Anda di halaman 1dari 4

1.

Definisi sanitasi sekolah


a. Sanitasi

sanitasi dasar adalah meliputi sarana pembuangan kotoran manusia, sarana pembuangan
sampah, saluran pembuangan air limbah, dan penyediaan air bersih (Sidhi, 2016)

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/35672-Article%20Text-115782-1-10-20210113.pdf

Upaya penyehatan lingkungan atau sanitasi lingkungan dapat diartikan sebagai kegiatan
yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi lingkungan yang
mendasar dan mempengaruhi kesejahteraan manusia

https://pdfs.semanticscholar.org/9d0c/7303c3725d77ef3f82a7edbfb3ab1540d18f.pdf

b. Sekolah

Sekolah merupakan suatu lembaga yang mempunyai peran mendidik sehingga perlu
didukung oleh kondisi sanitasi yang sehat. Kondisi sanitasi yang sehat akan memberikan
pengaruh yang besar terhadap tingkat kesehatan peserta didik sekolah yang bersangkutan

https://pdfs.semanticscholar.org/9d0c/7303c3725d77ef3f82a7edbfb3ab1540d18f.pdf

c. Sanitasi sekolah

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1429 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kesehatan Lingkungan Sekolah, fasilitas sanitasi lingkungan disekolah meliputi
penyediaan air bersih, toilet, sarana pembuangan air limbah, dan sarana pembuangan
sampah

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/35672-Article%20Text-115782-1-10-20210113.pdf

Lingkungan halaman sekolah dasar yang memenuhi syarat adalah bersih dan indah, tidak
memungkinkan sebagai tempat bersarang/ berkembang biak serangga dan tikus, berpagar
kuat, dan terdapat tempat parkir (Depkes, 2006).

https://pdfs.semanticscholar.org/9d0c/7303c3725d77ef3f82a7edbfb3ab1540d18f.pdf

2. Tujuan sanitasi
Secara umum, tujuan sanitasi yaitu untuk menjamin kebersihan lingkungan manusia
sehingga terwujud suatu kondisi yang sesuai dengan persyarakat kesehatan serta untuk
mengembalikan, memperbaiki, dan mempertahankan kesehatan manusia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 57
Tahun 2009 Tentang Pemberian Bantuan Pengembangan Sekolah Sehat, Sekolah Sehat
adalah
sekolah yang bersih, hijau, rindang, aman, dan nyaman, peserta didiknya sehat, aktif dan
bugar serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


288/Menkes/SK/III/2003 Tentang Pedoman Penyehatan Sarana Dan Bangunan umum,
bahwa
penyelenggaraan sarana dan bangunan umum berada di luar kewenangan Departemen
Kesehatan, namun sarana dan bangunan umum tersebut harus memenuhi persyaratan
kesehatan.
Hal ini telah diamanatkan pada UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan pasal 22
ayat 4, bahwa setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan.
Kesehatan lingkungan sekolah bertujuan untuk meningkatkan, mewujudkan derajat
kesehatan dan pengembangan siswa secara optimal.

Dengan demikian, untuk mencapai kesehatan siswa secara optimal dapat dilakukan
melalui program UKS, diantaranya: 1)
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat (health school living), 2) Pendidikan kesehatan
(health education), 3) Usaha pemeliharaan kesehatan di sekolah (health service in school).
Program ini harus dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan dengan tujuan untuk
meningkatkan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih.

3. Ruang lingkup sanitasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
Sekolah menyebutkan fasilitas sanitasi sekolah terdiri dari air bersih, toilet, saluran
pembuangan air limbah (SPAL), dan sarana pembuangan sampah.
a. Air Bersih
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
SyaratSyarat dan Pengawasan Kualitas Air menjelaskan, “air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah dimasak.”
b. Toilet/Jamban
Menurut Permen 24 (2007: 14) tentang SNP Sarana Prasarana menjelaskan: “Standar
jamban SD/MI sebagai berikut: 1) Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar
dan/atau kecil. 2) Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 60 peserta didik pria,
1 unit jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.
Jumlah minimum jamban setiap sekolah/madrasah 3 unit. 3) Luas minimum 1 unit
jamban 2 meter persegi. 4) Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan
mudah dibersihkan. 5) Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
c. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)
Persyaratan kesehatan sarana pembuangan air limbah (SPAL) adalah sebagai berikut
(Irdianty, 2011: 20): 1) Tidak mencemari air tanah. 2) Tidak menimbulkan sarang
nyamuk dan jalan tikus. 3) Tidak menimbulkan kecelakaan. 4) Tidak menimbulkan
bau dan gangguan pemandangan.
d. Sarana Pembuangan Sampah
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah menjelaskan: “Standar sarana pembuangan adalah sebagai
berikut: 1) Di setiap ruangan harus tersedia tempat sampah yang dilengkapi dengan
tutup. 2) Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara (TPS) dari seluruh ruangan
untuk memudahkan pengangkutan atau pemusnahan. 3) Peletakkan tempat
pembuangan/ pengumpulan sampah sementara dengan ruang kelas berjarak minimal
10 m.”

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/holistika/article/download/2876/2444

4. Manfaat sanitasi
Terdapat 5 manfaat yang didapat dari implementasi sanitasi sekolah, yaitu meningkatnya
kesehatan, pendidikan, lahirnya kesetaraan gender, agen perubahan dan hak asasi anak.
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/5-manfaat-sanitasi-sekolah-di-satuan-
pendidikan-sekolah-dasar

5. Dampak buruk tidak ada sinitasi


UNICEF Indonesia dalam Ringkasan Kajian Air Bersih, Sanitasi, dan Kebersihan
mengatakan bahwa 88% kematian anak akibat diare dapat disebabkan karena sanitasi dan
perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman.
Sanitasi lingkungan yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan, personnal hygiene
yang buruk, serta air yang terkontaminasi selain berpotensi menyebabkan diare, juga dapat
menyebabkan penyakit lain seperti disentri, kolera, tipus, hepatitis, leptospirosis, malaria,
demam berdarah, kudis, penyakit pernapasan kronis dan infeksi parasit usus (Feryasari,
2015).
https://pdfs.semanticscholar.org/9d0c/7303c3725d77ef3f82a7edbfb3ab1540d18f.pdf
6. Contoh penerapan sanitasi sekolah

Anda mungkin juga menyukai