A. Evolusi Mamalia
Mamalia berkembang dari leluhur reptilia lebih awal dari burung. Fosil tertua
yang diyakini merupakan mamalia berumur 220 juta tahun, kembali ke masa trias.
Leluhur mamalia merupakan sala satu diantara hewan terapsida, yang merupakan
bagian dari cabang sinapsida dari filogeni reptilia. Terapsida menghilang saat
dinosaurus berlimpah, tetapi mamalia yang berasal dari terapsida hidup
berdampingan dengan dinosaurus selama masa mezosoikum. Sebagian besar
mamalia zaman mezosoikum berukuran sangat kecil dan sebagian besar mungkin
merupakan pemakan serangga.
Saat zaman senozoikum datang setelah kepunahan massal di masa kretaseus,
mamalia sedang melakukan radiasi adaptasi besar-besaran. Keanekaragaman itu
diwakili oleh tiga kelompok utama yaitu: Monotrema ( mamalia yang bertelur),
marsupilami (mamalia berkantung) dan mamalia eutheria (berplasenta).
1. Mamalia Monotrema
Platipus dan achidna (pemakan semut berduri) adalah mamalia bertelur yang
masih hidup hingga saat ini. Telur hewan monotrema, yang struktur dan
perkembangannya mirip dengan telur reptilia, mengandung cukup kuning telur
untuk memberi makan embrio yang sedang berkembang. Hewan monotrema
memiliki rambut dan menghasilkan susu, dua ciri khas penting hewan mamalia.
Pada bagian perut induk monotrema terdapat kelenjar khusus yang mensekresi
susu. Setelah menetas, anak yang baru keluar itu menyedot susu dari bulu
induknya, yang tidak memiliki puting susu.. Saat ini monotrema hanya ditemukan
di Australia dan Papua Nugini.
2. Mamalia Marsupialia
Opposum, kanguru dan koala adalah contoh marsupialia. Marsuialia maupun
eutaria memiliki karakter-karakter turunan tang tidak dimiliki oleh monotremata.
Kedua kelompok tersebut memiliki laju metabolik yang lebih tinggi dan puting
yang menyediakan susu, serta melahirkan anak. Embrio berkembang di dalam
uterus dari saluran reproduksi betina.
Marsupialia terlahir sangat dini dalam tahap perkembangannya dan
menyelesaikan perkembangan embrioniknya sambil menyusu. Pada kebanyakan
spesies, anak yang menyusu ditampung di dalam kantong maternal yang disebut
marsupium.
Evolusi antropoidea dari anggota sub ordo Promisii merupakan topik perdebatan
yang sangat hangat. Para ahli paleontologi membagi fosil anggota sub ordo Promisii
ke dalam dua kelompok, satu merupakan leluhur bagi tarsius yang lain merupakan
leluhur bagi lemur, lotis dan potto.
Fosil Primata yang mirip monyet menunjukkan bahwa hewan antropoid
sebelumnya telah mapan dan masih belum jelas apakah leluhur monyet Dunia Baru
mencapai Amerika Selatan dengan naik batang kayu atau serpihan-serpihan lain dari
Afrika atau dengan cara bermigrasi ke arah selatan dari Amerika Utara. Hal yang
pasti adalah bahwa monyet Dunia Baru dan keta Dunia lama telah berevolusi di
sepanjang jalur yang terpisah selama beberapa juta tahun.
Manusia merupakan cabang yang sangat muda pada pohon silsilah vertebrata
Dalam rangkaian kehidupan yang membentang lebih dari 3,5 miliar tahun, manusia
dan kera telah memiliki leluhur bersama selama berjuta-juta tahun, kecuali beberapa
juta tahun terakhir. Paleontropologi, yaitu kajian mengenal asal usul dan evolusi
mamalia, memfokuskan pada fraksi masa geologis yang sangat kecil, saat manusia
dan simpane memisah dari nenek moyang yang sama.
Anthropoid Awal
Fosil kera tertua yang diketahui telah dimasukkan ke dalam genus Aegyptopitheus.
“kera fajar” hewan antropoid ini berukuran sebesar kucing dan tinggal di pohon dan
hidup sekitar 35 juta tahun silam. Selama kurun Miosen yang dimulai sekitar 23 juta
tahun silam, keturunan kera pertama berdiverensiasi dan menyebar ke Eurasia.
Sekitar 20 juta tahun silam, lempeng india bertubrukan dengan Asia dan
menghasilkan daerah Himalaya. Iklim menjadi semakin kering dan daerah hutan
yang sekarang dikenal sebagai Afrika dan Asia mulai berkurang, sehingga
mengisolasi kedua daerah evolusi hewan anthropoid tersebut. Salah satu hewan
anthoropoid Afrika adalah nenek moyang bersama manusia dan simpanse.
Berdasarkan rekaman fosil dan pembandingan DNA antara manusia dan simpanse,
sebagian besar ahli antropologi sekarang setuju bahwa manusia dan kera memisah
dari nenek moyang tersebut hanya sekitar 6 sampai 8 juta tahun silam.
Manusia Pertama
Pada tahun 1924, ahli antropologi Inggris Raymond Dart mengemukakan bahwa
sebuah fosil tengkorak yag ditemukan di galian tambang Afrika Selatan merupakan
sisa-sisa manusia purba. Dengan penemuan lebih banyak fosil, semakin jelas bahwa
Australopithecus pada kenyataannya adalah hominid yang berjalan dan sepnuhnya
berdiri tegak (berkaki dua) dan memiliki lengan dan gigi seperti lengan dan geligi
mausia. Namun demikian, otak Australopithecus tak lebih dari sepertiga ukuran otak
manusia modern.
Sejak tahun 1994, para ahli paleontologi yang bekerja pada tempat yang berbeda
di Afrika Timur telah menggali fosil hominid yang sudah muncul sebelum A.
Afarensis. Dengan penemuan hominid tertua yang diketahui ini, catatan fosil umat
manusia perlahan–lahan mendekati pemisahan manusia-kera yang diperkirakan
terjadi 5-8 tahun silam.
Homo Habilis
Pembesaran otak manusia pertama kali terlihat jelas pada fosil yang umurnya setua
masa akhir australopithesin, sekitar 2,5 juta tahun. Peralatan batu sederhana yang
dibuat oleh tangan kadang-kadang ditemukan bersama-sama dengan fosil berotak
besar, yang dinamai Homo Habilis (orang yang cekatan). Setelah berjalan tegak
paling tidak selama dua juta tahun, hominid akhirnya mulia menggunakan otak dan
tangannya untuk membuat peralatan.
Homo habilis hidup bersama selama sejuta tahun dengan Australopithecus yang
berotak lebih kecil, Australopithecus yang dinamai demikian karena memiliki tubuh
yang pendek gemuk dan tengkorak yang berat. Homo awal dan Australopithecus
mungkin idak bersaing secara langsung, meskipun keduanya mencari makanan.
Homo Erectus
Homo erectus bertubuh lebih tinggi dibandingkan dengan H. Habilis dan memiliki
kapasitas otak yang lebih besar. Selama 1,5 juta tahun keberadaan spesies tersebut.
Otak H.erectus bertambah menjadi sebesar 1200 cc, suatu, kapasitas otak yang tidak
berbeda jauh dari kisaran normal otak manusia modern.
Inteligensia yang berkembang selama asal mula H. Habilis di Afrika
memungkinkan menusia ini bertahan hidup dalam iklim yang yang lebih dingin di
daerah utara, setelah migrasi dimulai. Homo Erectus tinggal dalam gubuk atau gua,
membuat api, membuat pakaiannya dari kulit hewan dan merancang perkakas batu
yang lebih halus daripada perkakas Homo habilis. Dalam adaptasi anatomis dan
fisiologis, H. Erectus kurang mampu untuk dapat hidup di luar daerah tropis akan
tetapi mengatasi kekurangan dengan inteligensia dan kerja sama sosial.
Kemunculan Homo sapiens
Dalam pandangan beberapa ahli antropologi, Homo sapiens kuno ini menjadi
manusia modern sepenuhnya. Menurut model tersebut, yang disebut dengan model
multiregional, manusia modern berkembang secara paralel pada bagian dunia yang
berbeda. Jika pandangan ini benar, maka keanekaragaman geografis manusia muncul
relatif baru, ketika Homo erectus menyebar dari Afrika ke benua lain antara 1 atau 2
juta tahun silam.
Dengan demikian, Stringer merupakan salah satu di antara para ahli antropologi
yang mengajukan teori bahwa manusia modern berkembang pertama kali dari Hom
erectus di Afrika, yang kemudian bermigrasi ke benu lain.
Pada akhir tahun 1980-an, Rebecca Cann dan para ahli genetika lainnya di
laboratorium membuat berita dengan hasil penelitian yang tampaknya mendukung
model monogenesis mengenai asal mula manusia. Dengan menggunakan komputer
untuk menganalisis datanya, para ahli genetika itu melacak sumber semua mtDNA
manusia kembali ke Afrika.
Evolusi Kultural
Suatu postur tegak merupakan perubahan anatomis yang paling radikal dalam evolusi
manusia, kondisi ini memerlukan permodelan tulang penting pada kaki, pelvis dan
tulang belakang. Pembesaran otak merupakan perubahan sekunder yang dapat terjadi
dengan cara memperlama periode pertumbuhan tengkorak dan lainnya.
Evolusi kultural berlangsung terus menerus, yang terdiri atas tiga tahapan utama.
Pertama dimulai dengan pengembara yang berburu dan mengumpulkan makanan di
padang rumput Afrika 2 juta tahun silam. Mereka membuat perkakas, mengatur
aktivitas bersama, dan membagi-bagi tugas dan pekerjaan. Kedua datang bersama
perkembangan pertanian di Afrika, Eurasia, dan Amerika Serikat 10.000 sampai
15.000 tahun silam. Bersama-sama dengan adanya kegiatan pertanian, pemukiman
tetap dan kota pertama mulai muncul. Ketiga dalam tahapan evolusi kultural manusia
adalah Revolusi Industri yang dimulai pada abad kedelapan belas. Sejak itu,
teknologi baru telah meningkat secara eksoponensial, suatu generasi saja sudah
mencakup peristiwa penerbangan Wright bersaudara dan perjalan Neil ke bulan.
Evolusi otak manusia mungkin saja secara anatomi lebih seerhana dibandingkan
dengan perolehan postur berdiri tegak, tetapo konsekuensi pembesaran otak sangat
luar biasa besarnya. Evolusi kultural menjadikan Homo sapiens suatu kekuatan baru
dalam sejarah kehidupan suati spesies yang dapat menantang dan mengatasi
keterbatasan fisiknya dan mengambil jalan pintas evolusi biologis. Evolusi kultural
jauh melebihi laju evolusi biologis. Kita sedang mengubah dunia lebih cepat
dibandingkan dengan kecepatan spesies apapun. Laju kepunahan yang cepat ini
terutama disebabkan oleh perusakan habitat, yang merupakan suatu fungsi perubahan
kultural manusia dan kelebihan penduduk.
Klasifikasi Hewan Mamalia
Kelas mamalia dibagi atas tiga sub kelas, yaitu sebagai berikut:
1. SubKlas Prototheria
Ordo Monotremata
Ordo ini sering disebut mamalia bertelur.Meempunyai coracoid dan precoracoid,
tidak ada pinna externalis pada telinga,gigi-gigi hanya ada pada anaknya dewasa
mempunyai cocor (paruh bebek)dari zat tanduk ada kloaka, ureter, bermuara pada
dinding dorsal darisaluran urogenitalis, testis abdominalis, penis hanya menyalurkan
sperma,oviduk nyata, masuk ke kloaka terpisah, tidak ada uterus atau
vagina,kelenjar-kelenjar susu tanpa puting susu. Contoh Ornithorhynchus
anatinus.Hewan ini merupakan bukti adanya evolusi mamalia berasal dari Aves.