Anda di halaman 1dari 4

Keterampilan menulis dapat

dicurahkan ke dalam dua bentuk, yakni


menulis sastra dan menulis nonsastra.
Salah satu contoh keterampilan menulis
sastra adalah menulis cerpen. Sumardjo
(2001:84) berpendapat bahwa menulis
cerita pendek adalah seni/keterampilan
menyajikan cerita. Dawud (2004:49)
menyatakan bahwa cerpen merupakan
jenis karangan yang berisi suatu cerita,
pada umumnya cerpen ditujukan untuk
menggerakkan aspek emosi dengan cerita
pembaca dapat membentuk citraan atau
imajinasi dalam benaknya. Berdasarkan
kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa cerpen merupakan
seni/keterampilan menyajikan suatu cerita
yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk
berimajinasi dan menuangkan pikiran ke
dalam bentuk tulisan.
Untuk dapat menghasilkan cerita
pendek yang baik, ada beberapa hal yang
harus dikuasai seorang penulis untuk bisa menulis adalah dari segi kebahasaannya.
Persyaratan ini meliputi penguasaan ejaan
bahasa Indonesia, diksi (pilihan kata), dan
kalimat. Dengan demikian, untuk dapat
menulis dengan baik khususnya dari segi
kebahasaan, siswa mutlak memerlukan
pengetahuan tentang ejaan, diksi, dan
kalimat dalam bahasa Indonesia. Dari hasil
kegiatan inilah, kemampuan siswa dapat
diketahui dalam penguasaan ejaan, diksi,
tata bahasa siswa, serta hambatan-
hambatan siswa dalam menulis cerpen.
Berdasarkan hal tersebut, kegiatan menulis
akan semakin penting karena kegiatan ini
dapat dijadikan salah satu cara untuk
memperkaya pengetahuan siswa mengenai
ejaan,diksi, dan tata bahasa.
Dalam upaya meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis
khususnya menulis cerpen, akhirnya guru
menerapkan sebuah teknik sebagai
alternatif. Salah satu teknik sebagai
alternatif yang digunakan guru untuk
meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis cerpen adalah teknik pemodelan.
Upaya penerapan teknik pemodelan dalam
meningkatkan kemampuan siswa menulis
cerpen sangat efektif dilaksanakan.
Pemodelan dapat diartikan sebagai upaya
pemberian contoh (model) yang berkaitan
dengan materi dan aktivitas belajar yang
dilakukan siswa (Nuryatin, 2010:34).
Sejalan dengan pernyataan tersebut,
Nurhadi (2004:16) mengungkapkan bahwa
teknik pemodelan merupakan pembelajaran
keterampilan atau pengetahuan tertentu
dengan menggunakan contoh (model) yang
bisa ditiru. Dengan demikian, siswa akan
belajar melalui contoh (model) yang
diberikan oleh guru.
Dalam teknik ini guru menyiapkan
contoh (model) tulisan yang dapat ditiru
oleh siswa dalam menulis cerpen yang baik
dan benar, mengingat tujuan dari teknik
pemodelan itu sendiri adalah untuk
mendorong terjadinya proses belajar pada
diri sendiri. Dalam penerapan teknik
pemodelan ini, siswa akan dapat
membangun pengetahuannya sendiri dari
contoh (model) yang diberikan oleh guru.
Tentunya siswa akan menggunakan
pengetahuan yang diperoleh dari contoh
(model) untuk dapat menulis dengan benar.
Pemberian model dapat dilakukan
dengan memberikan sebuah contoh cerpen
untuk ditiru, bukan kata demi kata atau
kalimat demi kalimat, tetapi cara atau teknik
pengembangan paragrafnya. Dalam hal ini,
teknik pemodelan berangkat dari pemberian
contoh (model) tulisan, membaca teks
model, menganalisis teks model, dan
berlatih menulis dengan meniru konstruksi
teks model. Dengan demikian, guru
bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi
siswa, melainkan siswa lebih aktif untuk
mengembangkan pengetahuannya
sehingga mendorong terjadinya proses
belajar pada diri siswa itu sendiri.
Penerapan teknik pemodelan ini
membuat siswa memperoleh contoh tulisan
cerpen yang benar. Melalui teknik ini pula
siswa dapat membangun pengetahuannya
tentang cara menulis yang benar. Siswa
diajak secara aktif untuk menemukan
unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen
maupun pengembangan paragraf. Selain
itu, keberadaan teks model juga membantu
mengurangi kesulitan siswa dalam
menuangkan gagasannya menjadi sebuah
tulisan yang runtut dan padu. Oleh karena
itu, siswa akan menjadi lebih terampil
dalam menulis khususnya menulis cerpen.
Pemodelan pada dasarnya
membahasakan yang dipikirkan,
mendemonstrasikan cara guru menginginkan siswanya untuk belajar dan
melakukan yang diinginkan guru agar
dilakukan oleh siswanya. Rusman
(2010:208) mengemukakan bahwa adanya
teknik pemodelan ini dilatarbelakangi oleh
permasalahan-permasalahan seperti
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kemampuan siswa semakin
berkembang dan beraneka. Ini sebabnya
dikatakan bahwa guru tidak lagi satu-
satunya sumber belajar bagi siswa karena
teknik pemodelan juga dapat membantu
dalam mengatasi keterbatasan yang dimiliki
guru. Dengan adanya model, akan
mempermudah para administrator apabila
menemukan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan terasa adanya
ketidakefektifan dan ketidakproduktifan.
Walaupun banyak kegunaan suatu model,
Rosiadi (2012:4) mengemukakan bahwa
terdapat kelemahan dalam penggunaan
teknik pemodelan, yaitu dapat menjadikan
seseorang kurang berinisiatif dalam
mengkreasikan kegiatan-kegiatan.

langkah-langkah penerapan
teknik pemodelan yang sangat efektif dalam
pembelajaran menulis cerpen:
1. Guru menyampaikan salam dan
mengecek kehadiran siswa,
2. Guru memberikan apersepsi,
3. Guru menyampaikan indikator dan
tujuan pembelajaran,
4. Guru menyampaikan penjelasan terkait
kegiatan menulis cerpen,
5. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memahami penjelasan dari
guru terkait dengan materi yang
diberikan,
6. Guru memberikan contoh (model) cerita
pendek,
7. Guru mengajukan pertanyaan kepada
siswa terkait dengan unsure-unsur yang
terdapat dalam cerpen,
8. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berpikir dan berdiskusi
tentang unsur-unsur yang terkandung
dalam cerpen,
9. Guru mengamati pelaksanaan diskusi
dan memberikan bimbingan serta
arahan kepada siswa,
10. Guru menugaskan siswa untuk menulis
cerpen dengan bantuan contoh (model)
yang sudah diberikan oleh guru,
11. Guru menyuruh siswa untuk
mengumpulkan hasil tulisan,
12. Guru melakukan penilaian terhadap
aktivitas siswa dalam menulis cerpen,
13. Guru memberikan umpan balik
terhadap kegiatan menulis cerpen,
14. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran
yang telah dilaksanakan serta
mengevaluasi pembelajaran,
15. Guru memberikan penghargaan
terhadap usaha yang dilakukan siswa
dalam pembelajaran menulis cerpen,
16. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.

Anda mungkin juga menyukai