Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam mata
pelajaran biologi, dalam materi ini saya tak lupa mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Dalam makalah ini saya buat bertujuan yang paling utama adalah
untuk memenuhi tugas dari Guru. Selain itu juga agar menambah ilmu
dan lebih mengetahui serta paham khususnya dalam mata pelajaran
biologi laut.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya serta bermanfaat bagi orang banyak. Sebelumnya saya
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan saya mohon kritik dan saran yang membangun.

Penulis

P a g e 1 | 16
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………..... 1
DAFTAR ISI……………………………………….....................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG………...........................3
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................3
1.3 TUJUAN…............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Protista........................................................................5
2. Kingdom Protista..........................................................................5
3. Peran Protista bagi Kehidupan...........................................14
BAB III PENUTUP
1. KESIMPULAN......................................................15
2. SARAN...................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................16

P a g e 2 | 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Banyak sekali organisme mikroskopis yang dalam hidup tidak pernah melalui
stadium multi sel. Tubuh organisme semacam ini merupakan suatu masa protoplasma
tunggal yang berupa sel saja, hanya terbagi menjadi sitoplasma dan nucleus.
Organisme-organisme ini disebut organisme uniseluler, yaitu sel tunggal yang hidup
sendiri dengan bebas. Organisme ini bisa berupa tumbuhan maupun hewan.
Adakalanya organisme tertentu sulit digolongkan. Organisme tersebut kemudian
disepakati disebut Protista. Beberapa Protista mendekati sifat hewan, beberapa
mendekati sifat tumbuhan.
Protista merupakan suatu takson yang anggotanya sangat beragam.
Anggotanya bukan hewan, bukan tumbuhan, bukan jamur, dan bukan prokariot.
Semua anggota kingdom Protista merupakan eukariotik, mempunyai inti yang jelas
dan organel yeng dikelilingi membrane. Respirasi terjadi secara aerobik. Hidup bebas
di laut atau air tawar, atau parasit di cairan tubuh atau jaringan mahluk hidup lain.
Kingdom ini terdiri dari organisme tingkat rendah: protozoa, jamur lender, dan
jamur air (dulu masuk ke dalam kingdom fungi), dan ganggang. Pada beberapa
klasifikasi kingdom Protista terdiri dari semua organisme uniseluler tapi ini
mengakibatkan kelompok ganggang terbelah karena ada ganggang multiseluler. Pada
dasarnya kingdom ini mempunyai kesamaan struktur yang sederhana walaupun daur
hidup, organisasi sel, dan pembelahan selnya sangat beragam. Anggotanya sebagaian
uniseluler dan organisme multiseluler yang sel-selnya belum terdiferensiasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Protista?

2. Bagaimanakah klasifikasi Protista?

3. Apakah Manfaat/Kerugian bagi kelangsungan hidup manusia?

P a g e 3 | 16
1.3 TUJUAN

1. Untuk memenuhi tugas dari Guru.

2. Mengetahui ciri-ciri kingdom Protista

3. Mengetahui klasifikasi organisme Protista.

4. Mengetahui manfaat/kerugian organisme Protista bagi manusia.

P a g e 4 | 16
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN PROTISTA
Pada umumnya Protista adalah mahluk hidup uniseluler, namun terdapat pula
Protista yang multiseluler, seperti ganggang laut. Protista ada yang bersifat autrotrof,
adapula yang heterotrof, hidup bebas di laut, air tawar, atau sebagai parasit pada
mahluk hidup lain. Berbeda dengan Monera, Protista telah memiliki membrane inti
sehingga disebut organisme eukariotik.

2. KINGDOM PROTISTA
Protista dikelompokan menjadi tiga kelompok, yakni, Protista mirip jamur (jamur
lender), Protista mirip tumbuhan (alga), dan Protista mirip hewan (protozoa).

1. Protista Mirip Jamur (Jamur Lendir)


Protista mirip jamur disebut juga jamur lender. Protista ini dikatakan mirip
jamur karena kemiripannya dalam hal morfologi dan sifatnya, yang saprofit.
Perbedaannya dengan jamur terletak pada susunan sel, cara reproduksi, dan siklus
hidupnya. Pada jamur, zigotnya tidak dapat bergerak (imotil) karena tidak memliki
flagela. Adapun pada jamur lendir, zigotnya dapat bergerak (motil) karena
memiliki flagel.
Protista mirip jamur terdiri atas tiga filum, yakni Myxomycota, Acrasiomycota,
dan Oomycota (Abdurahman, 2006).

a. Myxomycota
Filum Myxomycota terdiri atas jamur lendir. Anggota Myxomycota
biasanya memiliki pigmen kuning atau oranye dan bersifat heterotrof.
Myxomycota memiliki fase ameobid, berinti banyak, dan tidak dibatasi
dinding kuat yang disebut plasmodium yang dapat dijumpai dalam siklus
hidupnya. Plasmodium dapat bergerak seperti amoeba di atas substrat dan
mencerna makanan secara fagositosis, menelan partikel atau sel secara
langsung. Contoh spesies Myxomycota adalah Physarium sp. Perhatikan
Gambar 1.

P a g e 5 | 16
Gambar 1:Jamur dari filum Myxomycota merupakan bentuk spongarium
jamur lender.

b. Acrasiomycota
Acrasiomycota berbeda dengan Myxomycota. Acrasiomycota tetap
mempertahankan identitasnya sebagai satu sel. Acrasiomycota merupakan
individu utuh yang dipisahkan oleh membran, terutama pada saat
membentuk agregat di salah satu tahap siklus hidupnya. Acrasiomycota
merupakan organisme haploid, sedangkan pada Myxomycota didominasi
oleh fase diploid. Acrasiomycota memiliki tubuh buah yang berfungsi
sebagai alat reproduksi aseksual dan umumnya tidak memiliki fase
berflagel. Perhatikan Gambar 2.

Gambar 2: Dictyostelium merupakan contoh spesies dari phylum


Acrasiomycota.

P a g e 6 | 16
c. Oomycota
Oomycota dikenal sebagai jamur air (water molds), karat putih ( white
rust), dan jamur berbulu halus (downy mildew). Organisme ini terdiri atas
hifa (filamen atau benang halus yang membentuk bagian vegetatif jamur)
yang terlihat seperti jamur pada umumnya. Oomycota memiliki dinding sel
yang terbuat dari selulosa. Pada umumnya, jamur air merupakan pengurai
yang tumbuh pada alga atau hewan mati. Beberapa lagi merupakan parasit
pada ikan. Contoh jamur air adalah Saprolegnia. Perhatikan Gambar 3.

Gambar 3: Saprolegnia adalah contoh jamur air yang hidup parasit di


dalam organisme lain.

2. Protista Mirip Tumbuhan


Protista mirip tumbuhan uniseluler, sering disebut juga sebagai fitoplankton.
Sedangkan Protista mirip tumbuhan multiseluler sering disebut alga. Protista
fotosintetik ini tersebar secara luas di lautan dan danau-danau. Walaupun
sebagaian termasuk organisme mikroskopik. Organisme ini memiliki peran yang
sangat penting. Fitoplankton di lautan menyumbangkan sekitar 70% dari semua
aktivitas fotosintesis yang ada di muka bumi ini, yaitu menyerap karbondoksida,
mengisi atmosfer dengan oksigen, dan menyokong siklus kehidupan dalam
kehidupan air.
Protista mirip tumbuhan, dibagi menjadi 7 filum, yaitu Euglenophyta,
Cryshophyta, Bacillariophyta (Diatomae), Pyrrophyta (Dinoflagellata),
Rhodophyta, Phacophyta, dan Chlorophyta.

P a g e 7 | 16
a. Euglenophyta
Euglenophyta merupakan organisme uniseluler yang memiliki flagella,
vakuola, kontraktil, stigma yang dapat menangkap cahaya, dan kloroplas.
Euglenophyta dapat hidup secara autotrof atau heterotrof. Contoh
Euglenophyta yang melimpah di alam adalah Euglena. Beberapa jenis
Euglena autotrof dapat menjadi heterotrof ketika tingkat cahaya rendah.

b. Chrysophyta
Alga cokelat-keemasan memiliki variasi struktur dan bentuk.
Sebagaian tidak memiliki dinding sel dan dapat merayap seperti Amoeba.
Sebagaian lagi memiliki dinding sel pectin, memiliki dua flagel.
Alga cokelat-keemasan memiliki klorofil a, klorofil b, pigmen karoten, dan
pigmen fukosantia yang merupakan sumber warna keemasan. Cryshophyta
kebanyakan hidup di air tawar dan hanya beberapa di laut. Contoh spesies
anggota Cryshophyta dalah Synura dan Mischococcus. Perhatikan Gambar
4.
(a) (b)

Gambar 4: contoh spesies Cryshophyta (a) Synura dan (b) Mischococcus


(Abdurahman, 2006).

P a g e 8 | 16
c. Bacillariophyta (Diatom)
Filum ini memiliki anggota yang paling banyak, yaitu sekitar 10.000
spesies. Diatom termasuk alga uniseluler dan merupakan penyusun
fitoplankton, baik di perairan tawar maupun di lautan.
Bentuk Diatom sangat khas (Gambar 5) dengan dinding tubuhnya yang
terdiri atas kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Antara kotak dan tutup
tersebut terdapat celah yang disebut rafc. Dinding selnya mengandung pectin
dan silikat. Apabila mati, cangkangnya akan bertumpuk membentuk tanah
diatom, tanah ini bernilai ekonomis tinggi karena dapat digunakan sebagai
bahan penggosok, penyuling gasoline, bahan pembuatan jalan, sampai bahan
dinamit. Diatom sering tampak bergerak maju mundur dan berputar.

Gambar 5: Macam-macam bentuk Diatom.

d. pyrophyta (Dinoflagellata)
Dinoflagellata diberi nama demikian karena pergerakannya dibantu
dua flagella mirip cambuk (dalam bahasa latin, dino artinya pasaran air).
Beberapa Dinoflagellata ditutup oleh membrane sel, sedangkan yang lainnya
ada yang ditutupi oleh dinding selulosa, seperti halnya sel pada tumbuhan.
Walaupun beberapa jenis Dinoflagellata hidup di air tawar, umumnya
Dinoflagellata hidup di lautan, contohnya Ceratium sp.
Perhatikan Gambar 6.

P a g e 9 | 16
Gambar 6: Ceratium sp.

e. Rhodophyta (Alga Merah)


Rhodophyta atau alga merah merupakan phylum yang memiliki
pigmen dominan fikoeritrin atau merah. Phylum ini memiliki anggota yang
banyak, yaitu sekitar 4.000 spesies. Rhodophyta habitatnya sebagaian besar di
laut. Akan tetapi, ada pula yang hidup di perairan tawar. Perkembangbiakan
Rhodophyta terjadi secara aseksual dan seksual. Secara aseksual, Rhodohyta
membentuk tetraspora yang akn menjadi gamet membentuk gamet jantan dan
gamet betina. Adapun secara seksual, flagella dan disebut spermatium. Adapun
gamet betinanya berflagela. Perhatikan Gambar 7.

Gambar 7: Alga Merah (Rhodopyta).

P a g e 10 | 16
f. Phaeophyta (Alga Cokelat)
Phylum Phaelophyta adalah alga yang memiliki anggota cukup
banyak, yaitu sekitar 1.500 spesies. Hampir semua anggotanya adalah
multiseluler dan sebagian besar hidupnya di laut. Hanya beberapa jenis saja
yang hidup di perairan tawar. Pigmen yang paling dominant pada Phaeophyta
adalah fukosantin atau warna cokelat.
Perkembangbiakan Phaeophyta dapat terjadi secara aseksual dan
seksual. Secara aseksual, Phaeophyta berkembang biak dengan membentuk
zoospore. Untuk perkembangbiakan secara seksual, Phaeophyta menghasilkan
gamet jantan dan gamet betina. Contoh dari laga cokelat adalah Sargassum,
Fucus, dan Turbinaria. Perhatikan Gambar 8.
(a) (b) (c)

Gambar 8 : (a) Sargassum (b) Fucus (c) Turbinaria.

g. Chlorophyta (ganggang hijau)


Ganggang hijau atau Chlorophyta memiliki pigmen dominant berupa
klorofil dengan jenis klorofil a dan klorofil b. Klorofil b tidak dimiliki oleh
jenis ganggang lain. Selain klorofil, ganggang hijau ada yang uniseluler dan
ada yang multiseluler. Ganggang hijau uniseluler ada yang memilik flagellum
sehingga dapat bergerak. Ganggang hijau memiliki dinding sel yang tersusun
dari selulosa dengan cadangan makanan berupa amilum. Sebagain besar
ganggang hijau hidup di air tawar, misalnya kolam dan genangan air, serta di
tempat-tempat lembab. Jenis ganggang lainnya hidup di laut dangkal ,
contohnya Ulva. Ganggang hijau berkembang biak secara aseksual dengan
membelah diri, pembentukan spora, dan fragmentasi. Ganggang hijau
berkembang biak secara isogami, anisogami, atau oogami. Ganggang hijau
diperkirakan berjumlah 7.000 spesies.

P a g e 11 | 16
3. Protista Mirip Hewan
Sekitar 65 ribu jenis protista yang menyerupai hewan atau lebih dikenal
dengan istilah protozoa. Protista yang menerupai hewan karena uniseluler,
heterotrofik, dan merupakan cikal bakal hewan yang lebih kompleks.
Protozoa yang sudah teridentifikasi berjumlah lebih dari 60 ribu jenis spesies.
Jenis Protozoa yang sangat beragam tersebut dapat dibedakan menjadi empat kelas
berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda, Ciliata, Flagellata, dan Sporozoa.

a. Rhizopoda
Bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk
pseudopodia (kaki semu). Bentuk pseudopodia sangat bergam, ada yang tebal
membulat dan ada yang tipis meruncing.pseudopodia berfungsi sebagai alat
gerak dan memangsa makanan. Hewan ini ada yang bercangkang, contohnya
Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteu. Rhizopoda
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondis
lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan, Rhizopoda
tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan
membentuk kista.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan
berair, baik di darat maupun di laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan
memangsa alga uniseluler, bakteri, atau protozoa lainnya

b. Ciliata (Ciliophora)
Bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Selain berfungsi
untuk bergerak silia juga merupakan alat Bantu untuk makan. Silia membantu
pergerakan makanan ke sitostoma. Makanan yang terkumpul di sitostoma akan
dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh,
makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel CIliata memiliki cirri khusus lain, yaitu memiliki dua inti, yaitu
makronukleus dan mikronukleus. Ciliata hidup bebas di lingkungan berair,
baik air tawar maupun laut, Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain
secara simbiosis maupun parasit.

P a g e 12 | 16
Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi
seksual dilakukan dengan konjungasi.

c. Flagellata (Mastigophora)
bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian
besar Flagellata memiliki dua flagellum ada yang di bagian belakang sel
(posterior) sehingga saat bergerak seperti mendorong sel. Letak flagellum juga
ada yang di bagian depan sel (anterior) sehingga saat bergerak seperti menarik
sel.
Flagellata berkembeng biak secara aseksual dengan pembelahan biner
membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di
lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit
dalam tubuh hewan.

d. Sporozoa (Apicomplexa)
Sporozoa tidak meiliki alat gerak, seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai
parasit pada hewan atau manusia. Sporozoa melakukan reproduksi secara
aseksual dan seksual. Pergiliran reproduksi aseksual dan seksualnya kompleks,
dengan beberapa perubahan bentuk serta membutuhkan dua atau lebih inang.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembelahan biner. Reproduksi
seksual dilakukan dengan pembentukan gamet dan dilanjutkan dengan
penyatuan gamet jantan dan betina.

P a g e 13 | 16
3. PERAN PROTISTA BAGI KEHIDUPAN
Protista memiliki peranan bagi kehidupan. Peran tersebut dapat
menguntungkan dan juga dapat merugikan. Berikut akan diuraikan mengenai peranan
protista bagi kehidupan.

1. Peran Protista yang Merugikan


Anggota Protista ada yang merugikan, contohnya pada Protozoa.
Sebagaian besar anggota Protozoa merupakan pathogen pada manusia dan
hewan, contohnya phylum Rhizopoda. Pernahkah anda mengalami diesntri?
Disentri merupakan suatu penyakit dengan gejala buang air besar bercampur
lender. Penyebabnya adalah Entamoeba dysentriae. Contoh lainnya, yaitu
Entamoeba histolitica yang menyebabkan amebiasis.
Phylum lainnya adalah Zoomastigophora. Anggota phylum ini umumnya
pathogen. Contoh dari phylum Zoomastigophora adalah Trichomonas
vaginalis yang menyebabkan penyakit kelamin pada wanita. Leishmania
tropica, penyebab penyakit kulit dan Trypanosoma gambiense, penyebab
penyakit tidur.

2. Peran Protista yang Menguntungkan


Selain dapat merugikan, Protista ada yang menguntungkan. Umumnya
dari kelompok alga. Sebagai Protista yang mirip tumbuhan, alga merupakan
produsen bagi organisme lain di suatu ekosistem, khususnya di ekosistem
perairan.
Selain itu, alga juga memilik peran yang bermanfaat bagi organisme lain.
Contohnya, sebagai bahan pangan, bahan obat-obatan, dan bahan dasar
kosmetika, selain itu, alga juga dapat dibudidayakan menjadi bahan dasar
berbagai macam produ, seperti makanan dan bahan-bahan kosmetik.

P a g e 14 | 16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Protista di golongkan menjadi 3, yaitu Protista mirip hewan atau biasa di sebut
Protozoa, Protista mirip tumbuhan atau alga, dan Protista mirip jamur.
Digolongkan mirip hewan karena ciri-cirinya hampir sama seperti hewan, diantaranya
bergerak. Di golongkan mirip tumbuhan karena ciri-cirinya hampir sama seperti
tumbuhan, diantaranya memiliki klorofil. Di golongkan mirip jamur karena ciri-
cirinya tidak mirip hewan maupun tumbuhan. Tidak bergerak, juga tidak memiliki
klorofil.

B. SARAN

Sebaiknya para pembaca jangan puas terhadap makalah ini saja, pembaca juga harus
menambah ilmu pengetahuannya lagi tentang materi Protista ini dengan mencari lagi
buku-buku bacaan lainnya atau dari internet.

P a g e 15 | 16
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk, 2006, BIOLOGI Jilid 1, Jakarta, Penerbit ESIS.

Firmansyah, Rikky, dkk, 2006, Mudah dan Aktif Belajar Biologi, Bandung, Penerbit

PT Grafindo Media Pratama.

Abdurahman, Deden, 2004, Biologi Kelompok Pertanian, Bandung, Penerbit PT

Grafindo Media Pratama.

P a g e 16 | 16

Anda mungkin juga menyukai