Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan yang sehat baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan

setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Lingkungan sehat

bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, salah satu

diantaranya adalah ketersediaan sarana air bersih yang tidak sesuai dengan

persyaratan yang ditetapkan pemerintah (UU No. 36 Tahun 2009).

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyakarat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif,

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah

kerjanya. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian

kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari

aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau

gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan (Kemenkes,

2023).

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014

tentang Kesehatan Lingkungan, kualitas lingkungan yang sehat ditentukan melalui

pencapaian atau pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan


2

Persyaratan Kesehatan. Air merupakan salah satu media lingkungan yang harus

ditetapkan Standar Persyaratan Kesehatan. Isu yang muncul akibat perkembangan

lingkungan yaitu perubahan iklim salah satunya menyangkut media lingkungan

berupa air antara lain pola curah hujan yang berubah-ubah. Hal ini menyebabkan

berkurangnya ketersediaan air bersih untuk keperluan higiene sanitasi. Curah hujan

yang lebat dan terjadinya banjir memperburuk sistem sanitasi yang belum memadai,

sehingga masyarakat rawan terkena penyakit menular melalui air seperti diare dan

lain-lain. Ditinjau dari sudut kesehatan masyarakat, kebutuhan Air untuk Keperluan

Higiene Sanitasi harus memenuhi syarat kualitas agar kesehatan masyarakat terjamin

(Kemenkes, 2017)

Hasil studi epidemiologi dan asesmen risiko yang dihimpun oleh WHO

menunjukkan perkembangan penentuan standar dan pedoman dalam rangka

peningkatan kualitas air dan dampak kesehatannya. Oleh karena itu, perlu

mengakomodasi upaya mewujudkan kesehatan lingkungan pada media lingkungan

berupa air (Kemenkes, 2017).

Puskesmas Srikuncoro merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten

Bengkulu Tengah. Puskesmas Srikuncoro memiliki empat desa wilayah kerja yaitu

Desa Talang Pauh, Desa Pancamukti, Desa Srikuncoro dan Desa Srikaton.

Berdasarkan data profil Puskesmas Tahun 2022 diketahui bahwa Keluarga

menggunakan sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Srikuncoro Tahun 2022 hanya sebesar 49%, sedangkan target capaian

adalah sebesar 100%. Sarana Air Bersih yang digunakan oleh masyarakat wilayah
3

kerja Puskesmas Srikuncoro terdiri dari sumur gali, sumur bor dan sumur

perpipaan/ledeng (Profil Puskesmas Srikuncoro, 2022)

Hasil survey yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

menunjukkan terdapat beberapa permasalahan terkait sarana air bersih memenuhi

syarat kesehatan diantaranya jarak jamban dengan sumur masih berada dalam kurang

dari radius 10 meter, sumur tidak dilengkapi dengan pagar/pembatas, sehingga

sumur mudah tercemar oleh kotoran hewan, seperti anjing atau ayam, disekeliling

sumur masih terdapat genangan yang dapat mencemari air sumur, Sumur gali tidak

ditutup dengan baik, sehingga sumur mudah tercemar dan tutup sumur terlihat kotor.

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2018) perilaku individu dipengaruhi

oleh 3 faktor yaitu predisposing, enabling dan reinforcing. Faktor pencetus

(predisposing factor) antara lain berhubungan dengan pengetahuan, persepsi, sikap,

keyakinan dan nilai-nilai. Faktor pemungkin (Enabling factor) yaitu faktor yang

memungkinkan suatu tindakan. mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau

fasilitas. Faktor penguat (reinforcing factor) berupa dukungan dari pihak terkait

seperti dukungan tokoh masyarakat dan adanya penyuluhan (Notoatmodjo, 2018).

Air bersih merupakan salah satu komponen lingkungan hidup yang

merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya

Tidak ada satupun kehidupan dibumi ini yang dapat berlangsung tanpa air. Namun

disamping itu jika air yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan maka akan

dapat berperan dalam penyebaran berbagai macam penyakit. Oleh sebab itu dalam
4

memenuhi kebutuhan akan air selain memenuhi syarat kuantitas, juga harus

memperhatikan kualitasnya agar memenuhi syarat kesehatan.

Kesadaran masyarakat dalam menggunakan sarana air bersih memenuhi

syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro masih rendah.Ketersediaan

sarana perpipaan yang disediakan oleh PDAM masih banyak yang tidak

dimanfaatkan dan masyarakat banyak yang lebih memilih menggunakan sumur.

Kondisi sumur yang digunakan oleh masyarakat masih banyak yang tidak memenuhi

syarat kesehatan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penggunaan sarana air

bersih di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan diketahui bahwa Keluarga

menggunakan sarana air bersih yang memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Srikuncoro hanya sebesar 49% dari target capaian 100%. Masih banyak

ditemukan keluarga menggunakan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat

kesehatan diantaranya jarak jamban dengan sumur masih berada dalam radius

kurang dari 10 meter, sumur tidak dilengkapi dengan pagar/pembatas sehingga

sumur mudah tercemar oleh kotoran hewan, seperti anjing atau ayam, disekeliling

sumur masih terdapat genangan yang dapat mencemari air sumur, sumur gali tidak

ditutup dengan baik, sehingga sumur mudah tercemar dan tutup sumur terlihat

kotor.
5

C. Pembatasan Masalah

Penggunaan sarana air bersih yang dibahas adalah sarana air bersih yang

berada di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro dan kemungkinan faktor-faktor yang

berhubungan dengan penggunaan sarana air bersih tersebut adalah penghasilan,

pengetahuan terhadap sarana air bersih, sikap, ketersediaan sarana perpipaan, peran

tokoh masyarakat dan penyuluhan.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan study pendahuluan mengenai penggunaan sarana air bersih di

wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro, maka yang menjadi rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan penggunaan

sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro?”

E. Tujuan

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan penggunaan sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas

Srikuncoro.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi penghasilan, pengetahuan terhadap

sarana air bersih, sikap, ketersediaan sarana perpipaan, peran tokoh

masyarakat, penyuluhan dan penggunaan sarana air bersih di wilayah kerja

Puskesmas Srikuncoro
6

b. Untuk mengetahui hubungan penghasilan dengan penggunaan sarana air

bersih di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap sarana air bersih dengan

penggunaan sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

d. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan penggunaan sarana air bersih di

wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

e. Untuk mengetahui hubungan ketersediaan sarana perpipaan dengan

penggunaan sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

f. Untuk mengetahui hubungan peran tokoh masyarakat dengan penggunaan

sarana air bersih di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

g. Untuk mengetahui hubungan penyuluhan dengan penggunaan sarana air

bersih di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

h. Untuk mengetahui hubungan yang paling dominan dengan penggunaan sarana

air bersih di wilayah kerja Puskesmas Srikuncoro

F. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian atau analisis program

mengenai penggunaan sarana air bersih memenuhi syarat kesehatan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Tengah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

penyempurnaan program penyehatan lingkungan terutama untuk


7

meningkatkan pencapaian indikator sarana air bersih memenuhi syarat

kesehatan.

b. Bagi Puskesmas Srikuncoro

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan terhadap upaya

peningkatan capaian indikator keluarga yang menggunakan sarana air bersih

memenuhi syarat kesehatan.

c. Bagi Pemerintah Desa

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi

Pemerintah Desa untuk meningkatkan ketersediaan sarana air bersih

memenuhi syarat kesehatan bagi masyarakat.

G. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan peneliti bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan

sebelumnya, namun terdapat penelitian mengenai “Studi Ketersediaan Air Bersih

Dan Penyediaan Air Minum Rumah Tangga Di Kelurahan Oebobo Kecamatan

Oebobo Tahun 2019” oleh Sry Noviyanti Djula tahun 2019. Dengan jenis penelitian

adalah deskriptif dengan Variabel penelitian adalah jenis sarana air bersih, kondisi

sarana air bersih, pengolahan air minum, ketersediaan wadah penampungan air

minum dan penanganan wadah penampungan air minum. Data yang diperoleh

kemudian dianalisa secara deskriptif.

Anda mungkin juga menyukai