andifyusliyanto@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian untuk peningkatan kemampuan menulis puisi dengan model experiential learning. Active
research digunakan sebagai metode penelitian diawali dengan persiapan, pelaksanaan, pengamatan dan
evaluasi. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5 Semarang di kelas X-6 dengan jumlah 36 peserta
didik. Hasill penelitian berupa: (1) Secara keseluruhan kemampuan menulis puisi peserta didik
meningkat pada setiap siklus. Hasil tersebut dilihat pada nilai akhir setelah dirata-rata berdasarkan
majas, kata konkret, imaji, dan rima yang digunakan dalam puisi. Pada pra siklus diperoleh rata-rata
59,83, siklus I 73,31 dan siklus II 88,61. (2) Ketuntasan belajar peserta didik meningkat yaitu pada pra
siklus memiliki angka ketuntasan 8,33%, kemudian meningkat pada siklus I sebesar 47,22 dan pada
siklus II mencapai angka ketuntasan sebesar 91,67%. (3) Keefektifan penggunaan model experiential
learning ditunnjukkan dengan hasil uji-t yaitu nilai p-value sebesar 0,000. Jika dibandingkan dengan
alpha, nilai tersebut lebih kecil (0,000 < 0,05) yang menyatakan H0 ditolak. Hal ini membuktikan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara data Kemampuan Menulis Puisi sebelum dan sesudah
penggunaan model experiential learning.
Kata kunci: Keterampilan Menulis, Puisi, Penelitian tindakan kelas.
ABSTRACT
Research to improve the ability to write poetry with the experiential learning model. Active research
is used as a research method beginning with preparation, implementation, observation and
evaluation. The research was conducted at SMA Negeri 5 Semarang in class X-6 with a total of 36
students. The results of the research are: (1) Overall, students' ability to write poetry increases in each
cycle. The results are seen in the final grade after being averaged based on the figures of speech,
concrete words, images, and rhymes used in the poem. In the pre-cycle, the average was 59.83, the
first cycle was 73.31 and the second cycle was 88.61. (2) The learning completeness of students
increased, namely in the pre-cycle it had a mastery rate of 8.33%, then it increased in cycle I by 47.22
and in cycle II it reached a mastery rate of 91.67%. (3) The effectiveness of using the experiential
learning model is shown by the results of the t-test, namely the p-value of 0.000. When compared to
alpha, this value is smaller (0.000 <0.05) which states that H0 is rejected. This proves that there is a
significant difference between the Poetry Writing Ability data before and after the use of the
experiential learning model.
Keywords: Writing Skills, Poetry, Class action research.
1233
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 1234
experimentation kegiatan
implementasi dari teori yang telah 2. METODE PELAKSANAAN
disusun peserta didik untuk Penelitian ini termasuk penelitian
melaksanakan aktivitas atau tindakan (active research). Menurut
kegiatan berdasarkan kejadian dan (Arikunto, 2014) Penelitian Tindakan Kelas
pengalamannya. adalah tindakan pengamatan pada kegiatan
Tujuan experiential learning yaitu a) pembelajaran yang disengaja dan terjadi di
mengubah pengetahuan baru yang diperoleh kelas secara bersama-sama”. (Arikunto, 2014)
peserta didik, b) memperbaiki sikap peserta menegaskan kembali bahwa Penelitian
didik, c) mengembangkan keterampilan yang Tindakan Kelas merupakan penelitian ilmiah
dimiliki peserta didik (Hariri & Yayuk, 2018). yang dilakukan secara logis, dan terstruktur
Menurut (Paramita Putu, 2014) keunggulan dilaksanakan oleh guru atau dosen (tenaga
model experiential learning dari model pendidik),untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran lain yaitu (1) memotivasi dan pembelajaran”.
memunculkan imajinasi peserta didik untuk Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 5
mencapai sesuatu, (2) Pembelajaran menjadi Semarang, subjek penelitian peserta didik kelas
menyenangkan karena diambil dari berbagai X-6 berjumlah 36 siswa terdiri atas 19 siswa
sudut pandang dan pemikiran, (3) menstimulus perempuan dan 17 siswa laki-laki. Penelitian
peserta didik agar aktif karena hasil dilakukan dengan tiga siklus yaitu pra-siklus,
pembelajaran dapat langsung dilihat. siklus I dan Siklus II, dengan alokasi waktu 90
Pembelajaran berdasarkan pengalaman menjadi menit pada setiap pertemuan. Setiap siklus
solusi yang baik untuk mencapai tujuan dimulai dari tahap persiapan, penelitian dan
pembelajaran. Menueut (Lestari, 2014) refleksi. Data penelitian berupa observasi dan
experiential learning bertujuan memunculkan hasil pekerjaan peserta didik.
dan menstimulus peserta didik untuk Instrumen penelitian pada penelitian ini
memperdalam cara berpikir, menjadikan peserta adalah modul ajar yang digunakan untuk
didik lebih aktif, memperluas keterampilan, dan merancang kegiatan pembelajaran. Lembar
meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hal observasi digunakan untuk
tersebut diketahui bahwa experiential learning medokumentasikan kegiatan peserta didik.
dapat dijadikan salah satu pilihan dalam kegiatan Rubrik penilaian menulis puisi digunakan
pembelajaran menulis puisi, karena dengan untuk mengukur peningkatan keterampilan
adanya model tersebut diharapkan peserta didik menulis puisi. Rubrik penilaian yang
mampu memunculkan ide dan memberikan digunakan dalam penelitian ini antara lain
stimulus yang baik dalam menentukan tema majas, rima, imaji dan kata konkret.
puisi berdasarkan pengalamannya. Peserta didik Teknik dokumentasi digunakan sebagai
juga diharapkan akan lebih aktif dalam kegiatan teknik pengambilan data yang digunakan
belajar sehingga akan memberikan peluang yang untuk menganalisis modul ajar. Hasil
besar dalam menciptakan sebuah tulisan yaitu dokumentasi digunakan untuk menganalisis
puisi. pelaksanaan pembelajaran menggunakan
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat model Experiential Learning. Data aktivitas
dirumuskan tujuan penelitan ini yaitu guru dan peserta didik ketika pembelajaran
mengetahui peningkatan keterampilan menulis berlangsung diambil menggunakan teknik
peserta didik kelas X-6 SMA Negeri 5 Semarang observasi. Untuk mengukur keterampilan
dengan menggunakan model experiential menulis peserta didik digunakan teknik tes
learning. Pada penelitian ini tahap pra-siklus evaluasi berupa Lembar Kerja Peserta Didik
pendidik menggunakan metode ceramah, (LKPD) yang diberikan kepada peserta didik
kemudian pada siklus I dan II pendidik untuk menulis puisi.
menerapkan model experiential learning dengan Dalam penelitian ini menggunakan
tahapan berikut: 1.) pendidik merumuskan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.
tujuan pembelajaran yang digunakan yaitu Analisis kualitatif digunakan untuk
peserta didik mampu menulis puisi secara mendeskripsikan lembar hasil observasi guru
kreatif, 2) pendidik mengawali materi dengan dan peserta didik dan mendeskripsikan hasil
mencontohkan kejadian nyata dengan analisis data dari perhitungan kuantitatif.
berbantuan video, 3) pelaksanaan pembelajaran, Untuk menganalisis nilai rata-rata per siklus
4) peserta didik diarahkan untuk melihat dan peningkatan keterampilan menulis peserta
kejadian nyata, 5) pendidik dan peserta didik didik menggunakan teknik analisis kuantitatif
bertanya jawab, 6) pendidik menyimpulkan dilihat berdasarkan rubrik penilaian yang telah
materi. disediakan.
1. Analisis ketuntasan kerja individu
Analisis ketuntasan kerja individu
ditentukan berdasarkan rubrik penilaian
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 1236
100,00% 88,61%
80,00% 73,31%
59,83%
60,00%
40,00%
13,48% 15,30%
20,00%
0%
0,00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Perolehan Peningkatan
Ketuntasan
91,67%
100,00%
47,22%
50,00%
8,33%
0,00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Ketuntasan
dalam uji perbandingan rata-rata (uji-t) (Siegel, diolah menggunakan aplikasi SPSS versi
Sidney. Alih Bahas. Sayuti dalam (Elisabeth 16. Berikut merupakan pengambilan
Rindengan, 2017). keputusan uji normalitas:
1) Uji Normalitas a. Jika nilai asymp sig > 0,05, maka data
Uji normalitas digunakan untuk dinyatakan berdistribusi normal.
memeriksa variabel pengecoh atau b. Jika nilai asymp sig < 0,05, maka data
residual dalam model regresi bersifat dinyatakan berdistribusi tidak
normal atau tidak normal (Siregar, 2015, p. normal.
49). Penelitian ini menggunakan uji
normalitas Kolmogorov-Smirnov dan
Dari perhitungan diperoleh nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,835 pada data
Data menunjukkan bahwa nilai p-value yang didapat bisa dijadikan sebagai karya dan
hitung sebesar 0,000. Jika dibandingkan tulisan.
dengan alpha, nilai tersebut lebih kecil (0,000 Pada akhir kegiatan pembelajaran siklus
< 0,05) yang menyatakan H0 ditolak. Terbukti II peserta didik mengumpulkan hasil tulisan
bahwa ada perbedaan secara signifikan antara mereka pada LKPD yang telah disediakan. Dari
data Kemampuan Menulis Puisi sebelum dan hasil tulisan peserta didik diperoleh 33 peserta
sesudah penggunaan model experiential didik telah tuntas secara individu dengan rata-
learning. Berdasarkan perbandingan hasil pada rata nilai sebesar 88,61 dengan ketuntasan
setiap siklus, maka terlihat adanya peningkatan klasikal 91,67%. Hal ini menunjukkan bahwa
yang baik pada hasil belajar peserta didik, pada penggunaan model experiential learning dapat
mata pelajaran Bahasa Indonesia elemen meningkatkan keterampilan menulis puisi
menulis dengan materi puisi di Kelas X-6 SMA peserta didik kelas X-6 secara signifikan.
Negeri 5 Semarang dengan menggunakan Tetapi, terdapat 3 peserta didik yang belum
model experiential learning. mencapai ketuntasan individu hal ini
Berdasarkan data pada siklus I tingkat dikarenakan peserta didik kesulitan dalam
keberhasilan menulis peserta didik di kelas X-6 penggalian pengalaman yang pernah didapat
belum memperoleh hasil yang optimal, pada kemudian menentukan tema dan pengalaman
siklus I ini, peneliti berharap dengan untuk dijadikan sebuah puisi. Selain itu, faktor
menggunakan model experiential learning, lainnya yaitu keterbatasan peserta didik pada
kemampuan menulis peserta didik dapat pemilihan kosa kata, diksi, gaya bahasa,
meningkat. Setiap terdapat peningkatan menentukan citraan dan kata konkret sehingga
keterampilan menulis maka guru perlu peserta didik tersebut kesulitan dalam
melakukan apresiasi terhadap peserta didik. menuliskan sebuah karyanya menjadi puisi
Dengan adanya dorongan dan apresiasi utuh.
pada peserta didik atau memberikan nilai,
diharapkan peserta didik akan termotivasi 4. KESIMPULAN
untuk lebih giat lagi dalam belajar. Beberapa Berdasarkan hasil analisis data dapat
pertayaan kepada peserta didik, kemudian disimpulkan bahwa pembelajaran menulis
bersama teman-teman sekelompoknya mencari puisi kelas X-6 SMA Negeri 5 Semarang dengan
jawaban dalam hal ini penjelasan dan menggunakan model experiential learning
pemecahan masalahnya lewat buku pegangan mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal
atau dengan menganalisis jawaban dari soal ini terlihat dari keterampilan menulis peserta
tersebut. didik yang semakin meningkat yang dianalisis
Hasil Evaluasi pada siklus I ini berdasarkan penguasaan majas, rima, imaji,
digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus dan kata konkret. Pada tahapan pra-siklus
berikutnya, karena pada siklus I keterampilan peserta didik belum mengenal istilah-istilah
menulis peserta didik sudah meningkat tetapi dalam puisi seperti majas, kata konkret, imaji,
belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal rima sehingga peserta didik kesulitan dalam
sehingga diperlukan adanya perbaikan pada menuangkan gagasannya menjadi sebuah puisi.
siklus berikutnya. Pada siklus II pendidik masih Pada tahapan prasiklus ini diperoleh rata-rata
menggunakan model experiential learning nilai dari peserta didik yaitu 59,83.
tetapi dibantu dengan penggunaan LKPD yang Pada siklus I guru menggunakan model
mencakup tahapan-tahapan dalam penulisan experiential learning dalam pembelajaran
puisi mulai dari penentuan tema, melakukan yaitu mengajak peserta didik untuk merasakan
pendataan diksi, majas, dan hal lain yang pengalaman baru melalui pengamatan secara
dipelukan dalam penulisan puisi. Hal ini langsung. Dari hasil pengalaman baru tersebut
menjadikan peserta didik akan lebih mudah peserta didik akan meciptakan sebuah
dan terbantu dalam kegiatan menulis puisi. pembelajaran dan teori baru yang akan
Pada siklus II ini pendidik mengajak dituangkan menjadi gagasan atau ide untuk
peserta didik untuk membayangkan dan menulis sebuah puisi. Pada siklus I
menggali pengalaman belajar yang pernah keterampilan menulis peserta didik meningkat
didapat dengan memberikan motivasi, dan pesat dengan rata-rata nilai 73,31. Pada siklus I
dorongan melalui kegiatan luar kelas sehingga ini beberapa peserta didik telah mencapai
memudahkan peserta didik dalam ketuntasan individual tetapi belum mencapai
membangkitkan ide kreatif mereka yang akan ketuntasan klasikal sehingga pendidik
dituangkan dalam sebuah tulisan. Pada memberikan perlakuan lagi dengan
tahapan ini peserta didik lebih antusias dan memberikan bantuan LKPD yang digunakan
aktif dalam kegiatan pembelajaran karena sebagai alat bantu peserta didik dalam mendata
peserta didik merasa bahwa dari pengalaman majas, kata konkret, imaji dan rima yang
digunakan dalam puisi yang akan ditulis. Pada
Seminar Nasional PPG UPGRIS 2023 1241
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2014). Penelitian Tindakan Kelas.
Bumi Aksara.
Dalman. (2014). Keterampilan Menulis. PT
Rajagrafindo Persada.
Elisabeth Rindengan, M. (2017). BAHTERA:
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra.
16.
http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/
bahtera/
Silberman. (2014). Andbook Experiential
Learning Strategi Pembelajaran Dari
Dunia Nyata. Nusa Media.
Suminto Sayuti. (2005). Berkenalan dengan
Puisi. Gama Media.
Tarigan Henry Guntur. (2008). Menulis
sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Angkasa.
Gustina, & Pebriana. (2019). Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Dengan
Menggunakan Model Experiential
Learning Pada Siswa Kelas Iii
Sekolah Dasar. Konseling Indonesia,
1, 12–25.
Hariri, & Yayuk. (2018). Penerapan Model
Experiential Learning Untuk
Meningkatkan Pemahaman Materi
Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Siswa
Kelas 5 Sd. Scholaria, 8, 1–15.
Imas city, Neng Shalihah, & Restu Bias
Primandika. (2018). Analisis Puisi
Sapardi Djoko Damono “Cermin
1” Dengan Pendekatan Semiotika.
ISSN: 2614-6754 (print) Halaman 2182-2188
ISSN: 2614-3097(online) Volume 7 Nomor 1 Tahun 2023
e-mail: andifyusliyanto@gmail.com
Abstrak
Penenlitian ini bertujuan untuk memperolah data, informasi dan hasil belajar peserta didik
untuk mendeskripsikan pengaruh media film pendek terhadap kemampuan menulis cerita
pendek pada peserta didik kelas XI TE 3 SMK Negeri 4 Semarang. Jenis penelitian ini yaitu
eksperimen dengan model pra-experimental dengan menggunakan desain penelitian One
Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian yaitu seluruh peserta didik kelas XI TE 3
SMK Negeri 4 Semarang dengan menggunakan teknik pengumpulan data tes. Teknik analisis
data menggunakan SPSS 16 untuk mencari mean, uji normalitas dan uji paired sample test.
Diperoleh hasil nilai mean pretest yaitu 64,92 dengan kategori cukup baik dan mean nilai
posttest yaitu 76,14 dengan kategori baik. Dari hasil paired sample test diperoleh hasil nilai
signifikansi 2 tailed < 0,05 yaitu (0,000 < 0,05) dan thitung > ttabel yaitu (14,641 > 2,030) hal
tersebut menunjukkan bahwa H0 di tolak dan Ha diterima, sehingga media film pendek
berpengaruh terhadap kemampuan menulis peserta didik kelas XI TE 3 SMK Negeri 4
Semarang.
Abstract
This study aims to obtain data, information and student learning outcomes to describe the
effect of short film media on the ability to write short stories in class XI TE 3 students at SMK
Negeri 4 Semarang. This type of research is an experiment with a pre-experimental model
using the One Group Pretest-Posttest Design research design. The research population is all
students of class XI TE 3 SMK Negeri 4 Semarang using test data collection techniques. Data
analysis techniques used SPSS 16 to find the mean, normality test and paired sample test.
The results of the pretest mean value were 64.92 with a fairly good category and the posttest
mean value was 76.14 with a good category. From the results of the paired sample test, the
results obtained were a significance value of 2 tailed ttable, namely (14.641 > 2.030). This
indicated that H0 was rejected and Ha was accepted, so that short film media had an effect on
writing ability of class XI TE 3 students of SMK Negeri 4 Semarang.
PENDAHULUAN
Perkembangan pendidikan di Indonesia diperangaruhi oleh berbagai hal salah satunya
yaitu perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin pesat dimanfaatkan
oleh pendidik untuk menunjang kegiatan pembelajaran salah satunya sebagai media
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan suatu hal digunakan sebagai alat untuk
menyampaikan dan menyalurkan pesan sehingga penerima pesan tersebut mampu menerima
dan melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien dan akan tercipta lingkungan
belajar yang kondusif. (Yudhi, 2013, pp. 7-8). Berdasarkan pengertian tersebut media
pembelajaran dapat dimanfaatkan guru sebagai bahan penunjang dan pembantu untuk
menyampaikan pesan dan materi kepada peserta didik degan lebih mudah. Salah satu media
yang digunakan dalam proses penyampaian kegiatan pembelajaran yaitu media film.
Film merupakan salah satu media berbasis teknologi yang efektif ketika digunakan
guru dalam kegiatan pembelajaran. Menurut (Arsyad, 2016, p. 50) film merupakan ilustrasi
yang terdapat dalam frame di mana pada setiap frame tersebut ditampilkan melalui lensa
proyektor sehingga terlihat gambar dalam ilustrasi tersebut hidup. Film bergantian dan
bergerak dengan cepat sehingga memberikan efek visual yang berkelanjutan. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Cahyono dalam (Fauziah & dkk, 2017, p. 509) film pendek
merupakan film yang bisa memiliki durasi 60 detik saja di dalamnya akan memuat ide dan
pemanfaatan media komunikasi yang menarik sehingga dapat tersampaikan secara efektif.
Dalam penciptaan film pendek akan lebih menarik dengan cara pandang setiap individu yang
berbeda sehingga menimbulkan variasi dalam bentuk film yang sudah ada. Media film dapat
digunakan guru sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan media film dalam
pembelajaran yaitu sebagai alat penarik perhatian peserta didik. Media film yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu film pendek yang berjudul Proklamasi. Film ini digunakan pendidik
sebagai media dalam menunjang kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.
Dalam pembajaran bahasa Indonesia erat kaitannya dengan keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa terdiri atas keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi sorotan dalam pembelajaran yaitu
keterampilan menulis. Menurut (Tarigan, 2013, p. 3) keterampilan menulis merupakan
keterampilan berbahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung
melalui tulisan dan tidak bertatap muka dengan orang lain. Dari pengertian tersebut diketahui
bahwa kegiatan menilis digunakan sebagai kegiatan kreatif dan produktif, yang artinya bahwa
pada kegiatan menulis seseorang harus lebih kreatif dalam menyampaikan gagasan sehingga
akan menarik pembaca. Sedangkan menurut (Dalman, 2016) keterampilan menulis
merupakan proses perubahan angan-angan dan bentuk pikiran ke dalam tulisan atau lambang
yang bermakna. Dalman menjelaskan bahwa menulis merupakan kegiatan dalam
menuangkan proses pemikiran dan angan-angan menjadi ide kreatif yang dapat
menyampaikan gagasan secara jelas sehingga dapat diterima orang lain. Hal tersebut sejalan
dengan pendapat (Hatmo, 2021, p. 4) keterampilan menulis merupakan kegiatan manusia
secara sadar dan terarah untuk menuangkan gagasan, pikiran dan pengalaman secara
sistematis menggunakan kalimat logis sehingga dapat dipahami oleh orang lain sesuai dengan
maksut yang ingin disampaikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis
merupakan cara seseorang dalam mengimplementasikan hasil angan-angan ke dalam bentuk
tulisan secara sadar sehingga membentuk kalimat secara logis dan dapat dipahami orang lain
yang digunakan sebagai alat komunikasi secara tidak langsung.
Kegiatan menulis memiliki tujuan sebagai bahan pengekspresian diri, memberikan
informasi kepada pembaca, mempengaruhi pembaca, dan menghasilkan sebuah karya tulis
(Lestari dalam (Hatmo, 2021, p. 6). Dengan demikian, kegiatan menulis dapat dimanfaatkan
dalam kegiatan pembelajaran salah satunya yaitu teks cerpen. Kegiatan menulis teks cerpen
digunakan sebagai upaya dalam membangkitkan kreativitas peserta didik dalam hal menulis
dan mengenal karya sastra.
Dalam pembelajaran elemen menulis, sering kali ditemukan peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam menulis. Hal ini disebabkan dari berbagai hal salah satunya yaitu
kesulitan dalam menuangkan ide, gagasan, dan pikiran menjadi sebuah tulisan. Salah satu
kesulitan yang dialami peserta didik dalam kegiatan menulis yaitu pada saat menulis teks
cerpen. Hal tersebut dapat terjadi karena peserta didik merasa belum mampu mengungkapkan
imajinasi dan ide yang sedang dipikirkannya menjadi sebuah cerita rekaan, Sebagian besar
peserta didik merasa kehabisan ide ketika diminta pendidik untuk mengembangkan gagasan
menjadi sebuah cerita rekaan.
Berdasarkan hasil pengamatan sementara di kelas XI TE 3 SMK Negeri 4 Semarang,
ditemukan masalah dalam menulis cerita pendek. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil asesmen
yang yang menunjukkan nilai relatif lebih rendah di bawah KKTP yang telah disepakati yaitu
75. Hal tersebut dipengaruhi oleh rendahnya minat belajar peserta didik, kurangnya media
yang menarik yang digunakan dalam pembelajaran, dan kurangnya kemampuan peserta didik
dalam mengembangkan ide, dan gagasan menjadi sebuah tulisan.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mencoba melakukan eksperimen
pembelajaran dengan menggunakan teknologi film pendek sebagai media pembelajaran.
Media film pendek digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan pembelajaran di SMK Negeri
4 Semarang untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek. Media film pendek ini
dimaksudkan dapat menggali ide dan membangun imajinasi peserta didik sehingga mampu
mengembangkan ide dan gagasan ke dalam tulisan menjadi sebuah teks cerita pendek. Media
film pendek akan diterapkan di kelas XI TE 3 SMK Negeri 4 Semarang. Pemilihan media film
pendek sebagai media pembelajaran karena memiliki durasi yang relatif lebih singkat sehingga
diharapkan dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dan efisien. Pada artikel ini akan
membahas tentang pengaruh media film pendek terhadap kemampuan menulis cerita pendek
peserta didik kelas XI TE 3 SMK Negeri 4 Semarang. Hal tersebut sesuai dengan ATP yang
disusun guru SMK negeri 4 Semarang bahwa teks cerpen diberikan pada kelas XI. Tujuan
kegiatan menulis yaitu peserta didik mampu menulis gagasan,pikiran, pandangan,
pengetahuan metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif dan Peserta
didik mampu menulis berbagai jenis karya sastra salah satunya teks cerita pendek. Sehingga
tujuan penulisan artikel tersebut yaitu mengetahui pengaruh media film pendek terhadap
kemampuan menulis teks cerita pendek.
METODE
Hasil Klasifikasi Nilai Peserta Didik Sebelum dan Sesudah Penggunaan Media.
76 – 85 6 17% Menguasai
51 – 75 18 50% Cukup
Menguasai
1 – 50 9 25% Kurang
Menguasai
Berdasarkan hasil tabel 1 diketahui bahwa nilai pada kemampuan menulis peserta didik
berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan cerita pendek beragam. Nilai 86 – 100 diperoleh
3 peserta didik dengan persentase sebesar 8 % kriteria sangat menguasai. Nilai 76 – 85
diperoleh 7 peserta didik dengan persentase 20% kriteria menguasai. Nilai 51 – 75 diperoleh
18 peserta didik dengan persentasi 50% kriteria cukup menguasai, dan nilai 1 – 50 diperoleh
9 peserta didik dengan persentase 25% kriteria kurang menguasai.
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa klasifikasi nilai pada kemampuan menulis peserta
didik berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaan cerita pendek beragam. Rentang nilai 86 –
100 diperoleh 7 peserta didik dengan persentase sebesar 20 % kriteria sangat menguasai.
Nilai 76 – 85 diperoleh 19 peserta didik dengan persentase 52% kriteria menguasai. Nilai 51
– 75 diperoleh 7 peserta didik dengan persentase 20% kriteria cukup menguasai, dan nilai 1
– 50 diperoleh 3 peserta didik dengan persentase 8% kriteia kurang menguasai.
Nilai Rata-rata dan Standar Deviasi Pre-test dan Post-test Peserta Didik Kelas XI TE 3
SMK Negeri 4 Semarang.
Tabel 3. Nilai Rata-rata (mean) dan Standar Deviasi Pre-test dan Post-test Peserta
Didik Kelas XI TE 3 SMK Negeri 4 Semarang.
Mean Standar
Deviasi
Pretest 64,92 12,55
Posttest 76,14 9,83
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai mean pre-test menunjukkan angka 64,92
dengan standar deviasi 12,55. Nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil dari menulis cerita
pendek peserta didik sebelum penggunaan media pembelajaran berada di bawah KKTP yang
ditetapkan sekolah yaitu 75. Sedangkan, nilai post test peserta didik menunjukkan nilai mean
76,14 dengan standar deviasi 9,83.
Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk memeriksa variabel pengganggu atau residual dalam
model regresi bersifat normal atau tidak normal (Siregar, 2015, p. 49). Penelitian ini
menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan diolah menggunakan aplikasi SPSS
versi 16. Berikut merupakan pengambilan keputusan uji normalitas:
a. Jika nilai asymp sig > 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi normal.
b. Jika nilai asymp sig < 0,05, maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal.
Berdasarkan hasil perhitungan tabel diketahui nilai asymp signifikansi sebesar 0,742.
Nilai tersebut lebih besar dari 5 % atau 0,05 (0,742 > 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa
nilai residual kedua variabel dinyatakan berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi (2 tailed)
menunjukkan angka (0,000<0,05) dan nilai thitung menunjukkan angka 14,641 > 2,030 ttabel maka
H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh yang
bermakna pada perlakuan pemanfaatan media film pendek terhadap kemampuan menulis
teks cerpen peserta didik kelas XI TE 3 SMKN 4 Semarang.
Berdasarkan hasil analisis pengujian yang dilakukan dapat diketahui bahwa peserta
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS 16 untuk melakukan uji paired sample
test dari pengolahan hasil data pretest dan posttest diperoleh nilai signifikansi 2tailed
(0,000<0,05) dan ttabel > thitung (14,641 > 2,030) maka hipotesis H0 ditolak dan H1 di terima, yang
berarti bahwa variabel penggunaan media film pendek mempengaruhi kemampuan menulis
peserta diidk. Hal tersebut terlihat dari hasil nilai postest yang menunjukkan perubahan
signifikan setelah pennggunaan media film pendek pada pembelajaran menulis cerita peserta
didik kelas XI TE 3 SMKN 4 Semarang. Dengan diketahui angka tersebut dapat disimpulkan
bahwa kemampuan menulis cerita pendek peserta didik kelas XI TE 3 meningkat ketika diberi
perlakuan dengan menayangkan media film pendek pada pembelajaran menulis teks cerpen.
Hal tersebut dibuktikan dengan hasil peserta didik yang sudah mampu mengembangkan dan
mengkreasi gagasan dan ide pokok menjadi cerita menarik setelah menonton film pendek.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2016). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Dalman. (2016). Ketrampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Press.
Fauziah, N., & dkk. (2017). Pengaruh Penerapan Media Film Pendek Terhadap Kemampuan
Menulis Naskah Drama Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Klrong. Surya Bahtera
Volume 5, 509.
Hatmo, K. T. (2021). Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia. Klaten: Penerbit Lakeisha.
Nurgiyantoro, B. (2010). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Siregar, S. (2015). Statistika Parametik Untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarigan, H. G. (2013). Keterampilan Menulis. Bandung: CV Angkasa.
Yudhi, M. (2013). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta Selatan: Referensi
GP press Group.