Anda di halaman 1dari 40

PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN KEGIATAN

MENULIS JURNAL DAN PEMANFAATANYA UNTUK PENILAIAN AUTENTIK


PADA SISWA KELASVIII SMP NEGERI 17 BENGKULU TENGAH

Oleh : Atmi Painingsih, M.Pd.


Guru SMP Negeri 17 Bengkulu Tengah

ABSTRAK

Penilaian pembelajaran menulis yang diterapkan belum dapat memberi


informasi yang sebenarnya tentang perkembangan keterampilan menulis siswa. Untuk
mengatasi hal tersebut, diterapkan kegiatan menulis jurnal pada siswa dan memanfaatkan
tulisan dalam jurnal itu untuk bahan penilaian autentik. Dalam penerapannya kegiatan
menulis jurnal tersebut dilakukan dalam tiga tahapan. Kegiatan tahapan itu adalah (1)
pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal, (2) pelaksanaan dan
pembiasaan menulis jurnal, dan (3) penilaian autentik dengan memanfaatkan tulisan
dalam jurnal siswa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas. Rancangan penelitian tindakan kelas tersebut dilakukan dalam tiga siklus penelitian.
Subjek penelitiannya adalah siswa kelas VIII SMPN 17 Bengkulu Tengah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dapat meningkatkan
keterampilan menulis paragraf siswa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas paragraf
yang dihasilkan. Kegiatan menulis jurnal juga membuat kegiaan menulis menjadi lebih
menarik dan bermakna bagi siswa.

Kata Kunci : menulis paragraf, menulis jurnal, penilaian autentik


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif adalah
pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belaajar berbahasa, dalam
kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Siswa bukan
sekadar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar menggunakan
bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Untuk itu, pendekatan pembelajaran yang
sesuai adalah pendekatan komunikatif.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif itu
diarahkan untuk membentuk kompetensi komunikatif, yakni kompetensi
kemampuan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi, baik
pada aspek pemahaman, aspek penggunaan, maupun aspek apresiasi (Suparno
2001). Hal tersebut diatas berarti, melalui pembelajaran bahasa Indonesia
diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menangkap makna dari sebuah
pesan atau informasi yang disampaikan serta memiliki kemampuan untuk menalar
dan mengemukakan kembali pesan atau informasi yang diterimanya itu. Siswa juga
diharapkan memiliki kemampuan untuk mengekpresikan berbagai pikiran, gagasan,
pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik. Kompetensi
komunikatif itu dapat dicapai melalui

proses pemahiran yang dilatihkan dan dialami dalam kegiatan pembelajaran.


Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan
pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah
keterampilan menulis paragraf. Keterampilan menulis paragraf sebagai
keterampilan berbagasa yang bersifat produktif-aktif merupakan salah satu
kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi
secara tertulis. Siswa akan terampil mengorganisasikan gagasan dengan runtut,
menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda
baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat yang variatif dalam menulis
jika memiliki kompetensi menulis paragraf yang baik.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan bahwa menulis
kerap kali menjadi suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respon
yang baik dari siswa. Siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis.
Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai.
Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk memulai
paragraf. Siswa kerap menghadapi sindrom kertas kosong (blank page syndrome)
tidak tahu apa yang akan ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan
apa yang diinstruksikan gurunya.
Keterampilan menulis di kelas terkadang juga hanya diajarkan pada saat
pembelajaran menulis saja, pahadal

pembelajan keterampilan menulis dapat dipadukan atau


diintegrasikan dalam setiap proses pembelajaran di kelas.
Pengintegrasian itu dapat bersifat internal dan eksternal.
Pengintegrasian internal berati pembelajaran menulis
diintegrasikan dalam pembelajaran keterampilan bebahasa yang lain. Menulis
dapat pula diintegrasikan secara eksternal dengan mata pelajaran lain diluar mata
pelajaran bahasa Indonesia.
Kecenderungan lain yang terjadi adalah pola pembelajaran menulis di kelas
yang dikembangkan dengan sangat terstruktur dan mekanis, mulai dari
menentukan topik, membuat kerangka, menentukan ide pokok paragraf, kalimat
utama, kalimat penjelas, ketepatan penggunaan pungtuasi dan sebagainya. Pola
tersebut selalu berulang tiap kali pembelajaran menulis. Pola tersebut tidak salah,
tetapi pola itu menjadi kurang bermakna jika diterapkan tanpa variasi strategi dan
teknil lain. Akibatnya, waktu pembelajaran pun lebih tersita untuk kegiatan
tersebut, sementara kegiatan menulis yang sebenarnya tidak terlaksana atau
sekadar menjadi tugas di rumah. Kegiatan menulis seperti ini bagi siswa
menjadi suatu kegiatan yang prosedural dan menjadi tidak menarik. Penekanan
pada hal yang bersifat mekanis adakalanya membuat kreatifitas menulis tidak
berkembang karena hal itu tidak mengizinkan gagasan tercurah secara alami.
Bahkan, Tompokins (1994:105) menegaskan bahwa

terlalu menuntut kesempurnaan hasil tulisan dari siswa justru dapat


menghentikan kemauan siswa untuk menulis.
Pembelajaran menulis juga sering membingungkan siswa karena pemilahan-
pemilihan yang kaku dalam mengajarkan jenis- jenis tulisan atau jenis-jenis
paragraf, seperti narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Pengategorian
yang kaku itu membuat siswa menulis terlalu berhati-hati karena takut salah,
tidak sesuai dengan jenis karangan yang dituntut. Padahal, ketakutan untuk
berbuat salah tersebut dapat mematikan kreativitas siswa untuk menulis. Selain
itu, Halliday (dalam Tompkins & Hoskisson, 1991:187) menyatakan bahwa
pengategorian jenis-jenis karangan tersebut terlihat artifasial ketika kita meminta
siswa menggunakannya untuk berbagai tujuan yang berbeda, sebab siswa
terkadang mengombinasikan dua atau lebih kategori untuk mengemukakan
sebuah gagasan dalam tulisannya.
Menulis merupakan suatu keterampilan dan keterampilan itu hanya akan
berkembang jika dilatihkan secara terus menerus atau lebih sering. Memberikan
kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk berlatih menulis dalam berbagai
tujuan merupakan sebuah cara yang dapat diterapkan agar keterampilan menulis
meningkat dan berkembang secara cepat.
Permasalahan lain yang terkait dengan pembelajaran keterampilan menulis
di sekolah adalah sistem penilaian dan

pencapaian target kurikulum pembelajaran yang hanya diukur berdasarkan hasil


tes-tes tertulis di akhir caturwulan, semester, atau tahun pelajaran. Padahal, tidak
semua keterampulan berbahasa dapat dievaluasi dengan menggunakan paper
and pencil tests (Saukah, 1999). Untuk mengetahui kemampuan dan
perkembangan keterampilan berbahasa, termasuk menulis tidak tidak cukup hanya
dilihat melalui jawaban soal-soal yang diberikan satu atau dua kali ditengah dan
diakhir semester (subsumatif dan sumatif). Tes-tes tertulis hanya salah satu bagian
saja dari proses penilaian.
Menyikapi hal tersebut perlu diterapkan suatu model penilaian keterampilan
menulis yang autentik dari komprehensif dengan berbagai teknik dan prosedur.
Model penilaian tersebut melihat perkembangan dan keberhasilan keterampilan
berbahasa siswa secara berkelanjutan (Pulh, 1997:6). Penilaian tersebut juga harus
dilakukan secara autentik, yaitu didasarkan proses perkembangan dan data-data
autentik yang menggambarkan keterampilan berbahasa yang dikuasainya (Nurhadi,
2003:19). Dalam konteks yang lebih komunikatif, penilaian pun tidak hanya
dilakukan oleh guru, siswa dapat belajar saling menilai dengan temannya, bahkan
belajar menilai dirinya sendiri.

1.2 Fokus Penelitian


Permasalahan pokok yang menjadi fokus penelitian ini adalah rendahnya
keterampilan menulis paragraf siswa Kelas VII SMP Negeri 17 Bengkulu Tengah. dari
studi awal yang dilakukan di sekolah itu, ditemukan beberapa indikator yang
menunjukkan rendahnya keterampilan menulis siswa di sekolah tersebut. Indikator
yang dapat dilihat dari hasil tulisan siswa adalah (1) gagasan utama yang disajikan
tidak jelas dan banyak paragraf yang memiliki lebih dari satu gagasan utama, (2)
gagasan pengembang yang disajikan tidak padu dan tidak mendukung gagasan
utama, (3) banyak paragraf yang hanya terdiri dari atau kalimat, (4) kalimat- kalimat
yang digunakan banyak yang memiliki struktur yang tidak tepat, (5) pilihan kata
yang digunakan masih terbatas dan kurang tepat, utamanya pada penggunaan
konjungsi, dan (6) tanda baca dan ejaan yang digunakan masih banyak kesalahan.
Berdasarkan indikator-indikator tersebut hasil tulisan diposisikan pada kualifikasi
kurang sampai dengan cukup.
Indikator-indikator rendahnya keterampilan menulis paragraf siswa tersebut
didukung pula dengan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis.
Hasil pengamatan itu menunjukkan tiga hal yang berhubungan dengan rendahnya
keterampilan menulis siswa. Pertama, siswa memerlukan waktu yang cukup lama
untuk menyelesaikan sebuah paragraf yang baik. Kedua, siswa mengalami
kebingungan untuk menentukan topik, gagasan

utama, atau kalimat pertama yang akan ditulis. Ketiga, siswa kurang antusias dan
tidak menunjukkan respon yang baik ketika mendapat tugas menulis.
Dari hasil analisis dan diskusi disimpulkan dua faktor utama sebagai penyebab
rendahnya keterampilan menulis tersebut. Pertama, faktor yang berhubungan
dengan strategi pembelajaran keterampilan menulis. Kedua, faktor yang
berkaitan dengan proses penilaian pembelajaran keterampilan menulis.
Ada lima indikator faktor penyebab yang berhubngan dengan strategi
pembelajaran menulis. Pertama, pembelajaran menulis yang dikembangkan masih
dilakukan dengan cara mengutamakan aspek teoritis, mekanis, dan kurang variatif
sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Kedua siswa belum dibiasakan dan
latih untuk menulis secara berkesinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis
paragraf atau membuat karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal,
dibatasi jenisnya secara berksinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis paragraf
atau membuat karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi
jenisnya secara kaku, dan menuntut kesempurnaan hasil sehingga kreativitas
siswa untuk mengekspresikan diri melalui tulisan kurang dapat berkembang.
Keempat, bimbingan dan penguatan yang diberikan guru terhadap kegiatan
menulis yang dilakukan siswa belum optimal. Kelima, pembelajaran menulis yang
dilaksanakan cenderung ekslusif,
tidak terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa lain.
Indikator faktor penyebab yang berkaitan dengan proses penilaian
pembelajaran keterampilan menulis ada empat hal. Pertama, penilaian
keterampilan menulis hanya dilakukan melalui soal-soal tes sehingga kurang
memperhatikan aspek komunikatif dalam pembelajaran bahasa. Kedua, penilaian
tidak merekam perkembangan penilaian menulis yang sebenarnya karena tidak
dilakukan secara berkelanjutan. Ketiga, peniiaian hanya dilakukan sepihak oleh
guru secara tertutup. Keempat, hasil penilaian tidak merefleksi kebutuhan belajar
siswa.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah, maka masalah dalam
penelitian ini secara umum adalah "bagaimanakah upaya meningkatkan
keterampilan menulis paragraf siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Bengkulu Tengah
melalui penerapan kegiatan menulis jurnal dan pemanfaatannya untuk penilaian
autentik?". Rumusan masalah umum itu dirinci menjadi tiga masalah khusus. Ketiga
masalah khusus tersebut adalah sebagai berikut :
1). Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas
VIII SMP Negeri 17 Bengkulu Tengah melalui tindakan pemahaman konsep
dan pemodelan kegiatan menulis jurnal?.

2). Bagaimanakah upava meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas


VIII SMP Negeri 17 Bengkulu Tengah melalui tindakan pelaksanaan dan
pembiasaan kegiatan menulis jurnal dalam pembelajaran ?
3). Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas
VIII SMP Negeri 17 Bengkulu Tengah melalui tindakan penilaian autentik
dengan memanfaatkan tuiisan-tulisan dalam jurnal siswa.

1.4 Tu.juan Penelitian


Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kajian tentang upaya
meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas VIII SMP Negeri 17
Bengkulu Tengah melalui kegiatan menulis jurnal dan pemanfaatannya untuk
penilaian autentik. Tujuan penelitian umum itu diuraikan secara khusus sebagai
berikut :
1). Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan
menulis paragraf siswa kelas VIII SMP Negeri
17 Bengkulu Tengah melalui tindakan pemahaman konsep dan pemodelan?
2). Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan
menulis paragraf siswa kelas VIII SMP Negeri
17 Bengkulu Tengah melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan menulis
jurnal dalam pembelajaran ?

3). Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan


menulis paragraf siswa kelas VIII SMP Negeri
17 Bengkulu Tengah melalui tindakan penilaian autentik dengan
memanfaatkan tulisan-tulisan dalam jurnal siswa?

1.5 Manfaat Penelitian


Kegiatan dan laporan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat; baik
yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat teoritisnya yaitu memberi
sumbangan informasi dan masukan bagi pengembangan teori pembelajaran
keterampilan menulis dan pengembangan teori penilaian autentik dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini juga memiliki manfaat praktis
bagi guru, siswa, dan sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran
keterampilan menulis.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan
pertimbangan empiris dalam memilih strategi alternatif dan menerapkan penilaian
autentik dalam pembelajaran menulis sebagai upaya meningkatkan keterampilan
menulis siswa. Selain itu; hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong guru
untuk meneliti lebih lanjut tentang berbagai strategi pembelajaran dan proses
penilaian keterampilan menulis, dalam kaitannya dengan pengembangan profesi.
Bagi siswa, kegiatan atau tindakan dilakukan dalam penelitian ini juga
bermanfaat yaitu memberikan variasi kegiatan

pembelajaran vang lebih menarik dan bermakna. Siswa dapat berlatih


mengekspresikan diri, mengemukakan gagasan, atau perasaannya secara tertulis
dengan lebih bebas dan lebih sering. Dengan berlatih menulis jurnal secara lebih
sering dan lebih bebas, diharapkan keterampilan menulis siswa khususnya
keterampilan menulis paragraf dapat menjadi lebih baik.
Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, hasil penelitian ini bermanfaat
sebagaa bahan pertimbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas
pembelajaran dan kualitas sekolah. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan
referensi dan bahan pertimbangan bagi pengemhangan kurikulum, perangkat
pembelajaran; dan proses penilaian pembelajaran yang lebih baik.
BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Alternatif Tindakan


Salah satu cara alternatif yang dapat diterapkan untuk membiasakan dan
melatihkan keterampilan menulis pada siswa, khususnva menuiis paragraf adalah
dengan menulis jurnal atau dalam istilah yang lebih umum dikenal dengan menulis
buku harian. Pembiasaan dan rutinitas menulis tersebut akan menjadi suatu
kebiasaan perilaku yang positif. Dengan menulis jurnal. Siswa dapat berlatih
menulis lebih sering dan lebih bebas di luar jam pembelajaran menulis secara
khusus. Siswa akan terbiasa mengungkapkan gagasan atau perasaannya secara
tertulis dalam bentuk paragraf-paragraf yang baik. Jurnal dapat menjadi sarana
yang membantu siswa untuk belajar menulis dengan lebih menyenangkan dan
berhasil (Eanes, 1997:457).
Kegiatan menulis jurnal itu tidak hanya dilakukan ketika pmbelajaran
menulis, pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan lain
kegiatan tersebut juga dapat disisipkan. Guru dapat menyediakan waktu setiap bari
atau beberapa hari dalam seminggu sekitar sepuluh sampai dengan lima bela
menit bagi siswa untuk menuiis jurnal pribadinya (Capacchione, 1989:15; Tompkins
& Hoskisson, 1991:189). Dalam konteks sistem pembelajaran sekolah di Indonesia
sekilas

terkesan penyedian waktu ini mengurangi alokasi waktu pembelajaran pokok,


tetapi bila disadari lebih jauh pengurangan alokasi waktu pembelajaran ini, yang
dimanfaatkan untuk menulis jurnal, dapat memberi manfaat yang besar bagi
siswa.
Rutinitas menulis jurnal yang dilakukan siswa memberi manfaat positif bagi
perkembangan kemampuan menulis. Selain itu, dapat pula meningkatkan
penguasaan aspek pembahasaan yang lain secara tidak langsung. Secara
berkesinambungan siswa akan teriatih mengemukakan gagasan dan perasaannva
dengan pilihan kata, kalimat; struktur penyajian, dan pola pengernbangan yang
baik. Sebab, untuk terampil menulis, anak-anak harus sering dan bebas menulis
(serta membaca) supaya mereka terampil dalam menggunakan struktur yang
kompleks dan benat secara tata bahasa ( Leonhardt, 200l : 22).
Kegiatan menulis jurnal mengajak siswa untuk lebih bebas dan kreatif
mengekspresikan diri lewat bahasa tulis. Dalam kegiatan menulis jurnal,
kemampuan komukasi secara tertulis dikembangkan, siswa mengkomunikasikan
hal-hal yang mereka amati, berbagai informasi, dan berbagai ide (Saukah, 2000).
Dalam jurnal siswa dapat menuliskan berbagai hal, tanpa tekanan dan ketakutan
membuat kesalahan. Jika anak terbiasa menulis secara mandiri, maka mereka akan
belajar cara menulis dengan fokus yang tajam dan jelas (Leonhard. 2GG 1:21).

Tulisan dalam jurnal merupakan produk yang alamiah dan bersifat spontan.
Siswa dapat menuliskan pengalaman keseharian yang dialami atau dirasakannya,
tanggapannya tentang kegiatan pembelajaran, tanggapannya tentang suatu
bacaan yang dibacanya, tanggapan terhadap lingkungan di sekitarnya atau hal-hal
lain yang menurutnya menarik untuk di tulis. Melalui kegiatan menulis jurnal siswa
berlatih dan membiasakan diri mengemukakan gagasan, mengekspresikan diri,
atau menanggapai hal-hal yang menarik perhatiannya dalam bentuk: paragraf-
paragraf. Kegiatan menulis jurnal ini memberikan kesempatan siswa untuk
menulis dengan lebih bebas. Untuk keperluan tugas-tugas menulis seeara formal,
tulisan dalam jurnal dapat menjadi pilihan sumber ide awal untuk
dikembangkan.
Konsep jurnai dalam penelitian ini adalah tulisan-tulisan yang ditulis siswa
daiam buku catatan khusus yang sifatnva informal, spontan, rutin, dan personal.
Halha1 yang ditulis adalah tentang pengalaman pribadi, curahan perasaan atau
gagasan, tanggapan tentang), bacaan, tanggapan tentang proses pembelajaran.
Atau hal-hal lain yang menarik minat dan perhatian siswa. Topik-topik yang
ditulis dalam jurnal itu dapat dipilih secara bebas atau ditentukan sesuai konteks
pembelajaran. Selanjutnya, tulisan siswa tersebut diberi respon oleh guru sebagai
upaya meningkatkan motivasi siswa untuk menulis.

Sebagai tulisan informal maka aspek yang ditekankan dalam menulis jurnal
adalah kelancaran/kefasihan (fluencv) dalam mengemukakan suatu gagasan
secara tertulis. Kejelasan isi tulisan lebih ditekankan dari pada aspek-aspek
mekanik, seperti ketepatan ejaan atau penggunaan pungtuasi. Namun bukan
berarti aspek mekanik diabaikan oleh guru dalam pembelajaran. Justru sebaiknya,
tulisan-tulisan jurnal siswa dapat menjadi bahan acuan dan refleksi bagi guru
untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap aspek-
aspek tersebut.
Meskipun tulisan dalam jurnal siswa bersifat bebas, tulisan- tulisan tersebut
tetap dapat dipantau dan mendapat respon dari guru. Respon yang diberikan
bukan sekadar mengoreksi kesalahan- kesalahan mekanis penulisan, tetapi berupa
respon yang lebih bersifat positif. Respon positif itu berupa komentar atau
tanggapan yang berhubungan dengsan isi tulisan sehingga dapat menjadi
penguatan atau motivasi bagi siswa untuk terus menulis. Tulisan- tulisan respon itu
juga tidak lebih panjang dari tulisan siswa dan ditulis dengan kalimat yang baik dan
benar, sehingga tulisan tersebut dapat menjadi model bagi siswa. Kegiatan
pemberian respon secara tertulis itu memungkinkan terjalinnya interaksi dinamis
antara guru dan siswa lewat bahasa tulis, dalam konteks pendekatan komunikatif
pembelajaran bahasa.

Dalam pelaksanaannva kegiatan menulis jurnal dapat dilakukan melalui tiga


tahapan. Ketiga tahapan itu adalah (1) tahap pendahuluan. (2) tahap
pelaksanaan, dan (3) tahap penilaian. Pada tahap pendahuluan, kegiatannya
pokoknya terdiri dari pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan yang akan
dilakukan. Pada tahap peiaksanaan. Kegiatan pokoknya adalah pengintegrasian
menulis jurnal dalam pembelajaran, pembiasaan menulis jurnal secara berlanjut,
pemberian penguatan dan respon guru, serta pemberian bimbingan. Untuk
mengembangkan kreativitas siswa dalam menulis. Pada tahap penilaian, kegiatan
penilaian yang dilakukan dalam bentuk penilaian proses dan penilaian hasil.

2.2 Pemanfaatan Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Bahan Penilaian Autentik


Aspek lain yang tidak dapat diabaikan dalam upaya peningkatan
keterampilan menulis paragraf adalah cara penilaian yang dilakukan dalam
pembelajaran. Penilaian yang sesuai untuk menilai perkembangan keterampilan
menulis paragraf siswa adalah penilaian autentik. Penilaian autentik sesuai untuk
diterapkan karena penilaian tersebut bersifat menyeluruh, berkesinambungan, dan
berdasarkan pada data autentik berupa tulisan siswa yang sebenarnya. Penilaian
itu tidak hanya mengacu pada produk akhir,

tetapi juga mengacu pada kinerja dan proses perkembangan beiajar siswa secara
berkelanjutan.
Tulisan siswa dalam jurnal dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk
penerapan penilaian autentik. Penilaian autentik yang memanfaatkan tulisan siswa
dalam jurnalnya memberikan gambaran yang sebenarnya (autentik) tentang
performansi keterampilan menulis paragraf siswa. Penilaian keterampilan menulis
tersebut bersifat kompleks dan berkelanjutan.
Realisasi penerapan penilaian autentik dengan memanfaatkan jurnal
berguna untuk memberi informasi tentang perkembangan kosakata, struktur
kalimat, kelancaran dan kepaduan penataan gagasan dalam paragraf; serta
penggunaan aspek-aspek mekanik yang diperoleh siswa setahap demi setahap.
Jurnal rnenjadi sebuah portofolio yang memberikan data tentang perkembangan
keterampilan menulis siswa secara menyeluruh. Selain itu. berbagai kekurangan
dan kesalahan yang terdapat tulisan siswa melalui penilaian autentik dapat
dibenahi dan dapat menjadi pertimbangan perencananaan pembelajaran
selanjutnya sehingga konsep penilaian yang, sesungguhnya terlaksana.
Salah satu model atau perangkat penilaian autentik dalam pembelajaran
keterampilan menulis yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan tulisan dalam
jurnal siswa. Jurnal dapat menjadi sebuah afternatif bahan penilaian yang efektif
untuk mengetahui dan melihat perkembangan keterampilan menulis siswa.
Jurnal

siswa dapat menjadi bagian dari portofoiio yang merekam perkembangan menulis
dari waktu ke waktu. Selain itu, pemanfaatan jurnal dalam penilaian menjadikan
penilaian tidak hanya dilakukan guru, tetapi siswa juga dapat dilatih untuk
melakukan penilaian diri-sendiri (self-assesment) terhadap tulisan-tulisan yang
telah dibuatnya. Siswa juga dapat memilih sebuah tulisan andalan dalam jurnal
yang ditulisnya untuk dinilai atau ditanggapi oleh temannva (peer-assesment).
Bahkan bila siswa tidak keberatan, orangtuanya pun dapat membaca dan
memberikan penilaian terhadap tulisan-tulisan dalam jurnal itu.
Melalui kegiatan ini siswa dapat berpikir kritis, mengamati, menemukan
kesaiahannya sendiri kemudian berupava membuat tulisan yang lebih baik. Bila
kegiatan ini dapat dilakukan secara efektif dan optimal, maka diharapkan
keterampilan menulis siswa, khususnya keterampilan menulis paragraf dapat
meningkat. Proses penilaian dan pembelajaran menulis pun menjadi lebih
bermakna hagi siswa.
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Rancangan Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
Penggunaan pendekatan kualitatif ini didasari pemikiran bahwa penelitian ini
berupaya untuk mengungkapkan berbagai gejala yang memberikan makna dan
informasi sesuai konteks dan tujuan penelitian melalui pengumpulan data.
Pengumpulan data tersebut dilakukan pada latar alamiah dengan peneliti sebagai
instrumen utama dalam pengumpulan data.
Sejalan dengan pemfokusan dan latar alaminya yang berwujud aktivitas di
dalam kelas, rancangan penelitian tindakan yang diterapkan adalah penelitian
tindakan kelas classroom action reserch).
Berdasarkan pendekatan dan rancangan PTK yang akan diterapkan, prosedur
dan langkah-langkah penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian
tindakan. Oleh karena itu, model rancangan penelitian tindakan kelas yang akan
digunakan adalah model spirail-bersiklus sebagaimana dikemukakan Lewin dan
dikembangkan oleh kemmis dan Elliot (Elliot, 1991:71). Secara umum model siklus
ini meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, (4) analisis
dan refleksi.
Penelitian ini penulis lakukan sesaat sebelum diberlakukannya PJJ
(Pembelajaran Jarak Jauh/Daring) karena pandemi covid 19.

3.2 Subjek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 17 Bengkulu Tengah.
Seluruh siswa akan dikenai tindakan karena penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang mengikuti alur pembelajaran sebenarnya. Pertimbangan pemilihan
kelas VIII sebagai sumber data penelitian karena kelas VIII merupakan kelas
peneliti dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan di kelas ini terdapat masalah
tersebut. Selain itu, kelas VIII SMP merupakan kelas tengah, dengan siswa yang
telah dapat berpikir secara logis dan abstrak serta telah mempunvai dasar
pengetahuan awal tentang keterampilan menulis yang dipelajari di kelas VII.
Pengetahuan awal tersebut, misalnya bentuk paragraf, pola-pola kalimat, dan
penggunaan ejaan atau pungtuasi.
3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang ingin diperoleh adalah data tentang proses kegiatan dan data
tentang hasil kegiatan menulis jurnal. Data-data itu meliputi (1) data awal tentang
kemampuan keterampilan menulis paragraf siswa (2) data pokok tentang upaya
peningkatan keterampilan menulis paragraf melalui tindakan pemahaman konsep
dan pemodelan kegiatan menulis jurnal. (3) data pokok tentang upaya peningkatan
keterampilan menulis paragraf melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan
kegiatan menulis jurnal, (4) data pokok tentang upaya peningkatan
keterampilan menulis paragraf melalui tindakan penilaian autentik dengan
memanfaatkan tutisan-tulisan dalam jurnal siswa, serta (5) data pendukung
tentang perkembangan keterampilan menulis siswa setelah tindakan. Untuk
memperoleh data penelitian, teknik pengumpulan data yang akan digunakan
adalah wawancara, pengamatan, pendokumentasian. dan pemberian tes menulis.
Sesuai dengan (karakteristik penelitian kualitatif, dalam penelitian ini peneliti
berperan sebagai instrumen utama pengumpulan data. Data-data tersebut berupa
transkrip wawancara dan rekaman kegiatan belajar, catatan lapangan dokumentasi
hasil tulisan siswa dan hasil tes Menulis.

3.4 Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dasar analisis data
model alir yang terdiri atas tiga tahapan yaitu (1) mereduksi data, (2) menyajikan
data, dan (3) menarik kesimpulan dan memverifikasi. Analisis data tersebut
dilakukan selama dan sesudah penelitian, mulai dari tahap perencanaan kegiatan,
pelaksanaan. Hingga refleksi kegiatan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Tindakan


Sesuai perencanaan yang telah dibuat tindakan pembelajaran
dikembangkan dalam tiga siklus tindakan. Perencanaan yang dibuat, disesuaikan
dengan satuan program semester yang telah disusun oleh guru mata pelajaran,
sehingga pelaksaaaan penelitian ini tetap berjalan sesuai alur progam
pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia sebagaimana mestinya. Kegiatan
menulis jurnal dalam penelitian ini menjadi kegiatan suplemen yang terintegrasi
dalam pembeiajaran pokok.
Pelaksanaan setiap siklus terdiri atas tiga tindakan pokok. Adapun ketiga
tindakan pokok tersebut adalah (1) pemahaman dan pemodelan. (2) Pelaksanaan
dan pembiasaan kegiatan menulis jurnal, dan (3) pelaksanaan penilaian autentik
melalui jurnal. Dalam tiap siklus, tindakan pertama dilaksanakan dengan alokasi
waktu dua kali pertemuan jam pelajaran. Tindakan kedua dilakukan terinteigrasi
dalam tiap jam pelajaran bahasa Indonesia selama empat kali pertemuan, guru
menyediakan waktu sepuluh sampai dengan lima belas menit di menit awal atau di
akhir pelajaran untuk menulis. Materi tulisan jurnal disesuaikan dengan konteks
materi pembelajaran saat itu. Tindakan ketiga selain dilakukan secara
bersinambungan oleh yang, dilakukan pula oleh siswa

sekitar dua puluh menit pada waktu yang ditentukan. Setiap siklus siswa menulis
jurnal sebanvak lima kali. Tindakan-tindakan pokok tersebut langkah-langkahnya
tergambar dalam tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Rencana Pembelajaran dalam Pelaksanaan Tindakan

Tindakan Pokok Langkah-Langkah


Pokok Pembelajaran Pembelajaran

1. Pemaham Membangkitkan 1. Menyampaikan tujuan


an konsep skemata siswa pembelajaran dan kegiatan
dan yang akan dilakukan
pemodela selama pembelajaran.
n menulis Mendiskusikan dan
jurnal menjelaskan 2. Membangkitkan skemata
tentang menulis siswa tentang teknik
paragraf yang baik pengembangan paragraf
serta menyajikan yang baik dilakukan
model atau dengan cara
contohnya. mengembangkan tanya-
jawab, guru memodelkan
menulis, atau siswa
memodelkan menulis
paragraf.
Memberikan 3. Guru dan siswa
latihan dan contoh mendiskusikan paragraf
pola-pola yang telah dibuat, diskusi
pengembangan diarahkan pada
paragraf. keruntunan dan kelogisan
gagasan dan ketepatan
penulisan.

Tindakan Pokok Langkah-Langkah


Pokok Pembelajaran Pembelajaran

4. Guru menyajikan contoh-


contoh paragraf dengan
pole pengembangan yang
lain. Siswa mengamati
contoh-contoh-contoh itu
lalu diminta membuat
sebuah paragraf
berdasarkan salah satu
model yang dipilih.
Untuk menghubungkannya
dengan kegiatan menulis
jurnal, maka siswa diminta
menulis dengan topik yang
berhubungan dengan
pengalaman, perasaan
atau gagasan pribadinya.
Untuk membantu siswa
menemukan ide atau topik
untuk ditulis, guru
mengajukan pertanyaan-
pertanyaan misalnya :

• Pengalaman apakah
yang kurang
menyenangkan yang
kamu alami dalam
minggu ini?
• Siapakah orang yang
kamu sayangi dalam
hidupmu selain ibu?
• Apa yang kamu akan
lakukan seandainya
kamu punya banyak
uang ?
Tindakan Pokok Langkah-Langkah
Pokok Pembelajaran Pembelajaran

 Siapakah kamu?

Menghubungkan 5. Guru menghubungkannya


pemahaman konsep menulis paragraf
tentang menulis dengan pengalaman
paragraf yang baik siswa menulis buku
dengan kegiatan harian/jurnal, melalui
menulis jurnal pertanyaan :
 Apakah kamu sering
menulis hal-hal yang
bersifat pribadi?
 Di mana kamu dapat
merasa aman untuk
menulis atau
menyimpan tulisan
itu ?

Mendiskusikan dan 6. Siswa menjawab


menjelaskan pertanyaan guru tentang
tentang kegiatan hal diatas, guru
menulis jurnal mengarahkan pada
diskusi tentang konsep
jurnal/buku harian.

Tindakan Pokok Langkah-Langkah


Pokok Pembelajaran Pembelajaran

Memberikan 7. Siswa curah pendapat


contoh bentuk- tentang manfaat menulis
bentuk jurnal dan jurnal / buku harian.
memodelkan cara
penulisannya 8. Guru dan siswa bersama-
dengan tehnik sama menarik kesimpulan
pengembangan dan memberi penguatan
paragraf yang baik. tentang konsep jurnal
berdasarkan hasil curah
pendapat.
Membelajarkan 9. Guru memampang
dan membimbing beberapa contoh
siswa menulis penulisan jurnal (yang
jurnal pada tahap telah diperbesar) di
awal dengan papan tulis dan guru
mengamati model memberi penjelasan
yang ada. tentang contoh jurnal
tersebut.

Selain itu guru memodelkan


kegiatan menulis jurnal di
muka kelas dengan menulis
sebuah paragraf yang baik.

10. Siswa memperhatikan


contoh-contoh jurnal
tersebut.

Tindakan Pokok Langkah-Langkah


Pokok Pembelajaran Pembelajaran
11. Siswa memilih salah
satu contoh dan mulai
menulis jurnal
berdasarkan contoh
tersebut tahap-tahap
awal dapat dimulai
dengan cara meniru
bentuk atau mengganti
(mensubtitusi) bagian
tertentu dari contoh
jurnal yang ada. Tahap
berikutnya siswa
menulis berdasarkan
kreatifitasnya.

12. Guru memberikan


bantuan berupa kalimat-
kalimat pertanyaan atau
pernyataan yang dapat
dikembangkan oleh
siswa menjadi sebuah
topik jurnal.

13. Siswa melanjutkan


menulis jurnal yang lain
di sebuah buku khusus,
guru akan memberi
respon pada
pertemuan berikutnya.

Tindakan Pokok Langkah-Langkah


Pokok Pembelajaran Pembelajaran

Mengintegrasikan 1. Siswa menulis jurnal


2. Pelaksana-
kegiatan menulis secara bebas dan spontan
an dan
jurnal dalam beberapa menit (10-15
pembiasaa
pembelajaran dan menit) jika kegiatan
n menulis
membiasakan siswa menulis di awal
jurnal.
untuk menulis pertemuan pembelajaran.
jurnal secara rutin. Misalnya, menulis
kejadian yang dialaminya
diperjalanan, menuju
sekolah, tanggapannya
tentang suasana keluarga
di rumah, keinginan-
keinginannya, dsb
2. Siswa menuliskan jurnal
berisi tanggapannya
tentang hal-hal yang
dialami atau diperoleh
berkaitan dengan
pembelajaran. Jika
menulis dilakukan
beberapa menit sebelum
jam pelajaran/pertemuan
berakhir. Misalnya,
tanggapannya tentang
cara guru menjelaskan,
simpulan materi yang
diperoleh, respon

Tindakan Pokok Langkah-Langkah


Pokok Pembelajaran Pembelajaran

terhadap bacaan, hal-hal


yang telah dimengerti atau
belum dimengerti, dsb.

3. Siswa saling berdiskusi jika


menemukan kesulitan
tentang topik yang akan
ditulis.

4. Guru memberikan
tanggapan atau respon
atas tulisan-tulisan dalam
jurnal siswa-siswa terus
menulis.
Respon yang diberikan
lebih mengacu pada isi
topik yang ditulis bukan
mengoreksi aspek teknik
dan mekanik.

5. Guru memberikan
bimbingan dengan
mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat
membangkitkan ide
kreatif siswa saat siswa
menemui hambatan atau
macet, guru juga
mengingatkan
Tindakan Pokok Langkah-Langkah
Pokok Pembelajaran Pembelajaran

untuk menulis dengan


pengembangan paragraf yang
baik.
Misalnya :
 Adakah pengalaman,
peristiwa, atau kejadian
yang berkesan di hatimu
beberapa terakhir ini ?
 Mengapa membuatmu
terkesan ?
 Ceritakan hal yang
menarik yang dari
kejadian itu !
 Dimana peristiwa itu
kamu alami ?
 Apakah ada orang lain
yang turut bersamamu.

3. Penilaian Menerapkan 1. Siswa memilih salah satu


autentik penilaian autentik tulisannya dalam jurnal
dengan dengan lalu siswa
memanfaat memanfaatkan menilai/mengoreksi tulisan
kan tulisan siswa dalam itu sendiri menggunakan
kegiatan jurnal. panduan yang disediakan.
menulis
jurnal.

Tindakan Pokok Langkah-Langkah


Pokok Pembelajaran Pembelajaran

Melaksanakan 2. Siswa memilih tulisan


penilaian diri- jurnal yang dapat dibaca
sendiri oleh siswa oleh orang lain untuk
untuk menemukan dinilai oleh temannya.
sendiri kesalahan- Siswa saling menilai hasil
kesalahan tulisan tulisan temannya lalu
dan mengemukakan tanggapan
memperbaikinya. dan hasil penilaiannya itu.
Melaksanakan 3. Siswa mencermati dan
penilaian sejawat menjadikan hasil penilaian
(peer-assessment) diri sendiri maupun orang
oleh siswa. lain untuk perbaikan
penulisan jurnal
selanjutnya.

Melaksanakan 4. Guru memantau dan


penilaian guru mengamati aktifitas siswa
dengan selama proses kegiatan,
memanfaatkan serta mendokumentasikan
kegiatan dan hasil keaktifan siswa mengikuti
tulisan dalam kegiatan.
jurnal.

Tindakan Pokok Langkah-Langkah


Pokok Pembelajaran Pembelajaran

5. Guru mencatat / merekan


(bukan mengoreksi)
perkembangan pilihan
topik, pengungkapan
gagasan, pilihan kata,
kepaduan dan kesatuan
antar kalimat, serta
teknik penulisan. Catatan
ini sebagai dokumen guru
dan sebagai portofolio
untuk mengetahui
perkembangan
kemampuan menulis
siswa berdasarkan jurnal.
Catatan itu dimanfaatkan
juga sebagai bahan
refleksi untuk
mengetahui kebutuhan
siswa dan perencanaan
pembelajaran
selanjutnya.

4.2 Pelaksanaan Tindakan


Penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari kegiatan
perencanaan, pengamatan, analisis temuan, dan refleksi tindakan. Dalam tiap
siklusnya dilakukan tiga pokok pembelajaran. Ketiga pokok pembelajaran itu adalah
(1) kegiatan pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal, (2)
pelaksanaan dan pembiasan menulis jurnal, dan (3) penilaian autentik dengan
memanfaatkan tulisan dalam jurnal siswa.

4.2.1 Pemahaman Konsep dan Pemodelan Kegiatan Menulis


Dalam kegiatan peanahaman konsep dan permodelan ini guru melakukan
langkah-langkah pokok dalam pembeiajaran. langkah- langkah tersebut, yaitu (1)
menyampaikan tujuan dan pokok-pokok kegiatan pembelajaran. (2) membangkitkan
skemata siswa. (3) menjelaskan dan mendiskusikan tentang mcnulis paragraf yang
baik,
(4) memberikan latihan dan contoh penulisan paragraf yang baik, (5) menghubungkan
kegiatan menulis paragraf dengan menulis jurnal, (6) mendiskusikan dan menjelaskan
tentang kegiatan menulis jurnal. (7) memanjakan contoh-contoh jurnal sebagai model
serta (8) menulis jurnal tahap awal dengan mengamati model yang disajikan. Melalui
kegiatan-kegiatan itu, sisa manipulasi mengkontruksi sendiri konsep penngetahuannya
tentang menulis paragraf dengan pola pengembangan yang baik.

Untuk lebih mengektifkan proses pembelajaran guru memanfaatkan media


pembelajaran. Media digunakan berupa (1) lembar bagan struktur paragraf, (2)
contoh-contoh, tulisan yang, dikutip dari jurnal siswa, dan (3) gambar-gambar tentang
berbagai peristiwa aktual yang tengah terjadi.

4.2.2 Pelaksanaan dan Pembiasaan Menulis Jurnal


Pada siklus I kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ada 6 langkah pokok.
Keenam langkah pokok itu adalah ( 1 ) menyediakan waktu di awal pembelajaran
untuk menulis, (2) meminta siswa menulis secara bebas tentang gagasan. Perasaan,
atau berbagai hal yang dialaminya, (3) membantu memunculkan gagasan siswa
melalui kegitan tanya jawab, (4) memantau dan membimbing siswa saat menulis. (5)
memberi penguatan tiap kali perternuan, dan (6) mengumpulkan kembali buku jurnal
yang telah ditulis untuk diberi respon.
Pada siklus II langkah-langkah pembalajaran tersebut tetap sama, tetapi lebih
bervariasi dibanding langkah-langkah pembelajaran pada siklus I. Pada pertemuan
pertama, guru meminta Siswa untuk menulis tentang kegiatan kesehariannya,
perasaan, pengalaman yang dialaminya, gagasan, atau tanggapannya tentang sesuatu.
Pada pertemuan kedua, guru memancing gagasan siswa untuk menulis dengan
berandai-andai melalui kegiatan tanya-jawab. Hal tersebut dapat dilihat pada
transkrip rekaman dialog berikut :

Guru : "Kalau boleh Ibu ingin bertanya pada Ririn.


Apakah cita-citamu?"

Siswa : "Jadi dokter, Bu..”

Guru : "Kalau kamu, Nabila?"


Siswa : "Saya ingin jadi guru saja, Bu?"
Guru : "Seandainya cita-cita kalian berdua tercapai apa yang kalian
lakukan?"
Siswa : "Menolong orang sakit yang tidak mampu, Bu? Siswa :
“Menjadi guru yang disenangi muridnya."
Guru : "Bagus, yang lain tentunya juga punya cita-cita yang bermacam-
macam. Kali ini Ibu ingin kalian menulis dalam jumai dengan topik
"Seandainya aku...",
Misalnya, seandainya aku menjadi dokter, seandainya aku seorang
guru, dan sebngainya."
Siswa : "Boleh Bu, kalau 'seandainya aku punya sayap`?"
Siswa : "Seandainya aku seorang jutawan, Bu."'
Guru : "Boleh saja, yang penting tulisan kalian runtut dan padu sehingga
gagasan yang dikemukakan mudah dimengerti."
(CL-TR 3 /PPMJ/K2/S2/Rabu,10-9-20)

Dalam dialog di atas tergambar keakraban guru dalam menjalin komunikasi


dengan siswa. Komunikasi yang akrab tersebut dilakukan guru untuk memancing
gagasan yang lebih kreatif untuk ditulis dalam jurnal. Sebelum menulis, guru
menanyakan tentang harapan dan cita-cita siswa. Guru mengajak siswa berimajinasi
seandainya cita-cita atau keinginan itu tercapai.
Guru kemudian menambahkan dan mrnuliskan beberapa topik yang
dikemukakan siswa di papan tulis . Topik-topik tersebut, antara lain sebagai berikut :
1) Seandainya aku punya sayap.
2) Seandainya aku seorang jutawan.
3) Seandainya aku menjadi Presiden di Negeri ini.
4) Seandainya aku menjadi anggota DPRI
5) Seandainya aku dapat berkeliling dunia.
6) Seandainya aku menjadi seekor serangga.
Siswa cukup tertarik dengan pilihan topik-topik tersebut. Setelah memilih
salah satu topik kemudian siswa menulis jurnalnya penuh antusias. Berikut ini disajikan
salah satu contoh hasil tulisan siswa.
Tulisan RZA (Kelompok atas):

Aku sangat prihatin dan sedih melihat pertikaian, perpecahan dan


kekerasan yang terjadi di negeri ini. Aku ingin sebarkan virus
perdamaian di hati setiap rakyat di negeri ini agar mereka berhenti
bertikai. Akan aku dudukkan semua orang yang bertikai di bawah

atap kasih sayang negeriku. Kuajak mereka bergandeng tangan


membangun negeri ini menjadi negeri yang damai dan sejahtera. Semua
itu akan ku lakukan Seandainya aku menjadi presiden di negeri ini.
Aku akan menjadi pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi rakyat.
Keadilan dan kesejahteraan akan menjadi perjuanganku. Aku tidak
ingin negeri ini terus terpuruk dalam hutang dan kemiskinan. Hal itu
menjadi cita-cita. sayangnya aku cuma siswi SMP Negeri 17 Bengkulu
Tengah tak ada yang memilihku jadi presiden. (HTS/PPMJ/K2/S2/KI-At -
RZA)

Dari tulisan di atas dapat dilihat kreativitas pengembangan gagasan yang


diiakukan RZA dalam menulis. Gagasan yang dikemukakan cukup padat berisi Pilihan
kata yang digunakan dengan tepat, bahkan mulai menggunakan majas. Salah satu
contohnya pada kalimat “Aku ingin sebarkan virus perdamaian di hati setiap rakyat
di negeri ini agar mereka berhenti bertikai”. Kalimat tersebut memiliki pilihan kata
dan isi gagasan yang cukup baik. Kedua paragraf di atas juga menarik karena
dikembangkan dengan pola dedukatif. Pada kegiatan ketiga guru, memberikan
kesempatan menulis di akhir pembelajaran, siswa diminta mcnuliskan tanggapannya
berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah diikuti. Pada kegiatan keempat,
kembali guru meminta siswa untuk menulis bebas tentang

kegiatan kesehariannya, pengalaman berkesan yang dialaminya, dan gagasan atau


tanggapannya terhadap peristiwa yang sedang aktual.
Pada siklus ini langkah-langkah pembelajaran juga diperbaiki kembali
berdasarkan hasil refleks siklus II. Pada kegiatan menulis pertama. Siswa tetap akan
diminta menulis bebas tentang hal-hal yang berkaitan dengan perasaan atau
pengalamannya. Namun pada pertemuan kedua guru meminta siswa menuliskan
tanggapannya tentang proses pembelajaran yang diikutinya, sehingga kegiatan
menulis jurnal dilakukan di pengujung jam pelajaran. Berikut ini disajikan salah satu
contoh tulisan siswa terkait dengan hal tersehut.

Tulisan UMA (keloinpok tengah) Rabu, 10 September 2020

Hari ini kami belajar tentang menuli telegram. Menulis telegram


ternyata repot, aku bingung. Banyak aturan yang harus diperhatikan
dalam menulis. Katimatnya harus singkat padat, tanda titik dan koma di
tulis dengan huruf. Tulisannya harus ditulis dengan huruf kapital atau
huruf kecil semua.
Dulu pernah sekali aku mengirim telegram. Aku menulis berita yang
ingin dikirim di selembar kertas yang disediakan petugas. Namun, aku
ngga lagi memperhatikan aturan-aturan itu, tetapi petugas tetap

menerimanya dan ngga marah. Menurutku mengirim telegram juga


sudah ngga praktis. Sekarang kan lebih keren mengirim berita lewat SMS.
Sebaiknya. Pak Agus mengajarkan saja cara menulis SMS yang baik
daripada tentang telegram yang jarang digunakan. (HTS/PPMJ/K3/S2/Kl-
At-UMA)

Tulisan SNT (kelompok tengah). Rabu, 10 September 2020

Membuat telegram ternyata mudah. Berita yang panjang harus


diringkas bila ingin dikirim telegramnya. Pelalaran hari ini membuatku
tahu bahwa cara penulisan telegram menggunakan huruf kapital semua
atau hurul kecil. Tanda-tanda baca juga harus ditulis huruf kapital
semua.
Bu Atmi rnengajarkan kami menulis telegrom dengan cara yang
menarik. Kami tidak langsung dljelaskan tentang telegram, tetapi
disuruh mencari sendiri dengan mencermati dan berdiskusi. Dengan
begitu saya saya jadi cepat mengerti. Saya senang dengan cara ngajar
beliau

Aku belum pernah mengirin telegram. Kalau aku ada kesempatan


aku ingin mengirim telegram pada saudaraku di tempat lain. Akan aku
terapkan pelajaran yang kudapat hari ini. Aku senang dengan pelajaran
bahasa Indonesia hari ini.
(HTS/PPM/K3/S2/Kl-Tg-SNT)

Dua contoh tulisan di atas memberikan gambaran tentang tanggapan yang


berbeda terhadap pelajaran yang diterima siswa hari itu. Tulisan pertama
mengungkapkan kekurang setujunya terhadap materi pelajaran yang disajikan
berkaitan dengan konteks penggunaannya. Sedangkan paragraf kedua
memperlihatkan hal yang, sebaliknya. Dengan cara yang berbeda, kedua tulisan
tersebut memberikan gambaran tentang apa yang mereka peroleh dalam kegiatan
pembelajaran tulisan pertama yang menunjukkan bahwa bentuk paragraf argumentasi
digunakan siswa dalain jurnalnya. Isi kedua tulisan siswa dalam jurnal tersebut dapat
menjadi refleksi guru dalam merencanakan pembelajaran selanjutnya.
Pada kegiatan ketiga, guru mengaitkan kegiatan menulis dengan peristiwa
denuan peritiwa aktual yang terjadi. Pada kegiatan keempat kembali guru akan
memberi kesempatan siswa mengekspresikan gagasannya secara bebas tentang
pengalaman, perasaan. Atau tanggapannya terhadap suatu hal. Dalam tiap siklus,
pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal dilaksanakan sebanyak

empat kali. Tiap dua kali pertemuan menulis jurnal diselingi dengan kegiatan penilaian
siswa. Selama siswa menulis, guru senantiasa memberikan bimbingan yang dapat
membangkitkan kreativitas siswa dalam menulis.
Pemberian respon diberikan guru secar-a tertulis, tetapi respon yang
diberikan bukan hanya mengoreksi kesalahan siswa. Respon diberikan, mengarah pada
tanggapan guru terhadap isi/hal yang dikemukakan siswa. Hal tersebut dapat diiihat
pada contoh tulisan siswa berikut.

Kamis, 11 September 2020


Sudah lama aku tidak pulang ke Lubuk Linggau. Bosan Tinggal di
pondok terus. Aku rindu sama adikku dan ibuku. Aku mau sekali pulang
ketemu mereka. Kenapa oleh ayahku aku jauh-jauh di sekolahkan di
sini? Jauh dari keluargaku padahal di dekat rumahku juga ada sekolah
MTs.
Hari minggu kemarin aku ingin pulang tetapi uangku tidak cukup.
Hari seninnya juga ada ulangan di sekolah. Akhirnya sore itu. setelah
sholat magrib aku cepat-cepat tidur sampai lupa sholat Isya. Dalam
tidurku aku akhirnya ketemu sama adik dan ibuku biar cuma hanya
dalam mimpi.

Respon Guru : Seandalnya hari Minggu kemarin


kamu pulang ke Lubuk Linggau. Hari Senin kamu
mungkin tidak ikut ulangan. Kamu tetap dapat
bertemu dengan ibu dan adikmu walaupun hanya
dalam mimpi, Semoga mimpimu dapat mengobati
kerinduanmu.
HTS/PPMJ/K1-Bw-ASW)

Dalam contoh tulisan di atas tergambar bagaimana guru dalam memberi


respon terhadan apa yang dikemukakan siswa. Respon ini menjadi membuat siswa
senang karena guru menanggapi dan menunjukkan simpati terhadap persoalan yang
dialaminya. Hal ini sangat mengacu motivasi untuk terus menulis. Siswa merasa
tulisannya dibaca dan dihargai oleh guru mereka.

4.2.3 Penilaian Autentik dengan Memanfaatkan Tulisan dalam Jurnal Siswa


Dalam tiap siklus penilaian autentik tulisan Jurnal siswa dilakukan oleh Guru
dan siswa. Penilaian Guru mencakup penilaian proses dan penilaian hasil yang
dilakukan secara berkelanjutan selama tindakan. Kegiatan penilaian oleh siswa
mencakup penilaian hasil tulisan yang dilakukan oleh diri sendiri dan rekan
sejawat
/antarsiswa.
Kegiatan penilaian oleh siswa akan dilakukan dua kali. Penilaian pertama.
Berupa penilaian diri seridiri dilakukan setelah kegiatan tertulis kesatu dan kedua.
Penilaian tiang kedua berupa penilaian rekan sejawat dilakukan telah kegiatan
menulis ketua dan keempat. Dalam penilaian sejawat siswa diminta untuk memilih
salah satu tulisannya untuk saling dipertukarkan dan dinilai oleh temannya. Untuk
membantu siswa melakukan penilaian terhadap tulisannya, guru menyediakan
panduan penilaian. Selama siswa melakukan penilaian, guru akan senantiasa
memberikan bimbingan pada siswa. Berikut ini disajikan salah satu contoh hasil
penilaian terhadap tulisan temannya.
Waktu masih di kelas 6 SD, aku ingat kalau aku pernah ikut kegiatan
memperingati hari kartini. Waktu itu aku disuruh memakai baju kebaya dan
rambutku harus disanggul. Aku tidak punya baju kebaya kecil, akhirnya ibu
mengecilkan salah satu baju kebayanya agar pas dengan badanku. Aku juga
di make up dan dipasangi sanggul oleh ibu.
Hari itu aku diantar ayah ke sekolah naik matoku. Karena aku memakai
kain sandal slopku waktu turun dari motor aku hampir jatuh., Kepalaku juga
rasanya berat sekali karena dipasangi sanggul. Aku tidak berani banyak
bergerak takut sanggulku jatuh. Jalannya pun harus pelan-pelan. Repot
sekali rasanya memakai baju kebayaku.

Semua temanku yang lain juga memakai kebaya. Kami kemudian disuruh
berbaris. lbu guru lalu menilai penampilan kami. Untunglah ketika diadakan
penilaian busana aku berhasil meraih juara satu. Pengalamanku saat itu
sungguh- sungguh berkesan bagiku.
Komentar : Tulisannya sudah bagus, aku kasih, tapi jangan lupa kalau
ya! Kalau pakai “semua” kata “teman” satu saja. kata
Kapital ya' Kalau pakai “semua” kata “teman"satu saja.
Kata “karena” lebih bagus nggak di awal kalimat
Perbaiki, ya
(HTS/PAMJ/S3/KL-At-RZA)
Siswa penilai mencermati dan mengoreksi kesalahan- kesalahan tersebut.
Siswa penilai pun memberi penilaian berupa bintang tiga atau berkategori baik. Siswa
penilai juga memberikan penanda dan catatan bagian-bagian yang sebaiknya
diperbaiki.
Penilaian oleh guru dilakukan secara berkelanjutan dengan menilai kualitas
paragraf yang dihasilkan siswa tiap pertemuan dan mencatat kesalahan-kesalahan
yang kerap dilakukan siswa. Berikut ini disajikan salah satu contoh lembar catatan yang
dibuat guru.
Contoh Catatan Guru Tentang Kekerapan Kesalahan dalam Tulisan Siswa
No Tanggal Kesalahan yang Kerap Ditemukan
Kegiatan Aspek Contoh Kesalahan
1. Kamis, 12 Terbahasa Penggunaan kata
September penghubung diawal
2020 kalimat yang tidak tepat.
“Dan hukuman keempat
merupakan..”
Belum dapat membedakan
penggunaan imbuhan
di-
dengan kata depan “di”
“di beri pertanyaan”
“di susul”

No Tanggal Kesalahan yang Kerap Ditemukan


Kegiatan Aspek Contoh Kesalahan
Pilihan kata Penggunaan pilihan kata
yang berulang-ulangan.
“Setelah itu......Setelah itu.”

Ejaan dan Penulisan nama orang, nama


Tanda baca tempat, hari bulan dan kata
sapaan banyak yang tidak
menggunakan huruf kapital.
“....hari rabu kemarin...”
“.... temanku itu bernama
sri....”

Catatan kekerapan kesalahan seperti daiatas selanjutnya menjadi acuan guru


untuk perencanaan pembelajaran berikutnya. Guru membenahi kesalahan-kesalahan
tersebut dengan mengintegrasikannya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran rutin.
Dengan tidak mengoreksi langsung kesalahan pada tulisan siswa, guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri kesalahannya. Siswa juga merasa
senang karena merasa tulisannya tidak selalu disalahkan oleh guru.
Hasil penilaian autentik ini juga menjadi laporan tentang perkembangan
menulis siswa, khususnva menulis paragraf. Dan

pencatatan dan analisis hasil tulisan setiap pertemuan diperoleh informasi tentang
perkembangan keterampilan siswa selama mendapat tindakan. Hasil dukumentasi
penilaian itu selanjutnva menjadi bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran
selanjutnya.

4.3 Pembahasan Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Siswa


Hasil penelitaan tindakan ini menunjukkan bahwa dengan pembiasaan menulis
jurnal secara berkelanjutan, siswa menjadi terbiasa menulis paragraf dan
keterampilan menulis paragrafnya pun meningkat. Indikator peningkatan
keterampiian menulis paragraf tersebut dapat dilihat dari tiga hal yaitu (1)
kuantitas gagasan yang dihasilkan, (2) kualitas paragraf: aktivitas dan motivasi siswa.
Peningkatan pertama terlihat dari jumlah gagasan dan pilihan topik. Jumlah
gagasan yang ditulis bertambah banyak serta memperlihatkan cara pemalu yang
beragam, tidak ditemukan lagi paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat.
Peningkatan tersebut teriadi pada tiap siklus tindakan. Hal tersebut secara lebih
jelas dapat terlihat pada tabel 2 berikut :

Tabel 2. Perbandingan Rata-rata Jumlah Gagasan dalam Tulisan Siswa Tiap


Siklus

PARAGRAF KALIMAT
SIKLUS
Jumlah Rata-Rata Jumlah Rata-rata

Siklus I 97 10,4 431 47,8

Siklus II 120 13,3 554 61,6

Siklus III 132 14,7 606 67,3

Kualitas paragraf yang dihasilkan memperlihatkan peningkatan. Peningkatan


kualitas tersebut mencakup aspek pengembangan topik, pengorganisasian gagasan,
penggunaan pilihan kata, tata bahasa, serta ejaan dan tanda baca yang secara
bertahap semakin baik. Secara lebih jelas, hal tersebut tergambar dalam tabel berikut :

Tabel 3. Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Kualifikasi Kualitas Tulisan Siswa


Per siklus.

SIKLUS I SIKLUS II Siklus III


Nilai Kuali- Nilai Kuali- Nilai Kuali-
Rata- fikasi Rata- fikasi Rata-Rata fikasi
Rata Rata

2,3 Cukup 3,1 Baik 3,4 Baik

Dari tabel di atas dapat dijelaskan siklus I kualitas paragraf siswa rata-rata
berkualitas cukup, cukup maka pada siklus II dan III meningkat menjadi baik. Dengan
kata lain, paragraf yang ditulis siswa umumnya telah memiliki gagasan utama dan
gagasan pengembang yang jelas. Gagasan-gagasan itu dikembangkan secara logis
dengan pengorganisasian yang baik. Struktur kalimat dan peralihan antar gagasan
dalam paragraf sudah memperlihatkan keefektifan, hal tersebut teriihat dari sedikitnya
kesalahan dalam penggunaan konjungsi. Kosa-kata yang digunakan juga cukup tepat
dan dapat mewakiii gagasan yang dikemukakan. Beberapa kesalahan tata bahasa
dari mekanik tulisan masih diketemukan, tetapi tidak banyak dan tidak sampai
mengaburkan makna gagasan yang dikemukakan.
Seiain itu, jumlah pilihan topik tulisan yang dihasilkan, sangat beragam. Hal itu
menunjukkan bahwa siswa bahwa siswa telah dapat menentukan berbagai bahan,
gagasan yang dapat mereka tulis. Keragaman topik tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 4. Topik-Topik Tulisan Siswa selama Pelaksanaan Tindakan Tindakan

No Topik Tulisan No Topik Tulisan


1 Kenangan Di SD 17. Pelajaran dari Buku
2 Keluargaku 18. Bacaanku
3 Orang-Orang 19. Ringkasan Isi Buku
4 Disekitarku 20. Bacaanku

No Topik Tulisan No Topik Tulisan


5. Tidak Setuju Hukuman 21. Yang menarik dari Buku
6. Sahabat Lama 22. Bacaanku
7. Musim lama 23. Perjuangan Kartini
8. Musim Jambu Mete 24. Pengalaman Hari Kartini
9. Hari Minggu 25. Adikku Berkebaya
10. Membosankan 26. Memancing
11. Hobbiku membaca 27. Pelajaran Hari ini
12. Pengalaman 28. Diariku
13. Mengesankan 29. Ulang Tahun Kakakku
14. Aku sakit 30. Kesendirianku
15. Kepergian Sahabatku 31. Kamarku
16. Dihukum Bersama 32. Sakitnya Hatiku
33. Hari Minggu Yang 36. Terlambat lagi
Sedih
.34. Tipuan Hadiah 37. Disengat Lagi
35. Pasrahku 38. Guruku Berubah

Keantusiasan, aktivitas, dan motovasi siswa untuk menulis yang semakin


meningkat. Hal itu ditandai dengan kemauan siswa membuat buram tulisannya di
rumah, walaupun tanpa penugasan dari guru. Siswa cepat menulis di kelas karena
umumnya mereka telah memiliki buram yang dibuat di rumah. Siswa juga
terbangkitkan motivasi untuk melukis karena merasa tidak mendapat beban tugas
yang

berat. Tabel berikut menunjukkan perilaku siswa dalam belajar selama siklus
penelitian.

Tabel 5. Persentase Keaktifan Siswa Selama Pelaksanaan Tindakan


Siklus I Siklus II Siklus II
No Indikator

1. Siswa sangat aktif 2 (8%) 4 (24%) 8 (32%)


menulis tiap kegiatan

Siswa aktif menulis 9 (36%) 12 (48%) 14 (66%)


tiap kegiatan

Siswa kurang aktif 8 (32%) 4 (16%) 3 (12%)


menulis
-
Siswa pasif 6 (24%) 3 (12%)

Jumlah 25(100%) 25(100%) 25(100%)

Dari tabel di atas terlihat terjadi peningkatan aktivitas siswa selama pelaksanaan
tindakan. Pada siklus I masih banyak siswa yang belum atau kurang aktif untuk menilis.
Namun, pada siklus II dan III jumlah siswa yang aktif dan sangat aktif menulis terus
meningkat. Bahkan, pada akhir siklus III tidak terlihat siswa yang pasif atau tidak
menulis jurnalnya.
Peningkatan tersebut dapat tercapai karena bimbingan Guru yang diberikan
secara dinamis dan tidak prosedural. Sekalipun menulis jurnal bersifat menulis
informai. Tetapi bimbingan tetap diberikan sehingga dapat menggali ide-ide kreatif
siswa dalam

menentukan topik dan mengemukakan gagasan. Guru juga berupaya mengaitkan


kegiatan menulis jurnal tersehut dengan konteks kehidupan atau materi
pembelaiaran sehingga gagasan yang ditulis dapat merefleksikan perkembangan
hasil belajar dan perkembangan pribadi siswa. Selain itu, respon tertulis yang,
diberikan yang ternyata mampu meningkatkan motivasi untuk menulis. Motivasi itu
tumbuh karena siswa merasa guru menghargai dan peduli dengan apa yang ditulisnya.
Pada awal pembiasaan menulis jurnal, siswa banyak membutuhkan waktu
untuk menghasilkan sebuah paragraf. Tetapi setelah beberapa kali menulis siswa
menjadi semakin terampil. Bahkan dalam perkembangannya siswa mau membuat
buram tulisannya di rumah, meskipun guru tidak menugaskan hal itu. Dampaknya,
pemberian waktu sepuluh sampai lima beias menit yang awalnya terkesan mengurangi
waktu pembelajaran pokok dapat dimanfaatkan secara efektif, menjadi berharga, dan
lebih bermakna dalam upaya melatih keterampilan menulis siswa.
Dampak positif lain yang ditemukan dari pembiasaan menulis jurnal adalah
tumbuhnya kemauan dan keterbukaan siswa untuk mengkomunikasikan atau
mengekspresikan secara tertulis berbagai masalah atau peristiwa yang dialami. Selain
itu, kebingungan siswa menentukan topik atau kalimat pertama saat mulai menulis
dapat teratasi melalui pembiasaan menulis jurnal.

Rangkaian pelaksanaan tindakan menulis jurnal adalah kegiatan penilaian


autentik dengan memanfaatkan tulisan-tulisan jurnal siswa. Penilaian autentik ini
meliputi kegiatan penilaian diri sendiri, penilaian sejawat antar siswa, dan penilaian
oieh guru. Kegiatan penilaian autentik ini menjembatani kesenjangan antara
menulis jurnal sebagai kegiatan menulis informai dengan pembelajaran keterampilan
menulis paragraf secara formal di sekolah.
Ada empat indikator peningkatan keterarnpilan menulis paragraf siswa yang
tampak sebagai dampak dari tindakan penilaian autentik yang dilakukan oleh siswa.
Keempat indikator itu adalah ( 1 ) meningkatnya kemampuan mengidentifikasi
berbagai kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca yang terdapat daiam sebuah
tulisan. (2) meningkatnya kemampuan mengidentifikasi kalimat yang sumbang
dalam paragraf (3) meningkatnya kemampuan mengoreksi dan memperbaiki struktur
kalimat yang kurang tepat, dan (4) meningkatnya kemampuan untuk
mengidentifikasi dan memperbaiki pilihan kata yang kurang tepat.
Penilaian autentik ini juga mendorong siswa untuk mengkonstruksi sendiri
pengetahuannya tentang kaidah-kaidah teknik penulisan yang benar karena siswa
belajar dari mencermati, mengidentifikasi kesalahan-kesalahan dalam tulisan, dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan tersehut. Kemampuan mengidentifikasi berbagai
kesalahan tersebut mendorong siswa untuk menulis paragraf secara lebih cermat
sehingga tidak

mengulangi kesalahan serupa saat menulis paragraf dalam jurnal berikutnya. Di sisi
lain, semangat kerja sama dan percaya diri siswa semakin terbangun melalui kegiatan
ini. Siswa belajar untuk bersikap jujur dan berani menilai serta menghargai hasil
pekerjaannya sendiri maupun pekerjaan temannya.
Penilaian autentik yang dilakukan guru juga berpengaruh terhadap peningkatan
keterarnpilan menulis paragraf` siswa karena Guru tidak sekadar memberikan
penilaian langsung pada hasil tulisan sisw.a, tetapi mengumpuikan informasi
berdasarkan aktivitas siswa saat menulis dan mereatat kesalahan-Kesalahan yang
cenderung dan kerap dilakukan siswa dalam tulisannya. Informasi ini berguna untuk
perencanaan dan penyesuaian kebutuhan belajar siswa. Guru juga melakukan
penilaian dengan mendokumentasikan perkembangan kualitas tulisan siswa tiap
pertemuan secara berkesinambungan karena hasil dokumentasi itu memberikan
gambaran tentang peningkatan kemampuan menuiis paragraf siswa yang sebenarnya.
BAB V SIMPULAN

5.1 Simpulan
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah adalah rendahnva keterampilan menulis paragraf siswa. Hal itu
terlihat dari rendahnva kualitas paragraf yang dihasilkan siswa. Siswa juga kurang
antusias dan mengalami kesulitan ketika mendapat tugas untuk menulis. Hal tersebut
diindikasikan karena pembelajaran menulis yang dilakukan belum mendorong dan
membentuk kebiasaaan siswa untak menulis. Pembelajaran menulis yang disajikan
belum memberi kesempatan banyak pada siswa untuk menulis. Di sisi lain penilaian
keterampilan menulis juga belum dilakukan secara komprehensif dan
berkesinambungan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut; salah satu alternatif
tindakan yang dapat diterapkan adalah penerapan kegiatan menulis jurnal dan
memanfaatkan hasil tulisan siswa dalam jurnal untuk penilaian autentik.
Penerapan kegiatan menuiis jurnai ini dapat memberikan kesempatan lebih
banyak kepada siswa untuk mengekspresikan gagasan secara tertulis. Dengan terbiasa
dan lebih sering menulis, kualitas paragraf-paragraf yang dihasilkan dapat semakin
baik. Dengan, terbiasa menulis kreativitas siswa dalam menulis pun meningkat. Siswa
semakin mudah dan terbiasa menemukan berbagai bahan atau gagasan yang dapat
ditulisnya.

Penerapan autentik oleh siswa maupun guru dengan memanfaatkan hasil


tulisan jurnal siswa juga dapat memberi pengaruh yang besar terhadap peningkatan
keterampilan menulis paragraf siswa. Dengan menilai hasil tulisannya sendiri maupun
hasil tulisan teman; siswa dapat mengkonstruksi dan menemukan sendiri
pengetahuannya Siswa belajar dari berbagai kesalahan untuk menulis lebih baik. Di
Sisi lain guru juga dapat memanfaatkan hasil autentik tulisan dalam jurnal siswa
sebagai sumber informasi untuk melibat perkembangan belajar siswa. Dalam
pelaksanaannya. Kegiatan menulis jurnal dan penilaian autentik tersebut dilakukan
secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan pokok pembelajaran bahasa
lndonesia.

5.2 Saran-Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran-saran
berikut :
1) Bagi guru bahasa Indonesia maupun guru mata pelajaran lain disarankan kegiatan
menulis jurnal ini dapat terus diterapkan dan diintegrasikan dalam pembeiajaran
karena selain memberikan gambaran tentang perkembangan keterampilan
menulis jurnal juga memberikan gambaran tentang berbagai persoalan yang
berkaitan dengan hasil belajar dan perkembangan psikologi siswa.
2) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tindakan serupa
disarankan untuk melakukannya dalam konteks tataran

program studi atau mata pelajaran lain karena menulis rnerupakan proses kognitif
dan afektif yang mencakup berbagai bidang.
Daftar Rujukan

Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan (Action Research). Bahan Pelatihan Jakarta:


Dikdasmen Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia SMP dan MTs (Draf Final). Jakarta: Depdiknas.

Capacchione. L. 1989. The Creative Journal For Children: A Guide for Parents, Teacher,
and Counselors. Boston: Shambala.

Eanes, R. 1997. Content Area Literacy: Teaching Today’s and Tomorrow.


New York: Delmar Publisher.

Elliot, J. 1991. AN. Action Reseach for Educational Change. Buckingham: Open
University Press.

Federikson, J. & Collins, A. 2002. What is Authentic Assesment: Term and Condition of
Use. Hougton Mifflin Company (online),
(http://www/eduplace.com/rdg/res/litass/, diakses 28
Desember 2002).

Hammond, L.D. dan Snyde, J.D.2001. Authentic Assesment of Reaching Indonesia


Context, U.S. Departemen Education (online),
(http:www.Contextual.org/abs2.htm., diakses 29 Oktober 2001 oleh
Darmono).

Laonhardt, M.2001. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis.


Terjemahan oleh Eva Y. Nukman. 2001. Bandung Kaifa.

Nurhadi & Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam
KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
O’Malley, J.M. & Piece, L.V. 1996. Authentic Assessment for Ennglish Language
Learners: Practical Approaches For Teachers. Virginia: Addison-Wesley.

Puhl, C. 1997. Develop, Not Judge: Continuous Assesment in the ESL Classroom.
English Teaching Forum, April 1997, pp 2-9.

Saukah, A. 1999. Prinsip Dasar Penilaian Pendidikan Bahasa. Bahasa dan Seni. Tahun
27, Nomor 1, Pebruari 1999, Hal; 19-
33.

Saukah, Ali. 2001. The Teaching Writing and Grammar. Bahasa dan Seni. Tahun 28,
Nomor 2, Agustus 2000, Hal. 191-199.

Suparno, 2001. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Kontekstual.


Makalah disajikan pada Simposium di Wisma Jaya, Bogor. Direktorat
SLTP, Dirjen Dikdasmen. November, 2001.
Suyanto, K.E. 2002. Authentic Assesment (Penilaian Otentik) dalam Pembelajaran
Bahasa. Materi Pelatihan Calon Pelatih Pembelajaran Kontekstual
Mata Pelajaran Bahasa Inggris Guru SLT di Malang. Direktorat SLTP,
Depdiknas. 2002.

Tompkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Language Arts : Content and Teaching Strategis.
New York: Macmillan.

Tompskin, G.E. 1994. Teaching Writing Balancing Process and Product.


New York: Macmillan.
Profil Penulis

Atmi Painingsih, M.Pd.


Penulis lahir di Curup, 16 Mei
1986. Penulis telah menyelesaikan
pendidikan terakhirnya pada
Program Pascasarjana Bahasa
Indonesia Universitas Bengkulu
akhir tahun 2015 silam.
Saat ini, penulis tercatat
sebagai PNS yang bertugas di
SMP Negeri 17 Bengkulu Tengah.
Penulis ikut tergerak untuk
menyumbangkan tulisannya se-
bagai motivasi untuk meningkat-
kan kualitas mutu pendidikan
khususnya di Kabupaten Bengkulu
Tengah.

Anda mungkin juga menyukai