Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diperoleh adalah:
1. Bagaimana ciri-ciri atau karakteristik dari lumut tanduk?
2. Bagaimana sturuktur tubuh dari lumut tanduk?
3. Apa saja klasifikasi dari lumut tanduk?
4. Bagaimana proses reproduksi pada lumut tanduk?
5. Apa peranan lumut tanduk dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang diperoleh adalah:
1. Untuk mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari lumut tanduk.
2. Untuk mengetahui sturuktur tubuh dari lumut tanduk.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari lumut tanduk.
4. Untuk mengetahui proses reproduksi pada lumut tanduk.
5. Untuk mengetahui peranan lumut tanduk dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lumut Tanduk


Lumut Tanduk adalah suatu tumbuhan kecil, tidak berbunga, pendek, dan termasuk
tanaman nonvaskuler atau bisa di air dan di darat. Lumut tanduk mewakili beberapa tanaman
darat pertama dan memiliki tiga ratus spesies berbeda dalam ordo Bryophyta. Salah satu dari
manfaat Lumut tanduk ini bisa ditanam pada akuarium. Cukup dengan menempelkan satu tunas
atau beberapa potongan lumut yang masih mengandung rhizoid kerikil diposisi bawah akuarium.
Lumut ini akan cepat tumbuh hingga ke permukaan air yang akhirnya membentuk rumpun tebal.
Lumut tanduk ini bisa memberikan fasilitas keamanan bagi benih ikan. Selain itu lumut ini dapat
mengoksidasi badan air ketika terendam. Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau
atau di sepanjang selokan dan didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.

2.2 Karakteristik Lumut Tanduk


Setiap tumbuhan pasti memiliki karakteristik atau ciri masing-masing yang dapat
membedakan tumbuhan satu dengan tumbuhan yang lain, begitu pula dengan lumut tanduk.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari lumut tanduk yaitu:
a. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
b. Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang
menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk
c. Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram dengan tepi bertoreh,
dosiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh
melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
d. Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.
e. Rizoid berada pada bagian ventral.
f. Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.
g. Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat
dengan tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
h. Struktur anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas dengan
satu pirenoid yang besar.
i. Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.
j. Sporogonium terdiri dari kaki dan kapsul (tanpa seta). (Tjitrosoepomo, 2011: 187)

2.3 Struktur Tubuh Lumut Tanduk


Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut,
suatu kondisi yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang
melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolummela, di tengah-tengah.
Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi elater dan tetrad spor-spora. Kedua
struktur ini secara vertical memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang
terlinung oleh epidermis diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan
berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang
hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun masih
memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding kapsul membelah
menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.
Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah
meristematik di dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul
matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora itu menjadi masak
dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora baru terus menerus dihasilkan di
bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus tumbuh dan membentuk spora-spora baru
selama gametofit itu hidup.
Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja
yaitu suku Anthocerotae. Berlainan dengan golongan lumut hati lainnya, sporogonium
Anthocerothalesmempunyai susunan dalam yang lebih rumit.
Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya
melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-
selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan
kita pada koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel
penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian hampir selalu terisi dengan lender.
Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula
arkogeniumnya. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah
melintang. Sel yang diats terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah
membelah-belah merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium.
Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya.
Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium). Sporogonium
tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak
pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari
beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh
jaringan yang diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora.
Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera.
Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak
bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya.
Dinding sporogoni yang mempunyai stomata dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya
mengandung koloroplas.
Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang mencakup
antara lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai gametofit lumut
hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang
tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang
berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah
anthoceros laevis.
2.4 Klasifikasi Lumut Tanduk
Anthocerotopsida terdiri dari satu bangsa, yaitu Anthocerothales. Anthocerothales
dibedakan dalam dua suku, yaitu Anthocerotaceae dan Notothylaceae.
1. Suku Anthocerotaceae mempunyai ciri
· sporogonium panjang, silindris dan tumbuh tegak di tengah permukaan talus
· bagian pangkal sporogonium diselubungi oleh involukrum
· sel-sel dinding kapsul mengandung kloroplas, dan terdapat stoma
· Suku ini terdiri 4 marga : Anthoceros, Phaeoceros, Megaceros, dan Dendroceros

2. Suku Notothylaceae mempunyai cirri :


· Sporogonium pendek, tumbuh horizontal dan terdapat pada tepi talus
· Dinding kapsul tidak ada sel-sel yg mengandung kloroplas, tidak ada stoma
· Pangkal sporogonium tidak diselubungi involukrum

2.5 Reproduksi Lumut Tanduk


Reproduksi pada Lumut tanduk terjadi secara seksual dan aseksual, yaitu:
1. Reproduksi secara seksual
Reproduksi secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan anteridium dekat
permukaan atas gametofit. Sebagaimana halnya pada lumut hati atau lumut daun, beberapa
spesies lumut tanduk merupakan tumbuhan uniseksual, sedangkan yang lain merupakan
tumbuhan biseksual. Anteridium Anthoceros bersifat unik, tunggal atau berkelompok
tersembunyi dalam suatu ruangan yang disebut ruang anteridium pada permukaan dorsal talus,
demikian pula dengan arkegonium, terbenam pada talus yang berdaging. Sporofit lumut tanduk
secara nyata memiliki sejumlah stomata. Tidak mempunyai seta atau tangkai dan tampak sebagai
tanduk yang halus muncul melalui lapisan basal dari kaki dekat permukaan talus.
Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul
pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas
talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel
diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang
membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila
sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan, menghasilakan jaringan yang
terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel
jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
2. Reproduksi Aseksual
Reproduksi Aseksual Reproduksi lumut tanduk secara aseksual atau disebut juga
reproduksi vegetatif dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu :
a. Fragmentasi atau pemisahan lobus dari bagian utama talus. Sel-sel bagian basal dari talus
yang tua mati dan hancur, dan jika proses ini terjadi pada talus yang bercabang, maka
menyebabkan lobus dari talus tersebut saling terpisah. Masing-masing lobus selanjutnya dapat
tumbuh lagi menjadi individu yang baru;
b. Gemma atau kuncup. Para ahli lumut pernah melaporkan adanya beberapa spesies
Anthoceros dapat menghasilkan gemma yang melekat pada tangkai yang pendek pada
permukaan atas dan sepanjang tepi talus, contoh A. glandulosus dan A. formosae;
c. Tuber/umbi, ada beberapa jenis lumut tanduk membentuk umbi kecil yang mempunyai
kemampuan untuk menjadi gametofit baru.

2.6 Peranan Lumut Tanduk


a. Digunakan oleh ilmuwan sebagai model dalam experimen biologi tumbuhan.
b. Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.
c. Lumut berperan dalam menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir dalam ekosistem
hutan.
d. Lumut dapat digunakan sebagai bahan bakar atau atap rumah.
e. Lumut dapat digunakan untuk menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada musim
kemarau.

Anda mungkin juga menyukai