Anda di halaman 1dari 27

PROTISTA MIRIP HEWAN

Disusun oleh :
Kelompok 1 :
 Alexius David Perkasa Tosin
 Andy Sarumaha
 Angeline Gabriella
 Anna Andiani
 Moses Xanthus Suhendra

SMA NOTRE DAME


Jl. Puri Kembang Barat Raya
Blok M Puri Indah
Jakarta Barat
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan biologi tentang protista mirip hewan ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan pikirannya.

    Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.

Jakarta, 25 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……….……..…………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………...………………………………………..2
1.3 Tujuan Masalah..……...…………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Protista mirip hewan.………………..
…………………………………...3
2.2 Ciri-ciri
Protozoa………………………………………………………...3
2.3 Cara hidup dan habitat Protozoa…………………..…………….………4
2.4 Reproduksi Protozoa…………………………………………………….5
2.5 Klasifikasi Protozoa……………………..………………………………5
2.6 Ciliata (Ciliophora/Infusoria) ………………………………………...5-8
2.7 Rhizopoda (Sarcodina)……………………………………………….8-
11
2.8 Flagellata (Mastigophora)…………………………………………..11-
15
2.9 Sporozoa (Apicomplexa)…………………………………………...15-19

BAB III PENUTUP


3.1Kesimpulan………………………..……………………………………20

SESI PERTANYAAN……..………………………………………………21-22

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………iii
ii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Protista mirip hewan atau yang biasa disebut protozoa organisme bersel
satu yang berukuran mikroskopis. Protozoa dikategorikan sebagai protista
mirip hewan karena protozoa memiliki sifat yang dimiliki hewan,
yaitu dapat bergerak dan heterotrof (tidak dapat menghasilkan makanannya
sendiri). Protozoa memperoleh makanannya dari organisme lain dengan
cara menelan atau memasukkan makanan tersebut ke dalam sel tubuhnya
(intraseluler).
Cara perkembangbiakan protista mirip hewan (protozoa) dapat terjadi
secara seksual maupun aseksual. Secara aseksual yanitu dengan membelah
diri atau membentuk spora, sedangkan secara seksual yaitu dengan
melakukan konjugasi. Konjugasi ini merupakan proses menempelnya dua
sel untuk mengadakan pertukaran inti sel.

Protista mirip hewan (protozoa) dapat dijumpai di berbagai tempat, yaitu di


parit, sawah, sungai, bendungan, atau air laut, bahkan ada yang hidup
dalam tubuh makhluk hidup lainnya sebagai parasit. Dalam klasifikasi
makhluk hidup , protozoa di kelompokkan berdasarkan alat geraknya,
yaitu Rhizopoda (kaki semu), Ciliata (bulu getar), Flagellata (bulu
cambuk), sporozoa (tidak mempunyai alat gerak khusus).
1

1.2Rumusan Masalah
1. Apa saja ciri-ciri protozoa ?
2. Bagaimana cara hidup protozoa ?
3. Dimana saja habitat protozoa ?
4. Bagaimana cara reproduksi protozoa ?
5. Apa saja klasifikasi protozoa ?

1.3Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui ciri-ciri protozoa.
2. Untuk mengetahui cara hidup protozoa.
3. Untuk mengetahui habitat protozoa.
4. Untuk mengetahui cara reproduksi protozoa
5. Untuk mengetahui klasifikasi protozoa.
2

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Protista Mirip Hewan (Protozoa)


Protozoa (bahasa Yunani: Protos— Pertama dan bahasa Yunani: Zoon—
Hewan). Jadi, Protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan
kelompok lain protistaeukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa
kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di
bawah mikroskop.
Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai
contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel
tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan
kemampuan untuk berfotosintesa.
Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek
tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum
protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak
berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal
ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara
algae dan protozoa.
Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan
selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil,
dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel,
serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan
buah.

2.2 Ciri-Ciri Protozoa


Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan
salah satu filum dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya
dilakukan oleh sel itu sendiri dengan menggunakan organel-organel antara
lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria. Ciri-ciri umum:

 Organisme uniseluler (bersel tunggal).


 Eukariotik (memiliki membran nukleus).
 Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok).
 Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof).
 Hidup bebas, saprofit atau parasit.
 Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup.

 Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella.


 Ukurannya sekitar 10-200 µm atau 0,01-0,2 mm, tetapi ada pula yyang
berukuran hingga 500 µm.
 Tidak memiliki dinding sel.

Ciri-ciri protozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif


dengan silia atau flagen, memiliki membran sel dari zat lipoprotein, dan
bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang bercirikan
sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada
yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai
tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.

2.3 Cara Hidup dan Habitat Protozoa


Protozoa merupakan organisme heterotro yang memperoleh makanannya
dengan cara fagositosis, yaitu menelan dan mencerna mangsanya. Pada
umumnya, protozoa memangsa anggota protista lain, jamur dan ganggang
mikroskopis, bakteri, maupun sisa-sisa organisme. Protozoa dikenal
sebagai predator uniseluler yang mengontrol jumlah populasi bakteri.
Ada protozoa yang hidup bebas di alam maupun hidup bersimbiosis di
dalam tubuh hewan multiseluler dan manusia. Protozoa hidup di air atau
setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan
terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan.
Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang
protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti
algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa
spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-
tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada
habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian
dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang
hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air.
Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus
termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa
berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit
serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri
berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.
4
2.4 Reproduksi Protozoa

Protozoa dapat bereproduksi secara aseksual (tak kawin) maupun secara


seksual (kawin). Reproduksi secara aseksual pada umumnya dilakukan
dengan pembelahan biner. Dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel
menjadi empat sel, dan seterusnya. Pembelahan biner diawali dengan
pembelahan inti (kariokinesis), kemudian diikuti pembelahan sitoplasma
(sitokinesis). Sementara reproduksi secara seksual, yaitu dengan cara
penyatuan gamet yang berbeda jenis sehingga menghasilkan zigot atau
secara konjugasi (penyatuan inti vegetatif sel). Namun, ada pula protozoa
yang tidak melakukan reproduksi seksual, misalnya Amoeba sp.

2.5 Klasifikasi Protozoa

Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya. Terdapat empat filum


protozoa, yaitu sebagai berikut.
1. Ciliata (Ciliophora/Infusoria) bergerak dengan silia (rambut getar).
Contohnya, Paramecium sp.
2. Rhizopoda (Sarcodina) bergerak dengan pseudopodia (kaki semu).
Contohnya, Amoeba sp.
3. Flagellata (Mastigophora) bergerak dengan flagella (bulu cambuk).
Contohnya, Trypanosoma sp.
4. Sporozoa (Apicomplexa) tidak memiliki alat gerak.
Contohnya, Plasmodium sp.

2.6 Ciliata (Ciliophora/Infusoria)

Ciliata adalah protozoa yang bergerak menggunakan silia (rambut getar).


Ciliata disbeut juga infusoria, karena biasanya hidup di dalam air buangan
yang banyak mengandung zat organik.
a. Ciri-ciri ciliata
Ciliata mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yang
membedakan jenis-jenis protozoa yang lainnya. Ciri-ciri umum ciliata
yaitu sebagai berikut :

 Bergerak dengan silia atau rambut getar


 Sifatnya heterotrof
 Pembelahan biner
5

 Umumnya berukuran mikroskopis, tapi ada juga spesies yang


berukuran 3 mm sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang
 Terdapat pada seluruh bagian sel atau pada bagian tertentu.
 Membantu pergerakan makanan ke sistoma
 Bentuk tubuh oval dan tidak berubah-ubah atau tetap
 Mempunyai dua inti sel yakni makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus sebagai fungsi vegetatif, dan mikronukleus sebagai
fungsi reproduksi yakni konjugasi
 Hidup bebas pada lingkungan berair baik itu air laut maupun air
tawar yang banyak mengandung sebuah zat organik
 Hidup secara parasit, simbiosis dan ada juga yang hidup bebas di
alam

b. Bentuk tubuh Ciliata


Ciliata memiliki bentuk tubuh yang tetap karena memiliki pelikel.
Pelikel merupakan selaput protein atau glikoprotein yang keras untuk
menyokong membran sel. Bentuk tubuh ciliata bervariasi, ada yang
menyerupai sandal, lonceng, terompet, atau oval. Tubuh ciliata
memiliki rambut getar atau silia berukuran pendek untuk bergerak,
meluncur, berenang dalam medium air. Ciliata mempunyai trikosis
untuk mempertahankan diri dari musuhnya.
6

c. Cara Ciliata menangkap dan mencerna makanan


Cilliata menggunakan rambut getar disekitar corong mulut untuk
mendorong makanan agar masuk ke dalam sitostoma. Kumpulan
makanan dari sitostoma kemudian masuk ke sitofaring. Makanan dari
sitofaring akan masuk ke sitoplasma dan membentuk vakuola
makanan. Vakuola makanan akan bergabung dengan lisosom yang
menghasilkan enzim pencernaan makanan. Pada saat makanan dicerna,
vakuola makanan bergerak dari bagian anterior (depan) ke bagian
posterior (belakang). Sari makanan hasil pencernaan yang berasal dari
vakuola makanan masuk ke sitoplasma secara difusi. Sementara sisa-
sisa makanan yang tidak tercerna akan dilepaskan keluar sel melalui
lubang anus atau pori-pori membran.

d. Reproduksi Ciliata
Ciliata bereproduksi secara aseksual maupun secara seksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan cara pembelahan biner yaitu
diawali dengan pembelahan makronukleus. Reproduksi seksual terjadi
dengan cara konjugasi dengan sifat kombinasi baru (rekombinasi
genetik).

e. Habitat Ciliata
Sebagian besar ciliata hidup sebagai sel soliter di air tawar maupun air
laut. Ciliata banyak ditemukan di air sawah, air sungai, air kolam, dan
air selokan, terutama yang banyak mengandung sisa-sisa tumbuhan dan
hewan, atau sampah organik. Namun beberapa jenis ada pula yang
hidup di tubuh hewan, baik sebagai parasite maupun bersimbiosis
mutualisme.

f. Contoh Ciliata
 Paramecium caudatum, bentuknya seperti sendal biasanya hidup di
air tawar sebagai pemangsa bakteri.
 Balantidium coli, hidup parasite di usus besar (colon) hewan ternak
dan manusia, menyebabkan diare balantidiasis.
 Stentor roeseli, berbentuk seperti terompet, hidup di air sawah atau
air yang menggenang yang banyak mengandung bahan organik.
7
2.7 Rhizopoda (Sarcodina)
Protozoa yang bergerak dengan menggunakan pseudopodia (kaki
semu). Sitoskeleton yang terdiri atas mikrotubulus dan mikrofilamen
berperan dalam pergerakan pseudopodia. Pseudopodia menjulur keluar
melalui suatu lubang yang terdapat pada cangkang.

a. Ciri-ciri Rhizopoda
Rhizopoda juga memiliki ciri, apa saja ciri dari rhezopoda? Untuk
lebih jelasnya mari kita simak dari kelanjutan artikel ini.

 Bergerak dengan menggunakan kaki palsu atau kaki semu


(pseudopodia).
 Memiliki ukuran tubuh sekitar 200 sampai 300 mikron.
 Mempunyai sifat heterotrof.
 Mempunyai bentuk yang dapat berubah atau tidak tetap.
 Pada umumnya hidup di air tawar dan juga air laut.
 Mempunyai etoplasma dan juga endoplasma.
 Ada yang bercangkang dan juga tidak.
 Rhizopoda menelan makanannya atau fagosit.
 Mempunyai vakuola makanan serta vakuola kontraktil.
 Reproduksi dengan cara aseksual atau dengan pembelahan diri.
 Pernafasan dengan menggunakan cara difusi ke seluruh tubuh.
 Hidup secara bebas atau parasit.

b. Bentuk dan struktur tubuh Rhizopoda


Bentuk sel Rhizopoda terutama yang telanjang (tidak bercangkang)
tampak selalu berubah – ubah, misalnya pada Amoeba dapat dibedakan
menjadi ektoplasma (plasma bagian luar) dan endoplasma (plasma
bagian dalam). Di dalam sitoplasma, terdapat inti sel, vakuola
makanan, vakuola kontraktil, dan organel sel eukariotik lainnya.
Sitoplasma dikelilingi oleh membrane plasma yang berfungsi sebagai
pelindung isi sel, mengatur keluar masuknya suatu zat, sebagai tempat
pertukaran udara, dan reseptor rangsangan.
8

c. Cara Rhizopoda menangkap dan mencerna makanan


Rhizopoda bersifat heterotrof dan memangsa protozoa lain, ciliata,
bakteri, maupun alga uniseluler. Rhizopoda mendekati sumber
makanan dengan menjulurkan kaki semu. Kaki semu akan mengelilingi
sumber makanan hingga permukaan membrane yang mengelilingi
makanan tersebut bertemu. Dengan demikian terbentuklah rongga
makanan di dalam tubuh rhizopoda. Rongga makanan tersebut disebut
dengan vakuola makanan. Vakuola makanan akan mencerna makanan
di dalamnya sambal beredar di sitoplasma. Sari makanan hasil
pencernaan akan masuk ke sitoplasma secara difusi, sedangkan sisa-
sisa makanan yang tidak tercerna dan berbentuk padat tetap berada di
dalam vakuola.

d. Reproduksi Rhizopoda
Rhizopoda hanya bereproduksi secara vegetatif, sedangkan reproduksi
secara generatif tidak diketahui. Rhizopoda bereproduksi secara
vegetatif melalui berbagai mekanisme pembelahan sel yang mengarah
ke pembelahan mitosis. Namun, tahap-tahap mitosis tidak tampak
dengan jelas. Contohnya, pada proses pembelahan sel terbentuk
benang-benang spindel, tetapi membran inti tidak pernah menghilang
selama proses pembelahan. Pembelahan sel diawali dengan
pembelahan inti, selanjutnya membran plasma semakin melekuk ke
arah dalam hingga terbentuk dua sel anakan.
9
e. Habitat Rhizopoda
Rhizopoda pada umumnya hidup bebas di alam, namun ada pula yang
hidup sebagai parasit di tubuh hewan dan manusia. Rhizopoda yang
hidup parasit dapat menyebabkan penyakit. Rhizopoda yang hidup bebas
di alam dapat ditemukan di air laut, air tawar, tanah yang basah, atau
tempat yang berair dan lembap. Beberapa Rhizopoda dapat membentuk
kista bila kondisi lingkungan memburuk, misalnya Amoeba sp.
Berdasarkan tempat hidupnya Amoeba dibedakan menjadi :
a. Ektamoeba
Hidup di luar tubuh organisme (hidup bebas). Misalnya Amoeba proteus
b. Entamoeba
Hidup di dalam organisme , misalnya manusia: contohnya Entamoeba
histolityca, yang hidup di dalam usus halus manusia, bersifat parasit dan
menyebabkan penyakit perut (Disentri). Entamoeba coli, hidup dalam
colon (usus besar manusia). Amoeba ini tidak bersifat parasit , tetapi
kadang-kadang dapat menyebabkan buang air besar terus-menerus.
Entamoeba ginggivalis, hidup dalam rongga mulut dan menguraikan
sisa-sisa makanan, sehingga merusak gigi dan gusi.

f. Contoh Rhizopoda

 Amoeba proteus, hidup di tanah basah dan tidak memiliki cangkang


(terbuka).
 Entamoeba gingivalis, hidup pada gusi dan gigi manusia dengan
memakan sisa-sisa makanan di sela-sela gigi dan dapat menyebabkan
kerusakan gigi dan radang gusi.
 Entamoeba coli, hidup di usus besar (kolon), tidak bersifat parasit,
tetapi kadang-kadang menyebabkan diare.
 Entamoeba histolytica, hidup parasit di usus manusia dan
menyebabkan penyakit disentri. Organisme ini menyebar melalui
makanan, air minum, dan peralatan makan yang terkontaminasi
protozoa tersebut dalam bentuk kista maupun dalam bentuk sel aktif.
 Difflugia, hidup di air tawar, mengeluarkan rgani yang menyebabkan
butir-butir pasir halus dapat melekat.
 Arcella, hidup di air tawar. Cangkang Arcella tersusun dari zat kitin
atau fosfoprotein. Cangkang tubuh bagian atas berbentuk kubah,
sedangkan bagian bawah berbentuk cekung dengan lubang-lubang
sebagai tempat keluarnya pseudopodia.

10
 Foraminifera, memiliki cangkang dari bahan rganic dan kalsium
karbonat yang keras. Foraminifera hidup di tumpukan pasir atau
melekat pada plankton, ganggang, dan batuan. Pseudopodia berupa
untaian sitoplasma yang berfungsi untuk berenang, menangkap
mangsa, dan membentuk cangkang. Sekitar 90% Foraminifera telah
menjadi fosil, cangkangnya merupakan komponen sedimen lautan.
Fosil Foraminifera digunakan sebagai marker (penanda) umur batuan
sedimen dan petunjuk dalam pencarian sumber minyak bumi. Contoh
Foraminifera adalah Globigerina.
 Radiolaria, hidup di laut, cangkang serupa gelas, dengan bentuk yang
berbeda-beda pada setiap spesies. Radiolaria yang sudah mati akan
mengendap di dasar perairan menjadi lumpur radiolaria. Lumpur
radiolaria dimanfaatkan sebagai bahan alat penggosok dan bahan
peledak. Contohnya Colosphaera dan Acanthometron.
 Heliozoa (hewan matahari), hidup di air tawar. Pseudopodia Heliozoa
bersifat kaku. Cangkangnya mengandung kitin atau silika seperti
kaca.

2.8 Flagellata (Mastigophora)


Flagellata (Latin, flagell = cambuk) atau Mastigophora adalah Protozoa
yang bergerak dengan menggunakan flagela (bulu cambuk). Salah satu
anggota kelompok Mastigophora, yaitu Flagellata heterotrof (tidak
memiliki klorofil). Flagellata heterotrof tersebut dinamakan
zoomastigophora atau zooflagellata (Flagellata hewan). Kajian evolusi
menyatakan bahwa zooflagellata merupakan bentuk transisi (peralihan)
antara organisme prokariotik dengan eukariotik, dan merupakan Protozoa
yang paling primitif dibandingkan dengan jenis Protozoa lainnya.
a. Ciri-ciri Flagellata

 Habitatnya di air tawar dan air laut,


 Hidup secara parasit atau secara simbiosis mutualisme.
 Bergerak dengan menggunakan bulu cambuk (flagel),
 Hidupnya ada yang soliter ada yang berkoloni,
 Morfogenesis (bentuk tubuh) bersifat polimorfik (menyerupai
berbagai bentuk morfologi). Jadi, ada yang lonjong, menyerupai bola,
memanjang, dan aneka bentuk lainnya,
 Ada yang mempunyai mitokondria dan ada yang tidak,

11
 Tubuhnya dilindungi selaput fleksibel yang disebut dengan pelicle,
sedangkan bagian luarnya dilapisi oleh selaput plasma,
 Mempunyai tubuh yang tetap meski tidak punya rangka luar,
 Bersifat mikroskopis atau tidak dapat dilihat dengan mata telanjang,
 Sistem reproduksi dilakukan dengan cara aseksual yaitu dengan
pembelahan biner arah membujur,
 Mendapatkan nutrisinya dengan holozoik, holofilik, maupun
saprofitik.
 Holozoik berarti Flagellata tersebut memperoleh nutrisi dengan
memakan organisme lain yang berukuran lebih kecil. Holofilik berarti
Flagellata memperoleh makanan dengan mensintesis makanannya
sendiri dari organisme yang telah mati, sedangkan saprofitik adalah
sifat parasit Flagellata yang dilakukan dengan menempel pada
inangnya untuk mendapat makanan.

b. Bentuk dan struktur tubuh Flagellata


Flagellata memiliki bentuk tubuh yang tetap karena terdapat pelikel
yang menyokong membran sel. Flagellata juga memiliki 3-4
membran bergelombang, yaitu membran yang terbentuk karena
flagela melingkari sel. Pada umumnya, tubuh Flagellata berbentuk
oval memanjang, melengkung langsing (mirip bulan sabit), atau pipih
panjang seperti daun, Flagela terletak di bagian tubuh depan (anterior)
atau belakang (posterior) yang berfungsi untuk menarik atau
mendorong tubuhnya sehingga terjadi pergerakan. Jumlah flagela
pada Flagellata ada yang hanya satu, namun ada juga yang berjumlah
dua, tiga, atau lebih. Misalnya, Trypanosoma gambiense memilikisatu
flagela, sedangkan Trichomonas memiliki flagela berjumlah tiga tau
lebih. Flagela berdiameter 0,25 μm dan berukuran lebih panjang
daripada silia, yaitu 10-200 μm. Flagela merupakan  mikrotubula
yang diselimuti oleh membran. Flagela bergerak seperti gerakan
ombak yang menghasilkan gaya searah dengan sumbu flagela.
Flagellata ada yang memiliki mitokondria, ada pula yang tidak
memiliki mitokondria. Flagellata yang tidak memiliki mitokondria,
misalnya Giardia lamblia. Sementara Flagellata  yang memiliki
mitokondria, yaitu Trypanosoma sp. juga memiliki organel
unik kinetoplas yang berfungsi menyimpan DNA ekstranukleus.
Flagellata tidak dapat membentuk kista.

12

c. Cara hidup Flagellata


Flagellata pada umumnya hidup sebagai parasit di tubuh hewan
vertebrata, termasuk juga manusia. Beberapa Flagellata membutuhkan
hewan perantara (vektor) untuk masuk ke tubuh inang, contohnya
lalat tsetse yang menjadi vektor Trypanosoma sp. Namun ada jenis
Flagellata yang hidup bersimbiosis mutualisme di tubuh hewan, dan
hidup bebas di air tawar maupun air laut.

d. Reproduksi Flagellata

Flagellata bereproduksi secara aseksual dengan pembelahan


biner dengan arah membujur. Dari satu sel dihasilkan dua sel, dari
dua sel dihasilkan empat sel, dan seterusnya. Pembelahan sel dan inti
sel tidak diikuti oleh pembelahan flagela, tetapi flagela baru akan
membenruk pada sel anak hasil pembelahan. Pada Flagellata yang
hidup sebagai parasit, misalnya pada Trypanosoma isp. pembelahan
biner dapat terjadi di jaringan darah tubuh inang. Reproduksi secara
seksual tidak diketahui.
Siklus hidup Tryoanosoma brucei gambienese dijelaskan sebagai
berikut.
 Lalat tsetse Glossina palpalis yang mengandung Trypanosoma
menggigit manusia. Trypanosoma kemudian beredar dalam
jaringan darah.

13
 Trypanosoma hidup dan bereproduksi dengan caara pembelahan
biner memanjang di dalam jaringan darah manusia, getah bening,
limpa, dan berpotensi merusak sistem saraf. Penderita akan
mengalami demam, nyeri otot dan sendi, tidak dapat berjalan, tidak
dapat berbicara, dan banyak tidur di siang hari tetapi  tidak dapat
tidur (insomnia) di malam hari. Semakin lama penderiata tidak bisa
dibangungkan, dan akhirnya meninggal dunia.
 Penyebaran kepada orang lain dapat terus terjadi bila lalat tsetse
menggigit serta menghisap dar penderita, kemudian menularkannya
kepada orang lain.
 Trypanosoma hidup di dalam saluran pencernaan lalat tsetse
selama 20 – 30 hari.  Trypanosoma infektif akhirnya menetap di
kelenjar air liur lalat tsetse. Lalat tsetse banyak terdapat di
sepanjang tepi sungai di Afrika bagian barat dan tengah. Lalat
tersebut mampu terbang dengan jarak jangkau hingga mencapai 3
mil dan biasanya menggigit pada waktu siang hari.

e. Contoh Flagellata
 Trypanosoma brucei gambiense merupakan hemoflagellata
(Flagellata yang hidup di darah), penyebab penyakit tidur pada
manusia di Afrika bagian barat dan tengah. Trypanosoma brucei
gambiense  disebarkan oleh hewan perantara (vektor) lalat
tsetse Glossina palpalis.
 Trypanosoma brucei rhodesiense, penyebab penyakit tidur dengan
hewan perantara lalat tsetse Glossina morsitans.
 Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit chagas (disebut
juga American trypanosomiasis) di Amerika Latin. Gejala penyakit
chagas, antara lain pembengkakan kelenjar air mata, demam,
gangguang limpa, hati, jantung, dan gangguan sistem saraf yang
dapat menyebabkan kematian.
 Trypanosoma evansi, penyebab penyakit surra pada hewan ternak
(kuda, keledai, unta) di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Penyakit
ini disebarkan oleh vektor lalat penghisap darah
genus Tabanus. Penyakit surra di Amerika ditularkan melalui vektor
kelelawar vampir (Desmodus). Gejala penyakit surra pada hewan
ternak, yaitu demam, tubuh lemah dan kurus. Penyakit ini dapat
menyebabkan kematian.
 Trypanosoma lewisi, parasit pada tikus dengan vektor kutu tikus.

14
 Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina wanita dan
menyebabkan penyakit keputihan.
 Leishmania donovani, penyebab penyakit kala-azar pada manusia di
Mesir, Amerika selatan, Banglades, India, Nepal, Brasil, dan Sudan.
Gejala penyakit kala-azar, antara lain demam berulang (mirip
malaria) dan pembengkakan hati dan limpa.
 Leishmania tropica dan Leishmania brasiliensis, penyebab
penyakit leishmaniasis yang menyerang kulit serta kelenjar lendir
hidung dan kerongkongan.
 Trichonympha campanula, hidup bersimbiosis mutualisme di usus
rayap dan membantu rayap untuk mencerna kayu.
 Giardia lamblia, menginfeksi usus manusia dan menyebabkan diare
yang hebat dan kejang usus (giardiasis). Penyebarannya melalui air
minum yang terkontaminasi oleh fases penderita.

2.9 Sporozoa (Apicomplexa)


Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah Protozoa yang tidak
memiliki alat gerak dan memiliki bentuk seperti spora pada salah satu
tahap dalam siklus hidupnya. Sporozoa merupakan sel infektif sangat
kecil yang disebut sporozoit. Salah satu ujung selnya (apeks) memiliki
organel-organel kompleks khusus yang berfungsi untuk menembus sel
dan jaringan tubuh inang. Sebagian besar dan organisme ini hidup sebagai
parasit pada manusia dan menimbulkan penyakit yang serius, misalnya
malaria.
a. Ciri-ciri Sporozoa
 Sporozoa atau Apicomplexa memiliki beberapa karakteristik atau
ciri-ciri yang membedakannya dengan ketiga jenis
Protozoa lainnya. Berikut ini penulis uraikan ciri-ciri Sporozoa
secara umum.
 Tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga Sprozoa bergerak
dengan cara meluncur atau mengubah-ubah posisi tubuhnya.
 Merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler).
 Kebayakan bersifat parasit, baik pada hewan maupun manusia.
 Dapat membentuk spora pada suatu saat dalam daur hidupnya.
 Mempunyai spora berbentuk lonjong.
 Ukuran spora sekitar 8 – 11 mikron pada dinding kitin.
 Mempunyai 2 kapsul polar pada anterior, berpasangan dengan
bentuk seperti labu, berukuran sama, terletak pada  sudut sumbu
longitudinal dengan ujung posterior.

15
 Dari depan ujung anterior sama dengan lebar posterior.
 Dinding katub tidak jelas.
 Daur hidup Sporozoa menunjukkan pergiliran generasi/keturunan
antara bentuk seksual (fase generatif) dan aseksual (fase vegetatif).
 Tubuh berbentuk bulat atau oval.
 Memiliki nukleus (inti sel) tetapi tidak memiliki vakuola kontraktil.
 Memiliki organel-organel kompleks khusus pada salah satu ujung
sel (apeks) yang berfungsi untuk menembus sel dan jaringan tubuh
inang.
 Proses penyerapan makanan, pernafasan (respirasi) dan
pengeluaran (ekskresi) terjadi secara langsung melalui permukaan
tubuh.
 Sebagian besar spesies Sporozoa menyebabkan penyakit pada
hospes (inang) yang ditumpanginya.

b. Bentuk dan struktur tubuh Sporozoa


Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau oval. Sporozoa tidak memiliki
alat gerak, namun dapat berpindah dari suatu jaringan tubuh inang ke
jaringan lainnya melalui aliran darah tubuh inang. Sporozoa memiliki
sebuah nukleus, tetapi tidak memiliki vakuola kontraktil.
Protozoa ini dapat membentuk kista berdinding tebal pada saat berada
di usus vektor (hewan perantara). Saat berada di jaringan hati dan
darah manusia, protein-protein pada permukaan sel Sporozoa
mengalami perubahan, sehingga menyebabkan perubahan efek
terhadap sistem kekebalan orang yang terinfeksi. Hal inilah yang
menyebabkan sulitnya menemukan vaksin dan obat penyakit malaria
yang aman bagi pasien.
16

c. Cara hidup Sporozoa


Seluruh Sporozoa hidup sebagai parasit di tubuh manusia dan
hewan lainnya, misalnya burung, reptil, dan rodentia (hewan
pengerat). Sporozoa masuk ke dalam tubuh inang dan ditularkan
melalui hewan perantara. Contohnya Plasmodium sp. Penyebab
penyakit malaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anophelesbetina, kemudian hidup di dalam jaringan darah dan hati
manusia. Nyamuk Anopheles bukan penyebar penyakit malaria
karena nyamuk jantan tidak mengisap darah mamalia melainkan
mengisap cairan tumbuhan.

d. Reproduksi Sporozoa
Sporozoa bereproduksi secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan pembelahan biner,
sedangkan reproduksi secara seksual dengan peleburan antara
gamet jantan dan betina. Reproduksi secara aseksual dan seksual
terjadi secara bergilir dalam siklus hidup yang sangat rumit, dan
terjadi beberapa kali perubahan bentuk sporozoa pada saat berada
di tubuh hewan perantara maupun di tubuh inang. Pegiliran
reproduksi aseksual dan seksual dalam siklus hidup Plasmodium sp
adalah sebagai berikut.

Siklus hidup Plasmodium sp.


1. Nyamuk Anopheles betina yang mengandung sporozoit
Plasmodium sp. menggigit manusia, dan meninggalkan
sporozoit di dalam jaringan darah manusia.
2. Melalui aliran darah, sporozoit masuk ke jaringan hati (liver).
Sporozoit bereproduksi secara vegetatif (pembelahan biner)
berkali-kali, dan tumbuh menjadi merozoit.
3. Merozoit menggunakan kompleks apeks (ujung sel) untuk
menembus sel darah merah (eritrosit) penderita.

17
4. Merozoit tumbuh dan bereproduksi vegetatif (pembelahan biner)
secara berulang-ulang sehingga terdapat banyak merozoit baru.
Merozoit baru ini disebut juga tropozoit. Tropozoit keluar
setelah memecah sel darah merah dan menginfeksi sel darah
merah lainnya, secara berulang-ulang dengan interval 48 – 72
jam (tergantung pada spesiesnya). Akibatnya penderita
mengalami demam dan menggigil secara periodik.
5. Di dalam jaringan darah, beberapa merozoit membelah dan
membentuk gametosit jantan (mikrogametosit) dan gametosit
betina (makrogametosit).
6. Bila nyamuk Anopheles betina lainnya menggigit dan mengisap
darah penderita, maka mikrogametosit maupun makrogametosit
berpindah dan masuk ke dalam saluran pencernaan nyamuk.
7. Di dalam saluran pencernaan nyamuk, mikrogametosit tumbuh
menjadi mikrogamet, dan makrogametosit tumbuh menjadi
makrogamet.
8. Mikrogamet dan makrogamet mengalami fertilisasi sehingga
terbentuk zigot diploid (2n) yang disebut juga ookinet. Peristiwa
ini merupakan reproduksi secara generatif.
9. Ookinet masuk ke dalam dinding usus nyamuk membentuk
oosista yang berdinding tebal. Di dalam oosista berkembang
ribuan sporozoit.
10.Sporozoit keluar dari dinding usus dan berpindah ke kelenjar
ludah nyamuk. Sporozoit akan mengalami siklus yang sama saat
nyamuk menginfeksi orang sehat lainnya.
18
e. Contoh Sporozoa

 Plasmodium sp.
Plasmodium sp. merupakan penyebab penyakit malaria. Pada
tahun 1898, Ronald Ross menemukan fakta bahwa
Plasmodium terdapat di perut nyamuk. Hasil penemuan
tersebut mengantarkan Ronald Ross sebagai pemenang hadiah
Nobel pada tahun 1902. Kemudian, penelitian Giovanni
Batistta Grassi (seorang profesor dan Italia) menunjukkan
bahwa penyakit malaria (Italia, mal’aria’ = udara buruk) pada
manusia hanya ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina.

Malaria dapat dicegah dan diobati dengan menggunakan obat


yang diekstraksi dan kulit batang tanaman kina. Saat ini sudah
ditemukan lebih dan 175 spesies Plasmodium sp., dan yang
paling umum antara lain sebagai berikut.

 Plasmodium falciparum, penyebab malaria tropikana. Gejala


yang ditunjukkan yaitu timbul demam tidak menentu.
Penyakit ini berpotensi menyebabkan kematian.
 Plasmodium vivax, penyebab malaria tertiana. Malaria
tertiana banyak ditemukan di Papua New Guinea. Malaria
tertiana ditemukan pertama kali oleh Covell dan Shute (tahun
1948) di jaringan hati manusia. Plasmodium vivax dapat
tetap dorman hingga bertahun-tahun di jaringan hati sehingga
memungkinkan penyakit tersebut dapat kambuh kembali.
Gejala demam timbul pada hari ke-3 dan berlangsung secara
periodik setiap 48 jam.
 Plasmodium ovale, penyebab malaria dengan gejala mirip
malaria tertiana.
 Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana. Gejala
deman timbul pada han ke-4 dan berlangsung secara periodik
setiap 72 jam.

 Toxoplasma gondii
Toxoplasma gondii penyebab toksoplasmosis. Toksoplasmosis
pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat atau kematian janin
yang dikandungnya.

19

BAB 3
PENUTUP

1.1Kesimpulan

 Protozoa merupakan mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan


salah satu filum dari Kingdom Protista.
 Karakteristik protozoa adalah merupakan organisme uniseluler (bersel
tunggal), Eukariotik (memiliki membran nukleus), Hidup soliter (sendiri)
atau berkoloni (kelompok), Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri
(heterotrof), Hidup bebas, saprofit atau parasit, dan dapat membentuk sista
untuk bertahan hidup.
 Protozoa berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dengan
cara pembelahan multiple, schizogoni, budding atau
tunas, spora, dan pembelahan mitosis (biner), sedangkan perkembangbiakan
secara seksual dengan cara peleburan gamet sporozoa dan konjugasi.
 Cara makan protozoa dapat dibedakan menjadi beberapa cara yaitu bersifat
parasit, holozoik, holofitik, dan saprofitik
 Protozoa diklasifikasikan menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak yaitu Kelas
Rhizopoda (Sarcodina) yang alat geraknya berupa pseudopoda (kaki semu) ,
Flagellata (Mastigophora) alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk), Ciliata
(Ciliophora) alat gerak berupa silia (rambut getar) dan Sporozoa  yang tidak
memiliki alat gerak.
20
SESI PERTANYAAN

1. Protozoa makan apa saja ? (Adin)


Jawaban: Fungi, ganggang, bakteri, protista lain.

2. Cara makan Protozoa ? (Justin)


Jawaban : Dengan cara fagositosis yaitu mencerna dan menelan mangsanya.

3. Penyakit yang disebabkan protozoa?


Jawaban:

 Balantidium coli. Protozoa ini hidup dan menginfeksi saluran


pencernaan yang menyebabkan penyakit balantidiasis. 
 Entamoeba histolytica. Jenis protozoa ini menyebabkan
terjadinya penyakit amoebiasispada usus. 

 Giardia intestinalis. Protozoa ini bereproduksi pada usus


halus, menyebabkan penyakit yang disebut giardiasis atau
diare. Memiliki nama lain giardia duodenalis atau giardia
lamblia, giardia intestinalis ditemukan di permukaan tanah,
makanan, atau air yang telah terkontaminasi dengan kotoran
dari manusia maupun hewan. 
 Leishmania, merupakan parasit mikroskopis yang berada
dalam aliran darah, menyebabkan penyakit leishmaniasis.
Penularan pada manusia melalui gigitan spesies tertentu dari
hewan yang sudah terinfeksi. Ada tiga bentuk infeksi akibat
parasit ini, yaitu leishmaniasis kulit, mukosa, dan visceral. 

 Plasmodium falciparum. Protozoa ini menyebabkan penyakit


malaria pada manusia. 
 Toxoplasma gondii, merupakan parasit intraseluler yang
menyebabkan terjadinya toksoplasmosis. 

 Trypanosoma brucei, menyebabkan penyakit trypanosomiasis


Afrika atau penyakit tidur.

21

4. Kenapa Protista bisa mirip hewan, mirip jamur, dll? (Monic & Dita)
Jawaban: Karena dilihat dari ciri-cirinya masing-masing, bentuk dan
strukturnya berbeda.

5. Protista ada manfaat baiknya tidak? (Jen)


Jawaban: Ada, contohnya sebagai berikut. 
a. Protista yang hidup bebas di air tawar sebagai plankton, misalnya Euglena
virdis, merupakan indikator polusi air sungai.
b. Cangkang Radiolaria dan Foraminifera, digunakan sebagai indikator
adanya minyak bumi.
Entemoeba coli, membusukkan makanan dan membentuk vitamin k pada
saluran pencernaan manusia.
d. Saprolegnia, berperan sebagai pengurai dalam ekosistem air tawar.
e. Ganggang cokelat Turbinaria australis, Sargassum silquosum, dan Fucus
vesicolosus, digunakan untuk membuat salep, es krim, tablet, dan krim
habis bercukur.
f. Navicula sp yang mati membentuk tanah diatomae yang berguna untuk
bahan isolasi, bahan penggosok, bahan penyekat dinamit
(trinitragliserin=TNT), untuk membuat saringan, serta untuk campuran
semen.

6. Protozoa hidup dimana? (Ervin)


Jawaban: Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah.
Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar,
atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme
inang.

7. Sporozoa tinggal dimana? (Aiji)


Jawaban: Habitat sporozoa adalah pada tanah yang lembab. Ada juga yang
hidup di tubuh manusia atau makhluk hidup melalui perantara nyamuk
Anopheles betina, yaitu Plasmodium.

22

DAFTAR PUSTAKA

https://www.softilmu.com/2013/05/protozoa-protista-mirip-hewan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Protozoa
https://www.gurupendidikan.co.id/ciliata-filum-ciliophora-pengertian-ciri-
struktur-tubuh-dan-klasifikasi-beserta-peranannya-lengkap/
https://www.sridianti.com/ciri-ciri-rhizopoda-sarcodina.html
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/08/pengertian-rhizopoda-ciri-
klasifikasi-rhizopoda-lengkap.html
https://www.artikelsiana.com/2015/05/flagellata-pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-
reproduksi.html
https://www.ayokbelajar.com/pengertian-flagellata-ciri-reproduksi-contoh/#
https://www.sridianti.com/ciri-ciri-sporozoa.html
https://www.biologijk.com/2017/10/pengertian-ciri-klasifikasi-reproduksi-
contoh-dan-peranan-sporozoa.html
https://www.sridianti.com/siklus-hidup-plasmodium-sp.html
https://www.halodoc.com/dampak-parasit-protozoa-bagi-tubuh
iii

Anda mungkin juga menyukai