MAKALAH
TEKNOLOGI SEL, JARINGAN DAN ORGAN TANAMAN
“PROTOPLAS SEBAGAI FUNGSI GENETIKA, KHUSUSNYA FUSI
PROTOPLAS ”
DITA DINDASARI
G012191005
PROGRAM PASCASARJANA
AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang................................................................................. 3
1.2. Tujuan Penulisan ............................................................................. 4
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah protoplas pertama kali diperkenalkan oleh Hanstein pada tahun 1880.
Protoplas sangat rentan terhadap pengaruh tekanan osmotik, sehingga diperlukan
tekanan osmotik yang cocok (isotonik) dan harus stabil. Apabila tekanan osmotik
tidak cocok maka protoplas akan lisis atau malah terjadi plasmolisis. Tekanan
osmotik sangat penting diperhatikan pada proses pembuatan larutan enzim,
medium pencuci/pembilas saat isolasi dan medium kultur kloroplas.
Protoplas tidak hanya bisa diisolasi dari sel tanaman saja tetapi juga dari sel
bakteri atau jamur (fungi) yang seluruh dinding selnya telah dihilangkan.
Protoplas dapat diisolasi dari hampir semua bagian tanaman seperti akar, batang,
daun, umbi, nodul akar, buah, endosperm, maupun sel polen atau serbuk sari serta
suspensi sel Adapun pemuliaan tanaman yang dapat dilakukan dengan Teknik
kultur protoplas untuk memanipulasi genetik tanaman seperti fusi protoplas,
transformasi protoplas, dan fariasi somaklonal/protoklonal pada tingkat protoplas
(Husni, 2010)
6
tanaman dengan sifat baru hasil pencampuran kedua tetua. Apabila salah satu inti
sel hilang selama terjadinya fusi maka akan dihasilkan sel baru yang disebut
sitoplasmik hibrid (cybrid) (Anonim, 2013)
Fusi protoplas dapat dilakukan untuk mentransfer beberapa gen yang
berguna seperti gen ketahanan terhadap penyakit, fiksasi nitrogen, tingkat
pertumbuhan yang cepat, pembentukan produk tertentu yang lebih banyak,
kualitas protein, toleran terhadap suhu dingin, toleran terhadap kekeringan,
resistensi terhadap herbisida dari satu spesies ke spesies lainnya. Teknik ini dapat
dilakukan untuk perbaikan suatu spesies karena dapat menghasilkan rekombinasi
genetik dengan sifat yang diinginkan.
Menurut Dodds dan Robert (1983) untuk melaksanakan fusi protoplas
dikerjakan dengan langkah-langkah yang secara garis besarnya adalah :
1. Pemilihan protoplas sebagai pasangan fusi
2. Induksi Fusi
3. Identifikasi Protoplas hasil fusi dan budidaya protoplas hasil fusi
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sejumlah teknologi canggih kini telah hadir untuk mendukung
perkembangan pemuliaan tanaman, yang tujuan akhirnya adalah mempercepat
proses penciptaan kultivar atau hibrid baru yang memiliki sifat-sifat unggul sesuai
keinginan, terutama pada tanaman pangan. Fusi protoplasma merupakan
penggabungan dua protoplasma atau lebih menjadi satu individu baru yang
sanggup tumbuh dan berkembangbiak. Tujuan fusi protoplas adalah untuk
mendapatkan suatu hibrida somatik atau mengatasi kelemahan dari hibrida
seksual. Teknik kultur protoplas memiliki kelebihan dan kekurangan berupa:
Kelebihan dari teknik ini adalah dapat menghasilkan tanaman dengan sifat
tertentu dan dapat dilakukan dengan spesies yang berbeda.
Kekurangan dari teknik ini adalah memerlukan biaya yang mahal serta butuh
ketelitan yang lebih.
Mekanisme kultur protoplas dapat melalui tahap penghilangan dinding sel,
pencucian protoplas, pemurnian protoplas dan kultur protoplas.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abo El-Nil MM, Hildebrandt AC. 1971. Differentiation of virussymptomless
geranium plants from anther callus. Plant Dis. Rep.55: 1017–102
Anonim. 2013. Isolasi Protoplas, antara Sitoplasma dan Dinding Sel.
https://theadiokecenter.wordpress.com/2013/12/09/isolasi-protoplas-
antarasitoplasma-dan-dinding-sel/. Diakses tanggal 20 April 2020.
Bhojwani SS, Powar JB, Cocking EL. 1977. Isolation, culture and division of
protoplast. Plant Science Letter 8: 85-89.
Dodds, J. H., dan L.W. Robert. 1983. Experiment in Plants Tissue
Culture.Cambridge University Press. London
Grosser JW, Gmitter FGJr. 2005. Applications of somatic hybridization and
cybridization in crop improvement, with citrus as a model. In Vitro Cell
Development Biology-Plant 41: 220–225
Grosser JW, Gmitter FG. 2011. Protoplast fusion for production of tetraploids and
triploids: applications for scion and rootstock breeding in citrus. Plant Cell
Tissue and Organ. Culture 104: 343–357.
Husni A. 2010. Fusi Protoplas Interspesies Antara Jeruk Siam Simadu (Citrus
nobilis Lour.) dengan Mandarin Satsuma (C. unshiu Marc.). Disertasi
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor
Mollers, C. S. Zhang, and G. Wenzil. 1992. The influence of silver thiosulfate on
potato protoplast culture. Plant Breed. 108 (1): 12-18.
Purwito, A. 1999. Fusi Protoplas Intra Dan Interspesies Pada Tanaman Kentang.
Disertasi Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Sukmadjaja, D., Novianti S., Endang G., Ika R., Tintin S. 2007. Teknik Isolasi
dan Kultur Protoplas Tanaman Padi http://biogen.litbang-deptan.go.id
Diakses tanggal 28 Oktober 2008.
Uddin JM. 2014. Protoplast isolation and fusion between Brassica rapa &
Brassica juncea. Thesis, Department of Genetics and Plant Breeding
Bangladesh Agricultural University, Mymensingh
Wang YP, Sonntag K, Rudloff E,Gramenz J, Chu CC. 2006. Production and
characterization of somatic hybrids between Brassica napus and Raphanus
sativus. Plant Cell, Tissue and Organ Culture 86(2): 279-283
13