97
Ind
P
Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Kesehatan Keluarga
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
Diterbitkan oleh:
Kementerian Kesehatan RI
ii
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga buku ini dapat diselesaikan dengan
baik. Buku “Pedoman untuk Puskesmas dalam Penyelenggaraan
Kegiatan Kesehatan Lanjut Usia (Lansia) di Posyandu Lansia” ini
merupakan pedoman bagi petugas kesehatan di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar dalam melakukan pembinaan
kepada kader kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan
di Posyandu Lansia.
iii
maka buku ini perlu disesuaikan kembali dengan judul “Pedoman
untuk Puskesmas dalam Penyelenggaraan Kegiatan Kesehatan
Lanjut Usia di Posyandu Lansia”.
iv
Kata Pengantar Direktur Kesehatan Keluarga iii
Daftar Isi v
Daftar Grafik YLLL
Daftar Gambar Lx
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 3
B. Dasar Hukum 11
C. Tujuan Pedoman 13
D. Sasaran Pedoman 14
E. Ruang Lingkup 15
v
H. Pengorganisasian 30
I. Pembentukan 33
J. Pendanaan 42
K. Jenis Kegiatan 45
vi
A. Konsep Integrasi 79
B. Teknis Pelaksanaan 82
LAMPIRAN 119
DAFTAR PUSTAKA 193
KONTRIBUTOR 194
vii
Grafik 1 Proyeksi penduduk lansia tahun 2015- 4
2045
Grafik 2 UHH/LE dan UHH Sehat/HALE di 6
Indonesia tahun 2017
Grafik 3 Proporsi tingkat kemandirian penduduk 7
lansia
Grafik 4 Masalah kesehatan pra lansia dan 8
lansia di Indonesia tahun 2018
viii
Gambar 1 Contoh Struktur Organisasi Posyandu 31
Lansia
Gambar 2 Langkah-langkah pemberdayaan 34
masyarakat
Gambar 3 Penyelenggaraan posyandu lansia 57
Gambar 4 Alur/skema pelaksanaan kegiatan di
posyandu lansia 66
Gambar 5 Isi piringku 71
Gambar 6 Konsep pelaksanaan kegiatan yang 81
terintegrasi di Posyandu Lansia
Gambar 7 Matriks Pelaksanaan Kegiatan 84
Terintegrasi
Gambar 8 Komponen media partisipatif BKL Kit 90
Fasilitator memfasilitasi permainan
interaktif (BKL Kit) pada lansia
ix
10
1. Format Pencatatan dan Pelaporan 121
2. Petunjuk Pengisian Format Pencatatan Dan 122
Pelaporan Hasil Kegiatan Posyandu Lansia
3. Instrumen P3G 132
4. Pengalaman Pelaksanaan Posyandu Lansia 143
dari Daerah
5. Contoh Permainan Edukatif Kognitif Lansia 191
x
2
A. Latar Belakang
Arah pembangunan kesehatan dimulai dari RPJMN
I, II, III dan IV mengarah dari pendekatan kuratif-
rehabilitatif menjadi promotif-preventif dengan perubahan
target yang dimulai dari pengembangan kesehatan untuk
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.
3
Keberhasilan pembangunan kesehatan, merupakan
salah satu faktor yang berdampak pada penurunan
angka kelahiran, angka kesakitan dan angka kematian
serta peningkatan umur harapan hidup (UHH) penduduk
Indonesia. Umur Harapan Hidup (waktu lahir) di
Indonesia adalah 71,5 tahun pada tahun 2017 dan
diproyeksikan akan terus meningkat. Sehingga
persentase penduduk lanjut usia (lansia) terhadap total
penduduk diproyeksikan juga terus meningkat dari tahun
ke tahun. Bertambahnya jumlah penduduk lansia yang
semakin terlihat sejak tahun 2015 hingga tahun 2045
(dapat dilihat pada grafik 1). Hal ini menunjukkan bahwa
struktur penduduk Indonesia telah mulai bertransisi
menuju struktur penduduk tua (ageing population).
4
Pada tahun 2019, penduduk lansia sudah mencapai
27 juta jiwa atau 9,7 persen dari jumlah penduduk dan
berdasarkan proyeksi penduduk dari Badan Pusat
Statistik, diperkirakan jumlah penduduk lansia akan
menjadi 63,3 juta (19,9%) pada tahun 2045 sehingga
sangat perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif agar
para lansia tidak menjadi beban bagi pemerintah dan
masyarakat, bahkan mampu produktif dan berperan aktif
sehingga menjadi aset yang berharga di dalam
pembangunan.
5
Grafik 2. UHH/LE dan UHH Sehat/HALE di Indonesia Tahun 2017
6
Grafik 3 : Proporsi Tingkat Kemandirian Penduduk Lansia
7
Grafik 4. Masalah Kesehatan pra lansia dan lansia di Indonesia
Tahun 2018
8
yang disertai berbagai masalah kesehatan dengan
komplikasinya akan semakin besar. Kondisi tersebut
dikhawatirkan mengakibatkan lansia menjadi tergantung
dalam melakukan aktifitas sehari-hari, sehingga
memerlukan bantuan dan akan menjadi beban sosial dan
ekonomi yang berat bagi keluarga, masyarakat dan
negara. Oleh karena itu, harus dilakukan upaya yang
tepat, sistematis, dan efektif.
9
gedung maupun di luar gedung puskesmas. Untuk
pelayanan di luar gedung salah satunya dilaksanakan
melalui posyandu lansia.
10
Panduan ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan bagi petugas Puskesmas dalam melakukan
pembinaan dan pengelolaan Posyandu Lansia agar
dapat meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup
(quality of life) lansia.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 13 tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Usia Lanjut
11
7. Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59)
12
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016
tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
C. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
13
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pemahaman petugas Puskesmas
tentang:
1) Konsep dasar Posyandu Lansia
2) Penyelenggaraan kegiatan kesehatan di
Posyandu Lansia
3) Penyelenggaraan kegiatan Posyandu Lansia
yang terintegrasi dengan lintas program dan
lintas sektor terkait.
4) Monitoring dan evaluasi penyelenggaran
Posyandu Lansia
b. Dilaksanakannya kegiatan kesehatan di Posyandu
Lansia oleh petugas puskesmas sesuai pedoman
sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik
dan berkualitas
D. Sasaran Pedoman
1. Petugas Puskesmas.
2. Penanggung jawab program kesehatan lansia di
dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota.
3. Institusi pendidikan kesehatan
4. Mitra puskesmas dalam pemberdayaan lansia antara
lain organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
dan dunia usaha
14
E. Ruang Lingkup
Pedoman ini membahas materi tentang
penyelenggaraan kegiatan Posyandu Lansia meliputi
konsep dasar Posyandu Lansia, tujuan,
pengorganisasian, penyelenggaraan kegiatan kesehatan
posyandu lansia termasuk pengintegrasian serta
pembinaan dan evaluasi kegiatan posyandu lansia.
15
16
18
A. Pengertian
19
kepengurusan, kader, pembinaan kelembagaan dan
teknis, sasaran, serta sumberdaya.
20
Implementasi kegiatan pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan, antara lain berupa :
21
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
22
dalam penyelenggaraan Posyandu Lansia, dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup lansia.
C. Sasaran
1. Sasaran Langsung
a. Pra lanjut usia (usia 45 - 59 tahun)
b. Lanjut usia (usia ≥ 60 tahun)
c. Lanjut usia risiko tinggi, yaitu usia ≥ 70 tahun
atau lansia berusia ≥ 60 tahun dengan
masalah kesehatan.
23
D. Fungsi
E. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
a. Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan
informasi dan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan upaya peningkatan
kesehatan lansia.
b. Memperoleh layanan secara profesional dalam
pemecahan masalah kesehatan terutama terkait
upaya peningkatan kesehatan lansia.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan dasar terpadu dengan pelayanan
sosial dasar dan sektor lain terkait.
24
2. Bagi Kader, pengurus Posyandu Lansia dan tokoh
masyarakat
a. Mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang
upaya kesehatan yang terkait dengan upaya
peningkatan kesehatan lansia.
b. Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam
membantu masyarakat menyelesaikan masalah
kesehatan terkait dengan upaya peningkatan
kesehatan lansia.
3. Bagi Puskesmas
a. Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat,
pusat pelayanan kesehatan perorangan primer
dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat
primer untuk meningkatkan status kesehatan
lansia
b. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam
pemecahan masalah kesehatan lansia sesuai
kondisi setempat.
c. Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar
kepada lansia
25
4. Bagi sektor lain
a. Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam
pemecahan masalah kesehatan dan sosial dasar
lainnya, terutama yang terkait dengan upaya
peningkatan kesehatan lansia sesuai kondisi
setempat.
b. Meningkatkan efisiensi melalui pemberian
pelayanan kepada lansia secara terpadu sesuai
dengan tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) masing-
masing sektor.
F. Lokasi
Tempat penyelenggaraan kegiatan Posyandu
Lansia sebaiknya berada pada lokasi yang mudah
dijangkau oleh masyarakat. Posyandu Lansia berada di
setiap desa/kelurahan/nagari atau lebih baik lagi berada
di tingkat RW.
G. Kedudukan
26
kelurahan. Kedudukan Posyandu Lansia terhadap
pemerintahan desa/kelurahan adalah sebagai wadah
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan
sosial dasar lainnya yang secara kelembagaan
dibina oleh pemerintahan desa/kelurahan.
27
3. Kedudukan Posyandu Lansia Terhadap B erbagai
UKBM.
28
5. Kedudukan Posyandu Lansia Terhadap
Puskesmas
29
H. Pengorganisasian
Posyandu Lansia sebagai suatu wadah kegiatan
yang bernuansa pemberdayaan masyarakat, akan
berjalan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa
komponen pokok, yaitu: adanya proses kepemimpinan,
terjadinya proses pengorganisasian, adanya anggota
kelompok dan kader serta tersedianya pendanaan.
30
menggerakkan sumberdaya yang ada, tenaga, materi
dari sumber lainnya. Struktur organisasi Posyandu Lansia
direkomendasikan sedikitnya terdiri dari ketua, sekretaris,
bendahara dan beberapa seksi dan kader. Struktur
organisasi di setiap kelompok sepenuhnya ditentukan
oleh kelompok itu sendiri, sesuai dengan aspirasi yang
berkembang di kelompok.
31
1. Pengelola Posyandu Lansia
Pengelola Posyandu Lansia adalah unsur
masyarakat, lembaga kemasyarakatan, organisasi
kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat,
lembaga mitra pemerintah dan dunia usaha yang dipilih,
bersedia, mampu dan memiliki waktu dan kepedulian
terhadap pelayanan lansia di posyandu lansia.
32
sasaran dengan lokasi kegiatan dalam penentuan jumlah
anggota, sehingga apabila terpaksa tidak menutup
kemungkinan anggota suatu kelompok kurang dari 50
orang atau lebih dari 100 orang.
I. Pembentukan
33
3. Musyawarah masyarakat di desa/Kelurahan
4. Perencanaan Partisipatif
5. Pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan oleh
masyarakat
6. Pembinaan dan pelestarian kegiatan
34
Pertemuan ini merupakan langkah awal kegiatan
pembinaan peran serta masyarakat di tingkat
desa/kelurahan.
Peserta Pertemuan :
1). Peserta dari tingkat Kecamatan :
- Camat/stafnya
- Kepala Puskesmas/staf
- Petugas sektor lain : Sosial, petugas
Kependudukan dan KB, Pertanian, Agama,
PKK, dll.
35
2). Peserta dari desa/kelurahan :
- Kepala Desa/Kelurahan/Nagari
- Ketua RW/RT
- Pemuka masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, tokoh pemuda, PKK.
- Organisasi yang ada di masyarakat
36
- Masyarakat mengenal, mengumpulkan dan
mengkaji masalah kesehatannya sendiri.
- Masyarakat mengetahui masalah kesehatan yang
ada, urutan prioritas penanganannya, faktor
penyebab masalah kesehatan (termasuk perilaku
berisiko, non perilaku/lingkungan, dan kebijakan
yang ada di masyarakat)
- Timbulnya minat dan kesadaran masyarakat
untuk mengetahui masalah kesehatan sendiri
- Mengidentifikasi potensi yang dimiliki oleh
desa/kelurahan untuk mengatasi masalah
kesehatan, termasuk keberadaan UKBM.
37
LKMD, pemuka masyarakat, wakil pemuka
masyarakat Desa / RW / RT/ Dusun/ Dukuh), kader
kesehatan, petugas kesehatan, tim SMD, Linsek desa
dan kecamatan, Ormas, LSM, Donatur, dll.
38
g. Menggalang partisipasi warga desa/kelurahan
untuk mendukung pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan status kesehatan lansia di
wilayahnya.
4. Perencanaan Partisipatif
39
perencanaan partisipatif yang memerlukan
dukungan puskesmas dapat menjadi pedoman bagi
puskesmas dalam menyusun rencana usulan
kegiatan puskesmas.
5. Pelaksanaan Kegiatan
40
pengorganisasian dan pendanaan masyarakat
melalui telaahan mawas diri untuk dapat
menemukan kelemahan dan kekuatan UKBM
tersebut, sehingga dapat dilakukan peningkatan
jumlah dan kualitas kegiatannya.
Pembinaan yang teratur dan berkesinambungan
merupakan langkah penting dalam memelihara
kelestarian kegiatan. Kegiatan pembinaan
kelestarian dilaksanakan sesuai kebutuhan
masyarakat desa/kelurahan oleh masyarakat
bersama pemerintah desa/kelurahan dan
pendamping teknis, dilakukan melalui kegiatan:
a. Pertemuan berkala;
41
c. Sosialisasi;
J. Pendanaan
1. Sumber Biaya
Pembiayaan Posyandu Lansia berasal dari
berbagai sumber, antara lain:
a. Masyarakat:
1) Iuran pengguna/pengunjung Posyandu
Lansia.
42
2) Iuran masyarakat umum dalam bentuk
dana sehat.
3) Sumbangan/donatur dari perorangan atau
kelompok masyarakat.
4) Sumber dana sosial lainnya, misal dana
sosial keagamaan (zakat infaq shadaqah
(ZIS), kolekte, dll.) dan sebagainya.
b. Swasta/Dunia Usaha
c. Hasil Usaha
43
disumbangkan untuk biaya pengelolaan
Posyandu Lansia. Contoh kegiatan usaha
yang dilakukan antara lain:
1) Kelompok Usaha Bersama (KUB)
2) Hasil karya kader Posyandu Lansia,
misalnya kerajinan, Taman Obat
Keluarga (TOGA)
d. Pemerintah
a. Pemanfaatan Dana
Dana yang diperoleh Posyandu Lansia,
digunakan untuk membiayai kegiatan
Posyandu Lansia, antara lain dalam bentuk:
1) Biaya operasional Posyandu Lansia
2) Biaya penyediaan PMT Penyuluhan.
3) Pengganti biaya perjalanan kader.
44
4) Modal usaha dalam melakukan kegiatan
pemberdayaan lansia
5) Bantuan biaya rujukan bagi yang
membutuhkan
b. Pengelolaan Dana
Pengelolaan dana dilakukan oleh pengurus
Posyandu Lansia. Dana harus disimpan
ditempat yang aman dan jika mungkin
mendatangkan hasil. Untuk keperluan biaya
rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh
kader yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan
pengeluaran harus dicatat dan dikelola secara
bertanggungjawab.
K. Jenis Kegiatan
Sebagai wadah pelaksanaan kegiatan UKBM,
maka kegiatan yang dilakukan di Posyandu Lansia
dapat melibatkan semua sektor terkait. Penetapan
kegiatan baru harus mendapat dukungan dari seluruh
masyarakat yang tercermin dari hasil Survey Mawas
Diri (SMD) dan disepakati bersama melalui forum
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
45
Beberapa kegiatan Posyandu Lansia yang dapat
diselenggarakan secara terpadu dengan sektor terkait
antara antara lain:
1. Pembinaan kesehatan lansia
2. Bina Keluarga Lansia (BKL)
3. Pembinaan kesejahteraan sosial lansia
4. Pertemuan dengan caregiver yang merawat lansia
dengan ketergantungan sedang, berat dan total.
5. Pemberdayaan lansia dengan kegiatan :
a. Peningkatan peran lansia dalam
meningkatkan status kesehatan keluarga
b. Program diversifikasi pertanian tanaman
pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui
Taman Obat Keluarga (TOGA).
c. Upaya kesehatan tradisional melalui
akupresur, pengolahan TOGA dan ramuan
tradisional herbal (jamu),
d. Kegiatan ekonomi produktif, seperti: usaha
peningkatan pendapatan keluarga, usaha
simpan pinjam
e. Kegiatan untuk pengembangan ekonomi
kreatif (melukis, membatik, kesenian seperti
angklung dll)
f. Kegiatan kerohanian
46
g. Forum diskusi
h. Dsb.
47
:
48
50
A. Pelayanan Kesehatan
51
2. Pemeriksaan tingkat kemandirian, dengan
menggunakan instrument penilaian Activity Daily
Living (ADL)/Aktifitas Kegiatan Sehari-hari (AKS)
(khusus untuk lansia).
3. Penilaian risiko jatuh (khusus untuk lansia).
4. Pemeriksaan status mental dan emosional, dengan
menggunakan instrumen penilaian Geriatric
Depression Scale (GDS) (khusus untuk lansia).
5. Pemeriksaan status kognitif, dengan menggunakan
instrumen penilaian Abreviated Mental Test (AMT)
atau Mini Cog dan Clock Drawing Test (CDT4)
(khusus untuk lansia).
6. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan atau panjang depa,
dan pengukuran lingkar perut
7. Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan
tensimeter
8. Pemeriksaan fisik termasuk deteksi dini adanya
anemia, gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran dan sebagainya
9. Pemeriksaan laboratorium sederhana (kolesterol
dalam darah, gula darah sewaktu dan asam urat).
Dilakukan 1 kali setahun, kecuali yang mempunyai
kelainan.
52
10. Melakukan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit
bilamana ditemukan kelainan.
11. Penyuluhan secara berkelompok atau konseling
secara perorangan sesuai dengan masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masing-masing lansia.
12. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas
kesehatan bagi lansia yang tidak datang atau belum
mau datang, agar tetap/mau berpartisipasi dalam
kegiatan posyandu.
13. Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai
kebutuhan dan kondisi setempat:
a. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Penyuluhan sebagai contoh menu makanan
dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lanjut usia, menggunakan bahan makanan lokal
yang berasal dari daerah tersebut. Hendaknya
PMT lansia berupa makanan pokok berbasis
pangan lokal, makanan tinggi serat, rendah lemak
(tidak digoreng dan tidak bersantan).
53
dalam rangka mempertahankan dan stimulasi
fungsi kognitif
54
B. Sarana dan Prasarana
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu
Lansia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang,
antara lain :
1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat
terbuka)
2. Meja dan kursi
3. Alat tulis
4. Lansia Kit, yang berisi : timbangan dewasa, meteran
pengukur lingkar perut, alat pengukur tinggi badan,
stetoskop, tensimeter, alat pemeriksaan laboratorium
sederhana beserta stick pemeriksaannya (gula darah,
kolesterol, dan asam urat) dan termometer.
5. Buku Kesehatan Lansia
6. Buku pencatatan kegiatan (register posyandu lansia,
buku register bantu, register kohort lansia)
7. Materi KIE (lembar balik, leaflet dll)
8. Alat atau bahan yang dapat membantu stimulasi
kognitif lansia
C. Waktu Penyelenggaraan
55
Apabila diperlukan, hari buka Posyandu Lansia dapat
lebih dari satu kali dalam sebulan.
D. Tempat Penyelenggaraan
Prinsip penentuan tempat penyelenggaraan
Posyandu Lansia adalah :
56
E. Pelaksana Kegiatan (Serta Tugas dan Tanggung
Jawabnya)
Kegiatan kesehatan di Posyandu Lansia dilakukan
oleh masyarakat dan kader bersama-sama dengan
petugas Puskesmas atau petugas lain. Tugas dan
tanggung jawab masing-masing pihak sebelum hari
pelaksanaan, pada hari pelaksaan, dan diluar hari
pelaksaan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.
Penyelenggaraan Posyandu Lansia
57
1. Kader
a. Sebelum hari pelaksanaan Posyandu Lansia,
antara lain:
1) Menyebarluaskan informasi tentang hari
pelaksanaan Posyandu Lansia melalui
pertemuan warga setempat atau berkoordinasi
dengan petugas BKL untuk menggerakkan
lansia
2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan
Posyandu Lansia
3) Mempersiapkan sarana Posyandu Lansia
4) Melakukan pembagian tugas antar kader
5) Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan
petugas lainnya
6) Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan atau
promosi kesehatan lainnya, termasuk materi
pemberdayaan lansia dalam peningkatan
status kesehatan keluarga dan masyarakat.
58
2) Melaksanakan pengukuran tinggi badan, berat
badan, dan lingkar perut pra lansia dan lansia.
Dapat pula mengukur tekanan darah dengan
menggunakan tensimeter digital.
3) Mencatat hasil pengukuran di Buku Kesehatan
Lansia dan mengisi buku register Posyandu
Lansia.
4) Membantu petugas kesehatan memberikan
pelayanan sesuai kewenangannya.
5) Setelah pelayanan Posyandu Lansia selesai,
kader bersama petugas kesehatan
melengkapi pencatatan dan membahas hasil
kegiatan serta tindak lanjut.
59
4) Memberitahukan kepada kelompok sasaran
agar berkunjung ke Posyandu Lansia saat hari
buka
5) Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh
masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin
kelompok masyarakat atau organisasi
keagamaan.
2. Petugas Puskesmas
60
c. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan
lansia kepada pengunjung Posyandu Lansia.
d. Menganalisa hasil kegiatan Posyandu Lansia,
melaporkan hasilnya kepada Puskesmas serta
menyusun rencana kerja dan melaksanakan upaya
perbaikan sesuai dengan kebutuhan Posyandu
Lansia.
61
untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
Posyandu Lansia.
d. Menindaklanjuti hasil kegiatan Posyandu Lansia
bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
(LPM), Lembaga Kemasyarakatan atau sebutan
lainnya.
e. Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya
kegiatan Posyandu Lansia secara teratur.
5. Pokjanal Posyandu
a. Mengelola berbagai data dan informasi yang
berkaitan dengan kegiatan Posyandu Lansia;
b. Menyusun rencana kegiatan tahunan dan
mengupayakan adanya sumber-sumber pendanaan
untuk mendukung kegiatan pembinaan Posyandu
Lansia;
c. Melakukan analisis masalah pelaksanaan program
berdasarkan alternatif pemecahan masalah sesuai
dengan potensi dan kebutuhgan desa/kelurahan;
d. Melakukan bimbingan dan pembinaan, fasilitasi,
pamantauan dan evaluasi terhadap pengelolaan
kegiatan dan kinerja kader Posyandu Lansia secara
berkesinambungan;
62
e. Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi,
gotong royong, dan swadaya masyarakat dalam
mengembangkan Posyandu Lansia.
f. Mengembangkan kegiatan lain sesuai dengan
kebutuhan;
g. Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan Posyandu
Lansia kepada Kepala Desa/Lurah dan Ketua
Pokjanal Posyandu Lansia Kecamatan.
63
2. Langkah kedua: wawancara termasuk anamnesa perilaku
berisiko (APR), penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan atau panjang depa, pengukuran
lingkar perut, dan penilaian tingkat kemandirian lansia
(dilakukan oleh Kader)
64
4. Langkah keempat: pemeriksaan laboratorium sederhana
seperti : gula darah, kolesterol dan asam urat (dilakukan
oleh petugas kesehatan dibantu Kader)
65
Gambar 4.
Alur / Skema Pelaksanaan Kegiatan di Posyandu Lansia
66
Kebutuhan sarana dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di posyandu lansia, dapat
dilihat dalam matriks berikut ini:
Langkah Kegiatan Sarana yang dibutuhkan
I Pendaftaran dan pemberian buku - Meja, kursi
kesehatan lansia - Alat tulis
- Buku Register dan buku pencatatan
kegiatan
- Buku Kesehatan Lansia
- Latihan fisik, Senam / jalan sehat - Tape recorder / VCD/ Video/Sound
- Penyuluhan system
- Pemberdayaan lansia - Media KIE (lembar balik, buku kesehatan
lansia, panduan praktis caregiver dalam
- Peningkatan fungsi kognitif
PJP bagi lansia, media KIE pedoman
pemberdayaan dll)
- Material / alat untuk stimulasi kognitif
II - Wawancara termasuk anamnesa - Meja, kursi
perilaku berisiko (APR) - Alat tulis
- Penimbangan berat badan (BB), - Buku Kesehatan Lansia
pengukuran tinggi badan (TB) untuk
- Timbangan
penentuan IMT
67
Langkah Kegiatan Sarana yang dibutuhkan
- Pengukuran lemak perut - Microtoise
- Pemeriksaan tingkat kemandirian - Meteran
- Pengukuran tekanan darah - Form P3G (Instrumen ADL/AKS)
III - Pemeriksaan fisik - Meja, kursi
- Pemeriksan status mental emosional - Alat tulis
- Pemeriksaan status kognitif - Form P3G
- Pemeriksaan risiko jatuh - Tensimeter digital
- Stetoskop
- Buku Kesehatan Lansia
IV - Pemeriksaan laboratorium sederhana - Alat monitor untuk gula darah, kolesterol,
asam urat, termasuk strip uji
V - Konseling, Pemberian PMT dan - Meja, kursi
Rujukan - Media KIE (leaflet, lembar balik, buku
kesehatan lansia dll)
- PMT Penyuluhan
Kader juga dapat membantu petugas kesehatan melakukan penilaian risiko jatuh,
GDS dan AMT dalam melakukan wawancara, namun TIDAK MELAKUKAN
68
penjumlahan skor atau menyimpulkan hasil penilaian
Kegiatan senam, penyuluhan kelompok,
pemberdayaan lansia dalam meningkatkan status kesehatan
keluarga dan kegiatan untuk peningkatan fungsi kognitif
(kemampuan berfikir), dapat dilakukan sebelum atau
bersamaan dengan melakukan 5 langkah kegiatan posyandu
lansia.
Sesuai dengan perkembangan dan kondisi masing-
masing daerah, kelompok diperbolehkan menggunakan
model pelaksanaan kegiatan di luar sistim 5 langkah, antara
lain :
• Terintegrasi dengan kelompok yang sudah ada (majelis
taklim, kelompok jemaat, kelompok arisan dll)
• Kegiatan khusus di sarana pelayanan kesehatan (hari
khusus untuk pelayanan lansia di Puskesmas, RSU, dll)
69
Selain berfungsi untuk mempertahankan dan
meningkatkan fungsi kogntif, metode ini juga dinilai cukup
efektif untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan juga
mengisi waktu luang para lansia agar lebih aktif dan juga
bermanfaat. Kegiatan ini juga dapat melatih emosi,
perasaan, hati dan juga pikiran lansia agar lebih fokus dan
terarah. Petugas kesehatan bersama dengan kader dapat
mengembangkan berbagai permainan kreatif tersebut di
Posyandu Lansia.
70
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
menyediakan PMT penyuluhan bagi lansia:
- Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan
makan lansia. Sayuran dipotong lebih kecil, bila perlu
dimasak sampai empuk, dan daging dicincang.
- Porsi makan dibuat kecil dengan komposisi sesuai
dengan “Isi Piringku”.
Gambar 5
Isi Piringku (Sajian Sekali Makan)
71
- Tingkatkan cita rasa dengan penggunaan bumbu bumbu
seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, lada
dan lain-lain. Namun tetap diperhatikan agar memilih
makanan dengan bumbu yang tidak merangsang.
- Batasi penggunaan garam, gula dan lemak.
- Makanan yang dikukus, dipanggang, dan direbus lebih
baik dari pada digoreng.
Beberapa contoh menu PMT penyuluhan bagi lansia (sekali
makan)
Makan Besar
Menu 1
- Nasi putih / merah : ¾ gelas
- Ikan bumbu kuning : 1 potong
- Tempe bacem : 1 potong
- Sayur asem : 1 gelas
- Pepaya : 1 potong sedang
Menu 2
- Nasi putih / merah : ¾ gelas
- Ayam panggang : 1 potong
- Pepes tahu : 1 potong
- Urap Sayuran : 1 gelas
- Jeruk : 1 buah sedang
72
Menu 3
Bihun goreng
- Bihun matang : 1/2 gelas
- Daging ayam cincang : 50 gram
- Buncis, wortel
- Telur dadar orak-arik : 1 butir
Menu 4
- Nasi putih / merah : ¾ gelas
- Tumis brokoli ikan, terdiri dari:
• brokoli rebus : 300 gram
• fillet ikan (gurami/kakap/dori) : 40 gram
• tahu sutra : 1 buah (potong dadu)
Menu Snack
Menu 1
- Kue talam : 1 potong
- Pisang : 1 buah
Menu 2
- Arem-arem isi sayur dan ayam giling
- Apel/pir : 1 buah
Menu 3
- Kacang kedelai/edamame : 1 buah
- Buah 2 macam, misal jeruk 1 buah dan anggur
73
Menu 4
- Empek-empek : 2 buah
- Jus buah : 1 cup
74
secara berjenjang. Pencatatan dilakukan juga oleh
Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sedangkan pencatatan di tingkat Provinsi dan Pusat
disesuaikan dengan kebutuhan dengan menggunakan format
yang tersedia (format pencatatan kegiatan posyandu lansia)
75
76
77
A. Konsep Integrasi
79
seperti perguruan tinggi dan LSM, sehingga pelayanan yang
diberikan di Posyandu Lansia dapat lebih holistik dan
komprehensif. Hal ini diharapkan juga dapat menarik minat,
meningkatkan partisipasi dan kepatuhan lansia dalam
melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin di Posyandu
Lansia.
80
Dengan kegiatan yang terintegrasi akan menjadi lebih
efektif dan efisien, dimana lansia pada satu kali kunjungan akan
mendapatkan paket pelayanan yang lengkap.
Gambar 6
Konsep Pelaksanaan Kegiatan yang Terintegrasi di Posyandu Lansia
81
B. Teknis Pelaksanaan
82
pengendalian masalah penyakit tidak menular bagi
penduduk usia 15 tahun ke atas, termasuk intervensi
yang perlu diberikan apabila mempunyai permasalahan
PTM tersebut. Dalam pelaksanaan posbindu PTM,
kegiatan utamanya adalah skrining faktor risiko PTM.
Seluruh kegiatan posbindu PTM merupakan bagian dari
kegiatan posyandu lansia. Oleh karenanya, untuk
sasaran usia pra lansia dan lansia sebaiknya dilakukan di
posyandu lansia.
Posyandu Posbindu
No. Komponen Kegiatan
Lansia PTM
1. Pemeriksaan status gizi melalui
penimbangan berat badan dan √ √
pengukuran tinggi badan
2. Pengukuran lingkar perut √ √
83
Posyandu Posbindu
No. Komponen Kegiatan
Lansia PTM
3. Pengukuran tekanan darah serta
√ √
penghitungan denyut nadi
4. Skrining gangguan indra (penglihatan √
dan pendengaran)
√
(opsional)
5. Pemeriksaan kadar gula darah √ √
6. Pemeriksaan kadar kolesterol √
√
(opsional)
7. Penyuluhan dan konseling √ √
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas
√ √
bilamana ada keluhan
9. Kegiatan olah raga bersama antara lain
√ √
senam lansia pada posyandu lansia
10. Pemeriksaan status kemandirian,
mental emosional (termasuk √
kepikunan), dan kognitif
11. Pemeriksaan kadar asam urat √
12. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
√
Penyuluhan
13. Pemberdayaan potensi lansia √
14. Rekreasi √
15. Kunjungan rumah oleh kader disertai
petugas bagi anggota Kelompok Usia
Lanjut yang tidak datang, dalam √
rangka kegiatan perawatan kesehatan
masyarakat (Public Health Nursing).
Gambar 7.
Matriks Pelaksanaan Kegiatan Terintegasi
84
b. Penanggung jawab program gizi : bertanggung jawab
terkait masalah gizi lansia, termasuk intervensi yang
perlu diberikan apabila lansia mempunyai permasalahan
gizi.
85
diberikan apabila lansia mempunyai permasalahan
tersebut. Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan gigi
dan mulut bagi usia pra lansia dan lansia di posyandu
lansia dapat melibatkan dokter gigi.
86
terlatih dalam memberikan edukasi dan pembinaan
terkait pengembangan program kesehatan tradisional
yang dapat dilakukan oleh pra lansia dan lansia.
87
memberikan pelayanan secara bersama-sama, sesuai
langkah kegiatan, sehingga kegiatan di posyandu lansia lebih
baik lagi. Terkait pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan
dengan mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan yang
sudah ada yang dilakukan oleh kader, untuk nanti dapat
diambil oleh pengelola program masing-masing sesuai
kebutuhannya.
88
sektor terkait yang juga masing-masing mempunyai kegiatan
dengan sasaran lansia sehingga hasilnya akan lebih optimal.
89
- Memfasilitasi penggunaan BKL Kit bersama kader
BKL sebagai salah satu kegiatan tambahan di
posyandu lansia sehingga dapat membantu
meningkatkan fungsi kognitif lansia (pemenuhan
kebutuhan aspek Psikososial)
- Rekap permasalahan yang ada di tingkat keluarga
dan melakukan tindak lanjut atas permasalahan
yang didapat
Gambar 9
Fasilitator memfasilitasi permainan interaktif
Bina Keluarga Lansia (BKL) Kit pada lansia
90
3) Petugas Sosial di tingkat kecamatan dan
desa/kelurahan
91
- Mengimplementasikan regulasi dan program di
bidang sosial kepada lansia secara terintegrasi
dengan sektor lain berdasarkan hasil kegiatan di
posyandu lansia. Misalnya syarat keluarga lansia
yang mendapatkan bantuan PKH – lansia harus
berpartisipasi pada kegiatan di posyandu lansia,
dan sebagainya.
5) Petugas yang
bertanggung jawab
dalam pembinaan
Usaha Mikro Kecil
dan Menengah
(UMKM) tingkat
k e c a m a t a n ,
Koperasi Unit Desa, Petugas Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL), dsb. : berperan dalam hal
penyuluhan, pemberdayaan dan peningkatan
92
kemampuan lansia dalam mengembangkan usaha
ekonomi produktif, termasuk dalam bidang pertanian,
peternakan dan sebagainya.
93
- Menjadi mitra dalam melakukan assessment,
penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan lansia
yang melibatkan mahasiswa, sebagai salah satu
kegiatan dalam pengabdian masyarakat/ dharma
bakti perguruan tinggi bagi mahasiswa
94
- Menggerakkan dan melakukan pembinaan Kader
2) Organisasi Profesi
95
3) Organisasi Kemasyarakatan lainnya / LSM,
berperan dalam :
96
Pelaksanaan kegiatan secara terintegrasi di posyandu
lansia sebaiknya dilakukan di tempat yang lebih luas, sehingga
lansia yang mendapatkan pelayanan lebih terorganisir dengan
baik supaya menjadi lebih nyaman. Apabila tidak
memungkinkan maka hari pelaksanaan Posyandu lansia dapat
dilakukan lebih dari satu kali dalam sebulan, dengan jenis dan
jadwal pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kesepakatan, baik
dengan lintas sektor terkait maupun dengan lansia sendiri.
97
98
98
A. Pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan pengawasan Posyandu Lansia
dilakukan secara berjenjang dari pusat, provinsi,
kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan dan
puskesmas. Peran petugas puskesmas sangat penting
khususnya dalam pembinaan teknis operasional
pelaksanaan di lapangan, agar kelangsungan dan
kesinambungan kegiatan tetap terpelihara.
101
layanan kesehatan dasar dan layanan sosial dasar
lainnya di Posyandu Lansia;
c. Bupati/Walikota melakukan pembinaan dan
pengawasan di tingkat kecamatan terhadap
pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan layanan
sosial dasar lainnya di Posyandu Lansia;
d. Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan
layanan sosial dasar lainnya di Posyandu Lansia
desa/kelurahan, Bupati/Walikota dapat melimpahkan
kepada Camat.
e. Kepala Desa melakukan pembinaan terhadap
pelaksanaan layanan kesehatan dasar dan layanan
sosial dasar lainnya di Posyandu Lansia;
102
Pembinaan dan pengawasan dapat dilakukan
melalui: sosialisasi, rapat koordinasi, konsultasi,
workshop, lomba, penghargaan dan pelatihan.
103
3) Melakukan monitoring kinerja petugas puskesmas
dalam penyelenggaraan posyandu lansia.
b. Pembinaan Eksternal
Pembinaan eksternal dilakukan untuk memastikan
keberlangsungan pelaksanaan Posyandu Lansia, berupa:
1) Asistensi kepada masyarakat, kelompok lansia,
lintas sektor dan mitra kerja puskesmas (dunia
usaha) dengan menggunakan prinsip kemitraan,
2) Melibatkan peran serta aktif seluruh pihak terkait
sebagai mitra petugas yang secara bersama-sama
menganalisa dan memecahkan masalah dengan
memanfaatkan potensi yang dimiliki.
3) Meningkatkan kapasitas kader dengan memberikan
orientasi, sosialisasi, atau pelatihan sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
dalam pelaksanaan posyandu lansia.
B. Evaluasi
104
dilakukan untuk memberikan umpan balik sebagai dasar
penyempurnaan pembinaan dan pengembangan program.
2. Kehadiran kader
105
dengan pengukuran cara lain sesuai kondisi lansia
(penentuan status gizi) supaya lebih fleksibel
- Cakupan pemeriksaan laboratorium sederhana (gula
darah, kolesterol dan asam urat)
- Cakupan hasil pemeriksaan kesehatan
- Cakupan lansia yang ikut penyuluhan
106
menuju kualitas yang lebih baik, juga memberikan acuan
bagi pembinaan oleh petugas. Dengan demikian, pembinaan
yang dilakukan untuk masing-masing Posyandu Lansia juga
berbeda sesuai kondisi dan kebutuhannya. Untuk
mengetahui tingkat perkembangan Posyandu Lansia, telah
dikembangkan metode dan alat telaahan perkembangan
Posyandu Lansia, yang dikenal dengan nama Telaah
Kemandirian Posyandu Lansia. Tingkat perkembangan
Posyandu Lansia dapat digolongkan menjadi 4 tingkat yaitu:
a. Kriteria
Posyandu Lansia Pratama adalah Posyandu
Lansia yang belum mantap, yang ditandai oleh
kegiatan bulanan Posyandu Lansia belum
terlaksana secara rutin (< 8 kali setahun), jumlah
kader sangat terbatas yakni kurang dari 3 (tiga)
orang, cakupan pelayanan kesehatan masih
rendah (lihat tabel), senam lansia < 8 kali per
tahun, kegiatan tambahan dan sektor terkait (jenis)
tidak ada, pendanaan berasal dari masyarakat
tidak ada.
107
b. Penyebab
Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin
bulanan Posyandu Lansia, di samping karena
jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena
belum siapnya masyarakat.
c. Intervensi
Intervensi yang dapat dilakukan untuk
perbaikan peringkat antara lain memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader dan
intervensi lain sesuai dengan permasalahan yang
ditemukan.
108
b. Penyebab
Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin
bulanan Posyandu Lansia, antara lain dapat
karena jumlah kader yang terbatas, atau karena
belum siapnya masyarakat, dsb.
c. Intervensi
Untuk meningkatkan cakupan dapat
dilakukan dengan mengikutsertakan tokoh
masyarakat sebagai motivator serta lebih
menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan
Posyandu Lansia. Contoh intervensi yang dapat
dilakukan antara lain:
- Sosialisasi tokoh masyarakat
- Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu
Lansia, dengan tujuan untuk merumuskan
masalah dan menetapkan cara
penyelesaiannya, dalam rangka meningkatkan
cakupan Posyandu Lansia.
- dsb.
109
bulanan Posyandu Lansia ≥ 10 kali setahun,
jumlah kader 5 (lima) orang atau lebih, cakupan
pelayanan kesehatan sudah mulai baik (lihat
tabel), senam lansia ≥ 10 kali per tahun, kegiatan
tambahan dan sektor terkait (jenis) ada 2,
pendanaan berasal dari masyarakat < 50%.
b. Penyebab
Penyebab dapat karena belum optimalnya
kemitraan dengan lintas sektor dan kemandirian
sumber pendanaan.
c. Intervensi
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
- Sosialiasi kepada lintas program terkait untuk
meningkatkan peran sertanya dalam kegiatan
Posyandu Lansia yang dapat juga difasilitasi
melalui pokja lansia
- Sosialisasi program dana sehat yang bertujuan
untuk memantapkan pemahaman masyarakat
tentang dana sehat dan aktif mencari donatur
melalui swasta dan yang lain yang tidak
mengikat.
- dsb.
110
4. Posyandu Lansia Mandiri
a. Kriteria
Posyandu Lansia Mandiri adalah Posyandu
Lansia yang sudah melaksanakan kegiatan
bulanan Posyandu Lansia ≥ 10 kali setahun,
jumlah kader 5 (lima) orang atau lebih, cakupan
pelayanan kesehatan sudah baik (lihat tabel),
senam lansia > 10 kali per tahun, kegiatan
tambahan dan sektor terkait (jenis) > 2, pendanaan
berasal dari masyarakat > 50%.
b. Intervensi
Intervensi yang dapat dilakukan bersifat
penguatan termasuk pembinaan program dana
sehat, sehingga terjamin kesinambungannya.
Selain itu dapat dilakukan intervensi
memperbanyak jenis kegiatannya sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
111
Secara sederhana indikator untuk tiap tingkat
perkembangan dapat diuraikan dalam matriks sebagai
berikut:
112
INDIKATOR PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
Frekuensi pertemuan (x/thn) <8 8-9 ≥ 10 ≥10
113
114
113
Peningkatan jumlah penduduk lansia yang
merupakan akibat dari peningkatan umur harapan hidup akan
mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan dan sosial
yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia.
Proses menua adalah proses alamiah yang akan dialami
semua orang yang dianugerahi umur panjang. Namun tentu
kualitas hidup yang baiklah yang diharapkan. Untuk itu,
diperlukan penanganan promotif dan preventif secara
komprehensif, terpadu dan berkesinambungan bagi pra lansia
dan lansia, dimulai dari kegiatan di komunitas agar masalah
kesehatan yang timbul dapat diantisipasi sedini mungkin.
117
Buku ”Pedoman untuk Puskesmas dalam
Penyelenggaraan Kegiatan Kesehatan di Posyandu Lansia”
ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan bagi petugas
kesehatan di Puskesmas dan petugas lainnya dalam
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan
kesehatan lansia di masyarakat, khususnya di Posyandu
Lansia secara terintegrasi.
118
117
LAMPIRAN 1
Format Pencatatan dan Pelaporan
Jml Kasus
Umur Kegiatan sehari-hari Hasil pemeriksaan Pengobatan
Kunjungan Konseling Penyul Pemberd
No Nama Lansia 45-59 60-69 > 70 Kemandirian Ggn IMT Tek. Darah Hb Kolesterol Gula Darah Asam Urat Ggn Ggn ayaan Ket.
Ggn Ggn uhan
Penglihata DiobatiDirujuk B L S Lansia
B L L P L P L P A B C ME L N K T N R N K N T N T N T ginjal kognitif pendengaran
n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
JUMLAH
Mengetahui
Penanggung jawab wilayah Ketua kader Posyandu ......
______________ ________________
121
Lampiran 2
Petunjuk P engisian Format P encatatan d an P elaporan
Hasil Kegiatan Posyandu Lansia
122
- Ketergantungan Ringan (skor ADL: 12 –
19) ditulis “hasil pemeriksaan (R)” atau
- Ketergantungan Sedang (skor ADL 9 –
11) ditulis “hasil pemeriksaan (S)”
Contoh : 18 (R)
6. Mental emosional : Diisi hasil pemeriksaan status mental yang
berhubungan dengan keadaan mental
emosional, sesuai dengan instrumen
pemeriksaan status mental Geriatric
Depression Scale (GDS)
123
7 IMT : Penilaian status gizi lansia dengan melakukan
pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan
untuk menentukan IMT
L (lebih)
IMT = BB/(TBxTB)
N (normal)
K (kurang)
Disamping itu, dalam penentuan IMT, apabila
Tinggi Badan tidak memungkinkan bisa
menggunakan panjang depa atau tinggi lutut
atau tinggi duduk
IMT =
124
- (K) Kurang: bila titik temu terdapat pada
daerah grafik dengan warna kuning (IMT
kurang dari 18.5)
BB / TB
IMT
50/1,5
22,2
125
10 Kolesterol : Diperoleh dari hasil pemeriksaan kolesterol.
N (normal) Tuliskan nilai/kadar kolesterol hasil
T (Tinggi) pemeriksaan pada kolom sesuai kriteria :
- (N) Normal : bila kadar kolesterol total < 190
mg / dL
- (T) Tinggi : Bila kadar kolesterol total ≥
190 mg / dL
126
14 Gangguan : Diisi hasil pemeriksaan status kognitif lansia
Kognitif menggunakan instrumen Abbreviated Mental
Test (AMT) atau Mini Cog dan Clock Drawing
Test (CDT4) atau Mini Mental State
Examination (MMSE)
1. AMT :
- Skor 8-10 menunjukkan tidak ada
gangguan ingatan (-)
- Skor 0 - 7 menunjukkan adanya
gangguan ingatan sedang dan berat
(+)
2. CDT4 :
- Dikatakan curiga fungsi kognitifnya
menurun (+) : apabila tidak dapat
mengingat satu atau lebih kata yang
diberikan sebelumnya dan atau tidak
mampu menggambar jam dengan
127
sempurna (skor < 4)
- Kemungkinan fungsi kognitif dalam
batas normal (-) : Apabila dapat
mengingat tiga kata yang diberikan
sebelumnya dan atau mampu
menggambar jam dengan sempurna
(skor 4)
3. MMSE :
- (+ ) : Skor 0-10
fungsi kognitif global buruk, atau
skor 11-20: fungsi kognitif global
sedang
- ( - ) : Skor 21 – 30
fungsi kognitif global masih relatif baik
contoh : AMT / 7 / +
128
16 Gangguan : Berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan
pendengaran ditemukan gangguan pendengaran
- Beri tanda (+) : apabila terdapat keluhan
sulit untuk mendengar atau hasil tes
pendengaran menunjukkan adanya
gangguan pendengaran.
Selanjutnya tuliskan (SK) jika sudah
dikoreksi atau (BK) jika belum dikoreksi
- Beri tanda (-) : apabila tidak ditemukan
gangguan pendengaran
129
20 Penyuluhan - Beri tanda (+): bila lansia mendapat
penyuluhan, dan tulis jenis penyuluhan
yang diberikan
- Beri tanda (-): bila lansia tidak mendapat
penyuluhan
130
22 Ket Apabila ada keterangan yang dirasa perlu
untuk ditambahkan
Contoh : LP / 85 / L
131
Lampiran 3
Instrumen Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri (P3G)
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
Lampiran 4
Pengalaman Pelaksanaan Posyandu Lansia dari Daerah
KISAH SUKSES
POSYANDU LANSIA/POSBINDU JALAK BALI
A. GAMBARAN UMUM
Pada Tahun 2007 Posyandu Lansia/Posbindu Jalak
Bali melakukan pengembangan dengan mengadakan
pelayanan dan pembinaan terhadap para Lanjut Usia.
Posyandu Lansia/Posbindu Jalak Bali berada di RW 07
Kelurahan Cikondang Kecamatan Citamiang Kota
Sukabumi, dibentuk pada bulan Agustus 2007.
Didorong dengan niat yang tulus dan keinginan
mewujudkan rasa hormat terhadap para lanjut usia, Kader
Posyandu Lansia/Posbindu Jalak Bali mengikuti Pelatihan
yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota
Sukabumi sebagai bekal dalam pengelolaan Posyandu
Lansia/Posbindu Jalak Bali agar prosedur yang di
laksanakan mencapai tujuan yang di harapkan, yaitu
melayani dan membina para lanjut usia menjadi Sehat,
Mandiri, Produktif, Sejahtera dan Terhormat. Adapun
Sarana dan Prasarana Swadaya Masyarakat, industri peduli
lansia dan bantuan Pemerintah.
143
Donatur Tetap yang ditandai dengan Nota Kesepahaman
Bersama (MoU) antara lain :
1. PT Male Karya Bersinar Sukabumi, sebesar RP.
4.800.000,- per tahun
2. Apotik Indomedika Sukabumi, sebesar RP. 3.600.000,-
per tahun
144
Ruang lingkup Layanan meliputi bidang Kesehatan,
Keagamaan, Olah Raga, Wisata, Pengelolaan Sampah
Plastik melalui Bank Sammi sehingga menjadi penghasilan
bagi lansia dan kegiatan-kegiatan khusus.
B. JENIS KEGIATAN
Pelayanan Hari Jumat (Minggu keempat)
Frekuensi Pelayanan 12 kali dalam satu tahun
1. Kegiatan Pokok
Kesehatan (Skrining Kesehatan : penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan
tekanan darah, penyuluhan kesehatan, Cek
Laboratorium)
2. Kegiatan Pendukung
a. Keagamaan (pengajian rutin)
b. Olah Raga ( jalan santai, senam lansia )
c. Rekreasi / Wisata setahun sekali
145
d. Penanggulangan Sampah Plastik, Lansia sebagai
Nasabah Bank Sammi
e. Kegiatan khusus :memperingati Hari Lanjut Usia
Nasional, Hari Kemerdekaan, Gathering Lansia
C. SUSUNAN PENGURUS
Penanggung Jawab : Ketua RW 07
Kelurahan Cikondang
Ketua : Tuti Maryati
Sekretaris : E. Komara Ziatina
Bendahara : Mamay Maryani
Anggota : Unang Yusuf
Dewi Setiarni, Eti Supiati
Nani Fitrianingsih, Erna
Hernawati, Yayan Maryani
Susilawati
146
c. Memantau dan mengevaluasi jalannya kegiatan
Posyandu Lansia/Posbindu
d. Mengajak dan menghimbau seluruh Kader
Posyandu Lansia/Posbindu untuk senantiasa
bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja ikhlas
2. Sekretaris
a. Bersama-sama dengan Ketua menyusun
Program Kerja
b. Melaksanakan tugas Kesekretariatan
c. Membantu Ketua memantau mekanisme
organisasi Posbindu Lansia
3. Bendahara
a. Bersama-sama dengan ketua membuat Rencana
Anggaran Biaya Posyandu Lansia/Posbindu
b. Membuat Analisa Kebutuhan Biaya Posyandu
Lansia/Posbindu
c. Mengadministrasikan semua Pemasukkan dan
Pengeluaran Kebutuhan Biaya Posyandu
Lansia/Posbindu
d. Melaporkan semua penggunaan keuangan
Posyandu Lansia/Posbindu setiap bulan,
Triwulan dan Tahunan
4. Anggota Pelaksana Teknis pada setiap kegiatan
Posbindu Lansia
147
E. PENGELOLAAN KEGIATAN
Strategi pengelolaan Posyandu Lansia/Posbindu
tergantung dengan 3M, yaitu : Man, Materials and
Money ;
a. Man
Sumber daya manusia (kader) yang cakap dan
cerdas, baik hard skill (terampil) maupun soft skil
(santun, loyal, jujur, tanggung jawab, ikhlas, kerja
sama), mengacu kepada kecerdasan qalbu.
b. Materials
Penunjang untuk kegiatan Posyandu
Lansia/Posbindu adalah area, meja, kursi,lemari
dokumen, barang ATK, media informasi (struktur
organisasi, display expo, papan informasi, banner dll)
serta alat deteksi kesehatan (tensi meter, microtois,
timbangan serta laboratorium tester), Pengadaan
makanan tambahan bagi lansia (PMT). Pengajuan
proposal kepada perusahaan/instansi dalam
menghimpun bantuan sarana.
c. Money
Seluruh kebutuhan akan terpenuhi manakala
Posbindu memiliki anggaran. Pertanyaannya …
adakah ?… punyakah… ? dan pasti jawaban klasik
adalah … tidak memiliki.
148
F. SUMBER DANA
Penggalangan dana dengan strategi sebagai berikut :
1. Seleksi Masyarakat yang peduli lansia
2. Perusahaan Peduli Lansia ditandai dengan Nota
Kesepahaman Bersama
Dengan dokumen terlampir
149
H. FAKTOR PENDUKUNG/ PENGHAMBAT
PELAKSANAAN DAN SOLUSI
1. Faktor Pendukung :
a. Adanya Masyarakat peduli lansia
b. Aparat RT / RW
c. Adanya Kader berkeinginan kuat untuk
mengembangkan Posbindu Lansia
d. Adanya Puskesmas Tipar Kota Sukabumi
sebagai Pembina
e. Adanya kepedulian Industri/Instansi terhadap
para usia lanjut
2. Faktor Penghambat :
a. Masih adanya pra lansia dan lansia yang belum
bersedia datang ke Posbindu karena masih usia
produktif bekerja
b. Masih adanya pemahaman masyarakat yang
minim tentang manfaat Posyandu
Lansia/Posbindu
3. Solusi:
a. Melakukan Sosialisasi terhadap warga tentang
manfaat Posbindu menggunakan cara koordinasi
dengan ketua RT / RW dan terhadap keluarga
lansia dengan cara kunjungan kader ke rumah-
rumah lansia
150
b. Meningkatkan jejaring/ kerja sama dengan semua
pihak
c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
Kader Posyandu Lansia/Posbindu.
d. Meningkatkan Promosi keberadaan Posyandu
Lansia/Posbindu
e. Pelayanan kegiatan di hari libur (sabtu)
I. DOKUMENTASI KEGIATAN
151
Sosialisasi dan Rekreasi
152
Contoh MoU Kegiatan
153
154
155
Contoh Proposal Kegiatan
156
157
158
159
160
161
KOMUNITAS LANSIA (POSBINDU LANSIA)
“DAHLIA SENJA”
KELURAHAN LIMO, DEPOK
MOTTO : “LANSIA SEHAT, GEMBIRA, BERGUNA”
PEMBINA: Hj. RATNA HABSARI
162
ORGANISASI
KEGIATAN
163
Home Visit (mengunjungi lansia sakit/miskin kerumahnya)
sebulan sekali. Membuat peringatan HLUN, HLUIN, Alzheimer,
dan banyak menghadiri event event yang diselenggarakan pihak
lain.
164
2. CAS UI (Centre for Ageing Studies) UI dalam pelatihan
Care Giver
3. KPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak) dalam pelatihan berkebun
4. WIC (Women’s International Club) Jakarta dalam pelatihan
kerajinan
5. Dosen dan mahasiswa UPN Veteran FiKes dalam pelatihan
Bantuan Hidup Dasar dan pelaksanaan kegiatan bulanan
pemeriksaan kesehatan dan Home Visit
6. Penyuluhan/seminar dari Perwatusi, Yayasan Alzi Depok dll
7. IPB sebagai partner penelitian kesehatan lansia (biscuit
clarias), sumber informasi dll
Dukungan pendanaan
165
Demikianlah usaha kami mengajak masyarakat untuk peduli
terhadap lansia dg himbauan ”Lansia adalah orang tua kita”
cukup berhasil
166
DOKUMENTASI KEGIATAN POSYANDU LANSIA
DAHLIA SENJA
167
168
169
170
POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KO’MARA
POSYANDU LANSIA A’JULU ATI “RASA KURMA LASTRI”
171
Posyandu lansia Puskesmas Ko’mara adalah wadah
pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
untuk melayani penduduk lansia di wilayah kerja Puskesmas
Ko’mara, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama lintas sektor pemerintah
dan non- pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi
sosial dan lain-lain dengan menitik beratkan pelayanan
kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Di samping
pelayanan kesehatan, Posyandu lansia juga memberikan
pelayanan pendidikan, keterampilan, agama, sosial, olahraga,
dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia.
Tujuannya ialah untuk meningkatkan kualitas hidup
melalui peningkatan kesehatan dan kesejateraan. Selain itu
Posyandu lansia membantu memacu lansia agar dapat
beraktifitas dan mengembangkan potensi diri sesuai
kemampuannya.
Posyandu Lansia/Kelompok Lansia di wilayah kami, kami
namakan A’JULU ATI. A’julu ati dalam bahasa Makassar berarti
satu hati. Seperti harapan kami bahwa semua pihak terkait satu
hati untuk memperhatikan kesehatan lansia. A’JULU ATI sendiri
merupakan singkatan dari Ajak Lansia Untuk Hidup Sehat,
Aktif, dan Produktif
Pelaksanaan kegiatan di Posyandu lansia meliputi
pemeriksaan fisik dan mental emosional lansia dan dilakukan
172
oleh kader kesehatan yang sudah dilatih, dengan tenaga teknis
adalah tenaga kesehatan dari Puskesmas. Dalam
pelaksanaanya, Posyandu lansia Puskesmas Ko’mara
menggunakan sistem 5 meja sebagai berikut:
1. Meja pertama: pendaftaran, senam lansia/aktivitas fisik
2. Meja kedua: penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan dan tekanan darah
3. Meja ketiga: pemeriksaan kesehatan dan status mental
(Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri-P3G)
4. Meja Keempat: Pemeriksaan laboratorium sederhana
5. Meja Kelima: Penyuluhan dan konseling
173
permasalahan lansia di masyarakat dan memberikan masukan
kepada pelaksana program Kesehatan Lansia dalam forum
komunikasi berkala misalnya lokakarya mini lintas sektor.
Pelaksanaan kemitraan pelayanan kesehatan lansia di
tingkat desa melibatkan Kepala Desa, Tim Penggerak PKK,
Kelompok lansia, kader, bidan desa/Pustu, tokoh
masyarakat/imam desa setempat. Kegiatan yang dilakukan
diantaranya mobilisasi sumber dana untuk mendukung kegiatan
(bantuan desa untuk penyediaan PMT), KIE kesehatan oleh
tenaga kesehatan Puskesmas ( promosi perilaku CERDIK, Gizi
seimbang, pemeriksaan kesehatan, gerakan masyarakat hidup
sehat, dll), kegiatan kerohanian bersama Imam desa maupun
majlis ta’lim setempat, penyediaan ajang komunikasi bagi lansia
untuk mengikat persaudaraan, pertemanan, kekerabatan,
menambah semangat lansia unuk menjaga stabilitas hidupnya
serta penyediaan tempat untuk menyalurkan hobi sesuai
kemampuan mereka.
174
DOKUMENTASI KEGIATAN: PENYAMAAN PERSEPSI DAN
KOMITMEN LINTAS SEKTOR TERKAIT KESEHATAN
LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KO’MARA
175
Perda tentang Kesehatan Lansia di wilayah kami belum
ada. Namun, telah ada Pernyataan Komitmen dengan lintas
sektor mengenai kesehatan lansia di wilayah kerja kami. Kami
pun bersyukur, inovasi Kurma Lastri dari Puskesmas kami,
dengan inovator dr. Nurmawarid, dokter Puskesmas Ko’mara,
masuk dalam Top 10 inovasi pelayanan publik Kabupaten
Takalar Tahun 2018. Semoga dengan prestasi tersebut
ditambah semangat dan kebahagiaan lansia di wilayah kerja
kami untuk tetap sehat dan mampu berdaya di usia tua akan
terdengar gemanya dan akan dijawab dengan perda tentang
kesehatan lansia. Sehingga mimpi kami untuk bersatu hati
(a’julu ati) menyediakan circle of support untuk lansia dapat
terwujud.
176
Untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
lansia Posyandu lansia Puskesmas Ko’mara menawarkan
pelayanan rasa Kurma Lastri yakni pelayanan kesehatan
terpadu melalui Kunjungan Rumah Untuk Lansia dan Lansia
Resiko Tinggi. Kunjungan rumah yang dimaksud ialah salah
satu rumah warga atau rumah aparat setempat, yang dijadikan
titik kumpul pelaksanan kegiatan, misalnya rumah kepala
Dusun.
177
Hari Jum’at) yakni pelayanan seusai ibadah sholat Jum’at, untuk
menjaring lansia laki-laki yang jarang ke lokasi Posyandu.
178
Seperti filosofi buah kurma yang manis dan
menyehatkan, Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas
Ko’mara senantiasa memberikan pelayanan terpadu untuk
lansia dalam suasana kekeluargaan, menyenangkan, dan
edukatif sehingga selain mendapatkan pelayanan kesehatan,
lansia juga dapat belajar untuk menjaga kesehatan dan
mencegah penyakit, bersosialisasi dalam masyarakat, terhibur,
tersenyum dan bahagia serta setiap kegiatan Posyandu lansia
Puskesmas Ko’mara memberikan “oleh-oleh” kenangan manis
bagi semua yang terlibat di dalamnya.
DOKUMENTASI KEGIATAN
179
Home Care Lansia-Kurma Lastri di Dusun Panaikang Lompo,
Desa BalangTanaya, Kec. Polongbangkeng Utara, Kab. Takalar
180
Kelas Lansia-Kurma Muda (Kunjungan Rumah: Mampu Berdaya)
Dusun Bontowa, Desa Ko’mara, Kec. Polongbangkeng Utara
181
Kelas Lansia-Kurma Muda (Kunjungan Rumah: Mampu Berdaya) Dusun Panaikang
Lompo, Desa Balangtanaya, Kec. Polongbangkeng Utara, Kab. Takalar
182
POSYANDU LANSIA DI KECAMATAN SANGGAU LEDO
KABUPATEN BENGKAYANG, KALIMANTAN BARAT
A. GAMBARAN UMUM
Luas wilayah Kecamatan Sanggau Ledo adalah sebesar
392,50 Km² atau sekitar 7,27 persen dari seluruh luas
Kabupaten Bengkayang. Kecamatan Sanggau Ledo terbagi
dalam 5 desa. Kecamatan Sanggau Ledo sudah
membentuk 9 Posyandu Lansia, 1 Posbindu dan 1 Prolanis.
Sedangkan Posyandu Lansia yang terintegrasi dengan Bina
Keluarga Lansia ada 3 Posyandu yaitu : Posyandu Mawar
Sarom di Sejajah, Posyandu Turing Indah di Kampung Batu
dan Posyandu Syahwa Purnajaya di Transau. Ketiga
Posyandu tersebut berada di Desa Bange. Jumlah lansia
yang aktif dibina sebanyak 457 orang.
183
disepakati. Kecuali Prolanis dilaksanakan di Puskesmas
Kecamatan Sanggau Ledo.
Petugas Kesehatan mempunyai tugas dan fungsi
membuat perencanaan pendataan dan pengelompokan
lansia, melakukan pelayanan kesehatan lansia seperti
melakukan pemeriksaan kolesterol, gula darah, asam urat,
pemeriksaan tekanan darah dan penimbangan berat badan,
kemudian mengawasi mengendalikan dan mengevaluasi
hasil kegiatan program posyandu lansia lewat evaluasi dari
laporan kegiatan posyandu lansia, penyuluhan pada
kelompok binaan lansia. Kemudian, melakukan rujukan ke
fasilitas kesehatan jika ditemukan lansia yang
membutuhkan penanganan medis. Untuk mengorganisir
dan pengelolaan kegiatan posyandu lansia melibatkan lintas
sektor, mulai dari petugas kesehatan, kader dan pemerintah
setempat.
Sumber pendanaan pelaksanaan posyandu lansia di
Kecamatan Sanggau Ledo terdiri dari : untuk jasa petugas
kesehatan di danai dari dana BOK, barang habis pakai
seperti stik kolesterol, gula, asam urat lanset dan kapas
beserta alkohol juga didanai menggu nakan dana BOK.
Kemudian, untuk ATK, jasa kader dan PMT menggunakan
dana desa.
184
C. INOVASI
Inovasi yang telah dilakukan dalam posyandu lansia di
Kecamatan Sanggau Ledo diantaranya : Program senam
lansia, permaianan (games) posyandu lansia. Dimana hal-
hal tersebut dilakukan untuk membuat minat peserta
posyandu lansia tidak turun. Games untuk Posyandu Lansia
diantaranya bermain ular tangga, outbond, metode find your
mate dan lain-lain, dimana alat yang digunakan merupakan
alat dari BKKBN.
Adapun kerjasama lintas sektor di Posyandu Lansia
adalah dengan BKKBN berupa penyediaan alat, bantuan
material. Posyandu juga bekerjasama dengan desa dalam
hubungannya untuk memberikan motivasi pentingnya
pemeriksaan dan keaktifan di usia lanjut usia. Dimana ada
pertemuan setahun sekali untuk membahas evaluasi dan
program kerja kedepan. Selain itu peran serta kader yang
dilatih dan dibina secara berkesinambungan sehingga dapat
turut serta aktif dalam kegiatan posyandu lansia.
Terkait Perda sudah diatur dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Bengkayang Nomor 4 tahun 2014 tentang
kesejahteraan lanjut usia.
185
D. HAMBATAN, CARA MENGATASI DAN HARAPAN
Hambatan yang jelas kami hadapi adalah kekurangan
tempat sehingga masih ada beberapa posyandu yang
menumpang. Kekurangan dana sehingga ketersediaan stik
pemeriksaan sering kurang. Kami tak henti-henti akan terus
melakukan perbaikan posyandu lansia di wilayah kerja
Puskesmas Sanggau Ledo dengan menggunakan beberapa
sektor, melibatkan masyarakat.
Harapan ke depan,semoga posyandu lansia di wilayah
kerja Puskesmas Sanggau Ledo, semoga terus bertambah
jumlah posyandu yang aktif mengingat setiap dusun
meminta diadakan posyandu lansia, mengingat akses yang
juga menjadi kendala ketika posyandu berada di tempat
yang jauh.
E. DOKUMENTASI KEGIATAN
186
187
Lampiran 5
Contoh Permainan Edukatif Kognitif Lansia: Memory
Games, Word Games, Sudoku, Puzzle.
188
MEMORY GAMES
Print gambar, kemudian
potong menjadi set kartu.
Letakkan kartu secara
terbalik dan acak. Pilih
(buka) kartu dan cari 3
gambar yang sama dalam
satu giliran pemain. Jika
dalam satu giliran tidak
mendapatkan 3 gambar
yang sama, tutup kartu
kembali dan ulangi dari
awal. Jumlah gambar yang
sama bisa ditambah untuk menambah level tantangan daya
ingat. Permainan ini bisa dimainkan sendiri atau secara
berkelompok dengan lansia yang lain.
SUDOKU
Sudoku terdiri dari 3x3 kotak,
masing-masing terbagi lagi
menjadi sembilan kotak lebih kecil.
Sudoku lebih menekankan pada
permainan logika, yang melatih
otak kiri agar bekerja secara
sistematis dan kreatifitas dari otak
kanan.
189
PUZZLE TANGRAM
190
191
PERMAINAN EDUKASI LANSIA TANGGUH BKKBN
192
Daftar Pustaka
- Badan Pusat Statistik. 2018. Proyeksi Penduduk Indonesia
2015-2045 Hasil Supas 2015. Jakarta.
- Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum
Pengelolaan Posyandu. Jakarta.
- Kementerian Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 67 Tahun 2015 Tentang Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di Puskesmas. Jakarta.
- Kementerian Kesehatan RI. 2016. Buku Kesehatan Lanjut
Usia. Jakarta.
- Kementerian Kesehatan RI. 2017. Modul Pelatihan Bagi
Pelatih Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia dan Geriatri
Untuk Petugas Puskesmas. Jakarta.
- Kementerian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. 2018. Laporan Nasional
Riskesdas 2018. Jakarta.
- Kementerian Kesehatan RI. 2018. Pedoman Untuk
Puskesmas dalam Pemberdayaan Lanjut Usia. Jakarta.
- Kementerian Kesehatan. 2019. Petunjuk Teknis Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) bagi Kader. Jakarta.
- www.freepik.com (macrovector)
- www.vecteezy.com
- https://www.greatseniorliving.com/articles/games-for-
seniors
193
Eni Gustina; Nurlina Supartini, Wira Hartiti, Wahyuni Khaulah,
Savaart Hutagalung, Farsely Mranani, Ima Nuraina, Florentine
Marthatilova, Elmy Rindang Turhayati, Ingrat Padmosari, Yunita
Restu Safitri (Direktorat Kesehatan Keluarga); Nurul Ratna Mutu
Manikam (Dept. Ilmu Gizi FKUI, RSCM), Wahyu (Pusat Analisis
Determinan Kesehatan), Sylviana Andinisari, Lili Lusiana, Resti Dwi
H (Dit. P2PTM), Utami Gita Syafitri, Samhan (Biro Hukor Setjen
Kemenkes), Imawati Warastuti, Junus Sangadi (Hukormas
Sesditjen Kesmas), Febby Mayangsari (Dit. P2MKJN), Ratri
(Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional), Triska Yumeida,
Dewi Astuti, Sri Nurhayati (Dit. Gizi), Tyas Natasya Citrawati,
Ahmad N. Mabruri (Dit. Kesehatan Kerja dan Olah Raga), Tri Budi
W Rahardjo, Dinni Agustin, (CeFAS URINDO), Cahyaningrum, R.
Danu Ramaditya, Abdul Latif Ali (Dit. Promkes dan Pemberdayaan
Masyarakat) Arie Meutia Nada (Dinas Kesehatan Provinsi DKI
Jakarta), Melia F (Sudinkes Jakarta Timur), Surti Wahyuni, Estrelita
Mariana (PKC Kebon Jeruk Jakbar), Elia Sari L. Taruan
(Puskesmas Kelurahan PB I), Rovela Isnaini Karima (Puskesmas
Kec. Kebon Baru), Erika Herry (BKKBN), Fitri A. Adhitama
(Puskesmas Kec Jagakarsa), Umi N. Fauziah (Puskesmas Kec.
Ciracas), Ratna Habsari (Kader Posyandu Lansia Dahlia Senja
Kota Depok), Komara Ziantina (Kader Posyandu Lansia Jalak Bali
Kota Sukabumi), Rosdiana, Syamsiah Hamzah (Puskesmas
Ko’Mara), Nur Faizah (Puskesmas Sanggau Ledo).
TIM SEKRETARIAT
Midyawati Ahmad, Abdul Muis Soeharto (Direktorat Kesehatan
Keluarga)
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210