Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL

DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN


LABORATORIUM VIRTUAL PHET PADA MATERI
GERAK HARMONIC SEDERHANA

Muthia Mufid1, Nur Azizah2, Yelli Yuliawati3


Prodi S1 Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Padang,
Indonesia,2,3
E-mail: mthmfdd@gmail.com1,
nnuurraazziizzaahh2@gmail.com2, yelliyulia30@gmail.com3

Abstrak
Fisika merupakan salah satu masalah yang sering ditemui terutama pada jenjang SMA. Pembelajaram
Fisika gerak harmonik sederhana tidak mudah dipahami hanya dengan metode ceramah, diskusi,
penugasan, dan latihan soal saja. Penelitian ini dilakukan dengan model pembelajaran discovery
berabntuan laboratorium virtual dengan harapan dapat meningkatkan penguasaan konsep Fisika siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Hasil dari penelitian ini memberikan data
peningkatan pemahaman siswa pada materi gerak harmonik sederhana. Penerapan discovery learning
dengan phet presentasi belajar dan penguasaan materi peserta didik menjadi lebih baik. Validitas prosuk
LKS adalah 86,5% dan sangat valid; presentasi kinerja praktikum virtual siswa adalah 59% dengan
kategori baik; dan persentase motivasi belajar siswa selah pembelajaran adalah 75,3% kategori
termotivasi.

Abstract

Physics is a problem that is often encountered, especially at the high school level. Learning Physics of
simple harmonic motion is not easy to understand only with lecture methods, discussions, assignments,
and practice question. This research was conducted using a discovery learning model assisted by a
virtual laboratory with the hope of increasing students’ mastery of pyhsics concepts. The type of
researcg used is literature study. The results of this study provide data on increasing students'
understanding of simple harmonic motion material. The application of discovery learning with phet
learning presentations and students' mastery of the material is getting better. The validity of the LKS
product is 86.5% and is very valid; the presentation of students' virtual practicum performance is 59% in
the good category; and the percentage of students' learning motivation after learning is 75.3% motivated
category.
PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan akan selalu berkaitan dengan teknologi. Ilmu pengetahuan yang selalu ada di
setiap jenjang Pendidikan adalah Ilmu Pengetahuan Alam, dalam proses pembelajaran memuat proses
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Setiap peserta didik diharapkan mampu menguasai dan
memahaminya. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu alat penting untuk
mendukung keberhasilan proses belajar mengajar meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran inovatif diperlukan untuk membantu pemahaman peserta didik pada
kompetensi yang dipelajari, antara lain dengan memilih media pembelajaran yang sesuai, selain itu juga
diperlukan pemilihan model pembelajaran yang tepat, disesuaikan dengan kondisi peserta didik dengan
kompetensi yang akan dipelajari. Teknologi informasi sudah digunakan secara luas di dunia pendidikan
selama lebih dari 40 tahun. Teknologi dapat dikatakan sebagai alat atau sumber daya yang mampu
mengembangkan maupun memudahkan kemampuan kita. Teknologi tersebut berkembang sangat cepat
daripada sebelumnya dan akan terus berlanjut secara terus-menerus, penggunaan komputer dapat
membantu menyampaikan materi atau latihan kepada siswa. Simulasi komputer adalah program yang
berisi sebuah sistem model atau sebuah proses. Beberapa penelitian terkait simulasi komputer pada
bidang pendidikan. Pengembangan simulasi harus berpusat pada struktur implementasi dan bantuan
dalam pengajaran untuk meningkatkan pengetahuan pedagogis siswa dan meningkatkan kemampuan
simulasi.
Mata pelajaran Fisika merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam yang
memerlukan banyak pemahaman dan sering dianggap sulit serta kurang menarik oleh peserta didik.
Konsep-konsep Fisika banyak dijumpai dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
Fisika menjadi masalah yang sering ditemui terutama pada jenjang SMA Kompetensi gerak harmonik
sederhana tidak mudah dipahami hanya dengan metode ceramah, diskusi, penugasan dan latihan soal
saja, konsep harus dipahami dengan proses ilmiah antara lain dengan mengamati, mengumpulkan data,
menganalisis, dan menyimpulkan. Gerak harmonik sederhana merupakan gerak bolak balik contohnya
pada ayunan sederhana. Secara umum untuk memahami gerak harmonik sederhana diperlukan
kemampuan analisis untuk dihubungkan dengan fenomena fisis. Supaya konsep yang dipelajari lebih
mudah dan lebih lama diingat peserta didik harus aktif terlibat dalam proses pembelajaran secara
langsung. Model pembelajaran yang dianggap sesuai untuk mengatasi permasalahan di atas adalah
Pembelajaran discovery yang merupakan model pembelajaran yang memberikan kebebasan pada siswa
untuk menemukan konsep sendiri.
Discovery learning membantu peserta didik untuk mengidentifikasi, mencari informasi sendiri
kemudian dikonstruksi dalam suatu konsep sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Pembelajaran
discovery mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Sintak Pembelajaran
discovery meliputi: pemberian rangsangan, identifikasi masalah, mengumpulkan data, pengolahan data,
pembuktian, menarik kesimpulan (Susanti et al., 2020). Pembelajaran discovery memiliki kelebihan
yaitu banyak memberikan kegiatan pada peserta didik sehingga terlibat langsung dalam proses
pembelajaran, peserta didik berperan aktif dalam proses sains selama kegiatan laboratorium dengan
didukung sikap ilmiah dalam menemukan konsep fisika. Adapun media yang dapat digunakan, seiring
pesatnya perkembangan teknologi informasi yang berpengaruh pada perkembangan software
pembelajaran, salah satunya adalah aplikasi PhET simulation. PhET adalah situs yang menyediakan
simulasi pembelajaran antara lain Fisika, Kimia, Biologi, Matematika yang dapat diunduh untuk
pembelajaran laboratorium virtual. PhET merupakan simulasi interaktif dengan gambar animasi,
interaktif dan dibuat seperti siswa dapat belajar dengan mengeksplorasi. PhET menciptakan
pengalaman belajar yang berbeda. Dengan PhET simulation dapat menunjukkan materi yang abstrak
dijelaskan dengan mudah dan tepat pada peserta didik. Visualisasi memungkinkan peserta didik
berinteraksi, bereaksi, dan berkomunikasi sehingga informasi yang didapat lebih tahan lama dan mudah
diingat. PhET simulation memberikan pengalaman belajar berkualitas tinggi yang.
Media ini juga dapat menjadi alternatif dalam mengatasi kegiatan praktikum yang jarang
dilakukan dibeberapa sekolah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan alat-alat praktikum yang kurang
memadai ataupun fungsi ruang laboratorium yang dijadikan sebagai ruang kelas untuk belajar sehingga
kegiatan praktikum menjadi kurang efektif. Selain itu, dengan menggabungkan model discovery
learning dengan bantuan media laboratorium virtual memungkinkan proses pembelajaran menjadi lebih
efektif. Pembelajaran discovery berbantuan laboratorium virtual memberi kesempatan kepada siswa
memperoleh pengalaman dan melakukan percobaan dalam menemukan sendiri konsep-konsep fisika.
Dengan demikian, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
discovery berbantuan laboratorium virtual dengan harapan dapat meningkatkan pengusaan konsep fisika
siswa.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi literatur. Metode studi literatur adalah serangkaian
kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
mengelolah bahan penelitian (Zed, 2008:3). Studi kepustakaan merupakan kegiatan yang diwajibkan
dalam penelitian, khususnya penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan
aspek teoritis maupun aspek manfaat praktis. Studi kepustakaan dilakukan oleh setiap peneliti dengan
tujuan utama yaitu mencari dasar pijakan / fondasi utnuk memperoleh dan membangun landasan teori,
kerangka berpikir, dan menentukandugaan sementara atau disebut juga dengan hipotesis penelitian.
Sehingga para peneliti dapat menggelompokkan, mengalokasikan mengorganisasikan, dan
menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Dengan melakukan studi kepustakaan, para peneliti
mempunyai pendalaman yang lebih luas dan mendalam terhadap masalah yang hendak diteliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari beberapa jurnal yang telah kami baca atau review, sumber rujukan, judul, tujuan penelitian
hingga hasil dan pembahasan. Proses riview bertujuan menganalisis pembelajaran fisika menggunakan
model discovery learning berbasis laboratorium virtual.
Sumber Rujukan Judul Tujuan Hasil Dan
Penelitian Pembahasan
Andika Maulana, Subiki, S. W. (2017). PENGEMBANGAN (1) 1. validitas
Pengembangan Lembar Kerja LEMBAR KERJA mendeskripsikan produk LKS
Siswa (Lks) Berbantuan Webpage SISWA (LKS) validitas logis berbantuan
Berbasis Discovery Learning Pada BERBANTUAN dari produk LKS webpage
Pokok Bahasan Getaran WEBPAGE berbantuan berbasis
Harmonik Sederhana Di Sma. BERBASIS webpage discovery
Seminar Nasional Pendidikan DISCOVERY berbasis learning oleh
Fisika, 3(2), 227–234. LEARNING PADA discovery validator adalah
POKOK BAHASAN learning pokok 86,5% dan
GETARAN bahasan getaran sangat valid
HARMONIK harmonik 2. presentasi
SEDERHANA sederhana, kinerja pratikum
(2) virtual siswa
mendeskripsikan adalah 59%
kinerja pratikum dengan kategori
virtual siswa baik
dengan 3. presentase
menggunakan motivasi belajar
produk LKS siswa setelah
berbantuan pembelajaran
webpage adalah 75,3%
berbasis kategori
discovery termotivasi
learning pokok
bahasan getaran
harmonik
sederhana,
(3)
mendeskripsikan
motivasi belajar
siswa setelah
menggunakan
produk LKS
berbantuan
webpage
berbasis
discovery
learning pokok
bahasan getaran
harmonik
sederhana.
Kristantiniati, K., & Ishafit, I. (2022). MODEL DISCOVERY 1. Discovery
Model discovery learning LEARNING mendeskripsikan learning
berbantuan PheT simulation untuk BERBANTUAN proses berbantuan
meningkatkan hasil belajar peserta PHET SIMULATION pembelajaran PhET
didik pada kompetensi gerak UNTUK dengan model simulation
harmonik sederhana. Edu Sains: MENINGKATKAN discovery mampu
Jurnal Pendidikan Sains & HASIL BELAJAR learning mempengaruhi
Matematika, 10(1), 96–109. PESERTA DIDIK berbantuan prestasi belajar
https://doi.org/10.23971/eds.v10i1. PADA KOMPETENSI PhET peserta didik
3540 GERAK HARMONIK simulation pada dibandingkan
SEDERHANA kompetensi tanpa simulasi
gerak harmonik PhET,
sederhana penerapan
2. meningkatkan discovery
hasil belajar learning dengan
peserta didik PhET prestasi
melalui belajar peserta
pembelajaran didik menjadi
menggunakan lebih baik
model discovery
learning
berbantuan
PhET simulasi
PENGGUNAAN untuk Peserta didik
LABORATORIUM mendeskripsikan pada pertemuan
Tupalessy, A., Kereh, C. T., & VIRTUAL PHET segala aktifitas I memiliki
Singerin, S. (2022). Penggunaan DALAM MODEL pada saat tingkat
Laboratorium Virtual Phet DISCOVERY pembelajaran penguasaan
Dalam Model Discovery LEARNING PADA dengan materi yang
Learning Pada Materi Gerak MATERI GERAK menggunakan lebih rendah
Harmonik Sederhana. Science HARMONIK laboratorium dibandingkan
Map Journal, 3(2), 47–55. SEDERHANA virtual PhET dengan
dalam model pertemuan II
discovery dan pertemuan
learning III, hal ini
disebabkan
karena peserta
didik kurang
teliti dalam
pengerjaan soal
yang berkaitan
dengan
persamaan gaya
pemulih.
Ada beberapa jenis laboratorium virtual yang dapat digunakan oleh peserta didik yaitu: PhET
simulations, Physics-Experiment for high school and collage, Physics lab, Microscope, Volt lab,
Physic virtual lab, MEL VR science simulation, 3D biology+, anatomix-human anatomy, dan
CHEMIST-virtual chem lab. Dari berbagai jenis laboratorium virtual ini, salah satu laboratorium
vistual untuk memahami konsep fisika yaitu menggunakan media PhET simulations. PhET
simulations dapat digunakan guru untuk permasalahan menyangkut katidaklengkapan peralatan dan
bahan di laboratarium. Kelebihan dari penggunaan dari laboratorium vitual PhET dalam proses
pembelajaran fisika menurut Finkelstein, dkk (Rizaldi et al, 2020:13) antara lain:
(1) Menyajikan informasi mengenai proses atau konsep fisika yang cukup kompleks
(2) Bersifat mandiri, karena memberi kemudahan dan kelengkapan isi sehingga penggunaan
(peserta didik) bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain
(3) Menarik perhatian peserta didik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar di dalam
kelas
(4) Dapat digunakan secara offline baik ketika di kelas ataupun dirumah

Pada penggunaan laboratorium vitual PhET dapat meningkatkan penguasaan materi dan berpikir
kreatif, hal ini disebabkan karena peserta didik dituntut secara aktif untuk mempelajari materi yang
ada. Hal tersebut dapat membuat minat dan motivasi belajar peserta didik meningkat, sehingga hasil
belajar akan lebih baik. Model discovery learning menurut Hosna (Prasetyo, 2020:40) menekankan
pada cara belajar peserta didik yang aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil
yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan oleh peserta didik. Belajar
penemuan akan melatih peserta didik agar dapat belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan
sendiri masalah yang dihadapi.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
laboratory virtual phET sangat baik diterapkan karena dapat meningkatkan penguasaan materi dan
berfikir kreatif siswa, karena peserta didik dituntut secara aktif untuk mempelajari materi yang ada.
Discovery Learning berbantuan PhET mampu memengaruhi prestasi belajar peserta didik dan motivasi
belajar peserta didik dibandingkan tanpa simulasi PhET. Model discovery learning berbantuan PhET
simulation mampu memperbaiki strategi pembelajaran Fisika dan efektif untuk meningkatkan aktivitas
serta hasil belajar peserta didik, sehingga strategi ini dapat direkomendasikan untuk diterapkan dalam
pembelajara Fisika, khususnya materi gerak harmonik sederhana. Dengan PhET simulation dapat
menunjukkan materi yang abstrak dijeaskan dengan mudah dan tepat pada peserta didik dengan
visualisasi yang disajikan pada website simulasi PhET dengan model pembelajaran Discovery Learning.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Andika Maulana, Subiki, S. W. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks)
Berbantuan Webpage Berbasis Discovery Learning Pada Pokok Bahasan Getaran Harmonik
Sederhana Di Sma. Seminar Nasional Pendidikan Fisika, 3(2), 227–234.
[2] Hartini, S. (2016). Pengembangan modul fisika pada pokok bahasan listrik dinamis dengan
menggunakan model discovery learning di SMAN 5 Banjarmasin. Jurnal Fisika Flux, 13(1),
121–125.
[3] Khaerunnisak, K. (2018). Peningkatan pemahaman konsep dan motivasi belajar siswa melalui
simulasi physic education technology (PhET). Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 4(2), 7-12.
[4] Kristantiniati, K., & Ishafit, I. (2022). Model discovery learning berbantuan PheT simulation
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada kompetensi gerak harmonik sederhana. Edu
Sains: Jurnal Pendidikan Sains & Matematika, 10(1), 96–109.
https://doi.org/10.23971/eds.v10i1.3540
[5] Niswatuzzahro, V., Fakhriyah, F., & Rahayu, R. (2018). Penerapan model discovery learning
berbantuan media audio visual untuk meningkatkan literasi sains siswa kelas 5 SD. Scholaria:
JurnalPendidikan dan Kebudayaan, 8(3), 273–284.
[6] Nurahman, A., Widodo, W., Ishafit, I., & Saulon, B. O. (2019). The development of a
worksheet based on the guided discovery learning method helped by PhET simulations
interactive media in Newton’s laws of motion to improve learning outcomes and interest of
vocational education 10th-grade students. Indonesian Review of Physics, 1(2), 37-41.
[7] Pardede, E., Suyanti, R. D., Pardede, E., & Suyanti, R. D. (2016). Efek model pembelajaran
guided discovery berbasis kolaborasi dengan media flash terhadap keterampilan proses sains
dan hasil belajar kognitif tinggi fisika siswa SMA. Jurnal Pendidikan Fisika, 5(1), 12–17.
[8] Prima, E. C., Putri, A. R., & Rustaman, N. (2018). Learning solar systems using PhET
simulation to improve students’ understanding and motivation. Journal of Science Learning,
1(2), 60-70.
[9] Putri, I. S., Juliani, R., Fisika, J. P., Learning, D., & Belajar, H. (2017). Pengaruh model
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa dan aktivitas siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika, 6(2), 91–94.
[10] S, M., & Bare, Y. (2019). Meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perubahan dan
pelestarian lingkungan hidup dengan model discovery learning di SMAS Katolik ST Gabriel
Maumere. BIOEDUSCIENCE: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains, 3(2), 84–89.
[11] Sahara, L., Nafarudin, N., Fayanto, S., & Tairjanovna, B. A. (2020). Analysis of improving
students’ physics conceptual understanding through discovery learning models supported by
multi-representation: measurement topic. Indonesian Review of Physics, 3(2), 57-65.
[12] Salamah, U., & Mursal. (2017). Meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik
menggunakan metode eksperimen berbasis inkuiri pada materi kalor. Jurnal Pendidikan Sains
Indonesia, 5(1), 59–65.
[13] Sanjaya, W. (2016). Strategi pembelajaran: berorientasi standar proses pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
[14] Sappaile, B. I., Djaman, N., Ba’ru, Y., Kadir, K., & Darwis, M. (2018). Penerapan model
pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari minat belajar
siswa SMP Negeri di Kota Rantepao. Journal of Medives : Journal of Mathematics Education
IKIP Veteran Semarang, 2(2), 252-266.
[15] Tupalessy, A., Kereh, C. T., & Singerin, S. (2022). Penggunaan Laboratorium Virtual Phet
Dalam Model Discovery Learning Pada Materi Gerak Harmonik Sederhana. Science Map
Journal, 3(2), 47–55.

Anda mungkin juga menyukai