Anda di halaman 1dari 6

INQUIRI LEARNING

1. Pengertian

Inquiry Based Learning didasari atas pemikiran John Dewey, seorang pakar pendidikan Amerika, yang
mengatakan bahwa pembelajaran, perkembangan, dan pertumbuhan seorang manusia akan optimal
saat mereka dihadapkan dengan masalah nyata dan substantif untuk dipecahkan. Ia percaya bahwa
kurikulum dan instruksi seharusnya didasarkan pada tugas dan aktivitas berbasis komunitas yang
integratif dan melibatkan para pembelajar dalam tindakan-tindakan sosial pragmatis yang membawa
manfaat nyata pada dunia. Inkuiri mengasumsi bahwa sekolah berperan sebaik mungkin untuk
mempermudah pengembangan diri sendiri (self - development). Oleh karena itu, inkuiri bersifat
berpusat pada siswa, menentukan supaya para siswa ikut serta secara aktif dalam pembelajarannya.

inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan
siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh pada keterlibatan siswa secara maksimal dalam
kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya diri pada siswa tentang apa yang ditemukan dalam
proses inkuiri.

2. Karakteristik

Sifat-sifat atau karakteristik yang ingin dimunculkan dari para siswa dalam lingkungan IBL ini, menurut
Neil Postman dan Charles Weingartner dalam Nuhardi, dkk, (2009:9) adalah:

a. Percaya diri terhadap kemampuan belajarnya.

b. Senang saat berusaha memecahkan masalah.

c. Percaya pada penilaian sendiri dan tidak sekedar bergantung pada penilaian orang lain maupun
lingkungan.

d. Tidak takut menjadi salah.

e. Tidak ragu dalam menjawab.

f. Fleksibilitas pandangan.

g. Menghargai fakta dan mampu membedakan antara fakta dan opini.

h. Tidak merasa perlu mendapat jawaban final untuk semua pertanyaan dan lebih merasa nyaman saat
tidak mengetahui jawaban dari pertanyaan sulit daripada sekedar menerima jawaban yang terlalu
disederhanakan.
3. Sintaks

1) Stimulasi (Stimulation), dalam tahapan ini pendidik mengidentifikasi ketersediaan konten dari aneka
sumber belajar yang sesuai dengan materi yang dibahas, untuk dipelajari oleh peserta didik atau
dirumuskan beberapa pertanyaan terkait konten tersebut untuk jadi acuan peserta didik dalam
membuat persoalan sendiri.

2) Identifikasi Masalah (Problem statement ): memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi berbagai persoalan yang ada dalam konten materi tersebut,

3) Mengumpulkan informasi/data (Data collection) : memberikan kesempatan kepada peserta didik


untuk menggali lebih luas persoalan yang telah dibuat berdasarkan pemahaman dari konten tersebut,
melalui perngumpulan berbagai informasi yang relevan dengan cara membaca literatur baik secara
online maupun offline, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber atau melakukan uji coba
sendiri dan lain-lain oleh peserta didik,

4) Pengolahan informasi/data (Data prossesing): berikutnya peserta didik secara kelompok ataupun
mandiri melakukan pengolahan, pengacakan, pengklasifikasian, pentabulasian bahkan penghitungan
data pada tingkat kepercayaan tertentu,

5) Verifikasi hasil (Verification): pendidik mengarahkan peserta didik untuk melakukan pembuktian dari
hipotesis atau pernyataan yang telah dirumuskan berdasarkan hasil pengolahan informasi yang telah
ada. Setelah itu mempresentasikan di depan pendidik dan peserta didik yang lain untuk mendapat
masukan.

6) Generalisasi (Generalization ): peserta didik menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu


berdasarkan hasil verifikasi dan masukan dari pendidik dan peserta didik lainnya.

4. Rencana Pelaksanaan pembelajaran

5. Video analisis
6. Analisis inquiry learning

Adapun kelebihan model dengan pendekatan Inquiry Based Learning menurut Sagala (2009, h.69)
sebagai berikut:

a. Kelebihan Model Inquiry Based Learning

1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri peserta didik, sehingga peserta
didik dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.

3) Mendorong peserta didik berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur, dan
terbuka.

4) Mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri.

5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan peserta didik untuk belajar sendiri.

9) Peserta didik dapat menghindari dari cara-cara belajar tradisional.

10) Dapat memberikan waktu pada peserta didik secukupnya sehingga

mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

b. Kekurangan Model Inquiry Based Learning menurut Sagala (2009,

h.69) sebagai berikut:

1) Diharuskan adanya kesiapan mental pada peserta didik.

2) Perlu adanya proses penyesuaian/adaptasi dari metode tradisional ke pendekatan ini.

3) Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit
menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
English Ver.

1. Interpretation of inquiry learning

Inquiry Based Learning is based on the thinking of John Dewey, an American education expert, who said
that learning, development and growth of a human being will be optimal when they are faced with real
and substantive problems to solve. He believes that curriculum and instruction should be based on
integrative community-based tasks and activities and involve learners in pragmatic social actions that
bring real benefits to the world. Inquiry assumes that schools do their best to facilitate self-
development. Therefore, inquiry is student-centered, determining that students participate actively in
their learning.

Inquiry means a series of learning activities that maximally involves all students' abilities to seek and
investigate systematically, critically, logically, analytically, so that they can fully formulate their own
findings on maximum student involvement in learning activities, develop self-confidence in students
about what is found in the process of inquiry.

2. Characteristics

The traits or characteristics that students want to raise in the IBL environment, according to Neil
Postman and Charles Weingartner in Nuhardi, et al, (2009: 9) are:

a. Confident in their learning abilities.

b. Enjoys trying to solve problems.

c. Believe in self-judgment and do not rely solely on the judgments of others or the environment.

d. Not afraid of being wrong.

e. Do not hesitate in answering.

f. Flexibility of views.

g. Respect facts and be able to distinguish between facts and opinions.

h. Don't feel the need to get the final answers to all the questions and feel more comfortable not
knowing the answers to tough questions than simply accepting overly simplified answers.

3. Syntax

1) Stimulation, in this stage the educator identifies the availability of content from various learning
sources in accordance with the material being discussed, to be studied by students or formulated
questions related to the content to be a reference for students in making their own problems.
2) Identification of Problems (Problem statement): provide opportunities for students to identify various
problems that exist in the content of the material,

3) Collecting information / data (Data collection): providing opportunities for students to explore more
broadly the problems that have been made based on the understanding of the content, through
collecting various relevant information by reading literature both online and offline, observing objects,
interviews with resource persons or conducting their own trials and others by students,

4) Information / data processing (data processing): then students in groups or independently carry out
processing, randomization, classification, tabulation and even data counting at a certain level of
confidence,

5) Verification of results (Verification): educators direct students to verify hypotheses or statements that
have been formulated based on the results of existing information processing. After that, presenting it in
front of educators and other students to get input.

6) Generalization: students draw certain conclusions or generalizations based on the results of


verification and input from educators and other students.

4. Learning Implementation Plan

5. Video analysis

6. Inquiry learning analysis

The advantages of the model with the Inquiry Based Learning approach according to Sagala (2009, p.
69) are as follows:

a. Advantages of Inquiry Based Learning Model

1) Can form and develop "self-concept" in students, so that students can understand the basic concepts
and ideas better.

2) Assist in using memory and transfer in new learning process situations.


3) Encourage students to think and work on their own initiative, be objective, honest, and open.

4) Encourage students to think intuitively and formulate their own hypotheses.

5) Provide intrinsic satisfaction.

6) The learning process situation becomes stimulating.

7) Can develop individual talents or skills.

8) Give students the freedom to learn on their own.

9) Students can avoid traditional learning methods.

10) Can give students enough time so that

they can assimilate and accommodate information.

b. Weaknesses of the Inquiry Based Learning Model according to Sagala (2009,

p.69) as follows:

1) It is necessary to have mental readiness in students.

2) There needs to be a process of adaptation / adaptation from traditional methods to this approach.

3) In implementing it, it takes a long time so that teachers often find it difficult to adjust to the
predetermined time.

Anda mungkin juga menyukai