Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BIOLOGI

LAPORAN INVESTIGASI Foraminifera (Globogerina),


Scenedesmus dan Phytophthora infestans, Taksoplasma gondii

Nama: Kaylila Nisa


Kelas: X MIPA 8
Absen: 19
SMA N 2 PATI
Tahun Ajaran 2020/2021
Daftar Isi
Daftar isi............................................................................................................................1
BAB I Pendahuluan...........................................................................................................2
a. Latar belakang........................................................................................................2
b. Rumusan masalah...................................................................................................2
c. Tujuan.....................................................................................................................2
d. Manfaat...................................................................................................................2
BAB II Pembahasan...........................................................................................................3-6
a. Nama protista.........................................................................................................3-6
1. Protista menguntungkan...................................................................................3-4
2. Protista merugikan............................................................................................5-6
b. Peran protista..........................................................................................................7-10
1. Protista menguntungkan ..................................................................................7-8
2. Protista merugikan............................................................................................8-10
BAB III Penutup................................................................................................................10
a. Kesimpulan............................................................................................................10
b. Saran......................................................................................................................10
Daftar pustaka....................................................................................................................11

P a g e 1 | 13
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protista adalah mikroorganisme eukariota yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungus. Mereka
pernah dikelompokkan ke dalam satu kerajaan bernama protista, tetapi sekarang tidak
dipertahankan lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan
morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara mandiri atau, jika
membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan yang
berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi, pengelompokan ini ditinggalkan karena
bersifat parafiletik. Organisme dalam Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan
yang mudah baik yang bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di
hampir semua lingkungan yang mengandung air. Protista memiliki peran dalam kehidupan baik
menguntungkan maupun merugikan, protista yang menguntungkan contohnya Foraminifera dan
Scenedesmus sedangkan contoh protista yang merugikan diantaranya Phytophthora infestans dan
Taksoplasma gondii.

B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah struktur, habitat, cara hidup, dan reproduksi Foraminifera
(Globogerina), Scenedesmus,Phytophthora, dan Taksoplasma gondii?
b. Apa sajakah peran dari protista Foraminifera (Globogerina), Scenedesmus,
Phytophthora infestans, dan Taksoplasma gondii?

C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas biologi dan mengetahui struktur, habitat, cara hidup,
reproduksi dan informasi lebih lengkap tentang Foraminifera (Globogerina),
Scenedesmus, Phytophthora infestans, dan Taksoplasma gondii serta segala peranannya
dalam kehidupan.

D. Manfaat
Kita dapat menambah wawasan tentang protista dan peranannya dalam kehidpan,
selain itu kita dapat menambah pengetahuan khususnya tentang protista yang saya ulas
dalam makalah ini.

P a g e 2 | 13
BAB II PEMBAHASAN
A. Nama Protista
1. Protista Menguntungkan
a. Foraminifera (Globogerina)

 Struktur tubuh
Bentuk penampakan luar foraminifera menurut Boltovskoy dan Wright (1976), antara lain:
1. Dinding, yaitu lapisan terluar dari foraminifera yang berguna melindungi bagian dalam
tubuhnya. Dinding foraminifera terbentuk dari silica keras yang disekresikan dari tubuhnya.
2. Kamar, merupakan bagian utama foraminifera yang didalamnya terdapat organel-organel yang
mengatur sistem metabolisme sel, diantaranya inti sel, vakuola kontraktil, mitokondria dan
vakuola makanan.
3. Protoculum, merupakan kamar utama pada cangkang foraminifera didalamnya terdapat nukleus
mengatur aktivitas sel.
4. Septa, dinding tipis yang membagi kamar menjadi beberapa bagian yang terpisah.
5. Suture, bagian dari bidang cangkang yang memisahkan kamar-kamar yang terbentuk. 6.
Aperture, merupakan lubang jalan tempat keluar masuknya zat kedalam atau dari tubuhnya
berfungsi sebagai mulut dan merupakan tempat mensekresikan kalsium karbonat (CaCO3) untuk
menyemen tubuhnya pembentukan dalam cangkang.
 Habitat
Foraminifera benthik memiliki habitat pada dasar laut dengan cara hidup secara ‘vagile’
(merambat / merayap) dan ‘sessile’ (menambat). Alat yang digunakan untuk merayap pada benthos
yang ‘vagile’ ialah ‘pseudopodia.
 Cara hidup
Cara hidup foraminifera bentik yang melekat pada substrat sangat mudah untuk tehisap
oleh biota yang memiliki cara makan dengan menghisap (filter feeder) seperti cacing, krustasea,
gastropoda, echinodermata dan ikan. Kebanyakan foraminifera bersifat heterotrofik, memakan
organisme yang lebih kecil dan bahan organik; beberapa spesies yang lebih kecil adalah pemakan
khusus phytodetritus , sementara yang lain mengkhususkan diri dalam mengonsumsi diatom.
 Reproduksi
Foraminifera bereproduksi dengan 2 cara yaitu aseksual dan seksual. Cara aseksual
yaitu pada individu yang telah dewasa terdapat sebuah inti pada protoplasmanya. Inti tersebut
kemudian membelah diri terus menerus selama menjadi dewasa membentuk nuclei-nuclei. Pada
tahap selanjutnya inti-inti akan meninggalkan cangkangnya dan keluar sambil membawa sebagian
P a g e 3 | 13
protoplasmanya. Kemudian inti-inti dengan protoplasma tersebut membentuk cangkang baru
dengan proloculum (kamar utama) yang besar dan cangkang yang relatif kecil (megalosfer).

Sedangkan selanjutnya dengan pada tahap seksual, pada bentuk-bentuk megalosfer ini
membentuk kembali inti-inti kecil (nucleioli) yang semakin banyak pada tahapan dewasa, dan
akhirnya pecah keluar melalui apertur sambil membawa protoplasma dan membentuk flagel untuk
pergerakkannya. inti-inti dengan flagel itu disebut sebagai gamet jantan/betina. gamet-gamet
tersebut saling beregerak mencari pasangan yang berlawanan untuk kemudian berkonjugasi
(seksual fase) membentuk individu baru dengan proloculum kecil dan cangkang yang relatif besar,
disebut mikrosfer. pada tahap selanjutnya mikrosfeer ini akan membelah diri kembali seperti pada
tahap asexual dan selanjutnya terulang kembali siklus yang sama.

b. Scenedesmus sp.

 Struktur tubuh
Sel scenedesmus diselubungi oleh dinding yang tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan dalam
yang meruupakan lapisan selulosa, laisan tengah yang merupakan lapisan tipis yang strukturnya seperti
membran, dan lapisan luar yang menyelubungi sel dalam koloni. Lapisan luar berupa lapisan seperti jaring
yang tersusun attas pektin dan dilengkapi oleh bristle.
 Habitat
Scenedesmus merupakan mikroalga yang bersifat kosmopolit dann sebagian besar dapat
hidup di lingkungan akuatik seperti perairan tawar dan payau. Scenedesmus juga ditemukan di
tanah atau tempat yang lembab.
 Cara hidup
Scenedesmus adalah alga yang hidup berkoloni dimana antara sel satu dengan yang lainnya
membentuk semacam rantai pengikat. Koloni scenedesmus dicirikan dengan bentuk sel pipih elips
sampai panjang yang tersusun secara parallel, tipe koloni yang terbentuk disebut coenobium.
 Reproduksi
Scenedesmus dapat melakukan reproduksi aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksual
terjadi melalui pembentukan autokoloni, yaitu setiap sel induk membentuk koloni anakan yang
dilepaskan melalui sel induk yang pecah terlebih dahulu. Beberapa spesies scenedesmus dapat
melakukan reproduksi seksual dengan pembentukan zoospora biflagel dan isogami.

P a g e 4 | 13
2. Protista Merugikan

a. Taksoplasma gondii

 Struktur tubuh

 Habitat

Habitat Toksoplasma gondii hidup didalam sel endotil, leukosit mononukler, cairan tubuh,
dan sel jaringan hospes/tuan rumah
Toxoplasma gondii adalah parasit intraseluler pada monocyte dan sel-sel endothelial pada
berbagai organ tubuh. Toxoplasma ini biasanya berbentuk bulat atau oval, jarang ditemukan dalam
darah perifer, tetapi sering ditemukan dalam jumlah besar pada organ-organ tubuh seperti pada
jaringan hati, limpa, sumsum tulang, otak, ginjal, urat daging, jantung dan urat daging licin lainnya.

 Cara hidup
Kista Toksoplasma gondii bertahan hidup melalui perut kucing dan parasit menginfeksi epitel
dari usus kecil di mana mereka mengalami reproduksi seksual dan pembentukan ookista. Ookista berasal
dari feses. Hewan dan manusia yang menelan ookista (misalnya, dengan makan sayuran yang tidak
dicuci) atau terinfeksi jaringan kista dalam daging yang dimasak secara tidak benar. Parasit memasuki
makrofag pada lapisan usus dan didistribusikan melalui aliran darah ke seluruh tubuh.

 Reproduksi
Daur hidup Toxoplasma gondii melalui dua siklus yaitu siklus enteroepitel dan siklus
ekstraintestinal. Siklus enteroepitelial di dalam tubuh hospes definitif seperti kucing. Siklus ekstraintestinal
pula di dalam tubuh hospes perantara seperti manusia, kambing dan domba. Pada siklus ekstraintestinal,

P a g e 5 | 13
ookista yang keluar bersama tinja kucing belum bersifat infektif. Setelah mengalami sporulasi, ookista akan
berisi sporozoit dan menjadi bentuk yang infektif. Manusia dan hospes perantara lainnya akan terinfeksi
jika tertelan bentuk ookista tersebut.

b. Phytophthora infestans

 Struktur tubuh
Ciri yang khas untuk mengenal sebagian besar Phycomycetes ialah miselliumnya yang tidak
bersekat – sekat. Warna misellium putih, jika tua mungkin agak coklat kekuning – kuningan; kebanyakan
sporangium berwarna kehitam – hitaman. miselliumnya yang tidak bersekat – sekat. Warna misellium
putih, jika tua mungkin agak coklat kekuning – kuningan; kebanyakan sporangium berwarna kehitam –
hitaman. Ini adalah mmsporangia hyalin, berbentuk seperti jeruk nipis, panjang 20-40.

 Habitat
Tanaman inang dari P. infestans adalah kentang dan tomat. P. infestans berasal dari pegunungan
Andes sebelah utara, kemudian menyebar ke seluruh Amerika, Eropa, dan seluruh dunia (Pracaya, 2004).
Akhir-akhir ini, sebaran populasi P. infestans yang beragam telah dilaporkan dari berbagai wilayah di
Eropa, Amerika Serikat, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, tetapi laporan dari Asia masing sangat
terbatas. Di Indonesia, mating type A2 juga telah ditemukan Nishimura et al.
 Cara hidup
Daur hidup dimulai saat sporangium terbawa oleh angin. Jika jatuh pada setetes air pada tanaman
yang rentan, sporangium akan mengeluarkan spora kembara (zoospora), yang seterusnya membentuk
pembuluh kecambah yang mengadakan infeksi (Rumahlewang, 2008). Ini terjadi ketika berada dalam
kondisi basah dan dingin yang disebut dengan perkecambahan tidak langsung. Spora ini akan berenang
sampai menemukan tempat inangnya. Ketika keadaan lebih panas, P. infestan akan menginfeksi tanaman
dengan perkecambahan langsung, yaitu germ tube yang terbentuk dari sporangium akan menembus jaringan
inang yang akan membiarkan parasit tersebut untuk memperoleh nutrient dari tubuh inangnya.
Benih juga bisa terinfeksi dan menjadi tempat hidup pathogen. Ketika tunas baru dihasilkan dari benih atau
umbi tua yang terinfeksi, jamur tersebut akan menginfeksi tunas baru tersebut, kemudian sporulates dari
pertumbuhan baru ini serta sporangia akan tersebar di udara atau air

P a g e 6 | 13
 Reproduksi
Pada umumnya, patogen ini berkembangbiak secara aseksual. Cara ini dilakukan tanpa
penggabungan sel kelamin betina dan sel kelamin jantan, tetapi dengan pembentukan spora yaitu zoospora
yang terdiri dari masa protoplasma yang mempunyai bulu- bulu halus yang bisa bergetar dan disebut cilia,
tetapi dapat juga berkembangbiak secara seksual dengan oospora, yaitu penggabugan dari gamet betina
besar dan pasif dengan gamet jantan kecil tapi aktif.

B. Peran Protista
1. Protista Menguntungkan
a. Foraminifera (Globogerina)\
 Menurut Berger and Winterer (1974) dalam Putra (2014), foraminifera memiliki beberapa
manfaat atau kegunaan sebagai berikut:

1. Foraminifera biasa digunakan untuk mengetahui umur relatif dari suatu lapisan atau batuan,
yaitu untuk menyusun biokronologi batuan dengan menggunakan keberadaan foraminifera
planktonik sebagai penc
2. Fosil foraminifera dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi, antara
lain :

 Sebagai fosil petunjuk, yaitu fosil Foraminifera sangat berguna untuk biostratigrafi yang
dapat memberikan tanggal relatif terhadap batuan.

 Penentuan lingkungan pengendapan yaitu tipe perairan. Contohnya


perairan dangkal, perairan payau, laut dalam, abisal, batial, dan lain- lain.
Karena keanekaragaman, kelimpahan, dan morfologi mereka sangat kompleks, dan akurat

3. Untuk menemukan deposit minyak potensial, yaitu foraminifera digunakan sebagai


penunjuk dalam eksplorasi minyak bumi sejak perang dunia pertama, pada saat revolusi
industri dimula
4. Foraminifera juga dapat dimanfaatkan dalam arkeologi diprovenancing beberapa jenis bahan
baku ba Beberapa jenis batu, seperti batu gamping, biasanya ditemukan mengandung
fosil foraminifera. Jenis dan konsentrasi fosil dalam sampel batu dapat
digunakan untuk mencocokkan bahwa sampel ke sumber diketahui mengandung fosil yang
sama.

Bagian tubuh Foraminifera yang digunakan untuk mengidentifikasi minyak bumi adalah
endapan kerangka tubuhnya yang membentuk globigerina ooze yang terdapat di laut.

Foraminifera adalah salah satu organisme yang berperan sebagai plankton. Meskipun
organisme ini sudah mati, kandungan bahan organiknya masih tetap ada, sehingga ketika zat
organik yang berasal dari fosil Foraminifera terakumulasi dan terkonsentrasi pada suatu tempat,
kemudian mengalami pemanasan dan tekanan, zat organik tersebut akan berubah menjadi minyak
bumi.

P a g e 7 | 13
b. Scenedesmus sp.

Peranan Scenedesmus bagi kehidupan manusia antara lain, digunakan dalam penyelidikan
metabolisme di laboratorium. Juga dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat-obatan, bahan
kosmetik dan bahan makanan. Serbuk Chlorella dalam industri obat-obatan dimasukkan dalam
kapsul dan dijual sebagai suplemen makanan dikenal dengan “Sun Chlorella”.
Scenedesmus mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: Produsen
primer (penyedia oksigen), Sebagai alternatif bahan pangan bagi astronot, terutama spesies
chlorella (karena kandungan chlorelinnya banyak mengandung vitamin E), Sumber pakan alami
bagi ikan dan organism air lain (terutama benih), Beberapa diantaranya dibudidayakan sebagai
sumber pakan dip anti pembenihan ikan, contoh: chlorella, dunaliella, tetraselmis, dan
scenedesmus. Jenis tertentu dimanfatkan sebagai suplemen makanan bagi manusia dan sebagai
pengawet makanan, Twtraselmis dan chlorella dikenal sebagai probiotik.
Scenedesmus mengandung 8-56% protein, 10-52% karbohidrat, 2-40% mlemak serta 3-
6% nucleid acid. Asam lemak pada scenedesmus 25,61% berupa linoleat, 23,459% oleat seta
20,286% adalah palamiat. Kandungan asam lemak yang terkandung dalam Scenedesmus adalah
asam mystrat (9,78%), asam linoleat (25,16%), asam linolenat (16,16%), gliserol trilaurat (3,73%),
dan vinil laurat (35,52%).

2. Protista Merugikan
a. Taksoplasma gondii
 Proses infeksi
Toksoplasmosis adalah penyakit pada manusia dan hewan berdarah panas yang
disebabkan oleh Toxoplasma gondii, protozoa yang bertindak sebagai parasite. Toksoplasmosis
merupakan zoonosis (penyakit yang menular dari hewan ke manusia). Penularan terjadi akibat
menelan daging terinfeksi, kontak dengan tinja kucing, atau secara vertikal dari ibu ke janin yang
dikandungnya. Walaupun toksoplasmosis identik dengan kucing, memakan daging terinfeksi yang
belum dimasak sempurna merupakan sumber penularan utama pada manusia di banyak negara.
Penyebaran toxoplasmosis dapat disebabkan karena polahidup yang kurang higenis,
seperti kebiasaan makan dengan tangan dan makan daging setengah matang yang menganddung
sista, tertelannya oosista infektif atau infeksi transplasenta dari induk ke fetus. Penularan dapat
juga terjadi melalui tranfusi darah (tropozoit), transplantasi organ atau cangkok jaringan
(tropozoit, sista) dan kecelakaan di laboratorium yang menyebabkan T.gondii masuk ke dalam
ttubuh atau tanpa sengaja masuk melalui luka. Hean lain sebagai inang perantara seperti burung,
ayam tikus, anjing, domba, kambing dan sapi berpotensi untuk menularkan toxoplasmosis ke
manusia.
Faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya penularan pada manusia, antara lain
kebiasaann makan sayuran mentah dan buah- buahan yang dicuci kurang bersih, kebiasaan makan
tanpa cuci tangan terlebih dahulu, mengonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa
ditutup, sehingga membuka jalan terjadinya kontaminasi ookista.

P a g e 8 | 13
 Langkah pengobatan
1. Pengobatan Toksoplasmosis dengan Perawatan Akut
Seseorang yang mempunyai sistem kekebalan tubuh normal, apabila dirinya terinfeksi oleh
parasit penyebab toksoplasmosis, mungkin tidak akan menunjukkan gejala sama sekali. Selain itu,
apabila terdapat gejala, mungkin akan mirip dengan gejala penyakit flu. Apabila benar disebabkan
penyakit tersebut, dokter merekomendasikan untuk istirahat total dan meresepkan pereda nyeri,
seperti Tylenol atau Advil.
Lalu, untuk mengobati infeksi akut atau sering kambuh, dokter akan meresepkan
antibiotik yang berfungsi untuk menghilangkan infeksi dan mencegah perkembangan penyakit.
Obat-obatan yang umumnya direkomendasikan adalah Pirimetamin, Sulfadiazin,
Clindamycin, dan Minocycline.
3. Dalam Kehamilan
Seseorang yang sedang hamil juga dapat menularkan penyakit Toksoplasmosis kepada
anaknya. Walau begitu, hal ini jarang terjadi, terkecuali sang ibu mengidap HIV atau kekebalan
tubuhnya lemah. Lalu, pengobatan yang umumnya akan diberikan oleh dokter adalah untuk
mencegah infeksi pada janin. Namun, masih terjadi perdebatan tentang seberapa efektifnya
antibiotik untuk mencegah penularan.
Apabila toksoplasmosis terjadi secara akut selama trimester pertama, spiramisin akan
diresepkan untuk mengatasi penyakit tersebut dari saat didiagnosis hingga persalinan. Setelah itu,
dokter juga akan memberikan pirimetamin, sulfadiazin, dan asam folinat akan dikonsumsi sejak
diagnosis hingga persalinan. Lalu, apabila bayi tersebut didiagnosis toksoplasmosis dan HIV,
pengobatan yang dilakukan adalah terapi HIV dan TMP-SMX.
4. Mengidap HIV
Seseorang yang mengidap toksoplasmosis dikarenakan sistem kekebalan tubuhnya
lemah atau HIV dapat menyebabkan penyakit serius dan mengalami komplikasi pada otak, mata,
dan paru-paru. Bahkan, kondisi tersebut dapat mengancam nyawa.
Pada kebanyakan kasus, hal ini disebabkan oleh infeksi yang telah terjadi dibanding
yang baru. Tindakan cepat harus dilakukan untuk hal tersebut, seperti mengembalikan fungsi
kekebalan tubuh, membersihkan infeksi, dan mengobati komplikasi penyakitnya.
Satu-satunya cara untuk sembuh dari toksoplasmosis adalah dengan memulihkan
kekebalan tubuh dengan mengonsumsi obat antiretroviral. Obat ini dapat mencegah kemampuan
penyakit HIV pada tubuh untuk menggandakan diri. Meski tidak dapat menyembuhkan, obat
tersebut dapat menjaga virus tersebut seminimal mungkin agar tidak mencegah infeksi dan
membunuh sel-sel yang buruk untuk melindungi tubuh.
b. Phytophthora infestans
 Proses infeksi
Penyebaran spora/ patogen kapang melalui angin, air atau serangga. Jika spora sampai ke
daun basah, ia akan berkecambah dengan mengeluarkan zoospora atau langsung membentuk
P a g e 9 | 13
tabung kecambah, kemudian masuk ke bagian tanaman, dan akhirnya terjadi infeksi. Spora yang
jatuh ke tanah akan menginfeksi umbi, dan pembusukannya bisa terjadi di dalam tanah atau di
tempat penyimpanan. Selain itu penyebaran spora patogen Phytophthora infestans dipicu oleh
keadaan lingkungan udara yang relatif lembab di atas 80%.
 Langkah pengobatan
Salah satu jenis biopestisida adalah biofungisida berbahan aktif mikroorganisma sel
jamur antagonis Trichoderma spp, yaitu fungisida penghambat pertumbuhan kapang patogen
penyebab penyakit tanaman budidaya yang diharapkan efektif mengendalikan serangan kapang
patogen Phytophthora infestans tanaman kentang serta aman bagi tanaman budidaya sebagai
tanaman bukan sasaran.
Penggunaan teknologi sonic bloom dengan suara Garengpung dengan sistem green
house dapat memperlambat pertumbuhan Phytophthora infestans.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Protista dibagi menjadi tiga yaitu protista mirip tumbuhan, mirip hewan, dan mirip jamur
dari pengelompokkan tersebut masih dikelompokkan lagi menjadi beberapa macam menurut
persamaan tertentu. Setiap protista memiliki ciri khas yang berbeda, beda habitat, cara hidup,
struktur, dan reproduksinya.
Setiap protista juga mempunyai peranan baik menguntungkan maupun merugikan.
Protista yang menguntungkan contohnya Foraminifera, fosilnya berperan untuk penanda
(marker) umur batuan sendimen dan petunjuk pencarian sumber minyak bumi. Contoh protista
menguntungkan lainnya yaitu Scenedesmus sebagai PTS ( Potein Sel Tunggal), untuk makanan
tambahan. Sedangkan contoh protista yang merugikan yaitu Phytophthora infestans penyebab
penyakit yang menyerang tanaman budidaya (kentang, tomat, kelapa, tembakau, dan kedelai) dan
Taksoplasma gondii penyebab toksoplasmosis yang membahayakan ibu hamil.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca yang ingin menambah wawasan tentang
ilmu pengetahuan cabang biologi bab protista dan jangan hanya berpatokan informasi yang ada
dalam makalah ini karena makalah yang saya buat masih banyak kekurangan alangkah lebih baik
untuk mencari informasi di internet dan buku pedoman lainnya.

P a g e 10 | 13
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Protista

https://en.wikipedia.org/wiki/Toxoplasma_gondii

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1120025032-3-BAB%20II.pdf

https://evinursyafitrisyamsul.blogspot.com/2015/03/makalah-toxoplasma-gondi.html

http://deniwahyudiarto1.blogspot.com/2013/06/makalah-phytophthora-infestan_1.html

http://winterfervent.blogspot.com/2015/08/foraminifera-foram-of-
earth.html#:~:text=Foraminifera%20bereproduksi%20dengan%202%20cara,menjadi%20dewasa%20me
mbentuk%20nuclei%2Dnuclei.

http://etheses.uin-malang.ac.id/901/6/08620034%20Bab%202.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Scenedesmus

https://kelompok3atom.wordpress.com/2016/09/28/fosil-sebagai-indikator-minyak-bumi/

http://wiki.isikhnas.com/images/2/23/Penyakit_TOXOPLASMOSIS.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Toksoplasmosis

https://www.halodoc.com/artikel/terkena-toksoplasmosis-ini-3-cara-pengobatannya

https://maulzxxx.wordpress.com/2015/02/02/penyakit-lodoh-busuk-umbi-kentang-oleh-phytophthora-
infestans/

P a g e 11 | 13
P a g e 12 | 13

Anda mungkin juga menyukai