DOSEN PENGAMPU :
Dra. Ida Wahyuni, M.Pd.
Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Gustanta 4213121009
Hidea oliva 4213121012
Merry hana bangun 4213321006
Rahcel ananta 4211121014
Rodearsen sihombing 4213321009
Syarifah aini harahap 4213121043
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini.
Jika dalam penulisan makalah kami terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam
penulisannya ,maka kepada para pembaca,penulis memohon maaf sebesar- besarnya atas
koreksi- koreksi yang telah dilakukan .Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi
dalam pembuatan tugas ini .
Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan tugas ini dapat memberikan manfaat berupa
ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Laboratorium adalah tempat melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan
praktikum/percobaan maupun penelitian (riset). Pratikum berasal dari kata praktik yang
artinya pelaksanaan secara nyata yang disebut dalam teori. Praktikum merupakan bagian dari
pengajaran yang bertujuan agar peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan di keadaan nyata, yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktik (Pusat
Bahasa, 2001). Kegiatan yang dilakukan di dalam laboratorium dapat digunakan untuk
melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Keterampilan proses sains
siswa memberikan pengalaman langsung terhadap materi yang mereka kerjakan. Melalui
proses ilmiah dapat dikembangkan sikap ilmiah siswa. Sikap ilmiah tersebut mencakup sikap
ingin tahu, menghargai pembuktian, berpikir kritis, kreatif, berbicara berdasarkan kepada
bukti-bukti konkrit atau data, dan peduli terhadap lingkungan.
Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik
dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa
informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari
guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi, dan
bukan hanya diberi tahu. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran perlu didukung dengan
metode pembelajaran yang tepat antara lain metode proyek dan metode eksperimen.
Kegiatan laboratorium menggunakan model pembelajaran inkuiri adalah proses
pembelajaran yang mengharuskan siswa menemukan konsep atau fakta yang belum diketahui
melalui kegiatan laboratorium atau eksperimen/praktikum, sehingga siswa dapat
mengembangkan kerja ilmiah selama kegiatan berlangsung. Kegiatan laboratorium
menggunakan model pembelajaran inkuiri ini memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi
gejala dan menyatakan permasalahan, mengusulkan jawaban sementara (hipotesis),
mendesain dan melaksanakan cara pengujian hipotesis, mengorganisasikan dan menganalisa
data yang diperoleh dan merumuskan simpulan (Roestiyah 2008). Kegiatan laboratorium ini
melatih siswa bekerja ilmiah untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap ilmiah.
Hasil penelitian Nikmah (2009) menunjukkan bahwa kegiatan laboratorium berbasis inkuiri
tersebut dapat menumbuhkan keterampilan proses sains siswadan meningkatkan hasil belajar
siswa.
B. Rumusan masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuiri dan saintifik?
2. Bagaimana penggunaan model pembelajaran inkuiri dan saintifik laboratorium fisika
3. Apakah kelebihan dan kekurangan penggunaan model pembelajaran inkuiri dan
saintifik laboratorium fisika
C. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan model pembelajaran inkuiri dan saintifik?
2. Mengetahui penggunaan model pembelajaran inkuiri dan saintifik laboratorium
fisika
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan model pembelajaran inkuiri dan
saintifik laboratorium fisika
BAB II
PEMBAHASAN
C. Peran Guru dan Fase-fase Pembelajaran Inquiry serta Tahapan Langkah Dasar
Inquiry Laboratorium
- Peran Guru
Peran Guru dan SiswaPeran dan aktifitas guru dalam menyiapkan dan melaksanakan
pembelajaran yang menggunakan laboratorium dalam hal ini yaitu:
Upayakan pembelajaran yang bepusat pada siswa (student- centered), guru membangun
pengetahuan siswa dengan membawa dan mengembangkannya dari situasi belajar: guru
membantu siswa mengkonstruksi pengetahuannya dari pengalaman belajarnya; fokus pada
siswa sebagai penyelidik yang aktif dari pada sebagai penerima pengetahuan yang pasif;
pusatkan pada satu atau lebih pertanyaan bimbingan sebagai mode inquiry yang aktif
(pertanyaan bimbingan
- Saintifik
B. Saran
Guru dan calon guru yang nantinya akan melakukan pembelajaran di kelas mau pun
melakukan praktikum di laboratorium semoga dengan membaca makalah ini guru dan calon
guru lebih selektif dalam menentukan model pembelajaran yang akan di
implementasikannya. Pemilihan model pembelajaran harus di sesuaikan dengan kurikulum,
siswa, dan sarana dan prasarana sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Admoko, Setyo, and S. Supriyono. "Workshop Peningkatan Kemampuan Merancang
Kegiatan Laboratorium Berorentasi pada Pendekatan Saintifik Bagi Guru Fisika Sidoarjo."
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) 6.1 (2016): 34-42.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.