Anda di halaman 1dari 8

MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG

PERILAKU PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT MELALUI


PENYULUHAN DI SMP 11 KOTA BENGKULU

Disusun Oleh :
Putri anjeli [ 2026020006]
Regita cahyanda [2026020003]
Erik fahrurreza [ 2026020034]

Mata Kuliah: Epidemiologi Kesehatan Lingkungan


Dosen: Dwi Putri Sulistiya Ningsih, SKM., MPH

PRODI. KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2022
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 852 Tahun 2008 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, jamban sehat adalah suatu
fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan
penyakit. Sementara pengertian kotoran manusia adalah semua benda atau zat
yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja, air seni dan
CO2 (Notoatmodjo, 2010). Penyediaan pembuangan kotoran manusia atau tinja
(kakus/jamban) adalah bagian dari usaha sanitasi yang cukup penting peranannya,
khususnya dalam usaha pencegahan penularan penyakit saluran sarana
pencernaan. Ditinjau dari sudut kesehatan lingkungan, maka pembuangan kotoran
yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama dalam mencemari
tanah dan sumber air.Soeparman dan Suparmin, 2002 dalam (Handayani, 2011).
Menurut Depkes RI, 2004 jamban sehat adalah jamban yang memenuhi
syarat-syarat yaitu Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung
berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih,Tidak berbau dan tinja tidak dapat
dijangkau serangga maupun tikus ,Mudah dibersihkan dan aman
penggunanya,Cukup penerangan, Lantai kedap air, Ventilasi cukup baik, Tersedia
air dan tersedia alat pembersih, Dilengkapi dinding dan atap penutup.
Menurut Handayani(2011), Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja
dari lingkungan. Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan
menjamin beberapa hal, yaitu Melindungi kesehatan masyarakat dari
penyakit ,Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana yang
sama, Melindungi pencemaran pada penyediaan air bersih dan lingkungan. Di
Indonesia penduduk yang menggunakan jamban sehat (WC) hanya 54%, dengan
penggunaan masih menggunakan pembuangan air yang tidak sehat.Hal tersebut
terlihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan antara lain oleh Badan Pusat
Statistik (BPS) dimana datayang tercatat pada penduduk yang menggunakan
jamban pada tahun 2002.
Proporsi perilaku buang air besar di jamban untuk masyarakat Indonesia
berdasarkan Riset Kesehatan Sebanyak 90.163 Kepala Keluarga (KK) di Provinsi
Bengkulu, masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Jumlah itu tersebar di
127 kecamatan dari 10 kabupaten/kota di Bengkulu. Dari jumlah itu BABS
terbanyak di Kabupaten Rejang Lebong dengan jumlah 15.905 Kepala Keluarga
(KK) yang terdapat di 15 Kecamatan, disusul Bengkulu Utara terdapat di 17
Kecamatan dengan jumlah BABS 14.459 KK, selanjutnya di Seluma 12.188 KK
terdapat di 14 kecamatan. Kemudian di Bengkulu Tengah terdapat di 10
kecamatan dengan BABS sebanyak 11.085 KK, di Kaur 8.285 tersebar di 15
Kecamatan, Bengkulu Selatan sebanyak 7.985 KK terdapat di 11 kecamatan,
Lalu, Lebong sebanyak 6.611 KK yang terdapat di 13 kecamatan, di Mukomuko
6.892 KK tersebar di 15 kecamatan, Kabupaten Kepahiang 5.579 KK terdapat di 8
kecamatan, dan Kota Bengkulu sebanyak 1.174 KK tersebar di 9 kecamatan (Data
STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), Direktorat Kesehatan Lingkungan,
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI Tahun
2020.
Berdasarkan penelitian Simbolon (2009), menyatakan bahwa pendidikan,
kebiasaan dan pengetahuan sangat berpengaruh terhadap penggunaan jamban
yang memenuhi syarat kesehatan. Tingkat pendidikan memengaruhi kemampuan
seseorang dalam mencerna dan memahami suatu masalah, selanjutnya
pemahaman masalah akan membentuk sikap seseorang dan dengan dipengaruhi
oleh lingkungannya akan menghasilkan suatu perilaku nyata (tindakan) sebagai
suatu reaksi
Untuk mampu mencapai perilaku yang baik mengenai penggunaan jamban
sehat dan bersih diperlukan pengetahuan tentang perilaku penggunaan jamban
sehat dan yang benar dan komprehensif. Pengetahuan tersebut didapatkan melalui
berbagai sarana, salah satunya adalah penyuluhan. Penyuluhan merupakan cara
yang paling penting dan efektif untuk memperoleh pengetahuan tentang perilaku
penggunaan jamban sehat. Pengetahuan tentang perilaku penggunaan jamban
sehat dan bersih sangat diperlukan oleh masyarakat, khususnya pelajar.

a. Gambaran Umum
Lokasi permasalahan ada di smp negri 11 kota bengkulu. Dimana smp n
11 kota bengkulu tersebut merupakan salah satu satuan pendidikan dengan jenjang
sekolah menengah pertama yang berada di bawah naungan kementrian
pendidikan dan kebudayaan. Smp n 11 kota bengkulu beralamat di jl.badar raya,
rawa makmur permai, kec. Muara bangkahulu, kota bengkulu dengan kode pos
38121.

b. Identifikasi Masalah dan Prioritas Masalah


Masalah yang di temukan di lokasi adalah tentang jamban yang tidak bersih,
dimana di smp negri 11 kota bengkuluu tersebut terdapat 12 wc dengan 5 wc
khusus untuk siswa laki laki, 5 wc khusus untuk siswa perempuan dan 2 wc
khusus untuk guru dan staf tata usaha. Di smp 11 kota bengkulu wc yang
digunakan siswa kurang sehat, lingkungan sekitar wc yang kotor, dan wc yang
berbauh tidak enak.

c. Penyebab Masalah
Wc yang kotor disebabkan oleh kurangnya kebersihan siswa,kurangnya
pengetahuan siswa mengenai wc yang sehat, tidak berjalan nya sistem yang
dibentuk oleh guru untuk menjaga agar wc tetap sehat, serta kurang nya fasilitas
penampungan air di dalam wc sehinga membuat siswa tidak menyiram ws setelah
di gunanakan.

d. Alternatif Pemecahan Masalah


Alternatif yang digunakan agar siswa mengetahui penting nya menjaga wc yang
sehat adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai perilaku penggunaan
jamban sehat dan bersih.
B. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Meningkat kan pengetahuan dan kesadaran siswa tentang bagaimana
perilaku penggunaan jamban sehat dan bersih di SMP 11 KOTA
BENGKULU
b) Tujuan khusus
1. Mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan perilaku
penggunaan jamban sehat pada siswa sebelum dan sesudah
diberikan penyuluhan.
2. Meningkat kan kebersihan lingkungan terutama pada
jamban agar terhindar dari penyakit seperti cacingan.

C. SASARAN
a) SMP N 11 KOTA BENGKULU
b) Seluruh siswa/siswi serta guru dan staf tata usaha SMP N 11
KOTA BENGKULU
c) LCD, brosur tentang jamban sehat,

D. METODE PELAKSANAAN
Dalam permasalahan ini pemecahan masalahnya adalah dengan
memberikan penyuluhan mengenai perilaku penggunaan jamban sehat kepada
siswa smp n 11 kota bengkulu. Penyuluhan ini dilakukan dengan metode ceramah
dengan menggunakan ppt yang di tampilkan menggunakan LCD, dan diakhir
materi diberi sesi tanya jawab kepada siswa yang mengikuti penyuluhan tersebut
agar dapat mengetahui tingkat pengetahuan siswa mengenai perilaku penggunaan
jamban sehat setelah mmengikuti penyuluhan.

E. PELAKSANA
Berikut adalah nama-nama ketua dananggota yang terlibat:
Ketua : erik fahrurreza NPM : 2026020034
Anggota : 1.Purti Anjeli NPM : 2026020003
2.Regita Cahyanda NPM : 2026020006

F. Kesimpulan
Berdasarkan kan pembahasan yang ada, maka apat di simpulkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan, pendapatan, ketersediaan air bersih dengan
kepemilikan jamban yang menyebab kan adanya peningkatan pengetahuan
mengenai perilaku penggunaan jamban sehat disekolah.Disarankan kepada siswa
hendaknya menerapkan pola hidup sbersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari
dengan menanamkan sikap untuk berperilaku BAB di jamban pribadi maupun
jamban umum agar dapat menjaga kondisi rumah tetap selalu dalam keadaan
bersih dan sehat.
G. Saran
Dari kegiatan penyuluhan yang di lakukan terhadap siswa smp n 11 kota
Bengkulu, maka kami menyaran kan beberapa hal
1. Bagi pihak sekolah/guru
a. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai bagaimana perilaku
penggunaan jamban sehat, dampak penyakit yang di sebab kan oleh lingkungan
yang tidak sehat.
b. Membuat dan meningkatkan promosi kesehatan berupa Poster dan Leaflet
yang berisi tentang perilaku penggunaan jamban sehat serta Penyakit akibat
tinja dan Jamban menurut kesehatan lingkungan.
c. membuat atau memperbanyak tempat penampungan air di dalam wc agar
siswa selalu menyiram WC sesudah di gunakan.

2. Bagi siswa
a. Diharapkan kepada siswa untuk meningkatkan pengetahuan dengan
mengikuti berbagai kegiatan yang di lakukan baik guru maupun pihak luar
yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan.

b. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menanam kan sikap
untuk ber perilaku sehat terutama pada perilaku penggunaan jamban yang sehat
agar dapat menjaga kondisi lingkungan sekolah terutama jamban,agar selalu
bersih dan sehat.

3. Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa selanjutnya diharapkan dapat memperluas pengetahuan
terhadap materi perilaku penggunaan jamban sehat yang akan di sampai kan

H. Daftar Pustaka
Sumber : Notoatmojo S.2010.ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: rineka cipta.
Sumber:Dinas kesehatan kabupaten situbundo, tahun 2019. Profil kesehatan
2018.
Sumber : Kementrian kesehatan republic Indonesia.jakarta.
Sumber: Badan pusat statistic. 2014 kajian indicator. Jakarta: badan pusat
statistic
Sumber : keputusan Mentri Kesehatan No. 852 tahun 2008 tentang strategi
nasional sanitasi total berbasis masyarakat
Sumber : Handayani(2011)
Sumber : jurnal penelitian Simbolon (2009)
Sumber : Depkes RI, 2004
Sumber : Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI
Tahun 2020

I. Lampiran
Berikut lampiran bebarapa dokumentasi permasalahan di sekolah
menengah pertama negeri 11 kota bengkulu :

Anda mungkin juga menyukai