Proses evolusi kehidupan setelah terbentuknya organisme sel tunggal, adalah terbentuknya organisme bersel banyak. Organisme multiseluler dapat memanfaatkan sumber daya lebih efesien ketimbang sel tunggal. Pertama munculnya organisme multiseluler dengan bersekutunya organisme seluler membentuk koloni. Cara sederhana untuk membentuk koloni adalah dengan tetap bersatunya dua sel anak hasil pembelahan. Kemungkinan lain, organisme multiseluler yang berinti banyak membentuk membrane plasma yang menyelaputi setiap intinya. Inti yang telah terselaput tadi kemudian secara structur dan fungsional menjadi anggota-anggota koloni. B. Infasi Tumbuhan kedaratan tumbuhan air yang mula-mula berkembang adalah tumbuhan air yang ganggang biru. Contohnya adalah Anabaena, Volvox dan Chamydomonas. Setelah menjadi organism multiseluler, mulai ada pembagian tugas untuk pergerakan dan untuk fotosintesis kaki dihasilkan dari silia atau tonjolan sitoplasma yang kemudian diikuti dengan eskresikannya perekat atau zat kapur agar dapat menempel pada substrat dengan kokoh. 1. Pada akar Adanya akar merupakan satu-satunya hubungan utama antara tumbuhan dengan sumber air. Bagi algae, akar tidak diperlukan karena air masuk kedalam sel. Pada tumbuhan darat, perakaran merupakan satu-satunya jalan untuk meperoleh zat hara dengan berkembangnya ukurn tumbuhan, maka perakaran mempunyai fungsi ganda yaitu untuk dapat mempertahanka tubuh agar tetap tegak. 2. Kutikula dan Dinding sel Kutikula dan dinding sel berperan untuk mencegah penguapan membentuk vakuola berukuran besar dan berisi air untuk menjalankan metabolisme, juga member turgidista sel yang cukup. Dinding sel yang kuat dapat member bentuk tubuh yang kuat.lilin serta kutikula berperan untuk mencegah penguapan. 3. Jaringan pembuluh Tumbuhan eukariot awal transportasi zat hara berlangsung dengn proses osmosis. Tumbuhan menjadi besar, kecepata penguapan tidak dapat diimbangi untuk mengirimkan air dan zat hara, menyalurkan makanan yang dihasilkan dari fotosintesis ke semua jaringan tumbuhan. Jaringan pembuluh yang paling sederhana hanya berbentuk silindris. 4. Stomata Stomata berfungsi dalam pertukaran oksigen dan penyaluran makanan keatas. Dinding sel yang dilapisi kutikula atau lilin, untuk mencegah penguapan dimana terdapat sel khusus yang disebut stomata. Stomata adalah esensial bagi transport air dan pertukaran gas CO2 damn penguapan O2. 5. Kayu untuk menopang batang tubuh Dalam proses metabolisme, ada sel mati dan digantikan dengan yang baru. Tumbuhan yang tetap mempertahankan sel matinya menjadi lebih unggul karena dihasilkannya sel yang berdinding tebal dan mempunyai fungsi utama terjadi pengalihan bagian cambium untuk mengatur pertumbuhan bukan keatas saja, tetapi juga kesamping. bukan saja untuk mencapai cahaya matahari seefesien mungkin tetapi juga untuk dapat menyebabkan biji dengan cara yang lebih efesien. 6. Daun untuk mengefesienkan penangkatan cahaya Daun dibentuk dari percabangan yang planar, diikuti dengan pembentukan pemipihan. Daun luas akan memyebabkan penguapan yang lebih banyak, sehingga transport zat hara dari air menjadi lebih efesien. Sedangkan daun yang robek menyebabkan penguapan berjalan terlalu cepat dan mengakibatkan daun tersebut akan mati maka jaringan penguat daun berevolusi dari jaringan pembuluh sehingga dihasilkan tulang dan urat daun. C. Asal usul Invertebrata Evolusi invertebrata terdiri dari 30 filum dimulai dari nenek moyang berupa protista yang hidup dilaut. Protista bercabang tiga dimulai dari filum porifera, filum chinidaria dan filum plathyhelmintes. Kemudian filum plathyhelmintes bercabang menjadi tiga, cabang pertama bercabang lagi menjadi tiga, dimulai dari mollusca, filum annelid dan filum arthropoda. Cabang kedua menjadi filum nematode, sedang cabang ketiga menjadi dua, yaitu filum echinodermata dan filum chordate sehingga cabang pohon evolusinya yang snagat dekat dengan chordata adalah echinodermata. Dapat disimpulkan dari evolusi invertebrate menunjukkan bahwa evolusi vertebrata berasal dari nenek moyang berupa echinodermata. D. Asal usul Chordata Teori-teori tentang asal usul chordata disusun berdasarkan karakteristik invertebrate dan chordate rendah. Ada tiga teori yang dapat dikemukakan mengeai asal usul filum chordata, yaitu : 1. Teori anelid Baik annelida maupun chordata bersifat bilateral simetris dan bersegmen. Organ-organ ekskresi bersegmen, ceolom tumbuh baik, ada chorda saraf dipembuluh- pembuluh darah longitudinal. Apabila pada annelida kita menempatkan chorda sarafnya disebelah dorsal saluran pencernaan. Maka tipe aliran darahnya akan sama dengan yang terdapat pada chordate. Namun, mulut annelida itu lalu ada disebelah dorsal, tidak seperti pada chordate yang mulutnya disebelah ventral. Demikian pula berbagai hubungan dorsal ventral akan berubah. Lebih-lebih lagi, annelid itu tidak mempunyai struktur yang serupa dengan nothocorda atau celah-celah insang. 2. Teori araknid Persamaannya adalah pada eurypterid (atrhropoda zaman paleozoik) dalam ostrachoderm (chordate pada zaman purba) yaitu adanya eksoskeleton dorsal, namun demikian chordate tidak mempunyai appendiks-appendiks seperti pada arthropoda dan chorda sarafnya terletak sebelah dorsal. Sedangkan pada arthropoda, chorda sarafnya ada di sebelah ventral. 3. Teori ekinodermika Larva tornaria dari cacing lidah Soccoglosus sp (anak filum hemichordata) dan larva bipinnaria dari echinodermata semuanya transparan, bersilia eksternal, dengan ruang coelom, dan mempunyai porus dorsal. Dahulu memang terjadi kekeliruan yaitu larva cacing lidah itu diidentifikasi sebagai Asterius Sp. Sebuah hipotesis pernah dikemukakan bahwa, larva echinodermata , larva hemichordate, larva tunikata, amvioksus, ostracoderm. Jika hipotesis itu benar, maka tidak ada lagi kemungkinan akan ditemukan fosil chordate purba. E. Asal usul ikan Evolusi ikan dimulai sekitar 530 juta tahun yang lalu selama ledakan kambrium. Selama masa inilah chordate awal mengembangkan tengkorak dan kolom vertebra mengarah praniat pertama dan vertebrata. Silsilah ikan pertama milik aghnata atau ikan tanpa rahang. Ikan aghnata tidak memiliki rahang sehingga ia makan dengan cara menghisap. Setelah aghnata berevolusi, muncul dua kelompok ikan yang bertulang, yakni ganathostoma dan placoderma setelah itu muncul ikan modern yaitu ikan yang bertulang sejati atau ostheiochites dan yang bertulang rawan seperti hiu dan pari.