Anda di halaman 1dari 7

Klasifikasi dan Struktur (Morfologi) Tanaman Kamboja

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kamboja Tanaman kamboja ( Plumeria


sp ) merupakan tanaman hias berbunga yang berasal dari Amerika Tengah dan Afrika.
Tanaman ini termasuk dalam kingdom ( kerajaan ) plantae. Tanaman ini diberi nama
Plumeria di karenakan untuk menghormati pakar botani yang pertama kali menemukannya
yaitu Charles Plumier ( 1646 -1706 ) berasal dari Perancis. Namun, tanaman ini sudah
menyebar luas keberbagai benua terutamanya benua Asia yang banyak membudidayakan
tanaman ini.

Tanaman ini termasuk kedalam famili apocynacea yang banyak di temukan di negara mana
pun termasuk di Indonesia, dapat di temukan di wilayah bali. Namun secara sistematis
morfologi, klasifikasi dan anatomi tanaman kamboja ini adalah antara lain.

Klasifikasi Tanaman Kamboja


Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembulu )
Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan bulu )
Divisi : Magnliphyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( Berkeping dua / dikotil )
Ordo : Gentilanales
Famili : Apocynacecae
Genus : Plumeria
Spesies : Plumeria acumnita Ait, Plumeria rubra
Morfologi Tanaman Kamboja
Tanaman kamboja ini memiliki beberapa jenis dan varietes mulai dari warna yang berbeda
dan bunga yang berbeda serta nama latin yang berbeda, namun masih dalam satu famili.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada subtropis dan tropis hingga mencapai ketinggian
1,5 6 meter bahkan lebih. Tanaman kamboja ini memiliki pertumbuhan cepat dan juga
menghasilkan bunga yang sangat banyak. Berdasarkan morfologi tanaman kamboja ini dapat
di bedakan antara lain.
a. Batang
Tanaman bunga kamboja memiliki batang yang keras atau berkayu, bulat memanjang,
memiliki cabang yang banyak, bekas dudukan daun terlihat jelas, dan berwarna keputih
kehijauan. Selain itu, batang tanaman ini memiliki pertumbuhan cepat, dan juga tahan
terhadap hama dan penyakit yang menyerang. Batang tanaman ini memilik ketinggian 1.5
6 meter bahkan lebih tergantung dengan varietes yang di tanam.
b. Daun
Tanaman kamboja memiliki daun tunggal, memiliki panjang 10-25 cm bahkan lebih, runcing
di bagian pangkal, memiliki bagian tepi merata, tebal dan memiliki bentuk kelonjongan.
Daun tanaman ini memiliki warna hijau muda, dan tua. Selain itu, daun tanaman ini
memerlukan matahari yang cukup untuk memasak, menyimpan dan membuat cadangan
makanan yang baru.
c. Bunga
Tanaman kamboja mempunyai bunga majemuk, malai rata, kepolak memiliki bentuk corong,
memiliki mahkota bunga empat bagian dan juga memiliki warna yang sangat bervariasi dan
beragam mulai dari putih, kemerahan, dan campuran. Bunga pada tanaman ini terletak di
bagian cabang atau ketiak pada tanaman bunga kamboja. Proses penyerbukaan ini di bantu
dengan angin, dan binatang lainnya yang ada disekitarnya.
c. Buah dan biji
Buah pada tanaman ini memilikik bentuk lonjong kebulatan berwarna kehijauan dan
kehitaman bila sudah tua. Selain itu, buah pada tanaman ini memiliki panjang 18-20 cm
dengan lebar 1-2 cm bahkan lebih. Sedangkan biji pada tanaman kamboja ini berbentuk bulat,
memiliki sayap, dan putih kotor.
d. Akar
Tanaman ini memiliki akar tunggang, bercabang, berwarna kecoklatan muda hingga tua. Akar
tanaman ini memiliki berfungi untuk menyerap mineral dan unsur air yang ada di dalam
tanah dengan kedalaman 1.5 -2 meter bahkan lebih tergantung dengan pertumbuhan tanaman.
Klasifikasi dan Struktur (Morfologi) Hewan Lalat

1. Keterangan Gambar
A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
D. Mata
E. Sayap

2. Klasifikasi Lalat Rumah


Kingdom: Animalia
Phylum: Arthoropoda
Kelas: Hexapoda
Ordo: Diptera
Family: Muscidae
Genus: Musca
Spesies : Musca domestica.

3. Morfologi
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-abuan
dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina mempunyai celah
lebih lebar dibandingkan lalat jantan (lihat Gambar 1). Antenanya terdiri atas 3 ruas, ruas
terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan bawah
Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan
menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas
sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea
tempat cairan makanan diserap. Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung
ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri
pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang
kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang. Bantalan disebut pulvilus
yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau
mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat
kotor lainnya.
Klasifikasi dan Struktur (Morfologi) Hewan Kalajengking

1. KLASIFIKASI
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub Filum : Chelicerata
Upafilum : Chelicerata
Kelas : Arachnida
Upakelas : Dromopoda
Ordo : Scorpiones
Genus : Buthus
Spesies : Buthus tumulus/spionida sp

Kalajengking merupakan salah satu jenis arthropoda atau hewan yang berkaki
delapan, kalajengking masuk dalam kelas Arachida dan termasuk dalam ordo Scorpiones.
Perlu diketahui bahwa seluruh spesies kalajengking mempunyai bisa. Pada
umumnya, bisa kalajengking termasuk sebagai neurotoxin. Suatu pengecualian adalah
Hemiscorpius lepturus yang memiliki bisa cytotoxic.

Komposisi dari neurotoxin terdiri dari protein kecil, juga sodium dan potassium,
yang berguna untuk mengganggu transmisi neuro sang korban. Kalajengking menggunakan
bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah dimakan.

2. MORFOLOGI
Morfologi kalajengking (Buthus tumulus) adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai sepasang umbai-umbai yang kuat dan cakar bentuk penjepit (pedipalpus)
yang terletak tepat di depan 4 pasang kaki.
2) Kaki disesuaikan untuk berjalan, cephalothorax tidak bersegmen dan tertutup oleh
selembar lempeng kitin tebal yang disebut dengan carapace.
3) Terdapat 2-12 buah mata ocelli, abdomen bersegmen 12 buah, yang 7 segmen disebut
mesosoma besar dan 5 segmen terminal (metasoma) sangat menyempit.
4) Pada ujung ekor terdapat telson yang berpangkal pada sepasang sisir pada sisi ventral
segmen II abdomen. Pemanjangan pada ujung abdomen berbentuk seperti ekor sebagai
alat sengat (telson) yang mengandung kelenjar toksin.
5) Alat nafas berupa 4 pasang paru-paru terletak sebelah ventral di antara segmen III dan
XV abdomen
6) Bernafas dengan paru-paru buku.
7) Tidak mempunyai antenna
8) Kaki 4 pasang untuk berjalan yang keluar dari cephalothorax
9) Cephalothorax tidak bersegmen.
Sebagaimana Arachnida, kalajengking mempunyai mulut yang disebut khelisera,
sepasang pedipalpi, dan empat pasang tungkai. Pedipalpi seperti capit terutama digunakan
untuk menangkap mangsa dan alat pertahanan, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai tipe
rambut sensor. Tubuhnya dibagi menjadi dua bagian yaitu sefalotoraks dan abdomen.
Sefalotoraks ditutup oleh karapas atau pelindung kepala yang biasanya mempunyai sepasang
mata median dan 2-5 pasang mata lateral di depan ujung depan. Beberapa kalajengking yang
hidup di guwa dan di literI sekitar permukiman tidak mempunyai mata.
Abdomen terdiri atas 12 ruas yang jelas, dengan bagian lima ruas terakhir membentuk
ruas metasoma yang oleh kebanyakan orang menyebutnya ekor. Ujung abdomen disebut
telson, yang bentuknya bulat mengandung kelenjar racun (venom). Alat penyengat berbentuk
lancip tempat mengalirkan venom. Padabagian ventral, kalajengking mempunyai sepasang
organ sensorisy ang bentuknya seperti sisir unik disebut pektin. Pektin ini biasanya lebih
besar dan mempunyai gigi lebih banyak pada yang jantan dan digunakan sebagai sensor
terhadap permukaan tekstur dan vibrasi. Pektin juga bekerja sebagai kemoreseptor (sensor
kimia) untuk mendeteksi feromon (komunikasi kimia).
Klasifikasi dan Struktur (Morfologi) Tanaman Teratai

1. Klasifikasi Bunga Teratai


Regnum: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Nymphaeales
Famili: Nymphaeaceae
Genus: Nymphaea
Spesies: Nymphaea nouchali Brum F

2. Morfologi
Secara umum teratai (Nymphae sp.) memiliki struktur morfologi sebagai berikut:
Teratai (Nymphae sp.) adalah tanaman yang beradaptasi dengan lingkungan yang
memiliki ketersediaan air yang melimpah dan kelembapan yang tinggi. Nymphae sp.
Nymphae sp. hidup di kolam atau danau.
Nymphae sp. memiliki daun yang lebar dengan bentuk yang melingkar, dan tepi daun
bergerigi. Sebagian besar daun-daun ini mengapung di atas air agar dapat mengambil
oksigen yang ada di udara. Daun dapat mengapung karena adanya ruang udara yang
berkembang dengan baik.
Pada permukaan adaksial atau atas, daun Nymphae sp. berwarna hijau dan stomata
banyak ditemukan pada bagian ini sedangkan pada bagian abaksial atau bawah,
daun Nymphae sp. berwarna keunguan dan terdapat tulang daun besar serta tulang daun
kecil. Pada daun bagian abaksial biasanya tidak di temukan adanya stomata.
Nymphae sp. memiliki batang yang berfungsi untuk menyangga daun mengapung di atas
air. Batang sebagian besar tenggelam di dalam air, namun ada beberapa yang muncul di
atas permukaan air. Batang memiliki ruang udara yang berkembang dengan baik.
Selain berfungsi sebagai penyokong dari daun, batang juga berfungsi untuk mengasorbsi
nutrisi yang dibutuhkan oleh Nymphae sp..
Sistem akar pada hidrofi seperti Nymphae sp. kurang berkembang dengan baik dan tidak
memiliki bulu akar maupun tudung akar. Akar pada Nymphae sp. memiliki fungsi utama
sebagai jangkar, pelekat atau pencengkeram. Absorbsi lebih Ban yak dilakukan oleh
batang dan daun.

Anda mungkin juga menyukai