Anda di halaman 1dari 7

PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI

A. Karakeristik Pembelajaran Berbasis Inkuiri


1. Pengertian Inkuiri
Beberapa definisi tentang inkuiri adalah:
a. Inkuiri ilmiah mengacu pada beragam cara di mana ilmuwan mempelajari
alam dan mengajukan penjelasan berdasarkan bukti yang berasal dari
penyelidikan mereka. Inkuiri juga mengacu pada kegiatan siswa dalam
mengembangkan pengetahuan dan pemahaman akan gagasan ilmiah, serta
pemahaman tentang bagaimana ilmuwan mempelajari alam. (National
Science Education Standards NRC).
b. Inkuiri ilmiah adalah cara ampuh untuk memahami sains. Siswa belajar
bagaimana mengajukan pertanyaan dan menggunakan bukti untuk
menjawabnya. Dalam proses pembelajaran inkuiri, siswa belajar melakukan
penyelidikan dan mengumpulkan bukti dari berbagai sumber,
mengembangkan penjelasan dari data, mengomunikasikan dan
mempertahankan kesimpulan mereka. " (National Science Teachers
Association NSTA)
Berdasarkan dua definisi tersebut maka pembelajaran inkuiri memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, merencanakan
penyelidikan untuk menjawab pertanyaan, mengumpulkan data/ bukti
berdasarkan hasil penyelidikan atau dari berbagai sumber, mengomunikasikan,
dan mempertahankan hasil penyelidikannya.
Berdasarkan definisi di atas maka kegiatan pembelajaran berorientasi
pada inkuiri membekalkan kemampuan pada siswa untuk melakukan inkuiri
ilmiah yang terdiri atas: mengidentifikasi pertanyaan yang mengarahkan pada
suatu penyelidikan ilmiah, merancang dan melakukan penyelidikan ilmiah,
menggunakan teknologi dan matematika untuk memperbaiki penyelidikan,
merumuskan dan merevisi penjelasan ilmiah dengan menggunakan logika dan
bukti, mengenali dan menganalisis penjelasan dan model alteratif, serta
mengomunikasikan dan mengajukan argumen ilmiah. Hal ini sejalan dengan
keterampilan Proses Sains menurut Conceptual Framework for New Science
Education Standards (2011) yaitu:
1) Mengajukan pertanyaan (untuk ilmu pengetahuan) dan mendefinisikan
masalah (untuk rekayasa)
2) Mengembangkan dan menggunakan model
3) Merencanakan dan melakukan investigasi
4) Menganalisis dan menafsirkan data
5) Menggunakan matematika dan berpikir komputasional
6) Membangun penjelasan (untuk ilmu pengetahuan) dan merancang solusi
(untuk rekayasa)
7) Terlibat dalam argumentasi ilmiah berdasarkan bukti
8) Mendapatkan, mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi

2. Pembelajaran Berbasis Inkuri


Karakteristik pembelajaran berbasis inkuiri dapat ditunjukkan oleh
performa guru dan performa siswa yang diuraikan berikut ini.

a. Performa guru dalam pembelajaran berbasis Inkuiri


Karakteristik pembelajaran berbasis inkuri menunjukkan performa guru sebagai
berikut:
1) Guru menyajikan pembelajaran yang berpusat pada siswa
2) Guru berfokus pada pertanyaan sebagai modus aktif dari inkuiri
3) Guru menantang siswa berpikir dan bertanya
4) Guru mendorong debat dan diskusi antarsiswa
5) Guru menyediakan berbagai tingkat dan alur penyelidikan
6) Guru menjadi atau pembimbing memberikan arahan sesedikit mungkin
7) Guru menunjukkan ketertarikan siswa untuk ikut aktif dan mencari informasi
dan gagasan baru .
8) Guru menghindari tampil dan bertindak otoriter
9) Guru menekankan pada bagaimana siswa tahu dan apa yang diketahui
siswa.
10) Guru menggunakan keterampilan bertanya yang tepat seperti waktu tunggu,
variasi, tingkat kesukaran, dan sebaran.
11) Guru menanggapi dengan tepat apa yang siswa katakan atau lakukan yang
berkontribusi pada pelajaran
12) Guru memunculkan, mengoreksi, dan memanfaatkan pengetahuan awal
siswa

b. Karakteristik pembelajaran berbasis inkuri menunjukkan performa siswa


sebagai berikut:
1) Siswa menggunakan penalaran induktif untuk menghasilkan
konsep/prinsip/hubungan berdasarkan pengamatan langsung dan/atau
penggunaan data yang diberikan oleh guru.
2) Siswa menggunakan penalaran induktif untuk menghubungkan variabel
bebas dan terikat untuk menetapkan hukum empiris berdasarkan bukti
yang dikumpulkan dari eksperimen.
3) Siswa menggunakan penalaran deduktif untuk membuat prediksi spesifik
berdasarkan prinsip umum atau hukum.
4) Siswa membuat keputusan, memberikan penjelasan dan/atau
mempertahankan kesimpulan berdasarkan bukti.
5) Siswa mengembangkan dan menguji hipotesis yang berfungsi sebagai
penjelasan tentatif untuk fenomena dan panduan untuk pengamatan lebih
lanjut dan/atau eksperimen.

B. Tahapan Pembelajaran berbasis inkuiri (Learning Sequence/Level of Inquiry)


Tahapan pembelajaran berbasis inkuiri terdiri atas:
1. Discover Learning, pada tahap ini siswa mengembangkan konsep berdasarkan
pengalaman tangan pertama (fokus pada keterlibatan aktif dalam membangun
pengetahuan).
2. Interactive Demonstration, pada tahap ini siswa terlibat dalam penjelasan &
prediksi - memungkinkan guru untuk mengidentifikasi dan menghadapi konsepsi
alternatif (menangani pengetahuan sebelumnya).
3. Inquiry Lesson, pada tahap ini siswa mengidentifikasi prinsip dan / atau hubungan
ilmiah (kerja sama yang digunakan untuk membangun pengetahuan yang lebih
terperinci).
4. Inquiry Laboratory, pada tahap ini siswa membuat hukum empiris berdasarkan
pengukuran variabel (kerja kolaboratif yang digunakan untuk membangun
pengetahuan yang lebih terperinci)
5. Real-world applications, pada tahap ini siswa memecahkan masalah yang
berkaitan dengan situasi otentik saat menggunakan pendekatan berbasis masalah
dan berbasis proyek.
6. Hypothetical Inquiry, pada tahap ini siswa menghasilkan hipotesis dan menguji
hipotesis/ eksplanasi untuk fenomena yang diamati (pengalaman bentuk sains
yang lebih realistis).

Keuntungan pembelajaran dengan Level of inquiry (LOI) adalah


Urutan pembelajaran LOI memberikan struktur pembelajaran siswa yang
berorientasi pada potensi siswa.
Guru dapat dengan lebih cepat merencanakan serangkaian pelajaran yang
berorientasi pada penyelidikan yang koheren.
Siswa mengalami semua fase penyelidikan yang bergerak dari dasar sampai pada
tingkat tinggi.
Siswa dapat memahami sains sebagai produk dan proses.
Tahapan pembelajaran berbasis inkuiri ini dapat dilakukan sepenuhnya dari tahap
pertama discovery learning sampai tahap enam hypothetical inquiry, namun bisa juga
tidak sampai level tertinggi, hal ini disesuaikan dengan karakteristik konten sainsnya.

C. Praktik Ilmiah dan Keterampilan Intelektual (Scientific Practices and Intellectual


Skills)
1. Rudimentary Skills (paling erat kaitannya dengan Discovery Learning)
a. Klasifikasi (penalaran induktif) - Mengkategorikan fenomena berdasarkan
kesamaan, atribut yang berbeda, atau kriteria lainnya. Misalnya,
mengelompokkan objek berdasarkan sifat yang dapat diamati.
b. Konseptualisasi (penalaran induktif) - Menggunakan observasi kritis terhadap
fenomena spesifik suatu fenomena untuk menciptakan sebuah abstraksi yang
dikenal sebagai sebuah konsep.
c. Concluding (inductive reasoning) - Membuat data kualitatif sederhana dengan
menggunakan penalaran ilmiah untuk menetapkan pernyataan jika-maka
atau hubungan serupa berdasarkan kesamaan.
d. Kontekstualisasi (penalaran induktif) - Setelah diperkenalkan pada sebuah
topik, siswa diminta untuk melakukan brainstorming contoh fenomena
tertentu.
e. Ordering (inductive reasoning) - Mengatur set objek secara berurutan dengan
menggunakan karakteristik umum.
f. Generalisasi (penalaran induktif) - Membuat pernyataan umum dengan
menyimpulkan dari kasus tertentu. Menggunakan pengamatan kritis terhadap
contoh spesifik suatu fenomena untuk menghasilkan asas kualitatif yang
menggambarkan hubungan antar variabel.
g. Permasalahan (penalaran induktif) - Mengidentifikasi secara umum masalah -
apakah itu pertanyaan, kebutuhan, ketidakpastian, atau keinginan - yang
memerlukan resolusi. Setelah meninjau kembali contoh-contoh fisik dari topik
yang sedang diperkenalkan, para siswa mengidentifikasi satu atau lebih
masalah yang membutuhkan solusi.

2. Keterampilan Dasar - (paling erat kaitannya dengan Demonstration Interactive)


a. Memperkirakan/ Estimating (penalaran deduktif) - Menentukan kira-kira
melalui perhitungan atau proses penalaran lainnya memperkirakan nilai suatu
kuantitas atau tingkat fenomena yang sedang dipertimbangkan.
b. Menjelaskan/ Explaining (penalaran induktif) - Menghipotesiskan,
menerjemahkan, menafsirkan, atau membuat jelas dengan memberikan
detail, informasi, atau gagasan tambahan.
c. Memprediksi (penalaran deduktif) - Meramalkan apa yang akan terjadi atau
akan menjadi konsekuensi suatu peristiwa atau tindakan di bawah keadaan
atau kondisi tertentu dengan menggunakan bukti empiris selama proses
ekstrapolasi.
d. Menggunakan pemikiran kondisional (penalaran deduktif) - Menggambar
kesimpulan dari pernyataan jika-maka.

3. Intermediate Skills (paling erat kaitannya dengan Inquiry Lesson)


a. Menerapkan informasi (penalaran deduktif) - Mengatasi masalah dalam situasi
baru dengan menerapkan pengetahuan, fakta, teknik dan peraturan yang
telah diperoleh sebelumnya dengan cara yang berbeda. Misalnya, informasi
dari pengalaman sebelumnya dengan sebuah fenomena digunakan untuk
mengembangkan eksperimen.
b. Menggambarkan hubungan (penalaran induktif) - Mengidentifikasi dan
meringkas hubungan (jika-kemudian pernyataan, undang-undang, dll.) Dalam
bentuk fisik terukur termasuk karakteristik atau kualitas yang relevan.
c. Membuat data kuantitatif sederhana (penalaran induktif) - Memeriksa data
untuk mencari dan mengidentifikasi tren dan kemungkinan hubungan fisik
atau matematis dengan menggunakan pendekatan seperti grafik atau korelasi.
d. Menggunakan pemikiran kombinatorial (penalaran induktif) - Penalaran
semua kemungkinan kombinasi, identifikasi semua kemungkinan cara di mana
sejumlah variabel dalam sistem tertentu dapat berinteraksi.
e. Menggunakan pemikiran korelasional (penalaran induktif) - Mengakui atau
menolak adanya hubungan sebab-akibat meskipun ada kejadian bersamaan
(kebetulan kebetulan). Misalnya, siswa dapat menjelaskan bahwa sementara
korelasi tidak menyiratkan sebab-akibat, kurangnya korelasi menyiratkan
kurangnya penyebab.

4. Keterampilan Terintegrasi - (paling erat kaitannya dengan Inquiry Laboratory)


a. Mendefinisikan dengan tepat masalah yang harus dipelajari (penalaran
induktif) - Jelas menyatakan, setelah meninjau bukti empiris, sebuah masalah
yang membutuhkan solusi.
b. Mendefinisikan secara tepat sistem yang akan dipelajari (penalaran deduktif) -
Menganalisis dan mengidentifikasi semua bagian interaksi dari fenomena fisik
termasuk bagian lingkungan alam yang terkait dengan pertanyaan yang harus
dijawab oleh eksperimen.
c. Merancang dan melakukan penyelidikan ilmiah yang terkontrol (penalaran
deduktif) -menetapkan hanya satu variabel independen dan satu variabel
dependen pada satu waktu, memegang semua variabel terkait lainnya yang
konstan selama percobaan.
d. Menafsirkan data kuantitatif untuk menetapkan undang-undang yang
menggunakan logika (penalaran induktif) - Menggunakan grafik atau
representasi atau penggambaran lainnya untuk menganalisis konsekuensi dari
perubahan variabel independen terhadap variabel dependen sehingga
mengidentifikasi prinsip organisasi.

Anda mungkin juga menyukai