Anda di halaman 1dari 12

JARAK PAGAR (Jatropha curcas)

A. Deskripsi

Nama Latin: Jatropha curcas L.


Nama Daerah: Sunda (jarak kosta, jarak budeg), Jawa (jarak gundul, jarak pager),
Madura (kalekhe paghar), Bali (jarak pager), Nusatenggara (lulu mau, paku kase, jarak
pageh), Alor (kuman nema), Sulawesi (jarak kosta, jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo

utomene), Maluku (ai huwa kamala, balacai, kadoto).


Deskripsi Tanaman: Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu famili
dengan karet dan ubikayu. Pohonnya berupa perdu dengan tinggi tanaman 1 7 m,
bercabang tidak teratur. Batangnya berkayu, silindris bila terluka mengeluarkan getah.
Daunya berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5, tulang daun menjari dengan 5
7 tulang utama, warna daun hijau (permukaan bagian bawah lebih pucat dibanding
bagian atas). Panjang tangkai daun antara 4 15 cm. Bunga berwarna kuning kehijauan,
berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah satu. Bunga jantan dan bunga betina
tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul diujung batang atau ketiak daun.
Buah berupa buah kotak berbentuk bulat telur, diameter 2 4 cm, berwarna hijau ketika
masih muda dan kuning jika masak. Buah jarak terbagi 3 ruang yang masing masing
ruang diisi 3 biji. Biji berbentuk bulat lonjong, warna coklat kehitaman. Biji inilah yang
banyak mengandung minyak dengan rendemen sekitar 30 40 %

B. Determinasi
Habitat

Jarak pagar tumbuh secara liar dibeberapa tempat. Jarak tumbuh di daerah yang
mempunyai drainase baik, tanah yang beraerasi baik dan tanah yang mempunyai adaptasi
baik hingga tidak subur. Jenis ini mungkin juga terdapat di tanah berbatu, di pinggir
sungai dan habitat yang sama dari permukaan laut hingga ketinggian 1700 m dpl.
Pola Penyebaran
Jarak pagar berasal dari Mexico dan America Tengah, tetapi dimasukkan ke
negara tropik dan negara subtropik seperti Florida, Afrika Selatan sudah lama sekali.
Jenis ini sudah ditanam di seluruh kawasan Malesia, teutama di daerah yang kering.
Perkembangbiakan Tumbuhan
Jarak pagar mudah dibudidayakan dengan stek batang yang berukuran 45 - 100
cm dan berkembang sangat cepat daripada dari biji. Stek batang berakar dengan cepat
bila ditanam di media beraerasi baik tanpa hormon tumbuh. Stek dengan panjang 30 cm
menimbulkan banyak akar dan ketahanannya lebih tinggi daripada stek berukuran 15 cm.
Dalam 1 kg terdapat 1700 - 2400 biji. Biji direndam semalam untuk meningkatkan hasil
perkecambahannya. Biji memerlukan 10 hari untuk berkecambah. Di tanah yang berat,
pembentukan akar agak tereduksi. Di Thailand jarak 2 x 2 m menunjukkan
perkembangan vegetatif yang baik dan hasil biji tertinggi hampir 800 kg/ha dari tanaman
berumur 13 - 14 bulan. Jarak untuk Jatropha curcas adalah 0.5 - 1.5 x 1 - 2 m (tergantung
dari hujan) sampai 2 x 2 m (beririgasi) ketika ditanam biji langsung, 1 - 3 ketika
kecambah ditanam dan 2 - 3 x 1.5 - 3 m ketika stek ditanam.
Kunci Determinasi
Hasil identifikasi mengacu pada kunci determinasi (Cullen, 2006) dimana Jarak
pagar merupakan family Euphorbiaceae dengan karakteristik yaitu 1a : kotiledon
biasanya 2, daun tanpa stipula, berlawanan, sistem akar primer (akar tunggang),
bercabang (dicotyledons). 2a : perianth terdiri dari 2 atau lebih jarang tersusun melingkar,
biasanya yang tersusun melingkar bagian terluar kelopak dan mahkota dan bagian dalam
seperti posisi, warna, ukuran, tekstur, bentuk. 3b : ovarium lebih inferior. 5a : corolla
terdiri dari petal yang terletak pada pangkal, melekat secara individual pada lingkaran
yang terbentuk dari filamen. 6b : ovarium terdiri dari 2 atau membentuk karpel yang
bersatu. 7b : benang sari dua kali lebih banyak dari petals. 8b : plasentasi axile, apikal,
basal atau dasar. 9a : daun berlawanan. 1b : plasentasi axile, basal atau apikal, ovarium

terdiri dari sel tunggal atau 2 atau banyak sel. 4b : benang sari tidak terletak sama dengan
petals. 11b : kepala sari membuka secara membujur. 19b : corolla actinomorfik. 25b :
sepal, petals dan benang sari hypogynous. 30b : Petal dan benang sari kurang dari 8. 33b.
Daun tanpa kelenjar. 34a : Getah biasanya seperti susu, bunga berkelamin tunggal.
C. Klasifikasi
Kingdom
Subkingdom
Super Divisi
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

: Plantae (Tumbuhan)
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
: Rosidae
: Euphorbiales
: Euphorbiaceae
: Jatropha
: Jatropha curcas L.

D. Manfaat
Minyak biji jarak merupakan produk terbaik yang digunakan untuk pembersih,
walaupun pemakaian seringkali bertujuan untuk meracun. Daunnya digunakan untuk obat
luka dan gatal, sebagai anti parasitik sakit kulit dan sebagai obat untuk mengobati
paralysis dan rematik di Indonesia. Warna biru dari kulit batangnya digunakan di Filipina
untuk memberi warna pakaian, jaring ikan dan kain. Minyaknya digunakan sebagai
pabrik lilin dan sebagai bahan bakar untuk masak, dimana sisa padat minyak tersebut
digunakan sebagai pupuk

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Jarak_pagar
http://www.proseanet.org/florakita/browser.php?docsid=546

KODOK BUDUK (Bufo melanostictus)

A. Deskripsi

Bufo melanostictus termasuk ke dalam ordo Anura dalam kelas Amfibia yang
banyak ditemukan pada tempat lembab. Bufo sp adalah Amfibia yang tidak berekor
dengan susunan tubuhnya sesuai untuk adaptasi dengan lingkungan darat maupun air.
Tubuhnya terlindungi oleh kulit tipis dan agak kasar yang berfungsi sebagai alat
pelindung tubuh, pengatur suhu tubuh dan untuk membantu pernapasan. Struktur kulit
inilah yang membedakan kodok dengan katak. Kodok buduk memiliki benjolan-benjolan
hitam yang terbesar di bagian atas tubuh dengan moncong yang runcing. Jari kaki dan jari
tangan hampir sama dalam keadaan tumpul. Pada jari kaki terdapat selaput yang melebihi
setengah jari.
Sistem Transportasi
Jantung kodok terdiri dari tiga ruang yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan
ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari
seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru paru. Darah dari kedua
atrium bersama sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran
antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun percampiurn
diminimalisasi oleh adanya sekat sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel,
darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiiga. Arteri anterior mengalirkan darah
ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal
dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit
dan paru paru.
Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian
mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yang
kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis paru paru vena pulmonalis

atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru paru.
Selain peredaran darah paru paru, pada kodok sinus venosus atrium kanan.
Sistem Pernafasan Pada Katak
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru paru.
Kecuali pada fase berudu bernafas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga
mulut dapat berfungsi sebagai alat pernafasan karena tipis dan banyak kapiler yang
bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, lubang hidung
terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk
melalui selaput rongga mulut yang tipis.
Selain bernafas dengan selaput rongga mulut, katak bernafas pula dengan kulit,
ini dimungkinkan karea kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak
kapiler sehingga gas pernafasan mudah berifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan
melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan ke
seluruh tubuh. Sebaliknya karbondioksida dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari
jantung di pompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit paru-paru (arteri
pulmokutanea).
Dengan demikian pertukaran oksigen dan karbondioksida dapat terjadi di kulit.
Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus berkontraksi
sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut mendorong oksigen masuk
ke paru -paru lewat celah-celah. Dalam paru -paru terjadi pertukaran gas, oksigen diikat
oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paru- paru dan sebaliknya karbon dioksida
dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme ekspirasi adalah sebagai berikut; Otot-otot perut
dan sternohioideus berkontraksi sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan
masuk ke dalam rongga mulut. Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka
bersamaan dengan itu, otot rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan
berkontraksinya geniohioideus sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya
rongga mulut maka udara yang kaya karbondioksida keluar.
Sistem Pencernaan
Alat pencernaan makanan diawali oleh cavum oris dan diakhiri oleh anus. Pada
beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan ukuruan yang berbeda.
Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk dimakan akan dibasahi oleh air
liur. Kodok tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah. Dari cavum oris makanan

akan melalui pharynx, oesophagues yang menghasilkan sekresi alkalis (basis) dan
mendorong makanan masuk dalam fentriculus yang berfungsi sebagai gudang
percernaan. Bagain muka frentriculus yang besar disebut cardiarc, sedag bagian posterior
mengecil dan berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventriculus meremas
makanan jadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim
atau verment, yang merupakan katalisator. Tiap tiap enzim merubah sekelompok zat
makanan manjadi ikatan ikatan yang lebih sederhana. Enzim yanbg dihasilkan oleh
ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, erepsin untuk protein, lipase untuk
lemak. Disamping itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasam kan bahan
makanan. Gerakan yang menyebabkan bahan makanan berjalan dalam saluran disebut
gerak peristalis. Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tetapi terutama
terjadi di intestinum. Makanan masuk ke dalam intertinum dari ventriculus melalui klep
pyloris.
Kelenjar pencernaan yang besar adalah hepardan pancreaticum yang memberikan
sekresinya pada intestinum kecuali itu intestinum menghasilkan sekresi sendiri. Hepar
yang besar terdiri atas beberapa lobus dan bilus atau zat empedu yang dihasilkan akan
ditampung sementara dalam fesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam
intestinum melalui ductus cystcus dahulu kemudian melalui duktus cholydocus yang
merupakan saluran gabungan dengan saluran yang dari pankreas. Fungsi bilus untuk
mengilmusikan zat lemat. Bahan makanan yang merupakan sisa di dalam intestinum mjor
menjadi faeces dan selanjutnya dikeluarjkan melalui anus.
Sistem Ekskresi
Ginjal amphibi sama denga ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk
mengeluarkan air yang berlebih. Karena kulit kodok permeable terhadap air, maka pada
saat ia berada di air, banyak iar masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada
di darat harus melakukan konservasi air dan tidak membuangnya. Katak menyesuaikan
dirinya terhadap kandungan air sesuai dengan lingkungannya dengan cara mengatur laju
filtrasi yang dilakukan oleh glomerulus, sistem portal renal berfungsi untuk membuang
bahan bahan yang diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui
glomerulus dibatasi. Katak juga menggunkan kantung kemih untuk konserfadsi air.
Apabila sedang berada dia air, kantung kemih terisi urin ynag encer. Pada saat berada di

daarat air diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui
evaporasi kulit. Hormon yang mengendalikan adalah hormon yang sama dengan ADH.
Sistem Endokrin
Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern
yang disebut hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh,
merangsang, baik yang bersifat mengaktifakan atau mengerem pertumbuhan,
mengaktifakan bermacam -macam jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku
mahluk. Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atcuglandulaehypophysa bagian
anterior kelenjar ini pada larva menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini
mengontrol pertumbuhan tubuh terutama panajang tulang, dn kecuali itu mempengaruhi
glandulae thyroidea. Bila seekor berudu diambil dan bagian anterior glndulae
hypophysannya, berudu tersebut tak akan tumbuh menjadi katak tapi bila potongan itu
ditransplatasikan kemabali, maka pertumbuhan akan terjadi sebagai mana mestinya.
Pemberian hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior hypophysa ini baik secara oral
atau suntikan menyebabkan pertumbuhan raksasa (Kastak and Schusterman, 1998).
Pada katak dewasa bagian anterior glandulae pitutaria ini menghasilkan homon
yang merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Jika kita mengadakan
implantasi, kelenjar ini dengan suskses pada seekor katak dewasa yang tak dalam
keadaan berkembang biak, maka mulai saat itu terjadi perubahan. Implantasi pada hewan
betina mengakibatkan hewan itu menghasilkan ovum yang telah masak. Implantasi pada
hewan jantan mengakibatkan hewan itu mengahasilkan sperma. Bagian tengah pituitaria
akan menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai pebufon dalam pengaturan
kromotofora dalam kulit. Bagian posterior pituitaria menghasilkan suatu hormon yang
mengatur pengambilan air. Glandulae phyroidea yang terdapat di belakang tulang rawan
hyoid menghasilkan hormon thryoid yang mengatur metabolisme secara umum. Kelnjar
ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorfose menjadi katak. Jika kelenjar itu
diambil maka berudu tidak akan menjadi katak. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon
nsulin yang mengatur metabolisme (memacu pengubahan glukosa menjadi glikogen.
Pada permukaan luar ginjal terdapat glandula suprarenalis atau glandula adrenalis yang
kerjanya berlawanan dengan insulin (mengubah glikogen menjadi glukosa) (Kastak and
Schusterman, 1998).

Sistem Syaraf
Sistem syaraf katak terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi. Syaraf pusat
terususun atas otak dan tali spinal, sedangkan saraf tepi tersusun atas saraf kranial, saraf
spinal. Otak dan tali spinal dibungkus oleh 2 membran yang tebal yaitu durameter yang
berbatasan dengan tulang dan pipiamater yang batasan dengan jaringan saraf. Apabila
dipandang dari sebelah dorsal, pada otak akan teradapat:
a. 2 lobus olfactorius yang bertanggung jawab untuk organisasi rang sang yang berupa
ban.
b. 2 erfhaemisphariumcerebri yang berfungsi menyiompan ingatan, intelegensia dan
c.
d.
e.
f.

mengontrol kebebasan.
Diencephalonmedialis yang berhubungan dengan mata dan keseimbangan.
2 bulatan lobus opticus untuk koordinasi pengelihatan.
Otak kecil untuk koordiansi pergerakan.
Medula obongata untuk koordinasi sebagian besar aktifitas tubuh
(Kastak and Schusterman, 1998).

Sistem Kerangka
Sistem kerangka pada katak dibangun oleh kerangka dalam (endoskeleton) yang
tersusun atas tulang-tulang. Terdapat 2 skeleton yang menusun sistem kerangka yaitu
skeleton aksial dan skeleton apendikular. Skeleton aksial tersusun atas tempurung kepala,
vertebrae (ruas-ruas belakang dan tulang dada). Skeleton apendikular tersusun
ekstremitas anterior dan extrimitas posterior (Frandson RD, 1992).
Tempurung kepala terususn atas beberapa tulang yaitu ccranium, bebrapa kapsul
sensoris (kapsul hidung, kapsul pendengar, kapsul besar untuk mata, dan tulang tualng
rahang). Pada katak terdapat 9 ruas tulang belakang. Pada katak terdapat 1 tulang dada.
Ekstrenitas anterior (lengan) dan ekstrenitas posterior (tungfkai) tersusun atas tulangtulang yang hampir sama (Frandson RD, 1992).
Sistem Otot
Tubuh katak dan juga (vertebrata lainnya) tersusun atas 3 macam otot. Otot polos
yang kerjanya diluar kemauan kita. Otot lurik yang kerjanya dalam kesadaran kita dan
otot jantung yang secara morfologi seperti otot lurik, namun bekerja diluar kendali kita.
Otot lurik disebut juga otot skelet terbagi atas:

a. Otot daging lebar dan pipih, misalnya adalah oblicus externus dan trans versus yang
membentuk dinding perut.
b. Otot daging gilig misalnya otot bisep (pada lengan).
c. Otot daging sfingter dengan carat melintang, misalnya sfingter pada anus atau kloaka.
Otot lurik mengikat atau melekat pada tulang dan pada saat kontraksi atau
relaksasi akan menggerakkan tulang tersebut. Koordinasi kontraksi otot dilaksanakan
oleh sistem saraf (Frandson RD. 1992).
B. Determinasi
Habitat
Kodok hidup menyebar luas, terutama di daerah tropis yang berhawa panas.
Makin dingin tempatnya, seperti di atas gunung jumlah jenis kodok cenderung semakin
sedikit. Salah satunya ialah karena kodok termasuk hewan berdarah dingin, yang
membutuhkan panas dari lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga
metabolisme tubuhnya.
Kodok dapat hidup di tepi-tepi sungai dan rawa sebagian besar kawasan hidupnya
tersebut adalah rawa atau tepian sungai, perkebunan dan sawah, hingga ke lingkungan
pemukiman manusia. Kodok bangkong, misalnya, merupakan salah satu jenis kodok
yang kerap ditemui di pojok-pojok rumah atau di balik pot di halaman. Kodok memangsa
berbagai jenis serangga yang ditemuinya. Kodok kerap ditemui berkerumun di bawah
atau samping rumah warga. Kodok sangat berlimpah pada saat malam hari dari pada
siang hari karena kodok merupakan hewan nokturnal, kodok di siang hari bersembunyi di
balik bebatuan, kadang-kadang berendam berkelompok dalam air yang tersembunyi.
Biasanya pada saat musim hujan atau musim kawin kodok jantan banyak mengeluarkan
bunyi bunyian untuk memanggil betinanya. Kodok beraktivitas di malam hari karena
suasana cenderung sunyi dan suara nyanyian mereka bisa lebih didengar oleh betina
untuk memudahkan proses perkembangbiakan mereka. Perairan merupakan tempat bagi
kodok untuk berkembang biak, mencari makan dan tumbuh dewasa.
Pola Penyebaran
Kodok buduk penyebarannya luas dan terjadi secara native di setiap benua kecuali
Australia dan Antartika. Bisa ditemukan di: China, India, Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, Ambon dan Papua. Hewan ini termasuk hewan kosmopolit.
Sistem Reproduksi

Organ reproduksi pada kodok berbeda antara kodok jantan dan kodok betina.
Pada katak jantan terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih putihan)
terletak disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut
mesdrchiutn. Dari testis terdapat saluran yang disebut fasadefferensia yang bermuara di
kloaka. Bagian ureter yang dekat kloaka mengalami pembesaran yang disebut vesicusa
seminalis yang berfungsi untuk penampungan sementara spermatozoa. Organ reproduksi
betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh
diikat oleh penggantungnya yang disebut mesovarium. Pada saat musim kawin pada
ovarium terpadat ovum yang masak dan menuju saluran yang disebut oviduk. Bagian
posterior oviduk membesar membentuk uterus. Selanjutnya telur dikeluarkan melalui
kloaka keluar dari tubuh. Pada kodok terjadi fertilisasi eksternal (pembuahan di luar
tubuh). Pada musim kawin terjadi isyarat kawin oleh katak jantan dan katak betina.
Perkawinan dilakukan dengan cara katak jantan menempel di atas punggung katak betina,
lalu keduanya menyemprotkan sel sel gametnya ke luar tubuh
Kunci Determinasi
- 1b mempunyai tulang belakang,
- 21b tidak memiliki sisik pada permukaan tubuh,
- 33a tubuh ditutupi oleh kulit yang licin dan berlendir, memiliki 4 tungkai yang
berjari, hidup di air dan di darat, tungkai belakang lebih lebar dari tungkai depan,
-

tungkai berfungsi untuk meloncat,


34b kulit berbintil, terdapat lipatan loreal, supraorbital, dorsoventral, memiliki
glandula paratoid, tidak memiliki selaput renang, ujung jari tumpul.

C. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Amfibia
Ordo
: Anura
Famili
: Bufonidae
Genus
: Bufo
Spesies
: Bufo melanostictus
D. Tingkat Konsumen

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik.
Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut
produsen. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki
oleh hewan karnivora dan seterusnya. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi
disebut konsumen puncak.
Seumpama katak pada contoh piramida makanan di atas dihilangkan, apa yang
akan terjadi? Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena
tidak ada pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada
makanan. Yang terjadi berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang mati karena
jumlah rumput tidak bisa memenuhi kebutuhan makan belalang yang jumlahnya
bertambah banyak.
Dari ilustrasi di atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga kelestariannya
apabila jumlah produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I, jumlah konsumen I
harus lebih banyak daripada konsumen II, dan seterusnya. Apabila kondisi tersebut
digambarkan maka akan terbentuk suatu piramida makanan.

Anda mungkin juga menyukai