Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“METBOLISME PROTOZOA”
Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
           

Tahuna, 24 Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A.  Latar Belakang........................................................................................................1
B  Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A.  Pengertian Protozoa................................................................................................2
B.  Bentuk Tubuh Protozoa...........................................................................................2
C. Habitat Protozoa......................................................................................................2
D. Ciri-ciri Protozoa.....................................................................................................3
E. Morfologi Protozoa................................................................................................4
F. Fisiologi Protozoa...................................................................................................5
G. Adaptasi Protozoa...................................................................................................5
H. Cara Reproduksi Protozoa Klasifikasi Protozoa.....................................................6
I. Klasifikasi Protozoa................................................................................................7
J. Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia.......................................................11
BAB III PENUTUP....................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti
(eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk
sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya
dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu
cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak  memiliki alat gerak.
Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik.
Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup
secara heterotrop dengan memangsa bakteri,
protista lain, dan sampah organisme.
Ukuran protozoa beranekaragam, yaitu mulai kurang dari 10 mikron sampai ada yang
mencapai 6 mm, meskipun jarang. Diperairan, protozoa adalah penyusun zooplankton.
Makanan protozoa meliputi bakteri, jenis protista lain, atau detritus (materi organic dari
organisme mati). Protozoa hidup soliter atau berkoloni. Jika keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, protozoa membungkus diri membentuk kista untuk mempertahankan diri.
Bila mendapat lingkungan yang sesuai hewan ini akan aktif lagi. Cara hidupnya ada yang
parasit, saprofit, dan ada yang hidup bebas (soliter).

B. Rumusan Masalah
 Bagaimanakah sistem hidup pada organisme protozoa?
 Bagaimanakah klasifikasi pada organism protozoa?

C. Tujuan 
 Untuk mengetahui dan memahami tentang kehidupan pada organisme protozoa serta
klasifikasinya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Protozoa
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani,
yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan
protozoa kurang jelas perbedaannya.  Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip
hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya
eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur
karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena
tidak dapat membentuk badan buah.

B. Bentuk Tubuh Protozoa


Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Ukuran tubuhnya antara 3-
1000 mikron. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel).
Namun demikian, Protozoa merupakan sistem yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat
dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Bentuk tubuh macam-macam
ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak
menentu. Juga ada memiliki flagel atau bersilia.

C. Habitat Protozoa
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah.  Mereka umumnya hidup bebas
dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik,
hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme
sederhana seperti algae, sampai vertebratayang kompleks, termasuk manusia. Beberapa
spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua
protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa
laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies
yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula
protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen
hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat
menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri

2
berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.[2]. Protozoa hidup secara
soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton.
Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang
tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis
protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi
lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi
aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badangolgi, mikrokondria,
plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof),
yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat
mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain
itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang
telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan
unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa
meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan
evolusinya.

D. Ciri-ciri Protozoa
Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari
Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan
menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum :
• Organisme uniseluler (bersel tunggal)
• Eukariotik (memiliki membran nukleus)
• Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
• Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.
• Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
• Hidup bebas, saprofit atau parasit
•  Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai
indikator polusi
• Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.
• Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup
• Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau . Memiliki
membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah. Adapun

3
yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Ada yang
bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah ada jenis
protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba. Perkembangbiakan
amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah diri. Dalam kondisi yang
sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan
pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan
sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya
bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya
setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang
masing=masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila
keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka
amuba akan membentuk kista. Didalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba
baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan
pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah
sampai pada ukuran tertentu, dia akan membelah diri seperti semula.

E. Morfologi Protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa
untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan
letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam bentuk
vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada keadaan yang
tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan hidupnya. Saat kista
berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah menjadi sel
vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung selulosa atau
khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai bentuk spesifik, yang
ditandai denganfleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran sel. Beberapa jenis
protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras yang tersusun dari Si
dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat partikel mineral untuk
membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan dapat menghasilkan
skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka
luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat
membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas
menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat

4
bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas. 

F. Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup
pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme
aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke
oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain
(bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang
hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi
melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran,
dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel,
saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola.
Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam
vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara
fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina.
Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian
dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil
kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan
tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil
pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang
tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa
bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut
sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah
makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari
sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan
suhu optimum untuk tumbuh antara 16-25°C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40°C.
Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH 6-8.

G. Adaptasi Protozoa
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan
microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer
link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan

5
populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui membran sel
mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan itu, dan yang lain
lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu makanan. Semua
protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen disebut vakuola.
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan penting
bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer bakteri
dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa seperti parasit
malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting sebagai parasit dan
symbionts dari hewan multisel.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya
trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit,
seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa
akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit
kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka
transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites
(Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh.
Proses mana protozoa yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses
mentransformasikan kembali ke trophozoite disebutexcystation.
Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa protozoa
bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa menggunakan
kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah hermaphroditic.
Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan
malaria atau disentri amuba.

H. Cara Reproduksi Protozoa


Untuk mempertahankan jenisnya, Protozoa berkembang biak dengan cara aseksual/vegetatif
dan seksual/generatif. Reproduksi secara aseksual, yaitu dengan cara membelah diri atau
pembagian selnya sama. Pembelahan ini dapat terjadi, baik secara membujur atau melintang
pada sepanjang selnya sehingga menghasilkan anak-anak sel yang dapat berukuran sama atau
tidak sama. Jika pada proses pembelahan diri (pembagiannya) menghasilkan dua anak sel,
maka disebut pembelahan biner, namun apabila terbentuk banyak anak sel dinamakan
pembelahan bahu rangkap (multipel fission). Beberapa kelompok Protozoa bereproduksi
secara seksual, yaitu dengan cara penggabungan atau penyatuan fisik sementara antara dua
individu kemudian terjadi pertukaran nukleus. Dengan demikian, akan terjadi perpaduan sifat

6
yang dibawa oleh kedua individu tersebut dan menghasilkan satu individu baru. Cara
pembiakan ini disebut dengan konjugasi. Berikut adalah gambar dari proses konjugasi
I. Klasifikasi Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda (Sarcodina) 
Pada kelompok ini, alat geraknya berupa aliran isi sel atau tonjolan sitoplasma yang disebut
pseudopodia. Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda yang sangat dikenal adalah Amoeba sp.
Selain Amoeba, ada beberapa Protozoa yang termasuk dalam Rhizopoda, yaitu Foraminifera
dan Arcella. Keduanya merupakan Rhizopoda yang diselimuti oleh cangkang. Bentuk sel
amoeba tidak tetap, sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Habitat
organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup di dalam
tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma,
sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan
penarikan pseudopodia. Dengan cara ini Amoeba bergerak untuk menangkap makanan.
Dengan kaki semunya, Amoeba dapat menangkap dan mengambil makanan. Mula-mula kaki
semu (pseudopoda) dijulurkan ke arah makanan lalu mengelilingi makanan tersebut.
Kemudian, membran plasma bergerak mendekati dan mengikuti kaki semu mengelilingi
makanan. Bersatunya kedua ujung membran plasma membentuk vakuola. Makanan dicerna
di dalam vakuola makanan. Dari sini, sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh. Sisa
makanan yang berupa cairan dikeluarkan melalui vakuola berdenyut. Cara Amoeba
mendapatkan makanannya dapat dilihat padaa gambar berikut.

Amoeba berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner tanpa melalui tahap-
tahap mitosis. Pembelahan dimulai dari membelahnya inti sel menjadi dua, lalu diikuti oleh
pembelahan sitoplasma. Pembelahan inti tersebut menimbulkan lekukan yang sangat dalam
yang lama-lama akan putus sehingga terjadilah dua sel anak Amoeba. Kedua sel anak ini
akan mengalami pembelahan biner sehingga menjadi empat sel, delapan sel, enam belas sel,
dan seterusnya. Apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan, amoeba dapat
mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista. Kista adalah bentuk penebalan plasma
guna melindungi diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Berikut adalah gambar dari
proses pembelahan biner dan kistanya pada Amoeba sp
 .
Contoh spesies dalam kelas Rhizopoda:
1. Amoeba

7
Jenis Amoeba yang hidup di dalam tubuh manusia disebut Entamoeba, misalnya:
a) Entamoeba dysentriae, penyebab penyakit disentri, karena menyerang dan merusak
jaringan usus, disebut juga Entamoeba histolitica.
b) Entamoeba ginggivalis, hidup di rongga mulut.
c) Entamoeba coli, hidup dalam kolon, sebenarnya bukan parasit, tetap kadang-kadang
menyebabkan diare.
2. Foraminifera, hidup di laut, terlindung kerangka luar yang beruang banyak yang terbuat
dari kalsium karbonat. Kerangka yang telah kosong mengendap di dasar laut dan merupakan
tanah "globigerina". Fosilnya berguna sebagai petunjuk dalam pencarian minyak bumi.
Contoh gambar dari spesies ini adaslah sebagai berikut.

3. Radiolaria, hidup di laut. Kerangka tubuhnya tersusun dari silikat


membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penggosok. Contoh dari
spesies ini adalah sebagai berikut.

2. Flagellata (Mastigophora)
Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig artinya
cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak menggunakan
flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada
yang hidup bebas, ada pula yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan
bersifat parasit. Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner secara
longitudinal, sedangkan reproduksi seksual belum banyak diketahui.
Flagellata dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1) Flagellata yang mempunyai kromatofora dan struktur yang mengandung pigmen hijau
klorofil,disebut kelompok fitoflagellata. Contoh:
a) Euglena viridis, hidup di air tawar. Contoh gambar Euglena viridis adalah sebagai berikut.
b) Volvox globator, hidup di air tawar, berkoloni, merupakan kumpulan ribuan hewan bersel
satu yang berflagel dua. Sel-sel pembentuk koloni dihubungkan dengan benang-benang
plasma.
c) Noctiluca miliaris, hidup di laut, mempunyai dua flagel, yang satu panjang dan yang satu
pendek, hewan ini menyebabkan laut tampak bercahaya pada waktu malam hari.
2) Flagellata yang tidak mempunyai pigmen klorofil disebut kelompok zooflagellata. Contoh:
a) Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur pada
manusia. Hospes perantaranya adalah lalat tse-tse, yaitu Glosina palpalis dan Glosina

8
mursitans. Trypanosoma hidup di dalam kelenjar getah bening atau cairan serebro spinal
manusia.
b) Trichomonas vaginalis, parasit pada vagina saluran urine wanita.
c) Leishmania tropica, penyebab penyakit kalaazar dengan tanda
demam dan anemia.
d) Leishmania tropica, penyebab penyakit kulit, disebut penyakit
oriental.
e) Trypanosoma evansi, penyebab penyakit sura (malas) pada ternak.

3.  Cilliata (Ciliophora)
Ciliata adalah Protozoa yang mempunyai alat gerak berupa rambut getar (cilia). Rambut getar
ini adalah bulu-bulu halus yang melekat pada membran sel. Dengan menggunakan rambut
getar, makhluk hidup dapat bergerak bebas ke segala arah di dalam air.Alat gerak berupa cilia
atau bulu getar. Bentuk tubuh tetap, hidup di air tawar yang banyak mengandung zat organik
dan bakteri. Ada yang hidup bersimbiosis di dalam usus vertebrata.
Contoh:
1) Paramaecium caudatum, adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya seperti sandal,
ukuran kira-kira 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut) pada membran plasma, dan
selnya diselubungi oleh pelikel. Sel berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil
(mikronukleus) dan inti besar (makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencerna
makanan), serta vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa). Gerakan Paramaecium caudatum
dilakukan dengan menggetarkan cilianya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena
gerakannya sangat cepatbereproduksi secara aseksual dengan membelah diri dengan arah
transversal, seksual dengan konjugasi dengan terjadi pertukaran inti kecil (mikronukleus).
2) Stentor, bentuk seperti terompet dan menetap di suatu tempat. Contoh gambar spesies ini
adalah sebagai berikut.
3) Vorticella, bentuk seperti lonceng bertangkai panjang dengan bentuk
lurus atau spiral yang dilengkapi cilia di sekitar mulutnya.

3) Didinium, predator pada ekosistem perairan, yaitu pemangsa Paramaecium. Contoh


gambar spesies ini adalah

4) Stylonichia, bentuk seperti siput, cilianya berkelompok. Banyak ditemukan pada


permukaan daun yang terendam air. Contoh gambarnya adalah sebagai berikut.

9
5) Balantidium coli, habitat pada kolon manusia dan dapat menimbulkan balantidiosis
(gangguan pada perut).
Bagaimana cara Ciliata mendapatkan makanan? Ciliata mempunyai mulut sel. Pada saat
bergetar, rambut di sekitar mulut sel akan bergetar pula. Pada saat ini, terjadilah aliran keluar
masuk air pada mulut sel. Air yang masuk dan keluar mulut sel banyak mengandung bakteri
atau bahan organik atau bahan makanan lainnya yang tertambat atau terkumpul di dalam
mulut sel. Makanan yang terkumpul akan masuk dalam sitofaring (kerongkongan sel) lalu
masuk ke dalam vakuola makanan untuk dicerna
dan diedarkan ke seluruh tubuhnya. Penyerapan sari makanan terjadi di dalam sitoplasma.
Sisa makanan padat dikeluarkan melalui membran plasma, sedangkan sisa makanan berupa
cairan dikeluarkan melalui vakuola berdenyut yang terletak di kedua ujungnya.

4. Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak. Dapat membentuk semacam spora dalam siklus hidupnya,
bersifat parasit pada manusia atau hewan. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks
pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan
inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Tubuh Sporozoa berbentuk bulat atau
oval, mempunyai nukleus, tetapi tidak mempunyai vakuola kontraktil. Makanan diserap
langsung dari hospesnya melalui permukaan tubuh, demikian pula respirasi dan ekskresinya
melalui permukaan tubuh. Beberapa contoh hewan yang termasuk dalam filum Sporozo
adalah Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii
masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista
toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil
karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh embrio. Contoh
lainnya adalah Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria pada manusia. Contoh
lainnya adalah Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,Plasmodium vivax. Gregarina.
Reproduksi dibagi menjadi dua:
1) Aseksual dengan schizogoni, yaitu membelah diri di dalam tubuh inang dan sporogoni,
yaitu membuat spora di dalam tubuh inang perantara.
2) Seksual dengan peleburan makrogamet dan mikrogamet di dalam tubuh nyamuk.

10
J. Peranan Protozoa dalam Kehidupan Manusia
a. Peran yang Menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu
sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis
bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di
alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang telah
kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai
petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut
menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan
penggosok.

b. Peran yang Merugikan


Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh
karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat
menyebabkan penyakit.

Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain:


• Toxoplasma gondii, penyebab toksoplasmosis;
• Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;
• Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense,
penyebab penyakit tidur;
• Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;
• Trichomonas vaginalis, penyebab penyakit pada alat kelamin
wanita;
• Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Protozoa bisa diartikan sebagai hewan pencetus atau hewan pertama . Protozoa merupakan
kelompok lain protista eukaryotic. Protozoa memiliki ukuran tubuh yang mikroskopik yaitu
berukuran antara 3-1000mikron. Tubuhnya Uniseluler. Tubuhnya ada yang berbentuk bola,
memanjang, lonjong, berflagel, dan bersilia
Protozoa hidup di air atau di tempat yang basah. Beberapa spesies bersifat parasit. Hidupnya
secara soliter ada juga yang berkoloni dan kosmopolit. Mempunyai alat gerak berupa
pseudopodia, silia , atau flagella dan memiliki vakuola kontraktil sebagai system
reapirasinya. Bereproduksi secara seksual dan aseksual.
Klasifikasi protozoa antara lain : Rizhopoda , Flagellata, cilliata , Sporozoa. Protozoa juga
berperan penting dalam kehidupan, salah satunya sebagai penyeimbang ekosistem. Beberapa
protozoa juga merugikan karena  menyebabkan penyakit. 

B. Saran 
Dalam pembelajaran matakuliah Avertebrata Air diharapkan mahasiswa dapat mengenal
lebih jauh tentang organisme protozoa, habitatnya, cara bereproduksinya serta klasifikasinya.
Sewajibnya kita memahami apa itu protozoa dalam mata kuliah Avertebrata air.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, M. 2009. Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Madrasah Aliyah (MA).


Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Pelczar, M. J. & Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Sulistroyini, A. 2009. Biologi 1 Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas
X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

13

Anda mungkin juga menyukai