Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MAKALAH MUTASI DALAM BIDANG PEMULIAAN TANAMAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPA Terapan yang dibina oleh Bapak Drs.
H. Ridwan Joharmawan, M.Si. dan ibu Isnanik Juni Fitriyah, S.Pd.,M.Si.

Oleh :
Linda Fitriatus Sa’adah
170351616602/Offering A
Kelompok 7 (Bidang Pertanian)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
JANUARI 2020
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 3
1.3 Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pemuliaan Tanaman................................................................ 5
2.2 Pengertian Mutasi......................................................................................6
2.3 Macam-macam Mutasi..............................................................................6
2.4 Keuntungan dan Kerugian Mutasi pada Tanaman.....................................8
2.5 Aplikasi teknologi mutasi pada pemuliaan tanaman gandum...................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................11
3.2 Saran........................................................................................................11
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya kehidupan manusia mengakibatkan kebutuhan
akan pangan semakin meningkat. Tidak hanya dalam hal kuantitas, tetapi juga
dalam hal kualitas produk. Oleh karena itu, hal ini menuntut para peneliti
untuk menghasilkan varietas tanaman yang lebih baik. Hasil tanaman/panen
yang menurun kualitasnya memberikan ruang bagi peneliti untuk melakukan
pemuliaan tanaman untuk memberikan kontribusi dalam perbaikannya.
Pemuliaan tanaman bertujuan untuk menghasilkan kombinasi genetik baru
dan melalui seleksi menghasilkan peningkatan tanaman yang mempunyai
kondisi lebih baik dan tahan terhadap ancaman biotik maupun abiotik.
Ruang lingkup pemuliaan meliputi: pembentukan keragaman genetik
(sebagai populasi dasar/bahan dasar proses pemuliaan tanaman sebagai materi
untuk seleksi dan bahan persilangan), dan seleksi dengan melakukan
pengujian-pengujian individu-individu yang kualitasnya unggul sebelum
varietas baru dilepas. Peningkatan keragaman genetik dapat dilakukan melalui
introduksi, hibridisasi, seleksi, bioteknologi dan mutasi.
Mutasi merupakan salah satu teknik yang telah dikembangkan secara luas
sebagai upaya untuk meningkatkan keragaman genetik tanaman untuk
mendapatkan sifat baru sebagai sarana untuk perbaikan genetic tanaman,
terutama pada tanaman yang selalu diperbanyak secara vegetative sehingga
keragaman genetiknya rendah atau untuk mendapatkan karakter baru dimana
sifat tersebut tidak dijumpai pada gene poll yang ada. Yang disebut mutasi
adalah perubahan materi genetik pada makluk hidup yang terjadi secara tiba-
tiba dan secara acak serta diwariskan. Mutasi yang terjadi dapat diwariskan
dan dapat kembali normal (epigenetik). Mutasi dapat terjadi secara alami
maupun sengaja di induksi untuk tujuan tertentu untuk perbaikan genetik
tanaman.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pemuliaan Tanaman?
2. Apa pengertian Mutasi?
3. Bagaimana macam Mutasi?
4. Apa keuntungan dan kerugian Mutasi pada tanaman?
4
5. Bagaimana aplikasi teknologi mutasi pada pemuliaan tanaman gandum?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pemuliaan tanaman
2. Mengetahui pengertian mutasi
3. Mengetahui macam mutasi
4. Mengetahui keuntungan dan kerugian mutasi pada tanaman
5. Mengetahui aplikasi teknologi mutasi pada pemuliaan tanaman gandum

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman bertujuan untuk memperbaiki dan mendapatkan
potensi genetik tanaman, sehingga dapat beradaptasi pada agroekosistem
tertentu dengan hasil yang tinggi dan sesuai dengan selera konsumen.
Keberhasilan tersebut sangat ditentukan oleh kemampuan pemulia dalam
memilih genotipe-genotipe unggul dalam proses seleksi. Pemuliaan tanaman
meliputi tiga fase kegiatan, yaitu: menciptakan variabilitas genotipe dalam
suatu populasi tanaman, seleksi genotipe yang memiliki gen-gen pengendali
karakter target, melepas varietas terbaik untuk produksi pertanian
(Yakub et al., 2012).
Beberapa parameter genetik yang dapat digunakan sebagai pertimbangan
agar seleksi efektif dan efisien adalah variabilitas genetik, heritabilitas,
korelasi dan pengaruh dari karakter-karakter yang erat kaitannya dengan hasil
tanaman. Seleksi berdasarkan data analisis kuantitatif yang berpedoman
kepada nilai heritabilitas, keragaman genotipe dan fenotipe, korelasi genotipe
dan fenotipe dapat membantu ketajaman seleksi sehingga hasil yang
didapatkan lebih akurat (Borojevic, 1990).
Tujuan pemuliaan tanaman merupakan upaya dalam peningkatan
kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang
dihasilkan. Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada
peningkatan daya hasil, cepat dipanen, ketahanan terhadap organisme
pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik bagi usahatani, serta
kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain. Hasil yang
tinggi menjamin terjaganya persediaan bahan mentah untuk diolah lebih
lanjut. Tujuan yang kedua yaitu usaha perbaikan kualitas produk. Tujuan
semacam ini dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan
tertentu atau dapat pula dengan penanmbahan serta penghilangan substansi
tertentu, pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau
keindahan serta keunikan.
Ruang lingkup pemuliaan meliputi pembentukan keragaman genetik
(sebagai populasi dasar/bahan dasar proses pemuliaan tanaman sebagai materi
6
untuk seleksi dan bahan persilangan), dan seleksi dengan melakukan
pengujian-pengujian individu-individu yang kualitasnya unggul sebelum
varietas baru dilepas. Peningkatan keragaman genetik dapat dilakukan melalui
introduksi, hibridisasi, seleksi, bioteknologi dan mutasi.
2.2 Pengertian mutasi
Mutasi berasal dari kata mutatus, bahasa Latin, yang artinya adalah
perubahan. Mutasi didefinisikan sebagai perubahan, pemutusan atau
penggantian yang terjadi pada molekul DNA, yang terdapat dalam inti sel
makhluk hidup dan berisi semua informasi genetis. Pemutusan atau
penggantian ini diakibatkan pengaruh-pengaruh luar seperti radiasi atau reaksi
kimiawi. Setiap mutasi adalah “kecelakaan” dan merusak nukleotida-
nukleotida yang membangun DNA atau mengubah posisinya. Hampir selalu,
mutasi menyebabkan kerusakan dan perubahan yang sedemikian parah
sehingga tidak dapat diperbaiki oleh sel tersebut. Beberapa istilah tentang
mutasi yaitu, mutagenesis (peristiwa terjadinya mutasi), mutagen (penyebab
terjadinya mutasi), dan mutan (organisme yang mengalami mutasi)
(Lestari, 2012).
Perubahan materi ganetik (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis
pada keturunannya. Perubahan materi genetik (DNA) menyebabkan terjadinya
perubahan gen dan akhirnya menyebabkan perubahan alel dan fenotip makhluk
hidup. Tidak setiap perubahan DNA adalah mutasi. Dikatakan mutasi apabila
memenuhi kriteria berikut adanya perubahan materi ganetik (DNA), atau
perubahan tersebut bersifat dapat atau tidak dapat diperbaiki, dan hasil
perubahan tersebut diwariskan secara genetik pada keturunannya (Lestari,
2012).
2.3 Macam mutasi
Mutasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tingkat gen dan mutasi
tingkat kromosom. Mutasi gen adalah perubahan urutan asam amino yang
mengakibatkan terjadinya perubahan kodon dan akhirnya merubah urutan
asam amino pada plipeptida yang terbentuk. Mutasi kromosom terjadi karena
perubahan jumlah kromosom dan hilangnya atau bertambahnya salah satu
segmen sebuah kromoom.
a. Menurut tipe sel atau macam sel yang mengalami mutasi
1. Mutasi somatis yaitu mutasi yang terjadi pada sel-sel tubuh atau sel
7
soma. Mutasi somatis kurang mempunyai arti genetis.
2. Mutasi germina yaitu mutasi yang terjadi pada sel kelamin (gamet)
sehingga dapat diturunkan.
b. Menurut sifat genetiknya
1. Mutasi dominan, terlihat pengaruhnya dalam keadaan heterozigot
2. Mutasi resesif, pada organisme diploid tidak akan (diketahui selama
dalam keadaan heterozigot, kccuali resesif pautan seks. Namun pada
organisme haploid (monoploid) seperti virus dan bakteri, pengaruh
mutasi dominan dan juga resesif dapat dilihat pada fenotipe virus dan
bakteri terscbut.
c. Menurut arah mutasinya
1. Mutasi maju atau forward mutations, yaitu mutasi dari fenotipe normal
meniadi abnormal.
2. Mutasi balik atau back mutations, yaitu peristiwa mutasi yang dapat
mengembalikan dari fenotipe tidak normal menjadi fenotipe normal.
d. Menurut kejadiannya
1. Mutasi alam atau mutasi spontan, yaitu mutasi yang penyebabnya tidak
diketahu. Mutasi ini terjadi di alam secara spontan (alami), secara
kebetulan dan jarang terjadi. Contoh mutagen alam adalah sinar
kosmis, radio aktif alam, dan sinar ultraviolet.
2. Mutasi buatan, yaitu mutasi yang terjadi dengan adanya campur tangan
manusia. Proses perubahan gen atau kromosom secara sengaja
diusahakan oleh manusia dengan zat kimia, sinar x, radiasi. dan
sebagaimanya maka sering disebut juga mutasi induksi.
Mutasi buatan dengan sinar x dipelopori oleh, Herman Yoseph Muller
(murid Morgan) yang berkebangsaan Amerika Serikat ( 1890-1945).
Muller berpendapat bahwa mutasi pada sel soma tidak mengalami
perubahan, sedangkan mutasi pada sel-sel generatif atau gamet
kebanyakan letal dan membawa kematian sebelum atau segera sesudah
lahir. selanjutnya pada tahun 1927 dapat diketahui bahwa sinar X dapat
menyebabkan gen mengalami ionisasi sehingga sifatnya menjadi labil.
Dan akhirnya mutasi buatan dilaksanakan pula dengan pemotongan
daun dan penyisipan DNA pada organism-organism yang kita
inginkan. Mutan-mutan buatan yang telah kita peroleh antara lain:
8
anggur tanpa hiji, tomat tanpa biji, hewan atau tumbuhan poliploidi
(misal: kol poliploidi), Pamato raphanohrassica (akar seperti kol, daun
seperti lobak) (Chahal dan Gosal, 2006).
2.4 Keuntungan dan kerugian mutasi tanaman
a. Keuntungan Mutasi pada tanaman
Umumnya, mutasi itu merugikan, mutannya bersifat letal dan homozigot
resesif. Namun mutasi juga menguntungkan, diantaranya, melalui mutasi, dapat
dibuat tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul. Contohnya, semangka tanpa biji,
jeruk tanpa biji, buah stroberi yang besar, dll. Mutasi ini juga menjadi salah satu
kunci terjadinya evolusi di dunia ini. Terbentuknya tumbuhan poliploid ini
menguntungkan bagi manusia, namun merugikan bagi tumbuhan yang mengalami
mutasi, karena tumbuhan tersebut menjadi tidak bisa berkembang biak secara
generatif.
Mutasi tidak ditujukan untuk mematikan sel, tetapi untuk mengubah susunan
basa nitrogen pada DNA atau untuk menyebabkan mutasi segmental. Harapannya
adalah ada beberapa sel yang akan mengalami mutasi yang menguntungkan.
Dengan demikian, tidak hanya sedikit yang dipaparkan, tetapi ribuan sampai
ratusan ribu individu. Cara pemuliaan dengan bantuan mutasi ini kebanyakan
dilakukan terhadap tanaman hortikultura, seperti tanaman sayuran dan tanaman
hias (ornamental).
Batan telah menghasilkan beberapa kultivar unggul padi yang dirakit melalui
mutasi. Berikut merupakan contoh mutasi alami pada tumbuhan yaitu munculnya
buah nanas dalam jumlah banyak (biasanya hanya 1 buah dalam 1 tumbuhan),
tumbuhnya beberapa tandan pisang dalam satu batang tanaman pisang, dan
pertumbuhan batang palem yang bercabang-cabang. Berdasarkan beberapa
kelebihan yang diperoleh dari mutasi alami tersebut, para peneliti melakukan
mutasi pada tumbuhan secara buatan. Semangka tanpa biji merupakan salah satu
hasil mutasi buatan. Secara alami, semangka tanpa biji sangat jarang kita dapat
(Wahyudi, 2012).
Mutagen yang paling sering digunakan dalam pembuatan semangka tanpa biji
yaitu kolkisin. Kolkisin merupakan alkaloid yang dihasilkan oleh umbi Colchicum
autumnale, sejenis tanaman hias berumbi yang hidup di daerah tropis. Kolkisin
bersifat menghambat pembentukan benang-benang spindel dari mikrotubulus pada
tahap anafase pembelahan mitosis atau meiosis. Akibatnya, gerakan kromatid ke

9
kutub-kutub sel terhambat sehingga terbentuklah poliploidi. Beberapa jenis
tanaman hias yang diperlakukan dengan radiasi bertujuan untuk memperoleh
variasi-variasi baru. Mutasi oleh radiasi dapat mengakibatkan terjadinya bentuk
morfologi tanaman atau warna yang unik dan langka. Misalnya bentuk daun
keriting (normal : rata) dan warna daun putih (normal : hijau)
b. Kerugian mutasi pada tanaman
Selain memiliki nilai manfaat, ternyata mutasi juga memiliki nilai negatif dan
menyebabkan kerugian pada manusia. Beberapa kerugian yang disebabkan karena
proses mutasi adalah sebagai berikut. Terjadinya mutasi gen menyebabkan
beberapa kelainan pada manusia antara lain sindrom turner, sindrom down, albino,
anemia sel sabit, dan sebagainya (Acquaah, 2007).
Penemuan buah tanpa biji dapat mengakibatkan tanaman mengalami kesulitan
untuk mendapatkan generasi penerusnya. Pemberian insektisida yang tidak sesuai
dosisnya dapat mengakibatkan mutasi pada hama sehingga akan menjadi resisten
terhadap jenis insektisida yang sama. Hama yang resisten akan mengalami
peledakan jumlah sehingga akan merusak tanaman budidaya. Penggunaan sinar
radioaktif pada proses mutasi dapat mengakibatkan tumbuhnya sel kanker dan
cacat bawaan pada janin dalam rahim.
2.5 Aplikasi teknologi mutasi pada pemuliaan tanaman gandum
Upaya perbaikan sifat dan peningkatan keragaman genetik tanaman
gandum di Indonesia selama ini hanya bertumpu pada introduksi galur-galur
homosigot atau yang telah dilepas sebagai varietas di negara tertentu. Gandum
pada dasarnya merupakan tanaman subtropik yang diupayakan untuk
dikembangkan di daerah tropik, khususnya di Indonesia. Hal ini menjadi
alasan rendahnya keragaman genetik tanaman gandum di Indonesia.
Peningkatan keragaman genetik tanaman gandum yang telah diintroduksi
dapat dilakukan melalui hibridisasi dan mutasi. Pada umumnya mutagen fisik
dapat menyebabkan mutasi pada tahap kromosom, sedangkan mutagen kimia
umumnya menyebabkan mutasi pada tahapan gen atau basa nitrogen (Aisyah
2006).
Perbaikan genetik gandum tropis melalui program pemuliaan telah
berjalan dan memperlihatkan hasil yang cukup baik, berasal dari pemuliaan
melalui persilangan dan pemuliaan mutasi (mutasi biji dan variasi somaklonal)
(Nur et al. 2013a).

10
Pemuliaan gandum tropis dengan teknik mutasi berpeluang meningkatkan
keragaman genetik dan diharapkan mampu meningkatkan potensi genetik
gandum. Faktor yang mendukung keberhasilan perakitan gandum tropis
toleran suhu tinggi dan berdaya hasil tinggi adalah: adanya keragaman genetik
yang luas, respon dan mekanisme toleransi gandum terhadap lingkungan
berelevasi rendah diketahui dengan jelas, metode rekombinasi genetik yang
tepat, populasi bersegregasi, metode seleksi yang tepat dalam mengidentifikasi
genotipe yang diharapkan.
Pemuliaan mutasi gandum tropis menggunakan mutagen iradiasi sinar
gamma telah diaplikasikan di Indonesia sejak tahun 1983 oleh Badan Tenaga
Atom Nasional (BATAN- PATIR). Dr. Knut Mikaelsen, pakar pemuliaan
mutasi dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), memperkenalkan benih
dua varietas gandum tropis asal CIMMYT Meksiko, yaitu Sonalika dan SA-75
yang telah diiradiasi. Namun saat ini terbatas untuk mendapatkan galur-galur
mutan dengan daya hasil tinggi pada ketinggian > 1.000 m dpl. Dengan
perlakuan mutagen iradiasi sinar gamma menghasilkan beberapa galur mutan
dan satu varietas yang dilepas pada tahun 2013 dari galur mutan CBD-17
dengan nama varietas Ganesha.
Penelitian mutasi gandum tropis sejak tahun 2009 diarahkan untuk
mendapatkan galur-galur mutan potensial yang beradaptasi pada dataran yang
lebih rendah dan toleran suhu tinggi. Penelitian pemuliaan mutasi dengan
mutagen iradiasi sinar gamma diawali dengan mempelajari respons atau
sensitivitas tanaman gandum terhadap iradiasi gamma untuk tujuan pemuliaan
mutasi tanaman lebih lanjut.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dosis optimal iradiasi gamma
dalam pemuliaan gandum berkisar antara 200- 350 Gy (Soeranto 1997,
Soeranto et al. 2002). Dosis optimal adalah dosis iradiasi gamma yang dapat
menimbulkan keragaman genetik tertinggi pada generasi kedua setelah
perlakuan iradiasi (M2).

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun
populasi tanaman untuk suatu tujuan.
2. Mutasi didefinisikan sebagai perubahan, pemutusan atau penggantian yang terjadi
pada molekul DNA, yang terdapat dalam inti sel makhluk hidup dan berisi semua
informasi genetis.
3. Mutasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tingkat gen dan mutasi tingkat
kromosom.
4. Teknik mutasi memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri dalam
pemanfaatan dalam bidang pemuliaan tanaman.
5. Aplikasi teknologi mutasi pada pemuliaan tanaman gandum merupakan
Perbaikan genetik gandum dengan teknik mutasi berpeluang meningkatkan
keragaman genetik dan diharapkan mampu meningkatkan potensi genetik
gandum.

3.2 Saran
Diharapkan dalam bidang pertanian, mutasi dalam bidang pemuliaan tanaman
dapat dikembangan dan menghasilkan genetik yang lebih menguntungkan
para petani dan knsumen dengan meningkankan keuntungan dan menurunkan
kerugian mutasi dari pemuliaan tanaman.

12
DAFTAR RUJUKAN
Acquaah, G. 2007. Principles of Plant Genetics and Breeding. Blackwell
Publishing. USA, UK, Australia. 569 p.
Borojevic, S. 1990. Principles and methods of plant breeding. Elseivier,
Amsterdam.
Chahal GS, Gosal SS. 2003. Principles and Procedures of Plant Breeding.
India (IN): Alpha Science International Ltd.
Lestari, E.G. 2012. Combination of somaclonal variation and mutagenesis for
crop improvement. J. AgroBiogen 8(1):38-44.
Nur, A. 2015. Perbaikan genetik gandum tropis toleran suhu tinggi dan
permasalahan pengembangannya pada dataran rendah. Jurnal
penelitian dan pengembangan pertanian 34(1):19-30.
Nur, A., M. Azrai, H. Subagio, H. Soeranto, Ragapadmi, Sustiprajitno dan
Trikoesoemaningtyas. 2013a. Perkembangan Pemuliaan Gandum Di
Indonesia. Jurnal Inovasi Teknologi Pertanian 8(2): 97-105.
Soeranto, H. 1997. Perbaikan adaptasi tanaman gandum tropis melalui
program pemuliaan mutasi induksi. Prosiding Simposium dan Kongres
III PERIPI Bandung, 24-25 Sep. 1997. ISBN 979-95503-0-0.
Soeranto, H., Carkum, dan Sihono. 2002. Perbaikan varietas tanaman
gandum melalui pemuliaan mutasi. Makalah Pertemuan Koordinasi
Penelitian dan Pengembangan Gandum. Direktorat Serealia DEPTAN,
3-4 Sept 2002.
Wahyudi, R. Agus, dan M. Shiddiq. 2012. Deskripsi varietas unggul hasil
pemuliaan mutasi. Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Kapas. Pusat
Desiminasi Iptek Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta. 28
hlm.
Yakub, S., A.M. Kartina, S. Isminingsih, M.L. Suroso. 2012. Pendugaan
parameter genetik hasil dan komponen hasil galur-galur padi lokal asal
Banten. J. Agro. 17:1-6.

13

Anda mungkin juga menyukai