ABSTRAK
utama, atau kalimat pertama yang akan ditulis. Ketiga, siswa kurang antusias dan
tidak menunjukkan respon yang baik ketika mendapat tugas menulis.
Dari hasil analisis dan diskusi disimpulkan dua faktor utama sebagai penyebab
rendahnya keterampilan menulis tersebut. Pertama, faktor yang berhubungan
dengan strategi pembelajaran keterampilan menulis. Kedua, faktor yang
berkaitan dengan proses penilaian pembelajaran keterampilan menulis.
Ada lima indikator faktor penyebab yang berhubngan dengan strategi
pembelajaran menulis. Pertama, pembelajaran menulis yang dikembangkan masih
dilakukan dengan cara mengutamakan aspek teoritis, mekanis, dan kurang variatif
sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Kedua siswa belum dibiasakan dan
latih untuk menulis secara berkesinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis
paragraf atau membuat karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal,
dibatasi jenisnya secara berksinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis paragraf
atau membuat karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi
jenisnya secara kaku, dan menuntut kesempurnaan hasil sehingga kreativitas
siswa untuk mengekspresikan diri melalui tulisan kurang dapat berkembang.
Keempat, bimbingan dan penguatan yang diberikan guru terhadap kegiatan
menulis yang dilakukan siswa belum optimal. Kelima, pembelajaran menulis yang
dilaksanakan cenderung ekslusif,
tidak terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa lain.
Indikator faktor penyebab yang berkaitan dengan proses penilaian
pembelajaran keterampilan menulis ada empat hal. Pertama, penilaian
keterampilan menulis hanya dilakukan melalui soal-soal tes sehingga kurang
memperhatikan aspek komunikatif dalam pembelajaran bahasa. Kedua, penilaian
tidak merekam perkembangan penilaian menulis yang sebenarnya karena tidak
dilakukan secara berkelanjutan. Ketiga, peniiaian hanya dilakukan sepihak oleh
guru secara tertutup. Keempat, hasil penilaian tidak merefleksi kebutuhan belajar
siswa.
Tulisan dalam jurnal merupakan produk yang alamiah dan bersifat spontan.
Siswa dapat menuliskan pengalaman keseharian yang dialami atau dirasakannya,
tanggapannya tentang kegiatan pembelajaran, tanggapannya tentang suatu
bacaan yang dibacanya, tanggapan terhadap lingkungan di sekitarnya atau hal-hal
lain yang menurutnya menarik untuk di tulis. Melalui kegiatan menulis jurnal siswa
berlatih dan membiasakan diri mengemukakan gagasan, mengekspresikan diri,
atau menanggapai hal-hal yang menarik perhatiannya dalam bentuk: paragraf-
paragraf. Kegiatan menulis jurnal ini memberikan kesempatan siswa untuk
menulis dengan lebih bebas. Untuk keperluan tugas-tugas menulis seeara formal,
tulisan dalam jurnal dapat menjadi pilihan sumber ide awal untuk
dikembangkan.
Konsep jurnai dalam penelitian ini adalah tulisan-tulisan yang ditulis siswa
daiam buku catatan khusus yang sifatnva informal, spontan, rutin, dan personal.
Halha1 yang ditulis adalah tentang pengalaman pribadi, curahan perasaan atau
gagasan, tanggapan tentang), bacaan, tanggapan tentang proses pembelajaran.
Atau hal-hal lain yang menarik minat dan perhatian siswa. Topik-topik yang
ditulis dalam jurnal itu dapat dipilih secara bebas atau ditentukan sesuai konteks
pembelajaran. Selanjutnya, tulisan siswa tersebut diberi respon oleh guru sebagai
upaya meningkatkan motivasi siswa untuk menulis.
Sebagai tulisan informal maka aspek yang ditekankan dalam menulis jurnal
adalah kelancaran/kefasihan (fluencv) dalam mengemukakan suatu gagasan
secara tertulis. Kejelasan isi tulisan lebih ditekankan dari pada aspek-aspek
mekanik, seperti ketepatan ejaan atau penggunaan pungtuasi. Namun bukan
berarti aspek mekanik diabaikan oleh guru dalam pembelajaran. Justru sebaiknya,
tulisan-tulisan jurnal siswa dapat menjadi bahan acuan dan refleksi bagi guru
untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap aspek-
aspek tersebut.
Meskipun tulisan dalam jurnal siswa bersifat bebas, tulisan- tulisan tersebut
tetap dapat dipantau dan mendapat respon dari guru. Respon yang diberikan
bukan sekadar mengoreksi kesalahan- kesalahan mekanis penulisan, tetapi berupa
respon yang lebih bersifat positif. Respon positif itu berupa komentar atau
tanggapan yang berhubungan dengsan isi tulisan sehingga dapat menjadi
penguatan atau motivasi bagi siswa untuk terus menulis. Tulisan- tulisan respon itu
juga tidak lebih panjang dari tulisan siswa dan ditulis dengan kalimat yang baik dan
benar, sehingga tulisan tersebut dapat menjadi model bagi siswa. Kegiatan
pemberian respon secara tertulis itu memungkinkan terjalinnya interaksi dinamis
antara guru dan siswa lewat bahasa tulis, dalam konteks pendekatan komunikatif
pembelajaran bahasa.
tetapi juga mengacu pada kinerja dan proses perkembangan beiajar siswa secara
berkelanjutan.
Tulisan siswa dalam jurnal dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk
penerapan penilaian autentik. Penilaian autentik yang memanfaatkan tulisan siswa
dalam jurnalnya memberikan gambaran yang sebenarnya (autentik) tentang
performansi keterampilan menulis paragraf siswa. Penilaian keterampilan menulis
tersebut bersifat kompleks dan berkelanjutan.
Realisasi penerapan penilaian autentik dengan memanfaatkan jurnal
berguna untuk memberi informasi tentang perkembangan kosakata, struktur
kalimat, kelancaran dan kepaduan penataan gagasan dalam paragraf; serta
penggunaan aspek-aspek mekanik yang diperoleh siswa setahap demi setahap.
Jurnal rnenjadi sebuah portofolio yang memberikan data tentang perkembangan
keterampilan menulis siswa secara menyeluruh. Selain itu. berbagai kekurangan
dan kesalahan yang terdapat tulisan siswa melalui penilaian autentik dapat
dibenahi dan dapat menjadi pertimbangan perencananaan pembelajaran
selanjutnya sehingga konsep penilaian yang, sesungguhnya terlaksana.
Salah satu model atau perangkat penilaian autentik dalam pembelajaran
keterampilan menulis yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan tulisan dalam
jurnal siswa. Jurnal dapat menjadi sebuah afternatif bahan penilaian yang efektif
untuk mengetahui dan melihat perkembangan keterampilan menulis siswa.
Jurnal
siswa dapat menjadi bagian dari portofoiio yang merekam perkembangan menulis
dari waktu ke waktu. Selain itu, pemanfaatan jurnal dalam penilaian menjadikan
penilaian tidak hanya dilakukan guru, tetapi siswa juga dapat dilatih untuk
melakukan penilaian diri-sendiri (self-assesment) terhadap tulisan-tulisan yang
telah dibuatnya. Siswa juga dapat memilih sebuah tulisan andalan dalam jurnal
yang ditulisnya untuk dinilai atau ditanggapi oleh temannva (peer-assesment).
Bahkan bila siswa tidak keberatan, orangtuanya pun dapat membaca dan
memberikan penilaian terhadap tulisan-tulisan dalam jurnal itu.
Melalui kegiatan ini siswa dapat berpikir kritis, mengamati, menemukan
kesaiahannya sendiri kemudian berupava membuat tulisan yang lebih baik. Bila
kegiatan ini dapat dilakukan secara efektif dan optimal, maka diharapkan
keterampilan menulis siswa, khususnya keterampilan menulis paragraf dapat
meningkat. Proses penilaian dan pembelajaran menulis pun menjadi lebih
bermakna hagi siswa.
BAB III METODE PENELITIAN
sekitar dua puluh menit pada waktu yang ditentukan. Setiap siklus siswa menulis
jurnal sebanvak lima kali. Tindakan-tindakan pokok tersebut langkah-langkahnya
tergambar dalam tabel 1 berikut ini.
• Pengalaman apakah
yang kurang
menyenangkan yang
kamu alami dalam
minggu ini?
• Siapakah orang yang
kamu sayangi dalam
hidupmu selain ibu?
• Apa yang kamu akan
lakukan seandainya
kamu punya banyak
uang ?
Tindakan Pokok Langkah-Langkah
Pokok Pembelajaran Pembelajaran
Siapakah kamu?
4. Guru memberikan
tanggapan atau respon
atas tulisan-tulisan dalam
jurnal siswa-siswa terus
menulis.
Respon yang diberikan
lebih mengacu pada isi
topik yang ditulis bukan
mengoreksi aspek teknik
dan mekanik.
5. Guru memberikan
bimbingan dengan
mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat
membangkitkan ide
kreatif siswa saat siswa
menemui hambatan atau
macet, guru juga
mengingatkan
Tindakan Pokok Langkah-Langkah
Pokok Pembelajaran Pembelajaran
empat kali. Tiap dua kali pertemuan menulis jurnal diselingi dengan kegiatan penilaian
siswa. Selama siswa menulis, guru senantiasa memberikan bimbingan yang dapat
membangkitkan kreativitas siswa dalam menulis.
Pemberian respon diberikan guru secar-a tertulis, tetapi respon yang
diberikan bukan hanya mengoreksi kesalahan siswa. Respon diberikan, mengarah pada
tanggapan guru terhadap isi/hal yang dikemukakan siswa. Hal tersebut dapat diiihat
pada contoh tulisan siswa berikut.
Semua temanku yang lain juga memakai kebaya. Kami kemudian disuruh
berbaris. lbu guru lalu menilai penampilan kami. Untunglah ketika diadakan
penilaian busana aku berhasil meraih juara satu. Pengalamanku saat itu
sungguh- sungguh berkesan bagiku.
Komentar : Tulisannya sudah bagus, aku kasih, tapi jangan lupa kalau
ya! Kalau pakai “semua” kata “teman” satu saja. kata
Kapital ya' Kalau pakai “semua” kata “teman"satu saja.
Kata “karena” lebih bagus nggak di awal kalimat
Perbaiki, ya
(HTS/PAMJ/S3/KL-At-RZA)
Siswa penilai mencermati dan mengoreksi kesalahan- kesalahan tersebut.
Siswa penilai pun memberi penilaian berupa bintang tiga atau berkategori baik. Siswa
penilai juga memberikan penanda dan catatan bagian-bagian yang sebaiknya
diperbaiki.
Penilaian oleh guru dilakukan secara berkelanjutan dengan menilai kualitas
paragraf yang dihasilkan siswa tiap pertemuan dan mencatat kesalahan-kesalahan
yang kerap dilakukan siswa. Berikut ini disajikan salah satu contoh lembar catatan yang
dibuat guru.
Contoh Catatan Guru Tentang Kekerapan Kesalahan dalam Tulisan Siswa
No Tanggal Kesalahan yang Kerap Ditemukan
Kegiatan Aspek Contoh Kesalahan
1. Kamis, 12 Terbahasa Penggunaan kata
September penghubung diawal
2020 kalimat yang tidak tepat.
“Dan hukuman keempat
merupakan..”
Belum dapat membedakan
penggunaan imbuhan
di-
dengan kata depan “di”
“di beri pertanyaan”
“di susul”
pencatatan dan analisis hasil tulisan setiap pertemuan diperoleh informasi tentang
perkembangan keterampilan siswa selama mendapat tindakan. Hasil dukumentasi
penilaian itu selanjutnva menjadi bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran
selanjutnya.
PARAGRAF KALIMAT
SIKLUS
Jumlah Rata-Rata Jumlah Rata-rata
Dari tabel di atas dapat dijelaskan siklus I kualitas paragraf siswa rata-rata
berkualitas cukup, cukup maka pada siklus II dan III meningkat menjadi baik. Dengan
kata lain, paragraf yang ditulis siswa umumnya telah memiliki gagasan utama dan
gagasan pengembang yang jelas. Gagasan-gagasan itu dikembangkan secara logis
dengan pengorganisasian yang baik. Struktur kalimat dan peralihan antar gagasan
dalam paragraf sudah memperlihatkan keefektifan, hal tersebut teriihat dari sedikitnya
kesalahan dalam penggunaan konjungsi. Kosa-kata yang digunakan juga cukup tepat
dan dapat mewakiii gagasan yang dikemukakan. Beberapa kesalahan tata bahasa
dari mekanik tulisan masih diketemukan, tetapi tidak banyak dan tidak sampai
mengaburkan makna gagasan yang dikemukakan.
Seiain itu, jumlah pilihan topik tulisan yang dihasilkan, sangat beragam. Hal itu
menunjukkan bahwa siswa bahwa siswa telah dapat menentukan berbagai bahan,
gagasan yang dapat mereka tulis. Keragaman topik tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
berat. Tabel berikut menunjukkan perilaku siswa dalam belajar selama siklus
penelitian.
Dari tabel di atas terlihat terjadi peningkatan aktivitas siswa selama pelaksanaan
tindakan. Pada siklus I masih banyak siswa yang belum atau kurang aktif untuk menilis.
Namun, pada siklus II dan III jumlah siswa yang aktif dan sangat aktif menulis terus
meningkat. Bahkan, pada akhir siklus III tidak terlihat siswa yang pasif atau tidak
menulis jurnalnya.
Peningkatan tersebut dapat tercapai karena bimbingan Guru yang diberikan
secara dinamis dan tidak prosedural. Sekalipun menulis jurnal bersifat menulis
informai. Tetapi bimbingan tetap diberikan sehingga dapat menggali ide-ide kreatif
siswa dalam
mengulangi kesalahan serupa saat menulis paragraf dalam jurnal berikutnya. Di sisi
lain, semangat kerja sama dan percaya diri siswa semakin terbangun melalui kegiatan
ini. Siswa belajar untuk bersikap jujur dan berani menilai serta menghargai hasil
pekerjaannya sendiri maupun pekerjaan temannya.
Penilaian autentik yang dilakukan guru juga berpengaruh terhadap peningkatan
keterarnpilan menulis paragraf` siswa karena Guru tidak sekadar memberikan
penilaian langsung pada hasil tulisan sisw.a, tetapi mengumpuikan informasi
berdasarkan aktivitas siswa saat menulis dan mereatat kesalahan-Kesalahan yang
cenderung dan kerap dilakukan siswa dalam tulisannya. Informasi ini berguna untuk
perencanaan dan penyesuaian kebutuhan belajar siswa. Guru juga melakukan
penilaian dengan mendokumentasikan perkembangan kualitas tulisan siswa tiap
pertemuan secara berkesinambungan karena hasil dokumentasi itu memberikan
gambaran tentang peningkatan kemampuan menuiis paragraf siswa yang sebenarnya.
BAB V SIMPULAN
5.1 Simpulan
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah adalah rendahnva keterampilan menulis paragraf siswa. Hal itu
terlihat dari rendahnva kualitas paragraf yang dihasilkan siswa. Siswa juga kurang
antusias dan mengalami kesulitan ketika mendapat tugas untuk menulis. Hal tersebut
diindikasikan karena pembelajaran menulis yang dilakukan belum mendorong dan
membentuk kebiasaaan siswa untak menulis. Pembelajaran menulis yang disajikan
belum memberi kesempatan banyak pada siswa untuk menulis. Di sisi lain penilaian
keterampilan menulis juga belum dilakukan secara komprehensif dan
berkesinambungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut; salah satu alternatif
tindakan yang dapat diterapkan adalah penerapan kegiatan menulis jurnal dan
memanfaatkan hasil tulisan siswa dalam jurnal untuk penilaian autentik.
Penerapan kegiatan menuiis jurnai ini dapat memberikan kesempatan lebih
banyak kepada siswa untuk mengekspresikan gagasan secara tertulis. Dengan terbiasa
dan lebih sering menulis, kualitas paragraf-paragraf yang dihasilkan dapat semakin
baik. Dengan, terbiasa menulis kreativitas siswa dalam menulis pun meningkat. Siswa
semakin mudah dan terbiasa menemukan berbagai bahan atau gagasan yang dapat
ditulisnya.
5.2 Saran-Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran-saran
berikut :
1) Bagi guru bahasa Indonesia maupun guru mata pelajaran lain disarankan kegiatan
menulis jurnal ini dapat terus diterapkan dan diintegrasikan dalam pembeiajaran
karena selain memberikan gambaran tentang perkembangan keterampilan
menulis jurnal juga memberikan gambaran tentang berbagai persoalan yang
berkaitan dengan hasil belajar dan perkembangan psikologi siswa.
2) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tindakan serupa
disarankan untuk melakukannya dalam konteks tataran
program studi atau mata pelajaran lain karena menulis rnerupakan proses kognitif
dan afektif yang mencakup berbagai bidang.
Daftar Rujukan
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia SMP dan MTs (Draf Final). Jakarta: Depdiknas.
Capacchione. L. 1989. The Creative Journal For Children: A Guide for Parents, Teacher,
and Counselors. Boston: Shambala.
Elliot, J. 1991. AN. Action Reseach for Educational Change. Buckingham: Open
University Press.
Federikson, J. & Collins, A. 2002. What is Authentic Assesment: Term and Condition of
Use. Hougton Mifflin Company (online),
(http://www/eduplace.com/rdg/res/litass/, diakses 28
Desember 2002).
Nurhadi & Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam
KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
O’Malley, J.M. & Piece, L.V. 1996. Authentic Assessment for Ennglish Language
Learners: Practical Approaches For Teachers. Virginia: Addison-Wesley.
Puhl, C. 1997. Develop, Not Judge: Continuous Assesment in the ESL Classroom.
English Teaching Forum, April 1997, pp 2-9.
Saukah, A. 1999. Prinsip Dasar Penilaian Pendidikan Bahasa. Bahasa dan Seni. Tahun
27, Nomor 1, Pebruari 1999, Hal; 19-
33.
Saukah, Ali. 2001. The Teaching Writing and Grammar. Bahasa dan Seni. Tahun 28,
Nomor 2, Agustus 2000, Hal. 191-199.
Tompkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Language Arts : Content and Teaching Strategis.
New York: Macmillan.