LEMAK
Dosen Pembimbing
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmatNYA sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Gizi dan Kesehatan tentang “Lemak”. Kami juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Ria Mayasari, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Gizi dan Kesehatan yang sudah memberi kepercayaan kepada kami
untuk menyelesaikan tugas makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Kami sangat berharap makalah ini
dapat bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan juga wawasan .
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari Ibu
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penyusun
Kelompok 3
DAPTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAPTAR ISI………………………………………………………………………………..
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui lemak menurut kimiawinya, sumber dan wujudnya
2. Untuk mengetahui fungsi-fungsi lemak
3. Untuk mengetahui dampak dari kekurangan dan kelebihan lemak
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asam Lemak Jenuh, adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap pada
atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak peka terhadap oksidasi dan
pembentukan radikal bebas, seperti hal nya asam lemak tidak jenuh. Efek dominan
asam lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol total dan k-LDL ( kolesterol
LDL).
Secara umum makanan yang berasasl dari hewani (daging berlemak, keju, mentega
dan krim susu) selain mengandung asam lemak jenuh juga mengandung kolesterol.Dengan
demikian mengurangi asupan makanan produk hewani akan lebih menguntungkan berupa
pembatasan asupan kolesterol. Setiap 4 (empat) on daging sapi atau daging ayam
mengandung 100 mg kolesterol yang pada pangan hewani dan asam lemak jenuh dapat
meningkatkan kadar K-LDL (kolesterol LDL).
Asam lemak jenuh selain banyak ditemukan pada lemak hewani juga terdapat pada
minyak kelapa, kelapa sawit serta minyak lainnya yang sudah pernah dipakai untuk
menggoreng (jelantah), meskipun pada mulanya adalah asam lemak tak jenuh.hasil studi
subklinik dan klinik menunjukkan bahwa penggantian asam lemak jenuh dengan asam
lemak tak jenuh dalam diet, berhasil menurunkan kadar kolesterol total dan K-LDL tanpa
menurunkan K-HDL (kolesterol hdl), sehingga dapat menurunkan risiko penyakit jantung
koroner.
Konsumsi lemak total perhari yang dianjurkan maksimal sebesar adalah 30% dari
energi total, yang meliputi 10% asam lemak jenuh (SFA), 10% asam lemak tak jenuh
tunggal (mufa) dan 10% asam lemak tak jenuh jamak (PUFA). Studi epidemiologi
menemukan bahwa makanan tinggi lemak berhubungan erat dengan kanker usus dan
kanker payudara. Asupan rendah lemak dan tinggi serat seperti pada pola makan
vegetarian dapat menurunkan jumlah penderita kanker.
Rerataa supan lemak jenuh untuk menurunkan kadar kolesterol LDL adalah <10%
dari energi total. Konsumsi tinggi lemak jenuh mengakibatkan hati memproduksi
kolesterol LDL dalam jumlah besar yang berhubungan dengan kejadian penyakit jantung
dan menin gkatkan kadar kolesterol dalam darah sehingga dapat menyebabkan trombosis.
namun, hal tersebut tergantung pada jenis bahan makanan. Minyak kelapa dan kelapa
sawit banyak mengandung asam lemak jenuh (palmitat), tetapi jenis minyak ini tidak
menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa asupan asam lemak jenuh rantai panjang
(LCFA) menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah yang berbeda dari pada asam
lemak jenuh rantai medium (MCFA). Perbedaan tersebut meliputi proses pencernaan dan
metabolisme di dalam tubuh serta menghasilkan produk-produk komponen zat bioaktif
yang berbeda pula. Dengan kata lain, setiap jenis golongan asam lemak mempunyai
dampak fisiologis dan biologis yang berbeda terhadap kesehatan.
2. Asam Lemak Tak Jenuh merupakan jenis asam lemak yang mempunyai 1 (satu) ikatan
rangkap pada rantai atom karbon. Asam lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai
panjang (LCFA), yang kebanyakan ditemukan dalam minyak zaitun, minyak kedelai,
minyak kacang tanah, minyak biji kapas, dan kanola. Minyak zaitun adalah salah satu
contoh yang mengandung mufa 77%.
Secara umum,lemak tak jenuh tunggal berpengaruh menguntungkan kadar
kolesterol dalam darah, terutama bila digunakan sebagai pengganti asam lemak jenuh.
Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) lebih efektif menurunkan kadar kolesterol darah,
dari pada asam lemak tak jenuh jamak (PUFA), sehingga asam oleat lebih popular
dimanfaatkan untuk formulasi makanan olahan menjadi populer.
Salah satu jenis mufa adalah omega-9 (oleat), memiliki sifat lebih stabil dan lebih
baik perannya dibandingkan pufa (poly unsaturated fatty acid/asam lemak tak jenuh
jamak). PUFA dapat menurunkan kolesterol LDL, tetapi dapat menurunkan HDL.
Sebaliknya MUFA dapat menurunkan K-LDL dan meningkatkan K-HDL. Penelitian yang
dilakukan oleh wood,14 menyatakan bahwa MUFA dapat menurunkan K-LDL dan
meningkatkan K-HDL secara lebih besar dari pada omega-3 dan omega-6.
Substitusi lemak jenuh (s) dengan lemak tak jenuh jamak (p) dan lemak tak jenuh
tunggal (m) atau yang diformulasikan dengan kenaikan nilai (p+m)/s dapat menurunkan
kadar kolesterol baik jumlah kolesterol total ataupun kolesterol LDL. PUFA terbukti dapat
menurunkan K-LDL, sedangkan MUFA selain menurunkan kolesterol total juga terbukti
dapat menurunkan K-LDL dan meningkatkan K-HDL lebih besar dibandingkan dengan
PUFA. Penurunan rasio K-LDL/K-HDL akan menghambat terjadinya atherosklerosis.
3. Asam Lemak Tak Jenuh Jamak (poly unsaturated fatty acid/pufa)
Pufa adalah asam lemak yang mengandung dua atau lebih ikatan rangkap, bersifat
cair pada suhu kamar bahkan tetap cair pada suhu dingin, karena titik lelehnya lebih
rendah dibandingkan dengan mufa atau sfa. Asam lemak ini banyak ditemukan pada
minyak ikan dan nabati seperti saflower, jagung dan biji matahari. Sumber alami pufa
yang penting bagi kesehatan adalah kacang-kacangan dan biji-bijian. Contoh pufa adalah
asam linoleat (omega-6), dan omega-3, tergolong dalam asam lemak rantai panjang
(LCFA) yang banyak ditemukan pada minyak nabati atau sayur dan minyakikan.
Antara lain berperan penting dalam transport dan metabolism lemak, fungsi imun,
mempertahankan fungsi dan integritas membran sel. Asam lemak omega3 dapat
membersihkan plasma dari lipoprotein kilo micron dan kemungkinan juga dari VLDL
(Very Low Density Lipoprotein), serta menurunkan produksi trigliserida dan apolipo
protein β(beta) di dalam hati. Selain berperanan dalam pencegahan penyakit jantung
koroner dan artritis, asam lemak omega-3 dianggap penting untuk memfungsikan otak dan
retina secara baik.
Asam lemak esensial adalah asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
pertumbuhan dan fungsi normal semua jaringan yang tidak dapat disintesis oleh tubuh.
Termasuk dalam jenis ini adalah asam alfalinoleat (omega 6) dan asam alfalinolenat
(omega 3). Turunan asam lemak yang berasal dari asam lemak esensial adalah asam
arakidonat dari asam linoleat, EPA (eikosapentaenoat), dan DHA (dokosaheksaenoat) dari
asam linolenat. Asam lemak esensial merupakan precursor sekelompok senyawa
eikosanoid yang mirip hormon, yaitu prostaglandin, prostasiklin, tromboksan, dan
leukotrien. Senyawa-senyawa ini mengatur tekanan darah, denyut jantung, fungsi
kekebalan, rangsangan sistem saraf, kontraki otot serta penyembuhan luka.
Lemak dan minyak yang dapat dimakan dihasilkan oleh alam yang dapat
bersumber Dari bahan nabati atau hewani. Lemak atau minyak dapat diklasifikasikan
berdasarkan sumbernya yaitu bersumber dari tanaman yang berupa biji-bijian palawija,
kulit buah tanaman tahunan, biji-bijian dari tanaman tahunan. Dan sumber yang lain
adalah dari hewani yaitu susu hewan peliharaan berupa lemak susu, daging hewan
peliharaan Berupa lemak sapi, dari hasil laut berupa minyak ikan sardine dan sejenisnya.
Komposisi atau jenis lemak dan sifat fisiko-kimia tiap jenis minyak berbeda-beda
dan hasil ini disebabkan oleh perbedaan sumber, iklim, keadaan tempat tumbuh dan
pengolahan. Adapun perbedaan umum antara lemak nabati dan hewani adalah lemak
hewan mengandung kolesterol sedangkan lemak nabati mengandung tosterol. Perbedaan
yang lain, kadar asam lemak tidak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil dari lemak
nabati. (Ketaren, 1986)
Klasifikasi lemak nabati dan hewani berdasarkan sifat fisiknya dapat dilihat pada Tabel
2.1.2. (a) dan Tabel 2.1.2 (b)
Tabel 2.1.2 (a). Klasifikasi Minyak Nabati
a. Hewan peliharaan
b. Ikan (fish oil)
Lemak dan minyak adalah senyawa lipida yang paling banyak di alam. Perbedaan
antara keduanya adalah perbedaan konsistensi/sifat fisik pada suhu kamar, yaitu lemak
berbentuk padat, sedangkan miyak berbentuk cair. Perbedaan titik caik dari lemak
disebabkan karena perbedaan jumlah ikatan rangkap, panjang rantai karbon, bentuk cis
atau trans yang terkandung di dalam asam lemak tidak jenuh.
Lemak dan minyak terdiri dari trigliserida campuran, yang merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak rantai panjang. Lemak dan minyak (trigliserida) yang diperoleh
dari berbagai sumber mempunyai sifat fisiko-kimia yang berbeda satu sama lain, karena
perbedaan jumlah dan jenis ester yang terdapat di dalamnya.
Lemak dan minyak tidak larut dalam air, kecuali minyak jarak (Castrol oil). Lemak
dan minyak hanya sedikit larut dalam alkohol, tetapi larut sempurna dalam dietil eter,
karbon disulfide dan pelarut halogen (Cl, Br, I).
Asam-asam lemak yang berantai pendek (4-10 atom C) akan lebih mudah larut
dalam air dibandingkan dengan asam lemak rantai panjang (≥16 atom C), semakin panjang
rantai asam lemak maka kelarutannya dalam air semakin berkurang (Ketaren, 1986).
Dalam teknologi makanan, lemak dan minyak memegang peran penting, karena
lemak dan minyak mempunyai titik didih yang tinggi (sekitar 200°C) maka bisa
dipergunakan untuk menggoreng makanan sehingga bahan yang digoreng akan kehilangan
sebagian besar air yang dikandungnya dan menjadi kering. Minyak dan lemak juga
memberikan rasa gurih juga memberi aroma yang spesifik (Sudarmadji, 1989).
Lemak dalam makanan merupakan campuran lemak heterogen yang sebagian besar
terdiri dari trigliserida. Trigliserida disebut lemak jika pada suhu ruang berbentuk padat,
dan disebut minyak jika pada suhu ruang berbentuk cair. Trigliserida merupakan campuran
asam-asam lemak, biasanya dengan panjang rantai karbon sebanyak 12 sampai 22 dengan
jumlah ikatan rangkap 0 sampai 4 (Budiyanto, 2002).
Lemak dan minyak merupakan senyawa organik yang sangat penting terdapat
dalam makanan, karena dapat langsung dicerna dalam tubuh manusia menjadi sumber
energi. Lemak dan minyak tidak hanya dikenal sebagai sumber makanan manusia, tapi
merupakan bahan baku lilin, margarin, detergen, kosmetik, obat-obatan, dan bahan
pelumas, yang diolah dengan proses yang berbeda (Sudarmadji, 1989).
Pada proses pembentukannya, trigliserida merupakan hasil proses kondensasi satu
molekul gliserol dengan tiga molekul asam-asam lemak (umumnya ketiga asam lemak
berbeda-beda) yang membentuk satu molekul trigliserida dan tiga molekul air.
Kalau R1 = R2 = R3 maka trigliserida yang terbentuk adalah trigliserida sederhana
(simple triglyceride) sebaliknya kalau berbeda-beda adalah trigliserida campuran (mixet
triglyceride) (Sudarmadji, 1989).
1. Hidrolisa
Reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas
dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak
terjadi karena terdapat sejumlah air dalam minyak atau lemak, sehingga akan
mengakibatkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.
2. Oksidasi
Proses oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen peda
minyak atau lemak. Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada
minyak atau lemak. Oksidasi biasanya dimulai dengan pembentukan peroksida dan
hidroperoksida. Tingkat selanjutnya ialah terurainya asam-asam lemak disertai dengan
konfersi hidroperoksida menjadi aldehid dan keton serta asam-asam lemak bebas.
Rancidity terbentuk oleh aldehida bukan oleh peroksida. Jadi kenaikan peroxide value
(PV) hanya indikator dan peringatan bahwa minyak sebentar lagi akan berbau tengik.
3. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi sebagai suatu proses industri bertujuan untuk menjenuhkan
ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi
ini dilakukan dengan menggunakan hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai
katalisator. Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator
dipisahkan dengan penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau keras,
tergantung pada derajat kejenuhannya.
4. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak daritrigliserida
dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut
interesterifikas atau pertukaran ester yang didasarkan pada prinsip transesterifikasi friedel-
craft. Dengan menggunakan prinsip reaksi ini, hidrokarbon rantai pendek dalam asam
lemak seperti asam lemak dan asam kaproat yang menyebabkan bau tidak enak, dapat
diukur dengan rantai panjang yang bersifat tidak menguap ( Ketaren, 1986).
D. Fungsi Lemak
E. Kolesterol
Merupakan komponen membran struktural sel dan komponen sel otak maupun sel
saraf. Dalam hati kolesterol disentesis dan disimpan. Kadar tinggi terdapat pada hati dan
jaringan kelenjar. Pembentukan asam empedu, asam folat, hormon adrenal korteks,
estrogen, androgen, dan progesterone memerlukan kolesterol.
Kolesterol dalam tubuh dapat diperoleh dari sentesis dalam hati dengan bahan
utama karbohidrat, protein, dan lemak. Banyak sedikitnya sentesis tergantung jumlah
kebutuhan dan jumlah kolesterol dalam makanan. Kadar kolesterol tinggi dalam darah
dapat membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyababkan
penyempitan pembuluh darah aterosklerosis. Penyempitan pada pembuluh darah jantung
menyebabkan penyakit jantung coroner dan bila mengendap pada pembuluh darah di otak
menyebabkan penyakit erebrosvakolar.
F. Defisiensi Lemak
G. Penyakit Obesitas
a. Obesitas
Obesitas dan overweight, adalah dua istilah yang sering digunakan untuk
menyatakan adanya kelebihan berat badan. Kedua istilah ini sebenarnya mempunyai
pengertian yang berbeda. Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelainan atau penyakit yang
ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Sedangkan
overweight adalah kelebihan berat badan dibandingkan dengan berat ideal yang dapat
disebabkan oleh penimbunan jaringan lemak atau nonlemak, misalnya pada seorang atlet
binaragaman, kelebihan berat badan dapat disebabkan oleh hipertrofi otot.
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat akumulasi
jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan. Obesitas terjadi bila
besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang. Bila seseorang bertambah
berat badannya, maka ukuran sel lemak akan bertambah besar dan kemudian jumlahnya
bertambah banyak. Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan
dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik.
Faktor genetik diketahui sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini.
Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak
yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu
kesehatan. Keadaan obesitas ini, terutama obesitas sentral, meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular karena keterkaitannya dengan sindrom metabolic atau sindrom resistensi
insulin yang terdiri dari resistensi insulin/hiperinsulinemia, hiperuresemia, gangguan
fibrinolisis, hiperfibrinogenemia dan hipertensi (Sudoyo, 2009).
Obesitas timbul sebagai akibat masukan energi yang melebihi pengeluaran energi.
Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) yang masuk ke dalam tubuh
melebihi jumlah yang dikeluarkan, maka berat badan akan bertambah dan sebagian besar
kelebihan energi tersebut akan di simpan sebagai lemak. Oleh karena itu, kelebihan
adipositas (obesitas) disebabkan masukan energi yang melebihi pengeluaran energi. Untuk
setiap kelebihan energy sebanyak 9,3 kalori yang masuk ke tubuh, kira-kira 1 gram lemak
akan disimpan.
Lemak disimpan terutama di aposit pada jaringan subkutan dan rongga
intraperitoneal, walaupun hati dan jaringan tubuh lainnya seringkali menimbun cukup
lemak pada orang obesitas. Perkembangan obesitas pada orang dewasa juga terjadi akibat
penambahan jumlah adiposit dan peningkatan ukurannya. Seseorang dengan obesitas yang
ekstrem dapat memiliki adipositi sebanyak empat kali normal, dan setiap adiposit memiliki
lipid dua kali lebih banyak dari orang yang kurus (Guyton, 2007)
b. Etiologi Obesitas
Penyebab obesitas sangatlah kompleks. Meskipun gen berperan penting dalam
menentukan asupan makanan dan metabolisme energi, gaya hidup dan factor lingkungan
dapat berperan dominan pada banyak orang dengan obesitas. Diduga bahwa sebagian besar
obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan,
antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial ekonomi dan nutrisional (Guyton, 2007).
c. Dampak Obesitas
Obesitas memiliki efek samping yang besar pada kesehatan. Obesitas berhubungan
dengan meningkatnya mortalitas, hal ini karena meningkatnya 50 sampai 100% resiko
kematian dari semua penyebab dibandingkan dengan orang yang normal berat badannya,
dan terutama oleh sebab kardiovaskular (Flier et al, 2005). Berikut beberapa efek patologis
dari obesitas adalah resistensi insulin dan
diabetes melitus tipe 2, gangguan pada sistem reproduksi, penyakit kardiovaskular,
penyakit pulmoner, Gallstones (batu empedu), penyakit tulang, sendi dan kulit (Flier et al,
2005).
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Asam Lemak Jenuh, adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap
pada atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak peka terhadap oksidasi dan
pembentukan radikal bebas, seperti hal nya asam lemak tidak jenuh. Efek dominan
asam lemak jenuh adalah peningkatan kadar kolesterol total dan k-LDL ( kolesterol
LDL).
Lemak dan minyak yang dapat dimakan dihasilkan oleh alam yang dapat
bersumber Dari bahan nabati atau hewani. Lemak atau minyak dapat
diklasifikasikan berdasarkan sumbernya yaitu bersumber dari tanaman yang berupa
biji-bijian palawija, kulit buah tanaman tahunan, biji-bijian dari tanaman tahunan.
Dan sumber yang lain adalah dari hewani yaitu susu hewan peliharaan berupa
lemak susu, daging hewan peliharaan Berupa lemak sapi, dari hasil laut berupa
minyak ikan sardine dan sejenisnya.
Lemak menurut wujudnya terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Cair yaitu minyak
2. Padat yaitu lemak
1. Marasmus
2. Kwashiorkor
3. Marasmic – Kwashiorkor
4. Susunan Syaraf Pusat dan Kekurangan Energi Protein
2. Saran
http://Gusjamell.blogspot.com/2012/5/defisiensi-lemak.html
http://bisakimia.com/2013/01/20/lemak-dan-minyak/
Thabrany, Hasbullah. (2007). Gizi dan kesehatan Masyarakat. Depok: RAJAGRAFINDO
PERSADA