Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENGANALISIS PRINSIP-PRINSIP BK (PRINSIP BERKAITAN DENGAN PESERTA DIDIK


SEBAGAI SASARAN LAYANAN, TUJUAN PENDIDIKAN, PERMASALAHAN, DAN
PENGORGANISASIAN)

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Hj. Neviyarni S, M.S.

DISUSUN OLEH :
Yelli Yuliawati 21033187
Shandy Rhana Rhandika 21073111
Triswana Widya Putri 21086471
Mustain Syahrul 21329084

MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Menganalisis Prinsip-Prinsip
BK (Prinsip Berkaitan Dengan Peserta Didik Sebagai Sasaran Layanan, Tujuan Pendidikan,
Permasalahan, Dan Pengorganisasian)” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling bagi para pembaca dan penulis. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi yang membacanya, baik bagi kami sendiri
maupun yang membacanya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan. Kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
waktu akan datang.

Padang, 19 Februari 2023

Penyusun

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..…iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………………...…1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………..…1
C. Tujuan…………………………………………………………………………………1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Bimbingan dan Konseling………………………………………..3


B. Prinsip Bimbingan dan Konseling secara umum dan khusus………………………...3
C. Macam-macam Prinsip Bimbingan dan Konseling
a. Prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan peserta didik sebagai sasaran
layanan……………………………………………………………………………6
b. Prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan tujuan pendidikan……....…7
c. Prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan permasalahan…..…………7
d. Prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan pengorganisasian…………8

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………………….....11
B. Saran.………………………………………………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Prinsip merupakan kajian teoritik dan teori lapangan yang terarah digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Bimbingan konseling
membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan program pelayanan bimbingan.
Dalam pelayanan bimbingan konseling prinsip-prinsip pada umumnya berkenaan dengan sasaran
pelayanan, masalah konseling, tujuan dan proses pengangan masalah, dan penyelengaraan
pelayanan.
Pada dasarnya bimbingan dan konseling merupakan upaya bantuan untuk perkembangan
peserta didik agar lebih optimal baik secara individu maupun secara berkelompok sesuai dengan
hakikat kemanusiaannya ditunjang dengan potensi, kelebihan dan kekurangan, serta
permasalahannya. Pada dunia pendidikan, bimbingan dan konseling sangat diperlukan agar
mencapai standat , tujuan, dan kemampuan professional dan akademik, serta perkembangan diri
peserta didik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Prinsip Bimbingan dan Konseling
2. Apa saja Prinsip Bimbingan dan Konseling secara umum dan khusus
3. Apa saja Prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan peserta didik sebagai
sasaran layanan
4. Apa saja Prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan tujuan pendidikan
5. Apa saja Prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan permasalahan
6. Apa saja Prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan pengorganisasian

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian prinsip Bimbingan dan Konseling
2. Mengetahui prinsip Bimbingan dan Konseling secara umum dan khusus
3. Mengetahui prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan sasaran layanan
4. Mengetahui prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan tujuan pendidikan

1
5. Mengetahui prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan permasalahan
6. Mengetahui prinsip Bimbingan dan Konseling berkaitan dengan pengorganisasian

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip berasal dari kata “PRINSIPRA” yang artinya permulaan dengan suatu cara
tertentu melahirkan hal-hal lain, yang keberadaannya tergantung dari pemula itu, prinsip
ini merupakan hasil perpaduan antara kajian teorotik dan teori lapangan yang terarah yang
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan yang dimaksudkan. (Halaen, 2002:63).
Bimbingan konseling membutuhkan suatu prinsip atau aturan main dalam menjalankan
program pelayanan bimbingan.

Prinsip bimbingan dan konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar


pemikiran yang dijadikan pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di
ikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan dapat juga diartikan sebagai
seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan
program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Prinsip-prinsip bimbingan konseling adalah pemanduan hasil-hasil kajian teoritik


dan praktik yang dirumuskan dan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksaan suatu
pelayanan. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya
bersumber dari kajian filsofis, hasil-hasil peneleitian dan pengalaman praktis tentang
hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budayanya,
pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelengaraan bimbingan dan konseling.

B. Prinsip Bimbingan dan Konseling secara Umum dan Khusus


a. Prinsip bimbingan dan konseling secara umum
Ada beberapa prinsip-prinsip umum dalam bimbingan dan konselinh. Prinsip ini saling
berhubungan antara satu sama lain, yaitu :
 Bimbingan ini berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlu
diingat bahwa sikap dan tingak laku individu itu terbentuk dari segala aspek
kepribadian yang unik dan ruwet. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan
individu tersebut tumbuh dan berkembang serta pengalaman-pengalaman.

3
 Perlu dikenal dan dipahamai perbedaan individual daripada individu-
individu yang dibimbing dan bimbingan harus berpusat pada individu yang
dibimbing
 Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan pada
individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya
 Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang
dirasakan oleh individu yang dibimbing
 Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan di sekolah
yang bersangkutan
 Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang
memiliki keahlian dalam bidang bimibingan
 Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian yang
teratur

b. Prinsip bimbingan dan konseling secara khusus


1. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
a) Non deskriminasi
b) Indivisu dinamis dan unik
c) Tahap dan aspek perkembangan individu
d) Perbedaan individual
2. Prinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu
a) Kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya
b) Kesenjangan social, ekonomi, dan budaya
3. Prinsip berkenaan dengan program layanan
a) Bagian integral pendidikan
b) Fleksibel dan adaptif
c) Berkelanjutan
d) Penilaian teratur dan terarah
4. Prinsip yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
a) Pengembangan individu agar mandiri
b) Keputusan sukarela

4
c) Ditangani oleh professional dan kompoten
d) Kerjasama antar pihak terkait
e) Pemnafaatan maksimal dari hasil penelitian/pengukuran

Menurut Arifin dan Eti Kartikawati (1994) menjabarkan prinsip-prisip bimbingan


dan konseling kedalam empat bagian, yaitu :
1. Prinsip-prinsip umum
2. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu
3. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan pembimbing
4. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi
bimbingan dan konseling.

Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya


bersumber dari kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang
hakikat manusia, pengertian, tujuan, perkembanagn, dan kehidupan manusia dalam
konteks social budayanya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelengaraan
bimbingan dan konseling. Misalnya Van Hoose (1969) mengemukakan bahwa :
1. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahwa dalam diri tiap anak terkandung
kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai potensi dan pendidikan
hendaklah mampu membantu anak memanfaatkan potensinya itu.
2. Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap anak adalah unik. Seorang anak
berbeda dari yang lain.
3. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak-anak dan pemuda dalam
pertumbuhan dan perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat.
4. Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang memerlukannya untuk
mencapai apa yang menjadi idaman masyarakat dan kehidupan umumnya.
5. Bimbingan adalah pelayanan unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan
latihan-latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan bimbingan
diperlukan minat pribadi khusus pula.
Semua butir yang dikemukakan oleh Van Hoose itu benar, tetapi butir-butir tersebut
belum merupakan prinsip-prinsip yang jelas alikasinya dalam praktek bimbingan
konseling seharusnya ditambahkan aspek-aspek operasionalisasinya.

5
C. Prinsip bimbingan dan konseling berkaitan dengan peserta didik sebagai
sasaran layanan
Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu, baik secara
perorangan maupun kelompok, sehingga dikatakan sangat bervariasi dari segi
umurnya, jenis kelaminnya, status socialnya, kedudukannya, pangkatnya, jabatannya,
serta keterkaitan dengan suatu lembaga tertentu, dan banyak variasi lainnya. Akibat
variasi yang berbeda itu setiap individu berbeda satu sama lain. Masing-masing
individu sangat unik. Secara khusus, yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya
adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nayata dan
langsung adalah sikap dan tingkah lakunya dimana dipengaruhi oleh aspek-aspek
kepribadian dan kondisi diri sendiri serta kondisi lingkungannya. Sehingga dengan
begitu dirumuskan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling :
1. BK melayani semua individu, tanpa memandang umur, warna kulit, jenis
kelamin, agama, status, dan social ekonomi
2. BK berurusan dengan sikap dan tingak laku indivisu yang terbentuk dari
berbagai aspek kepribadian yang kompleks dan unik, oleh karena itu pelayanan
BK perlu menjangkau keunikan dan kekompleksan pribadi individu
3. Untuk mengoptimalkan pelayanan BK sesuai dengan kebutuhan individu
sendiri perlu dikenali dan dipahami keunikan setiap individu dengan berbagao
kekuata, kelemahan, dam permasalahannya
4. Setiap aspek pola kepribasian yang kompleks seorang ondiviu mengandung
faktor-faktor yang secra potensial mengarah kepada sikap dan pola tingkah laku
yang tidak seimbang. Oleh karen itu pelayanan BK yang bertujuan
mengembangkan individu terhadap segenap bidang pengalaman harus
mempertimbangkan berbagai aspek perkembangan individu
5. Meskipun individu yang satu dan lainnya adaalah serupa dalam berbagai hal,
perbedaan individu harus dipahami dan dipertimbangakan dalam rangka upaya
yang bertujuan memberikan bantuan atau bimbingan kepada individu tertentu,
baik mereka itu anak-anak, remaja, ataupun orang dewasa

6
D. Prinsip bimbingan dan konseling berkaitan dengan tujuan pendidikan dan
pelaksanaan pelayanan

Pelaksanaa pelayanan BK (baik yang bersifat “incidental” maupun terprogram)


dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan. Tujuan ini selanjutnya akan
diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam
bidangnya, yaitu konselor professional, konselor yang berkerja di suatu lembaga yang
cukup besar misalnya sebuah sekolah. Sangat berkepentingan engan penyelengara
program-program BK secara teratur dari waktu ke waktu. Kerja sama dengan berbagai
pihak, baik di dalam maupun di luar berabgai tempat ia bekerja perlu pemgembangan
secara optimal. Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan, yaitu:

 Diarahkan untuk mengembangkan individu yang akhirnya mampu secara


mandiri membimbing diri sendiri.
 Pengambilan keputusan yang diambil oleh individu hendaknya atas
kemauan diri sendiri, dan permasalahan individu dilayani oleh tenaga ahli
atau profesional yang relevan dengan permasalahan individu.
 Perlu adanya kerja sama dengan personal sekolah dan orang tua dan bila
perlu dengan pihak lain yang berwewenang dalam permasalahan individu.
 Guru dan konselor berada dalam satu kerangka pelayanan. Oleh karena itu
keduanya harus mengembangkan peran masing-masing
 Proses pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan individu yang telah
memperoleh hasil pengukuran dan penilaian layanan

E. Prinsip bimbingan dan konseling berkaitan dengan permasalahan


Berbagai faktor yang memgaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah
selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh dan dapat
meimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan
kehidupan individu yang berupa madalah. Seperti yang kita ketahui pada penjelasan
sebelumnya, pelayanan bimbingan dan konseling ingin membantu semua individu

7
dengan berbagai masalahnya. Namun, sesuai dengan keterbatasan yang ada pada
dirinya sendiri, pelayanan bimbingan dan konseling hanya mampu menangani masalah
klien secara terbatas. Adapun prinsip yang berkaitan dengan permasalahan yang
dialami oleh peserta didik, yaitu:
 Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya
di rumah, sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan
pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental
dan fisik individu.
 Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian dari
para konselor dalam mengentaskan masalah klien.

Menurut Dewa Ketut Sukardi (2004:24) (dalam Khofifah, Sano, dan Syukur, 2017 :47)
terdapat dua permasalahan :

a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh


kondisi mental atau fisik individu terhafap penyesuaian dirinya di rumah,
sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak social dan pekerjaan dan
sebaliknya pengaruh lingkunagn terhadap kondisi mental dan fisik individu
b. Kesenjangan social, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan
BK

F. Prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan pengorganisasian


Menurut Sugiyono (2011), prinsip pengorganisasian bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan bimbingan dan konseling, meningkatkan
pemahaman terhadap stakeholder dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling,
membangun komunikasi dari berbagai petugas bimbingan dan konseling sehingga
terjadi persepsi yang sama, dan membangun dan menetapkan akuntabilitas dalam
layanan bimbingan dan konseling (Cholil (2011).

8
Sekolah adalah organisasi formal, yang didalamnya terdapat usaha-usaha
administrasi dalam usaha mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran nasional dan BK
adalah suborganisasu dari organisasi sekolah. Dalam organisasi BK di sekolah
diperhatikan beberapa prinsip pengorganisasian untuk menjamin kelancaran
pelaksanan program layanan BK di sekolah:
a. Organisasi harus mempunya tujuan yang jelas
Organisasi yang dibentuk atas dasarnya tujuan yang ingin dicapai, sehingga
tidak mngkin suatu organisasi tanpa adnya tujuan.
b. Prinsip skala hierarki
Dalam suatu organisasi, harus ada garis kewenagangan yang jelas dari
pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga dpat mempertegas
dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawan serta menunjag efektivitas
secara keseluruhan
c. Prinsip kesatuan perintah
Dalam hal seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada
atasan saja.
d. Prinsip pendelegasian wewenang
Dalam pendelegasia, wewenagn yang dilimpahkan meliputi kewenagangan
dalam mengambil keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan
mengadakan tindakan tanpa meminta persetujuan lebih dahulu kepada
atasannya.
e. Prinsip pertanggungjawaban
f. Prinsip pembagi pekerjaan
Adanya kejelasan dalam pembagian tugas akan memperjelas dalam
pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas
jalnnya organisasi.
g. Prinsip rentang pendidikan
Bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atsan
perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengna bentuk dan
tipe organisasi
h. Prinsip fungsional

9
Secara fungsional, tugas dan wewenang, kegiatan, hubungan kerja, serta
tanggungjwaean sebagai pegawai harus jelas
i. Prinsip pemisahan
Tanggung jawan tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada
orang lain
j. Prinsip keseimbangan
Keseimbangan disini adalah keseimbangan antar struktur organisasi yang
efektif dan tujuan organisasi

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling secara umum yaitu melayani semua individu
tanpa memandang umur, jenis kelamin, agama, status social. Prinsip-prinsip bimbinga dan
konseling adalah pemduan hasil-hasil kajian teoritik dan praktik yang dirumuskan dan
digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanan suatu layanan. Dalam pelayanan bimbingan
dan konseling prinsip-prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil-
hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, pengertian, tujuan,
perkembanagn, dan kehidupan manusia dalam konteks social budayanya, pengertian,
tujuan, fungsi, dan proses penyelengaraan bimbingan dan konseling.
Dalam melaksanakan tugasnya, sekoalah menjadi suatu lembaga yang wajah dan sosoknya
sangat jelas. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah diharapkan dapat
tumbuh dan berkembang secara baik, mengingat bahwa sekolah merupakan lahan yang
secara potensial sangat subur dan dituntut pelayannya lebih tinggi.

B. SARAN
Peranan guru diperluksn untuk terlibstt secara langsung dalam suatu pengajaran agar bisa
mencapau suatu tingkatan keberhasilan yang tinggi, sehingga agar bisa menuju tujuan
secara optimal, hal itu harus dibantu dengan upaya penunjang terhadap pengoptimalisasian
dalam proses belajar siswa

11
Daftar Pustaka

Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta
A. Hallen. 2002. Bimbingan dan Konseling. Jakaera : Ciputat Pers.

Haryatri, H. (2019). Urgensi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Al-
Taujih:Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami, 5(1), 92-102.

Tohrin (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Azizah. N. N. “Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling”. Padang : Universitas Negeri Padang
Novi. A. (2017). “Bimbingan Konseling Prinsip dan Orientasi bk” : Universitas Negeri Semarang

12

Anda mungkin juga menyukai