Anda di halaman 1dari 49

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berkomunikasi

secara

lisan

dan

tertulis

dengan

menggunakan ragam bahasa yang sesuai dengan lancar dan


akurat dalam wacana interaksional dan/atau monolog pendek
terutama wacana yang berbentuk

naratif, deskriptif, dan

recount sederhana adalah standar kompetensi untuk kelas IX


yang dinyatakan dalam Kurikulum 2006.
Kemampuan
berwacana,

yakni

berkomunikasi
kemampuan

adalah

kemampuan

memahami

dan/atau

menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan


dalam empat keterampilan berbahasa. Membaca merupakan
satu dari empat keterampilan berbahasa yang tercakup dalam
mata

pelajaran Bahasa

Inggris. Keterampilan

berbahasa

lainnya adalah mendengar, berbicara dan menulis. Keempat


keterampilan ini sangat penting untuk dikembangkan agar
siswa dapat berkomunikasi secara lisan dan tulis.

Kemampuan

memahami/menghasilkan

Inggris sangat penting dimiliki oleh


memahami

teks

lisan/tulis

siswa.

(reading).

mengahasilkan

teks

Kemampuan

dikembangkan

keterampilan mendengarkan (listening) dan


membaca

3
bahasa

teks

Sedangkan
lisan/tulis

melalui

keterampilan

kemampuan

untuk

dikembangkan melalui

keterampilan berbicara (speaking) dan menulis (writing).


Kemampuan memahami teks tulis sangat dibutuhkan
untuk mendapatkan informasi baik bidang ilmu pengetahuan
maupun teknologi. Karena itu kemampuan memahami teks
tulis

ini

(kemampuan

membaca)

dikembangkan. Dengan kemampuan ini

sangat

perlu

siswa akan

dapat

mengembangkan dirinya dengan membaca teks-teks yang


dicetak dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.
Dalam mata pelajaran bahasa Inggris di Madrasah
Tsnawiyah,

siswa

dituntut

untuk

dapat

memahami dan

menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan monolog


serta

esei

berbentuk

procedure,

descriptive,

recount,

narrative, dan report. Masing-masing jenis teks ini memiliki


langkah-langkah retorika tersendiri. Teks berbentuk recount
berbeda langkah retorikanya bila dibandingkan dengan teks

descriptive, procedure, narrative,


demikian,

cara

berbeda pula.

memahami

atau report.

teks-teks

tersebut

Dengan
akan

Siswa

sering

menemui

kesulitan

dalam

4
kegiatan

membaca. Hal ini disebabkan berbagai aspek: tidak memiliki


strategi

membaca

yang

tepat,

minimnya

penguasaan

kosakata, kurangnya minat membaca, kurang tersedianya


bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan siswa, metode mengajar yang monoton, media
pembelajaran.

Faktor

lain

memahami

yang

teks

pengetahuan

menyebabkan siswa

bahasa

tentang

Inggris

langkah-

sulit

adalah

langkah

dalam

kurangnya

retorika

untuk

masing-masing jenis teks. Pembekalan pengetahuan kepada


siswa

tentang

langkah-langkah

sebelum

diberikan

samping

itu

kegiatan

perlu

juga

retorika

membaca

dibekali

sangat

efektif

pemahaman.

dengan

Di

faktor-faktor

pendukung lainnya seperti kosakata, frase, dan struktur


kalimat yang lazim digunakan dalam teks tertentu.
Penelitian tindakan kelas (action research) terhadap
membaca pemahaman terutama memahami berbagai jenis
teks

berbahasa Inggris untuk siswa Sekolah Menegah

Pertama beserta aspek-aspek yang berhubungan dengan


membaca pemahaman sangat penting dilakukan. Dengan
demikian siswa akan mampu menggali informasi apa yang
terkandung dalam bahan bacaan yang dibaca siswa. Hal ini
akan membantu untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam
proses belajar mengajar.

B. Identifikasi Masalah
Dari

latar

belakang

masalah

di

atas

dapat

diidentifikasikan beberapa masalah yang berkaitan dengan


kemampuan memahami berbagai jenis teks bahasa Inggris
yakni:

1)

siswa

tidak

memiliki strategi membaca yang

tepat, 2) minimnya penguasaan kosakata, 3) kurangnya


minat membaca, 4) kurang tersedianya bahan-bahan

bacaan yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan


siswa,

5)

metode

mengajar

yang

monoton,6)

media

pembelajaran, 7) kurangnya pengetahuan tentang langkahlangkah retorika untuk masing-masing jenis teks.

C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya faktor yang memiliki pengaruh
terhadap kemampuan memahami berbagi jenis teks bahasa
Inggris, maka penelitian

ini

dibatasi

pada

kemampuan

memahami teks recount dan penggunaan diagram sebagai


media pembelajaran. Pembatasan ini dilakukan karena kedua
faktor ini dianggap faktor yang dominan yang berhubungan
dengan kemampuan memahami teks berbahasa Inggris pada
siswa kelas IX di Madrasah Tsanawiyah.

D. Perumusan Masalah
Perumusan

masalah

penelitian

ini

adalah

sebagai

berikut: Apakah penggunaan diagram dapat meningkatkan


kemampuan siswa dalam memahami teks recount?

E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas tujuan
penelitian adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam

memahami teks recount dengan menggunakan diagram.

F. Manfaat Hasil Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Guru bahasa Inggris dalam rangka meningkatkan
kemampuan siswa untuk memahami teks recount.

2. Siswa kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciherang dalam rangka


meningkatkan

kemampuan

memahami

dengan menggunakan diagram.

teks

recount

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Ur (2000: 138) mengatakan bahwa: reading means

reading and understanding. Sedangkan Mikulecky (1990: 72)


mengatakan bahwa untuk

mendapatkan pemahaman yang

baik dalam membaca suatu artikel atau esei siswa harus


dapat membedakan content words dengan function words.

Function word ini adalah aspek yang paling penting dalam


pengembangan

kosakata

yang

terdiri

dari

kata

ganti

(pronoun), sinonim, hiponim, dan summary words sebagai


penanda hubungan antara ide-ide dari suatu teks (seperti

however, then, also, etc.).


Agustien (2004:39-40) menyatakan bahwa mengajar
bahasa Inggris atau bahasa apapun berarti mengajarkan dua
ragam bahasa: lisan dan tulis. Kita tidak dapat berasumsi
bahwa jika kita telah mengajar bagaimana membentuk
kalimat dan mengenalkan kosakata serta ucapannnya maka
otomatis siswa dapat menggunakannya dalam bahasa lisan
dan tulis.
Elliott

(1996:

384)

pemahaman sebagai:

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

mendefinisikan

membaca

Reading
ultimate

comprehension,

object

in

any

which

type

of

is

the

1
1

reading

instruction, means that a reader not only


recognizes

words,

but

understands

the

concepts that the words represent. Reading a


text, comprehending it, and later recalling it
involve

complex

strategies

(perceptual,

linguistic, and conceptual operations) that take


years to develop.

Kegiatan

membaca

merupakan

kegiatan

yang

kompleks dan aktif yang membutuhkan keaktifan pembaca


baik sebelum, ketika dan sedang membaca sehingga hasil
yang akan didapat dari kegiatan membaca tersebut dapat
maksimal (McWhorter, 1992: 377). Sejalan dengan itu, Grellet
(1990:3) mengatakan bahwa membaca atau memahami teks
tertulis berarti mendapatkan informasi dari teks tersebut
seefisien mungkin.
McWhorter (1986: 121-122) mengatakan bahwa bila
membaca artikel dan esei, yang pertama sekali dilakukan
adalah

memahami materi bacaan. Membaca akan menjadi

lebih mudah bila kita mengenal kerangka dan jenis artikel


atau esei yang dibaca. Ada lima bagian utama dari sebuah
artikel/esei yaitu 1) judul, 2) pendahuluan, 3) pernyataan

1
2
utama, 4) informasi pendukung, dan 5) kesimpulan atau
ringkasan.
Selanjutnya

McWhorter

(1986:

49-50)

mengatakan

bahwa grafik, tabel, dan gambar memberikan informasi yang


sangat

penting

dari

sebuah

bahan

bacaan.

Dengan

memperhatikan grafik, tabel, dan gambar tersebut akan


memudahkan
mewarnai,

kita

memahami

menandai

peta,

teks.

Membuat

gambar,

membuat

daftar

kejadian,

dan/atau membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah


teks merupakan kegiatan membaca yang sangat mendukung
untuk meningkatkan kemampuan memahami bahan bacaan
(Ur, 2000: 146).
Hornby

(1985:

238)

mengatakan bahwa

diagram

adalah
gambar, desain, atau rencana untuk menerangkan atau
mengilustrasikan sesuatu.
Dengan demikian dalam pembelajaran membaca
pemahaman
dibutuhkan alat bantu yang dapat mempermudah siswa untuk
memahami

sebuah

teks

bahasa

Inggris

salah

satu

antaranya adalah diagram.

B. Kerangka Berfikir
Secara skematis kerangka berfikir dalam penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:

di

Peningkatan Kemampuan
Penggunaan Diagram

Memahami Teks Recount

(X)

(Y)

1
3

Gambar 1. Kerangka konseptual hubungan kedua variabel

C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori di atas maka hipotesis pada
penelitian ini adalah: Dengan menggunakan diagram dapat
meningkatkan kemampuan memahami teks recount bahasa
Inggris

siswa

Ciherang.

kelas

IX

Madrasah

Tsanawiyah

Negeri

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
yang berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memahami teks recount dengan menggunakan diagram.

B. Subjek Penelitian
Siswa kelas IX A Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciherang
tahun pelajaran 2013-2014 terdiri dari 8 (delapan) rombongan
belajar yang berjumlah 360 orang. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IX A yang berjumlah 40 orang. Sedangkan guru
dan observer dalam penelitian ini adalah guru bahasa Inggris
yang berlatar belakang jurusan bahasa Inggris.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di ruang belajar kelas IX A
Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciherang. Sedangkan
pelaksanaannya dilakukan pada akhir semester 1 tahun
pelajaran 2013-2014 yaitu dari Oktober sampai dengan
Nopember 2013 seperti terlihat pada tebel berikut.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian


NO
1
2
3
4
5
6
7
8

KEGIATAN
Penyusunan Proposal
Persiapan perangkat/ media
Pelaksanaan siklus 1 dan refleksi
Pelaksanaan siklus 2 dan refleksi

Penulisan laporan tiap siklus


Penulisan laporan akhir
Seminar
Perbaikan laporan akhir

BULAN / MINGGU KE
Oktober 2005
Nopember 2005
1
2
3 4 1
2
3
4
5

10
10
D. Prosedur Penelitian
Proses penelitian tindakan kelas ini melalui 4 (empat)
tahapan

pokok

yaitu:

perencanaan,

pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi dan refleksi.


1.
Perencanaan
a. Rencana Tindakan pada Siklus I
Dalam tahap rencana tindakan pada siklus I ini
kegiatan- kegiatan yang dilakukan sebagai berikut:
1) Menyusun persiapan mengajar.
2) Menyusun tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa.
3) Menyediakan kertas kerja siswa.
b. Rencana Tindakan pada Siklus II
Rencana tindakan yang dilakukan pada tahap ini
ditetapkan setelah refleksi tindakan pada siklus I
dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan yang
ditemukan. Kekuatan yang ada pada siklus I lebih
dioptimalkan dan kelemahan diminimalkan.
2.
Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
melaksanakan
Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

penelitian

tindakan

kelas

yaitu

kesiapan

11
11
guru sebagai peneliti, siswa sebagai subjek

penelitian, materi, dan media pembelajaran. Secara lebih


rinci kegiatan-kegiatan tersebut adalah:

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran yang


matang.
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan.
c. Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran secara
serius tetapi tidak terpaksa dengan cara menjelaskan
tujuan pembelajaran.
d. Menyediakan kertas kerja untuk kegiatan pembelajaran.
e. Mengelola kelas dengan baik agar siswa tidak merasa
dibeda- bedakan.
f. Siswa mengerjakan tugas-tugas sesuai dengan petunjuk
yang diberikan.
g. Semua kegiatan dilaksanakan pada saat belajar tatap
muka reguler.

3. Pemantauan
Pengamatan

dilakukan

oleh

teman

sejawat

sebagai observer. Jenis instrumen yang digunakan adalah


format/lembar observasi yang memuat:
a. interaktif guru - siswa, siswa guru, dan siswa siswa.
b. aktivitas guru selama proses pembelajaran.
c. catatan lapangan.

4. Evaluasi dan Refleksi


Data yang diperoleh pada siklus I dijadikan sebagai

bahan pertimbangan untuk melakukan tindakan pada


siklus II. Sedangkan

evaluasi pada siklus II dijadikan sebagai bahan


untuk penyusunan laporan penelitian tindakan kelas ini.

E. Instrumen Pengumpulan Data


1. Sumber Data
Sumber data dari penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas IX A Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciherang
Kabupaten Cianjur yang berjumlah 40 orang dengan latar
belakang yang beragam.
2. Instumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah:
-

Lembaran observasi yang diadopsi dari Richards (2002).

Tes yang dilakukan setiap pertemuan.

F. Teknik Pengolahan Data


Untuk mengukur kemampuan memahami teks recount
bahasa
Inggris siswa kelas IX digunakan rumus:
PR=

Skor ratarata
x 100
Skor Maksimum
Pencapaian

responden

dikategorikan/dikelompokkan

seperti tabel berikut (Sudjana, 1982).

14
Tabel 2. Kelas Ketercapaian
No

% Ketercapaian

Kategor

90

Sangat baik

100

Baik

80

Cukup

89

Kurang

65
79

Tidak baik atau gagal

BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan tindakan dilakukan sebanyak 2 siklus. Berikut ini


disajikan pelaksanaan tindakan yang meliputi perencanaan, implementasi
tindakan, refleksi dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis.

A. Siklus I
1. Perencanaan Penelitian
Gambar, tabel dan grafik dapat memberikan informasi
penting tentang isi bacaan. Dengan memperhatikan gambar, tabel dan
atau grafik sangat membantu dalam memahami sebuah teks. Dengan
demikian, materi bacaan berbentuk teks deskriptif pada setiap proses
pembelajaran

diberikan

gambar

sebagai

alat

bantu

untuk

mempermudah memahami teks.

2. Implementasi Tindakan
a. Persiapan
Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan sesuai dengan
rencana

tindakan

maka

perlu

dipersiapkan

semua aspek yang

meliputi: kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer.


Sebelum pelaksanaan tindakan, guru mempersiapkan perangkat
pembelajaran: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, handout,

alat/media pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian tujuan.

b. Pelaksanaan
Alokasi waktu untuk mata pelajaran bahasa Inggris
kelas IX per minggu selama 160 menit atau 4 jam tatap muka
yang dibagi menjadi 2 tatap muka. Pelaksanaan tindakan
dimulai pada minggu petama Oktober 2013 yaitu setiap Senin
dan Kamis dari jam 07.30 sampai dengan 09.00 WIB di ruang
kelas IX A.

c. Pemantauan Penelitian
Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat
yang bertindak sebagai kolaborator sekaligus menjadi observer.
Observer memiliki latar pendidikan Bahasa Inggris. Observer
memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam
ruang

belajar

selama

proses

pembelajaran.

Observer

berpedoman kepada lembar observasi yang didiskusikan sehari


menjelang tatap muka. Monitoring dilakukan setiap tatap
muka. Hasil monotoring langsung diberikan observer kepada
peneliti setelah selesai pembelajaran setiap hari.

d. Refleksi Hasil Penelitian


Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran, maka
dilakukan tes setiap tatap muka. Deskripsi hasil penilaian pada tes
yang diberikan pada siklus I secara umum dapat dilihat pada Tabel 3
berikut.

Tabel 3. Descriptive Statistics Siklus I


N

Minimu Maximu

Mean Std.

Nilai 1.1

30

m 40

m 80

56.67

Deviation
11.842

Nilai 1.2

30

40

90

60.33

11.885

Nilai 1.3

30

40

90

60.33

11.290

Valid N

30

(listwise)
Gambaran

yang

lebih

rinci

tentang

distribusi

nilai

masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan


histogram berikut ini.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 1


Cumulativ
Frequenc
Valid

40

Percent Valid

23.3 Percent23.3

23.3

50

13.3

13.3

36.7

60

13

43.3

43.3

80.0

70

13.3

13.3

93.3

80

6.7

6.7

100.0

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 60 sebanyak 43,3%, sedangkan frekuensi paling
sedikit berada pada nilai 80 sebanyak 6,7%.
Berikut ini dapat digambarkan histogram distribusi
frekuensi nilai siklus I pertemuan 1 seperti terlihat pada gambar
2 berikut.
14

12

10

Std. Dev = 11.84


Mean = 56.7

N = 30.00
40.0

50

60

70

80

.0

.0

.0

.0

Nilai 1.1

Gambar 2. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 1


Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar 56,7 dan
simpangan baku sebesar 11,84 serta tingkat pencapaian skor sebesar
70,88% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 2


Cumulati
Valid

40

6.7

6.7

ve 6.7

50

30.0

30.0

36.7

60

30.0

30.0

66.7

70

23.3

23.3

90.0

Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 50 dan 60 sebanyak 30%, sedangkan frekuensi
paling sedikit berada pada nilai 90 sebanyak 3,3%.

Di

bawah

ini

dapat

pula

digambarkan

histogram

distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 2 seperti terlihat


pada gambar 3.

10

Std. Dev = 11.89


Mean = 60.3
N = 30.00

0
40.0

50

60

70

80

90

.0

.0

.0

.0

.0

Nilai 1.2

Gambar 3. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 2

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar


60,3 dan simpangan baku sebesar 11,89 serta tingkat pencapaian skor
sebesar 67% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Pertemuan 3

Cumulati
Valid

40

10.0

10.0

ve 10.0

50

16.7

16.7

26.7

60

13

43.3

43.3

70.0

70

23.3

23.3

93.3

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 60 sebanyak 43,3%, sedangkan frekuensi paling
sedikit berada pada nilai 80 dan 90 masing-masing sebanyak 3,3%.

Histogram distribusi frekuensi nilai siklus I pertemuan 3


dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 4 berikut.
14

12

10

Std. Dev = 11.29


Mean = 60.3

0
40.0

50

60

70

80

90

.0

.0

.0

.0

.0

N = 30.00

Nilai 1.3

Gambar 4. Histogram Nilai Siklus I Pertemuan 3

20
20
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar
60,3 dan simpangan baku sebesar 11,29 serta tingkat pencapaian skor
sebesar 67% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori cukup.

B. Siklus II
1. Perencanaan Penelitian
Berdasarkan hasil refleksi siklus I yang dilakukan secara
berkolaborasi dengan observer rekan sejawat, hal-hal yang perlu
disempurnakan

dalam

tindakan

pembelajaran

pada

siklus

II

sebagai berikut:

a. Membuat gambar dengan memberikan label pada setiap bagian


gambar.

b. Mengalokasikan waktu yang lebih banyak untuk mendiskusikan


gambar dan bagian-bagiannya.

2. Implementasi Tindakan a.
Persiapan
Sama halnya dengan

rencana tindakan pada siklus I, maka

pada siklus II perlu pula dipersiapkan semua aspek yang meliputi:


kesiapan guru, siswa, materi, media dan observer.

Sebelum

pelaksanaan

tindakan,

guru

mempersiapkan

perangkat pembelajaran: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran,


handout, alat/media pembelajaran, dan alat penilaian pencapaian
tujuan.

b. Pelaksanaan
Rencana tindakan pada siklus II dilaksanakan pada ruang
kelas dan subjek serta periode (jam pelajaran) yang sama dengan
siklus I. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk siklus II sama dengan
alokasi waktu siklus I yaitu 2 x 45 menit setiap tatap muka. Namun
alokasi waktu yang digunakan untuk mendiskusikan gambar dan
bagian-bagiannya lebih banyak bila dibandingkan dengan waktu yang
dipakai pada siklus I.

c. Pemantauan Penelitian
Pemantauan/observasi dilakukan oleh rekan sejawat yang
bertindak sebagai kolaborator dan observer pada siklus I. Observer
memantau kegiatan pembelajaran secara langsung di dalam ruang
belajar selama proses pembelajaran. Observer berpedoman kepada
lembar observasi yang diisi setiap tatap muka. Hasil monotoring
langsung

diberikan

observer

pembelajaran setiap hari.

kepada

peneliti

setelah

selesai

d. Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penilaian pada tes yang diberikan pada siklus II secara umum
dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Descriptive Statistics Siklus II

N
SCORE_1

29

SCORE_2

29

SCORE_3

30

Valid N

28

Gambaran

Minimu

Maximu

yang

Sum

Mean

Std.

90

2170

Deviatio
74.83
11.219

60

90

2130

73.45

8.975

60

100

2420

80.67

9.072

50

lebih

rinci

tentang

distribusi

nilai

masing-masing tes yang dilakukan dapat dilihat pada tabel dan


histogram berikut ini.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 1


Cumulati
Valid

50

3.3

3.4

ve 3.4

60

16.7

17.2

20.7

70

26.7

27.6

48.3

80

30.0

31.0

79.3

Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 80 sebanyak 31%, sedangkan frekuensi paling
sedikit berada pada nilai 50 sebanyak 3,4%.

Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 1


dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 5 di bawah ini.

10

Std. Dev = 11.22


Mean = 74.8
N = 29.00

0
50.0

60

70

80

90

.0

.0

.0

.0

SCORE_1

Gambar 5. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 1

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar


74,8 dan simpangan baku sebesar 11,22 serta tingkat pencapaian skor
sebesar 83,11% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 2

Cumulati
Valid

60

16.7

17.2

ve 17.2

70

12

40.0

41.4

58.6

80

30.0

31.0

89.7

90

10.0

10.3

100.0

Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak


berada pada nilai 70 sebanyak 41,4%, sedangkan frekuensi paling
sedikit berada pada nilai 90 sebanyak 10,3%.

Berikut ini dapat pula digambarkan histogram


distribusi
frekuensi nilai siklus II pertemuan 2 seperti terlihat di bawah ini.

14

12

10

6
0.

70
.0

80.0

St

8.

Mean = 73.4

d.

ev

N = 29.00

90.0

SCORE_2

Gambar 6. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 2

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar


73.4 dan simpangan baku sebesar 8,97 serta tingkat pencapaian skor
sebesar 81,56% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik.

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Pertemuan 3


Cumulati
Valid

60

3.3

3.3

ve 3.3

70

20.0

20.0

23.3

80

15

50.0

50.0

73.3

Tabel

10

di

atas

menunjukkan

bahwa

frekuensi

terbanyak berada pada nilai 80 sebanyak 50%, sedangkan frekuensi


paling sedikit berada pada nilai 60 sebanyak 3,3%.

Histogram distribusi frekuensi nilai siklus II pertemuan 3


dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar 7 berikut.
16

14

12

10

6
2

0.
0

70

80.

.0

90.0

10

0.

St

v = 9.07

d.

Mean = 80.7

De

N = 30.00

SCORE_3

Gambar 7. Histogram Nilai Siklus II Pertemuan 3

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa rata-rata sebesar


80,7 dan simpangan baku sebesar 9,07 serta tingkat pencapaian skor
sebesar 80,7% dari skor ideal, dan masuk ke dalam kategori baik.

C. Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah Dengan
menggunakan diagram dapat meningkatkan kemampuan untuk

memahami teks recount bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP Negeri
1 Ranah Batahan.
Secara umum perolehan setiap siswa pada tes yang dilakukan pada
siklus II lebih besar bila dibandingkan dengan perolehan pada siklus I seperti
terlihat pada tabel berikut.

Tabel 11. Rekapitulasi Nilai Siklus I dan II


N
No.
1
urut
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

I
50
50
40
60
40
60
50
70
60
60
60
50
40
40
60
40
80
60
60
70
70
40
60
80
40
60
60
60
60
70

II
50
60
50
60
50
70
50
60
80
50
60
60
60
50
50
40
90
60
60
70
80
40
70
70
50
70
50
70
60
70

SIKLU
II JLH
60 160
60 170
50 140
60 180
40 130
60 190
60 160
70 200
60 200
60 170
50 170
60 170
50 150
60 150
60 170
40 120
90 260
50 170
60 180
70 210
70 220
50 130
70 200
80 230
40 130
70 200
60 170
60 190
70 190
70 210

RT
53.33
56.67
46.67
60.00
43.33
63.33
53.33
66.67
66.67
56.67
56.67
56.67
50.00
50.00
56.67
40.00
86.67
56.67
60.00
70.00
73.33
43.33
66.67
76.67
43.33
66.67
56.67
63.33
63.33
70.00
59,11

L
I
80
.
50
70
60
90
80
90
70
70
70
80
60
60
70
70
90
80
80
80
80
60
80
90
60
70
80
70
90
90

A
II
80
70
70
60
60
90
80
80
70
80
60
70
60
70
70
60
90
80
70
80
70
.
70
90
70
70
70
80
80
80

SIKLUS
II JLH
90 250
80 150
70 190
60 190
80 200
90 270
70 230
80 250
90 230
80 230
80 210
80 230
80 200
80 210
70 210
70 200
100 280
90 250
80 230
80 240
80 230
70 130
90 240
100 280
70 200
80 220
80 230
80 230
80 250
90 260

RT
83.33
75.00
63.33
63.33
66.67
90.00
76.67
83.33
76.67
76.67
70.00
76.67
66.67
70.00
70.00
66.67
93.33
83.33
76.67
80.00
76.67
65.00
80.00
93.33
66.67
73.33
76.67
76.67
83.33
86.67
76,22

RT Sik
30.00
18.33
16.67
3.33
23.33
26.67
23.33
16.67
10.00
20.00
13.33
20.00
16.67
20.00
13.33
26.67
6.67
26.67
16.67
10.00
3.33
21.67
13.33
16.67
23.33
6.67
20.00
13.33
20.00
16.67
17,11

Pada tabel 11 kelihatan bahwa rata-rata pada siklus I adalah

59,11. Sedangkan rata-rata pada siklus II adalah 76,22. Terdapat selisih


antara kedua siklus sebesar 17,11 yang berarti bahwa perolehan siswa
pada siklus II lebih tinggi dari siklus I.
Selanjutnya persentase ketercapaian siswa pada siklus II lebih tinggi
dibandingkan dengan ketercapaian pada siklus I seperti terlihat pada tabel
berikut.

Tabel 12. Rekapitulasi Skor Perolehan Siswa

Siklus

Pertemuan ke

% Ketercapaian

Kategori

70,88

Cukup

67

Cukup

67

Cukup

83,11

Baik

81,56

Baik

3
80,70
Baik
Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian

tindakan kelas ini dapat diterima. D.


Diskusi
Berdasarkan hasil penelitian di atas ternyata bahwa penggunaan
diagram dapat meningkatkan kemampuan memahami teks recount. Hal ini
sesuai dengan pendapat McWhorter (1986: 49-50) mengatakan bahwa grafik,
tabel, dan gambar memberikan informasi yang sangat penting dari sebuah

bahan bacaan. Dengan mempergunakan grafik, tabel, dan gambar (diagram)


tersebut akan memudahkan siswa memahami teks.

Membuat gambar, mewarnai, menandai peta, membuat daftar


kejadian, dan/atau membuat diagram yang mengilustrasikan isi sebuah teks
merupakan kegiatan membaca yang sangat mendukung untuk meningkatkan
kemampuan memahami bahan bacaan (Ur, 2000: 146).
Jadi pembelajaran dengan menggunakan diagram dapat meningkatkan
kemampuan memahami teks recount bahasa Inggris siswa kelas VII 1 SMP
Negeri 1 Ranah Batahan.

BAB V

29

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil penelitian yang dikemukakan pada BAB IV
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan diagram dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk
memahami teks recount dalam mata pelajaran bahasa Inggris.
2. Pemberian time sequence pada diagram dan didiskusikan sebelum kegiatan
membaca pemahaman dapat membantu siswa untuk memahami teks
recount.
3. Penguasaan siswa untuk memahami teks recount dengan menggunakan
diagram sebesar 68,29% dan masuk kategori cukup. Sedangkan
penguasaan dengan menggunakan diagram dan time sequence sebesar
81,79% dan ini masuk kategori baik.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukakan saran
sebagai berikut:
1. Diagram sebaiknya digunakan sebagai alat bantu untuk memahami teks
recount dalam mata pelajaran bahasa Inggris.
2. Diagram sebaiknya diberikan time sequence yang dibutuhkan untuk
lebih mudah memahami teks recount karena siswa kelas VII

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

29

30
30

masih tergolong pemula dalam mempelajari bahasa Inggris


khususnya membaca pemahaman.

3. Agar kemampuan siswa memahami teks recount menjadi lebih baik,


maka

guru

bahasa

Inggris

diharapkan

kemampuannya untuk membelajarkan siswa.

Drs. Ruston - PTK Bahasa Inggris SMPN 1 Ranah Batahan

terus

mengembangkan

DAFTAR PUSTAKA

Agustien, Helena I.R. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Inggris.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Elliott, Stephen N. 1996. Educational Psychology: Effective teaching effective


learning. Maison: Brown & Benchmark Publishers.

Grellet, Francoise. 1990. Developing Reading Skills: A Practical Guide to


Reading Comprehension Exercises. Cambridge: Cambridge University
Press.

Hornby, AS. 1985. Oxford Advanced Learners Dictinary of Current


English. Oxford: Oxford University Press .

McWhorter, Kathleen T. 1986. Guide to College Reading. Boston: Little


Brown and Company.

. 1992. Efficient and Flexible Reading. New York: Harper Collins


Publishhers.

Mikulecky, Beatrice, S. 1990. A Short Coursed in Teaching Reading Skills.


New York: Addison-Wesley Publishing Company.

Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Statistik dan Rancangan Percobaan
dengan Menggunakan SPSS 12. Jakarta: PT Elexmedia Computindo.

Richards, Jack C. 2002. Curriculum Development in Language Teaching.


Cambridge: Cambridge University Press.
Sudjana. 1982. Teknik Analisis Korelasi dan Regresi. Bandung: Transito. Ur,
Penny. 2000. A Course in Language Teaching: Practice and Theory.
Cambridge: Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai