PRIMATA
Primata (English: Primates) adalah ordo hewan tingkat tinggi dari kelas Mammalia.
Bangsa ini terdiri lebihdari 350 spesies yang terbagi dalam 15 family. Sesuai dengan judul
notes ini, primata menempati tinglatan evolusi tertinggi, karena terdapat manusia di dalamnya
(Delson, dkk., 2000).
Ciri-ciri utama dari primata adalah Ibu jari yang berlawanan arah, volume otak yang
besar dan pandangan mata yang fokus ke depan. Ya, tidak seperti makhluk vertebrata non-
predator lainnya, primata memiliki sudut pandangan yang sempit. Konsekuensinya, primata
dapat melakukan perhitungan jarak yang akurat yang sangat penting bagi hewan arboreal
seperti mereka. Namun, mereka juga kehilangan kemampuan untuk melihat predator di
sekitar mereka (Delson, dkk., 2000).
Salah satu ciri lainnya, pertumbuhan yang lambat serta ketergantungan anak pada
induknya dalam masa yang cukup lama. Berbeda dengan mammalia lainnya, masa
pertumbuhan primata untuk menjadi Dewasa kelamin cukup lambat, dan sampai saat itu,
mereka akan tetap bergantung pada induknya. Hal ini dikarenakan anak-anak Primata perlu
belajar banyak hal dari induknya sebelum mereka mandiri, mengingat volume otak mereka
yang cukup besar,seperti manusia di sekolah. Hal ini juga menimbulkan hubungan sosial
yang kompleks di dalam komunitas primata (Delson, dkk., 2000).
Pada awalnya, nenek moyang ordo ini mungkin adalah hewan arboreal kecil seperti
tupai. Mereka kemudian mengalami tahapan evolusi yang cukup tinggi baik secara
morfologis maupun sosial, hingga akhirnya terciptalah sebuah ordo besar yang terdiri atas
hewan yang sering kita sebut sebagai Monyet, Kera, Lemur, Capuchin, Kukang atau Tarsius
(Delson, dkk., 2000).
Primata di Indonesia
Indonesia memiliki banyak sekali spesies primata yang tersebar dari sabang sampai
marauke. Mulai dari Orangutan Sumatra di Sumatra, Jenis-jenis Monyet Daun (Leaf-monkey)
di Kalimantan, Monyet-kantung pipi/ Makaka (Macaquez) di Sulawesi, Hingga si imut
Tarsius/Tangkasi di Papua. Klasifikasi primata cukup sulit untuk dimengerti. Maka itu, dalam
notes ini, saya membagi mereka dalam 2 golongan, yakni: (Delson, dkk., 2000).
1. Sub-Ordo Prosimian
Terdiri dari Tarsius, Loris (Kukang), Lemur dan Primata Primitif lainnya
2. Sub-ordo Anthropoidea
Terdiri atas Monyet dan Kera. Merupakan Primata tingkat tinggi, dan manusia
terdapat di dalamnya.
Monyet dunia baru terdiri atas monyet-monyet yang berasal dari dunia lama
(Eurasia-afrika). Terdiri atas satu family (Cerchopithecidae)yang dibagi lagi menjadi 2
sub-family: Monyet Daun (Colubidae) dan Makaka (Cerchopitecinae). Monyet Daun
(leaf monkey) terdiri atas hewan yang kita sebut sebagai Lutung, Surili, dan Simpai.
Tersebar luas di Asia tenggara. Seperti namanya, monyet daun memakan dedaunan
sebagai makanan utama mereka. Sistem pencernaan mereka telah termodifikasi untuk
mencerna serat daun. Beberapa spesies terdapat di Indonesia, seperti Lutung Jawa
(Trachippitecus auratus), Lutung Perak (T. cristatus), Surili (Prebystis comata), Simpai
(P. melalophos),Bekantan (Narsalis larvatus)dan lain-lain.
Cercopithecinae atau Makaka (English: Macaquez) atau sering juga disebut
Monyet Berkantung-pipi memiliki struktur khas di pipinya untuk menampung makanan.
Monyet Dunia baru berasal dari dunia baru (Amerika). Terdiri atas monyet-
monyet kecil hingga sedang dengan ciri khas hidung yang melebar. Berbeda dengan
Monyet Dunia-lama dengan pembatas hidung yang tipis sehingga lubang hidung
mengarah ke bawah, Monyet dunia baru memiliki pembatas hidung yang lebar sehingga
lubang hidung mengarah ke samping. Ciri lainnya, Monyet Dunia baru memiliki ekor
yang dapat berpegangan pada ranting pohon, tidak seperti monyet dunia lama yang
hanya berfungsi sebagai penjaga keseimbangan saat melompat. Semua monyet dunia
baru memiliki gigi molar (geraham) 12, bukan 8. Kelompok ini juga memiliki sistem
sosial monogami (memiliki satu pasangan seumur hidup), dan sistem ini juga ditemukan
pada family Hylobatidae yang terpisah jauh di pedalaman Asia Tenggara.
Kera besar atau great apes adalah family dengan tingkat evolusi tertinggi di ordo
primata dan memiliki kekerabatan yang paling dekat dengan Manusia. Tersebar di Afrika
utara dan Asia tenggara, family pongidae merupakan family dengan ukuran tubuh yang
paling besar. Terdiri dari lima 3 genus, yakni genus Pan (Simpanse dan Bonobo), genus
Gorilla (Gorilla) dan genus Pongo (Orangutan). Genus Pan (simpanse dan Bonobo)
merupakan genus yang paling dekat dengan manusia, dengan 99% gen yang mirip
dengan gen manusia. Genus ini meiliki ukuran tubuh yang sedang dengan bulu hitam
legam di hampir seluruh tubuh. Muka mereka bersih dari bulu, dimaksudkan untuk
Family Hominidae
Terdiri atas Manusia modern dan Manusia purba, merupakan tingkatan tertinggi
dalam evolusi primata. Di jaman sekarang, hanya tersisa 1 spesies dari family ini, yakni
Homo sapiens. Tinggi bervariasi, ada yang kurang dari 1 meter, ada pula yang mencapai
2 meter lebih. Berjalan tegap, tungkai depan lebih pendek dari tungkai belakang. Ibujari
kaki tidak menghadap ke belakang. Kulit hampir tidak tertutup bulu, memiliki variasi
warna yang beragam
Perbedaan Loris, Tarsius, Lemur, Apes, Old World Monkey dan NewWorld
Monkey
1. Loris : Primata dari sub ordo Prosimian, famili : Lorisidae ; memiliki liur
beracun;
2. Tarsius : Primata dari sub ordo Prosimian, famili :Tarsidae; berekor panjang;
dapat melompat; dapat memutar kepalanya hingga 180 derajat.
3. Lemur : Primata dari sub ordo Prosimian, famili : Lemuridae; moncong yang
panjang dan sudut pandang yang melebar; nokturnal; seperti primata tingkat
tinggi.
4. Apes : Primata dari sub ordo Anthropoidea, famili : Hylobatidae yang
merupakan golongan New World Monkey (Monyet Dunia Baru); lengan
panjang untuk berayun-ayun dari satu kanopi ke kanopi lainnya; tidak berekor;
adapun great apes merupakan genus yang paling dekat dengan manusia, dengan
99% gen yang mirip dengan gen manusia. Genus ini meiliki ukuran tubuh yang
sedang dengan bulu hitam legam di hampir seluruh tubuh.
5. Old World Monkey : Primata dari sub ordo Anthropoide; berasal dari dunia
lama (Eurasia-afrika); berpindah dari satu kanopi ke kanopi lain dengan cara
Leaping atau melompat. Berbeda dengan cara melompat tarsius, cara melompat
mereka lebih terarah dengan perhitungan jarak yang akurat.
6. New World Monkey : Primata dari sub ordo Anthropoide; berasal dari dunia
baru (Amerika); termasuk di dalamnya apes; memiliki ekor yang dapat
berpegangan pada ranting pohon, tidak seperti monyet dunia lama yang hanya
berfungsi sebagai penjaga keseimbangan saat melompat; hidung tipis dan
lubangnya menghadap ke bawah; merupakan primata dengan ciri paling dekat
dengan manusia
1. Australopithecus afarensis
Australopithecus afarensis ("Lucy") adalah seekor
hominid punah yang hidup sekitar 3,9 dan 2,9 juta tahun
yang lalu. Tak jauh berbeda dengan Australopithecus
africanus, A. afarensis memiliki tubuh yang ramping. Para
ilmuwan mempercayai bahwa A. afarensis adalah nenek
moyang dari Homo, yang juga berarti nenek moyang dari
manusia modern, Homo sapiens (Jones, 2004).
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primata
Famili: Hominidae
Upafamili: Homininae
Genus: Australopithecus
Spesies: A. afarensis
Rekonstruksi A. afarensis
Spesimen A. afarensis Tengkorak A. afarensis
betina
betina
2. Australopithecus africanus
ZAMAN HOMO
Dokumentasi awal dari genus Homo adalah Homo Habilis yang berevolusi sekitar 2,3
juta tahun yang lalu; spesies yang dipercaya telah menggunakan alat-alat dari batu. Volume
otak dari homininid awal seukuran dengan simpanse. Selama jutaan tahun berikutnya proses
ensefalisasi dimulai, dimasukkannya Homo Erectus dalam catatan fosil, kapasitas tengkorak
telah dua kali lipat menjadi 850 cm3. Homo erectus dan Homo ergaster adalah homininae
awal yang meninggalkan Afrika, dan spesies ini menyebar melalui Afrika, Asia, dan Eropa
antara 1,3 juta – 1,8 juta tahun yang lalu. Diperkirakan bahwa spesies ini adalah yang
pertama yang menggunakan api dan alat-alat yang kompleks. Berdasarkan teori asal usul
manusia modern dari Afrika terbaru, manusia modern mungkin berevolusi di Afrika dari
Homo heidelbergensis, Homo rhodesiensis, atau Homo antecessor dan bermigrasi keluar
benua Afrika sekitar 50.000 sampai 100.000 tahun yang lalu, menggantikan populasi lokal
Homo erectus, Homo Denisova, Homo floresiensis, dan Homo neanderthalensis.
Homo sapiens kuno, leluhur manusia modern secara anatomis, berevolusi antara
400.000 dan 250.000 tahun yang lalu. Bukti DNA terbaru menunjukkan bahwa beberapa
haplotipe asal Neanderthal hadir di antara semua populasi non-Afrika; dan Neanderthal serta
hominid lainnya, seperti Hominin Denisova mungkin telah berkontribusi hingga 6% dari
genom mereka untuk manusia masa kini. Manusia beranatomi modern berevolusi dari Homo
sapiens kuno di era pertengahan Paleolitikum sekitar 200.000 tahun yang lalu. Transisi ke
perilaku modern dengan perkembangan budaya simbolik, bahasa, dan teknologi batu terjadi
sekitar 50.000 tahun yang lalu menurut banyak antropolog meskipun ada beberapa
antropolog meyakini perubahan kebiasaan tersebut terjadi bertahap dalam jangka waktu yang
lebih lama.
Hominid pertama yang meninggalkan Afrika menuju Eropa dan Asia adalah Homo
erectus. Bukti menunjukkan bahwa Homo habilis Homo erectus diganti. Homo erectus
adalah tentang ukuran manusia modern dan sepenuhnya disesuaikan untuk berjalan
tegak. Otaknya jauh lebih besar daripada otak leluhurnya, tapi itu fitur yang
memisahkannya dari manusia modern. Alat-alat Homo erectus yang lebih canggih dari
alat-alat Homo habilis. Homo erectus mungkin yang pertama pemburu-pengumpul.
Homo erectus adalah terampil berburu dan menyembelih hewan dan diduga
menjadi pengguna pertama api. Arkeolog percaya Homo erectus didirikan budaya awal
dan memiliki metode untuk mengkomunikasikan informasi kepada generasi berikutnya.
Konsep bahasa diyakini telah ada di Homo erectus.
Penemuan fosil awal dari Jawa (dimulai pada tahun 1890-an) dan China (‘Peking
Man’, dimulai pada tahun 1920) terdiri dari contoh klasik dari spesies ini. Umumnya
dianggap telah menjadi spesies pertama yang telah berkembang di luar Afrika, Homo
erectus dianggap sebagai spesies yang sangat bervariasi, tersebar di dua benua (itu tidak
yakin apakah itu mencapai Eropa), dan mungkin spesies manusia awal terpanjang hidup
– sekitar sembilan kali Selama spesies kita sendiri, Homo sapiens, telah ada.
Tinggal: Utara, Timur, dan Afrika Selatan; Asia Barat (Dmanisi, Republik Georgia);
Asia Timur (China dan Indonesia)
Ketika Tinggal: Antara sekitar 1,89 juta dan 143.000 tahun yang lalu
Homo erectus hidup antara sekitar 1,89 juta dan 143.000 tahun yang lalu.
Tahun Penemuan: 1891
Tinggi Badan: Berkisar dari 4 ft 9 in – 6 ft 1 in (145-185 cm)
Berat Badan: Berkisar 88-150 lbs (40-68 kg)
Berikut adalah beberapa pertanyaan masih belum terjawab tentang Homo erectus
yang dapat dijawab dengan penemuan masa depan: Apakah Homo erectus nenek moyang
langsung dari Homo sapiens, spesies kita sendiri? Data menunjukkan bahwa peningkatan
ukuran tubuh, lebih mengandalkan sumber pangan hewani, dan peningkatan berbagai
ukuran adalah bagian dari web faktor yang memfasilitasi penyebaran awal awal H.
erectus dari Afrika. Adalah salah satu dari faktor-faktor ini lebih penting dari yang lain?
Adalah fosil dari periode waktu sebelumnya di Afrika Timur, dan dari Georgia, semua
bagian dari satu spesies (Homo erectus), regional variabel dalam ukuran dan bentuk?
Atau ada Sejarah Penemuan:
Eugène Dubois, seorang ahli bedah Belanda, menemukan Homo erectus pertama
individu (Trinil 2) di Indonesia pada tahun 1891. Pada tahun 1894, Dubois menamai
spesies Pithecanthropus erectus, atau ‘tegak manusia-kera. “Pada saat itu,
Pithecanthropus (kemudian berubah menjadi Homo ) erectus adalah yang paling primitif
dan terkecil berotak dari semua spesies manusia purba yang dikenal; ada fosil manusia
purba bahkan telah ditemukan di Afrika belum.
Banyak fosil tidak dapat dikaitkan dengan laki-laki atau perempuan, sehingga kami
menyajikan seluruh rentang ukuran di sini. Fosil-fosil dari Afrika menunjukkan ukuran
tubuh yang lebih besar daripada yang dari China, Indonesia, dan Republik Georgia.
Kita tidak tahu segala sesuatu tentang awal kami leluhur-tapi kita terus belajar lebih
banyak. Ahli paleoantropologi yang terus-menerus di lapangan, menggali daerah baru,
menggunakan teknologi inovatif, dan terus mengisi beberapa kesenjangan dalam
pemahaman kita tentang evolusi manusia.
Sebenarnya beberapa spesies manusia purba yang diwakili oleh apa yang sekarang
kita panggil Homo erectus? Seberapa baik Homo erectus menguasai kontrol api dan
seberapa luas itu api yang digunakan? Apa yang dikatakan tentang kemungkinan
pergeseran makanan dalam spesies ini? Apakah Homo erectus tumbuh dalam pola yang
lebih mirip manusia dan tingkat, atau yang mirip kera yang lebih? Apakah Homo erectus
yang pertama spesies manusia awal untuk mengalami
4. Homo hablis
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primates
Famili: Hominidae
Genus: Homo
Spesies: Homo habilis (Leakey et al, 1964)
Tengkorak Homo habilis
5. Homo florensiensis
Homo floresiensis ("Manusia Flores", dijuluki Hobbit) adalah nama yang diberikan
oleh kelompok peneliti untuk spesies dari genus Homo, yang memiliki tubuh dan volume
otak kecil, berdasarkan serial subfosil (sisa-sisa tubuh yang belum sepenuhnya membatu)
dari sembilan individu yang ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores, pada tahun 2001.
Kesembilan sisa-sisa tulang itu (diberi kode LB1 sampai LB9) menunjukkan postur
paling tinggi sepinggang manusia moderen (sekitar 100 cm) (Jacob, dkk., 2006).
Para pakar antropologi dari tim gabungan Australia dan Indonesia berargumen
menggunakan berbagai ciri-ciri, baik ukuran tengkorak, ukuran tulang, kondisi kerangka
yang tidak memfosil, serta temuan-temuan sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya.
Usia seri kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun yang lalu
(Jacob, dkk., 2006).
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primata
Famili: Hominidae
Genus: Homo
Spesies: Homo floresiensis (Brown et al., 2004)
Liang Bua, tempat ditemukannya sisa-sisa kerangka ini, sudah sejak masa
penjajahan menjadi tempat ekskavasi arkeologi dan paleontologi. Hingga 1989, telah
ditemukan banyak kerangka Homo sapiens dan berbagai mamalia (seperti makhluk mirip
gajah Stegodon, biawak, serta tikus besar) yang barangkali menjadi bahan makanan
mereka. Di samping itu ditemukan pula alat-alat batu seperti pisau, beliung, mata panah,
6. Homo sapiens
Klasifikasi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Ordo: Primata
Famili: Hominidae
Upafamili: Homininae
Bangsa: Hominini
Genus: Homo
Spesies: Homo sapiens (Linnaeus, 1758)
Kerangka H. sapiens
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"), sebuah spesies
primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam
antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
Ukhti Wulung Pertiwi| Evolusi Manusia
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan. Penggolongan manusia yang paling utama
adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang
baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan
laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita. Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai
dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua
(Robins, 1991)
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya,
berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan),
afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ,
anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh,
keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya
(Robins, 1991)
Ciri-ciri Fisik
Dalam biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai
spesies di muka Bumi. Pembelajaran biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek
psikologis serta ragawinya, tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara
biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya
subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka
biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus
Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna.
Dengan adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat
digunakan untuk memanipulasi objek menggunakan jari jempol (ibu jari) (Jablonski dan
Chaplin, 2000).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci)
dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan
78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia
sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat, dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh
umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan juga dapat
memengaruhinya, seperti gizi makanan (Jablonski dan Chaplin, 2000).
Delson, E., I. Tattersall, J.A. Van Couvering & A.S. Brooks (eds.), ed. 2000. Encyclopedia of
human evolution and prehistory (2nd ed.). Garland Publishing, New York.
Jablonski, N.G. & Chaplin, G. 2000. Evolusi pewarnaan kulit manusia." Catatan Teratur
Evolusi Manusia 39 (2000) 57-106.
Jones, S. Martin; & R. Pilbeam (ed.) (2004). The Cambridge Encyclopedia of Human
Evolution (8th ed.).Cambridge University Press. ISBN 0-521-46786-1: Cambridge.
Mckie, Robin. 2000. BBC – Dawn of Man: The Story of Human Evolution. Dorling
Kindersley. ISBN 0-7894-6262-1.
Robins, A.H. 1991. Perspektif Biologis pada Pigmentasi Manusia. Cambridge University
Press : Cambridge.