Anda di halaman 1dari 9

Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling

Prinsip bimbingan dan konseling merupakan kaidah yang digunakan oleh


penyelenggara bimbingan dan konseling agar pelayanan yang diselenggarakan
menjadi terarah sehingga mencapai sasaran dalam membantu peserta layanan.
Prinsip-prinsip tersebut menjadi dasar pelaksanaan bimbingan dan konseling.
Pelayanan bimbingan dan konseling yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
tersebut (Tohirin:2013), dapat diartikan bukan bimbingan dan konseling dalam
arti yang sebenarnya. Arifin dan Eti Kartikawati (dalam Tohirin, 2013)
menjelaskan ada dua prinsip dalam bimbingan dan konseling, yaitu (1) prinsip
umum, dan (2) prinsip khusus, yang berhubungan dengan individu (peserta didik),
berhubungan dengan pembimbing, berhubungan dengan organisasi dan
administrasi dan konseling.
Prayitno & Amti (2004) membagi prinsip khusus bimbingan dan konseling
ke dalam beberapa bagian, yaitu prinsip khusus yang terkait dengan sasaran
pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program
pelayanan, dan penyelenggaraan pelayanan.
a). Prinsip Umum
Van Hoose (dalam Prayitno & Amti, 2004) mengemukakan bahwa prinsip
umum bimbingan dan konseling berdasarkan :
1) Bimbingan berdasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri setiap individu
terkandung kebaikan-kebaikan.
2) Bimbingan berdasarkan pada ide bahwa setiap individu adalah unik,
berbeda dari individu lainnya.
3) Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu untuk
menjadi pribadi yang lebih baik.
4) Bimbingan merupakan usaha membantu individu mewujudkan dirinya
sebagaimana yang diidamkan masyarakat dan mampu mengarahkan
dirinya menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.
5) Bimbingan adalah pelayanan unik, yang dilaksanakan oleh tenaga ahli
dengan latihan-latihan khusus, dan harus dilaksanakan secara fleksibel
(tidak kaku dan bisa menyesuaikan dengan kondisi)
Belkin (dalam Prayitno & Amti, 2004) mengemukakan enam prinsip
umum dalam menegakkan dan menumbuh kembangkan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Keenam prinsip umum dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Konselor harus memulai karirnya disekolah sejak awal dengan program
kerja yang jelas.
2) Konselor tetap menunjukkan sikap professional dengan tidak mengurangi
keharmonisan hubungan antara konselor dengan personil disekolah serta
peserta didik.
3) Konselor harus memahami peran sebagai konselor professional dan
merealisasikan peran tersebut pada kegiatan nyata.
4) Konselor bertanggungjawab kepada semua peserta didik.
5) Konselor harus memahami dan mengembangkan kompetensi untuk
membantu peserta-peserta didik yang mengalami masalah.
6) Konselor harus mampu bekerja.1
b). Prinsip Khusus

a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan :


1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu.
2) Bimbingan dan konseling melayani semua individu berurusan dengan
pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual menjadi orientasi pokok pelayanannya.
b. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu :
1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang mengangkut
perubahan kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya
di rumah, kampus, serta kaitannya dengan kontak social dan pekerjaan
dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik
individu.

1
YARMIS SYUKUR dkk., BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH (IRDH Book Publisher, 2019),
hal 32-34.
2) Kesenjangan social, ekonomi dan kebudayaan merupakan factor
timbulnya masalah pada individu dan keseluruhannya menjadi
perhatian utama pelayanan bimbingan.
c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan:
1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam pendidikan
dan pengembangan individu, karena itu program bimbingan harus
disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan peserta didik.
2) Program bimbingan dan konseling haruslah fleksibel disesuaikan
dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
3) Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan.
4) Perlunya penilaian yang teratur dan terarah terhadap isi dan pelaksanaan
program bimbingan dan konseling.
d. Prinsip-Prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan:
1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi masalah.
2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan
hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu
sendiri, bukan karena desakan dari pembimbing atau pihak lain.
3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4) Kerja sama anatar pembimbing, dosen, dan orang tua sangat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.
5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program
bimbingan dan konseling itu sendiri.2

2
Mustayah dkk., Penyelenggaraan Program Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi (Penerbit
NEM, 2022), hal 29-31.
6) Hendaklah dilakukan program pengukuran dan penilaian dalam
pelayanan bimbingan dan konseling.
7) Organisasi program bimbingan dan konseling hendaknya fleksibel,
disesuaikan dengan kebutuhan individu dan lingkungannya.
8) Tanggung jawab pengelolaan program bimbingan dan konseling
hendaknya pada seseorang yang terlatih dan terdidik dalam pendidikan
bimbingan dan konseling.
MATERI YANG AKAN DISAMPAIKAN

b). Prinsip Khusus


ada beberapa prinsip khusus dalam bimbingan dan konseling. Yang pertama :
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan :
Sasaran pelayanannya dari BK itu meliputi individu-individu, baik itu cara
perorangan maupun cara kelompok. Individunyapun berfariasi dan berbeda.
Misalnya dalam hal umur, jenis kelamin, sikap, tingkah laku, kemudian status
social, ekonomi keluarga, kedudukan, pangkat, jabatan dan lain-lain.
Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan itu sendiri meliputi:
1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tidak memandang
baik itu umur, jenis kelamin dan sebagainya.
2) Pelayanan bimbingan dan konseling itu menjangkau keunikan dan
kekompleksan dari pribadi individu. Karena bimbingan dan konseling
itu berurusan dengan pribadi dan tingkah lakunya.
3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual menjadi orientasi pokok pelayanannya.
Yang kedua ada. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan
individu : jadi hal ini berkaitan dengan perkembangan juga kehidupan individu
yang tidak selalu dipengaruhi oleh factor positif. Bahwa individu itu juga
dipengaruhi oleh factor negative yang menimbulkan hambatan-hambatan terhadap
perkembangan tersebut. Adapun prinsip yang berkaitan ada 2 :
Yang pertama ) mengenai bidang bimbingan itu pada umumnya dibatasi.
Jadi hanya pada hal-hal yang menyangkut kondisi mental dan fisik
terhadap penyesuaian diri individu baik itu penyesuaian dengan
lingkungan maupun kontak social dan pekerjaan juga sebaliknya.
Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang mengangkut
perubahan kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya
di rumah, kampus, serta kaitannya dengan kontak social dan pekerjaan
dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik
individu.
Kemudian yang kedua ada : Keadaan social ekonomi dan politik yang
mungkin kurang menguntungkan menuntut perhatian dari konselor
dalam menuntaskan masalah dari klaen.
Kesenjangan social, ekonomi dan kebudayaan merupakan factor timbulnya
masalah pada individu dan keseluruhannya menjadi perhatian utama
pelayanan bimbingan.
Untuk prinsip yang ketiga itu ada : Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan
program pelayanan:
Nah, biasanya kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling itu dilaksanakan oleh
dua cara yaitu incidental dan terprogram. Nah, pelayanan incidental itu
merupakan pelayanan dari konselor yang sedang menjalankan praktik pribadi.
Sedangkan pelayanan terprogram itu pelayanan yang ditujukan kepada warga
lembaga tempat konselor bertugas. Prinsip-prinsip yang mengenai program
layanan bimbingan konseling ini ada 4. Yang pertama :
1) Sebagai bagian integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan
individu. Jadi program bimbingan dan konseling itu harus disusun dan
dipadukan sejalan dengan program pendidikan dan pengembangan
secara menyeluruh.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dalam pendidikan dan
pengembangan individu, karena itu program bimbingan harus
disesuaikan dan dipadukan dengan program pendidikan serta
pengembangan peserta didik.
2) Kemudain, program bimbingan dan konseling itu haruslah fleksibel.
Jadi disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi
lembaga.
Yang ketiga 3) Mengenai program dan pelayanan bimbingan dan konseling
yang harus disusun dan diselenggarakan dengan cara
berkesinambungan kepada anak-anak sampai dengan orang dewasa.
Kemudian yang ke 4) diadakannya penilaian yang teratur juga terarah baik
itu terhadap isinya maupun pelaksanaan dari program bimbingan dan
konseling. Jadi itu untuk mengetahui hasilnya bagaimana manfaat yang
diperoleh apa, dan juga untuk mengetahui kesesuaian antara program
yang direncanakan dengan pelaksanaannya.
Perlunya penilaian yang teratur dan terarah terhadap isi dan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling.
Kemudian yang ke empat ada Prinsip-Prinsip yang berkenaan dengan
pelaksanaan pelayanan:
1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan
individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam
menghadapi masalah.
2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan
hendak dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu
sendiri, bukan karena desakan dari pembimbing atau pihak lain.
3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4) Kerja sama anatar pembimbing, dosen, dan orang tua sangat
menentukan hasil pelayanan bimbingan.
5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program
bimbingan dan konseling itu sendiri.3
6) Hendaklah dilakukan program pengukuran dan penilaian dalam
pelayanan bimbingan dan konseling.
7) Organisasi program bimbingan dan konseling hendaknya fleksibel,
disesuaikan dengan kebutuhan individu dan lingkungannya.

3
Mustayah dkk., Penyelenggaraan Program Bimbingan Konseling di Perguruan Tinggi (Penerbit
NEM, 2022), hal 29-31.
8) Tanggung jawab pengelolaan program bimbingan dan konseling
hendaknya pada seseorang yang terlatih dan terdidik dalam pendidikan
bimbingan dan konseling.

TAMBAHAN DARI USTAD TOTOK


Seorang konselor harus profesional. Tidak membeda-bedakan antara satu dan
yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai