PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
meruapakan suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-
masalah lain diluar kesehatan itu sendiri. Menurut Hendrik L.Bloom ada 4 faktor yang
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam riwayat
timbulnya penyakit. Kesehatan lingkungan hakikatnya adalah suatau kondisi atau keadaan
Jamban merupakan tempat yang digunakan untuk membuang tinja atau kotoran
manusia. Sebuah rumah yang sehat harus dilengkapi dengan fasilitas jamban sehingga
dapat menjamin kesehatan bagi setiap individu maupun keluarga serta lingkungan
masyarakat. Jika dalam sebuah rumah tidak memiliki jamban tentu saja dapat
tinja disembarang tempat. Tinja yang dibuang sembarang tempat dapat membawa
dampak negatif bagi kesehatan manusia terutama dalam penyebaran penyakit. Kurangnya
perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan meningkatnya produksi tinja akibat
penduduk yang terbiasa Buang Air Besar (BAB) di sembarangan tempat, khususnya
ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya.
(Sari, 2011).
beberapa penyakit yang ditularkan melalui tinja seperti tifus, disentri, kolera, bermacam-
macam cacing (cacing gelang, kermi, tambang, pita), schistosomiasis dan sebagainya.
kebun, sungai,dan lain-lain maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke
lingkungan dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia serta beresiko
masyarakat yang lebih luas. Selain itu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan pada
sumber air dan bau busuk serta estetika. Sehingga jamban merupakan sanitasi dasar
penting yang harus dimiliki setiap masyarakat. Oleh karena itu, Buang Air Besar (BAB)
di jamban beberapa penyakit berbasis lingkungan yang dapat dicegah, tentunya dengan
Jamban sehat merupakan jamban yang memenuhi standar bangunan dan syarat
kesehatan yaitu tidak menyebarkan bahan berbahaya dan mencegah vektor menyebarkan
Indonesia 2019, 72,3% keluarga menggunakan jamban sehat permanen (Kemenkes RI,
2020).
Jenderal Kesehatan Masyarakat yaitu desa atau kelurahan dengan stop buang air besar
cemplung (memenuhi syarat) sebesar 11 % ), jika dibandingkan dengan data tahun 2020
akses jamban sehat tidak mengalami peningkatan (44%), hal tersebut tergolong rendah
(target 75%).
manusia dari tingkat kesehatan ditentukan atau terbentuk dari tiga faktor utama,yaitu
faktor pemungkin (fasilitas, sarana, dan prasarana yang mendukung terjadinya perilaku
kesehatan), dan faktor penguat (terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
atau kelompok lain). Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui faktor- faktor yang
B. Rumusan Masalah
sehat di Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota SUngai Penuh Tahun
2023?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
di Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
2023.
Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023.
Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun 2023.
sehat di Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh Tahun
2023.
jamban sehat di Desa Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota Sungai Penuh
Tahun 2023.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
sehat).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
begitu dapat mencegah salah satu pencemaran lingkungan dan penyebaran beberapa
1. Lingkup Keilmuan
Keilmuan pada penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Lingkungan yang dititik
2. Lingkup Metoda
Populasi dalam penelitian ini adalah semua kepala keluarga yang ada di Desa
Koto Dua Kecamatan Pesisir Bukit Kota SUngai Penuh yaitu sebanyak 400 Kepala
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2023 di Desa Koto Dua