Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIFITAS MEDIA VIDEO DAN LEAFLET

TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG


ANEMIA SISWI SMAN 2 NGAGLIK
SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Saharyah Saban
1610104328

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
EFEKTIFITAS MEDIA VIDEO DAN LEAFLET
TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG
ANEMIA SISWI SMAN 2
NGAGLIK SLEMAN
SLEMAN

Saharyah Saban
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Email: ssaharyah@gmail.com

Latar Belakang : Masalah kesehatan yang terjadi diberbagai negara dengan


prevalensi yang tinggi yaitu anemia. Masalah gizi utama di Indonesia bagi remaja
putri adalah anemia Prevalensi anemia yang terjadi di Kabupaten Sleman
berdasarkan yang mengalami anemia (21,59%) 15 orang yang mengalami anemia
dengan kelompok umur 15-24 tahun sebesar 18,8%. Remaja putri lebih sering
mengkonsumsi makanan yang dapat menghambat absorpsi zat besi, melakukan
program diet dalam membatasi jenis makan. Studi pendahuluan yang telah dilakukan
di SMA 2 Ngaglik kelas X dari 15 siswa putri yang dilakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin terdapat 9 siswi (60%) mengalami anemia. Tujuan : Untuk mengetahui
efektifitas media video dan leaflet terhadap pengetahuan tentang anemia siswi
SMAN 2 Ngaglik Sleman. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan Quasi
Experimental Design dengan Non Equivalent Control Group (pretest posttest contol
group design) dimana anggota sampel pada kelompok eksperimen dan control tidak
dilakukan random atau acak. Teknik sampel dengan qouta sampling sebanyak 42
responden. Hasil : Berdasarkan data uji statistik dengan uji independen t test
didapatkan hasil P-value = 0,000, dibandingkan dengan nilai koefisien alpha (α) =
0.05 maka P-value< α. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ha diterima sehingga
terdapat perbedaan efektivitas media video dan leaflet terhadap pengetahuan
anemia. Simpulan dan saran : Hasil penelitian menunjukan media video lebih efektif
dibandingkan media leaflet terhadap pengetahuan tentang anemia siswi SMAN 2
Ngaglik Sleman. Saran yaitu perlu upaya peningkatan pengetahuan dan pencegahan
anemia pada program UKS terhadap siswi di SMAN 1 Ngaglik Sleman bekerja sama
dengan institusi terkait, seperti Puskesmas untuk memberikan penyuluhan tentang
anemia dan pemberian tablet Fe pada remaja putri.

Kata Kunci: Video, Leaflet, dan Pengetahuan Anemia.

The highest prevalence of health problems happen in many countries is


anemia. The main nutrition problem for female teenagers is anemia. The anemia
prevalence in Sleman regency based on anemia incident shows that among 15
teenagers (21.59%), 18.8% are 15 – 24 years old. Female teenagers often consume
food which obstruct iron absorption and have a diet to limit food types. Previous
study in civil senior high school 2 of Ngaglik investigated 15 female teenagers and it
found that 9 of them (60%) experienced anemia. The study is to analyze the
effectiveness of video and leaflet media on the knowledge about anemia in female
students of civil senior high school 2 of Ngaglik Sleman. The study employed Quasi
Experimental Design with Non Equivalent Control Group (pretest posttest control
group design) in which samples in an experiment and control group were not
randomized. Quota sampling was used to draw 42 repsondents as the samples. Based
on the statistical test using independent T-test, it was found that P-value = 0,000. If it
is compared to alpha (α) coefficient value of 0.05, it means that P-value< α. It can be
concluded that Ha was accepted and there was a difference effectiveness of video
and leaflet media on the knowledge about anemia. The result of the study shows that
video media is more effective compared to leaflet media related to anemia
knowledge in female students of civil senior high school 2 of Ngaglik Sleman. The
effort to improve knowledge and anemia prevention in school health program in
female students of civil senior high school 2 of Ngaglik Sleman must be increased by
having cooperation with related institution such as primary health centre to give
counselling about anemia and Fe tablets administration for female students.

PENDAHULUAN mengalami anemia zat besi dan


Anemia merupakan masalah vitamin B12 (Yasemin, 2011).
kesehatan utama yang sering menimpa Menurut Riskesdas tahun 2013,
hampir sebagian anak-anak, remaja prevalensi anemia di Indonesia yaitu
maupun ibu hamil di negara mencapai 21,7% secara nasional.
berkembang, termasuk yaitu negara Berdasarkan kelompok umur
Indonesia. Arti dari anemia yaitu suatu didapatkan pada balita 12-59 bulan
keadaan jumlah sel darah merah lebih 28,1%, kemudian pada remaja usia 15-
rendah dibandingkan normal, yang 24 tahun sebesar 18,8%, lalu pada usia
digunakan untuk mengukur penurunan 25-34 tahun sebesar 16,9%, pada usia
kosentrasi hemoglobin (Hb), protein 35-44 tahun sebesar 18,3%, dan ibu
kaya zat besi dalam darah yang hamil 37,1%, anemia cenderung
membewa oksigen keseluruh sel, dan menurun pada usia anak sekolah,
hematokrit (Ht), kosentrasi komponen remaja sampai dewasa muda (34
darah yang padat (Barbara, 2013). tahun), namun akan meningkatkan
Menurut WHO yang cepat kembali pada usia yang semakin
terpangaruh mengalami anemia di bertambah. Selain itu berdasarkan
bandingkan dengan kelompok lainnya jenis kelamin anemia pada perempuan
adalah kelompok umur atau golongan lebih tinggi dibandingkan laki-laki
individu (Kemenkes, 2013). (Kemenkes, 2013).
Prevalensi anemia yang tinggi Prevalensi anemia yang terjadi
pada kalangan remaja putri berdampak di Propinsi DIY sebanyak 35%.
buruk terhadap masa depannya, Berdasarkan kelompok umur remaja
dikarenakan jika anemia tidak dapat 15-24 tahun yang mengalami anemia
tertangani dengan baik maka akan sebanyak 13 orang (17,56%) dari 74
berlanjut hingga dewasa dan saat peserta. Hal ini berbeda dengan angka
kehamilan pun berkontribusi terhadap anemia yang terjadi di Kabupaten
angka kematian ibu, lalu bayi lahir Sleman berdasarkan kelompok umur
prematur dan bayi dengan berat lahir remaja 15-24 tahun yang mengalami
rendah (Agus, 2009). anemia (21,59%) 15 orang dari 70
Prevalensi anemia remaja putri orang yang mengalami anemia.
di Negara Denizli Turkey prevalensi Kabupaten lain seperti Bantul,
anemia yang terjadi pada remaja yang Kulonprogo, dan Gunung Kidul masih
berusia 12-16 tahun diketahui bahwa dalam tahap pelaksanaan skrening
63 remaja (5,6%) mengalami anemia, anemia (Dinkes DIY, 2014).
37 remaja (59%) mengalami anemia Peran Bidan profesional menurut
zat besi dan 26 remaja (41%) PERMENKES RI NO.1464/MENKES
/PER/X/2010 salah satunya adalah bergerak dengan alur cerita yang
memberi pelayanan remaja menarik serta suara sehingga
diantaranya penyuluhan dan memberikan gambaran yang lebih
konseling, informasi kesehatan nyata.
reproduksi. Kegiatan ini ditujukan Media leaflet digunakan sebagai
untuk menambah pengetahuan dengan media pendidikan kesehatan
pendididkan kesehatan atau dikarenakan dalam media ini sasaran
penyuluhan termasuk penyuluhan dapat menyesuaikan dan belajar
tentang anemia remaja. Upaya ini mandiri, pengguna dapat melihat
dapat Bidan lakukan melalui program isinya disaat santai, informasi dapat
PIK-R (Pusat Informasi dan dibagi dengan keluarga dan teman,
Konsultasi Remaja) yang sudah ada di dapat memberikan informasi lebih
sekolah. detail mengenai informasi yang tidak
Salah satu upaya yang dapat dapat diberikan secara lisan dan
dilakukan agar siswi dapat memahami mengurangi kebutuhan mencatat
dan mengetahui tentang bahaya (Rokhmawati 2015). Hasil penelitian
anemia remaja adalah melakukan menunjukkan bahwa leaflet memiliki
kegiatan penyuluhan tentang anemia peran dalam peningkatan pengetahuan
remaja dengan menggunakan media remaja.
pembelajaran. Menurut Arsyad (2011) Berdasarkan studi pendahuluan
menyatakan bahwa media yang telah dilakukan pada bulan
pembelajaran adalah segala alat bantu Januari 2016 di SMA 2 Ngaglik
atau pelengkap yang dapat digunakan Kabupaten Sleman kelas X terdiri dari
untuk membantu memperlancar, 4 kelas, didapatkan hasil dari 15 siswa
memperjelas menyampaikan konsep, putri yang dilakukan pemeriksaan
ide, pengertian atau materi pelajaran kadar hemoglobin terdapat 9 siswi
dalam kegiatan belajar mengajar baik (60%) mengalami anemia (kadar
dilakukan di luar ataupun di dalam hemoglobin <12 gr/dL) dan 6 siswi
kelas. (40%) tidak mengalami anemia (kadar
Media yang dapat digunakan hemoglobin >12 gr/dL). Hasil
diantaranya adalah video dan leaflet. wawancara menunjukkan dari 15
Penelitian Gunawan (2016), siswa hampir semuanya tidak
menyatakan bahwa Pendidikan mengetahui dengan pasti pengertian
Kesehatan Gigi menggunakan media anemia, normalnya kadar hemoglobin,
video lebih efektif dalam penyebab anemia dan dampak yang
meningkatkan pengetahuan kesehatan akan ditimbulkan. Siswi putri
gigi dan mulut anak dibandingkan mengeluh sering merasa pusing,
menggunakan media flip chart. mudah lelah dan sulit untuk
Responden yang diberikan penyuluhan berkonsentrasi dalam pelajaran.
dengan video memiliki pengetahuan Menurut Martini (2015)
baik karena informasi yang pengetahuan remaja tentang anemia
disampaikan lebih mudah dipahami. menunjukan bahwa pengetahuan
Video merupakan media perantara seseorang dapat mempengaruhi
yang materi dan penyerapannya terjadinya anemia karena kurangnya
melalui pandangan dan pendengaran informasi dan pelajaran yang di dapat
sehingga membangun kondisi yang oleh siswa mengenai anemia. SMA 2
dapat membuat siswa mampu Ngaglik Sleman belum pernah
memperoleh pengetahuan dan dilakukan skrining anemia. Selain itu,
keterampilan. Materi dalam video SMA sudah mendapatkan informasi
dikemas berupa efek gambar yang dari Puskesmas Ngaglik mengenai
kesehatan reproduksi remaja, namun Equivalent Control Group (pretest
dalam penyuluhan tersebut belum posttest contol group design) dimana
memuat pengetahuan siswa putri anggota sampel pada kelompok
mengenai anemia remaja.
eksperimen dan control tidak
dilakukan random atau acak (Sugiono,
METODE PENELITIAN
2012).
Desain penelitian ini
menggunakan rancangan Quasi
Experimental Design dengan Non
HASIL DAN PEMBAHASAN dan Leaflet (Kelompok Kontrol)
1. Analisis Univariat Sebelum Diberikan Intervensi
a. Distribusi Frekuensi Media (Pretest)
Video (Kelompok Eksperimen)
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Media Video (Kelompok Eksperimen) dan
Leaflet (Kelompok Kontrol) Sebelum Diberikan Intervensi (Pretest)
Kelompok Mean SD Minimum Maksimum Selisih
Eksperimen 10,43 1,630 8 13 5
Kontrol 9,29 1,454 7 12 5
Sumber data primer : 2017
Berdasarkan hasil b. Distribusi Frekuensi Media
penelitian pada tabel 4.1 dapat Video (Kelompok Eksperimen)
dilihat rata-rata skor pretest pada dan Leaflet (Kelompok Kontrol)
kelompok eksperimen adalah Sesudah Diberikan Intervensi
sebesar 10,43 dan standar (Posttest)
deviasi sebesar 1,630 dengan Pada tabel berikut ini
responden yang mendapat skor < menjelaskan tentang distribusi
mean (tetap) sebesar 57,1% dan frekuensi media video
≥ mean (meningkat) sebesar (kelompok eksperimen) dan
42,9%, sedangkan pada leaflet (kelompok kontrol)
kelompok kontrol, rata-rata sesudah diberikan intervensi
skornya sebesar 9,29 dan SD (posttest) pada siswi SMAN 2
1,454 dengan responden yang Ngaglik Sleman tahun 2017
memiliki skor < mean (tetap) adalah sebagai berikut:
57,1% dan ≥ mean (meningkat)
42,9%.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Media Video (Kelompok Eksperimen) dan
Leaflet (Kelompok Kontrol) Sesudah Diberikan Intervensi (Posttest)
Kelompok Mean SD Minimum Maksimum Selisih
Eksperimen 18,57 1,248 16 21 5
Kontrol 15,76 1,446 14 18 4
Sumber sata primer : 2017 mean (tetap) sebesar 42,9% dan
Berdasarkan hasil ≥ mean (meningkat) sebesar
penelitian pada tabel 4.2 dapat 57,1%, sedangkan pada
dilihat rata-rata skor posttest kelompok kontrol, rata-rata
pada kelompok eksperimen skornya sebesar 15,76 dan SD
adalah sebesar 18,57 dan standar 1,446 dengan responden yang
deviasi sebesar 1,248 dengan memiliki skor < mean (tetap)
responden yang mendapat skor <
47,6% dan ≥ mean (meningkat) Sminorv. Dalam uji normalitas
52,4%. data ini akan menguji sebuah
2. Analisis Uji Normalitas Data hipotesis sampel yang berasal
1) Hasil Uji Normalitas dari populasi berdistribusi
Sebelum dilakukan analisa normal. Dalam uji normalitas
statistik, terlebih dahulu peneliti untuk mengetahui suatu data
akan melakukan uji asumsi atau diterima atau ditolak hipotesis
uji persyaratan analisa yaitu dengan membandingkan angka
dengan unji normalitas. signifikan yang diperoleh yaitu
Penggunaan uji normalitas akan 0.05. Kriterianya jika menerima
digunakan untuk mengetahui hipotesis apabila angka
suatu kenormalan atau tidaknya signifikan yang diperoleh lebih
distribusi data yang telah dari 0.05, namun apabila tidak
diperoleh selama penelitian. memenuhi kriteria tersebut maka
Pengujian normalitas hipotesis akan ditolak dan data
menggunakan uji Kolmogrov- akan berdistribusi tidak normal.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov Smirnov
Pada Kelompok Video
Uji Normalitas Pretest Posttest
Kolmogorov Sminorv Z 0.803 0,943
Asymp Sig (2-tailed) 0.540 0.336
Sumber : Data Primer 2017

Hasil uji normalitas data (Sig > 0.05), karena angka


yang didapatkan yaitu signifikan signifikan yang diperoleh
yang telah diperoleh dari semuanya lebih besar dari 0.05
pengetahuan sebelum dilakukan maka hipotesis yang menyatakan
penyuluhan (pretest) sebesar sampel berdasarkan dari
0.803 dan (post-test) sebesar populasi yang berdistribusi
0,943. Telah diketahui bahwa normal diterima, sehingga dapat
angka signifikan yang diperoleh disimpulkan bahwa data yang
dari masing-masing variabel telah didapatkan telah terpenuhi
semuanya lebih besar dari 0.05 kenormalan distribusinya.
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kolmogrov Sminorv
pada Kelompok Leaflet
Uji Normalitas Pretest Posttest
Kolmogorov Sminorv Z 0.648 0.811
Asymp Sig (2-tailed) 0.737 0.526
Sumber : Data Primer 2017
Hasil uji normalitas data signifikan yang diperoleh
yang didapatkan yaitu signifikan semuanya lebih besar dari 0.05
yang telah diperoleh dari maka hipotesis yang menyatakan
pengetahuan sebelum dilakukan sampel berdasarkan dari
penyuluhan (pretest) sebesar populasi yang berdistribusi
0.648 dan (post-test) sebesar normal diterima, sehingga dapat
0,811. Telah diketahui bahwa disimpulkan bahwa data yang
angka signifikan yang diperoleh telah didapatkan telah terpenuhi
dari masing-masing variabel kenormalan distribusinya.
semuanya lebih besar dari 0.05
(Sig > 0.05), karena angka
3. Analisis Bivariat anemia siswi SMAN 2 Ngaglik
Analisis bivariat yang Sleman.
digunakan terhadap dua variabel Analisis bivariat dalam
yang diduga berpengaruh. Hipotesis penelitian ini berfungsi
diuji menggunakan uji menganalisis perbedaan efektifitas
nonparametrik menggunakan media video dan leaflet terhadap
independen t test yang bertujuan pengetahuan tentang anemia siswi
untuk menguji beda rata-rata SMAN 2 Ngaglik Sleman.
sebelum dan sesudah penyuluhan Dibawah ini dapat dilihat rerata
tentang anemias dengan sebelum (pretest) dan sesudah
menggunakan media video dan (posttest) penyuluhan dilihat pada
leaflet terhadap pengetahuan tabel berikut :
Tabel 4.5 Hasil Uji Independen T Test Efektifitas Media Video Dan Leaflet
Terhadap Pengetahuan Tentang Anemia

Mean ± SD Mean ± SD P-value


Pengukuran
Kel eksperimen Kel kontrol t-test

Pretest 10,43±9,29 1,630±1,454


0.000
Posttest 18,57±15,76 1,284±1,446
Sumber : data primer 2017
Berdasarkan tabel 4.5 dapat value = 0.000, dibandingkan
dilihat bahwa rerata kelompok dengan nilai koefisien alpha (α) =
eksperimen pada post-test sebesar 0.05 maka P-value < α. Hal ini
18,57 lebih besar dari rerata post- dapat disimpulkan bahwa Ha
test kelompok kontrol yang hanya diterima dan Ho ditolak sehingga
sebesar 15,76. Tabel 4.5 terdapat perbedaan efektifitas
menunjukkan hasil pengujian media video dan leaflet terhadap
secara statistic didapatkan hasil P- pengetahuan tentang anemia.

KETERBATASAN PENELITIAN sudah dikondisikan untuk jarak posisi


Keterbatasan dalam penelitian tempat duduk responden dan telah
ini adalah timbulnya bias disebabkan dilakukan pengawasan oleh peneliti
karena adanya beberapa siswa yang dan asisten peneliti selama proses
saling bertanya dengan temannya pengisian kuesioner.
dalam mengisi kuesioner walaupun

KESIMPULAN eksperimen adalah sebesar 10,43


Berdasarkan pada hasil dan standar deviasi sebesar 1,630
penelitian dan pembahasan yang telah dengan nilai minimum 8 dan nilai
diuraikan pada bab sebelumnya, maka maksimum 13. Sedangkan pada
kesimpulan dalam penelitian ini kelompok kontrol, rata-rata skornya
adalah: sebesar 9,29 dan SD 1,454 dengan
1. Pengetahuan tentang anemia nilai minimum 7 dan nilai
sebelum diberikan intervensi maksimum 12.
dengan menggunakan media video 2. Pengetahuan tentang anemia
dan leaflet didapatkan rata-rata skor sesudah diberikan intervensi
pretest pada pada kelompok dengan menggunakan media video
dan leaflet.didapatkan rata-rata skor dapat disimpulkan bahwa Ha
pretest pada pada kelompok diterima sehingga terdapat
eksperimen adalah sebesar 18,57 perbedaan efektivitas media video
dan standar deviasi sebesar 1,248 dan leaflet terhadap pengetahuan
dengan nilai minimum 16 dan nilai anemia.Dilihat dari rerata kedua
maksimum 21 . Sedangkan pada kelompok didapatkan kelompok
kelompok kontrol, rata-rata skornya dengan rerata tinggi adalah pada
sebesar 15,76 dan SD 1,446 dengan kelompok eksperimen yaitu sebesar
nilai minimum 14 dan nilai 18,57 dengan standar deviasi
maksimum 18. 1,284, sedangkan rerata pada
3. Perbedaan efektifitas Media Video kelompok kontrol sesudah
Dan Leaflet Terhadap Pengetahuan diberikan penyuluhan sebesar 15,76
Tentang Anemia berdasarkan hasil dengan standar deviasi 1,446. Hal
uji independen t test didapatkan ini menunjukan bahwa media video
hasil P-value = 0,000, dibandingkan lebih efektif dari pada media leaflet
dengan nilai koefisien alpha (α) = pada penyuluhan tentang anemia.
0.05 maka P-value< α. Hal ini

SARAN
Berdasarkan pelaksanaan, hasil anemia dengan memakai media
serta pembahasa yang telah dilakukan, yang lebih menarik, khususnya
saran yang diberikan peneliti adalah: pada saat melakukan praktik
1. Bagi remaja siswa SMA Negeri 2 kebidanan komunitas melalui
Ngaglik program pengabdian masyarakat
Setelah diberikan penyuluhan yang berbasis komunitas dalam
tentang anemia diharapkan siswa lingkup Perilaku Hidup Bersih dan
dapat lebih mengetahui dan Sehat memberikan motivasi kepada
memahami tentang bahaya,anemia, remaja untuk memperhatikan
penyebab anemia, dan pencegahan kesehatan.
anemia. 4. Peneliti selanjutnya
2. Bagi kepala sekolah dan guru SMA Diharapkan penelitian ini dapat
Negeri 2 Ngaglik menjadi informasi, wawasan, dan
Perlu upaya peningkatan dijadikan sebagai salah satu acuan
pengetahuan dan pencegahan dalam penelitian mengenai
anemia pada program UKS efektivitas media video dan leaflet
terhadap siswi di SMAN 1 Ngaglik terhadap pengetahuan tentang
Sleman bekerja sama dengan anemia, serta dapat dikembangkan
institusi terkait, seperti Puskesmas dengan meneliti menggunakan
untuk memberikan penyuluhan media penyuluhan kesehatan lain
tentang anemia dan pemberian yang lebih efektif.
tablet Fe pada remaja putri.
3. Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Hendaknya mahasiswa dapat
melakukan penyuluhan tentang
DAFTAR PUSTAKA Diakses tanggal 15 Februari
Agus, S. 2009. Terapi Langsing dan 2017.
Sehat Dengan Terapi Diet. Martini. (2015). Faktor - Faktor Yang
Jakarta : Aromedia Pustaka. Berhubungan Dengan Kejadian
Arsyad, A. (2011). Media Anemia Pada Remaja Putri Di
Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Man 1 Metro. Jurnal Kesehatan
Metro Sai Wawai. Volume VIII
Press.
No.1. ejurnal.poltekkes-
Barbara, Hackley MS, CNM. (2013). tjk.ac.id/index.php/JKM/article/
Buku Ajar Bidan Pelayanan view/162/154. Diakses tanggal
Kesehatan Primer Volume 2. 10 Januari 2017.
Jakarta: EGC. Rokhmawati, Indah Asri. (2015). Efek
Dinas Kesehatan DIY. (2014). Data Penyuluhan Gizi Dengan
Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Media Leaflet Terhadap
Setiap Kelompok Umur. Tingkat Pengetahuan Tentang
Yogyakarta: Dinkes. Anemia Pada Remaja Putri Di
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Smp Kristen 1 Surakarta.
Riset Kesehatan Dasar Skripsi : Universitas
(RISKESDAS). Jakarta: Badan Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian dan Pengembangan Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
Kesehatan. Pendidikan (Pendekatan
Gunawan, P.N. (2016). Perbandingan Kuantitatif, Kualitatif dan
Efektivitas Pendidikan R&D). Penerbit CV. Alfabeta:
Kesehatan Gigi Menggunakan Bandung.
Media Video Dan Flip Chart Yasemin, I.B. (2011). Prevalence and
Terhadap Peningkatan Risk Factors Of Anemia
Pengetahuan Kesehatan Gigi Among Adolescents in Denizli
Dan Mulut Anak. Jurnal e- Turkey. Journal of pediatrics.
GiGi. Volume 4 Nomor 2. Volume 22 No.1 pp.77-81
http://ejournal.unsrat.ac.id/inde March 2012.
x.php/egigi/article/view/13490.

Anda mungkin juga menyukai