Oleh :
Fieki Amali 1813201012
Reza Aryanti 1813201007
Irenna Wirmasari 1813201008
Lara Putri Rahayu 1813201039
Fini Aspionita 1813201040
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR BAGAN iv
DAFTAR GAMBAR v
BABI – PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Manfaat 3
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Pengertian Puskesmas 5
B. Tujuan Puskesmas 6
C. Fungsi Puskesmas 7
D. Visi Puskesmas 7
E. Misi Puskesmas 8
F. Strategi Puskemas 8
G. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas 14
H. Manajemen Puskesmas 18
I. Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia 23
BAB II – GAMBARAN UMUM LOKASI/TEMPAT PKL 24
A. Sejarah Puskesmas Plus Mandiangin 24
B. Visi dan Misi Puskesmas Plus Mandiangin 24
C. Tata Nilai dan Motto Puskesmas Plus Mandiangin 25
D. Program Kerja 25
E. Ketenagaan 26
F. Gambaran Geografi 27
G. Gambarn Demografi 28
H. Gambaran Fasilitas Sarana dan Prasarana Umum 29
BAB IV – PELAKSANAAN KEGIATAN 31
A. Analisis Situasi 31
B. Hasil Analisis Univariat 32
C. Identifikasi Masalah 48
D. Penetapan Prioritas Masalah 48
E. Urutan Prioritas Masalah 51
F. Analsisi Pengyebab Masalah 52
G. Alternatif Pemecahan Masalah 53
H. Kegiatan Tindakan Terpilih 54
I. POA (Plan Of Action) 55
BAB V – HASIL DAN PEMBAHASAN 57
A. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan Terpilih 57
B. Latar Belakang Pelaksanaan Tindakan Terpilih 58
C. Tujuan Kegiatan 59
D. Tahap-Tahap Pelaksanaan 59
E. Satuan Acara Penyuluhan 60
F. Resousrces/Partisipasi 65
G. Hasil Tindakan Terpilih 65
H. Evaluasi Mengacu Pada HIPOPOC Table 66
BAB VI – KESIMPULAN DAN SARAN 68
A. Kesimpulan 68
B. Saran 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun
sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat (WHO). Untuk mencapai
tingkat kesehatan yang optimal diperlukan upaya kesehatan.upaya
kesehatan adalah setiap kegiatan guna memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah. Untuk
mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari 2 aspek yaitu:
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan
kesehatan mencakup 2 aspek yaitu: kuratif (pengobatan penyakit) dan
rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat)
sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek yaitu: promotif
(promosi kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit).
Kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu dan seni mencegah
penyakit, upaya memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. Kesehatan masyarakat
mempunyai 2 aspek yaitu teoritis (ilmu dan akademis) dan praktisi
(aplikasi), mahasiswa kesehatan masyarakat secara teoritis lebih
dikenalkan pada upaya promotif dan preventif dalam kegiatan studi sehari-
harinya dibandingkan dengan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Saat ini tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan semakin tinggi, hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya
pengetahuan, dan status sosial dan ekonomi masyarakat. Suatu kewajiban
bagi penyedia pelayanan kesehatan untuk berupaya memenuhi tuntutan
tersebut, sehingga masyarakat merasa puas dalam memanfaatkan
pelayanan kesehatan. Salah satu faktor yang sangat dominan dalam
memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
adalah adanya sumber daya kesehatan yang profesional seperti sarjana
kesehaatan masyarakat.
Untuk menjadikan lulusan Kesehatan Masyarakat yang profesional
dalam bidangnnya maka program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Fort De Kock Bukittinggi pada tahun ajaran 2021/2022
mahasiswa Semester VI (Enam) Jalur Reguler diarahkan pada
keterampilan profesional melalui kegiatan PKL pada instansi kesehatan
(puskesmas) dan kepada masyarakat di lingkungan wilayah kerja
puskesmas.
PKL adalah kegiatan intrakurikuler terstruktur yang merupakan
wahana bagi mahasiswa untuk mempelajari manajemen pelayanan
kesehatan masyarakat di bidang pelayanan kesehatan. PKL berupa
kegiatan belajar di puskesmas dan lingkungan masyarakat. Kegiatan PKL
ini dilakukan di Puskesmas Plus Mandiangin Kota Bukittinggi dengan
waktu pelaksanaan selama 4 minggu mulai tanggal 15 Maret-10 April
2021.
Melalui PKL akan membentuk kemitraan antara program studi
ilmu kesehatan masyarakat Universitas Fort de Kock Bukittiggi dengan
pemerintah daerah seperti industri kesehatan (Puskesmas), serta kepada
masyarakat di wilayah (Puskesmas) pada khususnya dan /Dinas Kesehatan
Kab/Kota pada umumnya serta pelayanan kesehatan di negara yang
dikunjungi. Sehingga akan tercipta suatu dialog antara pendekatan
akademik dengan pendekatan operasional. Proses dialog ini diyakini akan
melahirkan pemahaman yang lebih utuh dan akhirnya pengetahuan serta
keterampilan yang lebih relevan dengan isu-isu perkembangan kesehatan
masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada Mata Kuliah PKL ini, diharapkan mahasiswa mampu
menganalisis manajemen pelayanan kesehatan masyarakat di
Puskesmas dengan menerapkan ilmu yang telah dipelajari. Serta
mampu membandingkan mutu pelyanan kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan/kompetensi khusus yang diharapkan pada mata kuliah
PKL ini adalah mahasiswa mampu:
a. Melaksanakan analisis situasi Puskesmas.
b. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan Puskesmas.
c. Merumuskan masalah manajemen pelayanan kesehatan di
Puskesmas
d. Menentukan pemecahan masalah manajemen pelayanan
kesehatan di Puskesmas
e. Mencari solusi pemecahan masalah pelayanan kesehatan
masyarakat
f. Menyusun rencana operasional
g. Melaksanakan kegiatan pemecahan masalah/ intervensi bersama
Puskesmas
h. Melakukan evaluasi kegiatan pemecahan masalah kesehatan
masyarakat yang telah terlaksana.
C. Manfaat PKL
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengetahui dan memahami informasi tentang gambaran
masalah kesehatan masayarakat di Wilayah kerja Puskesmas Plus
Mandiangin.
b. Dapat mengetahui dan memahami Program Pokok dan Program
Manajemen Puskesmas.
c. Mendapatkan pengalaman dalam kegiatan-kegiatan manajemen
pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas (meliputi
Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi kegiatan).
d. Mengetahui dan memahami Sistem Informasi Manajemen
Puskesmas (SIMPUS) .
2. Bagi Puskesmas
a. Dapat menambah masukan ilmu Manajemen Pelayanan
Kesehatan.
b. Dapat menerapkan Manajemen Pelayanan Kesehatan sesuai
standar dan peraturan perundang-undangan.
3. Bagi Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
a. Terjadinya kerjasama yang antara Lembaga Pendidikan dengan
puskesmas sebagai stake holder.
b. Sebagai tempat praktek mahasiswa dalam bidang keilmuannya.
c. Membuka peluang kerja bagi lulusan untuk memasuki dunia kerja.
d. Sebagai salah satu upaya memperkenalkan Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Fort De Kock.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Puskesmas
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelengarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif, maupun rehabilitas yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah atau masyarakat. Puskesmas merupakan unit organisasi
bersifat fungsional dan unit layanan yang bekerja secara profesional.
Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat berkedudukan sebagai unit
pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
kepala dinas kesehatan daerah Kab/Kota, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Upaya Kesehatan Masyarakat
yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan yang sela njutnya disingkat
UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
(Permenkes No. 43, 2019)
Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya berperan
menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
memperoleh derajat kesehatan yang optimal, sehingga untuk
melaksanakan upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat tingkat
pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dibutuhkan
manajemen Puskesmas yang dilakukan secara terpadu dan
berkesinambungan agar menghasilkan kinerja Puskesmas yang efektif dan
efisien (Kemenkes, 2016)
B. Tujuan Puskesmas
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
pada satu atau bagian wilayah kecamatan, memiliki tujuan yaitu mengacu
pada kebijakan pembangunan kesehatan Pemerintah Daerah Kab/Kota
bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas kesehatan
kabupaten/kota (Kementerian Kesehatan RI, 2016). Tujuan pembangunan
kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas yang tertera pada peraturan
menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014 Pasal 2 yang
mana tujuan tersebut Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam
lingkungan sehat untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
C. Fungsi Puskesmas
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Puskesmas, dimana Puskesmas menyelenggarakan
fungsi yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat
pertama di wilayah. kerjanya dan Upaya kesehatan mayarakat (UKM)
tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam menyelenggarakan fungsinya,
Puskesmas berwenang untuk:
1. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan
masyarakat yang bekerjasama dengan sektor lain terkait
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
6. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
7. Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan
9. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
D. Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah pembangunan kesehatan yang sesuai dengan
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian
masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna dan keterpaduan dan
kesinambungan (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).
E. Misi Puskesmas
Dalam misi pembangunan kesehatan yang harus diselenggarakan
oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya visi pembangunan
kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :
1. Mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam
upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
3. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan memanfaatkan
teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah
dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
6. mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan
UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem
Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas (Permenkes RI
No 75 Tahun 2014)
F. Strategi Puskesmas
Tujuan puskesmas adalah memuaskan pasien terhadap pelayanan
kesehatan yang telah diberikan. Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkan
strategi sebagai berikut:
a. Meningkatkan kerja sama lintas sektor program (LP)
b. Menyelenggarakan program upaya peningkatan kesehatan masyarakat
melalui kegiatan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan.
c. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petugas
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu pada
masyarakat.
d. Berupaya melengkapi dan meningkatkan sarana prasarana pelayanan
melalui perencanaan yang mantap dan mengusulkannya ke Kabupaten.
e. Berupaya menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap
yang bermutu dan terjangkau melalui pelayanan di puskesmas, pustu,
polindes, serta puskesmas keliling.
1. Fungsi Puskesmas
Menurut Permenkes RI No 4 Tahun 2019 fungsi puskesmas adalah
sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang
diperlukan.
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor
lain terkait.
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan
dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas.
7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan.
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan pelayan kesehatan.
9) Memberikan rekomendasi terhadap masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan
dini dan respon penanggulangan penyakit.
b. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.
1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.
2) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
3) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
4) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugan dan pengunjung.
5) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerja sama inter dan antar provinsi.
6) Melaksanakan rekam medis
7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
mutu dan akses pelayanan kesehatan.
8) Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
9) Mengkoordinasikan dan melaksanakan penggunaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan sistem rujukan.
2. Program Puskesmas
a. Program Pokok Puskesmas
1) Promosi Kesehatan (Promkes)
a) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
b) Sosialisasi Program Kesehatan
c) Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
2) Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
a) Surveilens Epidemiologi
b) Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu
Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular Rabies)
3) Program Pengobatan
a) Rawat Jalan Poli Umum
b) Rawat Jalan Poli Gigi
c) Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
d) Unit Gawat Darurat (UGD)
e) Puskesmas Keliling (Puskel)
4) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a) ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), KB
(Keluarga Berencana).
b) Persalinan, Rujukan Bumil Resti, Kemitraan Dukun.
5) Upaya Peningkatan Gizi
a) Penimbangan, Pelacakan Gizi Buruk, Penyuluhan Gizi.
6) Kesehatan Lingkungan
a) Pengawasan SPAL (saluran pembuangan air limbah),
SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga),
TTU (tempat-tempat umum), Institusi pemerintah.
b) Survey Jentik Nyamuk.
7) Pencatatan dan Pelaporan
a) Sistem Pencatatan dan pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP).
b. Program Tambahan / Penunjang Puskesmas
1) Kesehatan Mata: Pelacakan Kasus, rujukan
2) Kesehatan Jiwa: pendataan kasus, rujukan kasus
3) Kesehatan Lansia (lanjut usia); pemeriksaan, penjaringan
4) Kesehatan Reproduksi Remaja: penyuluhan, konseling
5) Kesehatan Sekolah: pembinaan sekolah sehat, pelatihan
dokter kecil
6) Kesehatan Olahraga: senam kesegaran jasmani
3. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya
dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah :
a. Sistem kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional
adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
b. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan
Kabupaten/Kota adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan Kesehatan
Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
c. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah
adalah sebagian Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang merupakan unit struktural pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan tingkat Kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas dapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat.Kedudukan puskesmas
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra.Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat
seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas diantara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan
bersumber daya masyarakat adalah sebagai pembina.
5. Tata Kerja Organisasi Puskesmas
Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat fungsional dan
unit layanan yang bekerja secara professional Puskesmas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukan sebagai unit
pelaksana teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi
dengan kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang
diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut
mencakup perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan
dan pengendalian serta penilaian.
b. Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota, dengan demikian secara teknis dan
administratif, puskesmas bertanggung jawab kepada dinas
kesehatan kabupaten atau kota. Sebaliknya dinas kesehatan
kabupaten/kota, bertanggung jawab membina serta memberikan
bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.
c. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
oleh lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerja
sama termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau
kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, puskesmas
melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan
sesuai kebutuhan.
d. Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama
yang erat dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan. Untuk
upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama tersebut
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan
perorangan seperti rumah sakit (kabupaten/kota) dan berbagai
balai kesehatan masyarakat (balai pengobatan penyakit paru-
paru, balai kesehatan mata masyarakat, balai kesehatan kerja
masyarakat, balai kesehatan olahraga masyarakat, balai
kesehatan jiwa masyarakat, balai kesehatan indra masyarakat).
e. Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.Untuk
mendapat hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan
kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai
lintas sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan.
f. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan
dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek
pembangunan.Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui
pembentukan Badan penyantun Puskesmas (BPP) yang
menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti tokoh
masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan,
serta dunia usaha. BPP tersebut berperan sebagai mitra
puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
2. Sejarah SIMPUS
Konsep SIMPUS sebenarnya telah digulirkan oleh Depkes RI awal
tahun 1990-an yang dikenal dengan Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP). Kemudian untuk menyederhanakan
SP2TP maka kebijakan depkes mengarah kepada sebuah sistem yang
berbasis peranti lunak yang dituangkan melalui keputusan Direktur
Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat, nomor :
590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan
dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Namun pengembangan
dan penerapan system berbasis peranti lunak tersebut masih menemui
banyak hambatan, terutama output data yang tidak akurat dan
seringkali berbeda dengan kondisi rill di lapangan.
Dampaknya data kurang bermanfaat bagi pengambilan keputusan
sehingga kebijakan yang diambil tidak tepat sasaran. Tentunya ini akan
semakin menjauh dari tujuan penerapan SIMPUS yaitu terciptanya
system informasi kesehatan yang evidence based di seluruh Indonesia
seperti yang telah digariskan dalam Kepmenkes No. 837 Tahun 2007.
3. Tujuan SIMPUS
a. Terbangunnya suatu perangkat lunak yang dapat digunakan
dengan mudah oleh Puskesmas dengan persyaratan yang
seminimal mungkin dari segi perangkat keras maupun sumber
daya manusia yang akan menggunakan perangkat lunak tersebut.
b. Membantu dalam pengolahan data Puskesmas dan dalam
pembuatan berbagai pelaporan yang diperlukan.
c. Terbangunnya suatu sistem database untuk tingkat
Kabupaten/Kota dengan memanfaatkan data-data kiriman dari
Puskesmas.
d. Terjaganya data informasi dari puskesmas dan Dinas Kesehatan
sehingga dapat dilakukan analisa dan evaluasi untuk berbagai
macam penelitian.
e. Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan kabupaten/Kota
yang mendukung terselenggaranya proses administrasi yang dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan mendukung pengeluaran
kebijakan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
4. Manfaat SIMPUS
a. Mempermudah dan Mempercepat Pelayanan
Untuk pasien lama yang berkunjung kembali ke puskemas, data
pasien dengan cepat bisa dimunculkan di layar komputer. Jika
pasien lama lupa membawa kartu berobat atau lupa nomor
registrasi yang sudah pernah diberikan, maka dengan
menyebutkan nama atau alamat rumahnya maka bisa dicari dan
dimunculkan datanya di komputer dengan cepat. Untuk pasien
yang baru pertama berkunjung ke puskesmas, bagi pasien baru
bisa langsung diprintkan atau dibuatkan kartu berobat secara
langsung dengan mendapat nomor registrasi pasien.
b. Membakukan Prosedure dan Standar Pelayanan
Simpus untuk puskesmas dibuat dengan tata prosedur yang
seragam untuk semua puskesmas disuatu kota, sehingga dengan
simpus pelayanan pasien menjadi seragam/standart, setiap pasien
sebelum kepoli periksa harus ke loket pendaftran terlebih dahulu
atau setelah ke poli baru bisa ke apotik ambil obat.
c. Mendapatkan Data dan Informasi yang Valid
Pada saat masih menggunakan sistem manual ditulis
dibuku/lembar form untuk merangkum data penyakit pasien, data
obat, atau data-data lain baik harian, mingguan atau bulanan harus
dilakukan dengan menjumlahkan satu persatu sehingga diperlukan
waktu yang lama dan tanaga yang cukup banyak. Selain hal itu jika
data cukup banyak maka tingkat keselahan juga semakin
banyak.Begitu pula dari segi waktu, rekap biasanya dilakukan
setelah data terkumpul beberapa hari, seminggu atau sebulan
sehingga rangkuman tidak bisa diketahui seketika pada saat
diperlukan.
d. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas Pembukuan
Puskesmas
Sebelum simpus diterapkan di puskesmas, banyak diketahui
bahwa sering terjadi kesalahan atau ketidak cocokan antara jumlah
retribusi kesehatan dengan data kunjungan pasien karena masih
dilakukan secara manual dan rekap bulanan.Penggunaan simpus di
puskesmas secara online dan seketika, saling terhubung antar poli
dan bagian termasuk bagian administrasi sehingga rekap
kunjungan pasien dan retribusi bisa dilakukan secara harian oleh
bagian administrasi sehingga menghindari keselahan yang
bertumpuk.
e. Mengurangi Beban Kerja Petugas Puskesmas dan Dinas
Kesehatan
Penerapan simpus yang berjalan lancar akan banyak mengurangi
beban kerja karena petugas/perawat tidak perlu menulis data
pasien secara berulang-ulang untuk pendaftaran, rekam medis di
poli-poli pemeriksaan, resep obat dll. Data pasien cukup sekali
dimasukkan/diketik pada saat di loket pendaftaran.Rekapitulasi
data tidak dilakukan secara manual lagi.
5. Alur SIMPUS
Secara umum, alur pelayanan pasien (sebagai target data Simpus)
di puskesmas adalah sebagai berikut :
a. Pasien datang ke puskesmas
Beberapa puskesmas menyediakan nomor antrian, baik berupa
kertas bertulisan nomor urut antri, atau bahkan yang sudah digital,
dengan memijit no antrian. Tapi ada juga puskesmas yang percaya
pada kesadaran pasien sendiri untuk antri sehingga tidak perlu
menyerobot urutan kedatangan orang lain.
b. Pasien akan dipanggil sesuai urutan untuk didaftar di loket
pendaftaran.
Pada proses ini, dicatat nomor rekam medis pasien, atau dibuatkan
nomor rekam medis kalau pasien baru pertama kali datang
berkunjung.
c. Pasien menunggu, sementara petugas akan mencari rekam medis
pasien yang bersangkutan di ruang catatan medis, untuk diberikan
ke unit pelayanan tempat pasien ingin berobat.
d. Pasien dipanggil oleh dokter atau bisa juga oleh perawat
e. Pasien diperiksa, dicatat anamnesis dll, termasuk diagnosis obat
yang diberikan dan tindakan medis kalau ada.
f. Pasien keluar, sementara dari unit pelayanan membuat resep untuk
diberikan keruang obat.
g. Pasien dipanggil untuk membayar (gratis bila mempunyai BPJS)
kemudian dipanggil lagi untuk menerima obat.
H. Manajemen Puskesmas
Manajemen adalah serangkaian proses yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol (Planning, Organizing,
Actuating, Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan yang diharapkan dapat dicapai
melalui proses penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar
serta bermutu, berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung
dengan data dan informasi yang akurat (evidence based). Sedangkan
efisien berarti bagaimana Puskesmas memanfaatkan sumber daya yang
tersedia untuk dapat melaksanaan upaya kesehatan sesuai standar dengan
baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan target kinerja yang telah
ditetapkan.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa Puskesmas mempunyai
tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya dan berfungsi
menyelenggarakan UKM dan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya.
Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota, merupakan
bagian dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai UPTD Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Oleh sebab itu, Puskesmas melaksanakan
Tugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang dilimpahkan kepadanya,
antara lain kegiatan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan Kabupaten/kota dan upaya kesehatan yang secara spesifik
dibutuhkan masyarakat setempat (local specific).
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas tersebut, Puskesmas
harus melaksanakan manajemen Puskesmas secara efektif dan efisien.
Siklus manajemen Puskesmas yang berkualitas merupakan rangkaian
kegiatan rutin berkesinambungan, yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan secara bermutu, yang harus
selalu dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan
sepanjang waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam
satu siklus “Plan-Do-Check-Action (P-D-C-A)”.
1. Perencanaan (P1)
Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara
tepat berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan
dalam waktu yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya
kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai sasaran dan
tujuannya. Dalam upaya mencakup seluas mungkin sasaran
masyarakat yang harus dilayani, serta mengingat ketersediaan sumber
daya yang terbatas, maka pelayanan kesehatan harus dapat
dilaksanakan secara terintegrasi baik lintas program maupun lintas
sektor. Kepala Puskesmas harus mampu membangun kerjasama dan
mengkoordinasikan program di internal Puskesmas dan di eksternal
dengan mitra lintas sektor. Koordinasi dengan lintas sektor sangat
diperlukan, karena faktor penyebab dan latar belakang masalah
kesehatan tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh mitra
lintas sektor.
Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan
pembangunan daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya
disusun pada tingkat kecamatan dan kemudian diusulkan ke dinas
kesehatan kabupaten/kota. Perencanaan Puskesmas yang diperlukan
terintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan diusulkan melalui
kecamatan ke pemerintah daerah kabupaten/kota.
Puskesmas akan menyusun rencana 5 (lima) tahunan dan rincian
rencana tahunannya berdasarkan pada hasil evaluasi tahun
sebelumnya dan mengacu pada kebijakan kesehatan dari tingkat
administrasi diatasnya, baik kabupaten/kota, provinsi, dan pusat.
Untuk kepentingan penyusunan perencanaan Puskesmas, perlu
diselaraskan dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga dan program kesehatan nasional lainnya. Perencanaan yang
dilakukan puskesas antara lain :
a. Penyusunan Rencana Lima Tahunan.
b. Penyusunan rencana tahunan.
1) Penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK).
2) Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).
2. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penggerakan dan Pelaksanaan program/kegiatan merupakan kegiatan
lanjutan dari RPK. Penggerakan pelaksanaan program/kegiatan dapat
dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya adalah rapat dinas,
pengarahan pada saat apel pegawai, pelaksanaan kegiatan dari setiap
program sesuai penjadwalan pada Rencana Pelaksanaan Kegiatan
bulanan, maupun dilakukan melalui forum yang dibentuk khusus
untuk itu. Forum yang dibentuk khusus untuk melakukan penggerakan
pelaksanaan program/kegiatan dinamakan forum Lokakarya Mini
Puskesmas. Dalam rangka penggerakan dan pelaksanaan
program/kegiatan, Kepala Puskesmas dapat melakukan
pengorganisasian ulang petugas di Puskesmas dalam rangka
penguatan dan pemantapan organisasi.
Penggerakan dan pelaksanaan program/kegiatan tersebut terdiri dari :
a. Lokakarya mini bulanan.
1) Lokakarya mini bulanan yang pertama.
2) Lokakarya mini bulanan rutin.
b. Lokakarya mini tribulanan.
1) Lokakarya mini tribulanan pertama.
2) Lokakarya mini tribulanan rutin.
3. Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian Kinerja (P3)
a. Pengawasan dan pengendalian
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu
pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah
pengawasan yang dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh
Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun setiap penanggung
jawab dan pengelola/pelaksana program. Adapun pengawasan
eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain
dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif,
sumber daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan.
Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap
rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai
kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan
supervisi yang dapat dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-
waktu.
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin
kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saat
ini dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat
ketidaksesuaian, maka harus dilakukan upaya perbaikan
(corrective action). Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan
secara terus menerus. Pengendalian dapat dilakukan secara
berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota, Kepala
Puskesmas, maupun penanggung jawab program.
Gambar 3.1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin
D. Program Kerja
1. Upaya Kesehatan Masyarakat
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Perkesmas
1) Pelayanan Promosi Kesehatan
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3) Pelayanan KIA dan KB
4) Pelayanan Gizi
5) Pelayanan P2P
6) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1) Pelayanan Lansia
2) Pelayanan Olah Raga
3) Pelayanan Kesehatan Kerja
2. Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan Laboratorium
Membawahi beberapa kegiatan :
a. Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medik
b. Pelayanan Pemeriksaan Umum
c. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
d. Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKP
e. Pelayanan Gawat Darurat
f. Pelayanan Gizi yang bersifat UKP
g. Pelayanan Kesehatan Lingkungan yang bersifat UKP
h. Pelayanan Kefarmasian
i. Pelayanan Laboratorium
E. Ketenagaan
Jumlah tenaga/pegawai di lingkungan Puskesmas Plus Mandiangin
tahun 2020 adalah 30 orang dengan status kepegawaian PNS, PTT dan
kontrak. Untuk data lebih lengkap dapat di lihat dari tabel berikut .
Tabel 3.1
Data Ketenagaan di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Mandiangin Tahun 2020
Yang
Jenis Status
No Standar Ada Kekurangan
Ketenagaan Kepegawaian
Sekarang
Puskesmas Induk
1 Pimpinan 1 1 PNS
2 Ka. TU 1 1 PNS
3 Dokter Umum 1 2 PNS
4 Dokter Gigi 1 1 PNS
5 Sarjana/D3 - -
a. SKM 2 3 PNS
b. Komputer 1 -
c. Akutansi 1 1 Kontrak
d. Elektromedik 1 -
6 Bidan 4 7 PNS
7 Perawat 5 10 PNS
8 Perawat gigi 2 1 PNS
9 Sanitarian 1 1 PNS
10 Nutrionis 1 1 PNS
11 Analis 2 -
13 Apoteker 1 1 PNS
14 Pengelola Obat 2
15 Rekam Medik 2 -
16 Administrasi 3
18 Sopir 1 1 Kontrak
19 Satpam 1 1 Kontrak
20 Cleaning Service 2 Kontrak
Sumber : laporan tahunan puskesmas plus mandiangin tahun 2020
F. Gambaran Geografi
a. Letak Wilayah
Puskesmas Plus Mandiangin terletak di Kelurahan Puhun Pintu
Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, dengan luas wilayah
kerja sekitar 4,32 km², Puskesmas Plus Mandiangin berada di
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dengan wilayah kerja yang
terdiri dari 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Puhun Pintu Kabun dengan
luasnya 3,610 km², dan Kelurahan Puhun Tembok dengan luasnya
0,710 km².. Puskesmas Plus Mandiangin mempunyai batas-batas
wilayah sbb:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Gulai Bancah
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bukit Apit Puhun
Kecamatan Plus Mandiangin
3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Campago Ipuh
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Gulai Bancah
b. Topografi Wilayah
Puskesmas Plus Mandiangin terletak pada ketinggian 780-950 m
di atas permukaan laut. Dengan keadaan daerah yang tidak rata dan
berbukit – bukit, yang memilik iklim pengunungan yang sejuk
dengan temperatur udara berkisar antara 16,1° - 24,9° C, kelembaban
udara antara 82,0 – 90,8 % dan tekanan udara antara 22°C - 25°C,
serta curah hujan rata – rata antara 136,4 mm/tahun.
G. Gambaran Demografi
a. Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk wilayah Puskesmas Plus Mandiangin
tahun 2020 berdasarkanhasil statistik 114.227 jiwa. Jumlah
penduduk di Kelurahan Puhun Pintu Kabun 6951 jiwa dan jumlah
penduduk yang paling banyak berada di Kelurahan Puhun Tembok
sekitar 7276 jiwa, karena merupakan kelurahan yang padat dengan
penduduk yang mayoritasnya tidak penduduk asli (pendatang).
Tabel 3.2
Data Jumlah Penduduk Kelurahan di Wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin
No. Kelurahan Jumlah Penduduk Luas Kepadatan
Wilayah Penduduk
LL PR Total
Tabel 3.3
Data Jumlah Fasilitas Kesehatan di Wilayah kerja Puskesmas Plus Mandiangin
NO Fasilitas Kesehatan Kepemilikan
Pem Kota Swasta
1 Puskesmas 1 0
2 Poskelkel 0 2
3 Posyandu Balita 0 14
4 Pustu 4 0
5 Posyandu lansia 0 5
6 Puskel 1 0
7 Posbindu 0 4
8 Apotek 0 5
9 Praktek Dokter Perorangan 0 7
10 Praktek bidan Swasta 0 3
Sumber : laporan tahunan puskesmas plus mandiangin tahun 2020
1 PAUD 7
2 TK 3
3 SD 5
4 SLTP 1
5 SLTA 3
6 PERGURUAN TINGGI 2
Sumber : laporan tahunan puskesmas plus mandiangin tahun 2020
c. Sarana Peribadatan
Dalam kesehariannya masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Plus
Mandiangin melakukan ibadah pada tempat – tempat yang telah ada,
bermacam dan beragam banyaknya tempat beribadah tersebut,
sebagaimana pada tabel berikut :
Tabel 3.5
Data Jumlah Sarana Peribadatan
NO KELURAHAN MESJID MUSHALLA
1 Puhun Pintu Kabun 2 8
2 Puhun Tembok 2 5
Sumber : laporan tahunan puskesmas plus mandiangin tahun 2020
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Analisis Situasi
Dengan menggunakan analisa SWOT antara lain:
STRENGHT WEAKNESS
Sudah tersedianya ruang pelayanan Kebijakan dan Standar pelayanan
sesuai standar sudah ada namun belum
Bangunan sudah permanen dan dimonitoring dan dievaluasi serta
sesuai standar ditindak lanjuti.
INTERNAL
OPPORTUNITIES THREATS
Akses puskesmas berada dikota Pembatasan Sosial Berskala besar
dan radius wilayah kerja ± 3km2 mengurangi kunjungan ke
Meningkatnyakepercayaan puskesmas
masyarakat dengan bertambahnya Masyarakat semakin kritis dan
pasien berkunjung baik BPJS, melek informasi media sosial,
EKSTERNAL
pengembangan
SDM
Adanya
dokumen aset
Puskesmas dan
rencana 0%
d Ada Ada 100%
pemenuhan
kebutuhan sarana
dan prasarana
sesuai standar
Adanya rencana
pemeliharaan
e sarana dan Ada Ada 100% 0%
prasarana
Puskesmas
Ketepatan waktu
f pengusulan 100% 100% 100% 0%
kenaikan pangkat
Pelaksanaan
Proses
rencana 0%
g ≥ 90% 95% 100%
pengembangan
SDM
Ketepatan waktu 10%
h 100% 90% 90,0%
penyusunan
laporan
keuangan
Pelaksanaan
rencana
pemenuhan 0%
i ≥ 90% 80% 100%
kebutuhan sarana
prasarana sesuai
standar
Pelaksanaan
rencana
pemeliharaan 0%
j ≥ 90% 95% 100%
sarana dan
prasarana
Puskesmas
Kelengkapan
pelaporan 0%
k 100% 100% 100%
akuntabilitas
kinerja
Ketepatan waktu
Output
Tabel 4.2
Indikator Mutu UKP
1. Unit Gawat Darurat
CAPAIAN
KRITERIA INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
Input a Pemberian
pelayanan
kegawat
daruratan yang 100% 100% 100% 0%
bersertifikat
BLS/PPGD/GEL
S/ALS
Proses b Waktu tanggap
≤ 5 menit
pelayanan IGD
Output c Ketepatan
pelaksanaan 100% 89% 89% 11%
triase
Outcome d Kepuasan pasien ≥ 90% 85% 85% 5%
2. Rekam Medik
CAPAIAN
KRITERIA INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
Input a Ketersediaan Sesuai
Sesuai analisis
tenaga rekam analisis 0%
kebutuhan Sesuai
medik kebutuhan
SDM
SDM
Proses b Jam buka loket Sen-Kamis
08.00-
Sen-Kamis
11.00,
08.00-11.00,
Jum'at
Jum'at 08.00- 0%
08.00- Sesuai
10.00 dan
10.00 dan
Sabtu 08.00-
Sabtu
10.30
08.00-
10.30
c waktu
penyediaan
dokumen rekam ≤ 10 menit ≤ 10 menit Sesuai 0%
medik pelayanan
rawat jalan
Output d Kelengkapan
pengisian rekam
medik 24 jam 100% 80% 80,0% 20%
setelah selesai
pelayanan
e Kelengkapan
input data ke
pcare BPJS 48 100% 80% 80,0% 20%
jam setelah
selesai pelayanan
f Kelengkapan
informed consent
setelah 10%
100% 90% 90,0%
mendapatkan
informasi yang
jelas
CAPAIAN
KRITERIA INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
Input a Ketersediaan Sesuai Sesuai
dokter gigi Permenkes Permenkes 0%
100%
pemberi No.75 Thn No.75 Thn
pelayanan 2014 2014
Proses b Jam pelayanan 08.00 - 08.00 - 0%
100%
Selesai Selesai
c Kepatuhan
petugas dalam 100% 100% 75% 25%
pemakaian APD
d Waktu tunggu 0%
≤ 60 menit ≤ 60 menit 100%
pelayanan
Output e Rujukan ke 0%
≤5% ≤5% 100%
faskes rujukan
Outcome f Kepuasan pasien 10%
≥ 90% ≥ 90% 80%
5. Instalasi KIA/KB
CAPAIAN
KRITERIA INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
Input a Ketersediaan Sesuai
Sesuai analisa
bidan pemberi analisa 0%
kebutuhan 100%
layanan KIA kebutuhan
SDM
SDM
Proses b Jam pelayanan 08.00 - 08.00 - 0%
100%
pelayanan Selesai Selesai
c Kepatuhan
prosedur 15%
100% 85%
pemeriksaan
ANC lengkap
d Kepatuhan
prosedur MTBS 100% 35% 65%
pada balita sakit
e Kepatuhan
prosedur 100% 65% 35%
konseling KB
f Kepatuhan
petugas dalam 100% 85% 15%
pemakaian APD
Output h Jumlah bumil
mendapat ANC 100% 75% 25%
lengkap
i Jumlah bayi dan
balita sakit 100% 25% 75%
diperiksa MTBS
j Kelengkapan
pengisian 30%
100% 70%
formulir
konseling KB
Outcome k Kepuasan pasien 20%
≥ 90% 70%
6. Apotek
CAPAIAN
KRITERIA INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
Input a Pemberi Sesuai
Sesuai analisis
pelayanan analisis 0%
kebutuhan 100%
farmasi kebutuhan
SDM
SDM
Proses b Waktu tunggu
pelayanan obat ≤ 15 menit ≤ 15 menit 100% 0%
jadi
c Waktu tunggu
pelayanan obat ≤ 30 menit ≤ 30 menit 100% 0%
racikan
Output d Kesalahan 0%
0% 0% 100%
pemberian obat
Outcome e Kepuasan pasien 5%
≥ 90% ≥ 90% 85%
7. Instalasi Laboratorium
CAPAIAN
KRITERIA INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
Input a Pemberi Sesuai
Sesuai analisis
pelayanan analisis 0%
kebutuhan 100%
laboratorium kebutuhan
SDM
SDM
Proses bWaktu tunggu
hasil ≤ 120 0%
≤ 120 menit 100%
pemeriksaan menit
labor
c Tidak adanya
kejadian tertukar 0%
100% 100% 100%
spesimen
pemeriksaan
Output d Tidak adanya
kesalahan 0%
100% 100% 100%
pemberian hasil
laboratorium
8. Instalasi Laboratorium
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a Pengobatan
Pemeriksaan
1 hemoglobin pada ibu 100% 100% 100% 0%
hamil
Pemeriksaan darah
2 trombosit pada 100% 100% 70% 30%
tersangka DBD
Pemeriksaan darah 20%
3 100% 100% 80%
malaria
Pemeriksaan tes 0%
4 100% 100% 100%
kehamilan
Pemeriksaan sputum 0%
5 100% 100% 100%
TB
Pemeriksaan urine 10%
6 100% 100% 90%
protein pada ibu hamil
c Pelayanan Penyediaan Obat
Ketersediaan obat 0%
1 100% 100% 100%
sesuai kebutuhan
Pengadaan obat 0%
2 100% 100% 100%
esensial
pengadaan obat 0%
3 100% 100% 100%
generik
Penulisan resep obat 0%
4 100% 100% 100%
generik
Sumber : Data Mutu Pelayanan Puskesmas Plus Mandiangin Tahun 2020
Tabel 4.3
Indikator Mutu UKM
1. Promosi Kesehatan
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a. Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat pada
Rumah Tangga 0%
1 75% 56% 75%
Institusi pendidikan 35%
2 100% 65% 65%
(sekolah)
Institusi sarana 0%
3 100% 65% 100%
kesehatan
Institusi tempat kerja 0%
4 60% 55% 92%
b Mendorong terbentuknya upaya kesehatan bersumber masyarakat
Posyandu Madya 0%
1 100% 100% 100%
Posyandu Purnama 0%
2 50% 45% 85%
Mandiri 0%
3 50% 15% 14%
2. Kesehatan Lingkungan
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
Penyehatan air
Inspeksi sanitasi
1 tempat pengelolaan 100% 100% 80% 20%
b makanan
Persentase tempat
pengelolaan makanan 0%
2 26% 89%
(TPM) yang memenuhi
syarat
Penyehatan tempat pembuangan sampah dan limbah
d Pemeriksaan
1 penyehatan lingkungan 85% 65% 76% 9%
pada perumahan
Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
Inspeksi sanitasi 0%
1 100% 100% 100%
e tempat-tempat umum
Sanitasi tempat-tempat
2 umum memenuhi 56% 49% 76% 0%
syarat
Pengamanan tempat pengelolaan pestisida
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a Kesehatan ibu
1 Pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil sesuai 14%
100% 100% 86%
standar untuk
kunjungan lengkap
2 Drop out K1-K4 0%
<10 % <10 % 0%
3 Pelayanan persalinan
oleh tenaga kesehatan 100% 100% 96% 4%
difasilitas kesehatan
4 Pelayanan Neonatus 0%
100% 100% 100%
(KN1)
5 Pelayanan Neonatus 14%
100% 100% 86%
lengkap (KN3)
6 Pelayanan dan atau
rujukan ibu hamil 0%
100% 100% 100%
resiko tinggi /
komplikasi
7 Penggunaan dan 0%
100% 100% 100%
pemanfaatan buku KIA
8 Pelayanan Tripel
eliminasi pada ibu 50%
80% 24% 30%
hamil (HIV,Hepatitis
dan IMS)
b Kesehatan bayi
1 Pelayanan kesehatan
anak sekolah oleh
tenaga kesehatan atau 100% 100% 0%
100%
tenaga terlatih / guru
UKS kader kesehatan
sekolah kelas I,VII,X
2 Cakupan pelayanan 100% 100% 0%
100%
kesehatan remaja
e Pelayanan keluarga berencana
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a Upaya perbaikan gizi masyarakat
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a TB Paru
1 Pengobatan penderita
TB Paru (DOTS) BTA 100% 100% 100% 0%
positif
2 Pengobatan pendeita
TB Paru (DOTS) BTA 100% 100% 100% 0%
negatif rontgen positif
3 kesembuhan penderita 19%
85% 85% 66%
TBC BTA +
b Malaria
1 Pemeriksaan sediaan
darah (SD) pada 100% 100%
penderita malaria klinis
2 Penderita malaria
100% 100%
klinis yang diobati
3 Penderita (+) positif
malaria yang diobati 100% 100%
sesuai standar
4 Penderita yang
terdeteksi malaria berat
100% 100%
di puskesmas yang
dirujuk ke RS
c Kusta
1 Penemuan kasus
Pneumonia dan 80% 80% 0%
100%
Pneumonia berat oleh
puskesmas dan kader
2 Jumlah kasus
pneumonia dan 100% 100% 0%
100%
pneumonia berat yang
ditangani
3 Jumlah kasus
pneumonia berat / 100% 100% 100% 0%
dengan tanda bahaya
yang ditangani / diujuk
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a 1 Pembinaan usia
kelompok usia lanjut 100% 98% 98% 2%
sesuau standar
b 2 Pemantaauan
kesehatan kepada
anggota kelompok
100% 98% 89% 11%
pada usia lanjut yang
di bina sesuai standar
c 3 Cakupan yankes
prausila dan usila 100% 98% 98% 2%
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a Penemuan kasus di
masyarakat dan
puskesmas melalui 0,50% 0,50% 100% 0%
pemeriksaan visus /
refraksi
b Penemuan kasus
penyakit mata di 1,5 % 1,5 % 100% 0%
Puskesmas
C penemuan kasus buta
katarak pada usia > 45 0,12 % 0,10% 83% 0%
tahun
3. Kesehatan Jiwa
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a Pelayanan kesehatan
orang dengan
gangguan jiwa 0%
100% 100% 100%
mendapat pelayanan
kesehatan sesuai
standar
4. Kesehatan Olahraga
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a Pemberdayaan
kebugaran jasmani 0%
100% 100% 100%
masyarakat melalui
pelatihan kader
b Kebugaran jasmani 0%
100% 100% 100%
calon jemaah haji
c Kebugaran jasmani 0%
100% 100% 100%
anak sekolah
5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a Pembinaan kesehatan 0%
100% 100% 100%
gigi di posyandu
b Pembinaan kesehatan 0%
100% 100% 100%
gigi pada anak TK
c Pembinaan dan
bimbingan sikat gigi 100% 100% 100% 0%
masal pada SD / MI
d Perawatan kesehatan 0%
100% 100% 100%
gigi pada SD / MI
e Murid SD / MI
mendapat perawatan 100% 100% 100% 0%
kesehatan gigi
f Gigi tetap yang dicabut 20%
100% 80% 80%
g Gigi tetap yang 80%
100% 20% 20%
ditambal permanen
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a Pembinaan TOGA dan
pemanfaatannya pada 100% 100% 100% 0%
sasaran masyarakat
b Pembinaan pengobatan
tradisional yang 0%
100% 100% 100%
menggunakan tanaman
obat
c Pembinaan pengobatan
tradisional dengan 100% 100% 100% 0%
keterampilan
d Pembinaan pengobatan 0%
100% 100% 100%
tradisional lainnya
8. Bina Kesehatan Kerja
CAPAIAN
INDIKATOR TARGET REALISASI
2020 GAP
a Pos UKK berfungsi
100%
baik
b Pos UKK menuju
100%
SIMASKER
c pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan 100%
kepada pekerja di Pos
UKK
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh kelompok dari data
laporan kinerja program Puskesmas Plus Mandiangin Tahun 2020 di
dapatkan beberapa masalah yang ada di Puskesmas Plus Mandiangin
diantara nya :
1. Rendahnya PHBS terutama perilaku merokok di dalam ruangan di
segala aspek tatanan PHBS engan gap sebesar 24%
2. Rendahnya penyehatan pemukiman dan jamban dengan gap sebesar
29%
3. Rendahnya pelayan Tripel eliminasi pada ibu hamil dengan gap
sebesar 50%
4. Rendahnya cakupan akseptor KB aktif di puskesmas dengan gap
sebesar 16%
5. Rendahnya cakupan D/S dengan gap sebesar 50%
6. Rendahnya pemeriksaan IVA pada wanita dengan gap sebesar 33%
7. Rendahnya kunjungan POSBINDU dengan gap sebesar 20%
8. Rendahnya capaian K1 ibu hamil dengan gap sebesar 68%
5 D/S 5 25 5 20 3 9 2 4 1 1 59
Pemeriksaan 37
6 4 20 2 8 2 6 1 2 1 1
IVA
Kunjungan 44
7 3 15 4 16 2 6 2 4 3 3
POSBINDU
K1 Ibu 46
8 5 25 3 6 3 9 2 4 2 2
Hamil
Keterangan:
S : Skor
B : Bobot
BS : Bobot X Skor
Skala Nilai
5: Sangat Besar
4:Besar
3: Sedang
2: Kecil
1: Sangat Kecil
E. Urutan Prioritas Masalah
Tabel 4.6
Urutan Prioritas Masalah
Masalah
METHODE ENVIROMENT
G. Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 4.7
Alternatif Pemecahan Masalah PKL
No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1 MAN
- Kurangnya pengetahuan ibu - Memberikan penyuluhan tentang
tentang manfaat posyandu manfaat posyandu
- Kurangnya dukungan dari - Menjalin Kerjasama dengan tokoh
tokoh masyarakat masyarakat
- Kurangnya antusias - Memberikan reward untuk setiap
masyarakat untuk rutin kunjungan lengkap
menimbang balita d/s
- Kesibukan ibu yang - Melibatkan keluarga terdekat untuk
menybabkan tidak dapat menggantikan ibunya
meluangkan waktu untuk
membawa anak ke posyandu
- Kurangnya dukungan dari - Membuat keijakan dan kesepakatan
stakeholder dengan pihak stakeholder
- Kurangnya pengetahuan - Memberikan penyuluhan tentang
keluarga tentang pentingnya pentingnya penimbangan bayi
menimbang bayi
- Sosial ekonomi masyarakat - Melibatkan keluarga terdekat untuk
terkait mata pencaharian ibu menggantikan ibunya
yang bekerja (PNS dan
pedagang)
2 ENVIRONMENT
- Adanya budaya masyarakat - Memberikan penyuluhan tentang
memeriksakan Kesehatan pentingnya memeriksakan Kesehatan
saat sakit minimal 2x setahun
- Pandemi yang membatasi - Kegiatan tetap dilakukan dengan
aktivitas menerapkan protocol Kesehatan yang
ketat dan disiplin
3 METHODE
Tabel 4.11
Plan of Action (POA) PKL
Hari/ PJ
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Biaya
Tanggal
1. Penyuluhan kepad ibu Meningkatkan Ibu yang Kamis/08 10.00- Posyandu Rp. 65.000 Pemegang
tentang pentingnya pengetahuan ibu datang ke April 2021 10.15 Cemara I program dan
menimbang bayi pada yang memiliki posyandu WIB mahasiswa
masa pandemic dan balita dan ibu dan Kader PKL
pembagian masker untuk yang baru Posyandu
ibu, bayi/balita, dan kader melahirkan untuk
selalu menimbang
yang ada di posyandu
di posyandu agar
tumbuh kembang
anak dapat
terpantau setiap
bulannya dengan
menerapkan
protocol
Kesehatan yang
tepat saat di
posyandu
2. Penyuluhan kepada kader Meningkatkan Kader Kamis/08 10.15- Posyandu Rp. 40.000 Pemegang
tentang pentingnya pengetahuan Posyandu April 2021 10.30 Cemara I program dan
menimbang bayi pada kader mengenai WIB mahasiswa
masa pandemi dan manfaat dan PKL
pemberian spanduk dampak dari
sebagai media informasi menimbang bayi
rutin di posyandu
di posyandu dan memberikan
spanduk
mengenai
pentingnya
menimbang bayi
dan spanduk
mengenai
protocol
Kesehatan yang
harus diterapkan
ketika
melaksanakan
posyandu.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa PKL mampu melaksanakan kegiatan dari perencanaan
kegiatan yang telah dirincikan dalam bidang kesehatan masyarakat,
kemudian melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah mengikuti kegiatan yang diadakan di harapkan ibu dan kader
psyandu dapat memahami setiap kegiatan yang diikuti seperti
penyuluhan, dan arahan yang dilaksanakan.
b. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu dan kader mengenai
pentingnya menimbang bayi secara rutin untuk melihat tumbuh
kembang anak terutama dimasa pandemi.
D. Tahap-Tahap Pelaksanaan
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa yang menjadi prioritas
masalah adalah rendahnya cakupan D/S pada program Gizi pada balita .
Adapun kegiatan intervensi yang dilakukan adalah :
1. Pemberian penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya menimbang balita
dan menerapkan protokol kesehatan pada masa pandemic.
2. Pemberian penyuluhan kepada kader tentang pentingnya menimbang
bayi dan mencatatnya untuk melihat perkembangan balita dan
menerapkan protocol Kesehatan.
3. Pemberian masker kepada ibu,balita dan kader posyandu Cemara I.
4. Penyerahan spanduk kepada kader posyandu Cemara I.
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit diharapkan Ibu-ibu
yang mempunyai balita usia 1-5 tahun mampu memahami / mengetahui /
mengerti tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan \ balita.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit di harapkan Ibu-ibu
yang mempunyai balita usia 1-5 tahun mampu memahami tentang:
1. Menjelaskan kembali tentang tujuan penimbangan balita.
2. Mengulang kembali kapan balita harus ditimbang.
3. Menjelaskan kembali cara menilai pertumbuhan balita.
4. Mengulang kembali tentang tanda-tanda gizi buruk pada balita.
5. Mengulang kembali tentang pengertian posyandu.
6. Mengulang kembali manfaat penimbangan balita di posyandu.
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik/ Judul : Penimbangan Balita
2. Sasaran : Ibu yang mempunyai balita yang tidak atau
belum pernah ditimbang setiap bulanya
3. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media dan alat bantu : Spanduk sebagai media Promkes
5. Materi : Terlampir
D. Pelaksanaan
Tabel 5.1
Pelaksanaan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Sasaran
MATERI PEMBAHASAN
F. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian NKKBS.
Tabel 5.3
HIPOPOC Table
Kegiatan Input Proses Output Outcome
Penyuluhan - Materi Persiapan: Ibu mengetahui Ibu rutin
kepada ibu dan penyuluhan - Materi manfaat dan membawa bayi
kader tentang tentang penyuluhan dampak apabila dan balitanya
pentingya Pentingnya - Media rutin ke posyandu
menimbang menimbang penyuluhan menimbang untuk
bayi secara bayi (Spanduk) bayi di menimbangkan
rutin - Menentukan posyandu bayi dan
- Metode
balitanya untuk
penyuluhan tempat kegiatan
memantau
(ceramah pertumbuhan
Pelaksanaan:
dan Tanya setiap
jawab) - Pembukaan dan bulannya.
- Pemberi perkenalan
materi - Penyuluhan
mahasiswa - Tanya Jawab
PKL
Evaluasi:
Adanya peningkatan
pengetahuan ibu
menenai pentingnya
menimbang bayi
walaupun di masa
pandemi
Pemberian Menentukan Membuat masker kain Ibu dan balita Mulai tumbuh
masker kepada tempat untuk ukuran anak-anak menggunakan kesadaran
ibu, kader dan pelaksanaan dan membeli masker masker dan menggunakan
balita yang dan perkiraan non medis untuk ukuran memperhatikan masker bukan
datang ke jumlah Ibu dewasa protokol hanya untuk
posyandu dan balita kesehatan diri sendiri
cemara I yang akan namun juga
ketika
hadir saat keluarga
mengunjungi
posyandu di terutama anak
adakan posyandu yang rentan
Sosialisasi -Materi Persiapan: Kader menjadi Kader
kepada kader penyuluhan - Materi tahu pentingnya posyandu
tentang tentang Penyuluhan melaksanakan paham dan
pentingnya pentinnya - Media posyandu dan selalu
menimbang menimbang bayi Penyuluhan mengajak ibu melaksanakan
bayi dan balita dan arahan (spanduk) untuk posyandu
pada masa mengenai - Menentukan menimbang dengan
pandemi protokol bayi dan balita protokol
tepmpat kegiatan
kesehatan saat dengan aturan kesehatan yang
mengadaan Pelaksanaan: protokol tepat untuk
posyandu kesehatan yang mengurangi
- Pembukaan benar penularan
- Metode - Penyuluhan penyakit pada
penyuluhan - Tanya Jawab saat pandemic
(ceramah dan
dan
Tanya jawab) Evaluasi: meningkatkan
- Pemberi materi Adanya peningkatan PHBS di
mahasiswa PKL pengetahuan kader posyandu
posyandu cemara I
mengenai pentingnya
menimbang bayi
walaupun di masa
pandemic dengan
selalumenerapkan
protokol kesehatan yang
baik dan benar .
A. Kesimpulan
Dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilakukan di
Puskesmas Plus Mandiangin yang telah dilaksanakan pada tanggal 15 Maret
2021 sampai dengan 10 April 2021 diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. UPTD Puskesmas Plus Mandiangin merupakan salah satu Puskesmas yang
berada di Kelurahan Puhun Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto
Selayan. UPTD Puskesmas Plus Mandiangin memiliki kekuatan (Puskesmas
Plus Mandiangin memiliki 8 program pokok, memiliki program kerja dan
struktur organisasi, memiliki bangunan tetap, Memiliki 1 ambulance dengan
kondisi yang baik sudah tersedianya ruang pelayanan sesuai standar,
bangunan sudah permanen, kunjungan pasien meningkat dari tahun
sebelumnya, pimpinan berkomitmen tinggi untuk peniongkatan kinerja
Puskesmas dan pelayanan puskesmas, SDM yang berusia muda cekatan dan
Tangguh dan memiliki anggaran APBD,DAK,Non Fisik (BOK) dan Kapitasi
JKN), kelemahan (Kebijakan dan standar pelayanan sudah ada namun belum
dimonitoring dan dievaluasi serta ditindak lanjuti, jumlah SDM belum sesuai
dengan analisa jabatan, masih perlunya pelatihan untuk pelayanan gawat
darurat, anggaran masih berpusat dengan skala prioritas karena jumlah yang
terbatas dan lokasi diatas bukit akses lalu lintas umum belum terpenuhi),
peluang (akses puskesmas berada dikota dan radius wilayah kerja ± 3km2,
meningkatnya kepercayaan masyarakat dengan bertambahnya pasien
berkunjung baik BPJS, Umum, dan KTP), serta ancaman (Pandemi Covid-
19, masyarakat semakin kritis dan melek informasi media social,
memerlukan penambahan pekayanan setiap waktu, kebijakan dinas
Kesehatan melakukan mutase pegawai puskesmas RSUD Kota Bukittinggi
yang baru dibangun dan terdapat pengurangan anggaran untuk tahun 2021.
Adanya aturan standar sarana Puskesmas tapi belum terpenuhi).
2. Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dilakukan, terdapat 8 masalah
yang diambil dari masing-masing program yang ada di UPTD Puskesmas
Plus Mandiangin.
3. Metode prioritas masalah yang digunakan adalah MCUA (Multiple, Criteria,
Utility, Assessment) dan didapatkan bahwa prioritas masalah di UPTD
Puskesmas Plus mandiangin adalah rendahnya cakupan D/S yang
melaksanakan program gizi dengan GAP 50%.
4. Alternatif jalan keluar yang dilakukan untuk mengatasi prioritas masalah
adalah dengan melakukan penyuluhan tentang manfaat posyandu,
penyuluhan tentang protokol kesehatan dan melakukan monitoring dan
evaluasi.
5. Solusi pemecahan masalah dengan melakuikan sosialisasi atau penyuluhan
tentang pentingnya menimbang bayi secara rutin dan menerapkan protocol
kesehatan.
6. Susunan rencana operasional program yaitu dengan mengaktifkan kembali
peran kader yang ada, melakukan pembinaan serta monitoring dan evaluasi
program.
7. Hasil evaluasi kegiatan pemecahan masalah yang di intervensi adalah
seluruh kegiatan yang direncanakan terlaksana dan berjalan dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Untuk penulisan selanjutnya diharapkan mahasiswa dapat mendalami
lagi tentang manajemen puskesmas dan penggunaan aplikasi yang
memudahkan dalam menjalankan manajemen puskesmas dan alur
pelayanan, kemudian mengkaji lebih dalam lagi faktor-faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat sehingga dapat merencanakan
kegiatan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan kepada puskesmas agar lebih meningkatkan dalam bidang
pelaporan masing-masing program setiap bulannya dan lebih ketat lagi
dalam menerapkan protokol kesehatan di puskesmas .