MAKALAH Klompopuk LLL Wisata
MAKALAH Klompopuk LLL Wisata
KESEHATAN WISATA
SURVEILANS PENYAKIT MENULAR PADA PEKERJA PARIWISATA,HOTEL
DAN RESTAURANT
OLEH :
Pengampuh
Nopia Wati, SKM.,MKM
PAGE \* MERGEFORMAT 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan ......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Langkah-Langkah Untuk Membuat Suatu Sistem Surveilans Penyakit Menular Pada
Pekerja Pariwisaa,Hotel Dan Restauran ...................................................................2
2.2 Sumber-Sumber Data Dan Mekanisme Pengumpulan Data ....................................3
2.3 Cara-Cara Penyebarluasan Informasi Hasil Surveilans.............................................4
2.4 pengunaan Analisis Dan Interpretasi Untuk Kemajuan Pariwisata..........................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................7
KESIMPULAN...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8
PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB I
PENDAHULUAN
Personal Hygiene adalah upaya dalam menjaga kebersihan dan kesehatan seseorang
Kebersihan pribadi seseorang meliputi segala sesuatu mulai dari makan, mandi, pakaian, sehari-
hari dan rambut, kuku, tubuh, telinga, gigi, dan lain-lain termasuk kebersihan pribadi.
Kebersihan pribadi atau sering disebut Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani. Personal
artinya individu, dan Hygiene artinya sehat. Personal Hygiene atau kebersihan pribadi
merupakan suatu metode menjaga diri untuk menghindari penyakit. Kegunaan dari personal
hygiene yaitu, meningkatkan kesehatan, menjaga kebersihan diri(Dwina, 2020)
Praktik kebersihan merupakan bagian yang penting dari keamanan pangan dalam setiap
proses produksi sayuran segar. Untuk itu, kebutuhan kebutuhan akan praktik terbaik untuk
membuat dan mengintegrasikan program pelatihan untuk semua karyawan sangat bervariasi
tergantung pada peran karyawan, tanggung jawab dan bidang kegiatan, tingkat pengetahuan dan
kesadaran karyawan
Sektor pariwisata yang terdapat pada bidang perekonomian merupakan salah satu sektor yang
menjadi penggerak masyarakat yang nantinya diharapkan mampu menjadi sektor yang
berkelanjutan melalui pengembangan bidang pariwisata dengan mengikutsertakan masyarakat.
Pada masa seperti sekarang ini yaitu pada masa globalisasi, dimana sektor pariwisata adalah
salah satu sektor industri global dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber devisa
negara dan wilayah pendapatan pemerintah. Maka dari itu, sektor pariwisata harus dikelola
dengan baik dengan konsep pengelolaan yang melibatkan sumber daya manusia, maka dari itu
seluruh komponen sumber daya manusia yang berperan pada sektor pariwisata, seperti pengelola
yang harus memfokuskan pada suatu perencanaan yang berkaitan dengan pengorganisasian pada
staff, penetapan pada program pelatihan kerja dan lain - lainnya
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian surveilans
Untuk mengetahui sumber data survilens
PAGE \* MERGEFORMAT 3
Untuk mengetahui penyebarluasan informasi hasil surveilans
PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB II
PEMBAHASAN
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap
data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif
dan efisien. (RI, 2018)
Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan kesederhanaan sistem surveilans (Klaucke cs
dalam Principles hal 177):
1. Jumlah dan jenis informasi yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis sesuai definisi
operasional kasus
2. Jumlah dan jenis sumber data
3. Cara-cara untuk mengirimkan informasi adanya kasus dan pengiriman data
4. Pelatihan staff
5. Jenis dan kompleksitas melakukan analisis data
6. Jumlah sarana pendukung (paket sistem komputerisasi)
7. Cara-cara mempublikasikan laporan
8. Banyaknya waktu yang digunakan untuk melaksanakan sistem surveilans
(RI, 2018)
Dwina, I. (2020). Melemahnya Ekonomi Indonesia Akibat Covid-19. Program Studi Pendidikan IPS, FKIP
Universitas Lambung Mangkurat, 1–5.
https://www.kompasiana.com/dewilst08/5ebcb675097f3659853413b3/ekonomi-indonesia-
menanggung-beban-covid-19
Jabatan, P., Epidemiologi, F., Kesehatan, U. D., & Bali, P. (2016). Suariyani.
Nugraha, A. (2020). Interpretasi Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Indonesia. Tornare, 2(2), 21–
26. https://doi.org/10.24198/tornare.v2i2.27221
PAGE \* MERGEFORMAT 3
2.2 Sumber data surveilans penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel dan restaurant berasal
dari :
1. Sumber data dari Instansi sumber data penyakit sumber data penyakit menular menular yang
berasal dari yang berasal dari instansi, diantaranya instansi, diantaranya :
a. Sumber data dari puskesmas meliputi data kesakitan, data kematian, laporan hasil
penyelidikan kasus perorangan, perorangan, laporan laporan penyelidikan penyelidikan
penyakit penyakit menular, menular, data hewan dan vektor sumber penular penyakit.
b. Sumber data dari rumah sakit meliputi data kesakitan, data kematian, laporan hasil
penyelidikan kasus perorangan, laporan penyelidikan penyakit menular, dan data hasil
laboratorium.
c. Sumber data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota , meliputi data penyakit menular dan
keracunan pangan.
d. Sumber data darilaboratorium, meliputi data hasil pemeriksaan laboratorium untuk
melakukan penegakan diagnosis pada penyakit menular terutama penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I).
2. Sumber data dari media meliputi rumor penyakit yang diperoleh melalui internet, media rnet,
media sosial dan media cetak sosial dan media cetak
3. laporan dari masyarakat dan pekerja pariwisata terkait. penyakit yang penyakit yang terjadi di
lingkungan terjadi di lingkungan wisata yang d wisata yang diderita oleh wisatawan iderita oleh
wisatawan maupun pekerja maupun pekerja pariwisata (hotel dan restaurant) yang dilaporkan
kepada surveilans officer (SO) kepada surveilans officer (SO).
1. Pengumpulan data secara aktif Laporan penyakit menular yang terjadi di tempat pariwisata
(hotel dan restaurant) yang di dapatkan melalui media cetak, media sosial dan elektronik, maupun
laporan dari masyarakat kemudian dikonfirmasi kebenaran kasusnya oleh Surveilans Officer (SO).
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan kasus tersebut terkonfirmasi sebagai penyakit menular.
Kasus yang terkonfirmasi sebagai penyakit menular di input ke dalam data penyakit menular.
PAGE \* MERGEFORMAT 3
2. Pengumpulan data secara pasif Laporan yang dikirim dari faskes di lingkungan pariwisata berupa
rekapitulasi data penyakit penyakit menular menular (Data rekam medis, buku register register
pasien yang merupakan merupakan wisatawan wisatawan dan masyarakat setempat, laporan
kejadian kesakitan dan kematian) dan data dari Laboratorium
Menetapkan informasi
Mendefinisikan sasaran informasi
Memilih media komunikasi untuk menyampaikan informasi
Memasarkan informasi
Evaluasi dampak penyampaian informas (Jabatan et al., 2016)
UU 9/1990 terdiri dari sembilan bab 40 pasal, ditambah dengan penjelasannya yang merupakan
suatu kesatuan dengan batang tubuhnya. UU 9/1990 yang dibuat pada masa Pemerintahan Suharto itu
lebih banyak mengatur tentang kegiatan ekonomi di bidang pariwisata. Hampir tidak ada pasal yang
mengatur hal lain di luar kegiatan ekonomi. Substansi yang diaturnya meliputi objek dan daya tarik
wisata, usaha pariwisata, peran serta masyarakat, pembinaan, penyerahan sebagian urusan ke
pemerintah daerah, ketentuan pidana, dan ketentuan penutup. Dalam kaitannya dengan kegiatan
ekonomi di bidang kepariwisataan itu, UU 9/1990 mengacu pada pasal 33 UUD 1945. Hal tersebut
secara eksplisit dinyatakan dalam undang-undang tersebut. Pasal 33 UUD 1945 terdiri dari tiga ayat:
Ayat 1 berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”; Ayat
2 berbunyi “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara”; Ayat 3 berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
PAGE \* MERGEFORMAT 3
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Dalam
penjelasan pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa kemakmuran masyarakat harus diutamakan, bukan
kemakmuran orang per orang. Hal itu berarti bahwa pembangunan ekonomi yang dijalankan harus
dapat mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Sehubungan dengan itu, cabang-cabang produksi yang
penting harus dikuasai oleh negara. Apabila cabang-cabang produksi yang penting itu dikuasai oleh
individu atau kelompok tertentu, maka rakyat Indonesia akan ditindas. Hal tersebut akan membawa
kembali bangsa Indonesia ke masa penjajahan. Selain itu, pasal tersebut juga mengamanatkan bahwa
dalam pembangunan ekonomi, masyarakat harus memegang peranan aktif. Kewajiban pemerintah
hanya sebatas pada memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pembangunan ekonomi, serta
menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha.(Nugraha, 2020)
PAGE \* MERGEFORMAT 3
DAFTAR PUSTAKA
Dwina, I. (2020). Melemahnya Ekonomi Indonesia Akibat Covid-19. Program Studi Pendidikan IPS, FKIP
Universitas Lambung Mangkurat, 1–5.
https://www.kompasiana.com/dewilst08/5ebcb675097f3659853413b3/ekonomi-indonesia-
menanggung-beban-covid-19
Jabatan, P., Epidemiologi, F., Kesehatan, U. D., & Bali, P. (2016). Suariyani.
Nugraha, A. (2020). Interpretasi Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Indonesia. Tornare, 2(2), 21–
26. https://doi.org/10.24198/tornare.v2i2.27221
2. Metode surveilans apa yang efektif untuk mendeteksi dini penyakit menular di antara
pekerja pariwisata?
a. Surveilans telepon
b. Surveilans online sekali sebulan
c. Surveilans berkala melalui pemeriksaan kesehatan
d. Surveilans media sosial
e. Surveilans lingkungan
3. Apa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk melindungi pekerja di sektor
pariwisata dari penyebaran penyakit menular?
a. Menyembunyikan informasi kesehatan
b. Pelatihan tentang teknik menyebarkan penyakit
c. Vaksinasi dan promosi kebersihan
d. Mengabaikan gejala penyakit
e. Meningkatkan penyebaran penyakit
4. Dibawah ini yang menjadi tantangan utama dalam surveilans penyakit menular pada
pekerja sektor pariwisata, hotel, dan restoran adalah?
a. Ketersediaan vaksin
b. Mobilitas tinggi pekerja
c. Cuaca yang tidak menentu
d. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang baik
PAGE \* MERGEFORMAT 3
e. Mobilitas pekerja rendah
5. Penyakit apa yang mungkin menjadi risiko utama bagi pekerja di sektor pariwisata, hotel,
dan restoran?
a. Diabetes
b. Influenza
c. Kanker
d. Penyakit jantung
e. Penyakit ginjal
6.Surveilans penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel, dan restoran bertujuan untuk:
A. Meningkatkan kualitas pelayanan
B. Meningkatkan keamanan pangan
C. Menjaga kesehatan masyarakat
D. Meningkatkan pendapatan
7.Data yang dikumpulkan dalam surveilans penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel,
dan restoran meliputi:
A. Data demografi
B. Data klinis
C. Data laboratorium
D. Semua jawaban benar
8.Salah satu metode surveilans penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel, dan restoran
adalah:
A. Surveilans pasif
B. Surveilans aktif
C. Surveilans berbasis komunitas
D. Surveilans berbasis laboratorium
9.Tujuan dari surveilans aktif pada pekerja pariwisata, hotel, dan restoran adalah:
PAGE \* MERGEFORMAT 3
A. Mendeteksi kasus penyakit menular secara dini
B. Mengidentifikasi sumber penularan penyakit
C. Mengukur prevalensi penyakit menular
D. Semua jawaban benar
10.Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penularan penyakit menular pada pekerja
pariwisata, hotel, dan restoran adalah:
A. Melakukan imunisasi
B. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
C. Melakukan pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
D. Semua jawaban benar
PAGE \* MERGEFORMAT 3
Surveilans pasif, yaitu kegiatan surveilans yang dilakukan dengan cara menunggu laporan
dari masyarakat atau petugas kesehatan.
Surveilans aktif, yaitu kegiatan surveilans yang dilakukan dengan cara secara aktif mencari
kasus-kasus penyakit menular di masyarakat.
Surveilans sentinel, yaitu kegiatan surveilans yang dilakukan dengan cara mengamati
beberapa kasus penyakit menular yang mewakili suatu wilayah tertentu.
Surveilans berbasis laboratorium, yaitu kegiatan surveilans yang dilakukan dengan cara
mengamati hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kasus-kasus penyakit menular.
PAGE \* MERGEFORMAT 3
Menentukan arah kebijakan pengendalian penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel,
dan restaurant.
Surveilans penyakit menular dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti registrasi,
survei, dan sistem informasi. Metode yang dipilih harus disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan setempat.
Berikut adalah beberapa contoh kegiatan surveilans penyakit menular pada pekerja
pariwisata, hotel, dan restaurant:
Registrasi kasus penyakit menular yang dilaporkan oleh petugas kesehatan atau masyarakat.
Survei terhadap pekerja pariwisata, hotel, dan restaurant untuk mendeteksi adanya kasus
penyakit menular.
Pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kasus-kasus penyakit menular pada
pekerja pariwisata, hotel, dan restaurant.
Kegiatan surveilans penyakit menular harus dilakukan secara berkesinambungan dan
terkoordinasi dengan baik. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kejadian penyakit
menular pada pekerja pariwisata, hotel, dan restaurant dapat dideteksi dan dikendalikan
secara efektif.
PAGE \* MERGEFORMAT 3