Oleh :
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
i
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL PRAKTEK USAHA PETERNAKAN
“Buffalo Brothers” Leather Processing Company
Oleh :
Mengetahui: Menyetujui
Ketua Komisi Tugas Akhir Dosen Pembimbing PUP
Mengetahui:
Ketua Program Studi Peternakan
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas seluruh limpahan nikmat,
rahmat, dan karunia-NYA kepada penulis sehingga proposal kegiatan Praktek
Usaha Peternakan (PUP) ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Proposal ini berjudul “Buffalo Brothers” Leather Processing Company yang kami
buat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas Praktek Usaha
Peternakan (PUP).
Praktek Usaha Peternakan (PUP) merupakan salah satu kegiatan akademis
yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa peternakan melalui pendirian usaha
berbasis peternakan yang dilakukan secara mandiri. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan bekal pengalaman kepada mahasiswa untuk mendirikan usaha
berbasis peternakan di kemudian hari.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, proposal ini
tidak akan terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Ir. Asmah Hidayati MP selaku Ketua Program Studi Peternakan yang
telah banyak membina kelancaran proses studi.
2. Septi Nur Wulan Mulatmi, S.Pt.,M.Sc Selaku pembimbing yang telah
membimbing kami dalam menyusun proposal ini.
3. Septi Nur Wulan Mulatmi, S.Pt.,M.Sc selaku Wali Kelas atas dukungan
dan semangat yang telah diberikan kepada penulis.
4. Orang tua yang telah memberi dukungan moral, finansial, serta do’a untuk
kelancaran pembelajaran penulis.
5. Teman-teman sekalian yang telah mendukung dan memberi semangat kepada
penulis.
Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Alasan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3. Tujuan ........................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA .......................................... 4
2.1. Kondisi Umum Lingkungan ......................... Error! Bookmark not defined.
2.2. Peluang Pasar dan Target Usaha.................................................................... 4
2.3. Deskripsi dan Keunggulan Produk ............... Error! Bookmark not defined.
2.4. Penentuan Harga Produk .............................. Error! Bookmark not defined.
2.5. Kelayakan Usaha ........................................................................................... 7
2.6. Metode Pemasaran ....................................................................................... 12
BAB III. METODE PELAKSANAAN ................................................................ 14
3.1. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 14
3.2. Skala Usaha ................................................................................................. 14
3.3. Materi ........................................................................................................... 14
3.4. Metode Pelaksanaan .................................................................................... 15
3.5. Metode Penanganan ..................................................................................... 16
3.6. Metode Pemasaran ....................................................................................... 16
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................. 18
4.1. Anggaran Biaya ........................................................................................... 18
4.2. Jadwal kegiatan ............................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20
vi
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bisnis pengolahan kulit yang secara populer disebut perusahaan
penyamakan kulit. Proses penyamakan kulit unutuk dijadikan sebuah produk yang
mempunyai nilai jual tinggi. Kulit didapat dari rumah potong hewan lalu di proses
pengawetan, penyamakan, pewarnaan hingga menghasilkan kuliat yang siap
diolah menjadi suatu produk seperti tas, sepatu, dan dompet.
Pengelolahan kulit di Industri penyamakan kulit dan finishing, Anda akan
setuju bahwa dalam lima tahun terakhir, pendapatan yang dihasilkan dari industri
sedikit meningkat. Sementara kondisi ekonomi yang membaik telah mendorong
permintaan hilir dari pasar otomotif, industri ini terus dipengaruhi oleh persaingan
impor. Industri kulit di Indonesia sangat kurang bisa bersaing karena masih
menggantungkan inovasi dari luar negeri seperti halnya pengolahan kulit yang
masih dibilang kurang maksimal sehingga membutuhkan bahan olahan dari impor
kulit dan Design yang kurang bisa di terima oleh customer karena pasar yang
salah yaitu masyarakat Indonesia sangat sedikit menggunakan stylish layaknya
cowboy sehingga peminatnya rendah
Industri ini juga akan menghadapi peningkatan persaingan dari produk
pengganti seperti kulit imitasi. Karena dolar AS diperkirakan akan membaik,
tingkat impor yang tinggi akan bertahan dan ekspor akan terus menurun.
Akibatnya, pendapatan industri diperkirakan menurun selama lima tahun.
Industri Penyamakan Kulit dan Industri Finishing adalah sektor ekonomi
yang berkembang pesat di Amerika Serikat dan mereka menghasilkan lebih dari $
2 miliar per tahun dari lebih dari 1.322 perusahaan penyamakan kulit terdaftar dan
berlisensi dan perusahaan finishing yang tersebar di seluruh Amerika Serikat.
Industri ini bertanggung jawab untuk mempekerjakan lebih dari 4.365 orang. Para
ahli memproyeksikan industri akan tumbuh pada tingkat tahunan 1,3 persen dari
2012 hingga 2017. Lear Corporation memiliki pangsa pasar terbesar di industri
Penyamakan Kulit dan Industri Finishing di Amerika Serikat.
Industri kulit di Indonesia harus bisa bersaing dari negara yang
memproduksi kulit yang bahan bakunya dari Indonesia, maka dari itu inovasi
design harus di tingkatkan seperti kulit bermotif batik yang akan bisa bersaing di
2
manca negara karena ada perbedaan karakert kulit yang bisa memikat hati
customer untuk membeli karena ada nilai di dalam produk kulit karya anak
bangsa.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh IBISWORLD
menunjukkan bahwa industri Penyamakan Kulit dan Penyelesaian beroperasi
dengan intensitas modal yang rendah, karena sementara operator memang
membutuhkan mesin untuk banyak proses produksi, kebutuhan mesin industri
berada pada skala yang lebih kecil daripada industri manufaktur lainnya, dan
tenaga kerja adalah input utama produksi.Laporan tersebut juga menunjukkan
bahwa upah menyumbang sekitar 8,2 persen dari pendapatan pada 2017,
sementara 0,8 persen dari pendapatan dialokasikan untuk biaya penyusutan. Oleh
karena itu, IBISWorld memperkirakan bahwa untuk setiap $ 1,00 yang dihabiskan
untuk upah karyawan, operator industri akan menghabiskan $ 0,10 dalam
investasi modal.
Satu hal yang baik tentang bisnis pengolahan kulit adalah bahwa bisnis
dapat ditargetkan di pasar nasional atau internasional tergantung pada kapasitas
keuangan Anda. Bisnis pengolahan kulit adalah industri yang menguntungkan dan
terbuka bagi setiap pengusaha yang bercita-cita untuk datang dan membangun
bisnisnya dan masih bersaing untuk pasar yang tersedia dan menghasilkan
keuntungan.
Uraian di atas yang melatar belakangi pendirian usaha pengolahan kulit buffalo
brothers dengan target penjualan sebanyak 20 Item dalam waktu 2 bulan masa
program Praktek Usaha Peternakan dan menghasilkan penerimaan yang
menguntungkan dari modal operasional yang dikeluarkan. Pelaksanaan program
PUP ini diharapkan mampu memberikan manfaat berupa meningkatkan dan
mengembangkan jiwa berwirausaha mahasiswa peternakan dalam mengolah ayam
dengan memberikan inovasi ceker ayam pedas tanpa tulang.
1.2. Tujuan
Tujuan dari program dilaksanakannya Praktek Usaha Peternakan (PUP)
adalah :
1. Meningkatkan keterampilan mahasiswa peternakan dalam berwirausaha
secara mandiri
3
Demikian juga, kami cukup sadar bahwa salah satu ancaman utama yang
kemungkinan besar akan kami hadapi adalah penurunan ekonomi dan kebijakan
pemerintah yang tidak menguntungkan. Ancaman lain yang mungkin akan
menghadang kita adalah kedatangan pabrik pemrosesan kulit baru di lokasi yang
sama dengan lokasi perusahaan kita.
2.3. Analisa Pasar
2.3.1. Ketergantungan Pasar
Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa industri Penyamakan
Kulit dan Finishing sedang mengalami masa transisi. Setelah bertahun-tahun
offshoring dan outsourcing, beberapa operator industri mempertimbangkan
membawa produksi kembali ke Indonesia untuk menghindari kenaikan harga di
China dan Amerika Serikat biaya overhead yang tinggi terkait dengan
pembuatan di luar negeri. Laporan ini juga menunjukkan bahwa reshoring juga
akan menghasilkan waktu penyelesaian yang lebih singkat antara produksi dan
penjualan, serta kontrol yang lebih besar terhadap operasi manufaktur.
Industri pengolahan kulit mengadopsi pendekatan ramah lingkungan
terhadap produksi dan pengemasan produk-produknya. Faktanya, penerapan
praktik ramah lingkungan industri akan mendorong konsumen yang sadar
lingkungan untuk membeli produknya, sambil meningkatkan efisiensi operator.
2.3.2. Target Pasar
Menjual dompet hasil olahan kulit sapi memang ada berbagai pelanggan
yang tersedia. Mengingat hal itu, kami telah melakukan riset pasar dan kami
memiliki ide tentang apa yang diharapkan dari target pasar kami. Kami berada
dalam bisnis untuk menjual olahan kulit sapi yang berupa dompet kulit sapi ke
kelompok orang berikut ini;
1. Dosen Peternakan
2. Dosen UMM
3. Masyarakat Menengah Atas
4. Mahasiswa Peternakan
5. Mahasiswa FEB
7
Keunggulan Kompetitif
Sebuah studi dekat dari industri ini mengungkapkan bahwa pasar telah menjadi
jauh lebih kompetitif selama dekade terakhir. Faktanya, Anda harus sangat kreatif,
berpusat pada pelanggan dan proaktif jika Anda harus bertahan dalam industri ini.
Kami menyadari persaingan yang ketat dan kami siap untuk bersaing dengan
perusahaan lain di Dallas - Texas dan di seluruh Amerika Serikat.
Mengingat hal itu, Perusahaan Pemrosesan Kulit Texas Brothers meluncurkan
merek pemrosesan kulit standar yang memang akan menjadi pilihan pilihan bagi
produsen yang menggunakan kulit olahan di setiap kota tempat produk kami akan
dijual.
Produksi barang saat ini disukai oleh pasar, kemampuan kami untuk
mengendalikan stok yang ada dan tentu saja pasokan input kunci yang terjamin
adalah yang teratas dalam daftar kami dalam hal keunggulan kompetitif.
Demikian juga, bagian dari apa yang akan dihitung sebagai keunggulan kompetitif
untuk Texas Brothers® Leather Processing Company, Inc. adalah pengalaman
luas dari tim manajemen kami, kami memiliki orang-orang yang berpengalaman
dan memahami bagaimana mengembangkan bisnis dari awal untuk menjadi
fenomena nasional.
Demikian juga, kami memiliki akses ke kulit mentah dalam jumlah besar per
waktu, dan jaringan distribusi nasional kami yang besar dan tentu saja budaya
layanan pelanggan kami yang luar biasa pasti akan dianggap sebagai kekuatan
yang kuat untuk bisnis ini.
Terakhir, karyawan kami akan diurus dengan baik, dan paket kesejahteraan
mereka akan menjadi yang terbaik dalam kategori kami di industri; artinya
mereka akan lebih dari bersedia untuk membangun bisnis bersama kami dan
membantu mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mencapai semua tujuan dan
sasaran kami. Kami juga akan memberikan kondisi kerja dan komisi yang baik
kepada agen penjualan lepas yang akan kami rekrut dari waktu ke waktu.
2.4. Kelayakan Usaha
Pengertian kelayakan menurut Jumingan (2009) dalam Afiyah et al.,
(2015) merupakan penilaian yang menyeluruh untuk menilai keberhasilan suatu
usaha, dan studi kelayakan usaha mempunyai tujuan menghindari keterlanjuran
8
penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak
menguntungkan. Studi kelayakan usaha atau bisnis merupakan suatu kegiatan
mengevaluasi, menganalisis, dan menilai layak atau tidak suatu usaha bisnis
dijalankan. Secara umum, tujuan diadakan studi kelayakan khususnya bagi
investor yaitu menghindari keterlanjuran investasi atau penanaman modal yang
terlalu besar untuk suatu proyek atau kegiatan usaha yang ternyata tidak
menguntungkan.
Untuk menganalisis kelayakan usaha dalam suatu usaha dapat
menggunakan Analisis Kelayakan Investasi. Analisis Kelayakan Investasi atau
Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan
rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat
dalam tahapan analisis usaha. Pembahasan dalam aspek finansial ini yaitu sumber
dan penggunaan dana, modal kerja, pendapatan, biaya usaha, serta aliran kas atau
arus kas (cash flow).
2.5.1. Sumber Dana
Sumber dana merupakan hal yanh penting dalam penyediaan modal
usaha. Analisis sumber dan penggunaan dana atau yang disebut dengana
analisis aliran dana, merupakan alat finansial yang sangat penting bagi
manajemen keuangan, disamping alat finansial lainya. Maksud utama analisis
tersebut adalah untuk mengetahui bagaimana dana digunalan dan bagaimana
dana tersebut dibelanjakan (Budiarjo et al., 2015).
a. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap (konstan) dan tidak tergantung
pada volume produksi. Biaya tetap dalam usaha ini meliputi biaya listrik dan
biaya penyusutan peralatan penunjang produksi meliputi kompor, blender,
timbangan, dan alat lainnya . Rincian biaya adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Rincian Biaya Tetap Boneless Spicy Chicken Feet
No Uraian Kuantitas Satuan Harga Jumlah
1 Blender 1 buah Rp275.000 Rp275.000
2 Baskom 1 buah Rp20.000 Rp20.000
3 Design Stiker 1 lembar Rp30.000 Rp30.000
4 Kotak Makan 150 buah Rp3.000 Rp450.000
9
Plastik
5 Gas Elpiji 2 buah Rp20.000 Rp40.000
6 Pisau 1 buah Rp10.000 Rp10.000
7 Timbangan 1 buah Rp75.000 Rp75.000
8 Wajan 1 buah Rp72.500 Rp72.500
Total Rp972.500
b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan maupun volume penjualan (Carter, 2009).
Rincian biaya variabel pada usaha ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Biaya Variabel Boneless Spicy Chicken Feet
No Material Kuantitas satuan Harga Jumlah
1 Ceker Ayam 10 kg Rp40.000 Rp400.000
2 Cabai 1 kg Rp45.000 Rp45.000
3 Bawang Merah 1 kg Rp26.000 Rp26.000
4 Bawang Putih 1 kg Rp28.000 Rp28.000
5 Daun Bawang 2 ikat Rp5.000 Rp10.000
6 Tomat ½ kg Rp10.000 Rp5.000
7 Saos Tiram 1 botol Rp15.000 Rp15.000
8 Saos Extra Pedas 2 bungkus Rp20.000 Rp40.000
9 Lada ½ kg Rp22.500 Rp11.250
10 Gula 1 kg Rp13.000 Rp13.000
11 Kecap Ikan 1 botol Rp11.000 Rp11.000
12 Minyak Wijen 1 botol Rp28.000 Rp28.000
13 Minyak Goreng 2 liter Rp22.600 Rp45.200
14 Es Batu 10 bungkus Rp2.500 Rp25.000
15 Cabe Bubuk ½ kg Rp25.000 Rp12.500
Total Rp714.950
Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara proporsional dengan
kuantitas volume produksi atau penjualan. Jika kuantitas produksi naik atau
10
bertambah maka biaya variabel akan ikut bertambah sebesar perubahan kuantitas
dikalikan biaya variabel per satuan.
c. Biaya total
Biaya total produksi (total cost) adalah jumlah dari total biaya tetap dengan total
biaya variabel (Yulia, 2015). Rincian biaya total usaha adalah sebagai berikut:
Biaya Total = Total Biaya Tetap + Biaya Variabel
Rp1.687.450
d. Rincian biaya penerimaan
Pendapatan total atau total revenue merupakan keseluruhan pendapatan yang
diperoleh seorang produsen apabila memproduksi sejumlah unit barang tertentu
(Pardamean dkk., 2012). Rincian pendapatan usaha ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 3. Rincian Pendapatan Usaha
No Nama Produk Jumlah Harga Jual Total
1. Boneless SCF 150 15000 Rp2.250.000
Total Rp2.250.000
𝑅𝑝.2.250.000
= 𝑅𝑝.1.687.450
= 1,33
Berdasarkan hasil analisis R/C bahwa usaha pengolahan
Nugget Ayam Broiler diperkirakan layak dijalankan dan
menguntungkan karena nilai R/C sebesar 1,33 > 1. Nilai R/C 1,33
artinya bahwa setiap Rp1.000,00 biaya yang dikeluarkan akan
menghasilkan tambahan penerimaan sebesar Rp1.330,000.
c. Benefit Cost Ratio (B/C)
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
B/C = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛
𝑅𝑝.2.250.000
= 𝑅𝑝.1.687.450
= 1,33
Berdasarkan hasil analisis B/C bahwa usaha pengolahan
Nugget Ayam Broiler diperkirakan layak dijalankan karena nilai
B/C sebesar 1,33 Nilai B/C 0,13 artinya bahwa setiap Rp1.000,00
biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat atau
keuntungan sebesar Rp 133.000
d. BEP ( Break Event Point )
𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
BEP Harga = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑅𝑝.1.687.450
= 150
= 𝑅𝑝. 11.250
Artinya uang penjualan yang harus diterima agar terjadi
break even point adalah Rp. 11.250
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
BEP volume produksi = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑅𝑝. 1.687.450
= 𝑅𝑝.15.000
= 33,3 %
Jadi berdasarkan dari perhitungan ROI usaha pengolahan
ceker pedas ini akan memperoleh persentase keuntungan dari 2
bulan pengolahan adalah 33,3% dari modal awal yang dikeluarkan
sebesar Rp. 1.687.450
f. Payback Periode
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
Payback Period = 𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑅𝑝.1.687.450
= 𝑅𝑝.562.550
=2,99
Jadi dengan biaya investasi yang ada yaitu Rp.1.687.450
dapat dikembalikan investasinya dalam waktu 3 kali penjualan
produk.
secara online melalui social media, memilih tempat penjualan yang strategis dan
menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan.
18
Produksi
4. Tahapan
Pemasaran
5. Hasil
Analisis
dan
Evaluasi
Tabel 8. Jadwal Kegiatan
20
DAFTAR PUSTAKA
Afiyah, A., Saifi, M., & Dwiatmanto. (2015). Analisis Studi Kelayakan Usaha
Pendirian Home Industry. jurnal Administrasi Bisnis, 23(1).
Anandai, W. A. (2016). Alasan-alasan Pelaku Usaha Makanan Ceker Pedas
Tidak Melakukan Sertifikasi Halal (Studi di Kecamatan Lowokwaru Kota
Malang).
Budiarjo, I., Nangoy, S. C., & Mangantar, M. (2015). Analisis Sumber Dan
Penggunaan Dana Pada Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik
Daerah Kota Manado. Jurnal EMBA, 3(3), 1032–1039.
Miwada, I. N. S., & Simpen, I. N. (2012). Optimalisasi Potensi Ceker Ayam
(Shank) Hasil Limbah RPA melalui Metode Ekstraksi Termodifikasi untuk
Menghasilkan Gelatin, 2, 1–11.
Soei, C. N., Sabijono, H., & Runtu, T. (2014). Penentuan Harga Jual Produk
Dengan Menggunakan Cost Plus Pricing Pada UD. Sinar Sakti. Jurnal
EMBA, 2(3), 208–217.
Umam, M. K., Prayogi, H. S., & Nurgiartiningsih, V. M. A. (2015). The
Performance of Broiler Rearing in System Stage Floor and Double Floor.
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 24(3), 79–87.
Wibowo, D. H., Arifin, Z., & Sunarti. (2015). Analisis Strategi Pemasaran Untuk
Meningkatkan Daya Saing UMKM (Studi Pada Batik Diajeng Solo). Jurna
Administrasi Bisnis, 29(1), 59–66.