Anda di halaman 1dari 8

KESULITAN SISWA DALAM MEMBACA TEKS DESKRIPTIF BAHASA

INGGRIS PADA SISWA KELAS V MIN 1 KENDARI

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran bahasa inggris di sekolah diarahkan utuk meningkatkan


kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa inggris, baik secara lisan
maupun tulisan. Untuk mewujudkannya, maka pelajaran bahasa inggris
diprogramkan untuk mengembangkan pengetahuan, sikap positif terhadap bahasa
inggris, dan keterampilan berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa dalam
kurikulum terdiri atas empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis 1. Adapun
keterampilan yang akan ditingkatkan dalam penelitian ini adalah keterampilan
membaca, khususnya membaca teks deskriptif bahasa inggris.

Keterampilan membaca pada umumnya diperoleh dengan cara


mempelajarinya di sekolah. Keterampilan berbahasa ini merupakan suatu
keterampilan yang sangat unit serta berperan penting bagi pengembangan
pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi bagi kehidupan manusia. Dikatakan
unik karena tidak semua manusia, walaupun telah memiliki keterampilan
membaca, mampu mengembangkannya menjadi alat untuk memberdayakan
dirinya bahkan menjadikannya budaya bagi dirinya sendiri. Dikatakan penting
bagi pengembangkan pengetahuan karena persentase transfer ilmu pengetahuan
terbanyak dilakukan melalui membaca.

Dengan membaca, siswa bisa menggali pengetahuan dan memperoleh


informasi dari sumber tertulis yang mereka temukan di sekolah, rumah, maupun
di masyarakat. Jenis keterampilan membaca dalam mata pelajaran bahasa Inggris
yang dikembangkan di sekolah dasar adalah membaca nyaring untuk memahami
isi bacaan. Selain pemahaman terhadap bacaan, siswa dituntut untuk bisa
melafalkan kata bahasa Inggris dengan pelafalan (pronounciation) yang jelas dan
benar.

1
Taringan dkk, Pendidikan Keterampilan Berbahasa (jakarta: Universitas Terbuka, 2001), hal 1.
Kesulitan yang dihadapi siswa yaitu, membaca teks bahsa Inggris adalah
suatu hal sulit dilakukan oleh siswa, apalagi untuk memahami bacaan, siswa
sering mengalami kesulitan. Pertama, siswa tidak bisa memahami keseluruhan isi
bacaan, isi terdiri dari paragraf pembuka, paragraf inti, dan paragraf penutup.
Siswa tidak bisa menghubungkan gambar dengan isi bacaan. Siswa tidak bisa
menjawab seluruh pertanyaan tentang bacaan, siswa hanya mampu menjawab dua
dari lima pertanyaan tentang bacaan. Siswa tidak bisa menjawab pertanyaan
tentang bacaan apabila kata kunci yang ada dalam bacaan tidak ditulis dalam
kalimat pertanyaan. Dari kesulitan tersebut, seharusnya siswa bisa memahami
keseluruhan isi bacaan, siswa bisa menghubungkan keterkaitan gambar dengan
isi bacaan, siswa bisa menjawab minimal empat dari lima pertanyaan, siswa bisa
menjawab pertanyaan tentang bacaan meskipun kata kunci yang ada dalam
bacaan tidak ditulis dalam kalimat pertanyaan.

Untuk mengatasi kesulitan siswa tersebut, guru perlu mengadakan


pelatihan berupa pengajaran tentang metode belajar bahasa inggris. Dalam
pelatihannya menyajikan materi tentang cara mengatasi kesulitan-kesulitan dalam
belajar bahasa inggris. Tiga elemen bahasa yang berperan penting dalam
mendukung keempat keterampilan tersebut, yaitu Pronunciation (pelafalan),
Vocabulary (kosa kata) dan Grammar (Struktur bahasa). Selain itu, untuk
mencapai kemampuan bahasa inggris yang optimal, diperlukan instruktur bahasa
yang professional agar menghasilkan peserta didik yang berkualitas. 2
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka


dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimana penerapan metode
latihan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca teks deskriptif
dalam bahasa inggris pada kelas V MIN 1 Kendari”.

C. Kajian Teori
2
Muliana muliana, “Mengatasi Kesulitan Dalam Berbahasa Inggris,” vol.1, Linguistic Community
Service Juornal (2 Februari 2021) hal 57.
1. Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat digunakan


sebagai sarana untuk memperoleh pemahaman tentang sesuatu. Dengan kata lain,
kegiatan yang sangat penting yang dapat digunakan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih memadai adalah membaca.3

Farida Rahim menyatakan membaca pada hakikatnya suatu yang rumit


yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga
melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Sebagai
proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke
dalam kata-kata lain. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakup aktivitas
pengenalan kata, pemahaman literal, interprestasi membaca kritis dan pemahaman
kreatif. 4

Lebih lanjut Henry Guntur Tarigan mengemukakan bahwa membaca


adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
kata/bahasa tulis.5

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami membaca merupakan suatu


aktivitas penting. Kegiatan yang sangat penting yang dapat digunakan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih banyak adalah membaca.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca adalah


sebagai berikut :
a. Kompetensi Kebahasaan

3
Abdul Razak, Bahasa Indonesia Versi Perguruan Tinggi (Pekan baru: Autografika, 2003),hal 47.
4
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),hal 2.
5
Henry Guntur Taringan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angksa,
2008),hal 7.
Penguasaan bahasa (dalam hal ini bahasa Inggris) secara keseluruhan,
terutama tata bahasa dan kosakata, termasuk berbagai arti dan nuansa
serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokkan kata.
b. Kemampuan Mata
Kemampuan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang efisien.
Gerakan-gerakan yang dimaksud terutama adalah sakade, fiksasi,
lompatan kembali, jangkauan penglihatan, dan jangkuan pemahaman.
c. Penentuan Informasi Fokus
Menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan sebelum mulai
membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.6
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa faktor yang
mempengaruhi kemampuan membaca adalah kompetensi kebahasaan,
kemampuan mata, dan penentuan informasi fokus.
3. Tujuan Membaca
Menurut prinsip keilmuannya, tujuan pengajaran membaca agar para
siswa memiliki pemahaman yang memadai cara-cara memperoleh ekspresi
pengarang yang terkandung di dalam tulisan. Kemudian indikator isi bacaan
yang harus dicari proses memahaminya adalah gagasan, kesimpulan, pesan
untuk materi pokok.7

Puji Santoso menjelaskan pembelajaran membaca harus mempunyai


tujuan yang jelas. Tujuan yang dimaksud adalah :

a. Menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan.

b. Membaca bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati


bacaan.

c. Menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan.

d. Menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik.


6
Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angksa,
2008),hal 241.
7
Abdul Razak, Membaca Lanjut (Alternatif Pengajaran Di Sekolah Dasar) (Pekan baru: Autogrogi,
2007),hal 8.
e. Menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa.

f. Mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan


lisan ataupun tulisan.

g. Melakukan penguatan atau penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat


oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca.

h. Memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk


meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan.

i. Mempelajari struktur bacaan,

j. Menjawab pertanyaan khusus dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan


oleh penulis bacaan8.

4. Membaca Teks Deskriptif

Materi pokok pengajaran membaca tidak lain tidak bukan adalah bacaan
itu sendiri. Bacaan yang dimaksudkan di sini adalah satuan bahasa pada tatanan
paragraf yang disajikan secara tertulis. Tegasnya, bacaan-bacaan bahasa pada
tatanan paragraf yang disajikan secara tertulis adalah perwujudan ekspresi
gagasan sang penulis. Dari segi cara penulis mengekspresikan gagasan,
teks/bacaan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :

a. Teks/bacaan Deskriptif

b. Teks/bacaan Eksposisi

c. Teks/bacaan Narasi

d. Teks/bacaan Argumntasi9.

Sedangkan dalam penelitian ini hanya memfokuskan untuk meningkatkan


kemampuan siswa membaca teks deskriptif. Teks Deskriptif adalah bentuk tulisan

8
Puji Santoso, Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD (Jakarta: Universitas Terbuka,
2008),hal 6.5.
9
Abdul Razak, Membaca Lanjut (Alternatif Pengajaran Di Sekolah Dasar),hal 28.
yang terdiri dari dua atau lebih paragraf yang menggambarkan satu subjek atau
topik tertentu.10

Tampubolon menjelaskan suatu teks dikatakan berbentuk deskriptif,


apabila teks menggambarkan suatu keadaan atau kejadian-kejadian pada
umumnya dilukiskan sehidup-hidupnya sehingga pembaca merasa seakan-akan
menyaksikan sendiri keadaan atau kejadian-kejadian itu.11

C. Rencana dan Prosedur Penelitian

a. Subjek dan Objek Penelitian

Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran
2021-2022 dengan jumlah sebanyak 20 orang. Sedangkan objek dalam penelitian
ini adalah kesulitan siswa dalam membaca teks deskriptif dalam bahasa inggris.

c. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu


prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis ataupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati.
Jenis penelitian adalah studi kasus, dengan tujuan untuk mengeksplorasi
kesulitan membaca peserta didik, di MIN 1 Kota Kendari dengan
mengambil 1 kelas yang berjumlah 20 peserta didik, peneliti melalui
teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk
menemukan kesulitan siswa dalam membaca permulaan di kelas satu
sekolah dasar.

2. Lokasi Penelitian

10
Nuriadi, Teknik Jitu Menjadi Pembaca Terampil (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).
11
Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien,hal 113.
Penelitian ini dilakukan di MIN 1 Kota Kendari. Peneliti melakukan
penelitian kepada peserta didik kelas V. Alasan peneliti memilih
madrasah ini adalah tempatnya yang sangat strategis dan kepala
madrasah beserta guru menerima kegiatan penelitian yang akan
dilakukan di madrasah tersebut, peserta didik yang ada di madrasah
tersebut bisa diajak bicara serta sangat sopan dan sebelumnya belum ada
peneliti yang meneliti tentang kesulitan membaca di madrasah
tersebut.Oleh karena itu, peneliti mengambil lokasi penelitian di MIN 1
Kota Kendari.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Tes

Tes membaca dengan cara membaca teks bacaan yang sesuai


dengan materi pelajaran.

b. Observasi

Adapun data dalam penelitian ini yang diobservasi adalah :

a) Untuk mengetahui aktivitas guru selama pembelajaran


melalui metode latihan diperoleh melalui lembar observasi.

b) Untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran


melalui metode latihan diperoleh melalui lembar observasi.

c. Wawancara

Wawancara bisa diartikan sebagai percakapan tatap muka antara


pewawancara dengan sumber informasi, dimana pewawancara
bertanya langsung tentang suatu obyek yang diteliti yang
pertanyaannya telah dirancang sebelumnya.12 Wawancara adalah salah

12
Muri yusuf, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan (Jakarta:
Kencana, 2015),hal 372.
satu metode pengumpulan data yang sangat populer, oleh karena itu
banyak digunakan di berbagai penelitian.

Nama : Umul Mulyatun

Anda mungkin juga menyukai