PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Esvhalina
06021281621022
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa
yang harus dikuasai siswa. Pada dasarnya, keterampilan menulis adalah
keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis
sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan
baik. Keterampilan menulis memang sudah dilaksanakan di sekolah. Namun,
beberapa penelitian memperlihatkan bukti bahwa masih banyak masyarakat di
Indonesia yang mengalami kesulitan mengutarakan gagasannya dalam tulisan.
Salah satu penyebabnya adalah masalah pembelajaran menulis yang belum
terpecahkan. Seperti pendapat yang diungkapkan Anshori (2006, hlm. 182)
rendahnya kemampuan menulis menimpa hampir seluruh jenjang pendidikan di
Indonesia. Kualitas kompetensi menulis seperti tidak beranjak membaik, bahkan
kecenderungan semakin menurun.
Berbagai kenyataan di atas tampaknya disebabkan oleh proses
pembelajaran menulis selama ini masih kurang menekankan esensi
pembelajarannya. Seperti pendapat Ruganda (2009, hlm. 159) yang mengatakan
bahwa pembelajaran menulis sekarang ini masih dilakukan dengan pola-pola
tradisional, yaitu guru menerangkan teori tentang menulis lalu menugasi siswa
untuk menulis atau mengarang sesuai dengan teori. Hal tersebut tentu akan
menjemukan siswa. Padahal, Nurgiyantoro (2013, hlm. 277) mengatakan bahwa
pembelajaran bahasa haruslah ditekankan pada capaian kompetensi berbahasa,
kompetensi komunikatif, dan bukan kompetensi linguistik.
Untuk menguasai itu, di dalam kurikulum 2013 pada kompetensi dasar 4.2
siswa mampu memproduksi teks cerita pendek menjadi salah satu sarana bagi
siswa untuk dapat mahir dalam menulis. Memproduksi teks cerita pendek adalah
salah satu jenis pengembangan paragraf dalam menulis yang dimana isinya ditulis
dengan kreativitas masing-masing pengarang untuk menjelaskan dan memberikan
gambaran tentang sesuatu objek dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan
padat. Hasil observasi di kelas XI SMA Negeri 1 Indralaya menunjukan bahwa
siswa masih kesulitan dalam menulis cerpen. Kesulitan tersebut bersumber dari
keterbatasan pemahaman siswa, juga masih kurangnya kemampuan guru dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran, terutama dalam pemilihan model dan
teknik pembelajaran. Padahal peran guru sangatlah penting dalam memilih model
pembelajaran yang tepat untuk siswa, agar kelas tidak menjadi tempat yang
membosankan dan tidak menyenangkan. SMA Negeri 1 Indralaya sendiri belum
menemukan model pembelajaran menulis cerpen yang efektif, sehingga peneliti
akan menggunakan model treffinger sebagai alternatif untuk mempermudah
proses pembelajaran menulis teks cerpen.
Model treffinger merupakan salah satu model yang menangani masalah
kreativitas secara langsung dan memberikan saran-saran praktis bagaimana
mencapai keterpaduan. Keterlibatan ketrampilan kognitif dan afektif pada setiap
tingkat dari model treffinger, menunjukkan saling berhubungan dan
ketergantungan antara kognitif dan afektif dalam mendorong belajar kreatif.
Kelebihan model treffinger ini adalah menekankan pada daya kreativitas
siswa dalam berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan sehingga dapat
secara bebas menuangkan daya kreativitas atau imajinatif mereka ke dalam bentuk
tulisan. Selain itu model ini dapat membuat siswa belajar dengan aktif dan
menggembirakan. Kekurangan model treffinger iniialah membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam proses pembelajaran, dikarenakan perbedaan level
pemahaman peserta didik dalam menanggapi masalah.
Berdasarkan fakta tersebut mendorong peneliti melakukan penelitian untuk
meningkatkan pembelajaran menulis cerpen dengan model treffinger terhadap
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Indralaya.
Alasan mengapa perlunya dilakukan penelitian dengan model treffinger
ini agar dapat membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran menulis cerpen.
Dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan model treffinger dapat
mendorong siswa dalam memunculkan ide kreatifnya dalam hal menulis apalagi
pembelajaran dimulai dengan memberikan pemanasan (warming up) dengan
beberapa pertanyaan terbuka (opened question) tentang teks deskripsi,
memberikan masalah dari beberapa teks yang disajikan dan melakukan sumbang
saran (brainstorming) dalam bentuk diskusi. Ini dapat memberikan semangat
siswa untuk menulis teks cerita pendek dan menghasilkan ide-ide yang kreatif dan
imajinatif.
Peneliti memilih SMA Negeri 1 Indralaya sebagai objek penelitian karena
sekolah tersebut belum pernah menerapkan model treffinger untuk pembelajaran
menulis teks cerpen, serta sekolah tersebut sudah menerapkan Kurikulum 2013.
Penelitian pertama pernah dilakukan oleh Veronica Cristina Tampubolon
(2015) dengan judul “Penerapan Model Treffinger Berbasis Kreativitas Dalam
Pembelajaran Menulis Teks Anekdot Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Lembang
Jawa Barat”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara kelas eksperimen (model treffinger) dan kelas kontrol.
Perbedaannya cukup tinggi, yaitu nilai rata-rata kelas eksperimen 79,33,
sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 71. Penelitian kedua pernah dilakukan oleh
Emasta Evayanti Simanjuntak (2015) dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Narasi
dan Berpikir Kreatif (Studi Kuasieksperimen pada Siswa Kelas X SMA Santo
Aloysius 2 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015)”. Hasil dari penelitian ini terdapat
perbedaan kemampuan siswa menulis teks narasi dengan penerapan model
pembelajaran treffinger. Hasil itu diperoleh dengan melihat hasil rata-rata
kemampuan awal pada kelas eksperimen sebesar 63,70 dan rata-rata kemampuan
akhir sebesar 79,55. Kemudian hasil peningkatan kemampuan menulis teks narasi
siswa terlihat setelah dilakukan uji t dengan uji kesamaan rata-rata adalah 0,246 >
α=0,05. Dan penelitian ketiga pernah dilakukan oleh Trisnawati dan E Kosasih
(2018) dengan judul “Model Pembelajaran Treffinger Berbasis Media Komik
Dalam Pembelajaran Menulis Teks Cerita Fantasi”.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan
penelitian ini. Persamaannya adalah penelitiannya sama-sama menggunakan
model pembelajaran treffinger. Perbedaannya terletak pada variabel dan subjek
penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh model pembelajaran treffinger terhadap keterampilan
menulis cerpen bagi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Indralaya?
2.12 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah “Ada pengaruh model pembelajaran
treffinger terhadap kemampuan menulis teks cerita pendek pada siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Indralaya.” Untuk keperluan pengujian hipotesis, dirumuskan
hipotesis kerja atau alternatif (Ha). Secara operasional dirumuskan sebagai
berikut:
1. Ha: Ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang
belajar menggunakan model pembelajaran treffinger dengan siswa yang belajar
menggunakan strategi konvensional. (μ1 ≠ μ1)
2. Ho: Tidak ada perbedaan kemampuan membaca pemahaman antara siswa yang
belajar menggunakan model pembelajaran treffinger dengan siswa yang belajar
menggunakan strategi konvensional. (μ1 = μ1)
Untuk mengetahui apakah hipotesis ditolak atau diterima, peneliti
menggunakan perhitungan uji-t melalui SPSS 20 dengan teknik Independent
Samples Test. Jika nilai signifikansi dari hasil perhitungan lebih kecil daripada (α
= 0,025), hipotesis nol diterima.
3. Metodelogi Penelitian
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Arikunto (2010:77) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen semu adalah
eksperimen yang tidak sebenarnya, atau juga disebut dengan eksperimen pura-
pura. Pada penelitian eksperimen semu menggunakan kelas-kelas yang sudah
tersedia, dengan demikian baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol dianggap
sama keadaan atau kondisinya.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang diajukan dan melihat ada tidaknya pengaruh model
pembelajaran treffinger terhadap kemampuan menulis teks cerita pendek pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Indralaya pada kelas eksperimen dengan
membandingkannya dengan kelas kontrol yang menggunakan strategi
konvensional (saintifik).
Menurut Emzir (2013:102-104), desain eksperimen semu dibagi menjadi
dua rangkaian yaitu, membandingkan kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol, dan satu kelompok diberikan tes awal, lalu diberikan perlakuan,
selanjutnya diberikan tes akhir. Tahapan ini akan dilaksanakan dengan model
pembelajaran treffinger terhadap kemampuan menulis teks cerita pendek pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Indralaya yang merupakan penelitian eksperimen
semu dengan desain the nonequeivalent control group desain. Melihat
perbandingan antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
treffinger dan kelas kontrol yang menggunakan strategi konvensional, kedua kelas
ini akan diberi tes awal dan tes akhir yang sama. Kemudian hasil dari proses
belajar tersebut dibandingkan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya
pengaruh model pembelajaran treffinger dalam pembelajaran menulis teks cerita
pendek.
Tabel 1
Desain Penelitian
E O1 X O2
K O3 04
Keterangan:
1 XI. A 30
2 XI. B 30
3 XI. C 30
4 XI. D 30
5 VIII. E 28
Jumlah 148
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan: X x
a) Observasi ke
sekolah
b)Seminar X
proposal
c) Revisi x X
Proposal
2 Pelaksanaan X x X
a)
Pengumpulan
data
b) Pengolahan X X
data
c) Penyusunan X x
laporan
d) Seminar x
hasil
e) penyusunan X x x
draf skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, D.S. (2006). Peningkatan kemampuan menulis siswa melalui model
workshop dalam perkuliahan kepenulisan pada program non kependidikan
pada jurusan bahasa dan sastra Indonesia FPBS, Educare: Internasional
Jurnal for Educational Studies, 2 (1), hlm. 182.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
A. Sayuti. S. (2009). Teks sastra. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Dalman. (2016). Keterampilan menulis. Jakarta: Rajawali Pers.
Emzir.(2013). Metodologi penelitian pendidikan kuantitatif & kualitatif. Jakarta:
Rajawali Pers.
Haryono, Ary Dwi. (2009). Pembelajaran model treffinger untuk menumbuhkan
kreativitas dalam pemecahan masalah operasi hitung pecahan siswa kelas V
SD islam bani hasyim singosari malang. Tesis Pascasarjana UM yang tidak
dipublikasikan.
Hidayati, P. (2009). Teori apresiasi prosa fiksi. Bandung: Prisma Press.
Irmawati, Devi. (2018). Pengaruh metode suggestopedia terhadap keterampilan
menulis puisi siswa kelas X SMA srijaya negara palembang. Skripsi.
Indralaya: FKIP UNSRI.
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. (2014). Modul pelatihan guru bahasa
indonesia SMA/SMK. Jakarta: Kemendikbud.
Kosasih, E. (2014). Strategi belajar dan pembelajaran implementasi kurikulum
2013. Bandung: Yrama Widya.
Kosasih, E dan Trisnawati. (2018). Model pembelajaran triffenger berbasis media
komik dalam pembelajaran menulis teks cerita fantasi. Seminar Internasional
Riksa Bahasa XII Universitas Pendidikan Indonesia.
Mahsun. (2014). Teks dalam pembelajaran bahasa indonesia kurikulum 2013.
Jakarta: Rajawali Pers.
Munandar, Utami. (2014). Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Nisa, T. F. (2011). Pembelajaran matematika dengan setting model treffinger
untuk mengembangkan kreativitas siswa. Jurnal Pedagogia, volume 1,
nomor 1.
Nurgiyantoro, Burhan. (2012). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis
kompetensi. Yogyakarta: BPFE.
Nurgiyantoro, Burhan. (2013). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis
kompetensi. Yogyakarta: BFPE.
Pane, Elistynamaria. (2018). Penerapan model treffinger untuk meningkatkan
kemampuan menulis puisi dan berpikir kreatif pada siswa kelas X SMA santo
aloysius 2 bandung. Artikel Tesis Pascasarjana UNPAS.
Rahayu, Y. E. (2016). Penerapan model sinektik berorientasi berpikir kreatif
dalam pembelajaran menulis teks deskripsi siswa SMP. Tesis Pascasarjana
UNPAS.
Ruganda. (2009). Peningkatan hasil pembelajaran menulis deskripsi melalui
model delikan di kelas V SD Kalikoa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten
Cirebon. Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa, 10 (1), hlm. 159.
Safitri, Aryani. (2018). Pengaruh Strategi TPRC (Think, Predict, Read, Connect)
terhadap kemampuan memahami teks eksposisi siswak kelas VIII SMP
negeri 1 indralaya utara. Skripsi. Indralaya: FKIP UNSRI.
Simanjuntak, E. E. (2015). Penerapan model pembelajaran treffinger untuk
meningkatkan kemampuan menulis teks narasi dan berpikir kreatif (studi
kuasi eksperimen pada siswa kelas X SMA santo aloysius 2 bandung tahun
ajaran 2014/2015). Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses tanggal 16 Maret
2019
Slamet, & Saddhono, K. (2014). Pembelajaran keterampilan berbahasa indonesia
teori dan aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2014). Cara mudah menyusun skripsi, tesis, dan disertasi. Bandung:
Alfabeta.
Sumardjo, J. (2004). Catatan kecil tentang menulis cerpen. Yogyakarya: Pustaka
Pelajar.
Tampubolon, V. C. (2015). Penerapan model treffinger berbasis kreativitas dalam
pembelajaran menulis teks Anekdot Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 1
Lembang Jawa Barat. Jurnal Riksa Bahasa, volume 1, nomor 1.
Tarigan, H. G. (2011). Prinsip-prinsip dasar sastra. Bandung: Angkasa.