Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DASAR-DASAR PEMULIAAN TANAMAN

PELEPASAN VARIETAS DAN PERLINDUNGAN VARIETAS


TANAMAN

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Yusniwati, SP. MP

DISUSUN OLEH :

ILHAM SYAHARLI (2210212032)


KHAYLA ARDITHA MAHARANI (2210212047)
MAYLA FAYZA NESA BILA (2210212059)
MUHAMMAD ABDUL AZIZ (2210213010)
DHIYA ULHAQ (2210213064)

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
kelompok dengan judul ”Mutasi ”. Tujuan makalah ini untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Pemuliaan Tanaman Agro C dengan dosen pengampu ibu Dr.
Yusniwati, SP. MP.

Dalam kesempatan kali ini, penulis mendapatkan banyak dukungan dari


berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, melalui
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen penyampu yaitu
ibu Dr. Yusniwati, SP. MP dan semua pihak yang telah mendukung.

Selain itu, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari
kesalahan. Oleh sebab itu, penulis akan selalu terbuka menerima kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih, semoga hasil makalah ini bermanfaat.

Padang, 27 November 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mutasi didefinisikan sebagai perubahan yang dapat diturunkan dalam
susunan nukleotida genome suatu tanaman. Mutasi bisa genetik yang sifatnya
merusak atau perubahan molekuler fisik gen; ataupun kromosomal yang
melibatkan pengaturan ulang, kehilangan, atau duplikasi bagian kromosom.
Mutasi mungkin saja dapat terlihat, terutama perubahan pada sifat fenotipe
tanaman misalnya sifat-sifat morfologi (tinggi tanaman, warna pericarp, ciri daun,
klorofil defisiensi, dan lainlain). Sementara ada mutasi yang menyebabkan
perubahan kuantitatif yang tidak terlihat seprti ukuran, aktivitas fisiologis,
kandungan kimia, atau produktivitas.

Tipe mutasi dapat berupa resesif (A ke a) atau dominan (a ke A). Mutasi


gen resesif merupakan mutasi yang paling sering terjadi pada jaringan somatik
tanaman homozigot. Dampaknya tidak terlihat sampai pada generasi berikutnya
yang berasal dari alel mutan yang dibawa oleh biji tanaman. Ini disebabkan oleh
hanya satu gen pada homozigot yang termutasi (AA ke Aa) dan gen dominan
yang berada pada heterozigot akan menutupi alel mutan resesif. Setelah terjadinya
penyerbukan, pemisahan terjadi sehingga gen mutan tanaman (aa) terekspresi
pada generasi berikutnya. Mutasi gen resesif akan segera muncul jika kedua gen
termutasi secara serentak, meskipun hal ini jarang sekali terjadi.

Dampak mutasi gen dominan juga jarang terjadi dikarenakan


perkembangan jaringan somatik (Aa) akan memunculkan karakter dominan. Pada
penyerbukan sendiri akan menyebabkan pemisahan (1AA: 2Aa: 1aa) dan produksi
tanaman mutan homozigot pada keturunannya. Saat mutasi terjadi pada jaringan
somatik hanya bagian kecil (chimera) dari tanaman yang membawa gen termutasi
tersebut misalnya cabang tanaman, sedangkan bagian lainnya tidak akan
terdampak. Jika mutasi resesif terjadi di gamet dan terikut alel dominan, maka
tanaman dari biji tersebut akan terdampak terhadap mutase
1.2 Rumusan Masalah.

1.Apa yang dimaksud dengan mutasi?

2.Apa saja efek dari mutasi ?

3.bagaimana cara mengidentifikasi mutasi?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan asal mutasi

2. Menjelaskan agen yang terlibat dalam proses mutasi

3. Mendiskusikan peranan mutasi dalam pemuliaan tanaman .


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal mutasi


Berdasarkan asalnya, mutasi dapat digolongkan kedalam: 1. Mutasi
spontan dan 2. Mutasi induksi Mutasi spontan adalah mekanisme mutasi dimana
karakter genetik muncul di alam. Bentuk mutan ini kemudian menyatu dengan
bentuk yang sudah ada atau terduplikat dengan perubahan dalam ploidi dan
berperan dalam proses evolusi di alam. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang
nyata antara mutasi spontan dan terinduksi, sebab bisa saja mutasi spontan di alam
juga disebabkan oleh induksi radiasi secara perlahan. Begitu juga sebaliknya,
mutasi pada bahan tanaman yang disebabkan oleh induksi mutagen dapat saja
sebagai mutasi yang terjadi secara spontan.

Mutasi induksi lebih menguntungkan diterapkan terhadap biji biji dorman


dibandingkan dengan bagian lain tanaman. Faktor lingkungan lebih mudah untuk
dikendalikan terhadap biji bijian seperti kelembaban, suhu, dan kandungan
oksigen. Dapat dilakukan dalam jumlah biji yang banyak dan biji dalam perlakuan
dapat disimpan tanpa menyebabkan kerusakan pada biji tersebut atau si
penyimpan. Dosen mutagen harus cukup untuk mematikan 50% dari jumlah biji
guna menghasilkan mutasi maksimum. Penggunaan mutagen kimia biasanya
adalah dengan merendam biji dalam larutan dan kemudian segera ditanam.

2.2 Efek Mutasi

Secara relatif, proses mutasi dapat menimbulkan perubahan pada sifat-sifat


genetis tanaman baik kearah positif maupun negatif, dan kemungkinan mutasi
yang terjadi dapat juga kembali normal (recovery). Mutasi yang terjadi ke arah
sifat positif dan terwariskan ke generasi berikutnya merupakan mutasi yang
dikehendaki oleh pemulia tanaman pada umumnya (Soeranto, 2003). Mutasi
induksi dapat memperluas variablitas genetik tanaman. Teknik mutasi induksi
pada tanaman yang diperbanyak secara vegetatif lebih efektif karena dapat
mengubah satu atau beberapa karakter tanpa mengubah karakteristik kultivar
asalnya (Nagatomi, 1996).

Mutasi dapat dibedakan atas, mutasi genom, mutasi kromsom dan mutasi
gen. Mutasi genom dapat diakibatkan oleh perubahan jumlah set kromsom baik
penambahan mapun pengurangan jumlah set kromosom. Poliploidi pada tanaman
mencerminkan adanya penambahan satu set kromsom atau lebih. Perubahan
jumlah kromosom dapat dibedakan menjadi euploidi dan aneuploidi (Suzuki, et al.
1993).

2.3 Cara Mengidentifikasi Mutasi

Proses mengidentifikasi dan memilih tanaman mutan dengan sifat yang


lebih baik melibatkan dua langkah utama: penyaringan dan konfirmasi mutan
(juga disebut sebagai validasi mutan). Sejak tanaman pertama kali didomestikasi,
penyaringan berdasarkan karakteristik yang terlihat (fenotipe) telah menjadi
metode yang paling umum dalam pemuliaan tanaman untuk memilih tanaman
yang lebih baik. Protokol penyaringan, seperti toleransi garam dalam hidroponik
(metode menanam tanaman menggunakan larutan nutrisi mineral tanpa tanah),
metode penyaringan toleransi kekeringan atau protokol penyaringan penyakit,
adalah metode yang efisien untuk deteksi fenotipe mutan.

Salah satu alat tersebut adalah skrining genotipe, yang dengannya


perbedaan susunan genetik (genotipe) dari masing-masing tanaman dapat
ditentukan dengan memeriksa rangkaian DNA suatu individu menggunakan
pengujian biologis (sejenis eksperimen ilmiah), dan membandingkannya dengan
rangkaian atau rangkaian DNA individu lain. urutan referensi. Dengan alat ini,
suatu variasi dapat diidentifikasi yang terkait dan diwarisi dengan sifat yang
diinginkan.

Terobosan terbaru dalam teknologi deteksi mutasi dengan throughput


tinggi, seperti pengurutan seluruh genom, telah meningkatkan efisiensi dalam
mengidentifikasi perubahan DNA yang menghasilkan sifat baru. Dengan ini,
penanda molekuler dapat dikembangkan yang membantu pemulia mempercepat
proses penggabungan sifat yang diinginkan ke dalam varietas komersial
lainnya. Metode throughput tinggi lain yang efisien untuk menyaring
penghapusan DNA yang diinduksi mencakup teknik genetika terbalik, seperti
TILLING (Targeting Induction Local Lesions in Genomes), yang memungkinkan
identifikasi mutasi secara terarah pada gen tertentu.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mutasi adalah sumber utama dari semua variasi genetik. Mutasi dapat
terjadi pada semua tingkat organisasi genetik, terutama diklasifikasikan
sebagai mutasi kromosom atau mutasi genom . Mutasi kromosom dibahas
dalam modul ini. Perubahan kromosom melibatkan salah satunyanukleotidaatau
fragmen kromosom dan berskala kecil (satu atau beberapa nukleotida
tersubstitusi, disisipkan, atau dihapus) atau berskala besar (penghapusan,
penyisipan, inversi, atau translokasi yang melibatkan segmen besar kromosom
atau duplikasi seluruh gen). Mutasi genom—yang melibatkan perubahan jumlah
kromosom utuh atau set kromosom—akan dibahas secara terpisah dalam
modul Ploidi—Poliploidi, Aneuploidi, Haploidi .

Variasi genetik dihasilkan dari perbedaan urutan DNA dan, dalam suatu
populasi, terjadi jika terdapat lebih dari satu alel pada lokus tertentu. Proses-
proses utama yang mempengaruhi variasi tanaman yang dapat diwariskan
merupakan topik-topik yang ditekankan dalam seluruh pembelajaran kursus
ini. Perubahan frekuensi gen dalam populasi yang disebabkan oleh seleksi alam
dapat meningkatkan adaptasi, sedangkan perubahan yang disebabkan oleh seleksi
yang dilakukan oleh manusia dapat memfasilitasi pengembangan variabilitas
genetik yang berguna dan seleksi genotipe unggul. Seleksi adalah reproduksi
diferensial dari produk rekombinasi—baik di dalam maupun di antara kromosom.

3.2 Saran

Diharapkan dalam bidang pertanian,mutase dalam pemuliaaan tanaman


dapat di kembangkan dan menghaasilkan genetic yang lebih menguntungkan para
petani dan konsumen dengan meningkatkan keuntungan dan menurunkan
kerugian mutase dari pemuliaan tanaman
DAFTAR PUSTAKA

Baihaki, A., (2000), Teknik Rancangan dan Analisis Penelitian Pemuliaan


, Universitas Padjajaran, Bandung

Crowder, L.V., (1986), Genetika Tumbuhan, Gajah Mada University


Press, Yogyakarta.
Ismachin, M., (1988), Pemuliaan tanaman dengan mutasi buatan. Pusat
Aplikasi Isotop dan Radiasi (BATAN), Jakarta

Ritongga, A., Wulansari, A., (2008), Pengaruh Induksi Mutasi Radiasi Gamma
pada Beberapa Tanaman, FAPERTA, IPB Bogor

Syukur, M., Saputra, E., Hermanto, R., (2015), Bertanam Tomat di Musim Hujan,
Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai