Disusun oleh :
Kelompok 1 :
Alexius David Perkasa Tosin
Andy Sarumaha
Angeline Gabriella
Anna Andiani
Moses Xanthus Suhendra
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan biologi tentang protista mirip hewan ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……….……..…………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………...………………………………………..2
1.3 Tujuan Masalah..……...…………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Protista mirip hewan.………………..
…………………………………...3
2.2 Ciri-ciri
Protozoa………………………………………………………...3
2.3 Cara hidup dan habitat Protozoa…………………..…………….………4
2.4 Reproduksi Protozoa…………………………………………………….5
2.5 Klasifikasi Protozoa……………………..………………………………5
2.6 Ciliata (Ciliophora/Infusoria) ………………………………………...5-8
2.7 Rhizopoda (Sarcodina)……………………………………………….8-
11
2.8 Flagellata (Mastigophora)…………………………………………..11-
15
2.9 Sporozoa (Apicomplexa)…………………………………………...15-19
SESI PERTANYAAN……..………………………………………………21-22
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………iii
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Protista mirip hewan atau yang biasa disebut protozoa organisme bersel
satu yang berukuran mikroskopis. Protozoa dikategorikan sebagai protista
mirip hewan karena protozoa memiliki sifat yang dimiliki hewan,
yaitu dapat bergerak dan heterotrof (tidak dapat menghasilkan makanannya
sendiri). Protozoa memperoleh makanannya dari organisme lain dengan
cara menelan atau memasukkan makanan tersebut ke dalam sel tubuhnya
(intraseluler).
Cara perkembangbiakan protista mirip hewan (protozoa) dapat terjadi
secara seksual maupun aseksual. Secara aseksual yanitu dengan membelah
diri atau membentuk spora, sedangkan secara seksual yaitu dengan
melakukan konjugasi. Konjugasi ini merupakan proses menempelnya dua
sel untuk mengadakan pertukaran inti sel.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa saja ciri-ciri protozoa ?
2. Bagaimana cara hidup protozoa ?
3. Dimana saja habitat protozoa ?
4. Bagaimana cara reproduksi protozoa ?
5. Apa saja klasifikasi protozoa ?
1.3Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui ciri-ciri protozoa.
2. Untuk mengetahui cara hidup protozoa.
3. Untuk mengetahui habitat protozoa.
4. Untuk mengetahui cara reproduksi protozoa
5. Untuk mengetahui klasifikasi protozoa.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
d. Reproduksi Ciliata
Ciliata bereproduksi secara aseksual maupun secara seksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan cara pembelahan biner yaitu
diawali dengan pembelahan makronukleus. Reproduksi seksual terjadi
dengan cara konjugasi dengan sifat kombinasi baru (rekombinasi
genetik).
e. Habitat Ciliata
Sebagian besar ciliata hidup sebagai sel soliter di air tawar maupun air
laut. Ciliata banyak ditemukan di air sawah, air sungai, air kolam, dan
air selokan, terutama yang banyak mengandung sisa-sisa tumbuhan dan
hewan, atau sampah organik. Namun beberapa jenis ada pula yang
hidup di tubuh hewan, baik sebagai parasite maupun bersimbiosis
mutualisme.
f. Contoh Ciliata
Paramecium caudatum, bentuknya seperti sendal biasanya hidup di
air tawar sebagai pemangsa bakteri.
Balantidium coli, hidup parasite di usus besar (colon) hewan ternak
dan manusia, menyebabkan diare balantidiasis.
Stentor roeseli, berbentuk seperti terompet, hidup di air sawah atau
air yang menggenang yang banyak mengandung bahan organik.
7
2.7 Rhizopoda (Sarcodina)
Protozoa yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki
semu). Sitoskeleton yang terdiri atas mikrotubulus dan mikrofilamen
berperan dalam pergerakan pseudopodia. Pseudopodia menjulur keluar
melalui suatu lubang yang terdapat pada cangkang.
a. Ciri-ciri Rhizopoda
Rhizopoda juga memiliki ciri, apa saja ciri dari rhezopoda? Untuk
lebih jelasnya mari kita simak dari kelanjutan artikel ini.
d. Reproduksi Rhizopoda
Rhizopoda hanya bereproduksi secara vegetatif, sedangkan reproduksi
secara generatif tidak diketahui. Rhizopoda bereproduksi secara
vegetatif melalui berbagai mekanisme pembelahan sel yang mengarah
ke pembelahan mitosis. Namun, tahap-tahap mitosis tidak tampak
dengan jelas. Contohnya, pada proses pembelahan sel terbentuk
benang-benang spindel, tetapi membran inti tidak pernah menghilang
selama proses pembelahan. Pembelahan sel diawali dengan
pembelahan inti, selanjutnya membran plasma semakin melekuk ke
arah dalam hingga terbentuk dua sel anakan.
9
e. Habitat Rhizopoda
Rhizopoda pada umumnya hidup bebas di alam, namun ada pula yang
hidup sebagai parasit di tubuh hewan dan manusia. Rhizopoda yang
hidup parasit dapat menyebabkan penyakit. Rhizopoda yang hidup bebas
di alam dapat ditemukan di air laut, air tawar, tanah yang basah, atau
tempat yang berair dan lembap. Beberapa Rhizopoda dapat membentuk
kista bila kondisi lingkungan memburuk, misalnya Amoeba sp.
Berdasarkan tempat hidupnya Amoeba dibedakan menjadi :
a. Ektamoeba
Hidup di luar tubuh organisme (hidup bebas). Misalnya Amoeba proteus
b. Entamoeba
Hidup di dalam organisme , misalnya manusia: contohnya Entamoeba
histolityca, yang hidup di dalam usus halus manusia, bersifat parasit dan
menyebabkan penyakit perut (Disentri). Entamoeba coli, hidup dalam
colon (usus besar manusia). Amoeba ini tidak bersifat parasit , tetapi
kadang-kadang dapat menyebabkan buang air besar terus-menerus.
Entamoeba ginggivalis, hidup dalam rongga mulut dan menguraikan
sisa-sisa makanan, sehingga merusak gigi dan gusi.
f. Contoh Rhizopoda
10
Foraminifera, memiliki cangkang dari bahan rganic dan kalsium
karbonat yang keras. Foraminifera hidup di tumpukan pasir atau
melekat pada plankton, ganggang, dan batuan. Pseudopodia berupa
untaian sitoplasma yang berfungsi untuk berenang, menangkap
mangsa, dan membentuk cangkang. Sekitar 90% Foraminifera telah
menjadi fosil, cangkangnya merupakan komponen sedimen lautan.
Fosil Foraminifera digunakan sebagai marker (penanda) umur batuan
sedimen dan petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi. Contoh
Foraminifera adalah Globigerina.
Radiolaria, hidup di laut, cangkang serupa gelas, dengan bentuk yang
berbeda-beda pada setiap spesies. Radiolaria yang sudah mati akan
mengendap di dasar perairan menjadi lumpur radiolaria. Lumpur
radiolaria dimanfaatkan sebagai bahan alat penggosok dan bahan
peledak. Contohnya Colosphaera dan Acanthometron.
Heliozoa (hewan matahari), hidup di air tawar. Pseudopodia Heliozoa
bersifat kaku. Cangkangnya mengandung kitin atau silika seperti
kaca.
11
Tubuhnya dilindungi selaput fleksibel yang disebut dengan pelicle,
sedangkan bagian luarnya dilapisi oleh selaput plasma,
Mempunyai tubuh yang tetap meski tidak punya rangka luar,
Bersifat mikroskopis atau tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
Sistem reproduksi dilakukan dengan cara aseksual yaitu dengan
pembelahan biner arah membujur,
Mendapatkan nutrisinya dengan holozoik, holofilik, maupun
saprofitik.
Holozoik berarti Flagellata tersebut memperoleh nutrisi dengan
memakan organisme lain yang berukuran lebih kecil. Holofilik berarti
Flagellata memperoleh makanan dengan mensintesis makanannya
sendiri dari organisme yang telah mati, sedangkan saprofitik adalah
sifat parasit Flagellata yang dilakukan dengan menempel pada
inangnya untuk mendapat makanan.
12
d. Reproduksi Flagellata
13
Trypanosoma hidup dan bereproduksi dengan caara pembelahan
biner memanjang di dalam jaringan darah manusia, getah bening,
limpa, dan berpotensi merusak sistem saraf. Penderita akan
mengalami demam, nyeri otot dan sendi, tidak dapat berjalan, tidak
dapat berbicara, dan banyak tidur di siang hari tetapi tidak dapat
tidur (insomnia) di malam hari. Semakin lama penderiata tidak bisa
dibangungkan, dan akhirnya meninggal dunia.
Penyebaran kepada orang lain dapat terus terjadi bila lalat tsetse
menggigit serta menghisap dar penderita, kemudian menularkannya
kepada orang lain.
Trypanosoma hidup di dalam saluran pencernaan lalat tsetse
selama 20 – 30 hari. Trypanosoma infektif akhirnya menetap di
kelenjar air liur lalat tsetse. Lalat tsetse banyak terdapat di
sepanjang tepi sungai di Afrika bagian barat dan tengah. Lalat
tersebut mampu terbang dengan jarak jangkau hingga mencapai 3
mil dan biasanya menggigit pada waktu siang hari.
e. Contoh Flagellata
Trypanosoma brucei gambiense merupakan hemoflagellata
(Flagellata yang hidup di darah), penyebab penyakit tidur pada
manusia di Afrika bagian barat dan tengah. Trypanosoma brucei
gambiense disebarkan oleh hewan perantara (vektor) lalat
tsetse Glossina palpalis.
Trypanosoma brucei rhodesiense, penyebab penyakit tidur dengan
hewan perantara lalat tsetse Glossina morsitans.
Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit chagas (disebut
juga American trypanosomiasis) di Amerika Latin. Gejala penyakit
chagas, antara lain pembengkakan kelenjar air mata, demam,
gangguang limpa, hati, jantung, dan gangguan sistem saraf yang
dapat menyebabkan kematian.
Trypanosoma evansi, penyebab penyakit surra pada hewan ternak
(kuda, keledai, unta) di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Penyakit
ini disebarkan oleh vektor lalat penghisap darah
genus Tabanus. Penyakit surra di Amerika ditularkan melalui vektor
kelelawar vampir (Desmodus). Gejala penyakit surra pada hewan
ternak, yaitu demam, tubuh lemah dan kurus. Penyakit ini dapat
menyebabkan kematian.
Trypanosoma lewisi, parasit pada tikus dengan vektor kutu tikus.
14
Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina wanita dan
menyebabkan penyakit keputihan.
Leishmania donovani, penyebab penyakit kala-azar pada manusia di
Mesir, Amerika selatan, Banglades, India, Nepal, Brasil, dan Sudan.
Gejala penyakit kala-azar, antara lain demam berulang (mirip
malaria) dan pembengkakan hati dan limpa.
Leishmania tropica dan Leishmania brasiliensis, penyebab
penyakit leishmaniasis yang menyerang kulit serta kelenjar lendir
hidung dan kerongkongan.
Trichonympha campanula, hidup bersimbiosis mutualisme di usus
rayap dan membantu rayap untuk mencerna kayu.
Giardia lamblia, menginfeksi usus manusia dan menyebabkan diare
yang hebat dan kejang usus (giardiasis). Penyebarannya melalui air
minum yang terkontaminasi oleh fases penderita.
15
Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior.
Dinding katub tidak jelas.
Daur hidup Sporozoa menunjukkan pergiliran generasi/keturunan
antara bentuk seksual (fase generatif) dan aseksual (fase vegetatif).
Tubuh berbentuk bulat atau oval.
Memiliki nukleus (inti sel) tetapi tidak memiliki vakuola kontraktil.
Memiliki organel-organel kompleks khusus pada salah satu ujung
sel (apeks) yang berfungsi untuk menembus sel dan jaringan tubuh
inang.
Proses penyerapan makanan, pernafasan (respirasi) dan
pengeluaran (ekskresi) terjadi secara langsung melalui permukaan
tubuh.
Sebagian besar spesies Sporozoa menyebabkan penyakit pada
hospes (inang) yang ditumpanginya.
d. Reproduksi Sporozoa
Sporozoa bereproduksi secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner,
sedangkan reproduksi secara seksual dengan peleburan antara
gamet jantan dan betina. Reproduksi secara aseksual dan seksual
terjadi secara bergilir dalam siklus hidup yang sangat rumit, dan
terjadi beberapa kali perubahan bentuk sporozoa pada saat berada
di tubuh hewan perantara maupun di tubuh inang. Pegiliran
reproduksi aseksual dan seksual dalam siklus hidup Plasmodium sp
adalah sebagai berikut.
17
4. Merozoit tumbuh dan bereproduksi vegetatif (pembelahan biner)
secara berulang-ulang sehingga terdapat banyak merozoit baru.
Merozoit baru ini disebut juga tropozoit. Tropozoit keluar
setelah memecah sel darah merah dan menginfeksi sel darah
merah lainnya, secara berulang-ulang dengan interval 48 – 72
jam (tergantung pada spesiesnya). Akibatnya penderita
mengalami demam dan menggigil secara periodik.
5. Di dalam jaringan darah, beberapa merozoit membelah dan
membentuk gametosit jantan (mikrogametosit) dan gametosit
betina (makrogametosit).
6. Bila nyamuk Anopheles betina lainnya menggigit dan mengisap
darah penderita, maka mikrogametosit maupun makrogametosit
berpindah dan masuk ke dalam saluran pencernaan nyamuk.
7. Di dalam saluran pencernaan nyamuk, mikrogametosit tumbuh
menjadi mikrogamet, dan makrogametosit tumbuh menjadi
makrogamet.
8. Mikrogamet dan makrogamet mengalami fertilisasi sehingga
terbentuk zigot diploid (2n) yang disebut juga ookinet. Peristiwa
ini merupakan reproduksi secara generatif.
9. Ookinet masuk ke dalam dinding usus nyamuk membentuk
oosista yang berdinding tebal. Di dalam oosista berkembang
ribuan sporozoit.
10.Sporozoit keluar dari dinding usus dan berpindah ke kelenjar
ludah nyamuk. Sporozoit akan mengalami siklus yang sama saat
nyamuk menginfeksi orang sehat lainnya.
18
e. Contoh Sporozoa
Plasmodium sp.
Plasmodium sp. merupakan penyebab penyakit malaria. Pada
tahun 1898, Ronald Ross menemukan fakta bahwa
Plasmodium terdapat di perut nyamuk. Hasil penemuan
tersebut mengantarkan Ronald Ross sebagai pemenang hadiah
Nobel pada tahun 1902. Kemudian, penelitian Giovanni
Batistta Grassi (seorang profesor dan Italia) menunjukkan
bahwa penyakit malaria (Italia, mal’aria’ = udara buruk) pada
manusia hanya ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina.
Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii penyebab toksoplasmosis. Toksoplasmosis
pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat atau kematian janin
yang dikandungnya.
19
BAB 3
PENUTUP
1.1Kesimpulan
21
4. Kenapa Protista bisa mirip hewan, mirip jamur, dll? (Monic & Dita)
Jawaban: Karena dilihat dari ciri-cirinya masing-masing, bentuk dan
strukturnya berbeda.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://www.softilmu.com/2013/05/protozoa-protista-mirip-hewan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa
https://www.gurupendidikan.co.id/ciliata-filum-ciliophora-pengertian-ciri-
struktur-tubuh-dan-klasifikasi-beserta-peranannya-lengkap/
https://www.sridianti.com/ciri-ciri-rhizopoda-sarcodina.html
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/08/pengertian-rhizopoda-ciri-
klasifikasi-rhizopoda-lengkap.html
https://www.artikelsiana.com/2015/05/flagellata-pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-
reproduksi.html
https://www.ayokbelajar.com/pengertian-flagellata-ciri-reproduksi-contoh/#
https://www.sridianti.com/ciri-ciri-sporozoa.html
https://www.biologijk.com/2017/10/pengertian-ciri-klasifikasi-reproduksi-
contoh-dan-peranan-sporozoa.html
https://www.sridianti.com/siklus-hidup-plasmodium-sp.html
https://www.halodoc.com/dampak-parasit-protozoa-bagi-tubuh
iii