Anda di halaman 1dari 8

Nama : Linda Fitriatus Sa’adah

NIM : 170351616602

OFF : A

Email : fitrilinda145@gmail.com

Judul : Pengaruh Model Pemelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berfikir
Kritis Siswa pada Materi Pencemaran Lingkungan

Variabel Penelitian :
1. Variabel bebas pada penelitian ini ialah model pembelajaran yang diterapkan (model
pembelajaran Problem Based learning pada kelas eksperimen dan model pembelajaran
yang biasa diterapkan oleh guru IPA sekolah tersebut pada kelas kontrol).
2. Variabel kontrol pada penelitian ini ialah materi pencemaran lingkungan.
3. Variabel terikat pada penelitian ini ialah kemampuan Berfikir kritis siswa.
Definisi Operasional :
1. Model Pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Pengertian strategi pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik
untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta
didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan
sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
2. Berfikir Kritis
Berfikir kritis merupakan kemampuan kognitif yang digunakan untuk mengutamakan
sesuatu dengan penuh keyakinan karena bersandar pada alasan yang logis dan bukti
empiris yang kuat. Berfikir kritis adalah proses berfikir sistematis dalam mencari
kebenaran dan membangun keyakinan terhadap sesuatu yang dikaji dan ditelaah secara
faktual dan realistis. Dalam lingkungan sekolah, Johnson mengatakan secara spesifik
bahwa berfikir kritis adalah suatu proses yang teroganisir sehingga memungkinkan
peserta didik mengevaluasi fakta, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari
pernyataan orang lain
3. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya atau dimasukkannya kontaminan
oleh manusia ataupun proses alam ke dalam lingkungan yang menyebabkan kerugian
bagi manusia atau makhluk hidup lainnya. Materi pencemaran lingkungan terdapat pada
KD 3.8 yakni menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi
ekosistem. KD ini diajarkan pada kelas VII dalam Kurikulum 2013.
Definisi Teoristis
1. Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada peserta didik. Pengertian strategi pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk
memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan
sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.9
Tujuan model problem based learning adalah sebagai berikut :
1) Memahami siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan pemecahan masalah.
Berbagai ide telah digunakan untuk memberikan cara berfikir seseorang yang
melibatkan kemampuan untuk menganalisi, mengkritik dan mecapai kesimpulan
berdasarkan pada inferensi atau pertimbangan yang seksama.
2) Belajar peranan orang dewasa yang autentik. Artinya mendorong kerjasama
peserta didik dalam menyelesaikan tugas dan mendorong peserta didik untuk
dapat menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahaman terhadap
fenomena itu secara mandiri.
3) Menjadi pembelajar yang mandiri. Dengan bimbingan guru yang berulangulang
mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan, mencari
penyelesaian terhadap pemecahan masalah nyata, siswa belajar sendiri untuk
menyelesaikan tugas-tugas ini secara mandiri dalam hidupnya kelak.1

Langkah-langkah Problem Based Learning5

No Tahap Atau Tingkah Laku Guru


Langkah-
Langkah
1 Orientasi siswa Guru menerangkan materi
pada masalah menggunakan bagan dikotomi konsep
dan tujuan pembelajaran, mengajukan
fenomena atau demostrasi atau cerita
untuk memunculkan masalah,
memotivasi siswa untuk terlibat dalam
pemecahan masalah yang dipilih.

2 Mengorganisasi Guru membantu peserta didik untuk


siswa untuk mendefinisikan dan
belajar mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.

3 Membimbing Guru mendorong peserta didik


penyelidikan untukmengumpulkan informasi yang
individual atau sesuai, melaksanakan eksperimen,
kelompok untuk mendapatakan penjelasan dan
pemecahan masalah.

4 Mengembangkan Guru membantu peserta didikdalam


dan menyajikan merencanakan dan menyiapkan karya
hasil karya yang sesuai seperti laporan, video dan
model serta membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.

5 Menganalisi dan Guru membantu siswa untuk


mengevaluasi melakukan refleksi atau evaluasi
proses bagan terhadap penyelidikan mereka dan
dikotomi konsep proses-proses yang mereka gunakan.
pemecahan
masalah

Dari langkah – langkah problem based learning tersebut terlihat jelas bahwa
model ini dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif. Selain itu
menumbuhkan sikap untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah serta
menumbuhkan rasa kebersamaan antar peserta didik.
Kelebihan Problem Based Learning
1) Siswa lebih memahami peta konsep yang diajarkan, sebab mereka sendiri
yang menemukan konsep tersebut
2) Melibatkan secara aktif peserta didik untuk memecahkan masalah dan
menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi
3) Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki siswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna
4) Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat
meningkatkan motivasi dan ketertarikan peserta didik terhadap bahan yang
dipelajari
5) Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi
dan menerima pendapat orang lain, menanmkan sikap sosial yang positif
diantara siswa
6) Pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi
terhadap pembelajar dan temannya, sehingga pencapaian ketuntasan
belajar siswa dapt diharapkan.1
2. Berfikir kritis
Berfikir Kritis merupakan kemampuan kognitif yang digunakan untuk mengutamakan
sesuatu dengan penuh keyakinan karena bersandar pada alasan yang logis dan bukti
empiris yang kuat. Berfikir kritis adalah proses berfikir sistematis dalam mencari
kebenaran dan membangun keyakinan terhadap sesuatu yang dikaji dan ditelaah secara
faktual dan realistis. Dalam lingkungan sekolah, Johnson mengatakan secara spesifik
bahwa berfikir kritis adalah suatu proses yang teroganisir sehingga memungkinkan
peserta didik mengevaluasi fakta, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan
orang lain
Tujuan Berfikir Kritis
Melalui aktifitas pembelajaran berfikir kritis diantaranya yaitu ;
a. Peserta didik dapat memahami dan menguasai tahapan-tahapan berfikir ilmiah
b. Mengkaji suatu obyek secara komprehensif dengan melibatkan proses berfikir
aktif dan reflektif,
c. Mempelajari sesuatu secara sistematis dan terorganisir dalam menemukan inovasi
dan solusi orisinal
d. Membangun argumen dan opini berdasarkan bukti-bukti empiris dan alasan yang
rasional
e. Membuat keputusan dengan mempertimbangkan berbagai komponen secara adil
dan bijaksana.
3. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya atau dimasukkannya kontaminan
oleh manusia ataupun proses alam ke dalam lingkungan yang menyebabkan kerugian
bagi manusia atau makhluk hidup lainnya. Materi pencemaran lingkungan terdapat pada
KD 3.8 yakni menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi
ekosistem. KD ini diajarkan pada kelas VII dalam Kurikulum 2013.
Pencemaran berdasarkan tempatnya diklasifikasikan mejadi 3 macam, yaitu:
a. Pencemaran air
Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke
dalam air sehingga kualitas air menurun sampai ketingkat tertentu sehingga air kurang
atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Air dikatakan tercemar
apabila air itu berubah, baik dari segi warna, bau, pH, maupun rasanya. Faktor
penyebab pencemaran air adalah limbah industri, limbah rumah tangga, limbah
pertanian, serta aktivitas gunung berapi. Dampak dari pencemaran air antara lain
adalah penurunan kualitas air, menyebabkan gangguan kesehatan, pemekatan hayati,
serta mengganggu pemandangan.
b. Pencemaran udara
Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke
dalam udara sehingga kualitas udara menurun sampai ketingkat tertentu sehingga
udara kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Pencemar
udara diantaranya adalah debu, asap, dan gas buangan yang mengandung zat
berbahaya seperti CO, CO2, NO, SO2, dan CFC. Pencemaran udara dikelompokkan
menjadi 2 yakni pencemaran udara primer dan pencemaran udara sekunder. Faktor
penyebab pencemaran udara ada 2 yakni faktor alam dan faktor manusia. Pencemaran
udara mampu mengakibatkan hujan asam, efek rumah kaca, rusaknya lapisan ozon,
serta gangguan pernapasan (Mundilarto, dkk., 2011).
c. Pencemaran tanah
Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke
dalam tanah sehingga kualitas tanah menurun sampai ketingkat tertentu sehingga tanah
kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Faktor penyebab
pencemaran tanah yaitu limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.
Pencemaran tanah dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terganggunya ekosistem
dibawah tanah, dan sebagainya.

Instrumen/Metode Pengukuran
Dari berbagai macam instrumen salah satunya yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian yang tepat dan akurat dapat dilihat pada Tabel 3.2
dibawah ini dengan jenis instrumen yang disesuaikan dengan tujuannya, sumber
data yang digunakan dalam instrumen tersebut serta waktu memberikan instrumen
tersebut.
Tabel 3.2
Instrument Penelitian

Jenis Target Pencapaian Sumber Waktu


Instrument Instrumen Keterangan

Tes Essay Dapat mengetahui Peserta Didik Di awal


keterampilan berfikir kritis SMPN 4 dan di
pelajar memakai lima Malang akhir
indikator sesudah proses
pembelajaran model pembel
Problem Based Learning ajaran

1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis


Tes tertulis yang digunakan adalah bentuk tes essay guna mengukur
kemampuan berfikir kritis peserta didik dilakukan melalui pengujian kepada
ahli yang menyertakan dosen ahli selaku validator. Nilai yang diperoleh
dengan menggunakan rumus :
NP = R/SM x 100
Keterangan:
NP = Nilai persen yang diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal dari tes kemampuan berfikir kritis
100 = Bilangan tetap
Kemudian dianalisis menggunakan rumus Normalized Gain (N-Gain) sebagai
berikut :

N Gain yang diperoleh pada tes kemampuan berifikir kritis peserta didik
(pretes dan postest) dapat dilihat pada Tabel 3.3 dibawah ini.

3.3
Kategori Skor N Gain

Nilai N Gain Kategori

Kategori ≥ 0,70 Tinggi

0,30 < N Gain < 0,70 Sedang

≤30 Rendah

Sumber : Meltzer “ The Relatioship Netwex Mathematics Preparation and


Conceptual Learning Gain in Physics : a possible “Hidden Variable”, in
Diagnostic Pretest Score, Jurnal Am. J. Physics, 2002 h. 3
Setelah nilainya diperoleh maka untuk menentukan kategori berfikir kritis
tinggi, sedang dan rendah skor diubah kedalam bentuk persentase dengan
kategori dibawah ini :
Tabel 3.4
Kriteria Nilai Berfikir Kritis

Presentase Kategori

86-100 % Tinggi

55-85 % Sedang

≤-54 % Rendah

Anda mungkin juga menyukai