PENDAHULUAN
Bahasa Inggris adalah bahasa utama komunikasi antar bangsa pada saat ini, baik
menghasilkan teks lisan dan tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa
menulis (writing). Keempat skill inilah yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran
Bahasa Inggris, baik di tingkat SMP maupun tingkat SMA agar siswa mampu berkomunikasi
mata pelajaran bahasa Inggris termasuk kedalam kelompok mata pelajaran wajib, selain PAI,
PKN, Bahasa Indonesia, matematika dan sejarah Indonesia. Diajarkan dari tingkat X hingga
tingkat XII, dengan alokasi waktu belajar per minggu adalah masing masing 2 jam pelajaran
( 2 JP ). Khususnya di SMAN 1 Payung Sekaki, selain menjadi mata pelajaran wajib, bahasa
Inggris juga di pilih oleh siswa kelas X dan XI menjadi mata pelajaran peminatan ( Lintas
Minat) . Mata pelajaran peminatan berdurasi 3 jam pelajaran untuk kelas X dan 4 jam
Salah satu kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Inggris untuk kelas XI yang
berhubungan dengan kemampuan menulis siswa adalah: KD 4.7 Menyusun teks lisan dan
tulis, untuk menyatakan dan menanyakan tentang tindakan/ kegiatan/ kejadian tanpa perlu
menyebutkan pelakunya dalam teks ilmiah faktual ( Factual Report ) dengan memperhatikan
fungsi sosial, struktur teks dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks. Dalam
konsep teks ilmiah faktual ini, bisa jadi membahas tentang orang, binatang, benda, gejala dan
peristiwa alam dan sosial terkait dengan mata pelajaran di kelas XI. Untuk mencapai
kompetensi tersebut, tidaklah semudah membalik telapak tangan. Karena masih banyak siswa
Menurut Duin (1986) kemampuan menulis penting untuk diajarkan karena tulisan
dapat menjadi alat untuk menyampaikan ide, gagasan dan pesan ke pembaca dengan tujuan
tertentu. Disamping itu dengan menulis kita dapat menjelaskan dan mendeskripsikan sesuatu
kepada orang banyak. Akan tetapi, dalam kenyataaannya keterampilan menulis masih
dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang sulit dan kompleks, karena mensyaratkan
adanya keluasan wawasan dan melibatkan proses berpikir yang intensif, keterampilan untuk
mengaplikasikan pengetahuan grammar, tata bahasa, susunan kalimat, idiom dan kosa kata.
secara intensif baik di tingkat SMP atau SMA. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa
pengajaran menulis selama ini hanya menitik beratkan pada pengajaran tata bahasa, grammar,
menentukan bagian bagian ( generic structure) dari sebuah teks, serta menentukan fungsi
sosial dari sebuah teks, jadi bukan mengarahkan siswa untuk banyak menulis. Sehingga saat
mengajar di kelas, guru lebih banyak menghabiskan waktu untuk menerangkan grammar,
serta menjelaskan bagian bagian ( generic structure) dari sebuah teks daripada mengajarkan
Menurut Syam (2011) ada beberapa alasan mengapa keterampilan menulis sering di
abaikan oleh guru. Pertama, guru kesulitan dalam merencanakan dan mengajarkan
kemampuan ini. Kedua, keterampilan menulis tidak diujikan dalam ujian mid semester atau
ujian semester. Ketiga, guru lebih sering disibukkan dengan menerangkan dan menjelaskan
bagian bagian ( generic structure) dari sebuah teks dibandingkan dengan mengaplikasikannya
dalam sebuah tulisan. Terakhir, keterampilan pembelajaran menulis dianggap sangat menyita
waktu baik dalam prosesnya dan juga dalam pemberian umpan balik.
kelas XI IPS 1 SMAN 1 Payung Sekaki masih rendah. Salah satu indikatornya adalah masih
kurangnya kualitas tulisan siswa baik dalam hal ide dan isi teks, organisasi teks, kosakata,
pemilihan kalimat, dan konvensi (pengejaan dan tanda baca). Hal ini menyebabkan perolehan
nilai siswa dalam keterampilan menulis masih rendah sehingga KKM yang di harapkan tidak
tercapai.
Model penilaian dalam penelitian ini menggunakan model penilaian menulis menurut
Glass (2005). Komponen penilaiannya adalah: Ide dan Isi(Ide, topik atau tema, fokus,fakta
dan ilustrasi tulisan), organisasi (struktur fisik, atau rhetorical structure, urutan kronologis,
koherensi, kesimpulan dan layout tulisan), kosa Kata (Variasi dan jenis kosa kata, efesiensi
dan efektivitas kosa kata), kalimat (variasi dan jenis kalimat, efesiensi dan efektivitas
kalimat) serta konvensi (Ejaan, tanda baca, kutipan referensi bila ada, konvensi dan
Dari test awal yang diberikan tentang menulis sebuah factual report text, menunjukan
hasil bahwa skor rata rata kemampuan siswa dari segi Ide dan Isi (Ide, topik atau tema,
fokus,fakta dan ilustrasi tulisan) adalah 4,3 %, organisasi (struktur fisik, atau rhetorical
structure, urutan kronologis, koherensi, kesimpulan dan layout tulisan) adalah 3 %, kosa Kata
(Variasi dan jenis kosa kata, efesiensi dan efektivitas kosa kata) adalah 4,3%, kalimat (variasi
dan jenis kalimat, efesiensi dan efektivitas kalimat) adalah 3 % serta konvensi (Ejaan, tanda
baca, kutipan referensi bila ada, konvensi dan kebersihan dan kerapian) adalah 4,3 %. Masing
masing komponen penilaian diberi skor tertinggi adalah 5, dan skor terendah adalah 1.
4.50%
4.00%
3.50%
3.00%
2.50%
2.00%
1.50%
1.00%
0.50%
0.00%
Ide / Isi Organisasi teks Kosa kata Kalimat Konvensi
Ada beberapa masalah yang bisa menjadi penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam
menulis teks bahasa Inggris, khususnya teks factual report yang ber genre non fiction.
Pertama, siswa merasa kesulitan untuk memulai menulis sebuah tulisan sederhana yang
berhubungan dengan topik yang mereka pelajari. Hal ini membuat mereka menghabiskan
waktu yang lama hanya untuk memulai sebuah paragraf sederhana. Penulis melihat, hingga
15 menit berlalu beberapa orang siswa masih belum menuliskan apapun di dalam bukunya.
Kedua, siswa merasa kesulitan untuk mengembangkan sebuah paragraf yang terpadu
tulisan mereka jadi membinggungkan untuk dibaca. Terakhir, siswa cenderung tidak aktif
dan tidak punya motivasi tinggi dalam menulis teks bahasa Inggris karena mereka sudah
mempunyai persepsi dari awal bahwa menulis teks factual report itu sulit.
Beberapa masalah diatas memotivasi penulis untuk menemukan cara mengajarkan
siswa kls XI IPS 1 dalam menulis teks factual report. Dalam teknik collaborative writing ini,
siswa di dorong untuk berpartisipasi aktif melalui diskusi dan memberikan penilaian atau
respon terhadap ide atau pendapat siswa lain. Melalui cara belajar seperti diskusi dan aktifitas
penukaran ide, siswa bisa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Teknik
collaborative writing bukanlah teknik menulis bersama sama, tapi masing masing siswa
bertanggung jawab mempelajari apa yang diajarkan dan juga bertangggung jawab membantu
teman kelompoknya untuk belajar dan memahami pelajaran yang mereka dapatkan.
learning. Menurut Jacob (1999:13) diartikan sebagai suatu teknik pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam aktivitas kelompok kecil (minimal 2 orang) yang masing masing
mempunyai tingkat kemampuan yang tidak sama untuk meningkatkan penguasaan mereka
terhadap pelajaran.
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah teknik collaborative writing dapat
meningkatkan kemampuan siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Payung Sekaki dalam menulis teks
factual report .
D. Manfaat Penelitian
Bagi siswa : Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks bahasa Inggris ber
menyenangkan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
menulis.
KAJIAN PUSTAKA
menyatakan bahwa ada dua hal yang menjadi orientasi dalam pengajaran menulis, yaitu
pendekatan produk, dan pendekatan proses. Pendekatan produk lebih mementingkan form
tekstual, dengan lebih mengajarkan tata bahasa, analisis kesalahan, atau mengkombinasikan
Dalam pendekatan proses, Cumming dalam Reid (1993) menyatakan bahwa menulis
adalah negosiasi makna antara penulis dan pembaca yang melibatkan proses
berkesinambungan mulai dari rancangan sampai proses revisi. Menurutnya, tahapan dalam
menulis terdiri dari pre writing, drafting and revising. Dalam pre writing,siswa mengeluarkan
ide untuk menemukan topik yang akan mereka tulis. Setelah menemukan ide, mereka
membuat rancangan (drafting) yang kelak direvisi (revising) dan ditulis ulang sampai selesai.
Proses ini akan mengembangkan kemampuan siswa untuk menuangkan gagasan mereka
dalam tulisan.
Sementara itu, menurut Shih (dalam Brown, 2001:335) proses menulis mencakup
beberapa langkah. Pertama, guru membantu siswa untuk memahami proses menulis mereka
sehingga mereka mampu menemukan strategi yang sesuai. Selanjutnya, siswa diberi waktu
yang cukup untuk menulis dan merevisi tulisannya. Siswa didorong untuk menuangkan apa
yang ingin mereka sampaikan melalui tulisannya. Kemudian, guru memberikan kesempatan
kepada siswa lainnya untuk memberikan umpan balik sehingga siswa tidak hanya
mendapatkan umpan balik dari guru tetapi juga dari teman sejawat. Dengan demikian, siswa
Menurut White (1985) kegiatan menulis dapat menjadi media atau alat pembelajaran
komponen bahasa karena dalam ketrampilan menulis siswa tertuntut untuk mengaplikasikan
pengetahuan grammar, tata bahasa, susunan kalimat, idiom dan kosakata. Disamping itu
siswa juga diberikan kesempatan untuk mengekplorasi bahasa yang mereka pelajari.
sekolah mempunyai dua manfaat penting. Pertama, writing merupakan skill yang dapat
untuk tercapainya tujuan tulisan itu sendiri dengan berbagai opini dan bukti pendukung yang
mereka miliki. Kedua, Menulis berarti memperluas dan memperdalam pengetahuan siswa.
literasi belum diartikan sebagai “kemampuan untuk membaca dan menulis” tapi masih
diartikan sebatas “kemampuan untuk membaca”. Selain itu, guru lebih banyak menghabiskan
waktu yang telah mereka alokasikan untuk menerangkan grammar daripada mengajarkan
keterampilan menulis itu sendiri. Alasan lain yang dia temukan adalah guru sering mengeluh
dengan kelas besar yang mereka ajar. Hal ini menjadikan guru tak mungkin mengkoreksi
Keterampilan menulis merupakan salah satu ketrampilan bahasa yang telah banyak
menyedot perhatian banyak pihak. Selain karena ketrampilan menulis bisa dijadikan takaran
literasi suatu bangsa, juga karena belum begitu membudaya umumnya di masyarakat dan
khususnya di lingkungan sekolah. Ketrampilan menulis ini bisa dianggap sebagai ketrampilan
berbahasa yang sulit dan kompleks karena mensyaratkan adanya keluasan wawasan dan
menunjukkan bahwa pengajaran menulis selama ini hanya menitikberatkan pada pengajaran
tata bahasa atau tata cara menulis, bukan mengarahkan peserta didik pada untuk banyak
menulis.
Dalam kontek pengajaran bahasa Inggris di tingkat SMA, ketrampilan menulis ini
mutlak diperlukan mengingat salah satu tujuan pembelajaran bahasa Inggris di tingkat
SMA/MA adalah mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
untuk mencapai tingkat literasi informational. Dalam kompetensi dasar pengajaran bahasa
Inggris, siswa dituntut mampu memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek
dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, report, news
Cumming dalam Reid (1993) menyatakan bahwa menulis adalah negosiasi makna
antara penulis dan pembaca yang melibatkan proses berkesinambungan mulai dari rancangan
sampai proses revisi. Menurutnya, tahapan dalam menulis terdiri dari prewriting, drafting
and revising. Dalam prewriting, siswa mengeluarkan ide untuk menemukan topik yang akan
mereka tulis. Setelah menemukan ide, mereka membuat rancangan (drafting) yang kelak
direvisi (revising) dan ditulis ulang sampai selesai. Proses ini akan mengembangkan
storming, free-writing, pilihan topik tulisan diserahkan pada penulis, adanya peer group
beberapa langkah. Pertama, guru membantu siswa untuk memahami proses menulis mereka
sehingga mereka mampu menemukan strategi yang sesuai. Selanjutnya, siswa diberi waktu
yang cukup untuk menulis dan merevisi tulisannya. Siswa didorong untuk menuangkan apa
yang ingin mereka sampaikan melalui tulisannya. Kemudian, guru memberikan kesempatan
kepada siswa lainnya untuk memberikan umpan balik sehingga siswa tidak hanya
mendapatkan umpan balik dari guru tetapi juga dari teman sejawat (peer response). Dengan
yang melibatkan siswa dalam aktivitas kelompok kecil (minimal dua orang) yang masing2
mempunyai tingkat kemampuan yang tidak sama untuk meningkatkan pnguasaan mereka
membantu teman kelompoknya untuk belajar dan memahami pelajaran yang mereka
dapatkan.
Konsep collaborative writing (CW) ini merupakan derivasi dari konsep collaborative
learning (CL), yang menurut Gokhale (1995) diartikan sebagai suatu teknik pembelajaran
yang melibatkan siswa dalam aktivitas kelompok kecil (minimal dua orang) untuk mencapai
tujuan akademik tertentu. Melalui cara belajar seperti diskusi dan aktivitas pertukaran
ide,siswa mendapatkan porsi lebih untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
berjamaah.
Teknik ini tentunya jauh berbeda dengan teknik pengajaran tradisional yang
cenderung memberikan fokus pada aspek teori dan didominasi oleh guru. Dalam teknik
kolaboratif ini, siswa didorong untuk berani berpartisipasi aktif melalui diskusi dan
memberikan penilaian atau respons terhadap ide atau pendapat orang lain. Collaborative
writing merupakan teknik pembelajaran menulis yang melibat pihak lain dalam proses
penulisan. Pihak lain yang disebut kolaborator ini “memantau” setiap tahapan penulisan
dengan cara memberikan penilaian dalam bentuk komentar dan catatan perbaikan.
langkah terakhir.
(a) menanamkan kerjasama dan toleransi terhadap pendapat orang lain dan meningkatkan
(b) menanamkan sikap akan menulis sebagai suatu proses karena kerja kelompok
menekankan revisi, memungkinkan siswa yang agak lemah mengenal tulisan karya sejawat
(c) mendorong siswa saling belajar dalam kerja kelompok, dan menyajikan suasana kerja
(d) membiasakan koreksi diri dan menulis draf secara berulang, dimana siswa sebagai penulis
Secara hakikat, collaborative writing adalah sebuah proses sosial dimana para penulis
saling mencari pemahaman bersama. Untuk memperoleh pemahaman tersebut, setiap anggota
berperan sesuai dengan sejumlah aturan interaksi dan aturan sosial.Anggota-anggota ini
membangun tujuan yang sama, walau mereka memiliki pengetahuan yang berlainan. Mereka
berinteraksi dalam satu kesatuan dan mereka mengambil jarak dengan teks (Barnum,1994.)
Berdasarkan hasil studi Alwasilah (2000) yang melibatkan 30 mahasiswa PPS UPI
(b) sebagai strategi dalam mengajarkan menulis pada berbagai tingkat pendidikan dari SD
sampai PT
(c) memotivasi mahasiswa untuk menulis, mempelajari cara orang lain menulis dan
Menurut Blanton (1992), collaborative writing dalam kelompok kecil membuat menulis
menjadi lebih mudah. Hal ini karena dalam proses menulis yang meliputi drafting, revising,
reading, dan editing siswa melakukannya secara bersama-sama. Para siswa saling bertukar
kemandirian mahasiswa. Penelitian yang dilakukan oleh Dunn, 1996; Louth dkk, 2001;
Scheffler dkk,1992; Stanier, 1997; dan Wright dkk, 1993 menunjukkan bahwa collaborative
writing dapat merangsang siswa untuk berpartisipasi aktif. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Graves (1983) menunjukkan bahwa pemberian umpan balik oleh siswa memberikan
dampak positif. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Kantor (1984) yang menunjukkan
bahwa collaborative writing dapat mengubah sikap egosentris menjadi kesadaran akan
adanya pembaca sehingga mereka lebih memperhatikan strategi untuk perbaikan karya
tulisnya.
Dalam hal kemandirian belajar siswa, guru tetap berperan sebagai fasilitator yang
bertanggung jawab untuk memberikan tugas dan mengelola kelas untuk merangsang siswa
belajar (Weiner dalam Reid, 1993). Pemantauan guru ketika siswa melakukan ”kolaborasi”
writing, siswa lebih mandiri dan aktif memberikan umpan balik dalam setiap tahapan
penulisan. Umpan balik dari sesama siswa (peer-response) ini akan lebih cepat diterima
siswa yang bersangkutan dan perbaikannya pun akan lebih cepat dilakukan.
Teks ilmiah faktual adalah ber genre non fiction. Teks report bisa berupa fenomena
alam ( gempa bumi, banjir, tsunami dll), fenomena sosial, budaya dan adat istiadat, serta
Karya tulis ber-genre report biasanya mengupas suatu hasil pengamatan, penelaahan,
penelitian observasi, atau studi tentang benda, orang dan tempat. (Djuharie, Setiawan Otong,
2009:155)
Adapun tujuan teks report adalah untuk menggambarkan sesuatu secara general (umum) apa
adanya. Serta memberikan informasi yang akurat dan relevan tentang sesuatu.
Djuharie, Setiawan Otong, (2009:155) menyatakan bahwa pada umumnya, teks report
– General Classification : yaitu suatu pernyataan umum yang menerangkan subjek laporan,
misalnya sifat-sifat psikologis, perilaku, tampilan fisik, fitur-fitur khas, kualitas dan
sejenisnya.
D. Unsur kebahasaan teks report (Language Features)
misalnya:
– Relational process, menggunakan kata kerja yang dapat menggambarkan keadaan si subjek
– Simple present tense, untuk menyatakan suatu kebenaran umum atau fakta ilmiah.
A baby of the blue whale generally weighs more than 500 kilograms.
Dalam kaitannya dengan metode penilaian, Brown (2007) menguraikan ada tiga cara
Namun dia mengajukan pada hakikatnya ada dua metode utama dalam penilaian sebuah
tulisan yang biasa digunakan oleh penilai yaitu metode analytic dan holistic.
Glass (2005) menguraikan ada lima komponen yang harus dinilai dalam sebuah
2. Organization,
3. Word choice,
5. Conventions.
Selain itu, setiap bobot memiliki gradasi dan kualitas penilaian atau kategori seperti
misalnya excellent to very good, good to average, fair to poor, dan inadequate.
1. Isi
2. Organisasi
3. Kosa kata
4. Tatabahasa
5. Mekanik
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penilaian menulis menurut Glass
(2005) . Model Penilaian menurut Glass digambarkan dalam tabel di bawah ini:
Penilaian
1.Ide dan Isi -Satu ide -Satu ide -Secara -Banyak teks -Tidak
(Deskripsi: yang jelas, yang jelas, umum sesuai bersifat fokus,
Ide, topik fokus dan fokus dan topik dan mengulang benar-benar
atau tema, sesuai topik sesuai topik mengembang dan seperti keluar dari
focus,fakta -Semua detail -Adanya kan tema atau kumpulan ide ide, hal yang
dan ilustrasi konkret dan detail yang pesan yang yang tidak tidak
tulisan) spesifik konkret dan jelas berhubungan teridentifika
untuk spesifik -Beberapa -Kurang si, panjang
mendukung -Detail yang konkret dan detail khusus dan tidak
ide. menarik detail, dan dan banyak cukup
-Banyak untuk beberapa yang umum dikembangk
detail yang mendukung masih -Detail yang an
menarik dan ide bersifat bersifat -Detail tidak
asli untuk -Semua umum prediksi dan konsisten,
mendukung bagian -Beberapa sketchy tidak jelas,
ide. terintegrasi detail atau trivial
-Semua dan sesuai pendukung
bagian- bersifat
bagian prediksi dan
terintegrasi sebagian
dan sesuai. bersifat
umum
-Mungkin
ada bagian
yang kurang
sesuai
PEMBAHASAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah “kegiatan
penelitian yang berupaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar melalui suatu
permasalahan yang terjadi dan berkeyakinan akan mendapatkan solusi terbaik bagi siswa di
(PTK) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki kualitas praktik pembelajaran di kelas.
Perbaikan ini dapat melalui penyempurnaan model, strategi, metode dan media yang akan
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran bahasa Inggris di SMAN 1 Payung
C. Subjek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 33
orang, dengan perincian 11 orang siswa laki laki dan 12 orang siswa perempuan.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis
dan Lewin yang digambarkan dalam bentuk kegiatan spiral. Model ini terdiri atas
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Satu siklus terdiri dari dua kali
Siklus 1
writing
3. Guru menjelaskan terlebih dahulu tentang tujuan dari factual report text,generic
structure dari factual report text,tenses yang digunakan dalam factual report text,serta
4. Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang, sebanding antara
Guru memberikan latihan kepada siswa untuk menyusun paragraf acak menjadi
sebuah factual report text yang benar. Berdasarkan pada generic structure dari sebuah
6. Guru meminta siswa untuk membuat sebuah factual report text berdasarkan topik
C. Pengamatan ( Observasi)
dalam kelompok yang telah di bentuk untuk melihat penerapan teknik collaborative writing
D. Refleksi (Reflection)
Siklus 2
2. Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 4 orang, sebanding antara
3. Guru memberikan contoh teks wacana tentang factual report text, topik berbeda dari
siklus 1
4. Guru memberikan latihan kepada siswa untuk menyusun paragraf acak menjadi
sebuah factual report text yang benar. Berdasarkan pada generic structure dari sebuah factual
report text.
5. Guru meminta siswa untuk membuat sebuah factual report text berdasarkan topik
yang diberikan guru ( berbeda dari siklus 1), menggunakan teknik collaborative writing.
C. Pengamatan ( Observasi)
dalam kelompok yang telah di bentuk untuk melihat penerapan teknik collaborative writing
D. Refleksi (Reflection)
E. Instrumen Penelitian
penilaian dalam test ini adalah: Ide dan Isi (Ide, topik atau tema, focus,fakta dan ilustrasi
efektivitas kosa kata), kalimat (Variasi dan jenis kalimat, efesiensi dan efektivitas kalimat)
serta Konvensi (Ejaan, tanda baca, kutipan referensi bila ada, konvensi dan kebersihan dan
kerapian). Masing masing kriteria penilaian di beri skor tertinggi 5, dan skor terendah 1.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil tes keterampilan menulis siswa
tentang factual report text. Teknik atau cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah tes
menulis yang di nilai dari segi Ide dan Isi (Ide, topik atau tema, focus,fakta dan ilustrasi
tulisan), organisasi (struktur fisik, atau rhetorical structure, urutan kronologis, koherensi,
kesimpulan dan layout tulisan), kosa Kata (Variasi dan jenis kosa kata, efesiensi dan
efektivitas kosa kata), kalimat ( Variasi dan jenis kalimat, efesiensi dan efektivitas kalimat)
serta Konvensi (Ejaan, tanda baca, kutipan referensi bila ada, konvensi dan kebersihan dan
kerapian).
Keterampilan menulis dievaluasi melalui tes. Tes yang digunakan adalah tes essai
(uraian objektif) dianalisis dengan metode analisis statistik deskriptif untuk melihat
keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Data yang diperoleh dapat diinterpretasikan sebagai
hasil penelitian. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis persentase
(%). Teknik ini digunakan untuk melihat persentase siswa yang mampu menghasilkan teks
factual report yang baik dari segi Ide dan Isi (Ide, topik atau tema, focus,fakta dan ilustrasi
tulisan), organisasi (struktur fisik, atau rhetorical structure, urutan kronologis, koherensi,
kesimpulan dan layout tulisan), kosa Kata (Variasi dan jenis kosa kata, efesiensi dan
efektivitas kosa kata), kalimat (variasi dan jenis kalimat, efesiensi dan efektivitas kalimat)
serta konvensi (Ejaan, tanda baca, kutipan referensi bila ada, konvensi dan kebersihan dan
kerapian)isi, organisasi teks, kosa kata dan penulisan ( pengejaan dan tanda baca). Masing
the Authority of Knowledge. 2nd edition. Baltimore: Johns Hopkins University Press.
and Practice (Primarily) at the collegiate Level.” The Journal of Staff, Program &
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
Tingkat SMA dan Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan Tingkat SMA dan MA. Jakarta: PT. Binatama Raya.
Duin, Ann Hill. 1986. "Implementing Cooperative Learning Groups in the Writing
Jakarta: Grasindo.
Reid, Joy.M. 1993. Teaching ESL Writing. New Jersey: Prentice Hall Regents
Scheffler, Judith. 1992. “Using Collaborative Writing Groups to Teach Analysis of an RFP
(My Favorite Assignment).” The Bulletin of the Association for Business Communication
55(2):26-28.