Oleh :
Elni Rostiana
NIM:20211707019
Kata Kunci: Ilmu Kalam, Era Disrupsi dan Pengauh ilmu kalam terhadap
perkembangan dan pertahanan islam
Pendahuluan
Manusia merupakan satu-satunya makhluk Allah yang diberikan kelebihan
berupa akal pikiran. Akal pikiran tersebut menjadi tolak ukur atau pembeda antara
manusia dengan makhluk tuhan yang lainnya. Dari akal pikiran yang dimiliki, manusia
selalu ingin tahu dan ingin memahami apa saja yang berada di sekitarnya dan yang
berkaitan dengan dirinya. Banyaknya zaman yang telah di lalui oleh manusia
menyebabkan banyaknya pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan pengalaman yang
telah mereka alami. Meluasnya pengetahuan dari pengalaman yang di alami, secara
tidak langsung akan mengubah cara pandang, pola pikir serta gaya hidup manusia dari
yang sederhana menjadi lebih kompleks. Maksudnya yaitu, meluasnya pemikiran dan
pengetahuan yang di miliki oleh manusia dapat mempengaruhi bahkan merubah
peradaban dan kebudayaan yang mereka miliki.1
Ilmu kalam sangatlah unik dipandang dari topik dan hal yang dibahasnya serta
masalah yang hendak di pecahkannya. Ilmu kalam bertujuan menyelaraskan firman
dengan akal, ilmu pengetahuan dengan keyakinan, dan agama dengan filsafat serta
1
Murtadha Muthahhari, Introducting to Kalam, Pustaka Zahra, Jakarta, 2002
menunjukkan bahwa firman dan akal tidak saling bertentangan. Akal berfungsi untuk
menjelaskan dan memahami apa yang di maksud oleh firman. Sedangkan firman di
jadikan sebagai pedoman oleh akal untuk menguatkan argumen yang di keluarkan.
Dalam sejarah perkembangan pemikiran islam, ilmu kalam lahir lebih belakang
dibandingkan dengan keislaman seperti hadits dan fiqih. Setiap ilmu yang dimiliki oleh
manusia tidak lahir secara spontan, melainkan melalui proses-proses tertentu dalam
kurun waktu yang cukup panjang. Begitu juga dengan lahirnya ilmu kalam. Setiap suatu
persoalan ilmu kalam muncul, pasti akan ada pula muncul beberapa pendapat yang
tentunya berbeda bahkan salinng bertentangan.
Ilmu kalam pertama kali ada di dunia ini bukanlah karena peninggalan
Rasulullah. Bukan pula sebagai hasil perenungan langsung terhadap masalah-masalah
yang di alami oleh umat manuisa. Ilmu kalam bermula dari permasalahan politik yang
memiliki hubungan dengan pembunuhan terhadap Khalifah Utsman bin Affan. Dimana
Muawiyyah sebagai keponakan dari Utsman tidak setuju terhadap Kekhalifahan Ali bin
Abi Thalib sebagai pengganti daripada Khalifah Utsman. Seiring dengan berjalannya
waktu, masalah ini kemudian merambah dan berujung pada dinamika kalam atau
masalah-masalah mengenai kalam.2
Pembahasan
2
Suryana A. Jamrah, Studi Ilmu Kalam, KENCANA, jakarta, 2015