Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. (Depkes RI,2009). Masalah kesehatan

meruapakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-

masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Menurut Hendrik L.Bloom ada 4 faktor yang

mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, yaitu

keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam riwayat

timbulnya penyakit. Kesehatan lingkungan hakikatnya adalah suatau kondisi atau keadaan

lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terwujudnya status kesehatan

yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut diantaranya

mencangkup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan sampah,

pembuangan air limbah, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2012).

Jamban merupakan tempat yang digunakan untuk membuang tinja atau kotoran

manusia. Sebuah rumah yang sehat harus dilengkapi dengan fasilitas jamban sehingga

dapat menjamin kesehatan bagi setiap individu maupun keluarga serta lingkungan

masyarakat. Jika dalam sebuah rumah tidak memiliki jamban tentu saja dapat

memungkinkan anggota keluarga untuk tidak menggunakan jamban serta membuang

tinja disembarang tempat. Tinja yang dibuang sembarang tempat dapat membawa

dampak negatif bagi kesehatan manusia terutama dalam penyebaran penyakit. Kurangnya

perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan meningkatnya produksi tinja akibat

kepadatan penduduk, jelas akan mempercepat penyebaran penyakit–penyakit yang

ditularkan melalui tinja (Limbu, 2011).


Salah satu permasalahan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah perilaku

penduduk yang terbiasa Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat, khususnya

ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya.

(Sari, 2011).

Permasalahan pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok karena

kotoran manusia (feces) merupakan sumber penyebaran penyakit yang multikompleks,

beberapa penyakit yang ditularkan melalui tinja seperti tifus, disentri, kolera, bermacam-

macam cacing (cacing gelang, kermi, tambang, pita), schistosomiasis dan sebagainya.

(Notoatmodjo, 2011). Apabila tinja tersebut dibuang disembarangan tempat, misalnya

kebun, sungai,dan lain-lain maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke

lingkungan dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia serta beresiko

menimbulkan penyakit pada seseorang bahkan menjadi wabah penyakit pada

masyarakat yang lebih luas. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada

sumber air dan bau busuk serta estetika. Sehingga jamban merupakan sanitasi dasar

penting yang harus dimiliki setiap masyarakat. Oleh karena itu, Buang Air Besar (BAB)

di jamban beberapa penyakit berbasis lingkungan yang dapat dicegah, tentunya dengan

jamban yang memenuhi syarat kesehatan. (Daryanto dalam Marliana,2011)

Jamban sehat merupakan jamban yang memenuhi standar bangunan dan syarat

kesehatan yaitu tidak menyebarkan bahan berbahaya dan mencegah vektor menyebarkan

penyakit terhadap manusia dan lingkungan sekitar. Berdasarkan profil kesehatan

Indonesia 2019, 72,3% keluarga menggunakan jamban sehat permanen (Kemenkes RI,

2020).

Berdasarkan Rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024, salah

satu indikator pencapaian sasaran program kesehatan masyarakat pada Direktorat

Jenderal Kesehatan Masyarakat yaitu desa atau kelurahan dengan stop buang air besar

sembarangan sebesar 90% (Kemenkes, 2020).


Berdasarkan profil Puskesmas Sungai liuk, pada tahun 2019 cakupan akses

terhadap jamban sehat terendah di Kecamatan Sungai liuk terdapat di Desa K o t

o D u a yaitu sebesar 44 % akses jamban leher angsa (memenuhi

syarat) sebesar 64 %; jamban plengsengan (memenuhi syarat) sebesar 5% dan jamban

cemplung (memenuhi syarat) sebesar 11 % ), jika dibandingkan dengan data tahun 2020

akses jamban sehat tidak mengalami peningkatan (44%), hal tersebut tergolong rendah

(target 75%).

Berdasarkan Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2012) faktor-faktor perilaku

manusia dari tingkat kesehatan ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor utama,yaitu

faktor pemudah atau predisposisi (pengetahuan, sikap, dan karakterisktik individu),

faktor pemungkin (fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung terjadinya perilaku

kesehatan), dan faktor penguat (terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan

atau kelompok lain). Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui faktor- faktor yang

berhubungan dengan penggunaan jamban sehat di Desa Koto Dua Kecamatan

Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh tahun 2023.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan rumusan masalah

sebagai berikut. “Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan jamban

sehat di Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota SUngai Penuh Tahun

2023?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan jamban sehat

di Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran tingkat pendidikan kepala keluarga di Desa K o t

o D u a Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023.

b. Mengetahui gambaran pengetahuan kepala keluarga di Desa K

o t o D u a Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun

2023.

c. Mengetahui gambaran tingkat pendapatan di Desa K o t o D u

a Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023

d. Mengetahui gambaran kepemilikan jamban di Desa Koto Dua

Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023.

e. Mengetahui gambaran dukungan petugas kesehatan di Desa Koto Dua

Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023.

f. Mengetahui hubungan faktor pendidikan dengan penggunaan jamban sehat di

Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023.

g. Mengetahui hubungan faktor pengetahuan dengan penggunaan jamban sehat di

Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023.

h. Mengetahui hubungan faktor pendapatan keluarga dengan penggunaan jamban

sehat di Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun

2023.

i. Mengetahui hubungan faktor dukungan petugas kesehatan dengan penggunaan

jamban sehat di Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh

Tahun 2023.
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan tatanan kesehatan

masyarakat khususnya dalam ilmu kesehatan lingkungan (penggunaan jamban

sehat).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan penggunaan jamban dan hasil penelitian ini diharapkan

adanya perubahan perilaku masyarakat terhadap penggunaan jamban dengan

begitu dapat mencegah salah satu pencemaran lingkungan dan penyebaran beberapa

penyakit melalui feces.

b. Bagi Petugas Kesehatan

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan informasi bagi Puskesmas

sebagai bahan masukan dalam perencanaan dan penyusunan program yang

berhubungan dengan penggunaan jamban sehat.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Menambah referensi dan khasanah keilmuan bagi mahasiswa dan institusi

pendidikan khususnya jurusan kesehatan lingkungan sehinggga hasilnya nanti

diharapkan dapat memperbaharui dan penyempurnakan penelitian ini.


E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Keilmuan

Keilmuan pada penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Lingkungan yang dititik

beratkan pada penggunaan jamban sehat.

2. Lingkup Metoda

Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan

rancangan analitik dan menggunakan desain cross sectional.

3. Lingkup Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang ada di Desa

Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota SUngai Penuh yaitu sebanyak 400 Kepala

Keluarga dengan jumlah sampel sebanyak 100 Kepala Keluarga.

4. Lingkup Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2023 di Desa Koto Dua

Kecamatan Pesisir Bukit Kota SUngai Penuh.

Anda mungkin juga menyukai