Anda di halaman 1dari 14

PEMULIAAN MUTASI

MATA KULIAH DASAR – DASAR PEMULIAAN TANAMAN

Disusun Oleh :
1. Annisa Widhya M H0721020
2. Findha Annisa H0721060
3. Muftikhatun N H0721095
4. Sadina Faza A H0721139
5. Tiara Dwi Y H0721165

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemuliaan tanaman merupakan metode yang digunakan untuk
membuat atau menciptakan tanaman baru dengan sifat yang lebih unggul.
Pemuliaan tanaman merupakan metode yang secara sistematik merakit
keragaman genetik tanaman menjadi suatu bentuk yang lebih bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Sifat-sifat unggul yang didapat dari pelaksanaan
pemuliaan mutasi kemudian dapat diturunkan pada keturunan tanaman
selanjutnya. Terdapat berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan
pemuliaan tanaman, diantaranya yaitu menciptakan varietas unggul tanaman,
meningkatkan produktivitas tanaman, dan meningkatkan resistensi tanaman.
Terdapat berbagai teknik dalam pemuliaan tanaman, salah satunya yaitu
pemuliaan mutasi.
Tidak semua tanaman memiliki keragaman genetik yang tinggi.
Terutama pada pada tanaman yang dikembangbiakkan secara vegetatif yang
memiliki keragaman genetik yang rendah. Pemuliaan mutasi menjadi salah
satu cara dalam pemuliaan tanaman yang dapat dilakukan untuk mendapatkan
karakter-karakter baru yang sifatnya tidak ditemukan pada generasi
sebelumnya. Pemuliaan mutasi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan keragaman genetik tanaman. Pemuliaan mutasi dilakukan untuk
mendapatkan sifat baru sebagai cara untuk perbaikan sifat genetik tanaman.
Pemuliaan mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada materi
genetik yang mengakibatkan perubahan fenotipe yang diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Penggunaan mutagen atau bahan penyebab
mutasi dapat menciptakan keragaman baru dalam upaya mendapatkan varietas
unggul yang sesuai dengan tujuan pemuliaan. Keragaman genetik yang tinggi
dapat memberikan keleluasaan dalam melakukan seleksi termasuk seleksi ke
arah peningkatan produksi hasil. Pemuliaan mutasi telah memberikan
kontribusi pada perbaikan genetik tanaman di berbagai wilayah. Pada beberapa
hal, pemuliaan mutasi telah memberikan dampak terhadap peningkatan
produksi. Pemuliaan mutasi merupakan cara yang efektif untuk memperkaya
plasma nutfah yang telah ada dan sekaligus untuk memperbaiki varietas.
Pemuliaan mutasi dianggap lebih baik untuk perbaikan satu atau beberapa sifat
saja dengan tidak merubah sebagian besar sifat asilnya yang sudah disukai.
Pemuliaan mutasi juga memerlukan waktu yang relatif lebih singkat dalam
proses pemurnian galur.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas di dalam makalah “Pemuliaan
Mutasi” sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dan tujuan pemuliaan mutasi?
2. Apa saja faktor penyebab pemuliaan mutasi?
3. Apa saja jenis/tipe pemuliaan mutasi?
4. Bagaimana prosedur pemuliaan mutasi?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan pemuliaan mutasi?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah “Pemuliaan Mutasi” sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dan tujuan pemuliaan mutasi.
2. Mengetahui faktor penyebab pemuliaan mutasi.
3. Mengetahui jenis/tipe pemuliaan mutasi.
4. Mengetahui prosedur pemuliaan mutasi.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan pemuliaan mutasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Tujuan Pemuliaan Mutasi


Mutasi merupakan upaya untuk meningkatkan keragaman genetik
tanaman demi mendapatkan sifat baru sebagai sarana untuk perbaikan genetik
tanaman, terutama pada tanaman yang selalu diperbanyak secara vegetatif
sehingga keragaman genetiknya rendah atau untuk mendapatkan karakter baru
dimana sifat tersebut tidak dijumpai pada generasi populasi yang ada
merupakan mutasi. Menurut Damayanti (2021), mutasi dijadikan sebagai
sumber keragaman yang penting bagi pemuliaan tanaman. Tanaman pangan
yang paling banyak dikembangkan adalah pada padi. Pada tanaman
hortikultura seperti tanaman hias pengembangan varietas baru hasil mutasi
menduduki jumlah terbanyak. Karakter baru yang diperoleh antara lain mutu
hasil, rasa, warna dan ukuran serta toleransi terhadap cekaman biotik maupun
abiotik.
Sumber dari seluruh materi pemuliaan berasal dari mutasi, baik yang
terjadi pada cultivar modern, landrace, maupun tanaman liar dan pada spesies
liar. Untuk memahami cara kerja dari suatu gen. Efek suatu gen diketahui bila
terjadi mutasi yang menyebabkan gen tersebut tidak aktif. Mutasi merupakan
perubahan materi genetik pada makhluk hidup yang terjadi secara tiba-tiba
dan secara acak serta diwariskan. Mutasi yang terjadi dapat diwariskan dan
dapat kembali normal (epigenetik). Mutasi dapat terjadi secara alami maupun
sengaja diinduksi untuk tujuan tertentu untuk perbaikan genetik tanaman.
Syakur et al (2016) dalam bukunya menyebutkan bahwa mutasi didefinisikan
sebagai perubahan mewaris dalam bahan genetik yang tidak disebabkan oleh
rekombinasi atau segregasi.
Keberhasilan perbaikan sifat tanaman dipengaruhi oleh penerapan teknik
yang digunakan. Pemuliaan konvensional untuk sifat tanaman kurang efektif
karena perubahan sifat tidak terjadi pada tingkat gen. Kecepatan
perbanyakannya pun rendah yang membuat biayanya mahal. Perkembangan
konvensional juga lambat karena rendahnya keragaman yang dihasilkan dan
ketidakcocokan inkompatibilitas seksual dari, yang membuat sulit untuk
merakit varietas unggul baru. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan teknologi yaitu kultur jaringan atau teknik kultur in vitro. Salah
satu keunggulan aplikasi teknologi kultur jaringan adalah mutasi dapat terjadi
pada tingkat sel, sehingga potensi keragaman genetik lebih besar dibandingkan
dengan teknologi konvensional. Selain itu, pemuliaan induksi mutasi memiliki
keunggulan mampu memisahkan gen linkage, menghasilkan sifat baru, dan
efektif dalam memperbaiki sifat.
Teknik mutasi dikombinasikan dengan kultur in vitro telah menghasilkan
berbagai varietas unggul untuk ketahanan terhadap cekaman biotik maupun
abiotik. Keragaman yang dihasilkan pada sel somatis disebut dengan
keragaman somaklonal. Mutasi genetik tanaman dapat diinduksi dengan
menggunakan mutagen seperti radiasi sinar gamma. Pemuliaan mutasi
mempunyai karakter spesifik antara lain sangat efektif untuk merubah sedikit
sifat dalam perbaikan varietas tanaman sehingga diperoleh tanaman yang lebih
bermanfaat. Tujuan akhir dalam mutasi pemuliaan tanaman adalah untuk
mendapatkan sifat dan hasil yang lebih baik yaitu mempunyai kuantitas baik
dan kualitas yang baik.
B. Faktor Penyebab Pemuliaan Mutasi
Penyebab mutasi disebut dengan mutagen atau agen mutase. Kebanyakan
mutagen adalah bahan fisika, kimia tau biologi yang memiliki daya tembus
yang kuat sehingga dapat mencampur bahan genetis dalam inti sel. Terjadinya
pemuliaan mutasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mutasi gen
disebabkan oleh kesalahan replikasi DNA, penambahan mutagen kimia, fisika,
maupun biologi. Mutagen kimia terdiri dari kolksinin, 2,4-D, EMS, dan bahan-
bahan kimia lain. Kolksinin merupakan zat yang dapat menghalangi
terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase yang dapat
menghambat pembelahan sel pada anafase. Mutagen fisika terdiri dari
temperature, waktu atau lama simpan benih, dan radiasi. Radiasi yang dapat
menyebabkan pemuliaan mutasi dapat berasal dari sinar kosmis, sinar
ultraviolet, sinar gamma, sinar-X, partikel beta dan sinar-sinar lain yang
memiliki daya ionisasi. Radiasi dipancarkan oleh bahan-bahan yang sifatnya
radioaktif. Energi yang tinggi dapat merusak ikatan kimia suatu senyawa
sehingga menjadi senyawa baru. Sedangkan contoh mutagen biologi adalah
virus yang dapat menyebabkan kerusakan pada kromosom. Mutasi kromosom
disebabkan oleh terjadinya duplikasi, inversi, penghapusan, penambahan,
ataupun translokasi kromosom pada proses meiosis.
C. Jenis atau Tipe Pemuliaan Mutasi
a. Mutasi Titik
Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA.
Mutasi titik dibagi menjadi tiga yaitu mutasi silent, mutasi non-sense, dan
mutasi miss-sensse. Mutasi atau mutasi diam adalah perubahan kodon yang
tidak menyebabkan berubahnya asam amino. Hal ini berarti perubahan
basa-basa nukleotida DNA tidak berpengaruh pada struktur protein.
Menurut Laksono dan Wahyu (2022), mutasi silent adalah mutasi yang tidak
langsung terekspresikan pada fenotipe, yaitu bila mutasi terjadi ke arah
resesif dan berada pada struktur genotipe heterozigot. Mutasi non-sense
adalah mutasi tanpa arti dimana mutasinya mengubah kodon asam amino
menjadi kodon stop yang dapat menghentikan produksi asam amino dalam
ribosom, sehingga protein tidak dapat diproduksi. Mutasi miss-sense adalah
mutasi yang mengubah kodon basa nukleotida dan menyebabkan asam
aminonya berubah.
b. Mutasi Aberasi atau Mutasi Kromosom
Mutasi Aberasi merupakan perubahan jumlah kromosom dan
susunan atau urutan gen dalam kromosom. Mutasi ini sering terjadi karena
kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis. Mutasi kromosom adalah
mutasi yang menyebabkan perubahan materi genetic dalam skala besar.
Menurut Paula et al. (2020), mutasi kromosom adalah mutasi yang
disebabkan oleh adanya perubahan jumlah kromosom, salah satunya
mencakup duplikasi. Terdapat empat jenis mutasi kromosom yaitu
penghapusan, translokasi, inversi, dan duplikasi.
c. Aneuploidi
Anauploidi merupakan perubahan jumlah n yang menandakan
jumlah set kromosom. Aneuploidi dibagi menjadi dua yaitu autopoliploidi
dan allopoliploidi. Pada autopoliploidi, n-nya mengganda karena kesalahan
meiosis, sedangkan allopoliploidi, yaitu perkawinan atau hibrid antara
spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya.
d. Aneusomi
Aneusomi merupakan perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya
yaitu anafase lag, yaitu peristiwa tidak melekatnya benang-benang spindle
ke sentromer. Selain itu aneusomi juga disebabkan oleh non disjunction atau
peristiwa gagal berpisah. Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan
Sindrom Klinefelter, Sindrom Jacobs, Sindrom Turner, Sindrom Patau, dan
Sindrom Edward.
D. Prosedur Pemuliaan Mutasi
Beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam pemuliaan mutasi
sebagai berikut:
1. Prinsip
Pemuliaan tanaman dengan cara mutasi dapat dilakukan dengan
lebih mudah apabila hanya menyeleksi satu dari banyak sifat. Tanaman
yang akan dimutasi dengan sengaja (mutasi buatan) merupakan tanaman
yang sudah dipilih atau diseleksi sebelumnya. Menurut Asadi (2013), hal
yang menentukan keberhasilan mutasi adalah karakter atau sifat yang ingin
diperbaiki harus sudah ditetapkan terlebih dahulu, jelas, metode
seleksi/screening harus tepat kondisi materi yang akan dimutasikan.
Beberapa contoh hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah
kandungan oksigen pada benih, daya kecambah benih dan dosis serta
waktu aplikasi mutagen yang tepat.
2. Pemilihan tetua
Tetua yang akan dimutasi harus masih memiliki keragaman
genotipe. Pemilihan tetua diharapkan dapat memperbaiki kultivar unggul
dengan satu atau sedikit kelemahan sifat. Sifat yang belum ada dalam suatu
spesies juga diharapkan muncul setelah dilakukan mutasi. Mutasi bersifat
acak, sehingga banyak kemungkinan dapat ditemukan setelah dilakukan
mutasi.
3. Sumber benih
Salah satu tujuan pemuliaan dengan teknik mutasi adalah untuk
memperbaiki sifat suatu kultivar. Mutasi ini salah satunya dapat dilakukan
dengan memutasi menggunakan benih. Benih yang digunakan merupakan
benih dengan sifat unggul. Sumber benih untuk mutasi harus berupa
breeder seed (benih penjenis) atau foundation seed (benih dasar). Breeder
seed merupakan benih yang diproduksi dan dikendalikan langsung oleh
breeder (pemulia) yang menemukan atau instansi terkait. Breeder seed
memiliki tingkat kemurnian tinggi. Foundation seed adalah benih yang
diproduksi oleh produsen benih yang mutunya dikendalikan melalui
sertifikasi benih. Tingkat kemurnian foundation seed lebih rendah
dibandingkan breeder seed, namun masih dapat dimuliakan dengan teknik
mutasi. Penggunaan kedua jenis benih tersebut bertujuan untuk
menghindari campuran dengan benih-benih yang memiliki tingkat
kemurnian rendah.
4. Seleksi
Benih yang sudah dimutasi harus diseleksi sebelum dilakukan
pelepasan varietas. Metode seleksi tanaman hasil mutasi sebagai berikut:
a. Metode Pedigree atau silsilah
Metode ini diterapkan apabila sifat yang diseleksi memiliki
heritabilitas yang tinggi. Hasil mutasi yang memiliki keragaman
fenotip dan genotip yang tinggi dilakukan seleksi dengan metode ini.
Menurut Andriani et al. (2019), seleksi pedigree didasarkan pada
penampilan individu terbaik dari famili terbaik. Tahap-tahap seleksi
metode pedigree sebagai berikut:
(1) Pada musim I, M1 (mutan generasi 1) ditanam dan dipanen
individual. Hasil pemanenan dipisah antara tanaman satu dengan
tanaman lainnya.
(2) Pada musim II, benih hasil M1 ditanam secukupnya. Perbedaan
fenotipe atau perbedaan yang dapat diamati dengan mata secara
langsung mulai tampak pada musim ini. Tanaman yang dipanen
pada musim ini hanyalah tanaman superior atau yang
pertumbuhannya diinginkan. Sifat tanaman seperti tinggi
tanaman, ketahanan terhadap serangan hama, dan sifat lain dicatat
untuk setiap tanaman yang akan dipanen.
(3) Pada musim III, benih M3 ditanam dalam barisan, sesuai indukan
sebelumnya. Terdapat dua kemungkinan hasil pada musim ini.
Kemungkinan pertama adalah hasil dalam barisan seragam. Hasil
yang sudah seragam dapat dipanen dan dicampur. Kemungkinan
kedua adalah hasil dalam barisan beragam. Hasil yang masih
beragam maka dipanen secara individu dan tidak dicampur.
(4) Pada musim IV, benih terpilih dari musim sebelumnya dilakukan
uji keseragaman.
(5) Pada musim V, benih diuji lanjut pada multi lokasi dan
duperbanyak.
b. Metode bulk atau campur
Metode ini dilakukan tanpa seleksi pada generasi awal. Seleksi
bulk merupakan seleksi alam sejak generasi awal hingga dilakukan
seleksi oleh pemulia pada generasi lanjut. Tanaman yang tidak tahan
dengan tekanan lingkungan pertumbuhannya akan tertinggal dan mati.
Tahap-tahap seleksi bulk sebagai berikut:
(1) Pada musim I, benih MI ditanam dan dipanen, kemudian
dicampur.
(2) Pada musim II, benih M2 diambil beberapa untuk digunakan
sebagai sampel. Hasil panen musim II dicampur kembali.
(3) Pada musim III, tanaman M3 sudah dapat diseleksi individu atau
dipanen dan dicampur kembali.
(4) Pada musim IV, hasil panen M4 dicampur kembali, hingga
diperoleh galur yang diinginkan.
(5) Pada musim selanjutnya ketika galur sudah diinginkan maka
ditanam dalam baris.
(6) Hasil dari uji dalam baris kemudian dilakukan uji pendahuluan,
uji multilokasi, dan dilakukan perbanyakan.

E. Kelebihan dan Kekurangan Pemuliaan Mutasi


Keberlangsungan pemuliaan mutasi memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan Pemuliaan Mutasi
a. Memungkinkan sifat baru yang unggul
Dilakukannya pemulian mutasi memungkinkan dihasilkan individu
baru dengan sifat yang lebih unggul daripada induknya. Contohnya
yaitu semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji, buah stroberi dengan ukuran
yang besar, dan lain-lain. Mutasi juga menjadi salah satu kunci
terjadinya evolusi di dunia.
b. Dapat digunakan untuk memutus gene linkage
Pemuliaan mutasi dapat dimanfaatkan untuk memutus gene linkage
atau keterkaitan gen sebelumnya. Apabila terdapat gen dengan sifat
yang diinginkan terkait dekat sekali dengan gen yang mengontrol sifat
yang tidak diinginkan, maka keterkaitan tersebut dapat diputus melalui
pemuliaan mutasi.
c. Efektif untuk merubah sedikit sifat tertentu tanpa merubah sifat lain
yang sudah disukai
Pemuliaan mutasi sangat efektif untuk merubah sedikit sifat tertentu
tanpa merubah sifat lain yang sudah disukai, sehingga waktu yang
diperlukan pada program pemuliaan tanaman secara mutasi relatif lebih
singkat.
d. Efektif untuk memperbaiki tanaman tahunan yang memerlukan waktu
sangat lama untuk dapat disilangkan.
Tanaman tahunan membutuhkan waktu yang relatif lama untuk
dapat disilangkan karena menunggu datangnya fase generatif pada
tanaman tahunan. Pemuliaan mutasi dapat menjadi salah satu pilihan
untuk mengatasi hal tersebut. Dengan pemuliaan mutasi maka
persilangan pada tanaman tahunan dapat dilakukan sebelum tanaman
tahunan memasuki fase generatif.
2. Kelemahan Pemuliaan Mutasi
a. Mutasi bersifat random
Kelemahan dari pemuliaan mutasi adalah mutasi bersifat random,
sehingga pemuliaan mutasi sering dianggap seperti menembak dalam
gelap dimana tidak diketahui hasil akhirnya. Usaha yang dapat
dilakukan untuk menyiasati kemungkinan tersebut yaitu memilih materi
induk yang tepat sesuai tujuan. Menggunakan dosis radiasi yang tepat.
Menentukan satu atau dua karakter yang akan diperbaiki sebagai target
utama dan fokus pada target tersebut. Selanjutnya bekerja dengan
populasi yang besar pada generasi M1 dan M2 untuk memastikan
munculnya mutan yang ditargetkan.
b. Mutannya bersifat letal dan homozigot resesif
Mutan hasil dari pemuliaan tanaman memiliki sifat letal dan
homozigot resesif. Gen letal dapat menyebabkan kematian pada kondisi
homozigot.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan diatas, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:


1. Mutasi merupakan perubahan materi genetik pada makhluk hidup yang
terjadi secara tiba-tiba dan secara acak serta diwariskan untuk
meningkatkan keragaman genetik tanaman demi mendapatkan sifat baru
sebagai sarana untuk perbaikan genetik tanaman.
2. Penyebab mutasi disebut dengan mutagen (agen mutasi), pada mutasi gen
disebabkan oleh kesalahan replikasi DNA, penambahan metagen kimia,
fisika, ataupun biologi. Sedangkan mutasi kromosom disebabkan oleh
terjadinya duplikasi, inversi, penghapusan, penambahan, ataupun
translokasi kromosom pada proses meiosis.
3. Mutasi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu mutasi titik, mutasi aberasi,
mutasi kromosom, aneuploidi dan aneusomi.
4. Terdapat prosedur dalam pelaksanaan pemuliaan mutasi yang meliputi
prinsip, pemilihan tetua, sumber benih dan seleksi yang terbagi menjadi
dua jenis yaitu seleksi pedigree dan seleksi bulk.
5. Pemuliaan mutasi memiliki kelebihan dalam memunculkan sifat baru
yang unggul, efektif untuk merubah sedikit sifat tertentu tanpa merubah
sifat lain yang sudah disukai, efektif untuk memperbaiki tanaman tahunan
yang memerlukan waktu sangat lama untuk dapat disilangkan.
6. Kelemahan dalam mutasi pemuliaan adalah mutasi yang bersifat random
dan mutannya bersifat letal dan homozigot resesif.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan yaitu melihat berbagai keuntungan yang
dapat diperoleh dari pemuliaan tanaman maka pemuliaan tanaman dapat lebih
dikembangkan lagi. Kemungkinan buruk yang mungkin terjadi dalam
keberlangsungan pemuliaan tanaman dapat dikaji lagi untuk mendapatkan
solusi yang tepat. Solusi tersebut dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan
pada pemuliaan mutasi.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani D, Wirnas D, Trikoesoemaningtyas. 2019. Efektivitas metode seleksi


pedigree dan modified bulk pada tiga populasi sorgum (Sorghum bicolor
[L.] Moench). J Agron 47(3): 275-282.
Asadi. 2013. Pemuliaan mutasi untuk perbaikan terhadap umur dan produktivitas
pada kedelai. J AgroBiogen 9(3): 135-142.
Damayanti, F. (2021). Potensi Pemuliaan Mutasi Radiasi sebagai upaya
Peningkatan Variasi Genetik pada Tanaman Hias. EduBiologia: Biological
Science and Education Journal, 1(2), 78-84.
Laksono FP, Wahyu IDF. 2022. Pengaruh induksi mutase dengan mutagen EMS
terhadap hasil dan kualitas kedelai hitam. Berkala Ilmiah Pertanian 5(2):
120-126.
Paula, Yundari, Fransiskus F. 2020. Aljabar nonasosiatif dan nonkomutatif terkait
mutase. Buletin Ilmiah Matematika Statistika dan Terapannya 9(4): 489-
496.
Syukur, M., Sujiprihati., & Yunianti, R. (2016). Teknik Pemuliaan Tanaman.
Penebar Swadaya Grup.

Anda mungkin juga menyukai