Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains. Para

ahli memandang fisika tidak hanya terdiri dari fakta, konsep dan teori yang

dihafalkan tetapi menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari ilmu

alam yang belum dapat diterangkan. Dengan demikian dalam pelaksanaan

pembelajaran fisika siswa tidak hanya menghafal namun terus memperoleh

pembelajaran secara aktif melalui berbagai kegiatan sains. Namun kenyataan yang

ditemui di lapangan, banyak guru yang menerapkan pembelajaran konvensional.

Dalam model konvensional siswa hanya mendengarkan dan mencatat.

Alasan menggunakan pembelajaran konvensional antara lain kurangnya waktu

tatap muka di kelas, kesulitan untuk menyusun bahan pelajaran yang

menggunakan pendekatan yang menarik, syarat sarana dan prasarana yang kurang

mendukung utamanya ketersediaan alat dan bahan praktikum di laboratorium.

Alasan tersebut menjadikan guru lebih memilih pembelajaran konvensional

(Delpina, 2016).

Dalam pembelajaran konvensional ini interaksi siswa dengan guru serta

siswa lainnya sangat kurang, Akibatnya tujuan pembelajaran diharapkan menjadi

sulit tercapai karena siswa menjadi kurang aktif dan terlibat secara langsung

dalam pembelajaran. Padahal guru dalam proses pembelajaran baiknya

memberikan bimbingan dan kesempatan bagi siswa untuk berkembang secara

mandiri melalui penemuan dan pemahaman konsep, proses pembelajaran fisika

1
2

harus diajarkan dengan memberikan siswa pemahaman terhadap konsep materi

pembelajaran. Pemahaman membuat siswa mampu menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang berkaitan dengan materi tersebut, terkait dengan hal tersebut,

yaitu untuk mengupayakan peningkatan pemahaman konsep siswa diperlukan

suatu model pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa, yang mampu

menarik minat dan kreatifitas siswa. Salah satu model pembelajaran yang terkait

yaitu model pembelajaran inkuiri. Inkuiri merupakan model pembelajaran yang

mengacu pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan, informasi

atau suatu gejala. Dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri guru dapat

meningkatkan pemahaman siswa serta keefektifan siswa dalam belajar. Tapi

masih banyak juga guru yang masih ragu-ragu dalam menerapkan model

pembelajaran inkuiri karena tidak tersedianya alat dan bahan dalam laboratorium.

Sementara, menurut mereka pembelajaran yang berdasarkan penyelidikan

menuntut ketersediaanya alat dan bahan dalam melakukan praktikum.

Keterbatasan alat praktikum pembelajaran di sekolah dikarenakan

mahalnya harga alat praktikum dan minimnya dana untuk membeli alat-alat

praktikum tersebut. Dalam pembelajaran fisika khususnya untuk materi fluida

statis keterbatasan alat praktikum ini dapat diatasi dengan membuat alat

praktikum atau alat sains sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang

murah, sederhana, dan ada di lingkungan sekitar kita.

Model inkuiri dengan alat sains sederhana merupakan model pembelajaran

yang berpusat pada siswa dimana dalam pembelajarannya menggunakan alat

sederhana. Alat-alat sederhana ini dibuat dari bahan-bahan yang mudah didapat
3

dan harganya sangat murah di masyarakat yang kemudian dirakit sendiri oleh

peneliti menjadi suatu alat yang dapat digunakan dalam mereduksi pemahaman

siswa pada materi fluida statis. Pada penelitian ini tidak menggunakan alat-alat

praktikum yang sudah disediakan oleh pemerintah karena tidak semua sekolah

dilengkapi dengan alat-alat praktikum yang memadai dan lengkap serta harganya

mahal.

Penelitian ini menggunakan model inkuiri yang menyarankan pembelajaran

dengan pendekatan keterampilan sains, untuk mencapai keterampilan sains maka

model pembelajaran yang sesuai salah satunya adalah model inkuiri. Model

inkuiri menggunakan alat sains sederhana sangat sesuai untuk mengajarkan materi

fluida statis dengan dasar bahwa dalam materi tersebut siswa dapat menemukan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri.

Siswa dalam menemukan konsep harus menyajikan pertanyaan atau

masalah, membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan percobaan untuk

memperoleh informasi, mengumpulkan data, dan menganalisis data. Melalui

tahap-tahap penyelidikan dengan menggunakan alat sederhana dalam

pembelajaran sehingga terbangun konsep ilmiah siswa dan dapat mengetahui

pengaruh pemahaman konsep fluida statis.

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh dengan menerapkan

model pembelajaran inkuiri, hasil yang diperoleh yaitu model pembelajaran

inkuiri dengan alat sains sederhana dapat meningkatkan keefektifan siswa SMA

jurusan fisika dalam belajar.


4

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian tentang pengaruh

model inkuiri dengan alat sains sederhana terhadap pemahaman konsep fluida

statis pada siswa kelas XI SMAN 6 Palu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

penelitian yang dilakukan adalah “Apakah terdapat pengaruh model inkuiri

dengan alat sains sederhana terhadap pemahaman konsep fluida statis pada siswa

kelas XI SMAN 6 Palu?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh model inkuiri dengan alat sains sederhana terhadap pemahaman konsep

fluida statis pada siswa kelas XI SMAN 6 Palu.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Manfaat teoritis

Dapat menambah pengetahuan siswa pada materi fluida statis.

2) Manfaat praktis

a. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk

meningkatkan pemahaman siswa melalui penggunaan dan pemilihan model

pembelajaran dalam mengajar.


5

b. Dapat memberikan pengalaman melalui penerapan model inkuiri sehingga

meningkatkan pemahaman siswa.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian adalah model inkuiri dengan alat

sains sederhana terhadap pemahaman konsep fluida statis pada siswa kelas XI

SMA Negeri 6 Palu. Dimana sampel penelitian adalah dua kelas dengan model

pembelajaran inkuiri yaitu kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional yaitu

kelas kontrol. Batasan dalam penelitian ini adalah materi fluida statis yang

diajarkan pada siswa kelas XI SMA Negeri 6 Palu.

1.6 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran inkuiri didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran

yang menfasilitasi siswa untuk aktif terlibat dalam membangun dan

menemukan konsep melalui bimbingan atau petunjuk yang cukup luas dari

guru. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri, yaitu: mengajukan pertanyaan

atau permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis

data dan menyimpulkan. Keterlaksaan pembelajaran diukur dengan

menggunakan format observasi daftar ceklis. Pembelajaran konvensional

didefinisikan sebagai pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru fisika di

sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Langkah-langkah pembelajaran

konvensional diawali dengan guru menjelaskan materi pelajaran di depan

kelas, siswa mendengarkan penjelasan guru, kemudian siswa mengerjakan


6

latihan soal dan akhir pembelajaran guru memberikan soal-soal pekerjaan

rumah.

2. Alat sains sederhana adalah alat yang digunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran fisika. Alat tersebut berupa hasil inovasi guru yang dibuat

sendiri oleh guru (peneliti) yang terbuat dari alat-alat yang mudah diperoleh

dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pemahaman konsep didefinisikan sebagai ukuran kemampuan siswa dalam

memaknai dan memahami suatu konsep yang diberikan. Pemahaman konsep

ini mencakup kemampuan menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,

merangkum, menarik kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan.

Pemahaman konsep diukur dengan menggunakan instrumen berupa tes tertulis

berbentuk essay yang mencakup indikator-indikator pemahaman konsep.

Peningkatan pemahaman konsep diperoleh dengan membandingkan skor rata-

rata antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Anda mungkin juga menyukai