Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KESEHATAN WISATA
SURVEILANS PENYAKIT MENULAR PADA PEKERJA PARIWISATA,HOTEL
DAN RESTAURANT

OLEH :

AULIA KARTIKA 2013201037


PARDOYO 2013201036
REZA SEFTI AISAH 20132010
DEDEH PUSPITA SARI 2013201021
ARYA PRANATA 2013201017
ZULVA SUWATRI ZARA VALENTINE 2013201004

Pengampuh
Nopia Wati, SKM.,MKM

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit
sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas
segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang
tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua
ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Tujuan ......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2
2.1 Langkah-Langkah Untuk Membuat Suatu Sistem Surveilans Penyakit Menular Pada
Pekerja Pariwisaa,Hotel Dan Restauran ...................................................................2
2.2 Sumber-Sumber Data Dan Mekanisme Pengumpulan Data ....................................3
2.3 Cara-Cara Penyebarluasan Informasi Hasil Surveilans.............................................4
2.4 pengunaan Analisis Dan Interpretasi Untuk Kemajuan Pariwisata..........................5
BAB III PENUTUP.............................................................................................................7
KESIMPULAN...................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................8

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Personal Hygiene adalah upaya dalam menjaga kebersihan dan kesehatan seseorang
Kebersihan pribadi seseorang meliputi segala sesuatu mulai dari makan, mandi, pakaian, sehari-
hari dan rambut, kuku, tubuh, telinga, gigi, dan lain-lain termasuk kebersihan pribadi.
Kebersihan pribadi atau sering disebut Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani. Personal
artinya individu, dan Hygiene artinya sehat. Personal Hygiene atau kebersihan pribadi
merupakan suatu metode menjaga diri untuk menghindari penyakit. Kegunaan dari personal
hygiene yaitu, meningkatkan kesehatan, menjaga kebersihan diri(Dwina, 2020)

Praktik kebersihan merupakan bagian yang penting dari keamanan pangan dalam setiap
proses produksi sayuran segar. Untuk itu, kebutuhan kebutuhan akan praktik terbaik untuk
membuat dan mengintegrasikan program pelatihan untuk semua karyawan sangat bervariasi
tergantung pada peran karyawan, tanggung jawab dan bidang kegiatan, tingkat pengetahuan dan
kesadaran karyawan

Sektor pariwisata yang terdapat pada bidang perekonomian merupakan salah satu sektor yang
menjadi penggerak masyarakat yang nantinya diharapkan mampu menjadi sektor yang
berkelanjutan melalui pengembangan bidang pariwisata dengan mengikutsertakan masyarakat.
Pada masa seperti sekarang ini yaitu pada masa globalisasi, dimana sektor pariwisata adalah
salah satu sektor industri global dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber devisa
negara dan wilayah pendapatan pemerintah. Maka dari itu, sektor pariwisata harus dikelola
dengan baik dengan konsep pengelolaan yang melibatkan sumber daya manusia, maka dari itu
seluruh komponen sumber daya manusia yang berperan pada sektor pariwisata, seperti pengelola
yang harus memfokuskan pada suatu perencanaan yang berkaitan dengan pengorganisasian pada
staff, penetapan pada program pelatihan kerja dan lain - lainnya

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian surveilans
 Untuk mengetahui sumber data survilens

PAGE \* MERGEFORMAT 3
 Untuk mengetahui penyebarluasan informasi hasil surveilans

PAGE \* MERGEFORMAT 3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Surveilans

Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap
data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif
dan efisien. (RI, 2018)

Beberapa ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan kesederhanaan sistem surveilans (Klaucke cs
dalam Principles hal 177):

1. Jumlah dan jenis informasi yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis sesuai definisi
operasional kasus
2. Jumlah dan jenis sumber data
3. Cara-cara untuk mengirimkan informasi adanya kasus dan pengiriman data
4. Pelatihan staff
5. Jenis dan kompleksitas melakukan analisis data
6. Jumlah sarana pendukung (paket sistem komputerisasi)
7. Cara-cara mempublikasikan laporan
8. Banyaknya waktu yang digunakan untuk melaksanakan sistem surveilans
(RI, 2018)

Dwina, I. (2020). Melemahnya Ekonomi Indonesia Akibat Covid-19. Program Studi Pendidikan IPS, FKIP
Universitas Lambung Mangkurat, 1–5.
https://www.kompasiana.com/dewilst08/5ebcb675097f3659853413b3/ekonomi-indonesia-
menanggung-beban-covid-19

Jabatan, P., Epidemiologi, F., Kesehatan, U. D., & Bali, P. (2016). Suariyani.

Nugraha, A. (2020). Interpretasi Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Indonesia. Tornare, 2(2), 21–
26. https://doi.org/10.24198/tornare.v2i2.27221

RI, K. (2018). Modul Pelatihan Surveilans. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 5.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
2.2 Sumber data surveilans penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel dan restaurant berasal
dari :

1. Sumber data dari Instansi sumber data penyakit sumber data penyakit menular menular yang
berasal dari yang berasal dari instansi, diantaranya instansi, diantaranya :
a. Sumber data dari puskesmas meliputi data kesakitan, data kematian, laporan hasil
penyelidikan kasus perorangan, perorangan, laporan laporan penyelidikan penyelidikan
penyakit penyakit menular, menular, data hewan dan vektor sumber penular penyakit.
b. Sumber data dari rumah sakit meliputi data kesakitan, data kematian, laporan hasil
penyelidikan kasus perorangan, laporan penyelidikan penyakit menular, dan data hasil
laboratorium.
c. Sumber data dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota , meliputi data penyakit menular dan
keracunan pangan.
d. Sumber data darilaboratorium, meliputi data hasil pemeriksaan laboratorium untuk
melakukan penegakan diagnosis pada penyakit menular terutama penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I).

2. Sumber data dari media meliputi rumor penyakit yang diperoleh melalui internet, media rnet,
media sosial dan media cetak sosial dan media cetak

3. laporan dari masyarakat dan pekerja pariwisata terkait. penyakit yang penyakit yang terjadi di
lingkungan terjadi di lingkungan wisata yang d wisata yang diderita oleh wisatawan iderita oleh
wisatawan maupun pekerja maupun pekerja pariwisata (hotel dan restaurant) yang dilaporkan
kepada surveilans officer (SO) kepada surveilans officer (SO).

Mekanisme pengumpulan data :

1. Pengumpulan data secara aktif Laporan penyakit menular yang terjadi di tempat pariwisata
(hotel dan restaurant) yang di dapatkan melalui media cetak, media sosial dan elektronik, maupun
laporan dari masyarakat kemudian dikonfirmasi kebenaran kasusnya oleh Surveilans Officer (SO).
Hal tersebut dilakukan untuk memastikan kasus tersebut terkonfirmasi sebagai penyakit menular.
Kasus yang terkonfirmasi sebagai penyakit menular di input ke dalam data penyakit menular.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
2. Pengumpulan data secara pasif Laporan yang dikirim dari faskes di lingkungan pariwisata berupa
rekapitulasi data penyakit penyakit menular menular (Data rekam medis, buku register register
pasien yang merupakan merupakan wisatawan wisatawan dan masyarakat setempat, laporan
kejadian kesakitan dan kematian) dan data dari Laboratorium

2.3 penyebarluasan informasi hasil surveilans

Langkah langkah jegiatan surveilans

a. Pengumpulan data tindakan pencegahan


b. Pengolahan dan penyajian data
c. Analisis dan interpretasi data peembuatan laporan rekomendasi tindak lanjut,dan desiminasi
informasi

Tahapan Penyampaian Informasi

 Menetapkan informasi
 Mendefinisikan sasaran informasi
 Memilih media komunikasi untuk menyampaikan informasi
 Memasarkan informasi
 Evaluasi dampak penyampaian informas (Jabatan et al., 2016)

2.4 Interpretasi Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

UU 9/1990 terdiri dari sembilan bab 40 pasal, ditambah dengan penjelasannya yang merupakan
suatu kesatuan dengan batang tubuhnya. UU 9/1990 yang dibuat pada masa Pemerintahan Suharto itu
lebih banyak mengatur tentang kegiatan ekonomi di bidang pariwisata. Hampir tidak ada pasal yang
mengatur hal lain di luar kegiatan ekonomi. Substansi yang diaturnya meliputi objek dan daya tarik
wisata, usaha pariwisata, peran serta masyarakat, pembinaan, penyerahan sebagian urusan ke
pemerintah daerah, ketentuan pidana, dan ketentuan penutup. Dalam kaitannya dengan kegiatan
ekonomi di bidang kepariwisataan itu, UU 9/1990 mengacu pada pasal 33 UUD 1945. Hal tersebut
secara eksplisit dinyatakan dalam undang-undang tersebut. Pasal 33 UUD 1945 terdiri dari tiga ayat:
Ayat 1 berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan”; Ayat
2 berbunyi “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara”; Ayat 3 berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di

PAGE \* MERGEFORMAT 3
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Dalam
penjelasan pasal 33 UUD 1945 dinyatakan bahwa kemakmuran masyarakat harus diutamakan, bukan
kemakmuran orang per orang. Hal itu berarti bahwa pembangunan ekonomi yang dijalankan harus
dapat mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Sehubungan dengan itu, cabang-cabang produksi yang
penting harus dikuasai oleh negara. Apabila cabang-cabang produksi yang penting itu dikuasai oleh
individu atau kelompok tertentu, maka rakyat Indonesia akan ditindas. Hal tersebut akan membawa
kembali bangsa Indonesia ke masa penjajahan. Selain itu, pasal tersebut juga mengamanatkan bahwa
dalam pembangunan ekonomi, masyarakat harus memegang peranan aktif. Kewajiban pemerintah
hanya sebatas pada memberikan pengarahan dan bimbingan terhadap pembangunan ekonomi, serta
menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha.(Nugraha, 2020)

PAGE \* MERGEFORMAT 3
DAFTAR PUSTAKA

Dwina, I. (2020). Melemahnya Ekonomi Indonesia Akibat Covid-19. Program Studi Pendidikan IPS, FKIP
Universitas Lambung Mangkurat, 1–5.
https://www.kompasiana.com/dewilst08/5ebcb675097f3659853413b3/ekonomi-indonesia-
menanggung-beban-covid-19

Jabatan, P., Epidemiologi, F., Kesehatan, U. D., & Bali, P. (2016). Suariyani.

Nugraha, A. (2020). Interpretasi Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan Indonesia. Tornare, 2(2), 21–
26. https://doi.org/10.24198/tornare.v2i2.27221

RI, K. (2018). Modul Pelatihan Surveilans. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 5.

KUMPULAN SOAL PILIHAN GANDA DAN ESAY


PAGE \* MERGEFORMAT 3
1. Mengapa surveilans penyakit menular pada pekerja di sektor pariwisata, hotel, dan
restoran menjadi penting?
a. Hanya untuk kepentingan manajemen
b. Mencegah penyebaran penyakit di lingkungan kerja
c. Hanya berlaku pada musim liburan
d. Tidak ada hubungannya dengan kesehatan masyarakat
e. Hanya formalitas

2. Metode surveilans apa yang efektif untuk mendeteksi dini penyakit menular di antara
pekerja pariwisata?
a. Surveilans telepon
b. Surveilans online sekali sebulan
c. Surveilans berkala melalui pemeriksaan kesehatan
d. Surveilans media sosial
e. Surveilans lingkungan

3. Apa langkah pencegahan yang dapat diambil untuk melindungi pekerja di sektor
pariwisata dari penyebaran penyakit menular?
a. Menyembunyikan informasi kesehatan
b. Pelatihan tentang teknik menyebarkan penyakit
c. Vaksinasi dan promosi kebersihan
d. Mengabaikan gejala penyakit
e. Meningkatkan penyebaran penyakit

4. Dibawah ini yang menjadi tantangan utama dalam surveilans penyakit menular pada
pekerja sektor pariwisata, hotel, dan restoran adalah?
a. Ketersediaan vaksin
b. Mobilitas tinggi pekerja
c. Cuaca yang tidak menentu
d. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang baik

PAGE \* MERGEFORMAT 3
e. Mobilitas pekerja rendah

5. Penyakit apa yang mungkin menjadi risiko utama bagi pekerja di sektor pariwisata, hotel,
dan restoran?
a. Diabetes
b. Influenza
c. Kanker
d. Penyakit jantung
e. Penyakit ginjal

6.Surveilans penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel, dan restoran bertujuan untuk:
A. Meningkatkan kualitas pelayanan
B. Meningkatkan keamanan pangan
C. Menjaga kesehatan masyarakat
D. Meningkatkan pendapatan
7.Data yang dikumpulkan dalam surveilans penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel,
dan restoran meliputi:
A. Data demografi
B. Data klinis
C. Data laboratorium
D. Semua jawaban benar

8.Salah satu metode surveilans penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel, dan restoran
adalah:
A. Surveilans pasif
B. Surveilans aktif
C. Surveilans berbasis komunitas
D. Surveilans berbasis laboratorium

9.Tujuan dari surveilans aktif pada pekerja pariwisata, hotel, dan restoran adalah:

PAGE \* MERGEFORMAT 3
A. Mendeteksi kasus penyakit menular secara dini
B. Mengidentifikasi sumber penularan penyakit
C. Mengukur prevalensi penyakit menular
D. Semua jawaban benar

10.Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penularan penyakit menular pada pekerja
pariwisata, hotel, dan restoran adalah:
A. Melakukan imunisasi
B. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala
C. Melakukan pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja
D. Semua jawaban benar

1. Pengertian surveilans penyakit menular


Jawaban :
Surveilans penyakit menular adalah kegiatan sistematis dan terus menerus untuk
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan data dan informasi
tentang kejadian penyakit menular serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, untuk dapat
digunakan sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi penanggulangan
penyakit menular.
2. Tujuan surveilans penyakit menular
Jawaban :
Tujuan surveilans penyakit menular adalah untuk:
Mendeteksi adanya kejadian penyakit menular
Memantau perkembangan kejadian penyakit menular
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit menular
Melakukan evaluasi terhadap program pengendalian penyakit menular
Menentukan arah kebijakan pengendalian penyakit menular
3. Jenis-jenis surveilans penyakit menular
Jawaban :
Surveilans penyakit menular dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Surveilans pasif, yaitu kegiatan surveilans yang dilakukan dengan cara menunggu laporan
dari masyarakat atau petugas kesehatan.
Surveilans aktif, yaitu kegiatan surveilans yang dilakukan dengan cara secara aktif mencari
kasus-kasus penyakit menular di masyarakat.
Surveilans sentinel, yaitu kegiatan surveilans yang dilakukan dengan cara mengamati
beberapa kasus penyakit menular yang mewakili suatu wilayah tertentu.
Surveilans berbasis laboratorium, yaitu kegiatan surveilans yang dilakukan dengan cara
mengamati hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kasus-kasus penyakit menular.

4. Metode surveilans penyakit menular


Jawaban :
Metode surveilans penyakit menular dapat dibagi menjadi beberapa metode, yaitu:
Metode registrasi, yaitu metode surveilans yang dilakukan dengan cara mencatat semua
kasus penyakit menular yang dilaporkan.
Metode surveilans berbasis survei, yaitu metode surveilans yang dilakukan dengan cara
melakukan survei secara berkala terhadap suatu wilayah tertentu.
Metode surveilans berbasis sistem informasi, yaitu metode surveilans yang dilakukan dengan
cara memanfaatkan sistem informasi kesehatan.
5. Peran surveilans penyakit menular dalam pengendalian penyakit menular pada pekerja
pariwisata, hotel, dan restaurant
Jawaban
Surveilans penyakit menular memiliki peran penting dalam pengendalian penyakit menular
pada pekerja pariwisata, hotel, dan restaurant. Surveilans dapat digunakan untuk:
Mendeteksi adanya kasus penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel, dan restaurant.
Memantau perkembangan kejadian penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel, dan
restaurant.
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit menular pada pekerja
pariwisata, hotel, dan restaurant.
Melakukan evaluasi terhadap program pengendalian penyakit menular pada pekerja
pariwisata, hotel, dan restaurant.

PAGE \* MERGEFORMAT 3
Menentukan arah kebijakan pengendalian penyakit menular pada pekerja pariwisata, hotel,
dan restaurant.
Surveilans penyakit menular dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti registrasi,
survei, dan sistem informasi. Metode yang dipilih harus disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan setempat.
Berikut adalah beberapa contoh kegiatan surveilans penyakit menular pada pekerja
pariwisata, hotel, dan restaurant:
Registrasi kasus penyakit menular yang dilaporkan oleh petugas kesehatan atau masyarakat.
Survei terhadap pekerja pariwisata, hotel, dan restaurant untuk mendeteksi adanya kasus
penyakit menular.
Pemantauan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kasus-kasus penyakit menular pada
pekerja pariwisata, hotel, dan restaurant.
Kegiatan surveilans penyakit menular harus dilakukan secara berkesinambungan dan
terkoordinasi dengan baik. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kejadian penyakit
menular pada pekerja pariwisata, hotel, dan restaurant dapat dideteksi dan dikendalikan
secara efektif.

PAGE \* MERGEFORMAT 3

Anda mungkin juga menyukai