. Dengan masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari
masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif
tersebut diwujudkan melalui pembentukan konsil kesehatan kecamatan,
yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti: tokoh masyarakat,
tokoh agama, LSM, organisasi masyarakat, serta dunia usaha. Konsil

9
kesehatan tersebut berperan sebagai mitra puskesmas dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
D. Sistem rujukan Puskesmas
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik
secara vertikal dalam arti satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horisontal dalam arti antar sarana
pelayanan kesehatan yang sama.Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni:
1. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik horisontal maupun vertikal). Sebaliknya pasien
paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, dirujuk ke
puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
a. Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik (biasanya
operasi) dan lain-lain.

b. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang


lebih lengkap.

c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih


kompeten untuk melakukan bimbingan kepada tenaga puskesmas dan ataupun
menyelenggarakan pelayanan medik di puskesmas.

E. Manajemen Puskesmas

Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara


sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang efaktif dan
efisien.rangkaian kegiatan sistematik yang di laksanakan oleh puskesmas
membentuk fungsi-fungsi menejemen.puskesmas yakni perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian tersebut.harus di laksanakan secara terkait dan
berkesinambungan:

10
1. Perencanaan

Pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus di


lakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan terdiri dari:

a. Rencana usulan kegiatan (upaya kesehatan wajib dan pengembangan)

b. Rencana pelaksana kegiatan (upaya kesehatan wajib dan pengembangan)

2. Pelaksanaan dan pengendalian

P2 mencakup hal kendali mutu dan kendali biaya dalam puskesmas, terdiri dari:

a. Pengorganisasian, penentuan penanggung jawab dan pelaksana.

b. Penyelenggaraan meliputi azas penyelenggraaan puskesmas standar


pedoman pelayanan. Menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya.
Melakukan monitoring atau memantauan, berupa kinerja, masalah dan
hambatan menggunakan data serta simpus( system imformasi manajemen
puskesmas).

F. Sistem Informasi Puskesmas

System informasi puskesmas adalah proses pengolahan data kesehatan


menjadi imformasi yang nantinya akan di gunakan untuk penyusunan program dan
kegiatan.

Adapun tujuan pengembangan sistem informasi kesehatan (SIK) untuk


memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui sistem informasi yang
terintegrasi di semua unit pelayanan puskesmas sehingga dapat meningkatkan
kecepatan proses pada pelayanan, mempermudah akses data, pelaporan dan akurasi
data sehingga menjadi lebih baik.

Manfaat pengembangan system imformasi puskesmas yaitu dapat


meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui penerapan system
informasi kesehatan puskesmas yang teringrasi dari semua unit pelayanan.

11
Demikian pula dapat menyajiakn imformasi secara cepat, tepat dan dapat di
percaya sehingga imformasi yang di sajikan puskesmas dapat di pakai untuk
pengambilan keputusan di berbagai tingkat system kesehatan dan berbagai jenis
menajemen kesehatan baik untuk manajemen pasien unit dan system kesehatan
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan dinas kesehatan kepada masyarakat.

G. Indikator keberhasilan Puskesmas

Penilaian kinerja puskesmas dan pencapaian SPM adalah ,erupakam


indicator keberhasilan puskesmas dala menjalankan fungsinya sebagaia
penyelenggara pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

Penilaian kinerja puskesmas arut selatan merupakan instrumen mawas diri


karena di lakukan secara mandiri oleh puskesmas yang kemudian akan di
vertifikasi oleh dinas kesehatan.

Dengan melakukan penilaian kinerja secara mandiri diharapkan puskesmas


dapat mengetahui tingkat pencapaian cakupan pelayanan di bandingkan dengan
target yang harus di capai, dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah,
mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah
kerjanya berdasarkan kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas(output dan out
come), dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk di laksanakam
segera pada tahun yang akan dating berdasarkan prioritasnya dan di harapkan
dukungan dari dinas kesehatan terhadap kebutuhan sumber daya puskesmas dan
urgensi pembinaan puskesmas.

Indikator keberhasilah puskesmas dapat dilihat dalam fasilitas fisik puskesmas.

1. Fasilitas gedung
Permanen dalam kondisi baik.
a. Ruang kepala puskesmas : 1 ruangan
b. Ruang periksa : 2 ruangan
c. Ruang pendaftaran : 1 ruangan
d. Ruang tunggu : 2 ruangan
e. Ruang pengobatan gigi : 1 ruangan
f. Ruangan apotik : 1 ruangan

12
g. Ruang KIA/Kb : 1 ruangan
h. Ruang laboratorium : 1 ruangan
i. Ruang imunisasi : 1 ruangan
j. Ruang kesling dan promkes : 1 ruangan
k. Kamar mandi : 3 ruangan
l. Ruang TU : 1 ruangan
m. Ruang P2m : 1 ruangan
n. Ruang gudang obat : 1 ruangan
o. Ruang UGD : 1 ruangan
p. Ruang persalinan : 1 rumah
2. Fasilitas obat-obatan
a. Obat BPJS
b. Obat umum
3. Fasilitas administrasi
a. Kartu berobat pasien
b. Buku catatan/CM
c. Lemari/rak kartu
d. Meja dan kursi
e. Stempel
f. Computer
g. Formulir laporan kegiatan
4. Fasilitas imunisasi
a. Lemari pendinginan
b. Alat-alat imunisasi
c. Vaksin seperti BCG, POLIO,CAMPAK,TT, hepatitis,DPT.

H. Sistem pembiayaan Puskesmas

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya


kesehatan masyarakat yang menjadi tanggungjawab puskesmas, perlu ditunjang
dengan tersedianya pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber
pembiayaan puskesmas, yakni:

1. Pemerintah

Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari


pemerintah terutama adalah pemerintah kabupaten/kota. Di samping itu
puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah provinsi dan
pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan atas dua
macam, yakni:

a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,


pengadaan peralatan serta pengadaan obat.

13
b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung
dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya operasional.

Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota untuk diajukan dalam Daftar Usulan Kegiatan ke pemerintah
kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas bersana DPRD kabupaten/kota.
Puskesmas diberikan kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran
tersebut melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam dokumen


keuangan diturunkan secara bertahap ke puskesmas melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Untuk beberapa mata anggaran tertentu, misalnya pengadaan
obat dan pembangunan gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola
langsung olen Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau oleh pemerintah
kabupaten/kota.

Penanggungjawab penggunaan anggaran yang diterima puskesmas


adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi keuangan dilakukan oleh
pemegang keuangan puskesmas yakni seorang staf yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana
sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan
berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Pendapatan puskesmas

Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan kewajiban


membiayai upaya kesehatan perorangan yang dimanfaatkannya, yang besarnya
ditentukan oleh pemerintah daerah masing-masing (retribusi). Pada saat ini ada
beberapa kebijakan yang terkait dengan pemanfaatan dana yang diperoleh dari
penyelengaraan upaya kesehatan perorangan ini, yakni:

a. Seluruhnya disetor ke Kas Daerah

14
Untuk ini secara berkala puskesmas menyetor langsung seluruh
dana retribusi yang diterima ke kas daerah melalui Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.

b. Sebagian dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas.

Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan


sebagian dari dana yang diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan
perorangan, yang lazimnya berkisar antara 25 50% dari total dana
retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk
membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut
secara berkala dipertanggungjawabkan oleh puskesmas ke pemerintah
daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

c. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas

Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas


menggunakan seluruh dana yang diperolehnya dari penyelenggaraan upaya
kesehatan perorangan untuk membiayai kegiatan operasional puskesmas.
Dahulu puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan dana seperti ini
disebut puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar
puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah menjadi puskesmas
swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak mungkin sepenuhnya
menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni
untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi
tanggungjawab pemerintah.

3. Sumber lain

Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa sumber lain
seperti:

15
a. BPJS yang peruntukkannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada
para peserta BPJS. Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

b. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan


kesehatan yang diberikan kepada peserta Jamsostek. Dana tersebut juga dibagikan
kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. JPSBK/PKPSBBM : Untuk membantu masyarakat miskin, pemerintah


mengeluarkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini mengacu
pada pedoman yang telah ditetapkan.

Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku, akan terjadi


perubahan pada sistem pembiayaan puskesmas. Sesuai dengan konsep yang telah
disusun, direncanakan pada masa yang akan datang pemerintah hanya
bertanggungjawab untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat, sedangkan untuk
upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui sistem Jaminan Kesehatan Nasional,
kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh pemerintah dalam
bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini, apabila puskesmas tetap
diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka
puskesmas akan menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan
Penyelenggara Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk itu puskesmas harus dapat
mengelola dana kapitasi tersebut sebaik-baiknya, sehingga di satu pihak dapat
memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan di pihak lain tetap
memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila pusesmas hanya
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka
puskesmas hanya akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah

BAB III

HASIL KEGIATAN

16
Mengembangkan Hasil Kegiatan Secara Sistematis

A. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS PONRE

Puskesmas Ponre merupakan salah satu dari tiga Puskesmas yang berada di
Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba dengan jarak 7 km dari pusat Kota
Bulukumba, luas wilayah kerja Puskesmas Ponre adalah 4,784 km 2 yang terbagi dalam 2
wilayah pemerintahan yaitu 3 kelurahan dari 4 desa. Wilayah kerjanya mencakup daerah
pesisir pantai, dataran rendah, dan perbukitan.

Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Ponre adalah:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Polewali Dan Desa Bukit Tinggi

2. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Flores

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng

4. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Dampang, Desa Bontomacinna, Dan Desa
Bontomasila.

Jumlah sarana Kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ponre


adalah 1 buah Puskesmas, 2 buah Pustu, 3 buah Poskesdes, Puskeslu 1 buah, 30
buah Posyandu.

Menurut data yang di himpun di kantor PT BKKBD kecamatan


Gantarang jumlah penduduk wilayah puskesmas ponre tahun 2015 Menurut
jenis kelamin dan Desa.

N KELURAHAN/DESA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH


O

1 Matekko 1.765 1.809 3.574

2 Jalanjang 2.135 2.236 4.371

3 Mariorennu 2.015 2.013 4.028

4 Paenre lompoe 2.800 2.850 5.650

17
5 Bialo 1.447 1.637 3.084

6 Barombong 833 902 1.735

7 Bt.sunggu 1.764 1.800 3.564

JUMLAH 12.759 13.247 26.006

B. VISI DAN MISI PUSKESMAS PONRE

1. VISI

Terwujudnya Puskesmas Ponre Sebagai Pusat Pelayanan kesehatan Yang Bermutu


Menuju masyarakat sehat secara mandiri dapat ditempuh melalui misi.

2. MISI
a. Menigkatkan administrasi dan manajemen puskesmas serta profesionalisme
tenaga kesehatan
b. peningkatan peran serta masyarakat dengan kemitraan lintas program dan
lintas sector
c. .memasyarakatkan wawasan hidup sehat dalam berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS)

d. memberikan pelayanan kesehatan dasar yang prima dengan dukungan diagnose


yang akurat dan fasilitas penunjang yang memadai.

C. FUNGSI PUSKESMAS PONRE

a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan daalam


rangka menolong dirinya sendiri.

b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan


menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

c. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan tekhnis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan
tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

18
d. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

e. Bekerjasama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan


program puskesmas.

D. ALUR PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS PONRE

PASIEN PUSKESMAS MASUK RUANGAN

PELAYANAN PENDAFTARAN
KARTU CM

POLIKLINIK POLIKLINIK KIA/KB


GIGI

IMUNISASI LABORATORIUM

19

APOTIK
PULANG
Klinik & konsultasi

1.klinik gizi

2. Klinik tb paru dan

klinik kusta

3. Klinik jiwa

4. Klinik kb

E. UPAYA KESEHATAN DI PUSKESMAS PONRE


1. Upaya Kesehatan Masyarakat
a.Program Esensial
Perkesmas
Pemberantasan penyakit menular
KIA/KB
Surveylans
Kesehatan jiwa
Usila
b.Program Pengembangan
Kesehatan lingkungan
Perbaikan Gizi
Promkes
Pelayanan pembinaan pengobatan tradisional
Program imunisasi
UKS
Pelayanan kesehatan olahraga
Kesehatan indra
Kesehatan kerja
Kesehatan gigi dan mulut
2.Upaya Kesehatan Perorangan
a. Mencakup upaya promosi kesehatan
b. Pengobatan rawat jalan
c. Home care
d. Pelayanan gawat darurat

20
Masalah:

Terdapat 2 program yang tidak dijalankan di Puskesmas Ponre yaitu


pengobatan rawat inap dan perawatan 1 hari karena fasilitas yang tidak
memadai.

Solusi:

o Penambahan ruangan untuk pengobatan rawat inap dan perawatan 1


hari.

o Penambahan fasilitas untuk mendukung keberhasilan program.

F.JUMLAH TENAGA DI PUSKESMAS PONRE

NO JENIS TENAGA JUMLAH


1 Kapus/KTU 2
2 Perawat/gigi 35
3 Dokter umum/gigi 2
4 Bidan 37
5 Apoteker/asisten apoteker 2
6 Kesmas 9
7 Sanitarian 6
8 Analis kesehatan 2
9 Sopir 1
JUMLAH 96

G. SISTEM PEMBIAYAAN PUSKESMAS PONRE


a. Jaminan kesehatan daerah (JAMKESDA)
b. Dana alokasi umum (DAU)
c. Jaminan kesehatan nasional (JKN)
d. Bantuan operasional kesehatan (BOK)
H. KEGIATAN POKOK PROGRAM PUSKESMAS PONRE
1. Upaya Kesehtan Masyarakat
a.Program Esensial
1) Kegiatan Perkesmas
Home care
Puskesmas keliling
Pembinaan olahraga pada keluarga rawan dan beresiko
Pendataan keluarga rawan
Penyuluhan keluarga rawan
Deteksi / penemuan kasus resiko tinggi
Pembinaan pada kelompok khusus/panti(pesantren)

21
Kunjungan rumah pada pasien DBD

2) Kegiatan P2M dan P2P


Malaria
o Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit malaria
o Penyelidikan epidimiologi
o Surveylans pada migrasi malaria
o Screening pada penduduk yang datang dari daerah endemis
malaria
o Follow Up pada penderita malaria
o Pecahkan kasus kontak
DBD
o Pemantauan jentik aedes aegypti sekaligus Abatesasi
o Penyuluhan tentang DBD
o Pelacakan kasus DBD
o Kunjungan rumah dalam rangka tindak lanjut perawatan kasus
DBD
o Pembentukan kader gumantik
Diare
o Care seeking diare
o Penyuluhan tentang diare
Thypoid
o Care seeking thypoid
o Penyuluhan tentang thypoid
Kecacingan
o Penyuluhan tentang pasien cacingan
o Pemberian obat massal (cacing)
TB Paru
o Menyusun rencana kegiatan pencengahan dan pemberantasan
penyakit TB Paru
o Penyuluhan kesehatan yang terkait dengan penyakit TB Paru.
o Melakukan pengambilan sampel dahak suspek TB Paru.
o Penemuan secaran dini yang penderita TB Paru.
o Pengobatan penderita TB Paru sesuai dengan criteria.
o Pengawasan menelan obat.
o Pelacakan penderita TB Paru yang mangkir dari pengobatan.
o Kordinasi dengan petugas laboratorium terhadap
penderita/tersangka TB Paru untuk mencari BTA (+)
o Melaksanakan tugas-tugas administrasi pelayanan pasien TB Paru
TB 01,TB 02,TB 03,TB 06.
o Melakukan pencacatan dan pelaporan rutin
Kusta
o Menyusun rencana kegiatan P2 Kusta
o Penyuluhan kesehatan yang terkait dengan penyakit kusta

22
o Penemuan penderita kusta dengan pemeriksaan kontak,
pemeriksaan anak sekolah dan survey masyarakat.
o Pengobatan penderita kusta sesuai dengan criteria dan prosedur
yang berlaku.
o Pengawasan menelan obat
o Pelacakan penderita kusta yang mangkir dari pengobatan
o Penanganan penderita kusta yang sedang reaksi.
o Kunjungan rumah dan pemantauan pasien.
o Mencatat diregister penderita kusta.
o Melakukan pencacatan dan pelaporan.
3)Kegiatan surveylans
Surveylans kasus penyakit potensial KLB
Pembinaan kader CBS (Community Base Surveylans)
Pencatatan / pelaporan dan anaalisa data
Pelacakan kasus lumpuh non polio
Penyuluhan penyakit potensial KLB
Surveylans PD3I
Mapping masalah
4) Kegiatan KIA/KB
Pelayanan KB
Kunjungan Balita
Kunjungan bayi
Kunjungan ibu nifas
Pemeriksaan ANC/ pemeriksaan ibu hamil
Menolong persalinan
Ril emergency
Kelas ibu hamil
KB
5) Kegiatan usila
Pendataan usila
Pembinaan usila
Home care usila

2. Program Pengembangan

a. Kegiatan KESLING
Pengawasan dan Penyuluhan
o Sanitasi Dasar
Jamban
Sarana air Bersih
Perumahan
Persampahan
SPAL
o Inspeksi
Tempat-tempat umum (TTU)
Tempat pengolaan makanan (TPM)

23
b. Kegiatan Gizi
Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu dilakukan setiap jadwal
posyandu
Distribusi Vit-A pada balita setiap bulan februari dan agustus
Pemantauan garam beriodiu pada anak sekolah setiap bulan februari
dan agustus
Pengumpulan data ASI esklusif pada bayi 0-6 bulan, setiap bulan
februari dan agustus
Penyuluhan gizi di posyandu
Konseling ASI dan MP ASI
Pelacakan kasus gizi buruk 1x dalam 6 bulan
Pemantauan status gizi/PSG 1x dalam setahun
Pemberian makanan tambahan pemulihan pada balita gizi buruk dan
gizi kurang
Pemberian makanan tambahan penyuluhan di posyandu
Distribusi MP ASI biscuit pada balita gizi kurng dan pada ibu hamil
KEK(kurang energy kronik)
Melaksanakan klinik gizi di puskesmas
Pemantauan keluarga sadar gizi.
c. Kegiatan Promkes
Pemantauan PHBS tatanan rumah tangga,institusi pendidikan,tempat
ibadah,tempat-tempat umum(pasar),tempat kerja,institusi kesehatan.
Desa siaga aktif
Usaha kesehatan berbasis masyarakat(UKBM)seperti posyandu,pos
UKK,poskesdes,poskestren,posbindu.
Penyuluhan
d. Kegiatan Kesehatan jiwa
Pemantauan pengobatan anti psikotik dan pemberian terapi psikososial
Pembinaan keluarga dalam pengobatan dan perawatan penderita
psikotik.
e. Kegiatan kesehatan indra
Pemeriksaan mata disekolah
Pemeriksaan telinga di posyandu
Pemeriksaan telinga di sekolah
Pemeriksaan mata di posyandu lansia
f. Kegiatan kesehatan kerja
Melakukan pendataaan
Sosialisasi tingkat puskesmas
Sosialisasi lintas sector
Pembentukan kader
Pengawasan pembinaan
Pemeriksaan kesehatan kerja
g. Kegiatan UKS
Penyuluhan di sekolah

24
Pembinaan/pembentukan dokter kecil dan KKR(Kader Kesehatan
Remaja)
Penjaringan kesehatan
h. Kegiatan pelayanan kesehatan olahraga
i. Kegiatan kesehatan gigi dan mulut
j. Kegiatan pelayanan pembinaan pengobatan tradisional

B. Upaya Kesehatan Perorangan


1. Mencakup upaya promosi kesehatan
2. Pengobatan gawat darurat
3. Home care
4. Pelayanan gawat darurat

JUMLAH PASIEN YANG DATANG DI POLIKLINIK UMUM PADA


TANGGAL 09 Mei s/d 20 Mei 2016

NO. JUMLAH PASIEN JUMLAH KET


1. BPJS 247 Orang
2. UMUM 92 Orang
3. BALITA 26 Orang

JUMLAH PASIEN YANG DATANG DI POLI KIA/KB PADA TANGGAL 09


Mei s/d 20 mei 2016

NO JUMLAH PELAYANAN JUMLAH


.
1. ANC 34 Orang
2. KB 20 Orang

BAB IV

PEMBAHASAN

25
TINJAUAN TERHADAP MASALAH BERDASARKAN FAKTA DAN
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH BAGI KESENJANGAN
YANG DITEMUKAN
1. Perkesmas
Masalah :
a. Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berobat ke puskesmas terutama
yang tinggal di desa terpencil
b. Masih kurangnya kerjasama lintas program.

Solusi :

a. Meningkatkan kerjasama dengan kader kesehatan serta petugas kesehatan lain


dalam memberikan semacam penyuluhan tentang pentingnya kesehatan.
b. Meningkatkan kerjasama lintas program terutama dalam kunjungan rumah.
2. Kesehatan jiwa
Masalah:
a. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan pasien gangguan jiwa.
b. Kurangnya dukungan lintas sector dalam pengobatan dan perawatan pasien
gangguan jiwa

Solusi:

a. Peningkatan frekuensi penyuluhan pada keluarga tentang perawatan jiwa.


b. Meningkatkan dukungan lintas sector dalam pengobatan dan perawatan pasien
gangguan jiwa.
3. Kegiatan P2M
a) Malaria
Masalah :
a. Kurangnya kesadaran masyarakat yang datang dari endemis malaria untuk
memeriksakan kesehatannya.
b. Masih kurangnya rujukan dokter untuk pemeriksaan DDR/RDT pada pasien
demam dan menggigil.
c. Masih adanya masyarakat yang tidak melapor pada pemerintah setempat
jika datang dari daerah endemis malaria.

Solusi :

a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga


kebersihan lingkungan
b. Diharapkan kebijakan kepeda dokter untuk memberikan rujukan ke
laboratorium apabila pasien mengalami gejala demam dan menggigil untuk
pemeriksaan DDR/RDT.
c. Menjelaskan kepada masyarakat apabila datang dari suatu daerah

26
endemis malaria di harapkan melapor kepada pemerintah setempat

b.) DBD

Masalah :

a. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit DBD.


b. Kesadaran masyarakat kurang tentang kebersihan

Solusi :
a. Berikan HE tentang penyakit DBD
b. Berikan HE kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan.
c.) Diare
Masalah :
a. Pengetahuan masyarakat masih rendah.
b. Kunjungan rumah masih kurang.
Solusi :
a. Berikan penyuluhan kepada masyarakat tentang Diare
b. Membuat jadwal kunjungan yang tetap
d.) Thypoid
Masalah :
a. Kurangnya pengetahuan masyaarakat tentang penyakit thypoid
b. Masalah kebersihan masih kurang.

Solusi :
a. Memberikan penyuluhan tentang penyakit demam thypoid
b. Memberikan penyuluhan kebersihan baik di dalam maupun di luar rumah.
e.) Kecacingan
Masalah :
a. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cacingan.
b. Kurangnya pengetahuan orang tua pentingnya kesehatan anak.
Solusi :
a. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit cacingan
b. Memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang pentingnya kesehatan
anak
f.) TB Paru
Masalah:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala penyakit TBC.
b. Perawat menemukan masyrakat pada saat sudah terkena penyakit tersebut.
Solusi:
a. Perawat harus meningkatkan HE.
b. Memberikan HE kepada masyarakat tentang pengobatan penyakit TBC dan
menganjurkan kepada pasien untuk bejkunjung ke puskesmas.
g.) Kusta
Masalah:
a. Kesadaran masyarakat akan kesehatan masih rendah.

27
b. Stereotype yang melekat pada pasien yang terkena Kusta.
c. Sarana transfortasi tidak tersedia
Solusi:
a. Meningkatkan kerjasama dengan kader kesehatan serta petugas kesehatan
lain dalam memberikan semacam penyuluhan tentang pentingnya
kesehatan.
b. Kerjasama dengan lintas program dalam memberikan penyuluhan tentang
penyakit Kusta.
c. Mengupayakan pengadaan sarana transportasi demi memaksimalkan kerja
program.
4. Kegiatan Usila
Masalah:
a. Kurangnya kesadaran Usila untuk memeriksakan kesehatan posyandu
Usila.
Sulusi:
a. Memberikan penyuluhan kepada keluarga dan usila untuk pentingnya
pemeriksaan kesehatan secara dini.
5. Kegiatan surveylans
Masalah:
a. PHBS Masih kurang
b. Kurang pengetahuan masyarakat

Solusi:

a. Meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya PHBS


b. Sosialisasi kepada masyarakat tentang kesehatan perlu ditingkatkan untuk

menambah pengetahuan masyarakat tentang kesehatan


6. Kegiatan KIA/KB
Masalah:
a. Kelas ibu hamil
suami belum terlibat untuk mengikuti kelas ibu hamil
b. Persalinan
masih ada yang melahirkan dirumah

Solusi:

a. Anjurkan suami agar ikut terlibat dalam mengikuti kelas ibu hamil
b. Berikan penyuluhan tentang bahaya/dampak yang di akibatkan apabila
melahirkan di rumah.
7. Kegiatan KESLING
Masalah:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat

28
b. Masih Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan sarana kesehatan
lingkungan

Solusi:

a. Dianjurkn kepada perawat atau petugas program puskesmas ponre untuk


melakukan inspeksi secara rutin dan berikan HE tentang sanitasi tempat-tempat
umum yang memenuhi syarat

b. Berikan HE kepada masyarakat tentang pemanfaatan dan cara menjaga sarana


kesehatan lingkungan

8. Kegiatan Gizi

Masalah:
a. Partisipasi Masyarakat kurang
Factor-faktor yang mempengaruhi rendahnya partisipasi masyarakat untuk
berkunjung ke posyandu antara lain :

Jarak posyandu dengan rumah sasaran sangat berjauhan `

Ibu balita banyak yang bekerja sehingga tidak mempunyai waktu untuk
membawa anaknya keposyandu

Rendahnya pengetahuan ibu-ibu tentang kesehatan

Sebagian ibu-ibu apabila bayinya sudah memperoleh imunasisi yang


lengkap mereka sudah tidak membawa ke posyandu lagi

Solusi:

a. Koordinasi secara rutin dengan pengurus posyandu di tingkat dusun dalam hal
penggerakan masyarakat

b. Koordinasi dengan pengurus posyandu dan pokja desa untuk membuat kegiatan
tambahan yang menarik di posyandu.

c. Meningkatkan frekuensi penyuluhan tentang manfaat posyandu

d. Koordinasi dengan pemerintah desa untuk membangun posyandu

9. Kegiatan kesehatan indra


Masalah:

29
a. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mata dan
telinga
b. Kurangnya pengetahuan tentang prosedur pengobatan

Solusi :

a. Memberikan penyuluhan tentang pentingngnya kesehatan mata dan telinga.


b. Memberikan penyuluhan tentang bagaimana prosedur pengobatan

10. Kegiatan kesehatan kerja


Masalah:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya penggunaanAPD.

Solusi:

a. HE tentang pentingnya penggunaan APD

11. Kegiatan promkes


Masalah :
a. Kurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat tentang PHBS.
b. Kurangnya dukungan dan kerjasama lintas sektor

Solusi :

a. Meningkatakan frekuensi penyuluhan tentang PHBS


b. Meningkatkan dukungan dan kerjasama lintas sector
12. Kegiatan UKS
Masalah :
a. Kurangnya perilaku dan pengetahuan siswa tentang bagaimana berperilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS)
Solusi :
a. Berikan HE dan ajarkan siswa tentang cara berperilaku hidup bersih dan sehat

KEGIATAN YANG DILAKUKAN SAAT BERADA DI PUSKESMAS PONRE


KECAMATAN GANTARANG

A. Kegiatan Gizi
Kegiatan :
1. Melakukan penyuluhan gizi pada balita
Masalah:
2. Kuranganya partisipasi orang tua balita untuk mengikuti penyuluhan mengenai
gizi pada balita.
Solusi :

30
1. Koordinasi secara rutin dengan pengurus posyandu di tingkat dusun dalam hal
penggerakan masyarakat

B. Kegiatan Imunisasi
Kegiatan :
1. Pemberian imunisasi pada bayi dan balita
Masalah :
1. Kurangnya partisipasi orang tua untuk membawa anaknya ke posyandu.
2. kurangnya dukungan lintas sector dalam penggerakan sasaran
Solusi :
1. tingkatkan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi.
2. Tingkatkan kerjasama lintaas sector.
C. Kegiatan promkes
Kegiatan :
1. Pendataan Keluarga sehat
2. Mengukur tekanan darah pasien
Masalah:
1. Masih banyak keluarga yang tidak memenuhi kriteria keluarga sehat
Solusi :
1. Berikan HE kepada keluarga tentang cara menjaga sarana kesehatan lingkungan
keluarga
D. Kegiatan kesehatan kerja
Kegiatan:
1.Sosialisasi kesehatan kerja pada petani rumput laut di togambang
Masalah :
1. Tidak ada masalah

E. Kegiatan jiwa

Kegiatan :

a. Kunjungan rumah pada pasien jiwa

Masalah :

2. Masih banyak keluarga yang tidak mengetahui bagaimana merawat orang yang
mengalami gangguan jiwa

Solusi :
1. Berikan HE tentang bagaimana cara merawat orang yang mengalami gangguan jiwa

F. Kegiatan P2M (TB dan Kusta)


Kegiatan :

31
1. Penyuluhan tentang kusta pada masyarakat
Masalah :
1. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa itu penyakit kusta
Solusi :
1. Berikan HE tentang penyakit kusta

G. Kegiatan P2P

Kegiatan:

1. Melakukan penyuluhan dan pemberian abatesasi pada pasien DBD

Masalah:

1. Masih ada keluarga yang tidak mengetahui cara penularan penyakit DBD

Solusi:

1. Berikan HE tentang penyakit DBD

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan menurut di
wilayah kerja. Pelayanan puskesmas diharapkan dapat memberikan bantuan,

32
bimbingan, penyuluhan, pengawasan dan perlindungan kepada individu, keluarga,
kelompok khusus serta masyarakat. Bantuan diberikan untuk memecahkan masalah
yang dilakukan diakibatkan karena faktor ketidaktahuan, ketidakmampuan ataupun
karena faktor ketidakmampuan dengan menggunakan metode proses keperawatan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang
menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan),
promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pada masa
mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi
terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
B. Saran
Terus meningkatkan kinerja dan kerja sama sesama petugas agar target kegiatan
yang diinginkan oleh puskesmas Ponre dapat tercapai. Mengaktifkan para kader
kesehatan yang ada di Desa untuk terjun langsung ke masyarakat dan melihat keadaan
yang ada di sekitar masyarakat sehubungan dengan status kesehatan.
Melaksanakan segala rencana kegiatan dari masing-masing program dengan
baik. Membuat pelaporan dari rincian kegiatan dari masing-masing program yang telah
di laksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Profil puskesmas ponre pada tahun 2015


http://suharni416.blogspot.com/2014/11/sop-imunisasi.html
Refference, antara lain Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
www.sumbarsehat.com/2011/10/manajemen-puskesma.html.
(diaksespaadatanggal 8 mei 2016 )
DepkesRI.jakarta, 2002.pedoman kerjapuskesmasjilid III.

33
Depkes RI, 1996, Jakarta, Pedoman Pemantauan Penilaian Program Perawatan
Kesehatan Masyarakat.
Depkes RI, 1993, Jakarta, Petunjuk Pengelolaan Perawatan Kesehatan Masyarakat

34

Anda mungkin juga menyukai