Di Susun Oleh :
Kelompok 5
JURUSAN AGROTEKOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
KATA PENGANTAR
Kelompok 5
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................................................... 2
3. KESIMPULAN ................................................................................................ 14
PENDAHULUAN
Penyediaan benih atau bibit dalam pengembangan suatu tanaman atau dalam
suatu proses produksi merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Proses
produksi skala besar seperti perkebunan akan memerlukan bibit dalam jumlah
besar, bibit dari varietas unggul, seragam, bebas dari hama dan penyakit, serta
penyediannya kontinyu.
Varietas unggul yang dihasilkan pemuliaan tanaman secara konvensional
membutuhkan waktu yang relatif lama untuk mendapatkannya, sedangkan
pertumbuhan manusia dan kebutuhannya akan pangan teru menerus bertambah.
Kemajuan teknologi yang ada saat ini dapat sangat membantu usaha pembentukan
varietas unggul tersebut dan relatif lebih cepat. Kultur jaringan tanaman
merupakan teknologi yang memungkinkan membantu para pemulia tanaman dalam
memperbanyak tanaman (Karp, 1995).
Dengan berkembangnya teknik kultur jaringan, kendala dalam multiplikasi
untuk beberapa jenis tanaman dapat diatasi. Teknik kultur jaringan ini pada
mulanya ditujukan untuk membuktikan kebenaran teori totipotensi, yang
selanjutnya berkembang untuk penelitian dibidang fisiologi tanaman, dan biokimia.
Pada hakekatnya teori totipotensi ini tidak salah tetapi pada kenyataannya
telah dapat dibuktikan adanya penyimpangan dari pembelahan sel, dampak yang
diperoleh dari kejadian tersebut adalah terjadinya variasi kromosom didalam jenis
tanaman yang sama, jumlah kromosom yang berkurang, somatik yang menyusut
dan subtitusi kromosom. Akibat dari kejadian-kejadian inilah yang menyebabkan
terjadinya variasi somaklonal. Variasi somaklonal digunakan untuk memperoleh
tanaman potensial dengan sifat-sifat yang diinginkan. Variasi somaklonal ada yang
diwariskan (stabil) dan ada yang tidak diwariskan. Variasi somaklonal yang stabil
merupakan salah suatu peluang untuk mendapatkan keragaman genotipe tanaman
tanpa harus melakukan persilangan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui keragaman yang disebabkan oleh variasi somaklonal
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya variasi
somaklonal
3. Untuk mengetahui teknik mendapatkan variasi somaklonal
4. Untuk mengetahui variasi somaklonal yang terjadi pada beberapa tanaman
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Biswas, M.K., M. Dutt, U.K. Roy. R. Islam, M. Hossain. 2009. Development and
evaluation of in vitro somaclonal variation in strawberry for improved
horticultural traits. Scientia Horticulturae 122: 409–416.
Kumar, Mohan B., Reed E. Barker, and Barbara M. Reed. 1999. Morphological
and molecular analysis of genetic stability in micropropagated Fragraria x
ananassa cv. Pocahontas. In Vitro Cell. Dev. Biol. Plant 35 : 254-258.
Thrope, T. A. 1990. The Current Status of Plant Tissue Culture. Elsevier Science
Publishers, Amsterdam.
Yunita, Rossa. 2009. Pemanfaatan Variasi Somaklonal dan Seleksi In Vitro dalam
Perakitan Tanaman Toleran Cekaman Abiotik. Jurnal Litbang Pertanian, 28
(4):142–14