DISUSUN OLEH :
NAMA : JUMIATI, Am.Keb
NIM : 223001070114
KELAS : REGULER B 2.2
A. LATAR BELAKANG
Remaja merupakan tahap dimana seseorang mengalami sebuah masa transisi
menuju dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak
berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan remaja yang pesat
terkait dengan pemenuhan gizi atau konsumsi remaja dalam mengkonsumsi zat-zat
makanan salah satunya adalah konsumsi zat besi. Konsumsi yang zat besi yang kurang
dapat menimbulkan anemia pada remaja.
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal, kadar hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-
laki dan perempuan, untuk pria, anemia biasanya didefinisikan sebagai hemoglobin
kurang dari 13,5 gram/100ml dan pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari 12,0
gram/100ml (Proverawati, 2011). Niven (2013:192) mengatakan bahwa kepatuhan adalah
sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketetapan yang diberikan oleh profesional
kesehatan.Faktor yang mempengaruhi masalah gizi pada remaja diantaranya
pengetahuan dan kesadaran dalam mencukupi kebutuhan zat gizi individu.
Menurut Teori Health Belief Model, perilaku individu dipengaruhi oleh persepsi dan
kepercayaan individu itu sendiri tanpa memandang apakah persepsi dan kepercayaan
tersebut sesuai atau tidak sesuai dengan realitas. Dalam hal ini penting untuk bisa
membedakan penilaian kesehatan secara objektif dan subjektif. Penilaian secara objektif
artinya kesehatan dinilai dari sudut pandang tenaga keseahatan, sedangkan penilaian
subjektif artinya kesehatan dinilai dari sudut pandang individu berdasarkan keyakinan
dan kepercayaannya. Dalam kenyataan di lapangan, penilaian secaraa subjektif yang
sering dijumpai di masyarakat (Priyoto, 2014). Seseorang yang memiliki persepsi positif
akan cenderung memiliki perilaku yang positif misalnya dengan patuh meminum obat.
Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki persepsi negatif, maka akan
cenderung menunjukkan sikap negatif, misalnya tidak patuh dalam konsumsi obat (Pasek
et al., 2013).
B. RUMUSAN MASALAH
Anemia merupakan masalah kesehatan tertinggi pada remaja yang sering
diakibatkan kekurangan nutrisi zat besi.Remaja harus memperhatikan asupan nutrisi
yang dikonsumsi setiap hari terutama saat menstuasi. Remaja harus lebih banyak
mendapatkan pengetahuan dari sumber yang jelas dan terpercaya.Dengan adanya
inovasi peningkatan pengetahuan pada remaja dengan penyuluhan setiap bulan
sebelum memberikan tablet tambah darah remaja dan meningkatkan kepatuhan remaja
putri dalam mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan.
C. TUJUAN
Dengan adanya inovasi minum tablet tambah darah serentak setiap hari kamis dan
penyuluhan kesehatan diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan
pengetahuan dan kepatuhan remaja putri untuk konsumsi tablet tambah darah dengan
teratur diharapkan adanya penurunan jumlah remaja putri dengan anemia
D. MANFAAT
Saya berharap, dengan adanya inovasi yang dilakukan,dapat menjadikan remaja
putri berpengetahuan luas tentang apa itu anemia dan zat besi serta efek samping atau
resiko apabila kekurangan zat besi dan semakin disiplin untuk mengkonsumsi tablet
tambah darah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Pengertian Anemia
Anemia gizi besi merupakan masalah gizi mikro terbesar di Indonesia, dimana terjadi
pada kelompok balita, anak sekolah, ibu hamil, wanita dan lakilaki dewasa. Secara umum
anemia merupakan keadaan dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari normal. Adapun
pengertian anemia menurut Adriani dan Wijatmadi (2012), anemia merupakan suatu
keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk
kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin. Hemoglobin (Hb) adalah parameter yang
digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Kandungan hemoglobin yang
rendah mengindikasikan anemia. Hemoglobin adalah zat warna di dalam darah yang
berfungsi mengangkut oksigen dan karbondioksida dalam tubuh.
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin darah yang lebih rendah
daripada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah
dalam produksi guna mempertahankan kadar hemoglobin pada tingkat normal sedangkan
anemia gizi besi adalah anemia yang timbul, karena kekurangan zat besi sehingga
pembentukan sel - sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh terganggu (Adriani dan
Wijatmadi, 2012).
3. Ambang batas Anemia
Ambang batas anemia Kadar hemoglobin dalam darah menjadi kategori dalam
penentuan status anemia. Adapun kadar hemoglobin yang menandakan anemia menurut
umur dan jenis kelamin berdasarkan WHO, 2011:
4. Penyebab Anemia
Menurut Adriani dan Wijatmadi (2012), dalam masyarakat yang diet sehari-harinya sebagian
besar berasal dari sumber nabati, adanya penyakit infeksi 11 maupun investasi parasit
sangat berperan dalam terjadinya anemia gizi. Rendahnya kadar zat besi dalam diet sehari-
hari maupun kurangnya tingkat absorpsi zat besi yang terkandung dalam sumber nabati
hanya merupakan sebagian dari alasan tingginya angka prevalensi anemia gizi di Indonesia.
Investasi cacing dalam usus, terutama cacing tambang dan penyakit infeksi yang lain banyak
dijumpai dan menambah timbulnya anemia. Ada tiga faktor terpenting yang menyebabkan
seseorang menjadi anemia, yaitu kehilangan darah karena perdarahan akut/kronis,
pengerusakan sel darah merah, dan produksi sel darah merah yang tidak cukup banyak.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya anemia gizi pada usia remaja (health media
nutrition series) adalah:
a. Adanya penyakit infeksi yang kronis
b. Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri
c. Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan
d. Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk dari zat besi, vitamin B12, vitamin B6,
vitamin C, tembaga.
Menurut Depkes (2003) dalam Nursari (2010), penyebab anemia pada remaja putri dan
wanita sebagai berikut:
1. Pada umumnya konsumsi makanan nabati nabati pada remaja putri dan wanita
tinggi, dibanding makanan hewani sehingga kebutuhan Fe tidak terpenuhi.
2. Sering melakukan diet (pengurangan makan) karena ingin langsing dan
mempertahankan berat badannya.
3. Remaja putri dan wanita mengalami menstruasi tiap bulan yang membutuhkan zat
besi tiga kali lebih banyak dibanding laki-laki.
5. Gejala Anemia
Gejala anemia Menurut Arisman (2004), gejala anemia biasanya tidak khas dan sering tidak
jelas seperti pucat, mudah lelah, berdebar, dan sesak nafas. Kepucatan bisa diperiksa pada
telapak tangan, kuku dan konjungtiva palpebra. Sedangkan menurut Depkes (1998) dan
Supariasa (2002) dalam Nursari (2010), gejala/tandatanda anemia antara lain 5 L (lelah, lesu,
lemah, letih, lalai), bibir tampak pucat, nafas pendek, lidah licin, denyut jantung meningkat,
susah buang air besar, nafsu makan berkurang, kadang-kadang pusing, dan mudah
mengantuk.
Selain itu juga dilakukan perhitungan sisa tablet tambah darah remaja putri untuk menilai
% kepatuhan menurut Ana, dkk., (2006) dalam Oktania (2014), yaitu:
Untuk remaja yang masih berada di wilayah kerja saya membina melalui berbagai
kegiatan,diantaranya:
1. penyuluhan kesehatan bersama narasumber dari Puskesmas Bukit
Indah,penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan presepsi
remaja Putri di SMPN 9 tentang :
pengertian anemia dan dampak/ resikonya, Kekurangan Energi kronik,cara
konsumsi tablet tambah darah oleh Ahli Gizi Puskesmas.
pengertian Hemoglobin dan pengecekan Hb remaja oleh petugas
Laboratorium Puskesmas.
kesehatan reproduksi remaja, ciri-ciri fisik dan psikologis remaja, keputihan
fisiologis, efek samping konsumsi tablet tambah darah, konseling kesehatan
dan lain-lain oleh saya selaku Bidan Desa Poskesdes.
Promosi kesehatan dengan GERMAS,diantaranya makan sayur dan buah
serta aktivitasfisik setiap hari oleh Tenaga Promkes Puskesmas
Kanker payudara dan pemeriksaan SADARI DAN SADANIS oleh Bidan
Koordinator Puskesmas.
Suntikan Tetanus Toksoid (TT) Wus oleh Petugas Imunisasi Puskesmas
2. kegiatan pemeriksaan HB secara berkala bagi siswa yang anemia dan golongan darah
untuk seluruh siswa.
3. Membuka jam pelayanan konseling via media sosial dan whatsApp apabila ada
remaja yang ingin berkonsultasi tentang kesehatannya .
4. minum tablet Tambah Darah secara serentak di Hari Kamis setiap minggunya
dengan dipandu oleh guru pendamping di ruang perpustakaan.
Remaja putri sangat aktif bertanya dan antusias disaaat dilakukan penyuluhan
terutama disesi tanya jawab.Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang timbul sesuai
dengan keluhan yang dirasakan.Mereka lebih terbuka mengungkapkan segala keluhan
kesehatan yang dialami.Sebagai tenaga kesehatan sudah tentu saya memberikan konseling
dan asuhan kebidanan yang tepat terhadap keluhan yang dirasakan.Namun apabila ada
beberapa keluhan yang tidak bisa saya selesaikan,saya akan merujuk remaja tersebut ke
Puskesmas untuk mendapatkan penanganan dari dokter.Jika terdapat pertanyaan-
pertanyaan seputar kesehatan yang diluar pengetahuan saya sebagai bidan,saya akan
mendiskusikannya terlebih dahulu kepada dokter/bidan senior untuk kemudian di jawab
disaat pertemuan bulan berikutnya.
Adanya kunjungan rutin dari tenaga kesehatan ke SMPN 9 membuat kepala sekolah
dan guru merasa senang.Antusias remaja putri untuk berkumpul bersama dan berdiskusi
bersama guru pendamping dan tenaga kesehatan meningkatkan pengetahuannya secara
tidak langsung.pihak sekolah juga sangat berterimakasih dengan adanya ”gerakan minum
tablet tambah darah serentak di hari kamis dan pemeriksaan HB rutin bagi remaja yang
Anemia” menjalin kerjasama lintas sektor yang baik dan menghasilkan remaja ceria,bebas
anemia dan meningkatkan kepatuhan serta kesadaran remaja akan pentingnya
mengkonsumsi tablet tambah darah untuk kesehatan remaja saat ini dan kemudian hari.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Fatma Ryalda Samputri, Novera Herdiani,
Fakultas Kesehatan Universitas Nahdhatul Ulama Surabaya yang berjudul “Pengetahuan dan
Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah pada Remaja
Putri” metode penelitian ini adalah penelitian literature review. Analisis penelitian ini
menggunakan persamaanpersamaan antar kasus (method of aggrement) atau perbedaan-
perbedaan pada kasus yang mirip (method of difference). Dengan mencari jurnal melalui
portal garuda dan google scholar (2017-2021).
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 9 dari 10 jurnal menyimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet
tambah darah pada remaja putri, sedangkan 1 dari 10 jurnal menyimpulkan bahwa
pengetahuan bukan merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi
tablet tambah darah pada remaja putri, dan 5 dari 10 jurnal menyimpulkan bahwa dukungan
keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet tambah
darah pada remaja putri
Akan tetapi ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Astri wahyuningsih , Anna Uswatun
qoyyimah, Prodi Kebidanan Stikes Muhamadiyah Klaten yang berjudul “HUBUNGAN
PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN MENGKONSUMSI TABLET
TAMBAH DARAH REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KARANGANOM “ metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini
dilakukan di SMA Negeri 1 Karanganom dengan sejumlah 41 responden dengan teknik
purposive.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar
observasi berupa kartu suplementasi gizi. Pengisian kuisioner yaitu responden memilih
jawaban benar atau salah dari pertanyaan yang telah diberikan dengan memberi tanda
centang ( √ ) pada kolom yang tersedia.responden menuliskan tanggal dari mereka mulai
minum tablet tambah darah tersebut sampai 7 hari berikutnya.Data di analisis menggunakan
uji univariat dan bivariat.Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan tentang
anemia pada remaja putri kelas XI di SMA Negeri 1 Karanganom adalah cukup. Tingkat
kepatuhan konsumsi TTD adalah tidak patuh. Terdapat hubungan antara pengetahuan
tentang anemia dengan kepatuhan konsumsi TTD.
Hasil tersebut tidak sejalan dengan pendapat saya dimakalah ini. Hal ini disebabkan oleh
faktor ketidakpatuhan yaitu ketidakpahaman intruksi siswi terhadap informasi yang
diberikan oleh tenaga kesehatan tentang aturan minum tablet tambah darah. Faktor lainnya
yang mempengaruhi adalah kualitas interaksi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di SMA
Negeri 1 Karanganom tidak terfokus pada sasaran sehingga kurang adanya interaksi yang
baik antara tenaga kesehatan dengan siswi di sekolah tersebut. Isolasi sosial dan keluarga
adalah faktor yang sangat berpengaruh karena dukungan dari lingkungan sekitar dan
keluarga dapat mempengaruhi keyakinan mereka untuk mengkonsumsi TTD secara teratur.
Keyakinan sikap kepribadian juga berpengaruh karena jika dia yakin TTD berguna untuk
kesehatannya maka dia akan patuh dalam mengkonsumsinya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesehatan reproduksi remaja adalah hal yang sangat penting, remaja sehat adalah
remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. Sehat
fisiknya, terpenuhi gizinya, sehat mental dan spiritualnya. Usaha untuk peningkatan
pengetahuan, khususnya remaja putri adalah dengan memberikan edukasi, dalam hal ini
inovasi yang bisa dilakukan dalam meningkatkan kesehatan reproduksi remaja,
khususnya remaja putri dapat dilakukan edukasi berupa penyuluhan, ataupun
pemeriksaaan, sehingga memiliki kandungan edukasi dan diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan.
Memanfaatkan wadah Sekolah SMPN 9 dan posyandu remaja sebagai sarana untuk
peningkatan pengetahuan remaja putri, dan adanya tanya jawab ataupun bisa
berkonsultasi secara online ataupun offline jika memiliki keluhan dan pertanyaan tentang
masalah kesehatan reproduksi. Dengan hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kesehatan reproduksi remaja dan terciptanya generasi yang cemerlang.
B. Saran
Diharapkan bahwa dengan usaha meningkatkan pengetahuan remaja putri, dapat
pula menurunkan resiko terjadinya Anemia dan KEK, dan dapat menjadi cikal bakal
kesehatan yang baik untuk persiapan kehamilan nantinya. Menjadi remaja sehat, inovatif
dan produktif untuk generasi cemerlang selanjutnya. Besar harapan jika dikembangkan
inovasi shot video edukasi, ditambah lagi adanya aplikasi gratis tentang kesehatan
reproduksi remaja yang bisa menjawab berbagai pertanyaan seputar permasalah remaja.
Sehingga pemanfaatan terknologi dapat digunakan untuk hal yang positif.
DOKUMENTASI