Anda di halaman 1dari 24

Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri

Oleh:
Tim IBL PPPPTK IPA

A. Deskripsi Singkat
Setelah saudara mempelajari Hakikat IPA sebagai landasan dalam melaksanakan pembelajaran
berbasis inkuiri, pada mata diklat ini saudara akan mempelajari konsep dan level inkuiri. Konsep dan
level inkuiri yang disampaikan oleh Wenning (2005a, 2010) memperkenalkan Model Tingkat
Penyelidikan untuk pengajaran sains dan kemudian menjelaskan urutan pembelajaran terkait.
Menurut Wenning (2012) secara sistematis menangani berbagai level of inquiry: discovery learning,
interactive demonstrations, inquiry lessons, inquiry labs, and hypothetical inquiry (disebut juga
inquiry spectrum), guru akan membantu peserta didik mengembangkan yang lebih luas. Berbagai
keterampilan proses intelektual dan ilmiah.

Materi konsep dan level inkuiri disampaikan agar peserta pelatihan memperoleh pemahaman tentang
konsep dasar Inkuiri. Adapun materi yang dibahas pada sesi ini meliputi pengertian, karakteristik
pembelajaran berbasis inkuiri, tahapan pembelajaran berbasis inkuiri, Keterampilan Intelektual yang
dilatihkan pada pada Pembelajaran Berbasis Inkuiri , dan contoh Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri.

B. Kompetensi

1. Kompetensi
Memahami dan terampil menyusun pembelajaran IPA berbasis inkuiri bagi siswanya di masa
pandemi serta implementasinya

2. Indikator Pencapaian Kompetensi


Menjelaskan proses dan manfaat pembelajaran berbasis inkuiri

C. URAIAN MATERI

1. Karakteristik Pembelajaran Inkuiri


a. Pengertian Inkuiri
1) Inkuiri ilmiah mengacu pada beragam cara di mana ilmuwan mempelajari alam dan
mengajukan penjelasan berdasarkan bukti yang berasal dari penyelidikan mereka. Inkuiri
juga mengacu pada kegiatan siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
akan gagasan ilmiah, serta pemahaman tentang bagaimana ilmuwan mempelajari alam.
(National Science Education Standards – NRC).
2) Inkuiri ilmiah adalah cara ampuh untuk memahami sains. Siswa belajar bagaimana
mengajukan pertanyaan dan menggunakan bukti untuk menjawabnya. Dalam proses
pembelajaran inkuiri, siswa belajar melakukan penyelidikan dan mengumpulkan bukti
dari berbagai sumber, mengembangkan penjelasan dari data, mengomunikasikan dan
mempertahankan kesimpulan mereka. " (National Science Teachers Association –
NSTA)

Berdasarkan dua definisi tersebut maka pembelajaran inkuiri memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan, merencanakan penyelidikan untuk menjawab
pertanyaan, mengumpulkan data/ bukti berdasarkan hasil penyelidikan atau dari berbagai
sumber, mengomunikasikan, dan mempertahankan hasil penyelidikannya.

Berdasarkan definisi di atas maka kegiatan pembelajaran “berorientasi pada inkuiri” harus
mampu membekalkan kemampuan pada siswa untuk melakukan proses investigasi ilmiah
yang terdiri atas: mengidentifikasi pertanyaan yang mengarahkan pada suatu penyelidikan
ilmiah, merancang dan melakukan penyelidikan ilmiah, menggunakan teknologi dan
matematika untuk memperbaiki penyelidikan, merumuskan dan merevisi penjelasan ilmiah
dengan menggunakan logika dan bukti, mengenali dan menganalisis penjelasan dan model
alteratif, serta mengomunikasikan dan mengajukan argumen ilmiah. Hal ini sejalan dengan
keterampilan Proses Sains menurut Conceptual Framework for New Science Education
Standards (2011) yaitu:
1) Mengajukan pertanyaan (untuk ilmu pengetahuan) dan mendefinisikan masalah (untuk
rekayasa)
2) Mengembangkan dan menggunakan model
3) Merencanakan dan melakukan investigasi
4) Menganalisis dan menafsirkan data
5) Menggunakan matematika dan berpikir komputasional
6) Membangun penjelasan (untuk ilmu pengetahuan) dan merancang solusi (untuk
rekayasa)
7) Terlibat dalam argumentasi ilmiah berdasarkan bukti
8) Mendapatkan, mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi

b. Pembelajaran Berbasis Inkuri

Karakteristik pembelajaran berbasis inkuiri dapat ditunjukkan oleh performa guru dan
performa siswa yang diuraikan berikut ini.

1) Performa guru dalam pembelajaran berbasis Inkuiri


a) Guru menyajikan pembelajaran yang berpusat pada siswa
b) Guru berfokus pada pertanyaan sebagai modus aktif dari inkuiri
c) Guru menantang siswa berpikir dan bertanya
d) Guru mendorong debat dan diskusi antarsiswa
e) Guru menyediakan berbagai tingkat dan alur penyelidikan
f) Guru menjadi atau pembimbing memberikan arahan sesedikit mungkin
g) Guru menunjukkan ketertarikan siswa untuk ikut aktif dan mencari informasi dan
gagasan baru .
h) Guru menghindari tampil dan bertindak otoriter
i) Guru menekankan pada bagaimana siswa tahu dan apa yang diketahui siswa.
j) Guru menggunakan keterampilan bertanya yang tepat seperti waktu tunggu, variasi,
tingkat kesukaran, dan sebaran.
k) Guru menanggapi dengan tepat apa yang siswa katakan atau lakukan yang
berkontribusi pada pelajaran
l) Guru memunculkan, mengoreksi, dan memanfaatkan pengetahuan awal siswa

2) Performa siswa dalam pembelajaran berbasis Inkuiri

a) Siswa menggunakan penalaran induktif untuk menghasilkan


konsep/prinsip/hubungan berdasarkan pengamatan langsung dan/atau penggunaan
data yang diberikan oleh guru.
b) Siswa menggunakan penalaran induktif untuk menghubungkan variabel bebas dan
terikat untuk menetapkan hukum empiris berdasarkan bukti yang dikumpulkan dari
eksperimen.
c) Siswa menggunakan penalaran deduktif untuk membuat prediksi spesifik
berdasarkan prinsip umum atau hukum.
d) Siswa membuat keputusan, memberikan penjelasan dan/atau mempertahankan
kesimpulan berdasarkan bukti.
e) Siswa mengembangkan dan menguji hipotesis yang berfungsi sebagai penjelasan
tentatif untuk fenomena dan panduan untuk pengamatan lebih lanjut dan/atau
eksperimen.

3) Manfaat Pembelajaran Inkuiri

Manfaat Pembelajaran Berbasis Inkuiri, selain membangun keterampilan untuk


membantu siswa mencapai tingkat pemikiran yang tinggi, pembelajaran berbasis inkuiri
dapat memberikan manfaat lain kepada siswa dan guru.
a. Memperkuat Konten Kurikulum
Pembelajaran ini dapat memperkuat penguasaan konten yang relevan dan
meningkatkan pemahaman konsep-konsep inti. Hal ini terjadi karena efek dari
keingintahuan pada otak yang dapat memicu memori untuk menyimpan informasi
pada bagian jangka panjang.

b. "Menghangatkan" Otak untuk Belajar


Menjalankan kegiatan inkuiri mendoronga rasa ingin tahu dan mempersiapkan otak
untuk belajar, sehingga memungkinkan siswa untuk menjadi lebih mahir dalam
memahami dan mengingat keterampilan dan konsep.

c. Mempromosikan Pemahaman Konten yang Lebih mendalam


Dengan mempelajari konsep melalui inkuiri, siswa harus melihatnya lebih dari
sekadar aturan, ide, atau formula sederhana. Banyak dari siswa akan mengerti,
bagaimana ide itu dikembangkan, mengapa aturan atau rumus dapat difungsikan.
Ketika mereka dapat menerapkan aturan, ide, atau formula dengan benar dapat
memberdayakan siswa untuk mengambil kepemilikan atas pembelajarannya.

d. Membantu Membuat Pembelajaran Bermanfaat


Penyelidikan dapat membantu siswa melihat manfaat dari pembelajaran. Siswa akan
menghargai manfaat yang melekat dari pembelajaran jika siswa mendapatkannya
melalui proses penemuan

e. Membangun Inisiatif siswa


Siswa belajar bagaimana mengajukan pertanyaan, menyelidiki, membahas,
berkolaborasi, bekerja sama, dan mencapai kesimpulan mereka sendiri.
Keterampilan semacam itu tidak hanya terbukti bermanfaat ketika siswa mencapai
nilai yang lebih tinggi, tetapi juga bermanfaat untuk tingkatan sekolah berikutnya
atau pun dalam dunia pekerjaan.

c. Tahapan Pembelajaran berbasis inkuiri (Learning Sequence/Level of Inquiry)

Wenning (2005a, 2010) memperkenalkan Model Tingkat Penyelidikan untuk pengajaran sains
dan kemudian menjelaskan urutan pembelajaran terkait. Menurut Wenning (2012) secara
sistematis menangani berbagai level of inquiry: discovery learning, interactive demonstrations,
inquiry lessons, inquiry labs, and hypothetical inquiry (disebut juga inquiry spectrum), guru
akan membantu peserta didik mengembangkan yang lebih luas. Berbagai keterampilan proses
intelektual dan ilmiah. Sekarang termasuk dalam spektrum inkuiri adalah aplikasi dunia nyata
dengan dua variannya - memecahkan masalah di akhir bab dan memecahkan masalah yang
autentik.
Tahapan pembelajaran berbasis inkuiri terdiri atas:
a. Discovery Learning, pada tahap ini siswa mengembangkan konsep berdasarkan
pengalaman tangan pertama (fokus pada keterlibatan aktif dalam membangun
pengetahuan).
b. Interactive Demonstration, pada tahap ini siswa terlibat dalam penjelasan & prediksi -
memungkinkan guru untuk mengidentifikasi dan menghadapi konsepsi alternatif
(menangani pengetahuan sebelumnya).
c. Inquiry Lesson, pada tahap ini siswa mengidentifikasi prinsip dan / atau hubungan ilmiah
(kerja sama yang digunakan untuk membangun pengetahuan yang lebih terperinci).
d. Inquiry Laboratory, pada tahap ini siswa membuat hukum empiris berdasarkan pengukuran
variabel (kerja kolaboratif yang digunakan untuk membangun pengetahuan yang lebih
terperinci)
e. Real-world applications, pada tahap ini siswa memecahkan masalah yang berkaitan dengan
situasi otentik saat menggunakan pendekatan berbasis masalah dan berbasis proyek.
f. Hypothetical Inquiry, pada tahap ini siswa menghasilkan hipotesis dan menguji hipotesis/
eksplanasi untuk fenomena yang diamati (pengalaman bentuk sains yang lebih realistis).

Untuk memperjelas aktivitas pembelajaran Level of Inquiry diuaraikan sebagai berikut:


1. Discovery Learning
Fokus pembelajaran penemuan bukanlah untuk menemukan aplikasi untuk pengetahuan,
melainkan pada membangun konsep dan pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar
peserta didik. Dengan demikian, discovey learning menggunakan refleksi sebagai kunci
untuk memahami konsep. Guru memperkenalkan sebuah pengalaman sedemikian rupa
untuk meningkatkan relevansi atau maknanya, menggunakan serangkaian pertanyaan
selama atau setelah pengalaman untuk membimbing peserta didik mencapai kesimpulan
tertentu, dan memberi pertanyaan kepada peserta didik untuk mendiskusikan langsung yang
berfokus pada masalah atau kontradiksi yang nyata. Dengan menggunakan penalaran
induktif, peserta didik membangun hubungan atau prinsip sederhana berdasarkan hasil
pengamatan yang dipandu guru.

2. Interactive Demonstration.
Interactive Demonstration umumnya terdiri dari seorang guru yang memanipulasi
(mendemonstrasikan) peralatan dan kemudian mengajukan pertanyaan menyelidik tentang
apa yang akan terjadi (prediksi) atau bagaimana sesuatu yang mungkin terjadi (penjelasan).
Guru bertugas melakukan demonstrasi, mengembangkan dan mengajukan pertanyaan
menyelidik, memunculkan tanggapan, meminta penjelasan lebih lanjut, dan membantu
peserta didik mencapai kesimpulan berdasarkan bukti. Guru akan mendapatkan
permasalahan yang muncul dari peserta didik. Guru memodelkan prosedur ilmiah yang
sesuai pada tingkat yang paling mendasar, sehingga membantu peserta didik belajar secara
implisit mengenai proses penyelidikan.

3. Inquiry Lesson.
Dalam banyak hal, Inquiry Lesson serupa dengan demonstrasi interaktif. Namun, ada
beberapa perbedaan penting. Dalam Inquiry Lesson, penekanan secara halus beralih ke
bentuk percobaan ilmiah yang lebih kompleks. Guru masih berperan memberikan panduan,
fasilitator, dan menggugah pertanyaan. Bimbingan diberikan secara tidak langsung dengan
menggunakan strategi tanya jawab yang tepat. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
merencanakan percobaan sendiri, mengidentifikasi dan mengendalikan variabel. Guru
secara eksplisit dengan memberikan panduan tentang saintifik proses melalui pertanyaan
pembimbing. Guru memodelkan proses intelektual mendasar dan menjelaskan pemahaman
mendasar tentang saintifik inkuiri sementara peserta didik belajar dengan mengamati,
mendengarkan, dan menanggapi pertanyaan. Proses pembelajaran pada level ini mengajak
peserta didik “berpikir keras” (think aloud). Pendekatan ini akan lebih membantu peserta
didik memahami proses inkuri. Inquiry Lesson ini penting untuk menjembatani kesenjangan
antara Interactive Demonstration dan Inquiry Lab. Hal ini terjadi karena tidak beralasan
untuk mengasumsikan bahwa peserta didik dapat menggunakan pendekatan eksperimental
yang lebih canggih sebelum mereka mengenalnya.

4. Inquiry Labs
Inquiry Labs adalah kegiatan membimbing peserta didik lebih mandiri dalam
mengembangkan dan melaksanakan rencana eksperimen dan mengumpulkan data yang
sesuai. Data ini kemudian dianalisis untuk menemukan hukum - hubungan yang tepat antara
variabel. Level Inquiry Lab melibatkan aktivitas peserta didik sebagai berikut: (a) Didorong
oleh pertanyaan yang membutuhkan keterlibatan intelektual berkelanjutan dengan
menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk pemikiran independen; (b)
Fokuskan kegiatan peserta didik dalam pengumpulan dan data untuk menemukan konsep,
prinsip, atau hukum baru yang bergerak dari konkret menjadi abstrak; (c) Meminta peserta
didik untuk membuat desain eksperimental mereka sendiri; mewajibkan peserta didik untuk
mengidentifikasi, membedakan, dan mengendalikan variabel-variabel penting dan
dependen; dan mendorong peserta didik memiliki keterampilan dan kemampuan saintifik
inkuiri; (d) Biasanya memungkinkan peserta didik belajar dari kesalahan prosedur;
memberikan waktu dan kesempatan bagi peserta didik untuk membuat dan memperbaiki
kesalahannya; (e) Menggunakan prosedur yang jauh lebih konsisten dengan praktik ilmiah
otentik;

5. Real-world Applications
Dalam pembelajaran level berikutnya peserta didik menerapkan apa yang telah mereka
pelajari melalui pengalaman ke situasi baru. Mereka menemukan jawaban yang berkaitan
dengan masalah otentik saat bekerja secara individu atau dalam kelompok kooperatif dan
kolaboratif dengan menggunakan pendekatan berbasis masalah & berbasis proyek. Kegiatan
ini mengarahkan peserta didik bagaimana sebenarnya para ilmuwan dalam memecahkan
masalah. Dalam pembelajaran berbasis masalah atau berbasis proyek akan berfungsi untuk
melatih peserta didik dalam menggunakan konsep, prinsip, dan hukum dalam memecahkan
masalah sehari-hari/kontekstual.

6. Hypothetical Inquiry
Pada level ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan hipotesis
dan pengujian. Hypothetical Inquiry perlu dibedakan dari membuat prediksi, perbedaan yang
tidak dipahami banyak guru fisika atau dengan peserta didik mereka. Prediksi adalah
pernyataan tentang apa yang akan terjadi mengingat satu set kondisi awal. Contoh prediksi
adalah, "Ketika saya dengan cepat meningkatkan volume gas, suhunya akan turun."
Prediksinya tidak memiliki kekuatan penjelasan apa pun, meskipun mungkin deduksi logis
berasal dari hukum atau pengalaman. Hipotesis adalah penjelasan sementara yang dapat diuji
secara menyeluruh, dan hal itu dapat mengarahkan penyelidikan lebih lanjut. Contoh
hipotesis mungkin karena senter gagal bekerja karena baterainya sudah mati. Untuk menguji
hipotesis ini, seseorang mungkin mengganti baterai yang sudah soak/rusak dengan baterai
baru. Jika itu tidak berhasil, hipotesis baru dihasilkan. Hipotesis terakhir ini mungkin
berkaitan dengan kontinuitas rangkaian seperti bola lampu yang terbakar atau kabel yang
putus. Hypothetical Inquiry berhubungan dengan memberikan dan menguji penjelasan
(biasanya “bagaimana”, bukan “mengapa”), untuk menjelaskan hukum atau pengamatan
tertentu.
d. Keuntungan pembelajaran dengan Level of Inquiry (LOI) adalah

• Urutan pembelajaran LOI memberikan struktur pembelajaran siswa yang berorientasi pada
potensi siswa.
• Guru dapat dengan lebih cepat merencanakan serangkaian pelajaran yang berorientasi pada
penyelidikan yang koheren.
• Siswa mengalami semua fase penyelidikan yang bergerak dari dasar sampai pada tingkat
tinggi.
• Siswa dapat memahami sains sebagai produk dan proses.
Tahapan pembelajaran berbasis inkuiri ini dapat dilakukan sepenuhnya dari tahap pertama
discovery learning sampai tahap enam hypothetical inquiry, namun bisa juga tidak sampai
level tertinggi, hal ini disesuaikan dengan karakteristik konten sainsnya.

e. Contoh Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada mata Pelajaran IPA SMP

Pembelajaran berbasis inkuiri terdiri dari enam level yaitu 1) Discovery learning, 2) Interactive
demonstrations, 3) Inquiry lessons, 4) Inquiry labs, 5) Real-world applications, dan
6)Hypothetical inquiry.

Level Inkuiri
Level inkuiri yang digunakan dalam pembelajaran IPA SMP dengan kompetensi Energi dalam
Sistem kehidupan; topik Fotosintesis, digambarkan dalam learning sequense seperti yang
disajikan dalam Tabel berikut.
Tabel 1. Learning Sequence topik Fotosintesis
1. Discovery Learning 2. Interactive Demonstration
Siswa membangun konsep: Siswa terlibat dalam prediksi dan penjelasan:
• Siswa mengamati tanaman yang dibawa • Siswa memprediksi hasil uji iodin
guru; mengidentifikasi bagian-bagian terhadap larutan amilum.
tumbuhan; mengidentifikasi keberadaan • Guru bersama perwakilan siswa
klorofil pada tumbuhan; mendemonstrasikan uji iodin terhadap
mengonseptualisasi bahwa bagian larutan amilum, siswa lain mengamati
tumbuhan yang mengandung klorofil prosesnya.
merupakan tempat berlangsungnya • Siswa memprediksi hasil uji iodin
proses fotosintesis. terhadap larutan nasi; Guru bersama
perwakilan siswa mendemonstrasikan uji
• Siswa mendikusikan komponen gas iodin terhadap larutan nasi, siswa lain
yang terdapat di udara menggunakan mengamati prosesnya; Siswa menjelaskan
tabel komponen gas; bahwa amilum merupakan makanan.
mengonseptualisasi bahwa di udara • Siswa mengamati daun berukuran kecil
terdapat gas CO2 ; yang akan diuji Sach (daun yang tertutup
• Siswa mengamati tanah yang dibungkus sebagian oleh kertas aluminium);
kertas buram ke dalam plastik terus • Siswa memprediksi fenomena yang akan
diikat dan disimpan di tempat terbuka; terjadi jika daun diuji Iodin. Siswa secara
mengonseptualisasi bahwa di tanah berkelompok melakukan uji iodin pada
terdapat air. daun; Siswa menjelaskan produk
fotosintesis dan pengaruh cahaya pada
proses fotosintesis.
• Siswa memprediksi hasil percobaan
ingenhouz paralel pada saat memprediksi
fenomena uji iodin; Siswa menjelaskan
bahwa fotosintesis menghasilkan gas
oksigen.
• Siswa menjelaskan definisi proses
fotosintesis.
3. Inquiry Lesson 4. Inquiry Laboratory
Siswa mengidentifikasi hubungan ilmiah: Siswa melakukan percobaan; membuat
• Siswa membuat hubungan antara hukum empiris:
keberadaan cahaya matahari dan • Siswa melakukan percobaan pengaruh
dihasilkannya amilum; cahaya terhadap proses fotosintesis;
• Siswa membuat hubungan antara • Siswa mengolah/menafsirkan data hasil
keberadaan cahaya matahari dan percobaan (membuat diagram batang rata-
dihasilkannya oksigen; rata jumlah oksigen setiap perlakuan
• Siswa mengidentifikasi dan cahaya);
mengendalikan variabel percobaan • Siswa merumuskan kesimpulan pengaruh
pengaruh cahaya terhadap proses cahaya terhadap fotosintesis;
fotosintesis; • Siswa mendiskusikan faktor-faktor lain
• Siswa merencanakan percobaan yang mempengaruhi proses fotosintesis.
pengaruh cahaya terhadap proses
fotosintesis;
5. Real-world applications 6. Hypothetical Inquiry

Siswa memecahkan masalah Siswa menghasilkan dan menguji penjelasan:


menggunakan penalaran kausal:

• Siswa diberikan permasalahan


meningkatnya jumlah CO2.
• Siswa membaca data/situasi/kondisi
perkotaan yang meningkatnya polutan
CO2;
• Siswa menggunakan penalaran kausal
dalam mengusulkan solusi dalam
meredesain gambar denah perkotaan
berdasarkan pemahaman topik
fotosintesis.

Kompetensi Dasar yang akan dicapai Siswa


Kompetensi Dasar
3.5 Menganalisis konsep energi, berbagai sumber energi, dan perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari termasuk fotosintesis
4.5 Menyajikan hasil percobaan tentang perubahan bentuk energi, termasuk fotosintesis

Indikator Pencapaian Kompetensi


1. mengidentifikasi komponen yang terlibat dalam fotosintesis; (LS ke-1)
2. memprediksi hasil proses fotosintesis; (LS ke-2)
3. menjelaskan proses perubahan energi pada reaksi fotosintesis; (LS ke-2)
4. menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis; (LS-4)
5. mengusulkan solusi permasalahan menggunakan pemahaman fotosintesis. (LS-5)
6. merancang percobaan pengaruh cahaya terhadap hasil fotosintesis; (LS ke-3)
7. melaksanakan percobaan cahaya terhadap hasil fotosintesis; (LS-4)
8. menyusun laporan percobaan cahaya terhadap hasil fotosintesis. (LS-4)

Learning Sequence, Analisis Materi, Keterampilan Intelektual dan Proses Sains


Pembelajaran topik fotosintesis ini mengembangkan pengetahuan, keterampilan berpikir (minds on)
dan keterampilan motorik (hands on) sebagai berikut.
Tabel 2. Keterampilan Intelektual dari topik Fotosintesis
Learning Sequence Keterampilan Intelektual
Discovery Learning ➢ mengkonseptualisasi bahwa bagian tumbuhan yang
mengandung klorofil tempat berlangsungnya fotosintesis.
➢ mengkonseptualisasi bahwa di udara terdapat gas CO2 ;
➢ mengkonseptualisasi air yang digunakan di dalam
fotosintesis berasal dari dalam tanah;
Interactive Demonstration ➢ mengamati guru melakukan demonstrasi uji iodin
terhadap larutan amilum;
➢ memprediksi hasil jika larutan iodin dilakukan pada
larutan nasi;
➢ menjelaskan bahwa amilum merupakan makanan.
➢ memprediksi fenomena yang akan terjadi (hasil uji iodin
pada bagian daun yang terbuka dan daun yang tertutup).
➢ menjelaskan bahwa fotosintesis menghasilkan gas
oksigen.
➢ menjelaskan definisi proses fotosintesis.
Inquiry Lesson ➢ mengidentifikasi variabel percobaan pengaruh cahaya
terhadap proses fotosintesis;
➢ mengendalikan variabel percobaan pengaruh cahaya
terhadap proses fotosintesis;
➢ merencanakan percobaan pengaruh cahaya terhadap
proses fotosintesis;
Inquiry Lab ➢ Melaksanakan percobaan;
➢ Membuat diagram batang rata-rata jumlah oksigen setiap
perlakuan cahaya;
➢ Menafsirkan data hasil percobaan;
➢ Merumuskan kesimpulan pengaruh cahaya terhadap
fotosintesis;
Real World Application ➢ menggunakan penalaran kausal dalam mengusulkan
solusi dalam bentuk gambar denah perkotaan
berdasarkan pemahaman topik fotosintesis;
Skenario Pembelajaran
Tabel 3. Desain Pembelajaran Topik Fotosintesis

Materi/Sub Kegiatan Media


Indikator Penilaian Pembelajaran
Materi Belajar
1. mengidentifikasi • Komponen • Diskusi • Penilaian • Alat dan
komponen yang fotosintesis konsep-konsep pengetahuan:Tes Bahan Praktik
terlibat dalam • Tempat proses fotosintesis tulis Pilihan • Kertas plano/
fotosintesis; (LS fotosintesis • Observasi Ganda dan soal karton/ papan
ke-1) • Proses Demonstrasi uraian tulis kecil,
2. memprediksi hasil fotosintesis Menemukan • Sikap (sikap spidol
proses • Produk Konsepkonsep ilmiah): • Tayangan
fotosintesis; (LS Fotosintesis fotosistesis Kuesioner dan video dan
ke-2) • Faktor-Faktor • Diskusi Penilaian diri bahan tayang
3. menjelaskan yang Menentukan • Penilaian fotosintesis
proses perubahan mempengaruhi Variabel produk: Laporan
energi pada reaksi fotosintesis Percobaan Hasil Praktikum
fotosintesis; (LS • Aplikasi konsep Fotosintesis dan Desain
ke-2) fotosintesis • Praktik usulan denah
4. merancang dalam Percobaan kota
percobaan kehidupan Fotosintesis
pengaruh cahaya sehari-hari • Analisis Data
terhadap hasil Hasil
fotosintesis; (LS Percobaan
ke-3) • Presentasi
5. melaksanakan Hasil
percobaan cahaya Praktikum
terhadap hasil • Mengajukan
fotosintesis; (LS- usulan aplikasi
4)
fotosintesis
6. menganalisis dalam
faktorfaktor yang kehidupan
mempengaruhi sehari-hari
fotosintesis; (LS-
4)
7. menyusun laporan
percobaan cahaya
terhadap hasil
fotosintesis. (LS-
4)
8. mengusulkan
solusi
permasalahan
menggunakan
pemahaman
fotosintesis. (LS-
5)

Alokasi Waktu
Pembelajaran pada topik ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Pertemuan ke-1 untuk
mencapai indikator 1, 2, 3, dan 6. Adapun pertemuan kedua untuk mencapai indikator 4, 5, 7 dan 8.
Media pembelajaran
Media yang diperlukan dalam pembelajaran ini di antaranya sebagai berikut.
• Alat dan bahan praktik: Daun yang sudah ditutup alumunium foil selama satu hari, iodin,
alkohol, tepung kanji, nasi, tanah lempung, gelas kimia 100 mL, tabung reaksi, penjepit tabung,
kaki tiga, kasa, bunsen pembakar, plat tetes; hidrila, corong kaca, tabung reaksi, kawat pengait,
gelas kimia 300 mL, plastik bening, plastik penutup warna-warni.
• Kertas plano/karton/papan tulis kecil, spidol.
• Tayangan video dan bahan tayang fotosintesis.

Langkah-Langkah Pembelajaran
Uraian langkah-langkah pembelajaran berdasarkan learning sequence sebagai berikut.

1. Discovery Learning
Pada langkah ini, siswa mengamati contoh tanaman yang dibawa guru; Mengidentifikasi bagian-
bagian tumbuhan. Selanjutnya, siswa mengidentifikasi keberadaan klorofil pada tumbuhan.
Setelah itu, siswa mengonseptualisasi bahwa bagian tumbuhan yang mengandung klorofil tempat
berlangsungnya fotosintesis.
Siswa dapat juga mengkonseptualisasi bahwa di tanah terdapat air. Kemudian, siswa
mendikusikan komponen gas yang terdapat di udara. Akhirnya, siswa juga dapat
mengonseptualisasi bahwa di udara terdapat gas CO2.

Pertanyaan arahan (Guiding questions):


• Di manakah terjadinya fotosintesis?
• Zat apa saja yang diperlukan dalam proses fotosintesis?

Indikator Pencapaian Kompetensi


Mengidentifikasi komponen yang terlibat dalam fotosintesis;

Kegiatan Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


1. Guru membagikan Lembar Kegiatan a. Duduk berkelompok dan mulai
Siswa (LK) mempelajari LKS yang diberikan.
2. Menunjukkan contoh tanaman di b. Mengamati bagian-bagian tanaman
dalam pot, kemudian meminta siswa beserta ciri utamanya.
mengamati bagian-bagian tanaman
beserta ciri utamanya. (Tanaman yang
lengkap dengan batang berkayu
berwarna coklat).
Mengajukan pertanyaan: Jawaban yang diharapkan:
• Apa saja bagian dari tumbuhan? • Akar, batang, daun, dan bunga
• Apa ciri khas daun? • Akar berbentuk serabut tertanam di
• Mengapa daun berwarna hijau? tanah; batang keras berkayu dan
• Apa manfaat klorofil bagi berwarna coklat; daun berwarna hijau;
tumbuhan? bunga berwarna dan bentuknya macam-
• Dari mana tanaman memperoleh macam.
makanan? • Daun berwarna hijau karena
mengandung klorofil.
(Ada gambar yang diisi • Klorofil membantu fotosintesis
perkelompok) Tumbuhan memperoleh makanan dari
proses fotosintesis.
3. Mengajukan Pertanyaan c. Mengajukan jawaban sementara atas
Apa saja yang dibutuhkan dalam pertanyaan umum dari guru.
proses fotosintesis? Dari manakah asal
zat-zat tersebut?

Demonstrasi
Memasukan tanah yang dibungkus Mengamati kertas buram ke dalam
kertas buram ke dalam plastik terus plastik terus diikat dan disimpan di
diikat dan disimpan di tempat terbuka. tempat terbuka.
Setelah itu, meminta siswa untuk
mengamati kondisi kertas buram.

Mengajukan pertanyaan:
• Apa yang terjadi pada kertas Jawaban yang diharapkan:
buram? • Kertas menjadi basah.
• Apa yang menyebabkan tersebut • Air dari tanah.
terjadi? • Tanah mengandung air.
• Apa kesimpulan dari pengamatan • Digunakan tumbuhan untuk proses
ini? fotosintesis.
• Apa kegunaan air bagi tumbuhan
tersebut?
4. Mengajak siswa mengidentifikasi d. Mengajukan gagasan/jawaban tentang
komponen gas yang terdapat di udara komponen gas.
dengan menyajikan tabel komposisi
gas utama di udara.

Mengajukan pertanyaan: Jawaban yang diharapkan:


• Apa saja komponen gas yang • Nitrogen, oksigen, karbondioksida,
terdapat di udara sekitar kita? hidrogen dsb.
• Apa fungsi oksigen bagi makhluk • Sebagai udara pernapasan
hidup? • Gas yang dibutuhkan untuk
• Apa fungsi karbondioksida pada fotosintesis.
makhluk hidup

2. Interactive Demonstration
Pada tahap ini, siswa mengamati guru melakukan demonstrasi uji iodin terhadap larutan amilum.
Selanjutnya, Siswa memprediksi dan mengamati hasil jika larutan iodin diteteskan pada nasi
sehingga dapat menjelaskan bahwa amilum merupakan makanan. Kemudian siswa memprediksi
dan mengamati daun yang akan diuji Sach (daun yang tertutup sebagian) sehingga dapat
menjelaskan bahwa hasil fotosintesis adalah amilum. Siswa mengamati guru melakukan
demonstrasi uji Ingenhouz dan bisa
menjelaskan bahwa fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Akhirnya, siswa dapat menjelaskan
definisi proses fotosintesis.

Pertanyaan arahan (Guiding questions):


• Zat apa saja yang dihasilkan dari proses fotosintesis?
• Energi apakah yang diubah dalam proses fotosintesis?

Indikator Pencapaian Kompetensi:


a. Mengidentifikasi produk fotosintesis;
b. Menjelaskan proses perubahan energi pada reaksi fotosintesis

Langkah-langkah pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


1. Melakukan demonstrasi uji iodin 1. Siswa bersama guru melakukan
terhadap larutan amilum; demonstrasi uji iodin terhadap larutan
amilum, kemudian mengisikan hasilnya
di kolom pada LKS.
Mengajukan pertanyaan arahan. Jawaban yang diharapkan:
• Apa warna larutan sebelum • Putih.
ditetesi iodin?
• Apa warna larutan setelah ditetesi • Biru tua
larutan iodin?
2. Meminta siswa memprediksi hasil jika 2. memprediksi hasil jika larutan iodin
larutan iodin dilakukan pada larutan dilakukan pada larutan nasi.
nasi.

Mengajukan pertanyaan arahan.


• Apa yang akan terjadi jika larutan
nasi ditetesi iodin?
3. Siswa melakukan demonstrasi uji iodin
3. Melakukan demonstrasi uji iodin terhadap larutan amilum, kemudian
terhadap larutan nasi; mengisikan hasilnya di kolom pada
LKS.
4. mengajak siswa menyimpulkan uji 4. Membuat kesimpulan uji iodin terhadap
iodin terhadap larutan amilum dan larutan amilum dan nasi.
nasi.
Kesimpulan yang diharapkan:
Amilum adalah makanan
5. Membagikan daun yang akan diuji 5. Siswa secara berkelompok
Sach (Daun yang tertutup sebagian) mempersiapkan peralatan praktik uji
dan peralatan serta bahan lainnya sach yang dibagikan guru.
untuk praktikum berkelompok;
Guru mengajak siswa memprediksi Siswa memprediksi fenomena yang akan
fenomena yang akan terjadi pada daun terjadi pada daun (pada bagian daun
(pada bagian daun yang terbuka dan yang terbuka dan daun yang tertutup)
daun yang tertutup) jika dilakukan uji
iodin

Mengajukan pertanyaan arahan.


• Apa warna daun sebelum ditetesi
iodin?
• Apa yang akan terjadi jika daun
ditetesi iodin? Berikan
penjelasannya.

6. Memfasilitasi siswa melakukan uji 6. Praktik uji Sach pada daun secara
Sach pada daun. berkelompok, selanjutnya mencatat dan
menggambarkan hasil pengamatan pada
LK
7. mengajak siswa menyimpulkan uji 7. Membuat kesimpulan uji Sach.
Sach pada daun.
Kesimpulan yang diharapkan:
Fotosintesis menghasilkan amilum yang
menjadi bahan makanan bagi tumbuhan.
Fotosintesis terjadi jika ada cahaya
matahari.
8. melakukan demonstrasi uji Ingenhouz; 8. Mengamati percobaan Ingenhouz yang
dilakukan guru
Mengajukan pertanyaan arahan. Jawaban yang diharapkan:
• Apakah tumbuhan ini bisa • tumbuhan dapat melakukan
melakukan fotosintesis? fotosintesis
• Dari mana tumbuhan ini • Dari udara di lingkungannya
memperoleh CO2?

9. Mengajak siswa mengamati 9. Mencatat data percobaan Ingenhouz


gelembung udara. yang dilakukan guru pada lembar kerja.

Mengajukan pertanyaan arahan. Jawaban yang diharapkan:


• Apa yang kalian lihat? • Adanya gelembung gas oksigen
• Dapatkan kalian mengatahui gas
yang dihasilkan tersebut
10. Mengajak siswa membuat penjelasan 10. Menjelaskan hasil percobaan
hasil percobaan Ingenhouzh Ingenhouzh

Penjelasan yang diharapkan;


• Fotosintesis menghasilkan gas
oksigen.
11. Mengajak siswa menjelaskan definisi 11. Menjelaskan definisi proses fotosintesis
proses fotosintesis dengan bantuan yang dikaitkan dengan perubahan energi
gambar dengan bantuan gambar, siswa
menuliskannya pada LK
3. Inquiry Lesson
Siswa membuat hubungan antara keberadaan cahaya matahari dan dihasilkannya amilum dan
juga oksigen. Siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi dan mengendalikan variabel
percobaan pengaruh cahaya terhadap proses fotosintesis. Kemudian, siswa merencanakan
percobaan pengaruh cahaya terhadap proses fotosintesis.

Pertanyaan arahan (Guiding questions):


• Apakah keberadaan cahaya di lingkungan mempengaruhi fotosintesis?
• Bagaimana kalian bisa mengetahui bahwa cahaya mempengaruhi fotosintesis?

Indikator Pencapaian Kompetensi


Merencanakan percobaan fotosintesis

Langkah-langkah Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


1. Mengajak siswa mengamati hasil uji 1. Siswa mengamati hasil uji sach dengan
Sach dengan menunjukkan daun yang menunjukan daun yang diujicobakan.
diujicobakan.

Pertanyaan arahan; Jawaban yang diharapkan;


• Jelaskan yang kamu lihat pada • Terdapat perbedaan hasil antara
daun ini. yang ditutup dengan yang tidak
ditutup.
• Pada bagian daun yang tertutup tidak
terjadi fotosintesis, sehingga tidak
dihasilkan amilum

• Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

2. meminta membuat hubungan antara 2. membuat hubungan antara keberadaan


keberadaan cahaya matahari dan cahaya matahari dan dihasilkannya
dihasilkannya amilum. amilum.

Pertanyaan arahan;
• Jelaskan hubungan antara cahayaPernyataan yang diharapkan;
• Cahaya
matahari dan proses fotosintesis. diperlukan dalam
fotosintesis. Tidak adanya cahaya,
fotosintesis tidak dapat terjadi,
amilum tidak dapat terbentuk.
3. mengajak siswa mengamati hasil 3. Membuat hubungan antara keberadaan
perangkat uji Ingenhouz untuk cahaya matahari dan dihasilkannya
membuat hubungan antara keberadaan oksigen.
cahaya matahari dan dihasilkannya
oksigen.

Pertanyaan arahan; Jawaban yang diharapkan;


• Bagaimana produksi oksigen jika • Oksigen yang dihasilkan akan
sumber cahaya dijauhkan dari berkurang.
perangkat percobaan? • Oksigen yang dihasilkan akan
• Bagaimana produksi oksigen jika berkurang.
perangkat percobaan disimpan di
tempat teduh?
4. Mengajak siswa menyimpulkan 4. Menyimpulkan variabel yang
variabel yang mempengaruhi mempengaruhi fotosintesis berdasarkan
fotosintesis berdasarkan pertanyaan pertanyaan arahan sebelumnya
arahan sebelumnya;

Pertanyaan arahan; Jawaban yang diharapkan;


• Berdasarkan diskusi kita, jadi apa • Cahaya
yang dapat mempengaruhi
produksi zat hasil fotosintesis?
5. Mengajak siswa mengidentifikasi dan 5. Mengidentifikasi dan mengendalikan
mengendalikan variabel percobaan variabel percobaan pengaruh cahaya
pengaruh cahaya terhadap proses terhadap proses fotosintesis.
fotosintesis.

Pertanyaan arahan; Jawaban yang diharapkan;


• Bagaimana kita bisa mengetahui • Kita harus melakukan percobaan
bahwa cahaya mempengaruhi dengan menyimpan di tempat terang
fotosintesis?. dan tempat teduh/membedakan
intensitas cahaya
6. Meminta siswa merencanakan 6. merencanakan percobaan pengaruh
percobaan pengaruh cahaya terhadap cahaya terhadap proses fotosintesis.
proses fotosintesis.

Petunjuk arahan; Aspek yang direncanakan;


• Ayo kita rencanakan • merencanakan prosedur;
percobaannya? Silahkan kalian • merencanakan tabel pengamatan;
rancang percobaan untuk • merencanakan analisis data;
pertemuan berikutnya
7. Meminta siswa melaporkan 7. Mengomunikasikan rencana percobaan
rencanapercobaan pengaruh pengaruh cahaya terhadap proses
cahaya terhadap proses fotosintesis (bisa dilakukan di luar jam
fotosintesis dan mengoreksinya pelajaran).
(bisa dilakukan di luar jam Memperbaiki rencana percobaan
pelajaran)
4. Inquiry Laboratory
Pada tahap ini, siswa melakukan percobaan pengaruh cahaya terhadap proses fotosintesis dan
mencatat data hasilnya. Selanjutnya, siswa mengolah/menafsirkan data hasil percobaan
(membuat diagram batang rata-rata jumlah oksigen setiap perlakuan cahaya). Akhirnya, siswa
merumuskan kesimpulan pengaruh cahaya terhadap fotosintesis. Selain itu, siswa mendiskusikan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi proses fotosintesis.

Pertanyaan arahan (Guiding questions):


• Bagaimana pengaruh cahaya terhadap proses fotosintesis berdasarkan hasil pengamatan?
• Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
• Faktor-faktor lain apakah yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis?

Indikator Pencapaian Kompetensi:


a. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis.
b. Melaksanakan percobaan cahaya terhadap hasil fotosintesis.
c. Menyusun laporan perc obaan cahaya terhadap hasil fotosintesis.

Langkah-langkah pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


1. Menayangkan/menyampaikan rencana 1. Mengkritisi dan memberi saran rencana
masing-masing kelompok (judul, percobaan kelompok lain
variabel bebas, dan variabel terikat
2. Mengajak siswa memprediksi hasil 2. Memprediksi hasil prcobaan kelompok
percobaan kelompok lain. lain.
Pertanyaan arahan;
• Apa prediksi hasil percobaan Jawaban yang diharapkan;
kelompok temanmu? • Memprediksi hasil sesuai dengan
variabel bebas dan variabel terikat
yang dipilih kelompok lain
3. Memfasilitasi siswa menyiapkan 3. Menyiapkan percobaan yang akan
percobaan yang akan dilakukan dilakukan.

4. Memfasilitasi siswa melaksanakan, , 4. Melaksanakan, mencatat, mengolah dan


mencatat, mengolah, dan menafsirkan menafsirkan data hasil percobaan
data hasil percobaan (membuat (membuat diagram batang rata-rata
diagram batang rata-rata jumlah jumlah oksigen setiap perlakuan
oksigen setiap perlakuan cahaya). cahaya). Selanjutnya di hasilnya di
Selanjutnya di hasilnya di tempel di tempel di dinding kelas
dinding kelas
5. Mengajak siswa di masing-masing 5. Setiap kelompok merumuskan
kelompok merumuskan kesimpulan kesimpulan pengaruh cahaya terhadap
pengaruh cahaya terhadap fotosintesis fotosintesis.
Pertanyaan arahan;
• Apa kesimpulan percobaan kalian Jawaban yang diinginkan;
berdasarkan data? • Membuat kesimpulan berdasarkan
hasil percobaan?
6. Memfasilitasi siswa untuk mengamati 6. Mengamati hasil percobaan kelompok
hasil percobaan kelompok lainnya lainnya (walking Galery).
(walking Galery) Menganalisisnya dan mendiskusikanny
7. Mengajak siswa menyimpulkan 7. Diskusi kelas menyimpulkan
keseluruhan hasil percobaan melalui keseluruhan hasil percobaan
diskusi kelas.

Pertanyaan arahan; Jawaban yang diharapkan;


• Apa kesimpulan dari keseluruhan • Cahaya mempengaruhi fotosintesis.
percobaan yang telah kalian Semakin banyak intensitas cahaya,
lakukan? semakin banyak hasil foto sintesis.
• Bagaimana jika intensitas cahaya • Ada jumlah optimum dan
semakin besar diberikan pada maksimum cahaya yang dapat
tumbuhan? ditoleransi oleh tumbuhan
8. Memfasilitasi siswa untuk 8. Mendiskusikan faktor-faktor lain yang
mendisukusikan faktor-faktor lain mempengaruhi proses fotosintesis.
yang mempengaruhi proses
fotosintesis

5. Real-World Application
Pada tahap ini, siswa diberi permasalahan meningkatnya jumlah CO2. Siswa membaca
data/situasi/kondisi perkotaan yang meningkatnya polutan CO2. Siswa menganalisis data-data
yang diberikan, mengajukan ide solusi permasalahan. Siswa menggunakan penalaran kausal
dalam mengusulkan solusi dalam meredesain gambar denah perkotaan berdasarkan pemahaman
topik fotosintesis.

Pertanyaan arahan (Guiding questions):


• Makhluk hidup seperti apakah yang menggunakan CO2 di udara?
• Bagaimana cara mengurangi jumlah CO2 di udara?

Indikator Pencapaian Kompetensi


• Mengusulkan solusi permasalahan menggunakan pemahaman fotosintesis. (LS-5)
Langkah-langkah Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa


1. Membagikan data/situasi/kondisi 1. Membaca dan menganalisis
perkotaan yang meningkatnya polutan data/situasi/kondisi perkotaan yang
CO2 serta dampaknya bagi kehidupan meningkatnya polutan CO2 serta
manusia dengan bantuan LK. Kasus dampaknya bagi kehidupan manusia.
juga berisi desain gambar denah
perkotaan yang penataannya tidak
memperhatikan ruang terbuka hijau.
2. Mengajak siswa merumuskan 2. Berdiskusi, mengajukan permasalahan
permasalahan berdasarkan data yang berdasarkan data yang diperoleh.
diperoleh
Jawaban yang diharapkan:
Mengajukan pertanyaan: • Jumlah CO2 yang meningkat dapat
• Apa permasalahan yang kalian membahayakan masyarakat di
temukan pada kasus tersebut? wilayah tersebut. Bagaimanakah
cara mengurangi CO2 yang terus
meningkat?
3. Mengajak siswa menyampaikan solusi 3. Mengajukan solusi permasalahan dalam
permasalahan yang telah ditemukan forum diskusi kelas.
dalam forum diskusi kelas

4. Mengajak siswa memberikan solusi 4. Meredesain gambar denah perkotaan


melalui redesain gambar denah berdasarkan pemahaman topik
perkotaan yang penataannya tidak fotosintesis (sebagai solusi) serta
memperhatikan ruang terbuka hijau memberikan alasan atas solusi yang
dan meminta penjelasannya diberikan.
5. Memfasilitasi siswa untuk mengamati 5. Mengamati hasil percobaan kelompok
hasil percobaan kelompok lainnya lainnya (walking Galery).
(walking Galery) Menganalisisnya dan
mendiskusikannya.
6. Mengajak siswa membuat rangkuman 6. Membuat rangkuman dalam keseluruhan
dalam keseluruhan pembelajaran pembelajaran tentang fotosintesis dalam
tentang fotosintesis dalam bentuk peta bentuk peta pikiran (mindmap
pikiran (mindmap)
D. PENUTUP
Setelah menyimak paparan konsep dan level inkuiri, mengamati demonstrasi pembelajaran IPA
berbasis inkuiri, dan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai level inkuiri, dan berlatih membuat
sequence of learning pada topik terpiliih diharapkan peserta memiliki pemahaman, gambaran dan
arahan bagaimana melaksanakan pembelajaran IPA berbasis inkuiri.
DAFTAR PUSTAKA

Kemdikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta; Kemdikbud
Kemdikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta; Kemdikbud.
Kemdikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 24
Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013.
Jakarta; Kemdikbud.
Sulaeman, A. A. (2018). Unit Pembelajaran IPA SMP Berbasis Inkuiri: Energi Dalam Sistem
Kehidupan: Topik Fotosintesis
Wenning, C. J. (2010). Level of inquiry: Using inquiry spectrum learning sequencesto teach science.
J. Phys. Teach. Educ. 5 (4); pp.11–2010
Wenning. C. J. (2005). Levels of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry processes.
J. Phys. Tchr. Educ. Online, 2 (3); pp 3-12
Wenning. C. J. (2011). The Levels of Inquiry Model of Science Teaching. J. Phys. Tchr. Educ.
Online, 6 (2); pp 9-16

Anda mungkin juga menyukai